• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM merupakan bentuk usaha yang lebih sering kita jumpai dibandingkan dengan Usaha Besar (UB). UMKM diakui sebagai salah satu penyumbang kontribusi yang nyata bagi perekonomian nasional Indonesia, selain itu UMKM juga disebut sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah juga terus berupaya untuk mengembangkan UMKM. Salah satunya dapat kita lihat dalam pasal 14 UU Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil dimana dirumuskan bahwa pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, dan teknologi. (Anogara dan Djoko, 2002:229)

Perkembangan UMKM sendiri terus terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Hampir seluruh bentuk usaha yang ada di Indonesia adalah berbentuk UMKM. Dari tahun ke tahun, terus terjadi pertambahan jumlah UMKM di Indonesia. Berikut ini adalah tabel yang berisikan data perkembangan jumlah UMKM sejak tahun 2010-2012 yang dicatat oleh Kementerian Koperasi dan UMKM.

(2)

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Unit UMKM di Indonesia Tahun 2010-2012

No Jenis UMKM

Jumlah Unit

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 1 Usaha Mikro (UMi) 53.207.500 54.559.969 55.856.176 2 Usaha Kecil (UK) 573.601 602.195 629.418 3 Usaha Menengah (UM) 42.631 44.280 48.997 Jumlah Total 53.823.732 55.206.444 56.534.592 Sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM (data diolah)

Seperti yang terlihat pada tabel data di atas, jumlah unit usaha UMKM di Indonesia terus mengalami kenaikan baik itu usaha mikro, kecil, maupun usaha menengah. Perkembangan UMKM ini dapat terjadi dikarenakan syarat-syarat pembentukan usahanya yang cenderung lebih sederhana dan mudah untuk dipenuhi oleh masyarakat yang ingin terjun dalam dunia bisnis atau wirausaha.

Di antara banyaknya sektor industri dalam UMKM, salah satu sektor industri UMKM yang akan terus mengalami pertambahan jumlah pelaku industrinya adalah industri makanan dan minuman. Hal ini disebabkan karena masih kuatnya permintaan pasar. Permintaan akan makanan dan minuman tidak akan melemah dikarenakan makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

(3)

penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 240 juta dapat menjadi peluang pasar yang sangat menjanjikan. Sesuai dengan data BPS pada tahun 2012, jumlah penduduk di Indonesia tercatat sebanyak 245,19 juta jiwa dengan pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 1,66%. Kondisi ini menggambarkan bagaimana besarnya potensi pasar di Indonesia untuk berbagai produk, termasuk untuk produk makanan dan minuman. (www.depkop.go.id)

Di antara banyaknya jenis usaha pada sektor makanan dan minuman, salah satu usaha yang memiliki daya tarik tinggi adalah usaha kue. Alasanya adalah karena usaha kue ini tidak sulit untuk dijalankan dan juga jumlah peminat dan pembelinya juga cukup banyak. Jenis-jenis kue yang dapat dijadikan sebagai produk jual juga banyak variasinya mulai dari jenis-jenis kue tradisional sampai dengan jenis-jenis kue yang lebih modren. Kue juga masih menjadi salah satu pilihan jajanan atau cemilan bagi masyarakat saat bersantai di rumah bersama keluarga maupun hidangan dalam acara-acara formal maupun informal. Dalam menjalankan usaha kue ini juga tidak sulit, pelaku usaha biasanya hanya perlu menjaga kualitas dan rasa kue serta kreatif dalam menciptakan inovasi rasa serta bentuk kue untuk dapat menarik minat pembeli dan menjaga loyalitas pelanggannya.

Usaha Kue Ibu Sri Warni merupakan salah satu usaha rumah tangga yang bergerak di sektor industri makanan yaitu pada usaha kue. Usaha kue ini tergolong pada usaha berskala mikro yang masih sangat sederhana. Usaha kue ini tidak memiliki toko sebagai tempat usahanya, dalam operasionalnya usaha kue

(4)

ini melakukan proses produksi dan pengemasan di rumah pemilik usaha kue ini yaitu Ibu Sri Warni. Setelah proses produksi dan pengemasan selesai, produk kue yang telah siap jual tersebut akan dititipkan ke mitra usahanya yang berjumlah 4 orang untuk dijual kepada konsumen. Selain itu usaha ini juga menerima pesanan kue dari konsumen. Usaha kue ini menawarkan banyak jenis variasi kue, yaitu 12 jenis kue dengan 19 varian rasa dan jenis.

