• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN FUNGSI SOSIAL PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK JIWA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN FUNGSI SOSIAL PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK JIWA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN FUNGSI SOSIAL PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK JIWA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI

BALI

Latar Belakang : Skizofrenia dikenal sebagai penyakit kronis dengan manifestasi klinis beragam, salah satunya adanya gangguan pada fungsi kognitif maupun sosial yang muncul pada pasien Skizofrenia akan menghambat dan menurunkan tingkat produktivitas pasien. Untuk itu diperlukan penanganan yang komphrensif termasuk rehabilitasi mental seperti remediasi kognitif dengan harapan fungsi kognitif dan sosial pasien Skizofrenia menjadi lebih baik.

Tujuan : Mengetahui hubungan antara fungsi kognitif dengan fungsi sosial pada pasien skizofrenia di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali

Metodelogi Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental observasional dengan rancangan potong lintang, analisis bersifat deskriptif analitik. Pengambilan sampel penelitian sebanyak 42 orang sebagai sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner Fungsi Kognitif dengan menggunakan skala Schizophrenia Cognition Rating Scale (SCoRS). dan kuesioner fungsi sosial dengan menggunakan skala Personal and Social Performance Scale (Skala PSP) Kedua alat ukur ini sudah dilakukan uji validasi sebelumnya.

Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan dan bermakna antara fungsi kognitif dengan fungsi sosial pasien Skizofrenia di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dengan nilai korelasi Rank Spearman (ρ) sebesar -0,729, dan p 0,000 (p < 0,05). Untuk kategori fungsi kognitif didilihat dari skor SCoRS yaitu 21 (73,8%) dimana disfungsi kognitif untuk pasien Skizofrenia di RSJ Provinsi Bali tergolong disfungsi ringan, sedangkan kategori fungsi sosial dilihat dari skor PSP yaitu 31 (50,0%) dimana hendaya fungsi sosial pada pasien Skizofrenia di RSJ Provinsi Bali tergolong hendaya fungsi ringan,

Simpulan : Ada hubungan negatif dengan tingkat kekuatan kuat antara variabel fungsi kognitif dengan fungsi sosial pasien Skizofrenia di Poliklinik RSJ Provinsi Bali. Hubungan negatif dimana secara skor, semakin tinggi skor SCoRS maka semakin rendah skor PSP yang artinya semakin berat disfungsi kognitif seseorang maka semakin rendah fungsi sosialnya demikian juga sebaliknya.

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION OF COGNITIVE FUNCTION WITH SOCIAL FUNCTIONAMONG PATIENTS WITH SCHIZOPHRENIA IN THE OUTPATIENT DEPARTMENTOF BALI PROVINCE MENTAL HOSPITAL

Background: Schizophrenia is well known as a chronic illness with diverse clinical manifestation, and this includes disturbances in cognitive and social function among patients. These disturbances might hinder and decrease the patients’ level of productivity. A comprehensive management is required for these patients and this might involve cognitive remediation to help improve the cognitive and social function of patients with schizophrenia.

Aim: To characterize the correlation of cognitive function and social function among patients with schizophrenia in the outpatient department of Bali Province Mental Hospital.

Methods: This non-experimental observational research employed a cross sectional design, with descriptive analytic approach. A number of 42 subjects were sampled by non-probability sampling method with consecutive sampling technique. Instruments used were the Schizophrenia Cognition Rating Scale (SCoRS) and the Personal and Social Performance Scale (PSP Scale) to assess the subjects’ cognitive function and social function, respectively. Both instruments had been previously validated.

Results: A significant correlation was found between the cognitive function and the social function of patients with schizophrenia in the outpatient department of Bali Province Mental Hospital with Spearman Rank correlation (ρ) value of -0.729, and p 0.000 (p < 0.05). Based on PSP Scale scores, most subjects (n = 21; 50.0%) experienced mild disability in social function while a number of 31 (73.8%) subjects had mild cognitive dysfunction based on the assessment with SCoRS. Conclusion: A strong negative correlation was found between the cognitive function and social function among patients with schizophrenia in the outpatient department of Bali Province Mental Hospital. This implied that patients with more severe cognitive function were likely to have lower social function and vice versa. Keywords: cognitive function, social function, patients with schizophrenia

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSYARATAN GELAR ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGUJI ... Error! Bookmark not defined. SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SINGKATAN ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 11

I.1 Latar Belakang ... 11

I.2 Rumusan Masalah ... 14

I.3 Tujuan Penelitian ... 14

I.3.1 Tujuan Penelitian Umum :... 15

I.3.2 Tujuan Penelitian Khusus : ... 15

I.4 Manfaat Penelitian ... 15

I.4.1 Manfaat Akademik ... 15

I.4.2 Manfaat Praktis ... 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Skizofrenia ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Batasan Skizofrenia ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Epidemiologi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Etiologi... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Penggolongan dan Pedoman Diagnosis . Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Penanganan ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Fungsi Kognitif pada Pasien Skizofrenia .... Error! Bookmark not defined.

