• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN X PROSEDING KONFERENSI NASIONAL ENGINEERING PERHOTELAN IX. Proseding KKonferensi Nasionnal Engineering PePerhoelan IX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN X PROSEDING KONFERENSI NASIONAL ENGINEERING PERHOTELAN IX. Proseding KKonferensi Nasionnal Engineering PePerhoelan IX"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Pros

e

ding

KKonferensi

Nasionnal

Engineering

PePerhoelan

IX

- 201

8

ISSN 2338 – 414X

Nomor 1/Volume 5/Juli 2018

KONFERENSI NASIONAL

ENGINEERING PERHOTELAN IX

Teknologi Hijau Pendukung Industri Pariwisata

Berkelanjutan"

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Bali 80362

Telp./Fax. : +62 361 703321

https://mesin.unud.ac.id

ISSN 2338 - 414X

Progrm Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas

Udayana

PROSEDING

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

NARASUMBER

iii

Implementasi Sistem Kontrol Fuzzy pada Robot Lengan Exoskeleton

1

- Wayan Reza Yuda Ade Prasetya, I Wayan Widhiada

Rancang Bangun Mesin Pengupas Kulit Ari Kelapa

6

- D N K Putra Negara, AAIA Sri Komaladewi, I P Hari Wangsa, A Sentana, R Akbar

Kajian Karakteristik Traksi Dan Kinerja Transmisi Standar Pada Kendaraan Roda

Tiga

11

- I Made Dwinda Suhartawan, I Ketut Adi Atmika, I Made Widiyarta

Analisis Kinerja Traksi Kendaraan Roda Tiga Dengan Modifikasi Progresi Geometri

Bebas

18

- Dewa Gede Eka Putra, I Ketut Adi Atmika, I Made Widiyarta

Analisis Karakteristik Traksi Dan Kinerja Transmisi Modifikasi Terbatas Pada

Kendaraan Roda Tiga

26

(3)

xviii

Pengaruh Waktu Deposisi Terhadap Jumlah Tembaga Pada Proses Electroless

Plating Multi-Walled Karbon Nanotube

33

- I DM Pancarana, Rudy Soenoko, Djarot B. Darmadi, Yudy Surya Irawan

Karakteristik Sifat Akustik Pada Green Komposit Getah Pinus Dengan Variasi Fraksi

Volume Penguat Serat Batang Pisang

38

- Kadek Dedi Astrawan

Analisis Waktu Baku Elemen Kerja pada Kelompok Kerja Pembuatan Batako Secara

Manual di PT. X

43

- I Wayan Sukania

Optimasi proses produksi dalam pengisian air mineral PT. XX

53

- IGN.Priambadi, I Putu okantara, Achmad Zaenuri

Kekuatan Tarik dan Lentur Komposit Serat Sabut Kelapa

58

- I Wayan Surata, Tjokorda Gde Tirta Nindhia dan I Gede Ryan Trisna Wirawan

Analisa Kekuatan Mekanik Pada Material Komposit Papan Partikel (Particle Board)

dari Campuran Limbah Pelepah Kelapa Sawit dengan Matriks Plastik Daur Ulang

(Polypropylene)

65

- Dody Yulianto, Dedikarni, Ekolanda Prasetiawan

Pengaruh Variasi Pluida Pendingin dan Gerak Makan Pada Proses Milling Terhadap

Kekasaran Permukaan

71

(4)

Densitas Dan Kekerasan Perunggu Dari Hasil Pengecoran Open Casting Dan Sand

Casting

76

- I Kadek Agus Herinanda

Porositas Dan Kekuatan Impact Perunggu Hasil Pengecoran Open Casting dan Sand

Casting

83

- I Gusti Ngurah Satria Wibawa, Dr. Ir. I Ketut Gede Sugita.,MT, Dr. Ir. I Gusti

Ngurah Priambadi.,MT

Kekerasan dan Struktur Mikro Sambungan Las Pada Hasil Pengelasan Gamelan Bali

88

- Werdi Pramurti, I Ketut Gede Sugita, I Gusti Ngurah Priambadi

Karakteristik Ketangguhan Impak Sambungan Las Pada Hasil Las Retakan Gamelan

Bali

93

- Dewa Gde Pratama Purnayoga, I Ketut Gede Sugita, I Gusti Ngurah Priambadi

Perlakuan Temperatur Pack Carburizing Dan Waktu Penahanan Pada Baja Poros St 42

Terhadap Umur Lelah

98

- K Suarsana, I M. Astika, D.N.K Putra Negara

Perbandingan Kekerasan Dan Struktur Mikro Pada Proses Forging Pada Pembuatan

Gamelan Bali

103

- Made Hendra Putra Sudi, I Gusti Ngurah Priambadi, I Ketut Gede Sugita

Perbandingan Densitas Dan Cacat Bilah Pada Proses Forging Pembuatan Gamelan Bali

107

- I Kadek Agus Wira Andika, I Gusti Ngurah Priambadi, I Ketut Gede Sugita

(5)

xviii

Karakteristik Ketahanan Api Komposit Polyester Berpenguat Serat Sabut Kelapa

113

- I Made Astika, I Gusti Ketut Sukadana, I Gusti Komang Dwijana

Pengaruh Waktu Deposisi Terhadap Jumlah Tembaga Pada Proses Electroless

Plating Multi-Walled Karbon Nanotube

118

- I DM Pancarana, Rudy Soenoko, Djarot B. Darmadi, Yudy Surya Irawan

Pengaruh Variasi Ketebalan Panel Green Komposit Getah Pinus Dengan Penguat Serat

Batang Pisang Terhadap Serapan Bunyi

123

- I Putu Saris Pebrianata

Karakteristik Sifat Akustik Pada Green Komposit Getah Pinus Dengan Variasi Fraksi