Usaha Kue Ibu Sri Warni ini telah berdiri kurang lebih selama 10 tahun, tepatnya sejak tahun 2003. Namun sampai saat ini, usaha kue Ibu Sri Warni masih merupakan usaha yang berskala mikro. Sehingga usaha Kue Ibu Sri Warni ini memerlukan suatu strategi yang mampu membantu pengembangan usaha ini untuk menjadi usaha yang lebih besar lagi.

Strategi pengembangan tersebut dapat dirumuskan melalui suatu kegiatan formulasi strategi. Formulasi strategi merupakan suatu bentuk perencanaan jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan. Alat formulasi strategi yang cocok digunakan dalam merumuskan strategi pada usaha ini adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunitiies) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan weakness). (Rangkuti, 2013: 19)

(5)

Dari hasil penelusuran peneliti, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas permasalahan yang sama. Boediharti (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Kue D’Wonk di Jakarta Pusat”, hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan matriks IFE diketahui bahwa kekuatan utama yang dimiliki oleh industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D’Wonk adalah kualitas atau mutu produk yang baik, berdasarkan matriks EFE diketahui bahwa peluang utama yang dimiliki oleh industri kecil Brownies, Chocolatedan Pastry D’Wonk adalah pangsa pasar yang masih luas, berdasarkan matriks IE diketahui bahwa perusahaan berada di kuadran V yaitu tumbuh dan stabil dengan alternatif pada strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk, dan berdasarkan analisa SWOT dan QSPM maka strategi pengembangan usaha yang disarankan dengan strategi peringkat teratas masing-masing kelompok.

Dwie Vikha Soraya (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Obat Keluarga (TOGA) (Studi Kasus di Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Kotamadya Medan)”, hasil penelitiannya menyatakan bahwa kekuatan yang dapat diandalkan dalam pengembangan usaha tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu sebagai obat pertolongan pertama dan bibit tanaman mudah didapat. Kelemahan yang dapat diandalkan dalam pengembangan usaha tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu tanaman obat keluraga (TOGA) tidak ada harganya dan obat dari tanaman obat keluarga (TOGA) kurang praktis. Peluang terbesar yang dapat

(6)

diperoleh dalam pengembangan usaha tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu dibutuhkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup sehat masyarakat. Ancaman terbesar yang dihadapi dalam pengembangan usaha tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu kurangnya peminat tanaman obat keluarga (TOGA) dan obat generik. Strategi pengembangan usaha tanaman obat keluarga (TOGA) ini mampu berada pada daerah IV (STABILITAS/Hati-Hati). Strategi pengembangan yang digunakan pada usaha pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu memfokuskan pada keunggulan produk tanaman obat keluarga (TOGA) dan Menggalakan sosialisasi pemanfaatan budidaya tanaman obat keluarga (TOGA).

Widya Yudha Ningtias (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Kecil “Waroeng Coklat” (Kasus Usaha Kecil dan Menengah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat)”, hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE, faktor strategis eksternal yang merupakan peluang terbesar dan paling berpengaruh bagi "Waroeng Cokelat" 3 yaitu dukungan Disperindagkop dalam pelatihan dan pengembangan UKM di Kota Bogor. Faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman bagi "Waroeng Cokelat" yaitu hambatan masuk dalam usaha makanan (cookies dan praline) relatif rendah.. Hasil analisis dengan matriks EFE mengindikasikan bahwa "Waroeng Cokelat" merespon dengan baik peluang dan ancaman yang ada dalam usahanya. Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan bagi "Waroeng Cokelat" yaitu keuletan pemilik dalam mengelola

(7)

perusahaan Faktor strategis internal yang merupakan kelemahan terbesar adalah promosi belum optimal. Hasil analisis matriks IFE untuk kekuatan dan kelemahan mengindikasikan bahwa "Waroeng Cokelat" dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk meminimalisasi kelemahannya. Pada matriks IE, "Waroeng Cokelat" menempati posisi sel V. Terdapat delapan alternatif strategi yang dipilih dari matriks SWOT yaitu memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan, pengembangan produk, mengoptimalkan promosi, meningkatkan modal usaha, memilih lokasi usaha yang strategis, melakukan produksi secara kontinyu, mempertahankan dan meningkatkan jenis serta kualitas produk, menambah tenaga kerja penyalur/distibutor. Sedangkan berdasarkan hasil dari pengolahan QSPM, diperoleh prioritas strategi yang dapat dijalankan "Waroeng Cokelat" saat ini yaitu mengoptimalkan promosi.

