• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESESUAIAN POTENSI DAN PRODUKSI BERAS DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESESUAIAN POTENSI DAN PRODUKSI BERAS DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESESUAIAN POTENSI DAN PRODUKSI BERAS DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2006-2010

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1

Program Studi Geografi

Oleh : ARIKA DONA

E 100 080 030

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

(2)
(3)
(4)

Analisis kesesuaian potensi dan produksi beras di Kecamatan Delanggu,

Kabupaten Klaten tahun 2006-2010

The Analysis of Potential Compliance Against Rice Potential and Production in Delanggu Subdistric of Klaten Distric Years 2006-2010

Oleh :

Arika Dona

Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp (0271)717417 ( ar.akira@yahoo.co.id )

ABSTRACT

This research entitled "Analysis of Potential Compliance Against Rice Potential and Production in Delanggu Subdistric of Klaten District Years 2006-2010". The study was based on a decrease in rice production problems in Delanggu Subdistrict. Which rice is the main agricultural commodities. While each village has sufficient rice farming potential to do rice cultivation. The aims of this study are (1) determine the potential for rice farming in Delanggu Subdistrict at 2006-2010 (2) analyze the potential factors of production (3) analyze the suitability of the potential for production.

Data were collected and used in this study is secondary data. Secondary data were grouped in unit village include the data production in 2006-2010, lowland irrigated, lowland rice, harvested area, peasant population, widespread pest / disasters, rice production in years, Data source is the Village, Delanggu Subdistict office, UPTD Agriculture of Delanggu, Irrigation Office General, Department of Agriculture and Foodstuffs District. Klaten, Bappeda, and BPS. The research method used is descriptive research method, while analysis using quantitative and qualitative data analysis. Based on the analysis of the data made known that, on average, between the years 2006-2010. There proven that hypothesis 1 is the factors of potential compliens for rice farming is varuative un each village. Hypothesis 2 is not proven that these factors vast paddy fields just 18.75% effect, vast irrigated fields just 18,75% effect, extensive pest 40% effect, agrarian population density greatly affect rice production, this is 60,87% effect. Hypothesis 3 is real because the village has variative in each village value in 2006-2010. Which in 2006-2007 whom village has suitability is 18,75% there are Karang, Sribit and Kepanjen Village. In 2008-2009 got 25% of suitability there are Banaran, Karang, Sribit, and Kepanjen Village. Each either in 2010 become 43,75% of suitability, they are Bowan, Jetis, Karang, Krecek, Delanggu, Sabrang, and Sidomulyo.

Keywords: rice, potential, production, conformity.

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Kesesuaian Potensi Pertanian Padi Terhadap Produksi Beras di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten Tahun 2006-2010” . Penelitian ini didasarkan pada permasalahan menurunnya produksi beras di Kecamatan Delanggu. Yang mana beras adalah komoditas utama di bidang pertanian. Sedangkan masing-masing Desa memiliki potensi pertanian padi yang memadai guna dilakukannya budidaya tanaman padi. Tujuan dari

(5)

penelitian ini yaitu (1) mengetahui potensi pertanian padi di Kecamatan Delanggu tahun 2006-2010 (2) menganalisis faktor-faktor potensi terhadap produksi (3) menganalisis kesesuaian potensi terhadap produksi

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder dikelompokkan per unit Desa antara lain data produksi padi tahun 2006-2010, lahan sawah teririgasi, luas lahan sawah, luas panen, jumlah penduduk petani, luas gangguan hama/bencana, produksi padi pertahun, Sumber data adalah Kelurahan, Kecamatan Delanggu, UPTD Pertanian Delanggu, Dinas Pengairan Umum, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Klaten, Bappeda, dan BPS.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif sedangkan analisisnya menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Berdasarkan analisa data yang dilakukan diketahui bahwa secara rata-rata antara tahun 2006-2010. Dari seluruh kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 terbukti yakni faktor-faktor potensi yang mempengaruhi produksi adalah berbeda beda tiap satuan lahan dan satuan waktunya. Hipotesis ke 2 tidak terbukti, tidak semuanya klas dari faktor-faktor potensi mempengaruhi produksi, seperti luas sawah hanya mempengaruhi sekitar 18,75%, luas sawah teririgasi 18,75%, luas panen 40 %, luas gangguan hama 40% dan kepadatan penduduk agraris 60,87%. Terlihat bahwa kepadatan penduduk agraris memiliki pemgaruh yang cukup besar untuk produksi beras diseiap Desa. Hipotesis ke-3 terbukti, yakni Tingkat kesesuaian dari tahun 2006-2010 adalah bervariasi, yang mana di tahun 2006-2007 adalah sama yakni 18,75% dengan Desa yang memiliki nilai sesuai yaitu Desa Karang, Sribit, dan Kepanjen. Tahun 2008-2009 tambah menjadi 25% yakni Desa Banaran, Krang, Sribit, dan Kepanjen. Sedangkan tahun 2010 menjadi 43,75% Desa yang memiliki nilai sesuai adalah Desa Bowan, Jetis, Karang, Krecek, Delanggu, Sabrang, dan Sidomulyo.

