.Iwnal Ilmiah Guru
"COPE",
No.}l/Tahun XIX/Mei
2015PENINGKATAII KEAKTIFAN
BERTANYA
DAN HASIL
BELAJAR.
SISWAKELAS
IV
SDMELALUI
PENDEKATAN
SAINTIFIK
Siti
Sugiarti
Guru SDN 1 Pandowan, Galur, Kulon Progo
Abstrak
Keaktifan
bertanya siswa kelasIV
SD
yang rendah mengakibatkan rendahnya keberhasilan belajamy a,kondisi
ini
dikarenakan masih ditemui pembelajaran yang kurangproduktif,
guru yang kurangkreatif
dan kuranginovatif,
bahkantidak
sedikit
ranahafektifpun
dilupakan karena dikejar dengan padatnya materi, akibatnya pesertadidik
kurang diberi waktu untuk bertanya. Adapun metode yang digunakan adalah pendekatan saintifik yangmeliputi
penggalianinformasi melalui
pengamatan, bertanya, mencoba, kemudian mengolah data, menyajikan data, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta semua mata pelajaran. Objek yangditeliti
adalah siswa kelasIV
SDNegeri
1 Pandowan, Brosot, Galur, Kulon Progo yang berjumlah 30 siswaterdiri 16 siswalaki-laki
danl4
siswa perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan bertanya dan hasil belajar siswa meningkat dengan menggunakan pendekatan saintifik, dari data yang diperoleh pada siklusI,
0 siswa tidakaktif
bertanya(0%\
6 siswa kurang aktif bert any a (20%), dan 24 siswa aktif bertanya (8 0%). Pada siklusII
terdapat peningkatan keaktifanyaitu 0
siswatidak aktif
bertanya(o%),1
siswa kurangaktif
bertanya (3,33Yo),dan29
siswaaktif
bertanya (96,67%).Hasil
belajar siswa pada siklusI
hasil test akhir diperolehnilai
rata-rata69,00. Pada siklus
II
tes akhir diperolehnllaitata-rata78,67.
Kata
Kunci
: pendekatan scientifik, keaktifan bertanya, hasil belajarPendahuluan
IVlenurut
Kemendikbud
(2013:
209)
keberhasilan belajar pesertadidik
ditandai dengan lahimya peserta didik yangproduk-tif,
kreatil inovatii
dan afektifmelalui pen-guatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi, sehinggahasil
akhirnyaditandai
dengan adanya peningkatan dan keseimbangan antarasoft
skills
danhard
skilss.
Kondisi
di
lapangan masih ditemui pembelajaran yang kurangproduktif,
guru yang kurangkreatif
dankurang inovatif,
bahkantidak
sedikit ranahafektif
pundi-lupakan karena
dikejar
dengan padatnyamateri,
akibatnya
pesertadidik
kurang
diberi waktu untuk bertanya. Hal
ini
mem-pengaruhi pada tingkat keberhasilan pesertadidik
dalam belajar, karena pembelajaran yang tidak mengundang penasaran si anak dan gurupun kurang memperhatikan keber-hasilan belajarnya, juga berpengaruh pada mentalsi
anak yang kurang berani dalam bertanya. Hasil penelitianjuga
membukti-kan bahwa pada pembelajaran tradisional,retensi informasi
dari
guru
sebesar 10% setelah 15 menit dan perolehan pemahaman23
JurnalllmiahGuru"COPE",No'7L/TahunXD{/Mei2015
kontekstual sebesar 25o/o. P ada
pembelaja-ran berbasis pendekatan
ilmiah
(pendeka-tansaintifik),
retensi informasidari
guru sebesar lebih dari 90% setelah duahari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar50
-70%
(Kemendikbud,2013:
211)' Berdasarkan harapanitu
pembel aiatan ditekankan pada dimensi pedagogik modernyaitu
menggunakan pendekatanscientifif'
Fembelajaran
denganpendekatan
sain-tifik
lebih efektif
hasilnya
dibandingkan dengan pembelajarantradisional'
Pembe-lajaran dengan menggunakan pendekatantuintiftk
meliputi
penggalian informasi
melalui
pengamatan, bertanya, mencoba, kemudian mengolah data atau informasi, menyaj ikan data atau informas i, dilanj utkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta untuk semuamata
pelajaran atau disebut pembelajaran tematik terPadu.Selama proses pembelajaran, peserta
didik
dapat melakukan pengamatan sampai mungkin akhimya mampu mencipta sesuai dengan bimbingan guru' Guru yangefektif
mampu menginspirasi pesertadidik
untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampil an, dan pengetahuannya' Pada saat guru bertanya,pada saat itu puladia
membimbing
atau memandu peserta didiknya belajar denganbaik' Ketika
guru menjawab pertanyaan dari peserta didiknya,ketika
itu
pula
dia mendorong pesertadi-diknya
itu
untuk menjadi penyimak
danpembelajar
yang
baik,
menurut
Kemen-aitt.ra
(2013: 217).Jlkahal itu
dilakukan dengan pembiasaan maka apa yang menjadi tujuan pendidikan di tingkat satuan pendi-dikan khususnya dan negara pada umunya akantercapai, karena
dengankeaktifan
bertanya dari pesertadidik
maka tidak ada materi yang merekaanggap sulit, sehingga hasil belajamya Pun meningkat'Berdasarkan
uraian
tersebut, munculpemikiran penulis tentang apakah pendgka-ian saintifik dapat meningkatkan keaktifan bertanya dan hasil belajar siswa kelas
[V
SD.
