• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku

pada triwulan II tahun 2014 mencapai Rp 174.338,0 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan 2000 adalah Rp 59.114,0 milyar.

PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2014 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan

triwulan I tahun 2014 (q-to-q). Pertumbuhan ini terjadi pada semua sektor, kecuali sektor

pertanian.

Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4,1 persen

sedangkan petumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan

negatif sebesar 3,6 persen.

PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2013

(y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,2 persen.

Di sisi penggunaan, sebagian besar PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumahtangga

sebesar 62,5 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto sebesar 20,3 persen,

konsumsi pemerintah 10,4 persen, ekspor neto 4,6 persen dan konsumsi lembaga non profit 1,6

persen.

Komponen konsumsi pemerintah pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan I

tahun 2014 (q-to-q) mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 4,6 persen, kemudian diikuti

komponen konsumsi lembaga non profit sebesar 4,0 persen, komponen ekspor 2,8 persen,

komponen pembentukan modal tetap bruto 2,5 persen, komponen konsumsi rumah tangga

sebesar 1,2 persen dan komponen impor sebesar 1,0 persen.

Dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2013 (y on y), semua komponen

penggunaan mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi pada komponen

konsumsi lembaga non profit sebesar 14,5 persen.

No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014

PERTUMBUHAN

EKONOMI

JAWA

TENGAH

TRIWULAN

II

TAHUN

2014

(2)

A. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II TAHUN 2014

Kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2014 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 174.338,0 milyar meningkat dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014 sebesar Rp 170.315,0 milyar. Selanjutnya jika dilihat atas dasar harga konstan 2000, PDRB triwulan II tahun 2014 yang sebesar Rp 59.114,0 milyar meningkat dibanding triwulan I tahun 2014 yang sebesar Rp 58.082,1 milyar. Dengan demikian, perekonomian triwulan II tahun 2014 dibandingkan triwulan I tahun 2014 mengalami pertumbuhan 1,8 persen.

Selama triwulan II tahun 2014, semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan kecuali sektor pertanian. Pertumbuhan tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air bersih (4,1 persen), diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertambangan dengn pertumbuhan yang sama sebesar 3,9 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 3,2 persen. Sementara sektor yang lain mengalami pertumbuhan di bawah 3 persen.

Sektor pertanian pada triwulan II tahun 2014 mengalami pertumbuhan negatif 3,6 persen terhadap triwulan I tahun 2014, dimana hal tersebut disebabkan penurunan pertumbuhan subsektor tabama dan subsektor peternakan dan hasil-hasilnya masing-masing sebesar minus 6,0 persen dan minus 0,2 persen. Sementara itu subsektor lain pada sektor pertanian mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi dialami oleh subsektor kehutanan sebesar 5,7 persen, disusul subsektor perkebunan sebesar 5,0 persen, dan subsektor perikanan sebesar 2,1 persen.

Sektor industri pengolahan, pada triwulan II tahun 2014 mengalami pertumbuhan 3,2 persen terhadap triwulan I tahun 2014. Pertumbuhan tersebut disumbang oleh pertumbuhan subsektor industri non migas sebesar 3,2 persen dan subsektor industri migas sebesar 3,1 persen.

Besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan selama triwulan II tahun 2014 merupakan sisi lain yang perlu dicermati. Sektor ekonomi yang nilai nominalnya besar tetap akan menjadi penyumbang utama bagi pertumbuhan. Andil pertumbuhan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 1

Nilai PDRB Triwulan I dan Triwulan II 2014 (Milyar Rupiah)

Sektor Ekonomi Atas DasarHarga Berlaku Atas DasarHarga Konstan 2000 Triw I 2014 *) Triw II 2014 **) Triw I 2014 *) Triw II 2014 **)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan 32 265,4 30 837,8 10 280,4 9 907,9 2. Pertambangan dan Penggalian 1 590,3 1 753,2 633,8 658,6 3. Industri Pengolahan 55 837,9 58 245,5 18 769,1 19 368,6 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1 747,2 1 825,8 504,1 524,7 5. Konstruksi 10 102,1 10 336,4 3 455,6 3 488,1 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 34 401,3 36 066,9 12 951,1 13 452,8 7. Pengangkutan dan Komunikasi 10 097,9 10 368,8 3 146,1 3 213,0 8. Keuangan, Real estat dan Jasa Persh. 6 380,7 6 631,5 2 395,0 2 465,5 9. Jasa-jasa 17 892,2 18 272,3 5 946,7 6 034,8

