• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

3

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan umum

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, akitivitas berlebihan dan suka membuat keributan.

Anak ADHD akan memporak-porandakan rumahnya seperti angin tornado, berteriak keras, bergelut dengan kasar, serta menaiki meja-kursi. tidak ada mainan atau aktivitas yang bisa menarik perhatiannya lebih dari beberapa menit. Mereka tidak memandang tempat, tidak menyadari akan bahaya, dan sulit diatur. tingkah laku ini tentu saja sangat melelahkan orang tuanya. Namun, sepertinya mereka tidak terlalu mengambil pusing karena perilaku anaknya itu di anggap wajar. Tetapi ketika sang anak menginjak usia 8 tahun ke atas, semakin sulit sang anak untuk ditangani. orang tuanya perlu usaha keras agar membuat sang anak bisa menyelesaikan tugas-tugas mereka. Entah itu pekerjaan-pekerjaan kecil di rumah atau pekerjaan yang didapat dari sekolah.

Anak-anak dengan ADHD bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Mereka cenderung hiperaktif, dan mempunyai masalah dengan pemusatan perhatian. Gejala-gejala ini bisa merusak kemampuan anak dalam kehidupan social, akademik, dan di rumah. Gejala-gejala ADHD berkembang pada usia kanak-kanak, tetapi bisa bertahan sampai dewasa. tanpa identifikasi dan perawatan yang tepat, ADHD bisa menimbulkan konsekuensi serius. Beberapa dampak tersebut adalah keterbelakangan pertumbuhan kronis, kegagalan di sekolah, hubungan yang bermasalah, harga diri menurun dan bisa menimbulkan depresi, kegelisahan dan penyalahgunaan substansi.

(2)

Menurut National Institute of Mental Health, ADHD mempengaruhi sekitar 3-5% dari jumlah anak-anak usia prasekolah dan sekolah di Amerika serikat. Artinya dalah kelas terdiri dari 25 sampai 30 anak, terdapat setidaknya satu anak yang memiliki ADHD. Di seluruh dunia, angka kejadian ADHD diperkirakan mencapai hingga lebih 5% dan menurut diagnose, dilaporkan bahwa ADHD lebih banyak

Gejala-gejala ADHD bisa muncul dengan sangat berdeba pada setiap orang dan diberbagai umur. Cara gejala-gejala ini memperaruhi individu, bisa ringan sampai berat. kemunculan gejala-gejala ini bisa juga bervariasi, bergantung pada factor-faktor situasional.

Subtipe ADHD ada 3 yaitu:

ADHD: Predominately inattentive type

Pada tipe ini anak biasanya sangat ceroboh, mudah teralihkan perhatiannya, tidak bisa konsen saat di ajak bicara, sering lupa, sering menghilangkan barang

ADHD: Predominately hyperactive impulsive type

Pada tipe ini anak biasanya sering gelisah, tidak bisa duduk terlalu lama, suka berlari-lari, memanjat. tidak bisa sabar, menyela atau mengganggu orang lain.

• ADHD: Combined type

pada tipe ini anak memiliki keriteria inatentif dan hiperaktif-impulsif.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk diagnose ADHD adalah:

Seorang anak menunjukan perilaku dari salah satu tiga subtype ADHD sebelum usia 7 tahun.

• Tingkah laku tersebut harus lebih kuat (terlihat) daripada tingkah laku anak-anak lainnya yang sebaya.

(3)

• Tingkah laku tersebut pasti terjadi secara negative mempengaruhi paling tidak dua area kehidupan anak (misalnya sekolah, rumah, persahabatan).

Penyebab ADHD ada 3 yaitu:

1. Faktor lingkungan /psikososial • Konflik keluarga

• Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai • Jumlah keluarga terlalu besar

• Orang tua terkena kasus criminal • Anak yang diasuh di penitipan anak

• Riwayat kehamilan dengan eklampsia, pendarahan antepertumm fetal distress, bayi lahir dengan berat badan rendah, ibu merokok saat hamil dan alkohol.

2. Faktor Genetika

Terdapat mutasi gen penkode neurotransmitter dan reseptor dopamine (D2 dan D4) pada kromosom 11p.

3. Gangguan otak dan metabolisme

Trauma lahir atau hipoksia, yang berdampak cedera pada lobus frontalis di otak.