Harapannya pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dapat melahirkan siswa yangkreatif, inovatif,
danafektif
melalui penguatan sikap, keterampilan danpengeta-irru,
yung terintegrasi, sehingga hasil akh-irnya ditandai dengan adanya peningkatan dan keseimbangan antara s oft skills dan hardskilss. Tujuan penelitian
ini
adalah untuk mengetahui apakah pendekatansaintifik
dapat meningkatkan keaktifan bertanya dan hasil belajar siswa kelasIV
SD'Menurut Kemendikbud
(2013:
205)'pembelajaran
tematik
terpadu
meng-gunakan salah satumodel
pembelajaran i=erpadumodel
jaring
laba-laba (webbed*ia"q.Model
ini berangkat dari pendeka-tan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapatmengikat kegiatan
pembelajaran,baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antarmata Pelajaran.
Di
sisi
lain,
ProsesPembelajaran
menggunakan pendekatansaintifik hal
ini
dimaksudkan untuk memberikan pemaha-mankepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatanilmiah,
bahwainformasi
bisaterasal dari
mana saja, kapan saja,tidak
bergantung
padainformasi
searahdari
guru. Olehkarena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong pesertadidik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.Kondisi
Pembelajaran ada saat
ini
diharapkan diarahkan agar peserta
didik
mampu merumuskan masalah (dengan ban-yak menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja'Pembela-jaran
diharapkan diarahkanuntuk
melatihberpikir
analitis
(pesertadidik
diajarkanJurnal
llmiah
Guru
"COPE",
No.}l/Tahun XIX/Mei
2015bagaimana mengambil keputusan) bukan
berpikir
mekanistis(rutin
dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata).Kriteria pemb elajaran dengan pendeka-tan saintifik meliputi hal berikut.
1.
Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomenayang
dapat dijelaskan denganlogika
atau penalaran tertentu; bukan sebataskira-kira,
khayalan, leg-enda, atau dongeng semata.2.
Penjelasan guru, respon siswa, danin-teraksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalar an y ang menyim-pang dari alur
berpikir
logis.3.
Mendorong dan menginspirasi
siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepatdalam
mengidentifikasi,
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplika-sikan materi pembelajaran.4.
Mendorong dan menginspirasi
siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.5.
Mendorong dan menginspirasi
siswamampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan
pola berpikir
yang rasional danobjektif
dalam merespon materi pembelajaran.6.
Berbasis pada konsep,teori,
dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjaw-abkan.7.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana danjelas,
namun menarik
sistem penyajiannya.Proses pembelajaran menyentuh
tiga
ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keter-ampilan.Hasil
belajar melahirkan pesertadidik
yangproduktif,
kreatif,inovatif;
dan afektif melalui penguatan sikap,keterampi-lan,
dan pengetahuan yang terintegrasi.Langkah-langkah
pembelajaran
dengan pendekatan saintifik meliputi beberapa hal berikut.1.
Ranahsikap
menggamit transformasi substansi ataumateri
ajar agar pesertadidik
"tahu mengapa".2.
Ranah keterampilan menggamit trans-formasi substansi atau rnateri ajar agar pesertadidik
"tahu bagaimana".3.
Ranah
pengetahuan menggamit
transformasi substansi atau
materi
ajar agar pesertadidik
"tahu apa".4.
Hasil
akhirnya
adalah peningkatan
dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia
yangbaik
(soft skills) danmanusiayang
memiliki
ke-cakapan dan pengetahuan untuk hidup secaralayak
(hard
skills) dari
pesertadidik
yangmeliputi
aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.5.