(4)

2.2.1 Batasan Fungsi Kognitif ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Indikator Fungsi Kognitif ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Alat Ukur Fungsi Kognitif ... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Terapi Remediasi Kognitif... Error! Bookmark not defined. 2.3 Fungsi Sosial pada Pasien Skizofrenia ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Batasan Fungsi Sosial Pasien Skizofrenia ... Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Fungsi Sosial pada Skizofrenia

... Error! Bookmark not defined. 2.3.3 Indikator Fungsi Sosial ... Error! Bookmark not defined. 2.3.4 Alat Ukur Fungsi Sosial ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hubungan Fungsi Kognitif dan Fungsi Sosial pada Pasien Skizofrenia ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Gambaran Umum Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali .. Error! Bookmark not defined.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Konsep Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Rancangan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Populasi Target ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Populasi Terjangkau ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Kriteria Sampel ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Besar Sampel ... Error! Bookmark not defined. 4.3.5 Teknik Pengambilan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(5)

4.8 Analisis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Hasil Analisis Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 5.1.1 Karakteristik Sampel Penelitian... Error! Bookmark not defined. 5.1.2 Deskripsi dan Kategori Data Penelitian . Error! Bookmark not defined. 5.1.3 Uji Asumsi Data... Error! Bookmark not defined. 5.2 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB VI PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 7.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 7.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta alokasi kerusakan pada otak dan gejala yang ditimbulkan

pada skizofrenia (Stahl, 2013) ... 11

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 43

Gambar 3.2 Konsep Penelitian ... 43

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Sampel Penelitian ... 57

Tabel 5.2 Karakteristik Riwayat Perjalanan Penyakit Sampel Penelitian ... 58

Tabel 5.3 Kategori Kesulitan Fungsi Sosial ... 59

Tabel 5.4 Kategori Kesulitan Fungsi Kognitif ... 60

Tabel 5.5 Uji Normalitas Skala Fungsi Kognitif dan Skala Fungsi Sosial ... 61

Tabel 5.6 Uji Linearitas Fungsi Kognitif (ScoRS) dengan Fungsi Sosial (PSP). ... 62

Tabel 5.7 Hubungan Fungsi Kognitif (SCoRS) dengan Fungsi Sosial (PSP) Korelasi Rank Spearman ... 62

(8)

DAFTAR SINGKATAN

APA : American Psychiatris Association

BACS : Brief Assessment of Cognition in Schizophrenia BLUD : Badan Layanan Umum Daerah

BPKRSJ : Badan Pelayanan Khusus Rumah Sakit Jiwa CAI : Cognitive Assessment Interview

CR : Cognitive Remediation

DSM : Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorder, Fifth Edition

ECA : Epidemological Cathment Area FK : Fakultas Kedokteran

GAF : Global Assessment of Functioning GAF : Global Assessment of Functioning ICD : International Classification Of Diseases KPS : Kepala Program Studi

KTI : Karya Tulis Ilmiah

MATRICS : Measurement and Treatment Research to Improve Cognition in Schizophrenia

MCCB : MATRICS Consensus Cognitive Battery MENKES : Kementrian Kesehatan

MMSE : Mini Mental State Examination MoCA : Montreal Cognitive Assessment NET : Narrative of Emotions Task NMDA : N-Methyl-D-Aspartate ODS : Orang Dengan Skizofrenia PERDA : Peraturan Daerah

(9)

PNPK : Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan

PPDGJ : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa PPDS : Program Pendidikan Dokter Spesialis

PROMKES : Program Kesehatan

PSP : Personal and Social Performance RCT : Randomized Controlled Trials

RSJ : Rumah Sakit Jiwa

RSJP : Rumah Sakit Jiwa Pusat RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat SBS : Social Behavior Schedule

SCIP : Screen for Cognitive Impairment ScoRS : Schizophrenia Cognition Rating Scale

