• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Sanling - Supermarket

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Sanling - Supermarket"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PROPOSAL

KEGIATAN

KEGIATAN

Inspeksi Sanitasi Supermarket

Inspeksi Sanitasi Supermarket

KELOMPOK 4 SANITASI LINGKUNGAN

KELOMPOK 4 SANITASI LINGKUNGAN

MAHASISWA S1 ILMU

MAHASISWA S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2017

2017

CP: 081234655550 (Dita) CP: 081234655550 (Dita)

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

COVER

COVER ... ... ii DAFTAR

DAFTAR ISI ...ISI ... ... iiii DAFTAR

DAFTAR TABEL ...TABEL ... iii... iii DAFTAR

DAFTAR GAMBAR GAMBAR ... iii... iii BAB

BAB I I PENDAHULUAN ...PENDAHULUAN ... 1.... 1 1.1

1.1 Latar Latar Belakang ...Belakang ... 1... 1 1.2

1.2 Tujuan ...Tujuan ... 2... 2 1.2.1

1.2.1 Tujuan Tujuan Umum ...Umum ... 3... 3 1.2.2

1.2.2 Tujuan Tujuan Khusus ...Khusus ... 3... 3 1.3

1.3 Manfaat Manfaat ... 3... 3 BAB

BAB II II DASAR DASAR TEORI TEORI ... 4... 4 2.1

2.1 Pengertian Pengertian Sanitasi ...Sanitasi ... 4... 4 2.2 Peraturan T

2.2 Peraturan Terkait dengan Sanitaserkait dengan Sanitasi Supermarket ...i Supermarket ... ... 77 2.3

2.3 Indikator Indikator Kesehatan Kesehatan Supermarket .Supermarket ... 7... 7 2.4 Penyakit dan Bencana

2.4 Penyakit dan Bencana yang Dapat Melanda yang Dapat Melanda Supermarket ... Supermarket ... 1010 BAB

BAB III MIII METODE ETODE INSPEKSI SANITASI ...INSPEKSI SANITASI ... 16... 16 3.1

3.1 Rancangan Rancangan Inspeksi Inspeksi Sanitasi ...Sanitasi ... 16... 16 3.2

3.2 Lokasi dan Lokasi dan Waktu Waktu Inspeksi ...Inspeksi ... 17... 17 3.3

3.3 Populasi Populasi dan dan Sampel ...Sampel ... 17... 17 3.4

3.4 Teknik Teknik Pengambilan Pengambilan Data ...Data ... 3... 3 DAFTAR

DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA ... 63... 63 LAMPIRAN

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat, hal itu tentu akan mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan masyarakat bisa didapatkan melalui  berbagai sarana dan prasarana yang ada. Peranan pasar sangatlah penting dalam pemenuhan kebutuhan. Salah satunya adalah pasar modern, atau yang biasa dikenal dengan supermarket. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan pasar modern melonjak menjadi 449 pasar (75%) sedangkan pasar tradisional tetap berjumlah 151 atau 25% dari total  pasar. (Pasar Jaya, 2006) Masyarakat cenderung menyukai pasar modern

yang menjual pangan dan peralatan rumah tangga dengan pelayanan yang lebih baik, lebih bersih, aman, dan nyaman.

Pasar modern adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh  pemerintah, swasta, atau koperasi yang dalam bentuknya berupa pusat  perbelanjaan seperti Mall, Plaza, dan Shopping Centre serta sejenisnya. Peranan pasar modern yang penting dipengaruhi oleh keberadaan  produsen hulu (penyedia bahan segar), pemasok, penjual, konsumen,

manajer pasar, serta petugas yang berhubungan dengan kesehatan. Sehingga perlu komitmen dan partisipasi aktif para stakeholder untuk dapat menjaga kebersihan dan kenyamanan sehingga dapat mengembangkan pasar sehat. Dalam menjamin hal tersebut, maka perlu adanya upaya menjaga dan mengendalikan lingkungan dengan memperhatikan sanitasi yang ada di supermarket tersebut.. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada  pengawasan teknik terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar, 1990)