Volume Penguat Serat Batang Pisang

127

- I K Dedi Astrawan, C I P K Kencanawati, I K G Sugita

Pengaruh Variasi Panjang Serat Terhadap Koefisien Serap Bunyi Panel Green Komposit

Getah Pinus Dengan Penguat Serat Batang Pisang

132

- I Putu Indra Wahyu Pradana

Karakteristik Karbon Aktif Sekam Padi Dengan Naoh Untuk Mengurangi Methylene

Blue Air Limbah

138

- Bayu Dwi Jayanto

Kekerasan Baja Karbon Sedang dengan Variasi Suhu Permukaan Material

141

- Dwipayana, I Made Parwata, I Made Widiyarta

(6)

Pengaruh Konsentrasi Hcl Terhadap Karbon Aktif Sekam Padi Untuk Mengurangi

Methylene Blue

145

- Khadafi Ahmad F

Pengujian Laju Keausan Dan Temperatur Kerja Pada Kampas Rem Komposit Hibrida

148

- I Komang Triadi Sukarta, I Ketut Adi Atmika, I Dewe Gede Ary Subagia

Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Kekerasan dan Porositas Aluminium Paduan

152

- Ma’ruf, Rudy Soenoko, Wahyono Suprapto, Achmad As’ad Sonief

Disain dan Perancangan Material Komposit Hibrida untuk Kampas Rem Kendaraan

Bermotor

155

- I.D.G Ary Subagia, NPG Suardana, Steven FS

Pengaruh Gerak Makan Dan Kedalaman Potong Terhadap Kekasaran Permukaan Pada

Proses Pembubutan Wheel Disc Toyota Avanza

161

- I Gede Yogi Adi Kartika, I Gusti Komang Dwijana, I Made Astika

Pengaruh Kedalaman Potong Dan Gerak Makan Terhadap Kekasaran Permukaan Pada

Proses Pembubutan Flywheel Toyota Avanza

164

- I Gede Sunadiarta, I Gusti Komang Dwijana, I Made Astika

Pengaruh Fraksi Volume Green Composite Ampas Tebu Terhadap Koefisien Serap

Bunyi, Densitas, Dan Porositas

169

(7)

xviii

Green Composite Serbuk Ampas Tebu Dengan Matrik Getah Pinus Sebagai Peredam

Bunyi

174

- Luh Altari Padhmayoni Surya, Cok Istri Putri Kusuma K, I Ketut Gede Sugita

Perbandingan Kinerja Traksi Multi Purpose Vehicle dengan Sistem Penggerak Roda

Belakang

179

- I Ketut Adi Atmika

Pengaruh Penggunaan Ekstrak Kacang Hijau Dan Tauge Sebagai Sumber Nitrogen

Terhadap Ketebalan Nata De Lontar

185

- Melsiani R F Saduk, Duran Hore, Dessy Parra

Harvesting Energi Pada Permukaan Daun Colocasia Esculenta L. Dengan Water

Droplet

189

- Komang Metty Trisna Negara, ING.Wardana, Denny W, Nurkholis Hamidi

Visualisasi Pola Aliran Air Di Sekitar Katup Limbah Pompa Hidram Dengan Variasi

Diameter Lubang Katup Limbah

195

- I Made Dwi Putra Juliana, Made Suarda, Ainul Ghurri

Visualisasi Pola Aliran Air Di Sekitar Katup Limbah Pompa Hidram Dengan Variasi

Diameter Piringan Katup Limbah

203

- I Putu Pasek Sandi Darsana, Made Suarda, Ainul Ghurri

Pengaruh Variasi Diameter Pipa Penyerap Terhadap Unjuk Kerja Kolektor Surya

Tubular Tersusun Seri Dengan Menggunakan Pasir Sebagai Media Penyimpan Panas

211

- Ketut Astawa dan Nengah Suarnadwipa

(8)

Analisis Airfoil Double-Slot Flap LS (01)-0417 Mod Dengan Airfoil Tanpa Flap Nasa

SC (2) 0610

215

- Gaguk Jatisukamto, Mirna Sari

Pengujian Geometri Backward-facing Step dengan variasi Bilangan Reynolds

220

- Steven Darmawan

Pengaruh Penambahan Zat Aditif Pada Biodiesel Terhadap Emisi Gas Buang Dan

Spesific Fuel Consumption

225

- G.G.S. Pratama, I K.G. Wirwan, A. Ghurri

Uji Sifat Fisik Biodiesel Sebagai Bahan Bakar Alternatif

231

- A.A.G.O. Ardhistira, I K.G. Wirawan, K. Astawa

Pengaruh Pencampuran Biodiesel Dengan Solar Terhadap Emisi Gas Buang

237

- I W. Warisman, I K.G. Wirwan, K. Astawa

Efek Konsentrasi Partikel TiO2 Terhadap Koefisien Konveksi pada Penukar Kalor

dengan Pipa Spiral

242

- Sri Poernomo Sari, Pekik Sih Baskoro, Sahrul Romadon, Astuti

Perancangan Kendaraan Prototype Hybrid Shell Eco Marathon kategori Urban Concept

249

- Muhammad Luqman, ST., MT, Agung Dwi Sapto, ST, MT

Preparasi Hybrid Nanofluida dengan Penambahan Surfaktan Kationik

- Wayan Nata Septiadi, Ida Ayu Nyoman Titin Trisnadewi, I Gusti Ketut Sukedana,

256

(9)

