Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menjalankan amanat perundang-undangan tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang diatur dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dimana setiap daerah diwajibkan untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah baik dokumen rencana tahunan RKPD maupun dokumen rencana jangka menengah lima tahunan (RPJMD) dan jangka panjangdua puluh tahunan (RPJPD).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupunyang dilakukan dengan bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Berkenaan dengan hal tersebut, maka RKPD Kota Batam Tahun 2016 menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS)Tahun 2016, dalam rangka penyusunan RAPBD Kota Batam tahun 2016 yang penetapannya dilakukan secara bersama-sama dengan DPRD Kota Batam.
Secara normatif penyusunan RKPD Kota Batam tahun 2016 mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1. Fungsi alokasi yaitu pembiayaan untuk kegiatan pembangunan yang tidak mungkin dilaksanakan oleh masyarakat / swasta karena bersifat pelayanan publik seperti penanganan prasarana dasar dan penyediaan infrastruktur;
2. Fungsi distribusi yaitu pembiayaan diarahkan untuk pemerataan, keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan, yang antara lain meliputi penanganan masalah kemiskinan, pengembangan wilayah tertinggal dan lainnya.
3. Fungsi stabilisasi yaitu pembiayaan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta stabilitas keamanan dan ketertiban.
RKPD Kota Batam Tahun 2016 disusun dengan skala prioritas pembangunan, dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah yang dijabarkan dalam program dan kegiatan. Pemerintah Daerah menyusun RKPD Kota Batam tahun 2016sebagai penjabaran dari RPJMD dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan RKPD 2. Penyusunan Rancangan Awal RKPD 3. Penyusunan Rancangan RKPD. 4. Pelaksanaan Musrenbang RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 2 5. Perumusan Rancangan Akhir RKPD Kota Batam
6. Penetapan RKPD
PenyusunanRKPD harus selaras dan konsisten dengan prioritas, sasaran dan program yang telah ditetapkan untuk tahun 2016 didalam RPJMD. RKPD juga harus mengacu pada pencapaian sasaran dan prioritas bidang pembangunan nasional dan arah kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Permendagri 54/2010 dan Permendagri 27/2014.
I.2 Dasar Hukum Penyusunan
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batam Tahun 2016 adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3968);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan UU No 8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 3 tentang Perubahan UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UU (LNRI 2005/108, TLNRI 4548)
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 3 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 140); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang pengelolaan Keuangan Negara/Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan tugas pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
13. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Batam (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 67 );
14. Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2011-2016 (Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Batam Nomor 76);
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 4 I.3 Hubungan Antar Dokumen
RKPD Kota Batam Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan teknis tahunan dan merupakan penjabaran tahun ke-empat dari RPJMD 2011-2016. Penyusunan dokumen RKPD dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan. Oleh karena itu, substansi penyusunan RKPD harus selaras dengan dokumen perencanaan lain.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program dari Kepala Daerah terpilih yang penyusunannya antara lain berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Batam Tahun 2005 – 2025, dan merupakan kelanjutan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2006-2011.
Secara diagram hubungan antara dokumen RKPD Kota Batam dengan dokumen Perencanaan lainnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
PE M E R IN T A H PU S A T APBN RENJA K/L RKA K/L RINCIAN APBN RAPBN RKP RPJMD NASIONAL RPJP NASIONAL RENSTRA K/L PE M E R IN T A H D A E R A H RINCIAN APBD RKPD RAPBD APBD RKA SKPD RENJA SKPD RENSTRA SKPD RPJP DAERAH RPJMD DAERAH
UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pedoman Pedoman Dijabarkan Pedoman Dijabarkan Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman Pedoman
Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui musrenbang
P edoman P edoman Dia cu Dia cu
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 5 I.3 Sistematika Dokumen RKPD
Penyusunan RKPD Kota Batam Tahun 2015 ini secara hierarki berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan rancangan awal RKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.
1.1. Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, Proses penyusunan RKPD, Kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode dokumen RPJMD, Keterkaitan antara dokumen RKPD dengan Dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD
1.2. Dasar Hukun Penyusunan
Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional maupun lokal.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan seperti RPJPN, RPJPD Provinsi, RTRW nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kota
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya
1.5. Maksud dan Tujuan
Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD dan sasaran penyusunan dokumen RKPD
BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAANRKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJAPENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Evaluasipelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan.
Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 6
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografis, demografis beserta indikator kinerja Pemerintah Daerah;
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum geografis daerah, potensi pengembangan wilayah yang dilengkapi dengan table, grafik dan gambar;
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan;
2.1.3 Aspek Pelayanan Umum
Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum aspek pelayanan umum sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan;
2.2 Permasalahan Pembangunan Daerah
Pada bab ini menjelaskan isu-isu permasalahan Kota Batam yang berhubungan dengan prioritas pembangunan Kota Batam dan permasalahan lainnya yang berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Batam.
2.2.1 Permasalahandaerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah.
2.2.2 Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.
2.3Isu Isu dan Prioritas Pembangunan Nasional
Pada bab ini menjabarkan apa yang menjadi isu permasalahan pembangunan nasional dan yang akan menjadi prioritas pembangunan pada tahun 2015. Materi pembahasan ini tercantum didalam dokumen perencanaan nasional yaitu RPJMN dan RKP 2015
2.3.1 Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) 2015 2.3.2 Isu Kesetaraan Gender
2.3.3 Program Pengentasan Kemiskinan
BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 7
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Mengemukakan tentang arahan nasional dibidang ekonomi yang bersumber dari dokumen RKP (Nasional), RKPD Provinsi dan juga kebijakan dibidang ekonomi yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kota Batam.
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 danPerkiraan Tahun 2015. Memuat penjelasan tentang kondisi dan analisis data statistik perekonomian daerah, yang antara lain mencakup: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tingkat Inflasi, Sumbangan Sektoral, Tingkat Investasi (termasuk PMA dan PMDN), Ekspor, dan Indikator Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi yang tersedia di Daerah.
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2013dan
Tahun 2015.
Mengidentifikasi tantangan dan prospek perekonomian daerah, khususnya pada tahun berjalan (2013) dan tahun rencana (2015), antara lain dengan terlebih dahulu mengadakan analisis atas kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan juga kondisi eksternal (peluang dan ancaman) terhadap pencapaian tujuan-tujuan pembangunan daerah, yang dikaitkan dengan hasil analisis subbab 2.1, subbab 2.2 dan subbab 3.1.1.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah, berdasarkan hasil analisis pada bab III.