Kata kunci : beras, potensi, produksi, kesesuaian.

PENDAHULUAN

Dari berbagai kegiatan manusia tidak

akan pernah lepas dari memenuhi

kebutuhannya, diantaranya sektor industri, jasa, dan pertanian. Yang telah mampu mengakses kehidupan manusia dalam survive

of life(ketahanan hidup). untuk menunjang

ketahanan hidup manusia diperlukannya kebutuhan pokok yakni sandang, pangan dan papan.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan, hasil pertanian merupakan salah satu

komoditas yang terpenting. Salah satunya adalah makanan pokok seperti beras, dan

hasil pertanian lainnya. Sekitar 90% penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok. Yakni

dengan konsumsi beras per kapita 113 per kg, dengan begitu total konsumsi beras nasional sekitar 27 juta ton pertahun. (Merawati Sunantri, 2010).

Kabupaten Klaten, yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh sektor pertanian,

(6)

dari luas 65.556 Ha, 33.670 atau 51,4% merupakan luas lahan sawah(Klaten dalam angka, 2010). Menjadi daerah yang sangat potensial untuk pertanian padi. Sedangkan di Kecamatan Delanggu, dari luas 1877.72 Ha, 1329.09 merupakan lahan sawah. Hal ini berarti 63,94% lahan sawah masih menjadi lahan peratanian aktif.(Delanggu dalam angka 2010), seperti dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 penggunaan lahan di Kecamatan Delanggu tahun 2006-2010

No Penggunaan Lahan

Luas (ha) dalam tahun

2006 2007 2008 2009 2010 1 Sawah 1334.41 1334.41 1334.41 1334.41 1329.09 2 Bangunan dan halaman 409.36 409.36 409.36 409.36 414.68 3 Tegal, kebun, ladang 49.54 49.54 49.54 49.54 49.54 4 Tanah lainnya 84.41 84.41 84.41 84.41 84.41 Jumlah 1877.72 1877.72 1877.72 1877.72 1877.72

Dari tabel diatas penggunaan lahan untuk lahan sawah dari tahun 2006 sampai

tahun 2010 masih mendominasi

dibandingkan untuk penggunaan lahan

lainnya. Dan sebesar 98,67% lahan sawah ditanami dengan padi. Dengan begitu potensi lahan untuk pertanian padi tinggi, sehingga produksi beras juga tinggi.

Dalam kajian ini Delanggu merupakan daerah potensial penghasil beras dengan

kualitas beras yang unggul. Dalam

sejarahnya Delanggu merupakan daerah

penyuplai beras yang potensial dan

mempunyai kualitas yang sangat bagus, yakni yang paling populer adalah beras

Rojolele.

Identitas Kecamatan Delanggu sebagai penghasil beras tidak lepas dari faktor- faktor potensi dan produksinya. Secara astronomis terletak pada 110ᵒ 40’ 10,1” BT sampai 110ᵒ 42’ 50,2” BT, 7ᵒ 31’49,51” LS sampai 7ᵒ 39’47,23” LS, yang berarti memiliki iklim tropis dan curah hujan yang mencukupi untuk pertanian padi. Sedangkan secara topografi wilayahnya, Delanggu merupakan daerah yang strategis, yakni terletak pada dataran rendah, yang dekat dengan lereng Gunung merapi, yakni Kecamatan Tulung dan Polanharjo. Dalam keadaan geologi di sekitar lereng Gunung akan sering dijumpai mata air, dan tentunya di Tulung dan Polanharjo mempunyai beberapa mata air sebagai sumber air untuk pertanian di Kecamatan Delanggu.