xviii

Penurunan Temperatur Operasional CPU dengan Penggunaan Cascade Heat Pipe

262

- Wayan Nata Septiadi, Imanuel Adam Tnunay, I Ketut Gede Wirawan

Hambatan Termal Heat Pipe Solar Kolektor pada Aplikasi Pemanas Air Rumah Tangga

dan Sistem Perhotelan

264

- Wayan Nata Septiadi, Agus Saskara Yoga, I Ketut Gede Wirawan

Beban Pendinginan Heat Pipe Air Conditioning (Hpac) dengan dan Tanpa Bagian

Adiabatik

270

- Wayan Nata Septiadii, Hendra Wijaksana, Made Ricki Murti

Analisa Sistem Heat Pipe Air Conditioning (HPAC) pada Sistem Air Conditioning

dengan Sirkulasi Udara Segar

275

- Wayan Nata Septiadi, Hendra Wijaksana, I Made Ricki Murti, I Ketut Astawa

Arak Bali Sebagai Bahan Bakar Mesin Empat dan Dua Langkah Terhadap Unjuk Kerja

261

- I Gusti Ketut Sukadana, I Ketut Gede Wirawan, I Made Astika

Analisis Performansi Pembangkit Listrik Tenaga Gas P.T. Indonesia Power Pemaron

265

- Hendra K. S, I K.G. Wirawan, I G.K. Sukadana

Analisa Kinerja Thermal Heat Pipe Air Conditioning (HPAC) Posisi Vertical Dan

Horizontal

270

- I Kadek Dwin Surya Aditama, Wayan Nata Septiadi, Hendra Wijaksana, Made Ricki

Murti

Analisa Kinerja Thermal Heat Pipe Air Conditioning (HPAC) dengan dan Tanpa

Bagian Adiabatik Yang Dipasang Pada Posisi Horizontal

277

(10)

Analisis Temperatur Pada Sistem Penerangan Jalan Tol dengan Pemanfaatan

284

Panas Aspal Berbasis Heat Pipe Dan Termoelektrik

- Wayan Nata Septiadi , Arliyandi, I G. A. Pristha Arvikadewi dan Achmad Amirudin

Pengaruh Putaran Spindle dan Gerak Makan Terhadap Kekasaran Permukaan Baja ST

42 dengan Proses Boring

289

- I Gede Gunawan, I Gusti Komang Dwijana, I Made Astika

Rancang Bangun Mesin Sangrai Multi Fungsi untuk industri kecil

293

(11)

i

ISSN : 2338-414X

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Perhotelan IX

– 2018

07 Juli 2018

Ketua Editor : Dr. Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M.Erg

Editor Pelaksana : I Ketut Adi Atmika, S.T., M.T. Dr. Wayan Nata Septiadi, ST, MT Ir. Made Suarda,M. Eng

Penyunting Ahli : Prof. Ir. NPG Suardana,MT.PhD (Universitas Udayana) Prof. Dr. Ir. I Wayan Surata M.Erg. (Universitas Udayana) Prof. Dr. Tjok Gde Tirta Nindhia,ST,MT (Universitas Udayana)

Prof. I Nyoman Suprapta Winaya,ST,MASc.Ph.D (Universitas Udayana) Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara,M.Eng (Universitas Udayana) Prof. Dr. Ir. I Gusti Bagus Wijaya Kusuma (Universitas Udayana)

Prof. Dr. Ir. Akhmad Herman Yuwono, M.Phil.Eng (Universitas Indonesia) Prof. Dr. –Ing. Nandy Setiadi Djaya Putra (Universitas Indonesia)

Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D (Institut Teknologi Sepuluh November) Prof. Ir. I. Nyoman Sutantra, MSc., PhD (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Prof. Dr.-Ing. Ir. Mulyadi Bur (Universitas Andalas)

Prof. M. Noer Ilman,S.T., M.Sc, Ph.D (Universitas Gajah Mada) Dr. Jamari,S.T, M.T. (Universitas Diponogoro)

Dr. Ir. I Wayan Suweca DEA (Institut Teknologi Bandung) Dr. Mulya Juarsa, S.Si., M.Esc (PTRKN-BATAN)

Hak Cipta @ 2018 oleh KNEP IX

– 2018 Program Studi

Teknik Mesin

– Universitas Udayana. Dilarang

mereproduksi dan mendistribusi bagian dari publikasi ini

dalam bentuk maupun media apapun tanpa seijin

Program Studi Teknik Mesin

– Universitas Udayana.

Dipublikasikan dan didistribusikan oleh Program Studi Teknik Mesin

Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali 80362, Indonesia.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya

acara Konferensi Nasional Engineering Perhotelan IX (KNEP-IX) bisa terselenggara pada

tanggal 07-08 Juli 2018, di Gedung Pasca Sarjana, Kampus Sudirman Denpasar.