• Pengurangan volume serebrum

Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat, serta gangguan fungsi oligodendrosit. Beberapa teori yang sering dikemukakan adalah hubungan antara neurotransmitter dopamine dan epinefrina. Berdasarkan pada teori factor genetik, beberapa penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwah pada keluarga penderita, selalu ditemukan setidaknya satu orang dalam keluarga dekat yang menderita penyakit yang sama. Sedangkan orang tua dan saudara penderita ADHD, memiliki resiko hingga 2-8 kali terdapat gangguan ADHD.

(4)

Faktor resiko yang meningkatkan terjadinya ADHD

Berikut adalah beberapa factor yang meningkatkan terjadinya resiko ADHD. • kurangnya deteksi dini.

Ganguan pada masa kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat, alkohol, dan rokok, serta stress psikogenik).

Gangguan pada masa persalinan (premature, postmatur, hambatan persalinan, induksi, kelainan persalinan).

Gejala klinis

Gejala yang tibul dapat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Sejak usia bayi gejala ADHD sudah dapat dilihat. Dari segala yang timbul, gejala yang harus dicermati adalah sensitive terhadap suara dan cahaya, terlalu sering menangis, suka menjerit dan sulit tidur. Selain itu, bayi seringkali terbangun karena waktu tidur yang kurang. Gejala lainnya adalah kesulitan minum ASI, tidak senang digendong, suka membenturkan kepala dan sering marah berlebihan.

Untuk anak yang lebih besar, keluhan yang sering terjadi adalah anak tampak canggung, sering mengalami kecelakaan, perilaku berubah-ubah, gerakan konstan atau monoton dan lebih ribut dibandingkan anak-anak lainnya. Anak tersebut juga terlihat kurang konsentrasi, tidak bisa diam, mudah marah, nafsu makan buruk, koordinasi mata dan tangan tidak baik, suka menyakiti diri sendiri dan terjadi gangguan dalam tidurnya.

Untuk mempermudah kita mendiagnosis pada ADHD, ada tiga gejala utama yang akan tampak pada perilaku anak. ketiga gejala utama itu menurut keath low adalah:

Inatentif

Anak-anak dan orang dewasa yang tidak atentif memiliki kesulitan mengarahkan perhatian pada tugas-tugas yang dihadapinya. Mereka dengan mudah teralihkan oleh pandangan dan suara yang tidak relevan, bergeser dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya dan tampak mudah bosan. Mereka terlihat pelupa atau bingung, seolah-olah berada dalam kepungan kabut. Mengatur dan menyelesaikan tugas sering menjadi perkerjaan yang sangat berat bagi mereka, seperti memilah informasi yang relevan dan tidak relevan.

(5)

Hiperaktif

Anak-anak dan orang dewasa yang hiperaktif memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi, baik berupa aktifitas fisik dan atau verbal. Mereka Nampak berada dalam gerak yang konstan, terus-menerus “bergerak” seolah-olah dikendalikan oleh sebuah motor. Mereka kesulitan menjaga tubuhnya diam diam.

Impulsif

Anak-anak dan orang dewasa yang implusif memiliki masalah yang menghambat tingkah laku dan respon mereka. Mereka sering bertindak dan berbicara sebelum berpikir. Bereaksi dengan cepat tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Mereka mungkin suka mengganggu orang lain. Memberikan respon dan mengerjakan tugas dengan tidak cermat membaca atau mendengarkan instruksi. Menunggu dan menjadi sabar akan dirasa sangat sulit bagi mereka yang impulsif. Mereka lebih menyukai kecepatan daripada ketepatan dimana sering bisa menyelesaikan tugas dengan cepat, tetapi dengan cara yang ceroboh. Mereka langsung memasuki, bahkan mungkin menempatkan diri mereka, dalam situasi yang penuh resiko tanpa berpikir terlebih dahulu.

• Sikap menentang

1. Sering melanggar peraturan

2. Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas

3. lebih mudah merasa terganggu, mudah marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).

• Cemas

1. Banyak mengalami rasa khawatir dan takut. 2. Cenderung emosional

3. Sangat sensitif terhadap kritikan

4. Mengalami kecemasan pada situasi yang baru atau yang tidak familiar 5. Terlihat sangat pemalu dan menarik diri

(6)

• Problem social

1. Hanya memiliki sedikit teman

2. Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak percaya diri.