Di Delanggu pertanian padi yang ada adalah padi sawah, padi sawah yakni usaha pertanian padi dengan sawah sebagai tempat tanamnya. Dan pengairan yang digunakan di Kecamatan Delanggu adalah pengairan tekhnis yakni 100%.

Sedangkan untuk mengetahui proses dan perkembangan produksi padi dari tahun 2006-2010, dapat disajikan dalam tabel di bawah ini.

(7)

Tabel 1.1 Tabel perkembangan evaluasi produksi padi th 2006-2010

Tahun Luas tanam (Ha) Luas panen (Ha) Produksi (ton) GKG Produktivitas (Kw/Ha) 2006 3821 3773 22073 57,77 2007 3638 3596 24173 66,35 2008 3650 3572 23236 65,05 2009 4008 3826 29184 76,28 2010 1857 1586 6516 41, 08

Sumber : UPTD Wil II Delanggu

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa

produksi beras di Delanggu terdapat

perbedaan disetiap tahunnya, dan hal ini tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi

potensinya, diantaranya faktor potensi

dibedakan menjadi 2, yakni potensi fisik dan non fisik. Untuk potensi fisik, faktor-faktor yang digunakan yakni prosentase luas lahan sawah, luas sawah teririgasi, luas panen, dan sistem irigasi. Sedangkan untuk faktor-faktor potensi non fisik, yakni kepadatan penduduk, gangguan hama/bencana, mata pencaharian, dan pendidikan petani. Dan untuk produksi beras per tahun menggunakan satuan kw/ha. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi beras di Kecamatan

Delanggu dari tahun 2006-2010,

menganalisis faktor – faktor potensi terhadap produksi beras di Kecamatan

Delanggu tahun 2006-2010, dan

menganalisis kesesuaian potensi terhadap produksi beras di Kecamatan Delanggu dari tahun 2006-2010.

METODE PENELITIAN

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian, maka sangat penting adanya metode penelitian. Penelitian ini memfokuskan pada analisis potensi dan faktor pengaruh produksi beras dalam satu

wilayah kecamatan Delanggu untuk

mengetahui perkembangan wilayah sebagai penghasil beras. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka metode yang digunakan adalah Analisis data sekunder dengan data potensi pertanian, yakni potensi fisik adalah luas lahan sawah, luas lahan sawah yang teririgasi, luas panen dan sistem irigasi. Dan variabel potensi non fisiknya yakni :

kepadatan penduduk, gangguan

hama/bencana, mata pencaharian dan

pendidikan petani.

Kecamatan Delanggu dipilih sebagai

daerah penelitian karena dengan

pertimbangan :

1. Kecamatan Delanggu merupakan daerah yang memiliki ciri khas atau dikenal

sebagai penghasil beras dengan

kualitasnya yang unggul.

2. Dari 1877,72 ha luas keseluruhan lahan di kecamatan Delanggu, 1334,41 atau

71% luas lahannya adalah lahan

pertanian, dan lebih dari 98% dari lahan pertanian tersebut merupakan lahan pertanian yang ditanami padi.

Data yang digunakan untuk menganalisis potensi, dan faktor-faktor pengaruh produksi meliputi data sekunder dengan bentuk data

(8)

kuantitatif dan data kualitatif. Data sekunder yang dikumpulkan yakni data statistik meliputi: data administrasi, data topografi, data curah hujan, lahan sawah teririgasi, luas lahan sawah, luas panen, sistem irigasi,

jumlah penduduk, mata pencaharian

penduduk, gangguan hama/bencana, produksi padi perpanen, produksi padi pertahun, data konversi gabah kering giling (GKG) menjadi beras, komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, komposisi penduduk menurut pendidikan, penggunaan lahan. Data ini diperoleh di Kecamatan Delanggu, UPTD Delanggu, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Klaten, Bappeda, dan BPS.

Data yang digunakan untuk mengetahui potensi beras menggunakan analisis data sekunder yang meliputi data potensi dengan metode klasifikasi. Dengan tekhnik scoring yaitu menghitung dan mengelompokkannya

dalam beberapa kategori penilaian

berdasarkan kondisi setempat.