KNEP-IX diselenggarakan sebagai suatu forum untuk membicarakan, mendiskusikan serta

mempresentasikan inovasi-inovasi, hasil riset yang dilakukan oleh berbagai kalangan baik

peneliti, mahasiswa maupun praktisi guna menunjang perkembangan industri pariwisata. Adapun

seminar atau konferensi ini juga terkait dengan perayaan kegiatan BKFT ke 53 dan Dies Natalis

Universitas Udayana ke-56. KNEP-IX mengambil suatu tema: “Teknologi Hijau Pendukung

Industri Pariwisata Berkelanjutan” yang dikelompokkan dalam Tiga topik yakni:

1. Teknik Industri dan Lain-Lain

2. Material dan Manufaktur

3. Konversi Energi

Adapun makalah yang dipresentasikan dalam konferensi ini merupakan makalah yang lolos

pada seleksi abstrak dan diterima sebagai makalah yang dipresentasikan secara oral. Adapun

jumlah makalah berjumlah 77 makalah dengan 14 makalah dari bidang Teknik Industri dan

Lain-Lain (TI), 35 makalah dari bidang Material dan Manufaktur (M) dan 28 makalah dari bidang

Konversi Energi (KE)

Kami mengucapkan terima kasih kepada para narasumber (Keynote speaker), para pemakalah,

peneliti, sciencetific committee serta praktisi yang telah berpartisipasi pada Konferensi Nasional

Engineering Perhotelan IX ini sehingga kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik. Tidak lupa

juga kami ucapkan terima kasih kepada staf pimpinan di lingkungan Universitas Udayana baik

Rektor, Dekan serta Ketua Jurusan yang juga telah membantu terselenggaranya kegiatan ini

dengan sukses.

Bukit Jimbaran, Bali 07 Juli 2018

Ketua Panitia KNEP IX

(13)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Perhotelan IX - 2018 (98-102) ISSN 2338 – 414X

*Korespondensi: Tel./Fax.: 081338606307 / 031703321

E-mail: [email protected]

Teknik Mesin Universitas Udayana 2018

PERLAKUAN TEMPERATUR PACK CARBURIZING DAN WAKTU

PENAHANAN PADA BAJA POROS ST 42 TERHADAP UMUR LELAH

K Suarsana

1)

, I M. Astika

2)

,D.N.K Putra Negara

3) 1,2,3)

Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali.

Abstrak

Komponen mesin pada bagian poros paling sering mendapat beban yang menimbulkan keausan. Salah satu untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan perlakuan pada bagian permukaan komponen poros. Pack carburizing merupakan suatu proses laku panas untuk memperoleh pengerasan hanya pada bagian permukaan dengan menggunakan media carburizer padat. Dengan memberikan temperatur pemanasan dan waktu penahanan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan umur lelah suatu material. Penelitian ini membahas tentang pengaruh waktu penahanan dan temperatur pack carburizing terhadap umur lelah baja ST 42 sebagai bahan poros dengan menggunakan variasi temperatur pemanasan adalah: 850, 900 dan 950C, variasi waktu penahanan: 2, 4, dan 6 jam. Alat uji yang digunakan adalah Rotating Bending untuk mendapatkan data umur lelah. Kedua variabel ini diamati pengaruhnya terhadap umur lelah. Hasil penelitian bahwa waktu penahanan dan temperatur pack carburizing berpengaruh nyata terhadap umur lelah. Dimana umur lelah tertinggi yaitu 1.159.756 cycle terjadi pada temperatur pemanasan 950 C dan waktu penahanan 6 jam. Umur lelah paling rendah adalah 474.094 cycle terjadi pada temperatur pemanasan 850C dan waktu penahanan 2 jam, sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan perlakuan temperatur dan waktu penahanan berpengaruh terhadap umur lelah poros baja ST 42.

K a t a k u n c i : p a c k c a r b u r i zi n g , c a r b u r i ze r , t e m p e r a t u r e , wa k t u p e n a h a n a n , u m u r l e l a h

Abstract

Machine components on the shaft are most often loaded with wear and tear. One to overcome this is by treatment on the surface of the shaft component. Pack Carburizing is a hot-selling process to obtain only hardening on the surface by using solid carburizer media. Providing proper heating temperature and holding time is expected to increase the fatigue life of a material. This study discusses the effect of holding time and pack carburizing temperature on ST 42 fat age as shaft material by variation of heating temperature are: 850, 900 and 950C, variation of holding time: 2, 4, and 6 hours. The test equipment used is Rotating Bending to get fatigue life data. Both of these variables were observed to influence the fatigue life. The result of the research shows that the holding time and temperature of pack carburizing have significant effect on fatigue life. Where the highest fatigue life is 1.159.756 cycle occurs at heating temperature 950 C and holding time 6 hours. The lowest fatigue period was 474.094 cycles occurring at heating temperature at 850C and 2 hours holding time, so it can be concluded that the increase of temperature treatment and holding time had an effect on the fatigue life of ST 42 steel shaft.