PDRB 170 315,0 174 338,0 58 082,1 59 114,0

(3)

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2014 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 (y-on-y) mengalami pertumbuhan 5,2 persen. Pertumbuhan tersebut didukung semua sektor ekonomi, dimana sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 9,4 persen, diikuti oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 8,4 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,9 persen; sektor industri pengolahan sebesar 6,1 persen; sektor jasa-jasa sebesar 5,6 persen; sektor konstruksi sebesar 5,5 persen; sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 4,9 persen; sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,1 persen; dan sektor pertanian sebesar 0,0 persen.

Tabel 2

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Sektor Ekonomi (Persentase) Sektor Ekonomi Triw II 2014**) Terhadap Triw I 2014**) (Q to Q) Triw II 2014**) Terhadap Triw II 2013*) (Y on Y) Semester I 2014**) Terhadap Semester I 2013*) (C to C) Laju Sumber Laju Sumber Laju Sumber

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan -3,6 -0,6 0,0 0,0 0,8 0,1 2. Pertambangan dan Penggalian 3,9 0,0 4,1 0,0 4,6 0,1 3. Industri Pengolahan 3,2 1,0 6,1 2,0 6,0 1,9 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 4,1 0,0 8,4 0,1 6,9 0,1 5. Konstruksi 0,9 0,1 5,5 0,3 6,2 0,4 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,9 0,9 6,9 1,5 6,5 1,5 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,1 0,1 4,9 0,3 5,0 0,3 8. Keuangan, Real estat dan Jasa Persh. 2,9 0,1 9,4 0,4 10,3 0,4 9. Jasa-jasa 1,5 0,2 5,6 0,6 5,4 0,5

Produk Domestik Regional Bruto 1,8 - 5,2 - 5,2 -

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Jika kita bandingkan semester I tahun 2014 terhadap periode yang sama tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mencapai angka 5,2 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan tumbuh 10,3 persen. Sedangkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan terendah pada periode ini sebesar 0,8 persen. Data rinci tentang pertumbuhan PDRB Jawa Tengah berdasarkan periode penghitungannya dapat dilihat pada tabel 2 diatas.

B. STRUKTUR PDRB JAWA TENGAH MENURUT SEKTOR EKONOMI TAHUN 2012-2013,

DAN TRIWULAN II 2014

Pada triwulan II tahun 2014, sektor ekonomi yang sumbangannya besar dalam perekonomian Jawa Tengah adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 33,4 persen, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 20,7 persen, dan sektor pertanian sebesar 17,7 persen. Secara keseluruhan ketiga

(4)

sektor tersebut mempunyai sumbangan sebesar 71,8 persen dalam PDRB. Dengan demikian peranan enam sektor lainnya terhadap PDRB sebesar 28,2 persen.

Tabel 3

Struktur PDRB Jawa Tengah Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2012-2013 dan Triwulan II 2013-2014

Sektor Ekonomi 2012 2013*) Triwulan II

2013*) 2014**)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan 18,7 18,3 19,3 17,7 2. Pertambangan dan Penggalian 0,9 1,0 1,0 1,0 3. Industri Pengolahan 32,8 32,6 32,2 33,4 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,0 1,1 1,0 1,0 5. Konstruksi 6,0 6,0 5,8 5,9 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,3 20,7 20,7 20,7 7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,9 6,0 5,8 5,9 8. Keuangan, Real estat dan Jasa Persh. 3,6 3,7 3,7 3,8 9. Jasa-jasa 10,7 10,7 10,5 10,5

Produk Domestik Regional Bruto 100,0 100,0 100,0 100,0 *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

C. PDRB MENURUT PENGGUNAAN

Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, PDRB Jawa Tengah dipengaruhi oleh berbagai komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga non profit, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal atau investasi, dan ekspor - impor.