HASIL PENELITIAN Potensi produksi beras

Dalam menentukan klasifikasi kelas tinggi, sedang dan rendah untuk variabel luas lahan sawah, luas lahan sawah yang teririgasi, luas panen, kepadatan penduduk agraris, dan luas gangguan hama/bencana.

menggunakan rumus : I : nilai max – nilai min

Klas interval Ket : I : interval

Nilai max: nilai tertinggi dari variabel Nilai min : nilai terendah dari variabel

Klas interval : jumlah klas interval yang diinginkan, diketahui klas intervalnya adalah 3, yaitu tinggi, sedang dan rendah.

a. potensi tahun 2006

Potensi pertanian padi diukur dengan menggunakan overlay klasifikasi luas lahan sawah, luas lahan sawah teririgasi, luas panen, luas serangan hama dan kpedatan penduduk agraris.

Penentuan klasifikasi I : nilai max – nilai min

Klas interval

Diketahui, nilai max : 15 nilai min : 5 maka I =15-5 = 3,3 3 Keterangan nilai : Tinggi : 3 12-15 Sedang : 2 9-11 Rendah : 1 5-8

Tabel 4.6. Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2006 di Kecamatan Delanggu

No Desa L.S L.S.T L.P L.S.H K.P Jml Klas Ket 1 Bowan 2 3 1 3 1 10 2 Sedang 2 Dukuh 3 3 1 3 1 11 2 Sedang 3 Jetis 2 3 1 3 2 11 2 Sedang 4 Butuhan 2 3 2 3 1 11 2 Sedang 5 Banaran 2 3 2 3 2 12 2 Sedang 6 Karang 2 3 2 3 1 11 2 Sedang 7 Sribit 3 3 2 3 3 14 3 Tinggi 8 Krecek 3 3 2 3 3 14 3 Tinggi 9 Mendak 3 3 1 3 1 11 2 Sedang 10 Delanggu 1 3 1 3 1 9 2 Sedang 11 Sabrang 2 3 1 3 1 10 2 Sedang 12 Tlobong 2 3 1 3 1 10 2 Sedang 13 Gatak 2 3 1 3 1 10 2 Sedang 14 Kepanjen 1 3 2 3 1 10 2 Sedang 15 Segaran 2 3 1 3 1 10 2 Sedang 16 Sidomulyo 3 3 2 3 2 13 3 Tinggi

(9)

Sumber : Hasil pengolahan data Keterangan :

L.S : Luas lahan sawah L.S.T : Luas Sawah Teririgasi L.P : Luas Panen

L.S.H : Luas serangan Hama K.P : Kepadatan Penduduk agraris

Potensi pertanian tahun 2006 di Desa Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki potensi yang tinggi. Sedangkan Desa Lainnya memiliki potensi sedang.

b. Potensi tahun 2007

Tabel 4.7. Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2007 di Kecamatan Delanggu

Sumber : Hasil pengolahan data.

Potensi pertanian tahun 2007 di Desa Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki potensi yang tinggi. Sedangkan Desa Lainnya memiliki potensi sedang.

No Desa L.S L.S.T L.P L.S.H K.P Jmlh Klas Ket 1 Bowan 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 2 Dukuh 3 3 3 3 1 13 3 Tinggi 3 Jetis 2 3 3 3 2 13 3 Tinggi 4 Butuhan 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 5 Banaran 2 3 3 3 2 13 3 Tinggi 6 Karang 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 7 Sribit 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi 8 Krecek 3 3 3 3 2 14 3 Tinggi 9 Mendak 3 3 3 3 1 13 3 Tinggi 10 Delanggu 1 3 3 3 1 11 2 Sedang 11 Sabrang 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 12 Tlobong 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 13 Gatak 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 14 Kepanjen 1 3 3 3 1 11 2 Sedang 15 Segaran 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 16 Sidomulyo 3 3 3 3 2 14 3 Tinggi

(10)

c. Potensi tahun 2008

Tabel 4.8. Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2008 di Kecamatan Delanggu

Sumber : Hasil pengolahan data

Potensi pertanian padi tahun 2008 Desa Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki potensi yang tinggi. Sedangkan Desa Lainnya memiliki potensi sedang.

d. potensi tahun 2009

Tabel 4.9 Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2009 di Kecamatan Delanggu

Sumber : Hasil pengolahan data.

Potensi pertanian padi tahun 2009 Desa Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki potensi yang tinggi. Sedangkan Desa Lainnya memiliki potensi sedang.