Keywords: carburizing pack, carburizer, temperatur, holding time, fatigue life

1. Pendahuluan

Pada beberapa komponen mesin yang berputar diharuskan memiliki kekerasan yang cukup tinggi pada permukaannya. Namun agar komponen mesin tersebut juga tangguh terhadap beban kejut dan pembebanan dinamis maka diperlukan inti yang ulet. Seperti misalnya pada poros yang sering mengalami kerusakan berupa kepatahan (fracture) akibat beban berlebih atau terjadi beban kejut. Selain itu poros juga dapat mengalami keausan akibat gesekan pada permukaannya atau bersinggungan dengan komponen mesin yang lain, seperti terjadi pada pena torak dengan dudukannya, poros engkol dengan noken as dan juga antara poros lurus dengan dudukan roda gigi atau bantalan [1,5]. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan proses pengerasan permukaan (case hardening). Dengan pengerasan permukaan diperoleh kekerasan yang tinggi pada bagian permukaan sedangkan bagian dalam (inti) masih tetap ulet, sehingga material menjadi lebih tahan terhadap beban gesek dan juga tangguh dalam

menerima beban dinamis atau beban kejut. Pengerasan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu diantaranya adalah dengan

pack carburizing [2], Pack carburizing adalah metode

pengerasan permukaan dengan mengubah komposisi kimia permukaan bahan dengan menambah kadar karbon, biasanya dilakukan pada baja. Baja yang di

pack carburizing adalah baja karbon rendah dengan

kandungan karbon  0,3 %. Salah satu baja yang tergolong ke dalam baja kadar rendah dan sering digunakan sebagai bahan poros adalah baja ST 42 [2,3], Dari uraian ini menjadi sangat perlu mengangkat permasalahan tentang bagaimana pengaruh variasi waktu penahanan (holding time) dan temperatur pack

carburizing terhadap umur lelah baja ST 42 2. Dasar Teori

2.1. Baja Karbon

Baja merupakan paduan Besi-Karbon dengan kandungan karbon (C) berkisar antara 0,025-2 %.

(14)

K. Suarsana et al.  Prosiding KNEP IX – 2018  ISSN 2338 – 414X

Seperti nampak pada gambar diagram fase Fe-Fe3C

terlihat bahwa batas garis larutan austenit berawal dari titik 910 0C untuk besi murni hingga 732 0C untuk paduan dengan kadar karbon 0,8 %, kemudian meningkat terus hingga 1130 0C untuk paduan dengan kadar karbon 2 % [4].

Gambar 1. Diagram fase Fe-Fe3C

2.2 Karakteristik Baja Karbon

Baja merupakan logam yang paling banyak digunakan sebagai bahan industri. Karena lebih ekonomis dan jenisnya banyak serta sifatnya yang bervariasi tergantung dari perlakuan panas yang diberikan. Baja memiliki beberapa kombinasi sifat-sifat yang menjadikannya sebagai bahan teknik yang luas penggunaannya. Sifat-sifat penting yang menyebabkan dipilihnya baja mempunyai kekuatan statik dan kekuatan dinamik, ulet, mudah diolah, tahan korosi dan mempunyai sifat electromagnet [2,4]. 2.3 Klasifikasi Baja Karbon

Baja juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kadar karbonnya :

1. Baja karbon rendah dengan kandungan karbon kurang dari 0,30 %.

2. Baja karbon sedang dengan kandungan karbon 0,30 % sampai dengan 0,45 %.

3. Baja karbon tinggi dengan kandungan karbon antara 0,45 % sampai 1,70 %.

Baja karbon ST 42 merupakan baja karbon rendah dengan kadar karbon 0,25 %, Pada temperatur kamar, baja ini terdiri dari butir-butir kristal ferrit dan perlit. Kalau baja ini dipanaskan sampai temperatur kritis A1,

maka belum tampak adanya perubahan struktur mikro. Tapi bila pemanasan dilanjutkan hingga tepat pada temperatur kritis Ac1 (723

0

C) maka pearlit akan mengalami reaksi eutektoid, lamel-lamel ferrit dan sementit dari pearlit akan bereaksi menjadi austenit. Reaksi ini akan berlangsung pada temperatur konstan. Temperatur tidak akan naik sebelum reaksi eutectoid selesai. Setelah pearlit habis menjadi austenit maka terjadi kenaikan temperatur. Ferrit proeutektoid akan mulai mengalami transformasi allotropic, dimana ferrit

yang mempunyai struktur kristal sel satuan kubus badan (BCC) akan berubah menjadi austenit yang mempunyai struktur kristal sel kubus pemusatan sisi (FCC). Makin tinggi temperatur pemanasan makin banyak ferrit yang bertransformasi menjadi austenit, sehingga pada saat temperatur mencapai kritis Ac3

(850 0C) seluruh ferrit proeutektoid sudah menjadi austenit [1].

2.4 Pengerasan Permukaan

Bagian-bagian mesin yang meluncur atau bergesekan satu sama lain memerlukan suatu permukaan yang sangat keras. Tetapi supaya bagian mesin itu juga tangguh terhadap beban kejut, maka diperlukan inti yang kuat dan ulet. Sifat ini dapat dicapai dengan pengerasan permukaan yang disebut juga case hardening. Bagian-bagian yang permukaannya keras menujukkan kepekaan terhadap takikan, gesekan dan batas kelelahan yang tinggi pada pembebanan dinamis. Dengan pengerasan permukaan akan menyebabkan lapisan permukaan menjadi lebih keras, sedangkan pada bagian dalamnya masih tetap lunak sehingga secara keseluruhan material masih tetap ulet dan tangguh [4,. 6].