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah dituangkan kedalam tabel Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah,
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah, dan belanja daerah, berdasarkan hasil analisis pada Bab III.
3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Memuat penjelasan tentang analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah berdasarkan realisasi tahun-tahun sebelumnya, yang mencakup Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 8
3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah, minimal yang terkait langsung dengan pengelolaan Belanja (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung) dalam APBD.
3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan penerimaan pembiayaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah.
Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakanpemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan danacadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah,penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisikeuangan daerah.
BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Menjelaskan tentang hubungan visi/misi dan tujuan/sasaran pembangunan 5 (lima) tahunan yang diambil dari dokumen RPJMD
4.2. Prioritas dan Pembangunan
Suatu prioritas pembangunan daerah tahun (n) pada dasarnya adalah gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana.
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat. Diuraikan dari program dan kegiatan yang paling bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 9 BAB VI. PENUTUP
Telah dijelaskan tahapan-tahapan sistematika penyajian rancangan awal pada bab-bab diatas, sehingga memberikan gambaran pemerintah dalam penyusunan RKPD beserta lampiran hasil (kertas kerja).
I.4 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Batam Tahun 2015adalah untuk mewujudkan sinergitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah antar bidang pembangunan dan antar Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan rencana pembangunan tahunan sebagai penjabaran tahun ke-empat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam Tahun 2011-2016.
Tujuan penyusunan dokumen RKPD Kota Batam Tahun 2016 adalahsebagai berikut :
1. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Batam dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2015, RAPBD dan APBD Kota Batam tahun 2015.
2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi dokumen RPJMD Kota Batam Tahun 2011-2016 dengan dokumen perencanaan pembangunan tahunan, sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.
3. Sebagai pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dijajaran Pemerintah Kota Batam dalam memanifestasikan kegiatan pembangunan di Kota Batam dalam menyusun Rencana Kerja Pembangunan (Renja) tahun 2015 dan dalam rangka menjabarkan visi dan misi Walikota Batam, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergitas pemahaman antar pelaku pembangunan, baik secara lintas ruang (spasial), maupun lintas kegiatan (sektoral).
4. Menyediakan informasi bagi pemenuhan laporan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan Kepada Pemerintah Pusat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 10
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
II.1 Gambaran Umum
Secara umum kondisi daerah Kota Batam akan dijelaskan melalui empat aspek yang meliputi aspek geografis dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.
II.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Pada penjabaran dan penjelasan aspek geografis dan demografi akan diberikan gambaran yang terdiri dari kondisi geografis daerah, topografi dan kemiringanlereng, iklim dan curah hujan serta demografis.
a. Kondisi Geografis Daerah
Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu berada di jalur pelayaran dunia internasional dengan garis lintang dan bujur terletak antara 0° 25’ 29 ”-1° 15' 00” Lintang Utara dan 103° 34'35” - 104° 26' 04” Bujur Timur dengan luas wilayah Kota Batam 426.563,28Ha, terdiri dari luas wilayah darat 108.265 Ha dan luas wilayah perairan/laut 318.298.28. Wilayah Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus) pulau, 329 (tiga ratus dua puluh sembilan) pulau diantaranya telah mempunyai nama, termasuk di dalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan Negara yang berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Singapura dan Malaysia Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga
Sebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Laut Internasional Sebelah Timur : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang
Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi Kepulauan Riau, juga
Sumber: Buku RTRW Kota Batam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 11 merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan daratan protersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai dengan pulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan.
Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam, secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam perekonomian Batam. Letak strategis Batam telah menjadi daya tarik bagi Singapura untuk merelokasikan aktivitas industri mereka ke Batam karena ketersediaan lahan yang cukup dan kemudahan investasi yang diberikan.
Sebelah selatan Kota Batam berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lingga dan sebelah barat dengan Kabupaten Karimun serta laut internasional, Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan terletak di sebelah timur Kota Batam. Kedua daerah ini memiliki keterkaitan emosional dan kultural dengan Kota Batam. Kota Tanjung Pinang sekaligus merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau sehingga menjadi pusat pemerintahan Provinsi. Kota ini juga memiliki potensi wisata yang cukup besar baik wisata bahari dan terutama wisata sejarah.
b. Topografi dan Kemiringan Lereng
Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukit-bukit di tengah pulau, ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Sedangkan pulau-pulau kecil lainnya sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Wilayah yang memiliki ketinggian sampai 100 mdpl dengan topografi berbukit-bukit yang sangat sesuai untuk kawasan resapan air untuk cadangan air baku, umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang dan Galang serta Galang Baru.
Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0 – 3% tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, Teluk Tering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng 3 – 10% tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dari Perbukitan Dangas Pancur di Sekupang danTanjung Uncang ke sebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus ke pesisir timur, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan perkotaan.
Lereng antara 10 – 20% sebagian besar berada di daerah kaki bukit dengan relief relatif rendah tersebar dibagian tengah Pulau Batam dan pulau-pulau besar lainnya. Lereng 20 – 40% sebaran luasnya membentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang Bukit Dangas Pancur dan Bukit Senyum.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 12 Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40% berada di sepanjang Bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di Pulau Batam antara lain Bukit Dangas Pancur 169m, Bukit Temiang 179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m.
Kota Batam memiliki 2 (dua) wilayah air tanah yaitu:
(1) Perbukitan lipatan yang terdapat hampir disebagian wilayah.
Wilayah air tanah ini terdapat pada kawasan dengan batuan penyusun berupa batu pasir, batu lempung, fillit, dan kuarsit yang bersifat padu. Umumnya, air tanah tersimpan dalam aquafir berupa rekahan atau secah serta pada material rombakan hasil lapukan batuan padu tersebut dan terdapat pada kedudukan dangkal.
(2) Air tanah yang terdapat di daerah batuan beku.