No Desa L.S L.S. T L. P L.S. H K. P Jml Klas Ket 1 Bowan 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 2 Dukuh 3 3 3 3 1 13 3 Tinggi 3 Jetis 2 3 3 3 2 13 3 Tinggi 4 Butuhan 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 5 Banaran 2 3 3 3 2 13 3 Tinggi 6 Karang 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 7 Sribit 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi 8 Krecek 3 3 3 3 2 14 3 Tinggi 9 Mendak 3 3 3 3 1 13 3 Tinggi 10 Delanggu 1 3 3 3 1 11 2 Sedang 11 Sabrang 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 12 Tlobong 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 13 Gatak 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 14 Kepanjen 1 3 3 3 1 11 2 Sedang 15 Segaran 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 16 Sidomulyo 3 3 3 3 2 14 3 Tinggi No Desa L. S L.S. T L.P L.S .H K.P Jml Klas Ket 1 Bowan 2 3 3 2 1 11 2 Sedang 2 Dukuh 3 3 3 2 1 12 2 Sedang 3 Jetis 2 3 3 2 2 12 2 Sedang 4 Butuhan 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 5 Banaran 2 3 3 3 2 13 3 Tinggi 6 Karang 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 7 Sribit 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi 8 Krecek 3 3 3 3 2 14 3 Tinggi 9 Mendak 3 3 3 3 1 13 3 Tinggi 10 Delanggu 1 3 3 2 1 10 2 Sedang 11 Sabrang 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 12 Tlobong 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 13 Gatak 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 14 Kepanjen 1 3 3 2 1 10 2 Sedang 15 Segaran 2 3 3 3 1 12 2 Sedang 16 Sidomulyo 3 3 3 3 2 14 3 Tinggi

(11)

e. potensi tahun 2010

Tabel 4.10 Klasifikasi potensi pertanian padi tahun 2010 di Kecamatan Delanggu

Sumber : Hasil pengolahan data. Potensi pertanian tahun Desa Sribit, Krecek, dan Sidomulyo memiliki potensi yang tinggi. Sedangkan Desa Lainnya memiliki potensi sedang.

Produksi beras

Penentuan klasifikasi I : nilai max – nilai min

Klas interval

Diketahui, nilai max : 9,93

nilai min : 4,27% maka I =9,93%-4,27% = 1,8 3 Klasifikasi klas : 4,27%-6,07% : 1 Rendah 6,08%-7,87 : 2 Sedang 7,88%-9,93% : 3 Tinggi

Tabel 4.11 Klasifikasi jumlah produksi beras di Kecamatan Delanggu tahun 2006-2010.

No Desa L.S L.S.T L.P L.S.H K.P Jml Klas Ket 1 Bowan 2 3 1 1 1 8 1 Rendah 2 Dukuh 3 3 1 2 1 10 2 Sedang 3 Jetis 2 3 1 1 1 8 1 Rendah 4 Butuhan 2 3 2 2 1 10 2 Sedang 5 Banaran 2 3 2 2 2 11 2 Sedang 6 Karang 2 3 2 2 1 10 2 Sedang 7 Sribit 3 3 2 1 3 12 2 Sedang 8 Krecek 3 3 2 2 2 12 2 Sedang 9 Mendak 3 3 1 1 1 9 2 Sedang 10 Delanggu 1 3 1 2 1 8 1 Rendah 11 Sabrang 2 3 1 1 1 8 1 Rendah 12 Tlobong 2 3 1 2 1 9 2 Sedang 13 Gatak 2 3 1 2 1 9 2 Sedang 14 Kepanjen 1 3 1 2 1 8 1 Rendah 15 Segaran 2 3 1 2 1 9 2 Sedang 16 Sidomulyo 3 3 1 1 2 10 2 Sedang

No Desa Klasifikasi Produksi beras

2006 2007 2008 2009 2010

% Klas % Klas % Klas % Klas % Klas

1 Bowan 4,43 1 4,55 1 4,34 1 4,50 1 4,37 1

2 Dukuh 5,91 1 5,87 1 5,92 1 5,89 1 5,69 1

3 Jetis 4,52 1 4,33 1 4,47 1 4,54 1 4,27 1

4 Butuhan 7,96 3 8,26 3 8,13 3 7,99 3 8,15 3

(12)

Sumber : Hasil pengolahan data.