SCoRSvI : Schizophrenia Cognition Rating Scale Versi Indonesia SFS : Social Functioning Scale

SMF : Staf Medis Fungsional SMP : Sekolah Menengah Pertama

SOFAS : Social and Occupational Functioning Assessment Scale SPSS : Statistical Package For the Social Sciences

UNUD : Universitas Udayana WHO : World Health Organization

WHO-DAS-M : World Health Organization Mannheim Disability Assessment Schedule

YLD : Years Lost due to Disability YTT :Yang Tak Tergolongkan

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Kelaikan Etik ... 77

Lampiran 2 Surat Rekomendasi dari Gubernur Bali Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Bali ... 78

Lampiran 3 Informasi Penelitian ... 79

Lampiran 4 Informed Consent ... 80

Lampiran 5 Data Informasi Demografis Pasien ... 81

Lampiran 6 Schizophrenia Cognitive Rating Scale (SCoRS) Formulir Baseline ... 82

Lampiran 7 Wawancara Terstruktur Untuk Personal and Social Performance Scale (WTPSP) (Pasien/Pengasuh), Versi Indonesia ... 87

Lampiran 8 Data Dasar Penelitian... 94

Lampiran 9 Data Karakteristik Sampel Penelitian ... 95

Lampiran 10 Kategori skor Fungsi Kognitif dan Fungsi Sosial ... 99

Lampiran 11 Uji Normalitas Data ... 99

Lampiran 12 Uji Linieritas Data ... 100

(11)
(12)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gangguan jiwa menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke III (PPDGJ III) adalah suatu sindrom atau pola perilaku, atau psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala pasien (distress) atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting atau peningkatan risiko yang bermakna terhadap menderita kematian, disabilitas, atau kehilangan kebebasan.

Skizofrenia dikenal sebagai penyakit kronis dengan manifestasi klinis beragam, membutuhkan waktu dan biaya pengobatan dalam jumlah besar, sehingga sering kali tidak mendapatkan perawatan yang optimal. Defisit fungsi kognitif maupun sosial yang muncul pada pasien Skizofrenia akan menghambat dan menurunkan tingkat produktivitas pasien (Sadock, et al., 2015).

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 Skizofrenia memengaruhi sekitar 7 per seribu dari populasi orang dewasa, terutama pada kelompok usia 15-35 tahun. Meskipun insiden rendah (3 per 10,000), prevalensinya tinggi disebabkan oleh kronisitas. Skizofrenia di seluruh dunia diderita kira-kira 24 juta orang. Lebih dari 50 persen pasien Skizofrenia tidak mendapatkan penanganan. Sembilan puluh persen pasien Skizofrenia berada di negara berkembang. Prevalensi Skizofrenia di Indonesia mencapai sekitar 400.000 orang (1,7 per 1000 penduduk). Bali termasuk daerah dengan pasien gangguan jiwa berat terbanyak selain DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah dengan angka 2,3 per mil (Kemenkes, 2013).

Berdasarkan data Global Burden Disease, Skizofrenia menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab utama terjadinya Years Lost due to Disability (YLD) di negara dengan pemasukan rendah termasuk Indonesia. Enam puluh empat persen pasien Skizofrenia memiliki tingkat

(13)

disabilitas berat sampai sangat berat berdasarkan World Health Organization Mannheim Disability Assessment Schedule (WHO-DAS-M) yang menjadi beban negara dan mempunyai

implikasi penting terhadap perkembangan, perjalanan, dan luaran Skizofrenia (Bottlender, et al., 2010).

Disabilitas akibat disfungsi dalam kemampuan fungsi sosial sehari-hari pada pasien Skizofrenia merupakan suatu fenomena kompleks yang disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: gejala penyakit itu sendiri, lingkungan, status kesehatan, kapasitas fungsional, performa kognitif, dan faktor demografi (Strasnig & Harvey, 2012). Fungsi kognitif dan tingkat keparahan gejala negatif paling banyak dikaitkan dengan terjadinya disfungsi dalam kemampuan fungsi sosial (Shamsi, et al., 2011). Gejala-gejala dari gangguan fungsi kognitif dari pasien Skizofrenia adalah fungsi eksekutif yang rendah, kesulitan dalam berkonsentrasi atau memberi perhatian terhadap sesuatu dan bermasalah dengan working memory (Wobrock, et al., 2009).