Jenis air tanah ini terdapat dibagian timur Pulau Batam yang tersusun oleh granit dan hasil erupsi lainnya. Daerah batuan beku di wilayah Kota Batam terdapat di Pulau Buluh, Pulau Bulan Lintang, Pulau Lengkana, Pulau Sekanak, Pulau Melawa, Pulau Dendang, dan Pulau Air Asam. Batuan penyusun ini terdapat pada daerah batuan beku berupa batu pasir dan batu lempung keras dan bersifat kedap air.
c. Iklim dan Curah Hujan
Kota Batam beriklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2014 antara 21,4 - 23,9 °C dan suhu maksimum berkisar antara 31,8 - 34,1°C. Suhu rata-rata sepanjang tahun 2014 adalah 22,5 hingga 33,0°C. Tekanan udara rata-rata per bulan tahun 2014 berkisar antara 1008,6 – 1012,0 mbs dengan tekanan minimum antara 1004,4 – 1007,7 mbs dan tekanan maksimum antara 1013,3 – 1016,0 mbs. Kelembabanudara minimum berkisar antara 43-58% dan kelembaban maksimum berkisar antara 93-100%, dengan rata-rata kelembaban per bulan berkisar antara 75-86%. Kecepatan angin maksimum 21 knot hingga 50 knot dengan kecepatan angin rata-rata per bulan berkisar antara 4 knot hingga 10 knot. Banyaknya hari hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2014 adalah 171 hari atau hari hujan di Kota Batam rata-rata perbulan 14 haridengan curah hujan setahun 2.025,9 mm. Banyak curah hujan di Kota Batam tergolong tinggidibanding tahun 2013 mengalami penurunan.
d. Demografis d.1. Penduduk
Penduduk Kota Batam bersifat heterogen terdiri dari multi suku yang ada di Indonesia, dengan penduduk aslinya adalah suku Melayu. Penduduk Kota Batam Tahun 2011 tercatat sebanyak 1.137.894 jiwa. Penduduk Kota Batam pada tahun 2012 tercatat sebanyak 1.235.651 jiwa terdiri dari 638.404 jiwa atau 51,67% laki-laki dan 597.247
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 13 jiwa atau 48,33% perempuan. Pada tahun 2013 jumlah penduduk Kota Batam menjadi sebanyak 1.135.412 jiwa dan pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Batam sebesar 1.030.528 jiwa, terdiri dari 529.745 jiwa atau 51,41 persen penduduk laki-laki dan 500.783 jiwa atau 48,59 persen penduduk perempuan. Jika dibandingkan dengan jumlah pendudukpada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah penduduk sebesar 9,24 persen atau sebanyak 104.884 jiwa. Jumlah penduduk Kota Batam sejak diberlakukannya perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) secara nasional terjadi perubahan, hal tersebut dikarenakan sejak tahun 2013 telah diadakan pembersihan data ganda nasional oleh Tim Pengolah Data Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri. Secara teknis data ganda dan perekaman KTP-el Batam yang terekam ganda akan dibersihkan atau dihapus dari data base kependudukan Kota Batam, sehingga terjadi penurunan jumlah penduduk.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kota Batam Menurut Kecamatan Tahun 2001-2014
Nama Kecamatan Tahun
2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 Belakang Padang 24.469 25.184 24.137 21.608 Bulang 12.223 12.687 11.299 11.484 Galang 15.842 17.468 16.419 16.955 Sei Beduk 123.189 126.697 107.928 88.858 Nongsa 61.737 66.150 62.140 57.601 Sekupang 136.579 148.927 137.472 123.972 Lubuk Baja 109.438 114.093 105.114 94.249 Batu Ampar 97.465 101.035 86.986 73.443 Bengkong 120.639 127.744 115.912 104.398 Batam Kota 152.976 175.515 165.271 152.737 Sagulung 170.238 188.317 176.491 165.517 Batu Aji 113.099 131.834 126.243 119.706 Jumlah 1.137.894 1.235.651 1.135.412 1.030.528
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam
Jika dilihat dari penyebaran penduduk pada tahun 2014, penduduk Kota Batam terpadat masih berada di wilayah Kecamatan mainland yaitu Kecamatan Sagulung dan Batam Kota sedangkan yang terendah berada pada wilayah Kecamatan hinterland yaitu Kecamatan Bulang dan Galang.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 14 Sedangkan jika dilihat dari komposisi penduduk Kota Batam pada tahun 2014 berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah 106, yang berarti setiap 106 orang penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk.
d.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Rencana penggunaan lahan di Kota Batam dilihat dari rencana pola ruang Kota Batam, dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 1. Penggunaan Lahan berdasarkan Pola Ruang Kota Batam
No. JENIS PENGGUNAAN LUAS
m² Ha 1 LINDUNG a. Buffer Jalan 109,000 10.90 b. Genangan 117,100 11.71 c. Hutan Bakau 20,740,000 2,074 d. Hutan Buru 21,660,000 2,166 e. Hutan Kota 119,577,700 11,957.77 f. Hutan Lindung 144,800,000 14,480 g. Hutan Wisata 9,016,000 901.60 h. Waduk 31,070,000 3,107 i. Sempadan Pantai 4,863,000 4,863.30
TOTAL KAWASAN LINDUNG 351,952,800 35,195.28
2 BUDIDAYA a. Fasilitas Pelabuhan 22,460,000 2,246 b. Fasilitas Umum 23,300,000 2,330 c. Jasa 56,240,000 5,624 d. Kawasan Bandara 12,260,000 1,226 e. KKOP 1,554,000 155,4 f. Wisata 100,600,000 10,060 g. Perikanan 2,381,000 238.13 h. Industrian 129,300,000 12,930 i. Permukiman 182,900,000 18,290 j. Pertanian/Peternakan 138,400,000 13,840 k. Pusat Pemerintahan 667,500 66.75 l. Infrastruktur Jalan 60,634,700 6,063.47 TOTAL KAWASAN BUDIDAYA 730,697,200 73069.72
TOTAL KESELURUHAN 1,082,650,000 108,265
Struktur Ruang Wilayah
- Sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan di Kota Batam sebagai komponen pembentuk struktur ruang wilayah kota dikembangkan dengan Sistem Pusat Kota, Sub Pusat Kota dan Pusat Lingkungan, yang melayani tidak hanya internal Kota Batam dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 15 kawasan perbatasan, namun juga lingkup regional, nasional, dan internasional, sesuai arahan RTRWN dan penetapan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
- Sistem pusat-pusat pelayanan Kota di Kota Batam yang dilandaskan pada layanan langsung kebutuhan masyarakat dan layanan pendukung pengembangan kegiatan-kegiatan usaha produktif, berdasarkan hirarki dan skala pelayanannya dibedakan atas: - Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 1 (satu) untuk pelayanan
lokal seluruh kota, regional, nasional, dan internasional;
- Sub Pusat Kota, yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 2 (dua) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kecamatan; dan
- Pusat Lingkungan (Neighbourhood Services Center), yang merupakan pusat pelayanan hirarki ke 3 (tiga) untuk pelayanan lokal setingkat wilayah kelurahan atau setingkat satuan lingkungan permukiman (neighbourhood unit).