Ket : % : persentase hasil produksi beras. Berdasarkan tabel diatas produksi beras tertinggi rata-rta adalah pada tahun 2006, dan sama rata-ratanya dari tahun 2007 sampai 2010. Desa yang memiliki klasifikasi produksi beras yang tinggi dari tahun 2006-2010 adalah Desa Butuhan, Banaran dan Sribit.

3. Kesesuaian potensi dengan produksi

Kesesuaian potensi dengan produksi beras diukur dengan membandingkan klas potensi dengan klas produksi. Dapat diihat dalam

tabel di bawah ini.

4.16 Tabel Kesesuaian potensi dengan produksi beras di Kecamatan Delanggu tahun 2006-2010

Sumber : Hasil Pengolahan Data.

6 Karang 7,40 2 7,57 2 7,62 2 7,39 2 7,58 2 7 Sribit 9,14 3 9,32 3 9,40 3 9,31 3 9,93 3 8 Krecek 7,24 2 7,26 2 7,30 2 7,20 2 7,38 2 9 Mendak 5,62 1 5,47 1 5,50 1 5,57 1 5,49 1 10 Delanggu 4,49 1 4,36 1 4,42 1 4,49 1 4,30 1 11 Sabrang 5,46 1 5,28 1 5,28 1 5,47 1 5,36 1 12 Tlobong 5,58 1 5,47 1 5,54 1 5,62 1 5,39 1 13 Gatak 5,00 1 4,89 1 4,78 1 4,98 1 4,78 1 14 Kepanjen 6,28 2 6,23 2 6,27 2 6,24 2 6,10 2 15 Segaran 5,30 1 5,18 1 5,22 1 5,31 1 5,15 1 16 Sidomulyo 6,86 2 6,95 2 6,87 2 6,86 2 6,98 2 Jumlah 100 100 100 100 100 Rata-rata 6,89 3 6,25 2 6,25 2 6,25 2 6,25 2

No Desa Kesesuaian potensi dengan produksi beras

2006 2007 2008 2009 2010 Klas Pot. Klas prod. Ket. Klas Pot Klas Prod Ket . Klas Pot Klas prod Ket . Klas Pot. Klas Prod. Ket . Klas pot. Klas Prod Ket 1 Bowan 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 1 1 S 2 Dukuh 2 1 TS 3 1 TS 3 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 3 Jetis 2 1 TS 3 1 TS 3 1 TS 2 1 TS 1 1 S 4 Butuhan 2 3 TS 2 3 TS 2 3 TS 2 3 TS 2 3 TS 5 Banaran 2 3 TS 3 3 S 3 3 S 3 3 S 2 3 TS 6 Karang 2 2 S 2 2 S 2 2 S 2 2 S 2 2 S 7 Sribit 3 3 S 3 3 S 3 3 S 3 3 S 2 3 TS 8 Krecek 3 2 TS 3 2 TS 3 2 TS 3 2 TS 2 2 S 9 Mendak 2 1 TS 3 1 TS 3 1 TS 3 1 TS 2 1 TS 10 Delanggu 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 1 1 S 11 Sabrang 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 1 1 S 12 Tlobong 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 13 Gatak 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 14 Kepanjen 2 2 S 2 2 S 2 2 S 2 2 S 1 2 TS 15 Segaran 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 2 1 TS 16 Sidomulyo 3 2 TS 3 2 TS 3 2 TS 3 2 TS 2 2 S kesesuaian 18,7 5% 18, 75 % 25 % 25 % 43,7 5%

(13)

Tingkat kesesuaian di tahun 2006 dan 2007 adalah sama yakni 18,75% dengan Desa sesuai yaitu Desa Karang, Sribit dan Kepanjen. Tahun 2008 dan 2009 tambah

menjadi 25% yakni Desa Banaran.

Sedangkan tahun 2010 meskipun naik menjadi 43,75% namun ada perbedaan dari Desa yang pada tahun 2009 sesuai menjadi tidak sesuai yakni Desa Banaran, Sribit, dan Kepanjen.

(14)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor potensi yang mempengaruhi produksi adalah berbeda beda tiap satuan lahan dan satuan waktunya.