PDRB atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2014 senilai Rp 174.338,0 milyar, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp 109.028,7 milyar. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar Rp 2.752,5 milyar, konsumsi pemerintah sebesar Rp 18.086,4 milyar, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp 35.353,2 milyar, transaksi ekspor sebesar Rp 86.660,6 milyar dan impor Rp 78.718,3 milyar. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan I tahun 2014) PDRB atas dasar harga berlaku meningkat sebesar Rp 4.023,0 milyar. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan beberapa komponen, seperti terlihat pada tabel berikut :

(5)

Tabel 4

Nilai PDRB Jawa Tengah Menurut Penggunaan Triwulan I dan Triwulan II 2014

Komponen Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku

(Milyar Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah) Triw I 2014*) Triw II 2014**) Triw I 2014*) Triw II 2014**)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Konsumsi Rumah Tangga 106 928,5 109 028,7 36 317,6 36 755,7 2. Konsumsi Lembaga Non Profit 2 608,5 2 752,5 827,1 859,8 3. Konsumsi Pemerintah 17 166,2 18 086,4 6 325,5 6 613,6 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 33 885,8 35 353,2 11 043,4 11 316,2 5. Perubahan Stok 1) 3 687,9 1 174,9 636,6 52,4

6. Ekspor 83 455,2 86 660,6 30 791,4 31 654,9 7. Dikurangi Impor 77 417,2 78 718,3 27 859,5 28 138,6

PDRB 170 315,0 174 338,0 58 082,1 59 114,0

1) Selisih statistik *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2014 tercatat sebesar 1,8 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua komponen PDRB Penggunaan, yaitu konsumsi rumahtangga sebesar 1,2 persen; konsumsi lembaga non profit sebesar 4,0 persen; konsumsi pemerintah sebesar 4,6 persen; pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,5 persen; komponen ekspor sebesar 2,8 persen dan komponen impor sebesar 1,0 persen.

Apabila dilihat dari andil atau sumber pertumbuhan masing-masing komponen, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2014 sebagian besar bersumber dari komponen ekspor neto, komponen konsumsi rumah tangga serta komponen konsumsi pemerintah masing-masing sebesar 1,0 persen; 0,8 persen dan 0,5 persen. Sedangkan komponen pembentukan modal tetap bruto dan perubahan stok memberikan andil negatif sebesar 0,5 persen.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang merupakan penyumbang terbesar diantara komponen pengeluaran lainnya, secara riil (atas dasar harga konstan 2000) meningkat sebesar 1,2 persen pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014. Peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga tersebut terutama terjadi pada komoditas bukan makanan sebesar 1,8 persen. Demikian juga pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku naik dari Rp 106.928,5 milyar pada triwulan I tahun 2014 menjadi Rp 109.028,7 milyar pada triwulan II tahun 2014 atau naik sebesar 2,0 persen.

Pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba tumbuh sebesar 4,0 persen pada triwulan II tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014. Demikian juga pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba atas dasar harga berlaku naik dari Rp 2.608,5 milyar pada triwulan I tahun 2014 menjadi Rp 2.752,5 milyar pada triwulan II tahun 2014 atau naik sebesar 5,5 persen. Pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan II tahun 2014 mengalami peningkatan yang terutama disebabkan oleh kenaikan belanja pegawai dan belanja barang pemerintah. Besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku naik dari Rp 17.166,2 milyar pada triwulan I tahun 2014 menjadi Rp 18.086,4 milyar pada triwulan II tahun 2014 atau naik sebesar 5,4 persen. Sementara pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan II tahun 2014 naik sebesar 4,6 persen.

(6)

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp 33.885,8 milyar pada triwulan I tahun 2014 menjadi Rp 35.353,2 milyar pada triwulan II tahun 2014 atau naik sebesar 4,3 persen. PMTB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan II tahun 2014 juga mengalami peningkatan sebesar 2,5 persen bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014. Peningkatan PMTB atas dasar harga konstan 2000 tersebut terutama terjadi pada barang modal berupa bangunan.

Nilai ekspor atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp 83.455,2 milyar pada triwulan I tahun 2014 menjadi Rp 86.660,6 milyar pada triwulan II tahun 2014, atau tumbuh sebesar 3,8 persen. Begitu juga, jika dilihat atas dasar harga konstan mengalami kenaikan sebesar 2,8 persen.