Kurikulum
2013
menekankan
padadimensi pedagogik modern dalam pem-belajaran, yaitu menggunakan pendeka-tan ilmiah.
6.
Pendekatan
ilmiah
(pendekatan
saintifik)
dalam pembelajaran
seb-agaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba,memben-tukjejaring
untuk semua mata pelajaran.Menurut Martinis Yamin (2007), dalam proses pembelajaran terjadi proses peruba-han dan peningkatan
mutu
pengetahuan,kemampuan keterampilan siswa baik
kognitif,
psikomotorik
maupun
afektif.
Perubahanterjadi
dengan adanya latihan atau pengalaman seseorang yang bersifatrelatif
perrnanen.Menurut Uzer
Usman
(1993),
guru
dapat
mengaktifkan
siswa dalam belajar denganmembuat pelalaran
itu
menjadi
menantang, merangsang daya cipta unfuk menemukan serta rnengesankan bagi siswa. Padahakekatnya siswa
senang apabila dalam pembelajaran siswa dapat melihat dan melakukan aktivitas secara langsung. Dengandemikian
kegiatan pembelajaranJurnal
Ilmiah Guru
"COPE",
No.}l/TahunXIX/Mei
2015melalui pengalaman secara langsung akan tertanam dalam
diri
siswa dan tidak mudah terlupakan.Asri
Budiningsih (2012) mengemuka-kanbahwa
cara-carauntuk
mengaktifkan siswa diantaranya denganmemberi
kes-empatan kepada siswauntuk
menjelaskan atau mengemukakan pendapat dan gagasan, melakukan gerakan danlain-lain' Martinis
Yamin
(2007) menyatakan bahwa belajarkelompok
dapat merangsang siswa lebihaktif
dengan membuat variasi kelompok,tujuan
tidak
lebih
ingin
meningkatkan
aktivitas
siswa dalamkelompok,
melatihmereka
memcahkan masalah, membuat keputusan, dan melatih gagasan kreatif. Jika dalam proses pembelajaran iswa berpartisi-pasi secaraaktif
maka proses dan prestasi belajar akan lebih baik.Mc.
Keachi
(Martinis,
2007) menge-mukakantujuh
aspek terjadinya keaktifan siswa.a. Partisipasi
siswa dalam
menetapkan tujuan kegiatan pembelaj aranb.
Tekanan pada aspek afektif dalm belajarc.
Partisipasi siswa dalam kegiatanpem-belajaran,
terutama
yang
berbentuk
interaksi antar siswa.d.
Penerimaan guru terhadap perbuatan dankontribusi
siswa yangkurang
relevan bahkan sama sekali salah.e.
Kekompakkan kelas sebagai kelompok besar.f.
Kebebasan belajaryang diberikan
ke-pada siswa dan kesempatan untuk ber-buat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelaj arang.
Pemberian
waktu untuk
mengulangi
masalah-masalah
pribadi
siswa
baik
berhubungan dengan pembelaj aran.Menurut
Kemendikbud
(2013:
217),pembelajaran
denganpendekatan
sain-tifik
lebih efektif
hasilnya
dibandingkan dengan pembelajarantradisional,
karenadalam pembelajaran guru lebih
produktif,
kreatif
dan
inovatif. Guru yang efektif
mampu menginspirasi pesertadidik
untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya,pada saat itu puladia
membimbing
atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.Ketika
gum menjawab peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong peserta didiknyaitu
untukmenjadi penyimak
dan pembelajar yang baik.Proses Pembelajaran mengandung dua unsur penting yaitu proses dan hasil belajar. Proses adalah kegiatan yang dilaksanakan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan
hasil belajar
adalah berupa kemampuan-kemampuanyang
dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belaj ar.Evaluasi merupakan
proses
untuk
menentukannilai
belajar
siswa melalui
kegiatan penilaian
dan atau pengukuran hasil belajar. Hasil Belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yangdica-pai
oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelaj aran. Dimana tingkat keberhasil ansiswa ditandai selalu dengan skor, angka, kata atau huruf. Apabila tujuan utama keg-iatan evaluasi hasil belajar
ini
sudah tereal-isasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk diagnosis dan pengemban-gan, untuk seleksi, untuk kenaikan kelas dan untuk penempatan.Adapun tujuan penilaian
terhadaP proses belajar mengajar antara lain sebagai berikut.1.
Guru
mendapatkan umpanbalik
(feed back) terhadap proses belajar yang telah dilakukannya.2.
Mendapatkan angka kemajuan hasilbe-laj ar masing-masing Pembelaj ar.
3.