Riwayat yang diduga ADHD • Masa bayi

1. Anak serba sulit 2. Menjengkelkan 3. Serakah 4. Sulit tenang 5. Sulit tidur

6. Tidak nafsu makan

• Masa prasekolah 1. Terlalu aktif 2. Keras kepala

3. Tidak pernah merasa puas 4. Suka menjengkelkan 5. Tidak bisa diam

6. Sulit beradaptasi dengan lingkungan

• Usia sekolah

1. Sulit berkonsentrasi

2. Sulit memfokuskan perhatian 3. Implusif

Dewasa

1. Tidak dapat tenang

2. Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat 3. Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan

(7)

Pengobatan ADHD

ADHD tidak bisa disembuhkan, tetapi ADHD bisa dikendalikan dengan baik. Dokter anak anda akan berkerja sama dengana dna untuk mengembangkan sebuah rencana jangka panjang individu. Tujuannya adalah membantu anak belajar menciptakan atmosfer diaman anak bisa mengendalikan tingkah lakunya.

Beberapa jenis pengobatan yang digunakan untuk mengobati ADHD. Stimulan

Stimulan adalah pengobatan yang dikenalkan terbaik bagi ADHD. Stimulan telah digunakan selama lebih dari 50 tahun dalam pengobatan ADHD. Sejumlah penderita membutuhkan bebrapa dosis setiap harinya. Efek samping yang mungkin terjadi adalah berkurangnya nafsu makan, sakit perut, iritasi dan insomnia. Tidak diketahui adanya bukti mengenai efek samping jangka panjang.

Nonstimulan

Nonstimulan adalah cara alternatif yang baik untuk mengobati ADHD. Nonstimulsan pertama yang disetujui untuk pengobatan ADHD ditetapkan di tahun 2003. Jenis pengobatan ini kemungkinan menimbulkan lebih sedikit efek samping dan bisa bertahan sampai 24 jam. Saat ini, atomoxetime adalah satu-satunya pengobatan nonstimulan untuk ADHD yang telah disetujui.

• Antidepresi

Obat anti depresi kadang-kadang dipilih untuk mengobati ADHD. Namun, Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat mengeluarkan peringatan bahwa obat antidepresi bisa mendorong anak dan remaja bunuh diri. jika obat antidepresi direkomendasikan bagi anak anda, pastikan untuk membicarakan resikonya dengan dokter anda.

• Terapi tingkah laku

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pengobatan yang digunakan untuk membantu mengatasi tingkah laku implusif dan kesulitan memusatkan perhatian menjadi lebih efektif jiga digabungkan dengan terapi tingkah laku.

(8)

Terapi tingkah laku berusaha mengubah pola-pola tingkah laku dengan cara:

1. Mengorganisasi kembali lingkungan rumah dan sekolah anak. 2. Memberi petunjuk dan perintah yang jelas

3. Menetapkan system yang konsisten. Memberikan penghargaan untuk tingkah laku yang tepat atau baik dan memberikan konsekuensi negatif untuk tingkah laku yang tepat.

• Pengobatan alternative

Saat ini, satu-satunya terapi ADHD yang telah terbukti efektif dalam penelitian ilmiah adalah pengobatan medis dan terapi tingkah laku. Tetapi dokter anda mungkin merekomendasikan pengobatan-pengobatan tambahan bergantung pada gejala dan kebutuhan anak. Sejumlah anak dengan ADHD, Misalnya, mingkin juga membutuhkan intervensi edukasi seperti tutorial dan terapi okupasional. Perlu diingat bahwa kebutuhan setiap anak itu berbeda.

2.1.1 Target audience Demografi

• Jenis Kelamin: Wanita dan Pria • Usia: 25-35

• Pendidikan: D3, S1 • Status: berkeluarga • Kelas Ekonomi: A-B Geografi

• Tempat tinggal: perkotaan Psikografi

(9)

2.2 Tinjauan khusus

2.2.1 Teori Metodologi Desain

form, content & contex adalah Tiga elemen ini penting dalam membuat suatu desain untuk menentukan target market, membuat identitas visual, sampai media yang akan dipakai semua berdasarkan dari penggunaan Teori Metodologi Desain ini.

Metodologi sebagai langkah dasar menjawab kebutuhan:

• Memahami kekurangan yang mungkin timbul dari sebuah masalah. penting untuk memahami persepsi yang ada saat ini.

• Mengamati orang-orang dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan gaya hidup mereka.

• Memvisualisasikan konsep-konsep ; memvisualisasi pengalaman-pengalaman obyek dengan berbagai macam pendekatan karakter .

• Mengevaluasi dan menyempurnakan secara berulang-ulang dan cepat. hal ini dapat membantu untuk menemukan gaya yang pas untuk masalah yang ada.