(4)

Secara umum terdapat beberapa peraturan dan pedoman yang mengatur terkait perlindungan dan penataan toko swalayan, pasar tradisional, maupun pasar modern. Salah satunya adalah Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2008 tentang perlindungan, pemberdayaan pasar tradisional, dan penataan pasar modern.Namun masih banyak dijumpai supermarket yang tidak memenuhi persyaratan untuk sanitasi supermarket yang telah dianjurkan. Sehingga perlu dilakukan observasi untuk menilai apakah supermarket yang telah ada saat ini telah memenuhi syarat kesehatan lingkungan, serta diharapkan supermarket tersebut aman dan tidak menimbulkan masalah kesehatan pada pekerja maupun masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut dan sebagai bentuk pemenuhan tugas Sanitasi Lingkungan tentang Survei Pasar Modern, kami sepakat memilih lokasi survei di Kota Surabaya, Giant Arief Rachman Hakim sebagai obyek Pasar Modern. Penilaian sanitasi lingkungan di Supermarket guna untuk mengendalikan faktor-faktor risiko terjadinya kecelakaan dan  penyakit.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menilai sanitasi lingkungan di Supermarket Giant Arief Rachman Hakim

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kondisi mengenai lokasi Supermarket Giant Arief Rachman Hakim

2. Mengetahui kondisi bangunan Supermarket Giant Arief Rachman Hakim

3. Mengetahui kondisi sanitasi Supermarket Giant Arief Rachman Hakim

4. Mengetahui kondisi perilaku hidup bersih dan sehat  pengelola, pekerja, dan pengunjung sanitasi Supermarket

(5)

5. Mengetahui kondisi keamanan sanitasi Supermarket Giant Arief Rachman Hakim

6. Mengetahui kondisi fasilitas lain dari Supermarket Giant Arief Rachman Hakim yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan

1.3 Manfaat

1. Manfaat bagi Pengelola Supermarket Giant Arief Rachman Hakim Kegiatan inspeksi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam upaya perbaikan serta peningkatan kondisi Supermarket Giant Arief Rachman Hakim. Selain itu, inspeksi ini dapat memacu supermarket agar dapat meningkatkan dan menjaga kualitas sehingga termasuk dalam kategori Pasar Sehat.

2. Manfaat bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman mahasiswa mengenai penilaian sanitasi di Supermarket Giant Arief Rachman Hakim. Sehingga dapat meminimalisir dan mengidentifikasi bahaya maupun kecelakaan yang dapat mengancam kesehatan masyarakat sekitar.

3. Manfaat bagi Pembaca

Hasil laporan inspeksi ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam tindak lanjut dan referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.

(6)

BAB 2 DASAR TEORI

2.1 Pengertian Sanitasi

Aspek sanitasi lingkungan sangat luas hampir mencakup sebagian  besar kehidupan manusia. Secara umum definisi sanitasi menurut WHO adalah pengawasan penyediaan air minum masyarakat, pembuangan tinja dan air limbah, pembuangan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan,  penyediaan dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan

lingkungan kerja. Secara umum, sanitasi merupakan pencegahan  penyakit dengan mengurangi atau mengendalikan faktor  –   faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit. Pengertian lain dari sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui  pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan  penyakit.

Berdasarkan keterangan tersebut, secara garis besar bahwa sanitasi lingkungan merupakan upaya pengendalian terhadap faktor  –   faktor lingkungan fisik manusia yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan atau upaya kesehatan untuk memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk mencuci tangan dalam memelihara dan melindungi kebersihan tangan, menyediakan tempat sampah untuk membuang sampah dalam memelihara kebersihan lingkungan, membangun jamban untuk tempat membuang kotoran dalam memelihara kebersihan lingkungan dan menyediakan air minum yang memenuhi syarat kesehatan dalam upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik  berupa benda hidup, benda mati, benda nyata atau abstrak, termasuk manusialainnya serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen –  elemen yang ada di alam (Soemirat, 2004). Lingkungan yang sehat ini sangat penting, hal itu telah dibuktikan WHO dengan  penyelidikan  –   penyelidikan di seluruh dunia dengan memperoleh hasil