Nilai impor Jawa Tengah atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp 77.417,2 milyar pada triwulan I tahun 2014 menjadi Rp 78.718,3 milyar pada triwulan II tahun 2014, atau naik sebesar 1,7 persen. Peningkatan impor tersebut terutama terjadi pada impor antar daerah. Nilai impor Jawa Tengah atas dasar harga konstan 2000 juga mengalami peningkatan , yaitu sebesar 1,0 persen, dari Rp 27.859,5 milyar pada triwulan I tahun 2014 menjadi Rp 28.138,6 milyar pada triwulan II tahun 2014.

Tabel 5

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Penggunaan

Komponen Penggunaan Triw II 2014**) Terhadap Triw I 2014**) (Q to Q) Triw II 2014**) Terhadap Triw II 2013*) (Y on Y) Semester I 2014**) Terhadap Semester I 2013*) (C to C) Laju Sumber Laju Sumber Laju Sumber

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Konsumsi Rumah Tangga 1,2 0,8 5,1 3,2 5,0 3,1 2. Konsumsi Lembaga Non

Profit 4,0 0,1 14,5 0,2 13,2 0,2 3. Konsumsi Pemerintah 4,6 0,5 0,8 0,1 2,7 0,3 4. PMTB+ Stok -2,7 -0,5 -7,4 -1,6 -0,7 -0,1 5. Ekspor Neto 19,9 1,0 115,2 3,4 43,6 1,8

PDRB 1,8 - 5,2 - 5,2 -

1) Selisih statistik *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya (tahun 2013) secara umum pada triwulan II tahun 2014 semua komponen penggunaan menunjukkan peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen konsumsi lembaga non profit yang mencapai 14,5 persen, diikuti oleh komponen ekspor sebesar 7,0 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto 6,7 persen, komponen konsumsi rumah tangga 5,1 persen, komponen konsumsi pemerintah 0,8 persen serta komponen impor yang tumbuh sebesar 0,6 persen.

Jika kita membandingkan semester I tahun 2014 dengan periode yang sama di tahun 2013, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi lembaga non profit sebesar 13,2 persen; disusul oleh komponen ekspor yang tumbuh 8,3 persen; komponen pembentukan modal tetap bruto 8,1 persen, komponen impor 5,3 persen; komponen konsumsi rumah tangga 5,0 dan komponen konsumsi pemerintah 2,7 persen.

(7)

Dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan, tampak bahwa konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDRB Jawa Tengah akan tetapi porsinya sedikit menurun dari 62,8 persen pada triwulan I tahun 2014 menjadi sebesar 62,5 persen pada triwulanan II tahun 2014. Sedangkan kontribusi komponen PDRB penggunaan lainnya mengalami peningkatan pada triwulan II tahun 2014 dari triwulan I tahun 2014.

Tabel 6

Distribusi PDRB Jawa Tengah Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)

Komponen Penggunaan Triw I 2014 **) Triw II 2014 **)

(1) (2) (3)

1. Konsumsi Rumah Tangga 62,8 62,5 2. Konsumsi Lembaga Non Profit 1,5 1,6 3. Konsumsi Pemerintah 10,1 10,4 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 19,9 20,3

5. Perubahan Stok 2,2 0,7

6. Ekspor Neto 3,6 4,6

PDRB 100,0 100,0

Referensi

Dokumen terkait

V alentine Day memberi kesan tersendiri bagi orang muda dimanapun mereka berada. Demikianlah sukacita dan cinta yang memenuhi hati OMK St. Pada kesempatan ini OMK paroki

Proses perhitungan penggajian yang masih diterapkan di Sentra-Net masih dibilang rumit dan cukup menghabiskan banyak waktu untuk di kerjakan oleh SDM,

 Data yang langsung diperoleh auditor melalui pengujian fisik, observasi, rekalkulasi, dan inspeksi memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan

lebih besar dari 0.05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil parameter klinis dan radiologis pasca penanganan konservatif fraktur tertutup radius

Di dalam estetika (filsafat keindahan), keindahan adalah sebuah prinsip yang penting yang membuat suatu karya seni yang bersifat indrawi (konkret) dapat

Selain metode tersebut penelitian ini juga mengunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk menentukan Key performance Indikator (KPI) yang

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Karena itu, dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan, yang penentuannya didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan pada masyarakat tersebut dan jumlah