- Dalam jangka waktu Tahun 2011 – 2031, Batam Center merupakan pusat kota dalam sistem pusat pelayanan kota, yang berperan sebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa dan industri. Sub pusat kota tersebar di beberapa wilayah kota termasuk di P. Rempang dan P. Galang, P. Belakang Padang dan P. Buluh dengan peran masing-masing baik sebagai sub pusat pelayanan industri, perdagangan, jasa dan pariwisata.
- Pada Pusat Kota dialokasikan kegiatan-kegiatan pelayanan perkotaan untuk mendukung pengembangan fungsi-fungsi utama wilayah Kota Batam (pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, alih muat angkutan laut, pariwisata, dan lain-lain) serta kegiatan-kegiatan pelayanan tertentu terkait dengan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang didukung dengan infrastruktur yang memadai.
- Untuk memperkuat orientasi dan pergerakan eksternal Kota Batam di era persaingan global, struktur ruang wilayah kota dimantapkan melalui peningkatan kualitas layanan dan pengembangan simpul-simpul (outlet) transportasi berupa bandara, pelabuhan laut, dan pelabuhan penyeberangan untuk menciptakan akses regional, nasional, dan internasional yang lebih berdayaguna, berhasilguna, dan berdaya saing.
- Arahan RTRWN untuk pengembangan Pelabuhan Internasional Batam sesuai kondisi realistik setempat diterjemahkan sebagai sebuah sistem pelabuhan bebas berskala pelayanan nasional dan internasional dengan dermaga outlet di Pelabuhan Batu Ampar dan Pelabuhan Kabil, yang telah ditetapkan untuk ditingkatkan hirarkinya menjadi “pelabuhan internasional hub” (hub international port).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 16 - Dalam jangka menengah arus pergerakan penumpang dan barang nasional serta internasional masih akan dilayani oleh pelabuhan nasional dan internasional yang ada di P. Batam, namun untuk selanjutnya akan dikembangkan pelabuhan baru pada lokasi yang strategis di P. Rempang dan/atau Galang.
- Untuk menciptakan aksessibilitas yang tinggi antar Pusat Kota dan dengan Sub Pusat Kota, dan ke/dari simpul-simpul (outlet) utama transportasi (Kawasan Primer), serta ke/dari Kawasan-kawasan Sekunder (Kawasan Industri, Kawasan Pusat Pemerintahan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan lain-lain) dikembangkan jalan tol, jalan lintas atas (flyover), simpang susun (interchange), jalan lintas bawah (underpass), dan jaringan transportasi massal (MRT/LRT) yang dapat berada di atas dan/atau di bawah permukaan tanah/air.
- Untuk menunjang berbagai kegiatan penghidupan dan kehidupan kota, selain sistem jaringan transportasi juga ditingkatkan pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana yang lain yaitu: jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya air, dan penyehatan lingkungan permukiman.
Pola Ruang Wilayah
- Pola ruang wilayah Kota Batam dikembangkan secara serasi, selaras dan terpadu dengan struktur ruang wilayah kota, mencakup kawasan-kawasan lindung dan kawasan-kawasan budidaya untuk mendukung kegiatan sosial-ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup di wilayah darat dan laut;
- Mengembangkan ragam Ruang Terbuka Hijau Kota (hutan lindung, hutan kota, jalur hijau, taman median jalan, tamankota, taman lingkungan, bumi perkemahan dll) dalam rangka mewujudkan tutupan hijau minimal 30 % dari luas wilayah darat kota, untuk meningkatkan fungsi lindung wilayah kota, peresapan air, pengaturan iklim mikro, dan estetika kota;
- Mengembangkan kawasan-kawasan budidaya sesuai kondisi, potensi, serta karakteristik sumber daya alam dan lahan berdasarkan kriteria lokasi kegiatan dan standar teknik pemanfaatan ruang menurut ketentuan perundang-undangan;
- Mengalokasikan pemanfaatan ruang untuk pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam di Pusat-pusat Pelayanan Primer sesuai prioritas sektoral PP Nomor 5 Tahun 2011, tahap pertama pada kawasan-kawasan pemanfaatan yang tersedia di P. Batam, selanjutnya ke pulau-pulau yang lain dari delapan pulau yang telah ditetapkan;
- Menciptakan keseimbangan perkembangan dan pemerataan pembangunan antara delapan pulau yang ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 17 Bebas dengan pulau-pulau sekitar melalui pengembangan Kawasan Strategis, Kawasan Khusus, dan Kawasan-kawasan Prioritas atau melalui pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI);
- Memanfaatkan secara optimal areal lahan yang diserahkan pengembang kepada Pemerintah Kota untuk peningkatan fasilitas pelayanan umum dan bangunan pemerintah, secara serasi dan selaras dengan pengembangan pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan dan ruang terbuka hijau kota;
- Mengintensifkan pemanfatan ruang pada kawasan-kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi di P. Batam, P. Rempang dan pulau-pulau yang lain dengan mengarahkan pembangunan secara vertikal;
- Mengendalikan kegiatan reklamasi di kawasan-kawasan pengembangan pantai untuk mengurangi tekanan dan tingkat kerusakan kawasan bukit dan perbukitan di P. Batam, dan melakukan subtitusi bahan timbun dengan pasir darat dan/atau pasir laut; dan
- Mengembangkan pemanfaatan ruang di wilayah laut secara terpadu dengan wilayah darat dan pesisir untuk meningkatkan keserasian, keselarasan, dan untuk menghindarkan dampak negatif tak diinginkan terhadap lingkungan laut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 18
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 20
d.3. Wilayah Rawan Bencana
Kota Batam beriklim tropis dengan suhu maksimum berkisar antara 31,8 - 34,1°C dankecepatan angin maksimum 21 knot hingga 50 knot disamping itu curah hujan di Kota Batam relatif tinggi dengan karateristik wilayah yang berlembah dan berbukit serta memiliki besarnya luasan wilayah laut serta wilayah pantai, dimana hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kejadian rawan bencana di Kota Batam. Kondisi rawan bencana yang sering terjadi di Kota Batam adalah bencana kebakaran, banjir, tanah lonsor, angin puting beliung, bencana gelombang pasang, abrasi pantai dan rawan terhadap pencemaran tumpahan minyak kotor yang terbawa air laut sehingga membawa kerugian khususnya terhadap masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan.