Kaisar Fauziansyah Suparman (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada Kedai Iga Bakar Mang Opan dalam Meningkatkan Volume Penjualan: Pendekatan Analisis SWOT pada Kedai Iga Bakar Mang Opan” ,menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan menjelaskan bahwa Kedai Iga Bakar Mang Opan memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan terkait dengan kegiatan pengembangan usahanya. Hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan menjelaskan bahwa Kedai Iga Bakar Mang Opan memiliki beberapa peluang dan ancaman terkait dengan kegiatan pengembangan usahanya,. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa kedai Iga Bakar Mang Opan memiliki 8 kekuatan, 7

(8)

kelemahan, 7 peluang, serta 5 ancaman bagi usahanya. Hasil analisis matriks IE dan QSPM menunjukkan bahwa terdapat 9 alternatif-alternatif strategi bagi pengembangan usaha kedai iga bakar Mang Opan.

Agus Santoso (2008) pada penelitiannya yang berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)”, hasil penelitiannya menyatakan bahwa Matriks EFE dan IFE menunjukan kemampuan UKM Kambing Desa Cikarawang dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman masih rata-rata, begitu juga dengan kemampuan UKM Kambing Desa Cikarawang dalam menggunakan kekuatan untuk menutupi kelemahanny a masih dalam kategori rata-rata. Analisis matriks Internal Eksternal (I-E) menunjukan posisi UKM Kambing Desa Cikarawang dalam persaingan dengan sesama UKM/perusahaan sejenis masuk dalam kategori sedang/rata-rata, sehingga alternatif stategi yang tepat dari analisis matriks I-E adalah Hold and Maintenance atau strategi stabilitas. Dari hasil analisis SWOT, diperoleh alternatif strategi antara lain menambah jumlah pelanggan tetap, meningkat kan kapasitas penjualan, menambah kapasitas produksi, melakukan promosi, melakukan sistem pencatatan keuangan dan administrasi, melakukan penelitian dan pengembangan pasar, menyediakan kambing yang berkualitas, meningkat kan sinergisme dan kemitraan, memberikan makanan tambahan dan obat-obatan pencegah penyakit dan melakukan studi banding. Dari haris analisis QSPM, alternatif strategi yang

(9)

terpilih adalah melakukan promosi, dan strategi melakukan pencatatan keuangan dan administrasi.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai strategi pengembangan usaha ini yang dituangkan dalam judul “Strategi Pengembangan pada USAHA KUE IBU SRI WARNI Jalan Pattimura No. 21S, Binjai”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa sajakah faktor internal yang mempengaruhi pengembangan usaha Kue Ibu Sri Warni?

2. Apa sajakah kaktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha Kue Ibu Sri Warni?

3. Bagaimana strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk mengembangan usaha Kue Ibu Sri Warni?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan usaha kue Ibu Sri Warni.

(10)

2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha kue Ibu Sri Warni.

3. Untuk merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi pengembangan Usaha Kue Ibu Sri Warni.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi objek penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman, informasi dan masukan bagi pemilik usaha Kue Ibu Sri Warni dalam mengembangkan usahanya.

2. Bagi peneliti.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh serta menambah pemahaman mengenai analisis SWOT sebagai alat formulasi strategi mengembangkan usaha. 3. Bagi akademis.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi peneliti-peneliti lain di masa mendatang yang berminat melakukan penelitian mengenai objek dan masalah yang sama.

     

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan Pelayanan Purna Jual ada beberapa unsur yang perlu diketahui (Hindle dan Thomas dalam Fandy Tjiptono, 2008) yaitu Ada empat indikator dalam layanan

Hasil perencanaan ini telah memberikan layanan yang sangat baik untuk user dan pelanggan.Setelah diketahui jumlah antena pRRU yang digunakan, panjang kabel, tata

Dalam pengolahan nilai siswa, SMA Krida Utama 2 selama ini menggunakan program aplikasi dari Microsoft Office, hal tersebut dirasa kurang efisien, efektif dan

Pada perkembangan CDM selanjut- nya, Howard (1994) menunjukkan bahwa pesan iklan tidak hanya berpengaruh terhadap pengenalan merek (F  B), sikap konsumen terhadap merek (F 

Seminar Perumahsakitan, Lokakarya tahun ini dilaksanakan tanggal 25-27 Februari 2015 di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan, dengan mengangkat Tema : “STRATEGI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari krisis keuangan global dalam mempengaruhi faktor internal dan faktor eksternal dari bank syariah di

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan seorang siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika dengan cara mengidentifikasi unsur-unsur yang telah

Fokus penelitian ini yaitu; pertama, bagaimana praktik bahtsul masail sebagai problem solving method dalam pembelajaran Fikih kontekstual di LBM HM Al-Mahrusiyah putra,