• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat yang berperilaku sehat dan hidup dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Derajat kesehatan masyarakat indonesia masih perlu ditingkatkan. Beberapa indikator derajat kesehatan masih belum memuaskan. Hal tersebut terlihat dari Angka Kematian Ibu masih 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi masih 26,9 per 1000 kelahiran hidup. Penduduk indonesia mempunyai harapan hidup rata-rata adalah 66 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting, sedangkan masalah penyakit tidak menular makin meningkat.

Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu terus ditingkatkan baik yang bersifat kuratif maupun promotif dan preventif. Hal ini sejalan dengan arah pembangunan kesehatan pada RPJMN III 2015-2019 yaitu arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif dan preventif sesuai kondisi dan kebutuhan.

Menurut Permenkes RI No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

(2)

Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, namun juga sebagai pusat komunikasi masyarakat. Selain itu, keberadaan Puskesmas di suatu wilayah di manfaatkan sebagai upaya-upaya pembaharuan (inovasi) baik di bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu keberadaan Pusk

gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat. Dalam pelaksanaannya, upaya kesehatan di kelompokan menjadi dua kategori, yaitu 1) upaya kesehatan wajib dan 2) upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang di tetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh setiap Puskesmas. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah : 1) Promosi Kesehatan; 2) Kesehatan Lingkungan; 3) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana; 4) Perbaikan Gizi Masyarakat; 5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular; dan 6) Pengobatan. Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta di sesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada atau dapat pula berupa upaya inovatif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Oleh karena itu untuk mencapai pembangunan kesehatan maka Puskesmas bertanggung jawab untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Semin II Kabupaten Gunung Kidul, Puskesmas melaksanakan beberapa kegiatan upaya kesehatan untuk mendukung pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu kegiatan yang dilakukan Puskesmas Semin II Kabupaten Gunung Kidul adalah Kartu Keluarga Sehat. Kartu keluarga sehat sebagai wujud nyata dari pemberdayaan masyarakat yaitu

(3)

menggerakan dan memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan, terutama dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yang di mulai dari diri sendiri dan keluarga.

Kartu Keluarga Sehat merupakan kegiatan pemantauan secara berkala yang meliputi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga, Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dan Rumah Sehat pada setiap kepala keluarga dan anggotanya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan serta dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya, sedangkan Rumah Sehat adalah rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana akan tetapi masih memenuhi standar kebutuhan minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi lokal.

Kegiatan ini dilakukan oleh Puskesmas dan dibantu sukarelawan dari desa desa binaan wilayah Puskesmas Semin II Gunung Kidul yang disebut kader. Puskesmas akan mengumpulkan kader dan memberikan beberapa lembar formulir kepada kader yaitu formulir register pemantauan indikator PHBS, register pemantauan indikator KADARZI dan register pemantauan indikator Rumah Sehat. Kader nantinya akan melakukan pemantauan ketiga indikator keluarga sehat ke rumah warga sesuai dusun wilayah masing-masing kader. Dalam satu dusun kader harus memantau 75 kepala keluarga sampel pemantauan. Setelah melakukan pemantauan, kader akan mencatat hasil pemantauan pada lembar formulir yang telah diberikan serta merekapitulasinya di tingkat dusun.

Data hasil survei dan rekapitulasi dari kader tersebut akan diberikan kepada puskesmas kembali sesuai waktu yang telah ditentukan. Kader yang melaksanakan pemantauan adalah SDM dengan latar belakang yang berbeda dan mempunyai pekerjaan pokok masing-masing selain melakukan pemantauan. Hal tersebut membuat pengumpulan data hasil

(4)

pemantauan tiap indikator dan rekapitulasi tingkat dusun menjadi tidak tepat waktu. Rata-rata dalam satu dusun tiga kader mengumpulkan data hasil pemantauan dan rekapitulasi tingkat dusun yang tidak tepat waktu. Selain itu menurut petugas promosi kesehatan Puskesmas Semin II hasil rekapitulasi tingkat dusun yang di buat oleh kader sebagian besar tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh Puskesmas. Data yang diterima oleh Puskesmas sudah tidak aktual dan akurat maka Puskesmas sulit dalam menentukan langkah lebih lanjut untuk meningkatkan upaya kesehatan yang sesuai dengan kondisi di setiap desa.