Pada tahun 2006, Desa yang memiliki potensi tinggi untuk pertanian adalah Desa Sribit, Desa Krecek dan Desa Sidomulyo. Sedangkan Desa lainnya berpotensi sedang. Kesesuaian antara potensi dengan produksi untuk Desa Karang, Desa Sribit dan Desa

Kepanjen adalah sesuai, sedangkan

ketigabelas Desa lainnya tidak sesuai.

Kesesuaian potensi, produksi dan

produktivitas beras hanya Desa Karang dan Desa Kepanjen yang sesuai, untuk Desa lainnya adalah tidak sesuai.

Tahun 2007, Desa yang termasuk dalam potensi pertanian tinggi adalah Desa Dukuh, Desa Jetis, Desa Banaran, Desa Sribit, Desa Krecek, Desa Mendak dan Desa Sidomulyo, dan untuk Desa lainnya adalah berpotensi sedang. Kesesuaian antara potensi dengan produksi, Desa Banaran, Desa Karang, Desa Sribit, dan Desa Kepanjen memiliki nilai yang sesuai. Sedangkan Kesesuaian antara potensi, produksi dan produktivitas Desa Banaran dan Desa Sribit yang mempunyai nilai sesuai.

Tahun 2008, Desa yang termasuk dalam potensi pertanian tinggi adalah Desa Dukuh, Desa Jetis, Desa Banaran, Desa Sribit, Desa Krecek, Desa Mendak dan Desa Sidomulyo, dan untuk Desa lainnya adalah berpotensi sedang. Kesesuaian antara potensi dengan produksi, Desa Banaran, Desa Karang, Desa Sribit, dan Desa Kepanjen memiliki nilai yang sesuai. Sedangkan Kesesuaian antara potensi, produksi dan produktivitas Desa Kepanjen dan Desa Sribit yang mempunyai nilai sesuai.

Tahun 2009, Desa yang termasuk dalam

potensi pertanian tinggi adalah Desa

Banaran, Desa Sribit, Desa Krecek, Desa Mendak dan Desa Sidomulyo, dan untuk Desa lainnya adalah berpotensi sedang. Kesesuaian antara potensi dengan produksi, Desa Banaran, Desa Karang, Desa Sribit, dan Desa Kepanjen memiliki nilai yang sesuai.

(15)

produksi dan produktivitas Desa Banaran dan Desa Sribit yang mempunyai nilai sesuai.

Tahun 2010, Desa yang termasuk dalam potensi pertanian tinggi tidak ada, yang ada adalah potensi sedang dan rendah, yang termasuk potensi rendah adalah Desa Bowan, Desa Jetis, Desa Delanggu, Desa Sabarang, Desa Kepanjen, dan untuk Desa lainnya adalah berpotensi sedang. Kesesuaian antara potensi dengan produksi, Desa Bowan, Desa Jetis, Desa Karang, Desa Krecek, Desa

Delanggu, Desa Sabrang, dan Desa

Sidomulyo memiliki nilai yang sesuai.

Sedangkan Kesesuaian antara potensi,

produksi dan produktivitas Desa Bowan, Desa Jetis, Desa Delanggu, dan Desa Sabrang yang mempunyai nilai sesuai.

Saran

1. Dinas Pertanian

Setelah menjalani penelitian di

Kecamatan Delanggu tentang Potensi dan Produksi beras, maka dapat saya sarankan

kepada Dinas Pertanian untuk lebih

meningkatkan kemampuan potensi dan produksi beras. Potensi sumber Daya Alam untuk pertanian di Kecamatan Delanggu adalah tinggi namun karena faktor-faktor yang dapat menghambat dan mengurangi potensi pertanian maka produksi menjadi menurun, saran saya adalah :

a) Diadakan program intensifikasi dan ekstensivikasi pertanian terkhusus padi.

b) Diadakan program penyuluhan rutin kepada masyarakat pelaku pertanian. c) Menentukan kebijakan yang dapat

meningkatkan produksi beras.

d) Bersama-sama dengan masyarakat petani untuk mengatasi permasalahan pertanian.

2. Masyarakat pelaku pertanian

a) Berusaha untuk tetap melestarikan

usaha pertanian, kemudian

mengembangkan usaha pertanian

tersebut.

b) Meningkatkan produksi dan kualitas beras di Kecamatan Delanggu.

c) Meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan dalam usaha pertanian padi.