2.5 Pack Carburizing

Pack carburizing merupakan suatu proses laku

panas untuk memperoleh pengerasan hanya pada bagian permukaan dari suatu bahan. Dengan demikian lapisan permukaan mempunyai kekerasan yang tinggi sedangkan pada bagian dalamnya (inti) tetap seperti semula atau masih tetap ulet, jadi secara keseluruhan bahan akan mempunyai kekerasan yang tinggi namun pada bagian dalamnya masih memiliki keuletan seperti bahan awalnya. Pack carburizing menggunakan media padat sebagai karburisasinya, seperti arang kayu, arang tempurung kelapa, arang tulang dan lainnya. Sebagai energizer biasanya digunakan Barium karbonat (BaCO3), Kalsium karbonat (CaCO3), dan

Natrium karbonat (NaCO3). Dalam melakukan proses

pack carburizing, penggunaan komposisi prosentase

arang, BaCO3, dan CaCO3 serta ukuran media

carburizer sangat menentukan hasil dari pack carburizing. Tanpa memperhatikan salah satu hal di

atas maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penetrasi karbon yang tidak merata, kedalaman penetrasi karbon yang tidak sesuai, bahkan mungkin tidak terjadi penetrasi sama sekali [6].

Carburizer pada pack carburizing merupakan

sumber karbon, yang mana karbon akan berdifusi ke dalam baja, sehingga kandungan karbon pada baja tersebut akan bertambah. Dengan bertambahnya karbon sampai kedalaman tertentu, akan mempengaruhi kekerasan dari bahan tersebut. Cara untuk melakukan proses pack carburizing yaitu dengan memasukkan benda kerja kedalam suatu kotak kemudian ditimbun dengan carburizer yang terdiri dari % arang, % BaCO3, dan % CaCO3, lalu

kotak ditutup rapat (kedap udara), selanjutnya dimasukkan kedalam dapur pemanas untuk dipanaskan pada temperatur tertentu selama beberapa jam. Setelah itu kotak dikeluarkan dari dalam dapur dan dibiarkan dingin di udara, lalu kotak

(15)

K. Suarsana et al.  Prosiding KNEP IX – 2018  ISSN 2338 – 414X

100

dibongkar dan kemudian benda kerja dibersihkan untuk proses selanjutnya.

Selama pemanasan udara yang terperangkap dalam kotak akan bereaksi dengan arang menjadi Karbon Monoksida (CO) dan Karbon Dioksida (CO2),

kedua gas tersebut diatas dihasilkan baik oleh oksidasi karbon dari carburizer padat maupun dari energizer (BaCO3, CaCO3, NaCO3). Proses oksidasi dari

carburizer padat dapat dinyatakan oleh persamaan

reaksi sebagai berikut [7] :

2C + O2 2 CO

selanjutnya CO akan berdisosiasi menjadi Catom

2 CO CO2 + Catom

Catom adalah atom karbon aktif yang dapat berdifusi

kedalam baja. Gas-gas yang dihasilkan oleh energizer dapat juga dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

BaCO3 + panas BaO + CO2

Selanjutnya gas karbon dioksida (CO2) bereaksi

dengan carburizer padat membentuk gas karbon monoksida (CO), yang reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :

CO2 + C 2 CO

2 CO CO2 + Catom

2 CO + 3 Fe Fe3C + CO2

Pada temperatur carburizing reaksi selalu bergerak ke kanan, karbon di dalam besi bukan berbentuk sementit (iron carbide) tetapi dalam bentuk karbon yang larut dalam austenit. Kelarutan karbon dalam austenit dapat mencapai batas limit atau kejenuhan, apabila kejenuhan ini telah terlampaui maka pada saat itulah karbon akan berbentuk sementit.

2.6 Carburizer

Pada proses pack carburizing, carburizer

mempunyai peranan yang sangat penting. Untuk itu dalam pemilihan komposisi dari carburizer harus tepat agar mandapatkan hasil yang memuaskan. Biasanya komposisi carburizer terdiri dari carburizer padat seperti charcoal, coke dan lainnya (umumnya terdapat dalam arang kayu). Sebagai energizer biasanya digunakan barium karbonat dan kalsium karbonat [6,7].

Tabel 1. Komposisi Carburizer Padat.

Case hardening

Ingredients Parts by weight (%) Compound no. 1 and 2 Compound no. 3 Charcoal 90 Sodium karbonat 10

Barium karbonat+ charcoal 90+10 (Na2CO3 + binder or BaCO3) 4

Charcoal 50 Coke 30 Barium karbonat 12 Sodium karbonat 3 Kalsium karbonat 3 Binder 2 3. Metode Penelitian 3.1 Material Uji

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja ST 42 yang memiliki komposisi kimia antara lain : karbon (C) 0,25 %, mangan (Mn) 0,80 %, silikon (Si) 0,30 % dan sisanya besi (Fe). Kemudian

material dibentuk menjadi spesimen uji lelah berdasarkan spesimen standart mesin uji rotating

bending fatigue dari Coustesy of Fatigue Dynamics, Inc.

3.2 Alat dan bahan penelitian ini adalah 1. Carburizer: Arang kayu = 80 % berat 2. Barium karbonat (BaCO3) = 15 % berat

3. Kalsium karbonat (CaCO3) = 5 % berat

4. Kotak Pack Carburizing 5. Dapur pemanas 6. Mesin uji fatik 7. Mesin Polishing

3.3 Proses Pack Carburizing

1. Masukkan spesimen / benda uji dan campuran

carburizer kedalam kotak, dimana penempatan

antara spesimen yang satu dengan yang lain berjarak sama, kemudian ditutup rapat (kedap udara).