Menempatkan pembelajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.ter-.Jwtul llmiah
Guru "COPE",
No.|l/Tahun XIX/Mei
2015cryai
atau tidaknya tujuan pendidikan dmpengajaran di sekolah atau lembaga pendidikan yang bersangkutan.5-
Guru
dapat melakukan perbaikan
alat evaluasi yang telah dilakukan.Sebagai salah satu kegiatan yang bertu-juan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan
yang telah ditetapkan, maka evaluasi belajarmemiliki
tujuan yang berupa ranah-ranah yang ter-kandung dalam tujuan. Ranah-ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar secara umum di klasifikasikan menjadi tiga, yakni aspek
kognitif,
psikomotorik, dan afektif.Metode
Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan dengan meng-gunakan model Penelitian Tindakan Kelas yang terbagi dalam2
siklus
(Suhardjono, 2012) dan tiap siklusterdiri
dari2 kali per-temuan. Tiap siklus terdiri dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, observasi kegiatan, dandiakhiri
dengan refleksi.Penelitian
ini
dilaksanakan
di
SDNegeri
1 Pandowan semesterI
tahun ajar 201312014 yang terletak di desa Pandowan, Kelurahan Brosot, Kecamatan Galur,Ka-bupaten
Kulon
Progo. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan September mirrgg., I -II
tahun 2013, dengan perincian: siklusI
2
-
3 September 2013, dan siklusII
14-
16September 2013.
Objek penelitian
ini
adalah siswa kelasIV
SD Negeri 1 Pandowan semester I tahun ajar 201312014 yang berjumlah30
siswa, untuk siswalaki-laki
sebanyak 16 sedang-kan siswa perempuan sebanyak 14.Data dikumpulkan dengan menggunak-an cara observasi dengan penilaian autentik dan dokumentasi. Penilaian autentik sesuai penelitian peneliti dititikberatkan pada pe-nilaian kinerja, berupa kinerja dalam diskusi kelas
untuk
mengukur keaktifan bertanya siswa danpenilaian tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa.Analisis
data dilaksanakan sejak data diperoleh darihasil
observasi olehpenel-iti.
Datahasil
penelitian dianalisis secaradeskriptifuntuk
setiap siklus. Teknikanali-sis data digunakan untuk mengetahui bahwa pembelajaran dengan pendekatan
saintiflk
dapat meningkatkan keaktifan bertanya dan hasil belajar siswa.
Tabel 1. Rubrik Keaktifan Bertanya Siswa
Kriteria
Keterangan
Aktif
Jika siswaaktif
bertanya dalam 3 kegiatan pembelajaran yaitu pada kegiatan awal,inti,
dan akhirKurang
Aktif
Jika
siswa hanya
aktif
bertanya
dalam 1 sampai
2
kegiatan
pembelajaran yaitupada
kegiatan awal daninti,
atau awal dan akhir, atauinti
dan akhir, atau pada kegiatan awal atauinti
atau akhir saja.TidakAktif
Jika siswa tidak bertanya sama sekali selama kegiatan pembelajaran.Data
observasi
yang diperoleh
ke-mudian
dihitung
dan diprosentase. Cara menghitung prosentase keaktifan bertanyasiswa adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Jurnal
llmiah
Guru
"COPE",
No' 0L/TahunXIX/Mei
2015Jumlah Seluruh Siswa
Sedangkan penilaian tertulisnya berupa pengukuran
kognitif,
aspekini
digunakan untuk mengukur hasil belajar pesertadidik'
Frekuensi Prosentase =
Daya serap secara
individu
YoDayaserap
individu
too%
skor yang
diPeroleh
s iswaskormaksimum soal
r00%
Untuk menganalisis data kuantitatif tentang hasil belajar siswa adalah dengan menentu-kan daya serap individu, ketuntasanbelajar
baik individu
maupunkelompok
sebagaiberikut:
( Petunjuk Teknis PenilaianKuri-kulum
2004).Ketuntasan belajar secara
individu
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara
individu bila
diperoleh prosentase daya serap secara individu minimal:70oh
(batas bawahKKM).
Hasil
dan pembahasan PratindakanKeaktifan bertanya siswa diperoleh
data 33,33 o/o tidak aktif bertanya, dan 66,67
%o
larang aktif
bertanya, sedangkan hasilbelajar rata-rata65. Siklus
I
Pada
siklus
I
terdapat24
siswakrite-ria
aktif
bertanya (80%),6
siswakriteria
kurang
aktif
bertanya(20%)
dan0
siswakriteria tidak
aktif
bertanya (0%)-Sedan-gkan hasil belajar pada siklusI
diperoleh18 siswa
(60%)
mendapatnilai
di
bawah 70(KKM),
dan12 siswa(40%)
mendapatnilai
di
atas 70(KKM).