Perkembangan fungsi kognitif dimulai sejak usia remaja, dimana pada masa remaja akhir (16 atau 17 hingga 18 tahun), telah tercapai perkembangan fisik, emosi, psikis termasuk perkembangan puncak dari kemampuan kognitif remaja. (Santrock, 2007). Faktor lain juga perlu dipertimbangkan dalam hal menentukan fungsi kognitif, antara lain kondisi demensia seseorang seperti pada pasien lansia berumur lebih dari 60 tahun (Kemenkes RI, 2013).

Gangguan fungsi kognitif memiliki dampak langsung pada penurunan kinerja dan fungsi sosial seseorang secara signifikan, berakibat pada ketidakmampuan untuk berkerja maupun menjalani aktivitas sehari-hari, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Kualitas hidup sendiri didefinisikan sebagai persepsi subjektif maupun obyektif dari individu terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang dialaminya (Rubbyana, 2012). Kenyataannya, penanganan untuk gangguan fungsi kognitif yang dapat

(14)

meningkatkan kemampuan fungsional belum diupayakan secara optimal dan sering diabaikan di berbagai Institusi Pelayanan Kesehatan di Indonesia.

Ada tujuh domain kognitif yang berperan dalam defisit kognitif Skizofrenia, yaitu: memori kerja, atensi/kewaspadaan, pembelajaran dan memori verbal, pembelajaran dan memori visual, pertimbangan dan pemecahan masalah, kecepatan pemrosesan, dan kognisi sosial (Keefe, et al., 2013). Pengaruh domain kognitif terhadap kemampuan fungsi sosial pasien Skizofrenia akan menentukan keberhasilan terapi defisit kognitif pada pasien Skizofrenia (Santosh, et al., 2013). Salah satu bentuk terapi defisit kognitif pada Skizofrenia adalah terapi remediasi kognitif, suatu bentuk terapi perilaku yang tidak terlalu memerlukan biaya dan lebih aman dibandingkan terapi farmakologis (Keefe & Harvey, 2012). Terapi ini diberikan dalam bentuk satu paket latihan standar atau diberikan secara personal sesuai target defisit domain kognitif yang teridentifikasi pada masing individu dan terintegrasi dengan kegiatan rehabilitasi psikososial yang lainnya di rumah sakit jiwa (Barlati, et al., 2013).

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali merupakan rumah sakit jiwa satu-satunya di Bali, memiliki pelayanan rehabilitasi mental bagi pasien rawat inap. Pasien-pasien yang mengikuti rehabilitasi mental adalah pasien yang dianggap siap kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat serta berfungsi secara mandiri, antara lain terapi okupasi, terapi seni dan terapi postural sedangkan terapi perbaikan fungsi kognitif pada pasien Skizofrenia atau remediasi kognitif sampai saat ini belum dijalankan di Instalasi Rehabilitasi RSJ Provinsi Bali, terapi ini sangat penting untuk meningkatkan dan mengembalikan fungsi kognitif dari pasien Skizofrenia, sehingga fungsi sosial nantinya setelah keluar dari RS menjadi lebih baik lagi.

Penelitian yang menyatakan terdapat hubungan antara fungsi kognitif dengan fungsi sosial pada pasien Skizofrenia sudah cukup banyak. Memori kerja, memori verbal, atensi dan kognisi sosial berkaitan erat dengan kemampuan fungsi sosial pada pasien Skizofrenia

(15)

(Shamsi, et al., 2011). Intervensi pada kemampuan kognisi sosial sangat diperlukan dalam rangka memperbaiki kemampuan fungsi sosial pasien Skizofrenia (Hueng, et al., 2013). Fungsi eksekutif, memori kerja verbal, kecepatan psikomotor, atensi, dan kelancaran verbal berkorelasi secara signifikan dengan fungsi sosial (rawat diri, okupasi, sosial, dan keluarga) pasien Skizofrenia (Santosh, et al., 2013). Hubungan yang erat antara fungsi kognitif dan luaran fungsional dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan prognosis dan perencanaan terapi yang akan diberikan, meskipun tidak dapat digunakan sebagai

instrumen diagnostik (Sadock, et al., 2015).