2. Selanjutnya kotak tersebut dimasukkan ke dalam dapur pemanas.

3. Hidupkan dapur pemanas hingga mencapai temperatur tertentu dan ditahan pada temperatur tersebut selama beberapa jam sesuai dengan kebutuhan.

4. Setelah itu kotak dikeluarkan dan didinginkan di udara bebas.

5. Spesimen dikeluarkan dan dibersihkan untuk

selanjutnya dilakukan pengujian.

3.4 Langkah-langkah uji fatik rotating bending 1. Spesimen uji dijepit pada poros yang berputar

pada salah satu ujungnya, sedangkan ujung yang lain diberikan beban.

2. Kecepatan putaran poros 1890 rpm.

3. Besarnya beban yang diberikan adalah 15 Kgf. 4. Setelah spesimen uji dipasang pada mesin

dengan tepat, lalu mesin ditutup dengan alat peredam suara kemudian mesin dihidupkan. 5. Dalam beberapa waktu spesimen uji akan patah,

mesin akan berhenti secara otomatis dan nilai akhir akan terbaca pada alat pencatat dalam satuan cycle.

4. Hasil dan Pembahasan

Pengaruh temperature dan holding time terhadap Umur Lelah.

(16)

K. Suarsana et al.  Prosiding KNEP IX – 2018  ISSN 2338 – 414X 0 200 400 600 800 1000 1200 0 2 4 6 U m u r Lel ah (c ycle )

Holding time (jam)

T=800 T=900 T=950

Gambar 1 Grafik hubungan umur lelah dengan waktu penahanan pack carburizing

1 2 3 800 474.094 561.017 687.78 900 613.195 664.038 796.995 950 747.529 957.835 1,159.756 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 U m u r Le la h ( cy cl e)

Gambar 2 Diagram hubungan umur lelah dengan temperatur pack carburizing

Dari Gambar 1 dan 2 terlihat bahwa ada peningkatan umur lelah dari setiap perlakuan dengan meningkatnya temperatur maupun dengan bertambahnya waktu penahanan pada proses pack

carburizing. Pada temperatur 850oC dan waktu penahanan 2 jam memberikan nilai umur lelah rata-rata 474.094 cycle, dengan waktu penahanan 4 jam memberikan nilai umur lelah rata-rata 561.017 cycle, dan dengan waktu penahanan 6 jam memberikan nilai umur lelah rata-rata 687.780 cycle. Pada temperatur 900oC dan waktu penahanan 2 jam memberikan nilai umur lelah rata-rata 613.195 cycle, dengan waktu penahanan 4 jam memberikan nilai umur lelah rata-rata 664.038 cycle, dan dengan waktu penahanan 6 jam memberikan nilai umur lelah rata-rata 796.995

cycle. Pada temperature 950oC dan waktu penahanan 2 jam memberikan nilai umur lelah rata-rata 747.529

cycle, dengan waktu penahanan 4 jam memberikan

nilai umur lelah rata-rata 957.835 cycle, dan dengan waktu penahanan 6 jam memberikan nilai umur lelah rata-rata 1.159.756 cycle.

Umur lelah meningkat dari rata-rata 474.094 cycle (temperatur 850oC, waktu penahanan 2 jam)

menjadi rata-rata 1.159.756 cycle (temperatur 950oC, waktu penahanan 6 jam). Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur pack carburizing maka atom karbon (yang berasal dari carburizer) akan semakin mudah untuk berdifusi ke permukaan baja, karena pada kondisi tersebut tingkat kelarutan baja dalam bentuk larutan austenit semakin tinggi. Begitu juga dengan semakin bertambahnya waktu penahanan (holding time) maka semakin memberikan peluang waktu terhadap atom karbon untuk berdifusi masuk ke permukaan baja, sehingga permukaan baja menjadi lebih keras. Dengan meningkatnya kekerasan pada permukaan maka umur lelahnyapun akan meningkat. Pada benda uji dinamis (material yang diberikan pengujian dengan beban kelelahan) mempunyai patahan yang berbeda dengan benda uji statis (tarik), dimana pada benda uji dinamis permukaan patah terdapat alur retak dan bidang patahannya tampak lebih kasar atau berserabut (fibrous) serta tidak terdapat necking/pengecilan permukaan patahan seperti pada pengujian statis /tarik.

5.Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa tentang pengaruh variasi waktu penahanan (holding time) dan temperatur pack carburizing terhadap umur lelah baja ST 42, maka waktu penahanan (holding time) pada

pack carburizing berpengaruh nyata terhadap umur

lelah Baja ST 42, semakin lama waktu penahanan maka umur lelahnya mengalami peningkatan. Rata-rata peningkatan umur lelah tiap perlakuan waktu penahanan adalah 134.954 cycle.

Temperatur pack carburizing memberikan pengaruh nyata terhadap umur lelah Baja ST 42, hal ini dapat dilihat bahwa peningkatan umur lelah pada temperatur 850oC dengan variasi waktu penahanan masing-masing 2 jam, 4 jam, dan 6 jam umur lelahnya meningkat rata-rata 106.843 cycle. Pada temperatur 900oC dengan variasi waktu penahanan masing-masing 2 jam, 4 jam, dan 6 jam, umur lelahnya meningkat rata-rata 91.900 cycle. Pada temperatur 950oC dengan variasi waktu penahanan masing-masing 2 jam, 4 jam, dan 6 jam, umur lelahnya meningkat rata-rata 206.114 cycle.