Selain itu data yang diterima oleh Puskesmas juga harus diolah kembali secara manual untuk di rekapitulasi di tingkat desa dan puskesmas serta laporan terintegrasi (PHBS, KADARZI, dan Rumah Sehat) tingkat desa dan puskesmas yang nantinya laporan-laporan tersebut akan di serahkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul. Pelaksanaan pencatatan, pengolahan dan pelaporan kegiatan Keluarga Sehat masih menggunakan sistem manual dan Puskesmas belum memiliki sistem yang secara otomatis mengolah dan menampilkan data tersebut. Pengolahan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima karena kemungkinan kesalahan sangat besar.

Oleh karena itu memiliki suatu sistem informasi kesehatan yang aksesibilitas, akurat, terkini, lengkap, relevan dan dapat memenuhi setiap permintaan dari user adalah penting. Menggunakan komputer dengan dukungan sistem informasi dapat menggantikan pekerjaan pengolahan data secara manual. Selain lebih cepat dan mudah, pengolahan data juga menjadi lebih akurat (Handoyo, 2008). Data yang akurat bila diproses akan menghasilkan informasi yang akurat. Informasi yang akurat sangat berguna untuk membuat keputusan, baik bagi manajemen maupun yang lain (Wahyu, 2004). Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya berhak memiliki sebuah sistem informasi kesehatan yang dapat menunjang maupun mempermudah kinerja petugasnya. Di kawasan Puskesmas Semin II Gunung Kidul memiliki akses internet dengan kecepatan rata-rata

(5)

65-100 kbps yang dapat digunakan untuk browsing internet, download dan sosial media dengan lancar.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti memiliki ide untuk membantu membuat perancangan sistem informasi keluarga sehat berbasis web. Perancangan Sistem Informasi Keluarga Sehat ini dikejakan oleh tim yang terdiri dari 3 orang. Dalam sistem informasi keluarga sehat ini nantinya terdapat beberapa bagian yang saling terkait, diantaranya pendataan sistem informasi keluarga sehat (input), basis data pada sistem informasi keluarga sehat, serta pengolahan data (process) dan pelaporan sistem informasi keluarga sehat (output). Dalam tugas akhir ini, peneliti hanya akan membahas tentang pengolahan data dan pelaporan dalam sistem informasi keluarga sehat. Dengan adanya sistem informasi keluarga sehat yang dapat diakses secara online diharapkan data yang diterima oleh Puskesmas tepat waktu dan akurat. Selain itu, diharapkan sistem ini juga mampu memaksimalkan pengolahan data dan pelaporan keluarga sehat sehingga menjadi informasi yang dapat dijadikan pertimbangan untuk Puskesmas tentang langkah tindak lanjut untuk peningkatan upaya kesehatan di Puskesmas Semin II Kabupaten Gunung Kidul.

B. Rumusan Ide Perancangan

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan diatas maka rumusan ide perancangan ini adalah bagaimana membangun sebuah sistem informasi keluarga sehat berbasis web yang berfokus pada pengolahan data dan pelaporan berdasarkan program kartu keluarga sehat yang meliputi beberapa indikator yaitu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), dan Rumah Sehat dalam mendukung upaya pengembangan kesehatan di Puskesmas Semin II Kabupaten Gunung Kidul.

C. Batasan Masalah Perancangan

Dalam pembuatan sistem informasi keluarga sehat ini dikerjakan secara tim dan terdapat beberapa bagian. Oleh karena itu, penulis memberikan batasan masalah agar dalam penyusunan tugas akhir ini

(6)

menjadi terarah dan sesuai dengan ketentuan yang ada. Adapun batasan-batasan masalahnya antara lain :

1. Perancangan ini membahas tentang pengolahan data dan pelaporan. 2. Pembahasan proses pengolahan data meliputi manipulasi database dan

penyaringan data, sedangkan proses pelaporan meliputi pembuatan, pencetakan dan penampilan di dashboard.

D. Keaslian

1. Mahanani (2012) melakukan perancangan dengan membuat desain antarmuka laporan sensus harian rawat inap dan statistik indikator rawat inap serta menampilkan hasil penjumlahan dari sensus harian rawat inap yang melibatkan indikator terkait dengan rawat inap seperti BOR, LOS, TOI, GDR, NDR. Perbedaan perancangan ini terletak pada tujuan perancangan, Mahanani (2012) membuat perancangan desain tampilan komputer data statistik rumah sakit dari perhitungan indikator rawat inap sebagai dasar membuat grafik barber jhonson di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada untuk memaksimalkan sistem elektronik agar tercipta hasil laporan yang lebih cepat dan lebih tepat. Persamaan perancangan ini adalah sama sama membahas tentang pemanfaatan teknologi informasi untuk menyelesaikan permasalahan di sarana pelayanan kesehatan.