(7)

 bahwa angka kematian (Mortality), angka kesakitan (Morbidity) yang tinggi serta seringnya terjadi epidemi, terdapat di tempat yang sanitasi lingkungannya yang buruk, yaitu tempat dimana terdapat banyak lalat, nyamuk, pembuangan kotoran dan sampah yang tidak teratur, air rumah tangga dan perumahan yang buruk serta keadaan sosial ekonomi rendah. Sebaliknya di tempat  –   tempat yang kondisi sanitasi lingkungannya baik, angka kematian dan kesakitan juga rendah (Entjang, 2000).

2.2 Pengertian Supermarket

Pasar modern sering juga dikenal dengan sebutan Supermarket, Minimarket, ataupun Hipermart. Pasar modern merupakan pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan koperasi yang dikelola seca ra modern. Pada umumnya pasar modern menjual barang kebutuhan sehari-hari dan barang lain yang sifatnya tahan lama, dapat berupa bahan pangan atau peralatan dan kebutuhan rumah tangga. Selain itu modal usaha yang dikelola oleh pedagang dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini, kenyamanan berbelanja bagi pembeli sangat diutamakan. Biasanya penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar modern yaitu Plaza, Supermarket, Hipermart, maupun Shopping centre sejenis lainnya.

2.3 Peraturan terkait Sanitasi Supermarket

Pelaksanaan inspeksi sanitasi lingkungan supermarket didasarkan  pada aturan ataupun pedoman yang mengatur dan memiliki keterkaitan terhadap kondisi kesehatan masyrakat dan kondisi supermarket itu sendiri. Oleh karena itu, terdapat beberapa peraturan yang mengatur terkait hal tersebut, yaitu :

1. Keputusan Menteri Kesehatan No. 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum

2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 519 Tahun 2009 tentang Pedoman Pasar Sehat

3. Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2008 tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional, dan Penataan Pasar Modern

(8)

4. Peraturan Daerah Surabaya No. 8 Tahun 2004 tentang Penataan Toko Swalayan di Surabaya

5. Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern

Sehingga berdasarkan beberapa aturan dan pedoman yang telah disebutkan mampu menjadi acuan sehingga mampu menilai kondisi sanitasi lingkungan supermarket dan menjadi bahan evaluasi oleh pihak yang  bersangkutan.

2.4 Indikator Kesehatan Supermarket 1. Lokasi Supermarket

a. Sesuai Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten atau Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten atau Kota, termasuk  pengaturan zonasinya (adanya izin bangunan dari pemerintah).  b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana (seperti banjir, dll)

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan

d. Tidak terletak pada daerah bekas (seperti bekas TPA, dll) e. Mempunyai batas wilayah yang jelas

2. Bangunan Supermarket a. Penataan ruang dagang

i. Pembagian area sesuai dengan peruntukannya (zoning) ii. Zoning dengan identitas lengkap

iii.Pestisida dan bahan berbahaya beracun terpisah dengan zona makanan dan bahan pangan

 b. Ruang kantor pengelola

i. Penggunaan AC sesuai dengan ketentuan dan cara penghitungan. ii. Tingkat pencahayaan ruangan minimal 200 lux

iii.Tersedia toilet terpisah bagi laki-laki dan perempuan

iv.Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir

(9)

c. Tempat penjualan bahan pangan basah

i. Alas pemotong tidak terbuat dari kayu, tidak beracun, kedap air dan mudah dibersihkan

ii. Tempat penyimpanan bahan pangan dengan rantai dingin (coldchain) bersuhu (4-10oC)

iii.Tersedia tempat pencucian bahan pangan dan peralatan

iv.Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air mengalir v. Terdapat saluran pembuangan limbah

vi.Tempat sampah terpisah, kedap air, tertutup

vii. Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya. 3. Area Parkir Supermarket