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa waktu penahanan (holding time) dan temperatur pack

carburizing memiliki interaksi yang nyata terhadap

peningkatan umur lelah Baja ST 42. Umur lelah tertinggi yaitu rata-rata 1.159.756 cycle dicapai pada waktu penahanan (holding time) 6 jam dengan temperatur 950oC serta Umur lelah terendah yaitu rata-rata 474.094 cycle dicapai pada waktu penahanan (holding time) 2 jam dengan temperatur 800 oC. Ucapan Terima Kasih

Terimaksih yang dalam dan tak ternilai saya berikan kepada Laboratorium Metalurgi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana dan Kepala Laboratorium Produksi Teknik Mesin Unud, sebagai tempat melaksanakan penelitian ini.

(17)

K. Suarsana et al.  Prosiding KNEP IX – 2018  ISSN 2338 – 414X

102

[1] Askeland Donald R, 1984, The Science and

Engineering of Material, University of

Missouri-Rolla.

[2] Avner Sidney H, 1987, Introduction to Physical

Metallurgy, Second Edition, Mc Graw-Hill International Book Company, Tokyo.

[3] Budiman Anton, Niemann G, 1992, Elemen Mesin, Edisi II, Jilid I, PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

[4] Dieter George E, Alih Bahasa Sriati Djapri, 1992,

Metalurgi Mekanik, Edisi Ketiga, Jilid III,

Erlangga, Jakarta.

[5] Fuchs H.O, 1980, Metal Fatigue In Engineering, A Wiley Interscience Publication, New York.

[6] Karl E. Thelning, 1984, Steel and Its Heat

Treatment, Second Edtion, Butterworths, London.

[7] Prabhudev K.H, 1988, Hand Book of Heat

Treatment of Steel, Mc Graw-Hill Publishing

(18)

PERLAKUAN TEMPERATUR

PACK CARBURIZING DAN

WAKTU PENAHANAN PADA

BAJA POROS ST 42

TERHADAP UMUR LELAH

by Ketut Suarsana

Submission date: 16-Jan-2019 06:43PM (UTC+0700)

Submission ID: 1064767734

File name: artikel.pdf (239.13K)

Word count: 2741

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

2

%

SIMILARIT Y INDEX

%

INT ERNET SOURCES

2

%

PUBLICAT IONS

%

ST UDENT PAPERS

1

1

%

2

<

1

%

3

<

1

%

4

<

1

%

PERLAKUAN TEMPERATUR PACK CARBURIZING DAN

WAKTU PENAHANAN PADA BAJA POROS ST 42 TERHADAP

UMUR LELAH

ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

Afrizal Vachlepi, Didin Suwardin.

"KOROSIVITAS KOAGULAN ASAM SULFAT

PADA PERALATAN DI PABRIK PENGOLAHAN

KARET ALAM", Warta Perkaretan, 2016

Publicat ion

H. G. KUNERT. "Factors influencing transit

fatigue of seamless pipes", Fatigue & Fracture

of Engineering Materials and Structures,

5/2005

Publicat ion

H.D. Mathur, S. Ghosh. "A comprehensive

analysis of intelligent controllers for load

frequency control", 2006 IEEE Power India

Conference, 2006

Publicat ion

Asep Supriyanto, Dwi Irawan. "PENGARUH

VARIASI JARAK SUMBU KATUP LIMBAH

DENGAN SUMBU TABUNG UDARA

(25)

5

<

1

%

Exclude quotes

On

Exclude bibliography

On

Exclude matches

< 2 words

Turbo : Jurnal Program Studi Teknik Mesin,

2017

Publicat ion

Rao, G.A.. "Effect of oxygen content of powder

on microstructure and mechanical properties of

hot isostatically pressed superalloy Inconel

718", Materials Science & Engineering A,

20061105

(26)

Gambar

Gambar 1. Diagram fase Fe-Fe 3 C  2.2  Karakteristik Baja Karbon
Gambar  1  Grafik  hubungan  umur  lelah  dengan  waktu  penahanan pack carburizing

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi holding time terhadap kekerasan dan kedalaman difusi baja St 41 setelah dilakukan proses pack

Pada proses pengkonversian energi dengan teknologi FB, material hamparan pasir silika dimasukan dalam reaktor FB dengan ketinggian 10 cm, selanjutnya fluidisasi dilakukan

Dimana pada keadaan termofilik temperatur pemanasan 45 o C pada digester II merupakan temperatur yang paling ideal untuk bakteri termofilik dalam proses degradasi

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui performansi sistem pirolisis fixed bed dengan menggunakan limbah ban bekas dan plastik terhadap kualitas bahan bakar cair yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya penambahan gas inert argon dan adanya variasi waktu holding time dapat meningkatkan nilai kalor bahan bakar dari batok

Pengamatan dilakukan terhadap capaian temperatur pada bagian evaporator dan bagian kondensor sepanjang pukul 08.00 sampai dengan pukul 1 4.30 Wita, serta hambatan

Dari hasil pengujian yang dilakukan maka didapatkan grafik hubungan antara temperatur lingkungan dan error (akurasi) pompa ukur untuk jenis bahan bakar minyak

Hal ini diperkuat oleh foto SEM dimana semakin meningkat persentase Vulcan semakin banyak matrik yang terlepas dari seratnya (Gambar 4b-4d) khususnya Gambar 4d