• Menerapkan konsep baru tersebut untuk disosialisasikan. Hasil akhir konsep dan ide yang ada berhasil tidaknya bergantung kepada kredibilitas semua kerja kreatif pada tahap sebelumnya. Mempelajari landasan teoritis tentang desain.

2.2.2 Teori Komunikasi

Desain Komunikasi Visual dapat diterapkan menjadi ilmu komunikasi yang memiliki fungsi dalam sebuah publikasi untuk to identify, to inform, to persuade .

(10)

2.2.3 Teori Warna

warna berkaitan dengan apa yang dirasakan dan emosi yang ada. warna juga berkaitan langsung dengan mata dalam keadaan wajar. karena itu warna dapat dipandang dari segi visual dan kejiwaan. (Johann Wolfgang Von Gothe)

2.2.4 Teori tipografi

Ada 4 hal yang sangat penting dalam tipografi yaitu legibility, reability, visibility, clarity.(Rob Carter). Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata letak, karakter, dan penggunaan huruf dalam suatu desain,huruf memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya. hal ini membuat pada kondisi tertentu dapat mempengaruhi audience yang ada.

2.2.5 Analisa SWOT • Strenght

Setiap orang tua pasti memiliki harapan dan impian untuk anak mereka kelak, bahkan terkadang orang tua ingin anaknya menjadi apa yang merupakan cita-cita dari mereka yang tidak dapat terwujud sewaktu mereka muda. Setiap orang tua tidak terlahir untuk menjadi orang tua, ada yang memang memiliki naluri untuk menjadi orang tua tetapi ada juga yang tidak. Untuk mendidik anak yang normal saja pasti memiliki kesulitan tersendiri. Buku ini akan memberikan bantuan, solusi, dan bagaimana cara menangani anak dengan ADHD secara tepat

• Weakness

ADHD adalah suatu hal yang cukup baru yang ada sekarang ini, sesuatu yang baru munking dapat di terima dengan baik atau juga di tolak. karena ADHD merupakan hal yang baru menjadikan sulit sekali orang tua untuk mendapatkan banyak informasi tentang ADHD dan terapi-terapi atau solusi yang ada biasanya memakan dana yang tidak sedikit juga. dan perasaan emosi orang tua saat tahu anaknya terkena ADHD cukup merupakan kelemahan yang ada di mana rasa putus asa sangat besar.

(11)

• Opportunities

Buku ini hadir untuk membantu para orang tua dengan anak ADHD supaya mereka tahu bagaimana cara yang baik untuk menangani anak ADHD. dan buku ini bukan saja menjadi panduan untuk orang tua tetapi juga menjadi teman orang tua tersebut dimana buku ini hadir dengan lebih easy going, lebih berwarna dan lebih berkomunikasi dibandingkan buku-buku text book lainnya.

• Thread

Rasa malu, rasa putus asa, dll itu adalah hal yang sangat mempengaruhi dari kemauan orang tua untuk berjuang demi anaknya. Juga untuk masalah biaya yang lumayan besar yang harus dikeluarkan.

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan hasil penelitian ini yang berkaitan dengan Pajak Hotel dan Restoran Tahun 2011 sampai dengan 2013 pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA)

Slide 7-3 Kecurangan Pengendalian internal Prinsip-prinsip aktivitas pengendalian internal Keterbatasan Setara kas Kas yang penggunaannya dibatasi Saldo kompensasi Membuat

Mahasiswa mendaftar ujian skripsi ke Koordinator skripsi dengan mengisi formulir pendaftaran Ujian Akhir Skripsi yang disetujui oleh dosen pembimbing (Lampiran

Gambar 4.41 di bawah ini merupakan form report certificate of release to service (CRS) Form ini hanya bisa diakses oleh user yang login sebagai personel di bagian supporting atau

Jalan Kebonsari Elveka V, Kec. Kajian tentang bahasa biasa disebut dengan linguistik. Sintaksis merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji bahasa berdasarkan struktur

Folikel ini tumbuh lebih cepat menyekresikan lebih banyak estrogen, sehingga menyebabkan suatu efek umpan balik positif dalam folikel tunggal tersebut karena FSH

47 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Imam Ja’far Shadiq (Jakarta: Lentera, 2009), 432.. suaminya telah mencampurinya sejak enam bulan yang lalu, lalu anak tersebut

Dalam jangka pendek, pada masa pra dan pasca menopause, turunnya kadar estrogen menyebabkan timbulnya suatu kelompok gejala yang disebut sebagai sindroma defisiensi estrogen