Berdasarkan laporan rekam medis Poliklinik Jiwa RSJ provinsi Bali, jumlah kunjungan untuk diagnosis Skizofrenia sebesar 11.563 (68,4 persen dari seluruh kunjungan), rata-rata kunjungan per hari 40 orang selama tahun 2016. Data kunjungan Bulan Januari-Maret 2017 adalah 1.797 orang. Umur pasien Skizofrenia yang datang kontrol bervariasi, termuda umur 20 tahun hingga umur 65 tahun. Penelitian fungsi kognitif dan kemampuan fungsi sosial juga belum pernah dilakukan di RSJ Provinsi Bali, sedangkan untuk dapat melakukan terapi remediasi kognitif yang efektif pada pasien Skizofrenia tentunya terlebih dahulu perlu diketahui apakah ada keterkaitan antara domain kognitif dengan kemampuan fungsi sosial pada pasien tersebut. Oleh karena itu masih diperlukan penelitian untuk mengungkapkan hubungan antara fungsi kognitif dan fungsi sosial pada pasien Skizofrenia.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara fungsi kognitif dengan fungsi sosial pasien Skizofrenia di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali ?

(16)

I.3.1 Tujuan Penelitian Umum :

Untuk mengetahui hubungan antara fungsi kognitif dengan fungsi sosial pasien Skizofrenia. I.3.2 Tujuan Penelitian Khusus :

a. Mengetahui skor fungsi kognitif pasien Skizofrenia b. Mengetahui skor fungsi sosial pasien Skizofrenia

c. Menganalisis hubungan antara fungsi kognitif dengan fungsi sosial pasien Skizofrenia.

I.4 Manfaat Penelitian I.4.1 Manfaat Akademik

a. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi untuk berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Ilmu Kedokteran Jiwa dan Rehabilitasi Medik dalam hal fungsi kognitif dan fungsi sosial pada pasien skizofrenia.

b. Untuk menjadi bahan pertimbangan terhadap pemilihan terapi fungsi kognitif dalam upaya peningkatan fungsi sosial pasien Skizofrenia yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas hidup mereka.

I.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Keluarga Pasien, untuk menambah pengetahuan dan upaya meningkatkan partisipasi keluarga pada pelaksanaan terapi perbaikan fungsi kognitif di lingkungan tempat tinggal, hingga akhirnya dapat meningkatkan fungsi sosial pasien secara keseluruhan.

b. Bagi Klinisi, menjadi salah satu acuan dalam memilih jenis terapi rehabilitasi yang sesuai sehingga dapat meningkatkan fungsi kognitif dan sosial pasien Skizofrenia.

c. Bagi Instansi terkait, hal ini juga diharapkan dapat menjadi dasar bagi instansi terkait seperti pembuat kebijakan di rumah sakit maupun di pemerintahan untuk ikut berpartisipasi dan menentukan fokus terapi pada pasien Skizofrenia dalam rangka menurunkan beban produktivitas bagi negara.

(17)

d. Bagi Peneliti, untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang hubungan antara fungsi kognitif dan fungsi sosial pasien Skizofrenia, sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengaplikasikan hasil penelitian dimasa yang akan datang. Agar dilakukan penelitian selanjutnya karena masih banyak faktor-faktor yang dapat digali berkaitan fungsi kognitif dan fungsi sosial yang berhubungan dengan pasien Skizofrenia.

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya pengamatan atau pengukuran status mental pasien dalam perawatan pasien skizofrenia, dan tingginya jumlah pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Oleh karena itu, dibutuhkan caregiver untuk merawat, dan memenuhi kebutuhan pasien skizofrenia, keluarga sebagai elemen serta perawat utama sangat memiliki peran

pengalaman keluarga selama merawat pasien skizofrenia tipe

Subjek dalam penelitian ini adalah para keluarga dari pasien skizofrenia yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Amino Gondho Hutomo.. Subjek utama berjumlah

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian terapi melukis terhadap kognitif pasien Skizofrenia di Rumah sakit jiwa Sambang lihum dengan nilai

Instrument pada penelitian ini menggunakan kuisioner dukungan keluarga dari 16 pertanyaan yang terbagi atas 4 jenis dukungan keluarga yang diadopsi dari penelitian

Sehingga fokus masalah ini dijabarkan dalam empat pertanyaan pokok, yaitu: (1) Bagaimana prosedur pengobatan dan perawatan terhadap pasien rawat jalan pada Rumah

Pelaksanaan layanan instalasi rehabilitasi psikososial pada tahap persiapan pasien yaitu seleksi pasien, uji kerja dan evaluasi sebelum pasien mengikuti terapi