i. Ada pemisah yang jelas dengan batas wilayah supermarket ii. Parkir mobil, motor, sepeda dan kendaraan yang lain terpisah iii. Tersedia area khusus bongkar muat barang

iv. Tidak ada genangan air

v. Tersedia tempat sampah setiap radius 10 meter

vi. Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas vii. Ada tanaman penghijauan

viii. Adanya area resapan air 4. Kontruksi Supermarket

a. Atap

i. Atap kuat dan tidak menjadi tempat perindukan vektor

ii. Kemiringan atap cukup dan tidak memungkinkan genangan air iii. Atap dengan ketinggian lebih 10 meter dilengkapi penangkal petir  b. Dinding

i. Keadaan dinding bersih, tidak lembab dan berwarna terang ii. Permukaan dinding terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air c. Lantai

i. Kedaan lantai kedap air, rata, tidak licin dan tidak retak, mudah dibersihkan

(10)

ii. Lantai kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya mempunyai kemiringan ke saluran pembuangan (tidak menimbulkan genangan air)

d. Tangga

i.Tinggi, lebar, kemiringan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ii.Terdapat pegangan tangan

iii.Kuat dan tidak licin e. Pencahayaan

i.Intensitas pencahayaan dapat mempengaruhi objek sehingga terlihat jelas dan pandangan tidak terganggu (pencahayaan ruangan minimal 100 lux)

f. Pintu

i.Menggunakan pintu yang dapatmembuka dan menutup sendiri atau tirai plastik untuk menghalangi binatang atau serangga penular  penyakit

5. Sanitasi Supermarket a. Air bersih

i. Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang cukup (min. 40L) ii. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan (tidak boleh berasa,

 berwarna dan berbau, tidak keruh, suhu sekitar 10-15oC, tidak mengandung zat padat)

 b. Kamar mandi dan toilet

i. Harus tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah dilengkapi dengan tandan atau simbol yang jelas dengan proporsi yang sesuai

ii.Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup dan bebas jentik iii. Toilet dengan leher angsa

iv. Tersedia tempat cuci tangan dan sabun v. Tersedia tempat sampah yang tertutup

vi. Tersedia septic tank dengan lubang peresapan yang memenuhi syarat kesehatan

(11)

vii. Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan dan  bahan pangan

viii. Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan dengan kemiringan cukup (tidak menimbulkan genangan air)

c. Pengelolaan sampah

i. Tersedia tempat sampah basah dan kering

ii. Tempat sampah yang terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah  berkarat, kuat, tertutup dan mudah dibersihkan

iii. Tersedia alat pengangkut sampah yang kuat dan mudah dibersihkan

iv. Tersedia Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau\

v. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit vi. Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam

d. Drainase

i. Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat dari logam dan mudah dibersihkan

ii. Limbah cair mengalir lancar

iii. Limbah cair harus memenuhi baku mutu iv. Tidak ada bangunan di atas saluran

v. Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan sekali e. Tempat cuci tangan

i. Lokasi mudah dijangkau ii. Dilengkapi sabun

iii. Tersedia air mengalir

f. Binatang penular penyakit atau vektor

i. Tempat makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari vektor penular penyakit

ii. Angka kepadatan lalat maksimal 30 pergril net di tempat sampah dan drainase

(12)

6. Kualitas Supermarket

a. Makanan dan bahan pangan i. Tidak basi

ii. Tidak mengandung bahan berbahaya

iii. Tidak mengandung residu pestisida di atas ambang batas iv. Kualitas makanan siap saji sesuai dengan peraturan

v. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalam suhu 4-10oC vi. Ikan, daging, dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4oC

vii. Sayur dan buah disimpan dalam suhu 10oC, telur, susu dan olahannya disimpan dalam suhu 5-7oC

viii. Penyimpanan bahan makanan dengan jarak 15 cm dari lantai, 5 cm dari dinding, dan 60 cm dari langit-langit

 b. Desinfeksi

i. Dilakukan secara menyeluruh satu hari dalam sebulan ii. Bahan desinfeksi tidak mencemari lingkungan