Namun kejadian rawan bencana di Kota Batam masih dikatagorikan ke dalam bencana lokal dan dapat cepat ditanggulangi dan jarang sampai menimbulkan korban jiwa. Penanggulangan pasca bencana biasanya dilakukan langsung melalui pendirian posko darurat penanggulangan bencana, penyelenggaraan dapur umum, pemberian bantuan pangan, tenda dan bahan bangunan untuk para korban di bawah koordinasi dinas sosial dengan melibatkan pihak terkait antara lain badan pengusahaan kawasan, pihak keamanan, kecamatan, kelurahan serta elemen masyarakat. Langkah-langkah penanggulangan bencana dalam RPJMD Kota Batam diakomodir melalui kegiatan penanggulangan dan penanganan bencana Pemerintah Kota Batam yang dituangkan dalam program pengendalian banjir dan pengamanan tebing/pantai serta program penanggulangan bencana serta jaminan sosial.
Kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari:
Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada dataran di bagian hilir dan muara sungai, serta pada kawasan-kawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai;
Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana tanah longsor yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan;
Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana abrasi yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitu pada kawasan-kawasan pesisir berombak besar dengan struktur geologi pantai cenderung curam dan rentan, terutama pada kawasan-kawasan pesisir yang menghadap secara langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan; dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 21
Kawasan Rawan Gerakan Tanah yaitu kawasan pada jalur-jalur sesar geologi yang berpotensi mengalami bencana gerakan dan atau gempa bumi, yaitu diPulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru, di Kecamatan Galang, yang bagi perlindungannya diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter (seratus meter) di kiri-kanan garis sesar.
Kawasan Rawan Gelombang Pasang yaitu kawasan yang berada pesisir pantai yang terutama yang menghadap langsung ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan pada musim-musim tertentu rawan gelombang pasang.
II.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Pola Konsumsi Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari pola pengeluaran konsumsi masyarakat. Pengeluaran konsumsi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu konsumsi makanan dan bukan makanan. Awalnya pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan makanan menjadi prioritas utama dalam kehidupan keluarga, dengan meningkatnya pendapatan secara perlahan pengeluaran non makanan akan menggeser pengeluaran untuk makanan. Perubahan ini dapat diartikan sebagai peningkatan kesejahteraan. Dari tabel. 4 dapat dilihat, walaupun sangat lambat, terjadi pergeseran porsi pola konsumsi masyarakat dari makanan ke non makanan.
Tabel 2. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Bulan di Kota Batam Tahun 2009-2013
Tahun
Makanan Non Makanan Jumlah
(Juta Rp) % (Juta Rp) % Rp (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2009 2010 1,95 2,13 39,90 40,55 2,94 3,12 60,10 59,45 4,89 5,25 2011 2012*) 2013*) 2,25 2,26 2,51 41,59 35,82 36,59 3,16 4,05 4,35 58,41 64,18 63,41 5,41 6,31 6,86 Sumber : BPS Kota Batam, Hasil Survei Harga Konsumen
* )Tahun dasar 2012
Pada tahun 2013, proporsi pengeluaran untuk makanan sebesar 36,59 persen dan non makanan sebesar 63,41 persen, dimana hal ini berarti proporsi pengeluaran untuk makanan di Kota Batam jauh lebih baik dari rata-rata nasional dan pada tahun 2014 dipekirakan juga mengalami hal yang sama yaitu adanya kenaikan konsumsi masyarakat untuk pengeluaran makanan dan pengeluaran non makanan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 22
Tabel 3. Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Batam Tahun 2012 –Mei 2015
Kelompok Pengeluaran 2012 2013 2014 Mei
2015
Umum 2,02 7,81 7,61 0,77
1. Bahan makanan 1,95 3,49 1,31 3,19
2. Makanan jadi, minuman rokok dan tembakau
2,83 0,94 1,12 0,27
3. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,81 1,03 1,25 0,25
4. Sandang 3,69 -0,01 0,25 0,06
5. Kesehatan 1,66 0,12 0,65 0,08
6. Pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,25 0,21 0,33 0,12
7. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,88 2,02 2,75 0,06
Sumber : BPS Kota Batam
b. Pendidikan
Dalam jabaran UUD 1945 tentang pendidikan yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Untuk melihat capaian kinerja pada bidang pendidikan di Kota Batam. Berikut ini akan dipaparkan data penunjang hasil capaian pendidikan di Kota Batam.
b.1. Salah satu hal dasar dan menjadi faktor penting yang menunjang kemajuan di bidang pendidikan adalah tersedianya sarana ataupun fasilitas pendidikan, karena akses terhadap fasilitas tersebut memberikan pengaruh tersendiri terhadap tingkat partisipasi sekolah di suatu daerah. Sampai tahun 2014 jumlah bangunan sekolah di Kota Batam negeri dan swasta adalah sebanyak 1.057 unit yang terdiri dari 436 unit gedung TK, 353 unit gedung SD/MI, 141 unit gedung SLTP/Mts dan 127 buah gedung SMA/MA/SMK, secara lebih rinci dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 23
Tabel 4.Banyaknya Fasilitas Pendidikan Menurut Jenis Sekolah di Kota Batam Tahun 2014
Jenis Sekolah Jumlah
(1) (2) TK 436 SD/MI 353 SLTP/MTs 141 SMA/MA/SMK 127 Total Fasilitas 1.057
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
b.2.Indeks Pembangunan Manusia Kota Batam (IPM)
Berdasarkan prediksi IPM Kota Batam untuk indikator bidang pendidikan / pengetahuan,diperkirakan rata-rata lama sekolahdi Kota Batam tahun 2014 adalah 10,91 tahun. Dari capaian tersebut berarti bahwa, wajib belajar 10 tahun yang dicanangkan pemerintah pusat sudah terealisasi sebesar 109,10 persen atau dengan kata lain untuk Kota Batam sudah melebihi target nasional sebesar 9,10 persen. Angka melek huruf Kota Batam diperkirakan akan mencapai sebesar 99,31 persen yang berarti bahwa angka buta huruf di Kota Batam hanya sebesar 0,69 persen.
Tabel 5. Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf
di Kota Batam Tahun 2011 - 2014
Tahun Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
Angka Melek Huruf (%) 1 2 3 2011 10,78 98,97 2012* 10,84 99,29 2013* 10,90 99,30 2014** 10,91 99,31
Sumber : BPS Kota Batam
* Angka Perbaikan ** Angka Prediksi
b. 3. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 24
jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indokator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang telah bersekolah di semua jenjang pendidikan. Makin tinggi APS berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Nilai ideal APS = 100 % dan tidak akan terjadi lebih besar dari 100 %, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah.