3. Peneliti selanjutnya

a) Lebih meningkatkan hasil

penelitainnya dengan menggunakan

variabel yang berbeda, tekhnik

analisa yang berbeda untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik. Ikut meningkatkan usaha penelitian dibidang ini

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius BPS. 2003. Statistik Potensi Desa Indonesia. Jakarta: CV Nasional Indah

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Fakultas Geografi. 2004. Buku Petunjuk Penyusunan Skripsi Fakultas Geografi UMS. Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Foth, D. Henry,1990. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jogjakarta : UGM press

Hardjowigeneo, Sarwono. Rayes, M. Luthfi. 2005. Tanah Sawah. Malang : Bayumedia Mantra, ida bagoes.2000.Demografi Umum.yogyakarta:Pustakapelajar

Novi, Devi Astuti. 2010. Pengaruh Sistem Pengairan Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas

Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.). Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian

IPB

Romdiyah, Siti. 2002. Analisis Kesesuaian Potensi, Produksi dan Produktifitas Pertanian Padi Sawah di Kabupaten Klaten Tahun 2000. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Soekartawi, Soeharjo, A. Dillon, John L. Hardaker, J Brian. 1986. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : UI Press.

Suiatna, R. Utju. 2010. Bertani Padi Organik Pola Tanam SRI. Bandung : Pustaka Darul Ilmu. Sunantri, Merawati. 2010. Pulennya Beras Asli Delanggu. http://www.kompas.com diakses 10

Januari 2012, pukul 14.05

Wibowo, Ajib. 2005. Analisa potensi desa untuk pertanian padi sawah di Kecamatan Ngawen Kab. Klaten. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi UMS

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Kecamatan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Walizer. H, Michael, Wienir.L, Paul. 1986. Metode dan Analisis Penelitian. Jakarta :Media press ---.2009. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Diskripsi Varietas Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian

----. 2009. Data Strategis BPS. Jakarta: CV Nasional Indah

----. 2006. Delanggu Dalam Angka Tahun 2006. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten ----. 2007. Delanggu Dalam Angka Tahun 2007. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten

(17)

----. 2008. Delanggu Dalam Angka Tahun 2008. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten ----. 2009. Delanggu Dalam Angka Tahun 2009. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten ----. 2010. Delanggu Dalam Angka Tahun 2010. Klaten: Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten

----.2007. Profil Daerah Pertanian Kecamatan Delanggu Tahun 2007. Klaten : UPTD Dinas Pertanian Delanggu.

Gambar

Tabel  1.1  penggunaan  lahan  di  Kecamatan  Delanggu tahun 2006-2010
Tabel  1.1  Tabel  perkembangan  evaluasi  produksi padi th 2006-2010
Tabel 4.6.  Klasifikasi potensi pertanian padi  tahun 2006 di Kecamatan Delanggu
Tabel  4.7.  Klasifikasi  potensi  pertanian  padi tahun 2007 di Kecamatan Delanggu
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatar belakangi oleh potensi dana dari Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi Pada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam untuk menyimpan atau menginvestasikan

Peningkatan hasil belajar siswa terlihat saat proses pembelajaran, hal ini terbukti dari adanya peningkatan siswa yang mencapai batas tuntas dengan KKM nilai lebih dari

Pada tahun 2004, umur tanaman telah mencapai 10 tahun, jumlah tanaman yang ber- produksi lebih banyak dengan nilai keragaman pro- duksi antarpohon juga tinggi (86,8%).. Nilai

25) sarana dan prasarana produksi dan pengolahan hasil pertanian lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa. Pengadaan, pembangunan,

Balai Penjelidikan Pertanian 8 --- Lembaga Pusat Penjakit Hewan 19 35 Balai Penjelidikan Gabungan. Pengusaha

Sasaran dari Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah ibu-ibu rumah tangga desa Geneng RT 13 RW 03 Batealit Jepara, yang mana di daerah ini banyak ibu-ibu yang tidak bekerja

Berangkat dari permasalahan yang ada pada teks iklan McDonald’s versi ”kelaparan tengah malam”, peneliti menangkap adanya permasalahan di dalam pelayanan kepada konsumen dalam

Di dalam masyarakat Jawa tradhisi jamasan pusaka diadakan setiap bulan suro seperti halnya Tradhisi Jamasan Pusaka Tosan Aji (TJPTA) di Desa Perunggahan Kulon