c. Pegawai supermarket

i. Pegawai menggunakan alat pelindung diri bagi yang memerlukan (penutup mulut bagi pemotong daging, dll)

ii. Berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui observasi dalam jangka waktu tertentu

iii. Dilakukan pemeriksaan rutin kesehatan bagi pegawai secara  berkala minimal 6 bulan sekali (mempunyai sertifikat sehat dan

cek kesehatan berkala)

iv. Pegawai makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit menular

d. Pengunjung

i. Berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui observasi dalam jangka waktu

ii. Cuci tangan dengan sabun setelah memegang daging atau ikan e. Pengelola

i. Memahami dan mempunyai keterampilan tentang higiene sanitasi dan keamanan pangan

(13)

f. Pemadam kebakaran

i. Akses bagi pemadaman kebakaran untuk lingkungan permukiman 1 pos kebakaran/ 90.000 jiwa 2 mobil kapasitas 4.000 lt/pos jaga ii. Satu orang satlakar per 1000 penduduk

iii. Hidran kota pada setiap jarak 200 m di tepi jalan atau berupa tandon air (kolam, air mancur, sungai dan reservoir, dsb)

iv. Letak peralatan pemadaman kebakaran mudah dijangkau dan ada  petunjuk arah penyelamatan

v. Adanya SOP penggunaan alat pemadam kebakaran g. Keamanan

i. Ada pos

ii. Ada petugas keamanan 7. Fasilitas lain

a. Sarana ibadah

i. Tersedia tempat ibadah yang bersih, dan tempat wudu ii. Tersedia air dengan jumlah yang cukup

 b. Tersedia pos P3K

i. Tersedia ruang/pos pelayanan kesehatan dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dengan isi standar

2.5 Penyakit dan Bahaya di Lingkungan Supermarket 2.5.1 Penyakit di Lingkungan Supermarket

Penyakit merupakan salah satu hal yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar, termasuk di dalam supermarket. Supermarket erat kaitannya sebagai tempat yang dipergunakan masyarakat umum melakukan kegiatan jual-beli. Dalam hal ini, sebagian besar masyarakat banyak dijumpai melakukan kontak secara langsung terhadap kebutuhan yang ingin dibeli, yaitu makanan. Makanan menjadi perhatian yang penting bagi para ahli lingkungan karena tubuh selalu membutuhkan bahan-bahan dari luar untuk memenuhi fungsinya baik dalam perannya untuk tumbuh, berkembang, reproduksi maupun kesejahteraan.

(14)

Makanan harus dimasak, disimpan, disajikan menurut selera yang  beraneka ragam, sehingga ada hubungan yang lebih erat antara  bahan makanan dengan para penanganan makanan (food handlers).

Secara umum agar faktor makanan ini tidak berbahaya bagi kesehatan, maka perlu tindakan-tindakan terhadap makanan ( food  protection). Untuk itulah makanan yang dijual di supermarket baik

makanan basah, kering maupun siap saji, maka harus mengandung gizi yang cukup, jumlah atau ukurannya seimbang, bersih dan tidak terkontaminasi. Penyakit yang disebabkan karena buruknya sanitasi antara lain diare, infeksi Salmonella  yang dapat menyebabkan keracunan pada makanan, dan penyakit sejenisnya.

Menurut hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH),  disebutkan terdapat 5 sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu (Aditama, 2002) :

1. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok,  pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.

2. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

3. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes, fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.

4. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur,  protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di

saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya. 5. Pencemaran lain yang dipengaruhi oleh kondisi fisik

 bangunan, sehingga terjadi gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara. Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang kerja.

(15)

Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh dapat terjadi terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara. Hal tersebut dapat mengakibatkan iritasi selaput lendir, iritasi mata, iritasi hidung seperti bersin, gatal, iritasi tenggorokan seperti sakit menelan, gatal, batuk kering serta adanya gangguan neurotoksik seperti sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit  berkonsentrasi. Tak hanya itu, karyawan/pekerja juga dapat mengalami gangguan paru dan pernafasan, gangguan kulit, serta gangguan lainnya seperti gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, dll.