Tabel 6. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kota BatamTahun 2011 - 2014 Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 SD 96,69 98,41 98,87 99,12 SLTP 97,80 94,76 96,92 97,35 SLTA 61,50 67,37 71,42 72,33
Sumber : BPS Kota Batam
Angka partisipasi dalam suatu kegiatan penting diketahui, dengan mengetahui angka partisipasi tersebut dapat dinilai apakah kegiatan tersebut disukai masyarakat atau tidak disukai. Semakin besar angka partisipasi suatu program pendidikan berarti, program, lembaga, daerah tersebut berkualitas, sebaliknya kurang dan peserta banyak berhenti dalam proses pelaksanaan program berarti program, lembaga dan daerah tersebut tidak berkualitas.
b.4. Angka Putus Sekolah (APTS)
Proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Adapun kelompok umur yang dimaksud adalah kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Semakin tinggi angka putus sekolah menggambarkan kondisi pendidikan yang tidak baik dan tidak merata. Begitu sebaliknya jika angka putus sekolah semakin kecil maka kondisi pendidikan di suatu wilayah semakin baik.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 25
Tabel 7. Persentase Angka Putus Sekolah (APTS)
Kota Batam Tahun 2011 - 2014
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
SD 0,16 0,10 0,03 0,03
SLTP 0,06 0,06 0,13 0,08
SLTA 0,25 0,18 0,11 0,11
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
b.5. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100 % karena terdapat murid yang berusia di luar usia resmi sekolah, terletak di daerah kota, atau terletak pada daerah perbatasan.
Tabel 8. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Kota Batam Tahun 2011 - 2014
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
SD 110,3 111,50 111,90 112,50
SLTP 97,89 99,55 101,66 102,20
SLTA/SMK 68,35 70,20 72,00 72,70
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
b. 6. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 26
APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai.
Tabel 9. Angka Partisipasi Murni (APM)
Kota Batam Tahun 2011 - 2014
Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5
SD 99,65 99,90 100,93 101,25
SLTP 79,34 79,85 80,25 80,95
SLTA/SMK 59,95 60,90 61,96 62,21
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. Nilai ideal APM = 100 % karena adanya murid usia sekolah dari luar daerah tertentu, diperbolehkannya mengulang di setiap tingkat, daerah kota, atau daerah perbatasan.
b.7. Angka Kelulusan
Angka kelulusan merupakan suatu hasil yang diperoleh selama melaksanakan suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini juga menjadi indikator penting prestasi belajar. Predikat kelulusan merupakan status yang disandang oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh besarnya indeks prestasi yang dimiliki Waktu tempuh pendidikan seseorang dalam menyelesaikan studinya menjadi salah satu ukuran prestasi, yang menyelesaikan studinya lebih awal menandakan prestasinya baik, sebaliknya waktu tempuh pendidikan yang melebihi waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik. Presentase angka kelulusan per jenjang pendidikan di Kota Batam dapat dlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 10. Persentase Angka Kelulusan
Kota Batam Tahun Pelajaran 2010/2011-2013/ 2014
Jenjang Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 1 2 3 4 5 SD 99,98 99,97 100,00 100,00 SLTP 98,82 99,50 99,43 99,96 SLTA 98,08 99,24 99,92 99,89
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 27
Keberhasilan tingkat kelulusan siswa juga sangat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar yang dilakukan pada lingkungan sekolah khususnya antara jumlah murid dan jumlah guru, untuk itu berikut ini disajikan perkembangan rasio antara murid per guru serta rasio murid per kelas.
Tabel 11. Perkembangan Rasio Murid dan Guru
Tahun 2011 - 2014 Indikator Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 Rasio Murid Per Guru SD 24 34 33 33 SLTP 12 43 36 36 SLTA 12 20 24 14
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio murid per guru untuk jenjang pendidikan SD berkisar antara 24 sampai 34 siswa yang harus ditanggani oleh satu orang guru. Untuk jenjang SLTP berkisar antara 12 sampai dengan 43 siswa sedangkan untuk jenjang SLTA berkisar antara 12 sampai 24 siswa per satu orang guru. Sedangkan untuk rasio murid per kelas untuk jenjang pendidikan SD rasionya berkisar antara 31 sampai dengan 44 siswa per kelas. Pada jenjang SLTP berkisar antara 26 sampai dengan 40 siswa per kelas dan pada jenjang SLTA jumlah siswa dalam satu kelas berkisar antara 26 sampai 28 siswa.
Tabel 12. Perkembangan Rasio Murid per Kelas
Tahun 2011 - 2014 Indikator Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 Rasio Murid Per Kelas SD 44 31 31 31 SLTP 26 36 40 40 SLTA 28 28 26 26
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Batam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 28
II.1.3 Aspek Pelayanan Umum
a. Standar Pelayanan Pemerintah Kota Batam
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kota Batam terus berbenah dengan melakukan penataan organisasi, penataan tatalaksana manajemen SDM aparatur, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan budaya kerja serta terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan publik, hal tersebut antara lain dilakukan dengan pembuatan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang telah ditetapkan pada lembaran daerah Kota Batam Tahun 2014 Nomor 1 pada tanggal 15 Januari 2014. Disamping itu dalam rangka peningkatan pelayanan juga telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2014 tentang Sususunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain melalui Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2014 Nomor 2 pada tanggal 12 Maret 2014. Melalui peraturan dearah tersebut untuk pelayanan perizinan sudah dibentuk SKPD teknis yaitu Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Sejalan dengan hal itu Pemerintah Kota Batam juga membuatStandar Pelayanan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada khususnya pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang secara langsung melakukan pelayanan kepada masyarakat.