Dari hasil tersebut makapeneliti
melakukan siklusII,
diada-kan
refleksi terhadap pengalaman belajar mengenai kelemahan dan kelebihan tindak lanjut selama siklus.Siklus
II
Pada siklus
II
terdapat 29 siswakriteria
aktif
bertanya(96,67%)'
1 siswakriteria
kurangaktif
bertanya(3,33%) dan 0 siswakriteria tidak
aktif
bertanya(O%)'Hasil
belajar pada siklusII
0 siswa (0%) mendapatnilai di
bawah70
(KKM),
dan30
siswa (100%) mendapatnilai
di
atas 70(KKM)'
Dari hasil tersebut maka keaktifan bertanya dan hasil belajar siswa meningkat dengan pendekatan saintifik.Pendekatan
saintifik
ini
sangat tepatuntuk
pembelajaran saatini,
karena den-gan siswaaktif
bertanya berarti kesulitan dalam memahamimateri
dapatterhindar-kan,
sehingga
hasil belajar
meningkat'
Pembelajaran dengan pendekatansaintifik
dapat meningka&an kualitas pembelajaran, karena lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajarantradisional,
karena pembelajaranini
melahirkan pesertadidik
yangproduktil
kreatif, inovatif, danafektif
melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan Yang terinte grasi.Simpulan
Berdasarkan
hasil
dan
Pembahasandi
atas, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.1.
Pembelajaran dengan pendekatansain-tifik
ini
cukupefektif
untuk dapatme-ningkatkan keaktifan bertanya
siswa'Jurnal
llmiah
Guru
"COPE",
No. 0L/TahunXIX/Mei
2015Hal tersebut dapat dilihat
dari
data yangdiperoleh
padapratindakan
20
siswa tidak aktif bertanya (66,67yo), I 0 siswa kurang aktif bertany a (33,33o/o), 0 siswaaktif
bertanya(0%).
Padasiklus
I,
0 siswa tidak aktifbertanya(0%),6
siswakurang
aktif
bertanya
(20%),
dan 24 siswaaktif
bertanya (80%). Pada siklusII
terdapat peningkatan keaktifan yaitu 0siswa tidak aktif
bertanya(0%),1
siswa kurangaktif
bertanya(3,33%),
dan 29 siswaaktif
bertany a (96,67 %).2.
Pembelajaran dengan pendekatansainti-fik
ini cukupefektif
untuk dapat menin-gkatkan hasil belajar siswa.Pada pra tindakan hasil belajar diperoleh nilai rata-rata 65,00. Siklus I hasil test akhir diperoleh
nilai
rata-rata 69,00. Pada siklusII
tes akhir diperolehnllai
rata-rata 78,67 .Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan hal sebagai berikut :
1.
Bagi GuruGuru harus senantiasa menggunakan media, dan metode yang bervariasi agar
keaktifan
bertanya dan
hasil
belajar
siswa meningkat.
Media
dan metodeyang digunakan harus
sesuai denganmateri
pembelajaran.Guru
sebaiknya menggunakan media pembelaj aran yang nyata dan adadi
lingkungan.gunakn media, metode dan pendekatan yang tepat. Sekolah mendukung pening-katan kualitas sekolah melalui kegiatan PTK.
Daftar
PustakaBudiningsih,
Asri.
C.
2012.
Belajar &
P embelaj aran. Jakarta, Rineka C ipta-Kementerian P endidikan dan Kebudayaan,
2013.
Materi Pelatihan
Guru
Imple-mentasiKurikulum
2013 SD KelasIV
Jakarta, Penerbit Badan Pengemban-gan Sumber Daya Manusia Pendidikan danKebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.Yamin,
Martinis.
2007.Kiat
Pembelajaran siswa. Jakarta, Gaung Persada Press. Usman,Muh.
Uzer. 1993.Menjadi
GuruProfesional. Bandung, Remaja Rosda Karya.
2. Bagi Siswa
Siswa supaya
selalu
aktif
dalammengikuti
pembelajaran danjika
ada hal yang belum dimengerti segera ditan-yakan kepada guru untuk meningkatkan hasil belajar. Siswa agar lebih mening-katkan komunikasi dan interaksi dengan guru. Siswa harus terlibataktif
denlan
pengalaman langsung (konkret).Bagi Sekolah
Sekolah supaya selalu menciptakan
iklim
yang kondusif pada saat pembela-jaran. Mendorong guru-guru agarmeng-3.