2.5.2 Bahaya di Lingkungan Supermarket

1. Lantai licin yang mengakibatkan terpeleset

2. Troli yang bermuatan penuh yang sulit terkendali.

Dari kedua hal tersebut, dapat diambil beberapa pencegahan diantaranya:

a. Memastikan bahwa semua alat di supermarket mempunyai kendali, termasuk troli yang mempunyai kunci.

 b. Semua agent fisik berapa kelembapan dan licinnya lantai menjadi faktor utama kecelakaan yang mengakibatkan terpeleset, sehingga perlunya cek keamanan dan kebersihan lantai secara berkala.

(16)

BAB 3

METODE INSPEKSI SANITASI

3.1 Rancangan Inspeksi Sanitasi 3.2 Lokasi dan Waktu Inspeksi

Hari : Senin-Selasa Tanggal: 10-11 April 2017

Tempat: Supermarket Giant Arief Rachman Hakim

Jl. Arief Rachman Hakim No.155, Sukolio, Surabaya, Jawa Timur

Gambar 3.2 Lokasi Supermarket Giant Arief Rachman Hakim

3.3 Populasi dan Sampel 3.4 Teknik Pengambilan Data

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2003.  Keputusan Menteri  Kesehatan RI Nomor 288 Tahun 2039 Tentang Pedoman Penyehatan

Sarana dan Bangunan Umum. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009.  Keputusan Menteri  Kesehatan RI Nomor 519 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan  Pasar Sehat. Jakarta

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur. 2008.  Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional dan Penataan Pasar Modern di Provinsi Jawa Timur. Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Seri E. Surabaya

Peraturan Daerah Kota Surabaya. 2014. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2014Tentang Penataan Toko Swalayan di Surabaya . Surabaya Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia. 2008.  Peraturan Menteri

 Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2008 Tentang Pedoman  Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisonal, Pusat Perbelanjaan dan Toko  Modern. Jakarta

Peraturan Presiden Republik Indonesia. 2007.  Peraturan Presiden Republik  Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar

(18)

Lampiran 1

FORMULIR INSPEKSI SANITASI LINGKUNGAN SUPERMARKET GIANT ARIEF RACHMAN HAKIM

NO. VARIABEL UPAYA BOBOT KOMPONEN YANG DINILAI

NILAI

MAX NILAI SKOR A. Lokasi

1. Sesuai Rencana Umum Tata Ruang (Mendapat Perijinan Bangunan) 2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana (misal: banjir, dll)

3. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan

4. Tidak terletak pada daerah bekas (dekat/bekas TPA)

5. Mempunyai batas wilayah yang  jelas

6. Lokasi tidak berdekatan dengan pasar tradisional

7. Lokasi terdapat pada akses jalan arteri / kolektor dengan

memperhatikan kebutuhan daerah

B.

BANGUNAN SUPERMARKET

1. Konstruksi Bangunan Luas area toko 400-5000 m2 2. Penataan Ruang

Dagang

1. Pembagian area sesuai dengan peruntukannya (zoning)

2. Zooning dilengkapi dengan identitas lengkap

3. Adanya pemisahan zoning jenis pestisida, B3 dengan bahan pangan 3. Tempat Penjualan

Bahan Pangan dan Makanan 3.1 Tempat Penjualan Bahan Pangan Basah

1. Rak tempat penjualan tahan karat, rata, kemiringan, tinggi minimal 60cm

(19)

2. Alas pemotong (telenan) tidak terbuat dari kayu, tidak beracun, kedap air, dan mudah dibersihkan 3. Alat pemotong tidak karatan 4. Tempat penyimpanan bahan pangan dengan rantai dingin (cold chain) bersuhu 4-10°C