SOP merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan standar pelayanan dan pelaksanaan kegiatan oleh SKPD untuk mencapai efisiensi dan efektifitas serta transparansi kinerja. SOP selain sebagai pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD juga bisa dipakai sebagai alat penilaian kinerja SKPD berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada SKPD bersangkutan sehingga penyelenggaraan pemerintahan menjadi akuntabel. Melalui penyusunan SOP ini diperoleh beberapa manfaat, antara lain, yaitu:
Membentuk system kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan;
Adanya gambaran bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku;
Menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung;
Sebagai saran tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan;
Menjamin konsisten dan proses kerja yang sistematik dan menetapkan hubungan timbal balik antar satuan kerja.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 29
Terkait pencapaian grand design reformasi birokrasi 2010-2025 khususnya pada struktur organisasi Pemerintah Kota Batam, juga telah dilakukan penyusunan analisis jabatan dan beban kerja yang meliputi 225 analisis jabatan struktural dari 1.119 kompetensi jabatan struktural yang ada di struktur jabatan organisasi Pemerintah Kota Batam. Dalam analisis jabatan ini diuraikan tentang berbagai klasifikasi jabatan dan kebutuhan personil dengan memberikan analisis tentang persyaratan-persyaratan dalam menduduki suatu jabatan, yang meliputi : jenjang eselon, klasifikasi minimal golongan pangkat dan ruang, klasifikasi pendidikan yang dibutuhkan, serta persyaratan diklat teknis dan fungsional untuk menduduki suatu jabatan struktural. Penyusunan SOP maupun ANJAB yang telah dilakukan tersebut masih terus disempurnakan.
b. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Dalam rangka akuntabilitas pelayanan publik, pemerintah pusat melalui Menteri Negara PAN sejak tahun 2003 telah mengeluarkan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik melalui Surat Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003, pedoman umum ini kemudian diikuti oleh dua SK MenPAN pada tahun 2004 melalui SK Nomor 25 dan 26 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Transparansi Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
IKM diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat yang dikumpulkan melalui survei kepuasan masyarakat terhadap unit pelayanan publik. Dengan adanya Penyusunan IKM ini diharapkan akan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan publik di instansi pemerintah kepada masyarakat. Guna merespon tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik tersebut. Pemerintah Kota Batam juga telah melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap unit kerja yang melakukan pelayanan.
II.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Perekonomian suatu daerah dikatakan mengalami pertumbuhan bila terdapat peningkatan nilai tambah dari hasil produksi barang dan jasa pada periode tertentu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi daerah tercermin melalui pertumbuhan angka PDRB.
Potensi Unggulan Daerah
Potensi unggulan daerah Kota Batam pada dasarnya dapat dilihat dari komposisi sektor ekonomi yang merupakan bagian nilai yang disumbangkan suatu sektor terhadap total PDRB, yaitu nilai suatu sektor (PDRB suatu sektor) dibandingkan dengan nilai keseluruhan sektor (total PDRB). Komposisi sektor merupakan gambaran awal untuk memahami sektor-sektor manakah yang berpotensi menjadi sektor unggulan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 30
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB suatu daerah.Empat sektor potensi unggulan dari sektor ekonomi yang dominan menyumbangkan andil ke dalam PDRB Kota Batam adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta sektor bangunan. Secara rinci potensi unggulan daerah Kota Batam menurut sektor ekonomi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 13.Distribusi Potensi unggulan pada PDRB Kota Batam Tahun 2011 – 2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%)
No. Lapangan Usaha 2011 2012* 2013**
1 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan 1,18 1,16 1,12
2 Pertambangan dan penggalian 0,13 0,12 0,12
3 Industri pengolahan 60,69 59,92 58,99
4 Listrik, gas dan air bersih 0,67 0,66 0,67
5 Bangunan 2,90 2,95 3,02
6 Perdagangan, hotel dan restoran 25,72 26,53 27,40
7 Pengangkutan dan komunikasi 3,06 3,06 3,07
8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4,44 4,41 4,43
9 Jasa-jasa 1,21 1,19 1,18
Sumber : BPS Kota Batam * Angka Perbaikan ** Angka Sementara
Dari tabel di atas terlihat bahwa distribusi potensi unggulan PDRB Kota Batam tahun 2013, sektor industri pengolahan masih menjadi sektor unggulan pertama Kota Batam dengan prediksi kontribusi sebesar 58,99 persen. Sektor unggulan kedua yaitu sektor perdagangan hotel dan restoran diprediksikan mengalami peningkatan dari 26,53 persen menjadi 27,40 persen. Sektor unggulan ketiga yang memberikan kontribusi besar dalam PDRB Kota Batam adalah sektor jasa keuangan persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 4,43 persen dan sektor ke empat adalah bangunan dengan kontribusi 3,02 persen.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 14. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2011-2013
S e k t o r 2011 2012* 2013**
(1) (3) (4) (5)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 31
Perikanan
2. Pertambangan dan Pengalian 1,03 1,01 0,82
3. Industri 5,55 5,43 4,20
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 10,24 5,28 8,64
5. Bangunan 10,37 8,86 8,26
6. Perdagangan 11,19 10,12 9,32
7. Angkutan 7,74 6,78 6,10
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6,17 6,16 6,16
9. Jasa-jasa 3,77 4,54 4,84
Kota Batam 7,20 6,78 5,83
Sumber : BPS Kota Batam Ket : * Angka Perbaikan ** Angka Sementara
Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Batam sebesar 7,20% dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kota Batam mengalami perlambatan dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,78% perlambatan tersebut selaras dengan menurunnya realisasi nilai ekspor Kota Batam pada tahun 2012 dengan nilai ekspor Kota Batam pada periode tersebut sebesar US$ 10,72 juta dimana pertumbuhan ekspor Kota Batam menurun sebesar -7,16 persen, begitu juga dengan nilai impor Kota Batam hanya sebesar US$ 9,28 juta dengan pertumbuhan impor sebesar -3,31 persen. Namun demikian neraca perdagangan Kota Batam masih mengalami surplus sebesar US$ 1,44 juta. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Kota Batam juga tidak terlepas dari pengaruh melambatnya investasi akibat dari belum pulihnya perekonomian global, perlambatan kinerja industri pengolahan serta masih rendahnya realisasi belanja pemerintah pada triwulan I 2015.
Dari sisi inflasi dapat disampaikan bahwa perkembangan inflasi Kota Batam pada bulan Januari s/d Desember 2014 sebesar 7,61% mengalami penurunan dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada periode Januari s/d Desember 2014 dengan besar inflasi 7,81%. Masih tingginya inflasi yang terjadi pada tahun 2014 disebabkan terjadinya kenaikan indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,31 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,12 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar sebesar 1,25 persen; kelompok sandang sebesar 0,25 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,65 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,75 persen. Pada tahun 2014 semua inflasi disebabkan oleh kenaikan indeks harga tidak ada satupun indeks harga di Kota Batam pada tahun yang mengalami penurunan.Inflasi Tahun Kalender (Januari-Mei) 2015 di Kota Batam sebesar 0,56 persen dan laju inflasi 'year on year' di Kota Batam (Mei 2015 dibandingkan dengan Mei 2014) sebesar 7,63 persen.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 33
Gambar 4. Grafik Inflasi Kota Batam Tahun 2011- Mei 2015
Sumber : BPS Kota Batam
c. Fasilitas Infrastruktur
Kondisi Jalan
Pembangunan Infrastruktur jalan sebagian besar sudah mampu membuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan arus lalu lintas orang dan barang sehingga berdampak pada pertumbuhan perekonomian kota. Perkembangan kondisi jalan di Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 15. Perkembangan Sarana Jalan di Kota Batam Tahun 2011 s/d 2014 Tahun Y e a r Aspal Asphalted Kerikil
Grave Tanah Earth
Tidak Dirinci Unspecified Jumlah Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2011 931,23 73,00 84,85 - 1.089,08 2012 947,13 73,00 68,95 - 1.183,13 2013 926,22 123,89 48,27 - 1.098,38 2014*) 751,37 117,44 13,76 - 882,57
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Batam *) Tidak Termasuk Jalan Nasional dan Jalan Propinsi.