2. Gita (2014) melakukan perancangan prototipe sistem informasi manajemen rekam medis berbasis elektronik yang meliputi desain sistem, basis data dan tampilan antarmuka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga memudahkan kegiatan yang ada di unit rekam medis dan unit terkait. Perbedaan perancangan ini terletak pada objek perancangan, Gita (2014) objek dalam perancangan gita adalah membuat prototipe sistem informasi rekam medis berbasis elektronik di Rumah Sakit Khusus Paru Respira Yogyakarta. Persamaan perancangan ini adalah sama sama memiliki tujuan untuk membuat prototipe sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna agar memudahkan kegiatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan. 3. Nela (2013) melakukan perancangan sistem informasi spasial pelaporan jentik nyamuk berbasis web yang digunakan untuk

(7)

pencatatan dan pelaporan dalam rangka kegiatan PSN. Perbedaan perancangan ini terletak pada objek perancangan, Nela (2013) melakukan perancangan sistem informasi spasial pelaporan jentik nyamuk berbasis web untuk mendukung dalam rangka kegiatan PSN. Persamaan perancangan ini terletak pada penggunaan teknologi perancangan yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan bahasa pemrograman PHP dan sistem informasi yang berbasis web.

E. Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini adalah membangun sistem informasi keluarga sehat berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan pengguna di Puskesmas Semin II Kabupaten Gunung Kidul yang dapat memudahkan dalam pengolahan (manipulasi database dan penyaringan data) dan pelaporan (pembuatan, pencetakan dan penampilan di dashboard) untuk mendukung perencanaan upaya pengembangan kesehatan di Puskesmas Semin II Kabupaten Gunung Kidul.

F. Manfaat perancangan 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas

1) Meningkatkan efisiensi kerja dalam pengolahan dan pelaporan data dalam program kartu keluarga sehat di Puskesmas Semin II Kabupaten Gunung Kidul.

2) Memberikan informasi yang terbaru dan akurat yang kemudian dapat menjadi bahan untuk pengambilan keputusan dalam upaya pengembangan kesehatan di Puskesmas Semin II Kabupaten Gunung Kidul.

b. Bagi peneliti

Hasil perancangan sistem informasi keluarga sehat ini diharapkan mampu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang sistem informasi berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pengolahan dan pelaporan data.

(8)

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi institusi pendidikan

Hasil perancangan sistem informasi keluarga sehat ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan pengembangan ilmu di bidang teknologi informasi khususnya perancangan sistem informasi pelaporan keluarga sehat.

b. Bagi Peneliti Lain

Hasil perancangan sistem informasi keluarga sehat ini diharapkan bisa dijadikan referensi, masukan dan bahan evaluasi bagi peneliti selanjutnya agar dapat merancang sistem informasi keluarga sehat yang lebih baik lagi pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Potensi untuk mengembangkan industri hilir kedua komoditi tersebut di Sumatera Selatan sangat besar dengan telah adanya industri primer karet remah, industri minyak sawit

Dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes ditemukan hasil penelitian (1) kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara dalam bahasa Jawa menggunakan model

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peng- gantian penggunaan jagung kuning dengan campuran limbah roti dan tepung jerami bawang putih (80:20) dapat meningkatkan

Jenis kajian penelitian ini adalah library research (penelitian pustaka), yaitu penelitian yang berusaha menghimpun literatur berupa naskah, kitab-kitab, buku-buku, karya

Hak dan kewajiban penjual dan pembeli sebagai para pihak dalam perjanjian jual beli harus dilaksanakan dengan benar dan lancar, apabila para pihak meperhatikan

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Sari (2009) pada minuman cincau hijau yang dijual di Pasar Raya Kota Padang, juga didapatkan hasil bahwa semua sampel yang diperiksa

Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian berbagai pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan produktif, hal ini diduga

mengindikasi bahwa pasar bereaksi positif yang ditandai dengan naiknya risiko pada saat sesudah kebijakan right issue diberlakukan Kenaikan risiko setelah