Fasilitas Air Bersih.
Sejak bulan November 1995 pengadaan dan pengusahaan air bersih di Pulau Batam dikelola oleh pihak swasta. Kebijakan ini memudahkan pendanaan swasta dalam membiayai sejumlah pekerjaan perbaikan dan pengembangan sistem distribusi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 34
Sumber air bersih yang memasok kebutuhan air di Pulau Batam berasal dari air baku yang terdapat pada beberapa WTP yang tersebar di Kota Batam, antara lain yaitu WTP Sei Baloi, WTP Sei. Ladi, WTP Sei. Harapan, WTP Sei Nongsa, WTP. Muka Kuning, WTP Tanjung Piayu dan WTP Duriangkang, dengan kapasitas desain WTP sebesar 3.000 liter/detik dimana banyaknya air yang distribusikan pada tahun 2014 adalah :
Rumah Tempat Tinggal dan Instansi Pemerintah 72,41%
Industri 8,09%
Badan sosial, Rumah Peribadatan dan Rumah Sakit 4,50%
Niaga (Hotel, Taurism) 14,52%
Pelabuhan / Bandara 0,46%
Lokasi Waduk di Kota Batam seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5. Peta Lokasi Waduk di Pulau Batam
Dengan kapasitas produksi sebesar 4.682 lt/det. Gambaran kapasitas waduk di Kota Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 16. Kapasitas Air Bersih di Kota Batam Tahun 2014
Nama Waduk Volume
( m 3) Kapasitas Desain WTP (Lt/Dtk) Kapasitas/Produksi (Lt/Dtk) (1) (2) (3) (4) 1. Sei Harapan 3.600.000 210 212,96 2. Sei Baloi 270.000 30 26,10 3. Sei Nongsa 720.000 60 85,64 4. Sei Ladi 9.490.000 240 316,40 5. Muka Kuning 12.270.000 310 333,52 6. Duriangkang 78.180.000 3000 1.368,72
7. Rencana Waduk Tembesi 41.876.080 600 -
8. Waduk Rempang 5.166.400 232 -
9. Waduk Sei Gong - - -
Sei Harapan Nongsa Sei Ladi Muka Kuning Duriangkang Sei Baloi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 35
Jumlah 151.572.480 4.682 2. 343,62
Sumber : BP Kawasan Batam
Perkembangan Kota Batam yang pesat mengakibatkan kebutuhan air yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Batam, perkembangan usaha dan industri yang mengharuskan untuk mencari alternatif sumber air baku. Mengingat sumber air baku di Kota Batam berasal dari air permukaan / tadah hujan, maka perlu pengamanan lahan di lokasi Catchment Area.
- Tenaga Kelistrikan
Penyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT. PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam. Sedangkan untuk wilayah pulau-pulau lainnya seperti di Belakang Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh, Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abang penyediaan ketenagakelistrikan dikelola PT. PLN. Cabang Tanjung Pinang. Data pengusahaan kelistikan Batam Tahun 2012-2014 melalui PT. PLN Batam dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 17. Data Pengusahaan Kelistikan PT. PLN Batam Tahun 2012 s/d 2014 Indikator 2012 2013 2014 Jumlah Pelanggan 237.354 5,0% 251.727 6,1% 268.775 6,8% Penjualan T/L (MWh) 1.644.224 7.7% 1.826.038 11,1% 1.985.419 8,7% Daya Mampu (MW) 374 18,4% 344 -8,0% 364,6 6,0% Beban Puncak (MW) 288 9,1% 310 7,6% 339 9,4% Fuel Mix BBM (%) 4,91% 0,01% 0,01% Susut (T & D) (%) 5,97% 6,24% 5,94% SAIDI (mnt/plg/thn) 29,3 24,31 23,32 SAIFI (Kl/plg/thn) 0,7 0,69 0,59 Batubara (MW) 2x55 2x55 2x55 Gas (MW) 264 234 254 Sumber : PT. PLN Batam
Jumlah pelanggan listrik PLN wilayah khusus Batam sampai dengan tahun 2014sebanyak 268.775 pelanggan dengan daya tersambung 1.192.445 KVA dan beban puncak 339 MW. Komposisi pelanggan pada tahun 2014 jumlahpelangan rumah tangga sebesar 71,35 persen, pelanggan industri 0,12 persen, pelangan usaha 12,04 persen, dan jenis pelanggan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Batam 2016 36
umum 16,06 persen. Kebuttuhan kelistrikan Kota Batam 5 tahun tahun ke depan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
- Perhubungan Laut
Untuk menunjang lalu lintas orang dan barang serta bongkar muat barang tersedia beberapa penumpang dan pelabuhan kargo untuk sandar kapal dengan kapasitas sampai dengan 150.000 DWT yang terdapat di Pelabuhan Kabil, sedangkan untuk kapasitas kontainer saat ini sebesar 90.000 TEUs di Pelabuhan Batu Ampar yang rencananya akan terus dikembangkan secara bertahap sampai dengan 4.000.000 TEUs. Sedangkan untuk kapasitas sandar kapal saat ini sebesar 35.000 DWT. Berikut kondisi dan lokasi pelabuhan yang ada di Kota Batam dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6.Gambar Dermaga Utara Terminal Batu Ampar
Kapasitas Sandar : 30,000 DWT
Panjang : 176 m Dalam : 10 m
Kebutuhan Listrik Kota Batam 5 Tahun ke Depan
1. Kapasitas Terpasang 374 MW
2. Beban Puncak 266 MW
3. Kebutuhan 5 Tahun ke depan 580 MW 4. Rencana Pengembangan Kelistrikan ke depan 783 MW