5. Tersedia tempat pencucian bahan pangan dan peralatan

6. Tempat cuci tangan dilengkapi sabun, air mengalir, dan alat pengering

7. Terdapat tempat sampah terpisah (basah&kering), kedap air, dan tertutup

8. Terdapat daftar harga tertulis

3.2 Tempat

Penjualan Bahan Pangan Kering

1. Rak tempat penjualan tahan karat, rata, kemiringan, tinggi minimal 60cm 2. Terdapat tempat sampah terpisah (basah&kering), kedap air, dan tertutup

3. Terdapat daftar harga tertulis

3.3 Tempat

Penjualan Makanan Matang / Siap Saji

1. Meja tempat penjualan tahan karat, rata, kemiringan, tinggi minimal 60cm

2. Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi sabun, air mengalir, dan alat pengering

3. Tempat cuci peralatan kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah

dibersihkan

4. Terdapat tempat sampah terpisah (basah&kering), kedap air, dan tertutup

(20)

6. Terdapat alat pembunuh insektisida (listrik) misalnya penangkap lalat, nyamuk, dll 4. Area Parkir

1. Area parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 unit roda empat untuk setiap 60 m2luas lantai

penjualan supermarket

2. Tersedia area khusus bongkar muat yang terpisah dari parkir pengunjung

3. Parkir terpisah berdasarkan jenis (roda 2/roda 4)

4. Ada jalur tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas

5. adanya area resapan air / tidak ada genangan air

6. Adanya garis/batasan yang jelas untuk parkir kendaraan

7. Adanya lampu penerangan di area parkir

8. Terdapat tempat sampah (basah&kering) di sekitar area parkir/pintu masuk

9. Terdapat jalan kemiringan untuk mengangkut barang menggunakan trolly ke area parkiran

5. Konstruksi

5.1 Atap

1. Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi breeding place

binatang penular penyakit 2. Kemiringan atap harus

dipertimbangkan agar tidak terjadi genangan air pada atap-atap langit 3. Ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku

4. Atap yang memiliki ketinggian 10 m atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir

5.2 Dinding

1. Keadaan dinding bersih, tidak lembab, berwarna terang, dan rata

(21)

2. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air 3. Pertemuan lantai dengan dinding harus lengkung

5.3 Lantai

1. Keadaan lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan

2. Lantai dibagian tempat penjualan makanan basah, kamar mandi, tempat cuci, dan sejenisnya diusahakan untuk tidak basah

3. Lantai kamar mandi, tempat cuci, dan sejenisnya mempunyai

kemiringan ke saluran pembuangan

5.4 Tangga

1. Tinggi, lebar, dan kemiringan anak tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Ada pengangan tangan di kanan dan kiri tangga

3. Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin

4. Memiliki pencahayaan minimal 100 lux

5.5 Ventilasi

1. Minimal 20% dari luas lantai

5.6 Pencahayaan

1. Intensitas pencahayaan cukup untuk melakukan pekerjaan pengelolaan dan pembersihan makanan

2. Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan dengan jelas minimal 100 lux

5.7 Pintu

1. Terdapat pintu masuk dan keluar yang terpisah dengan ketinggian rata-rata disertai simbol/tanda yang jelas C. SANITASI

1. Air Bersih

1. Tersedia air bersih

2. Kualitas air bersih, diperiksa minimal 6 bulan sekali

(22)

3. Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m 4. Tersedia tandon air yang menjamin ketersediaan air, dilengkapi dengan kran yang tidak bocor

2. Toilet dan Kamar Mandi

(Pegawai/Pengunjung)

1. Toilet harus terpisah antara laki-laki dan perempuan, serta dilengkapi dengan simbol/tanda yang jelas 2. Tersedia bak dan air bersih dengan  jumlah cukup dan bebas jentik

3. Terdapat tempat untuk BAB (Buang Air Besar)

4. Tersedia tempat untuk BAK (Buang Air Kecil)

5. Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi sabun, air mengalir, dan alat pengering

6. Terdapat tempat sampah terpisah (basah&kering), kedap air, dan tertutup

7. Letak toilet terpisah minimal 10 meter dengan tempat penjualan bahan makanan atau sejenisnya 8. Lantai kedap air, dan tidak licin serta mudah untuk dibersihkan 9. Dinding terbuat dari ubin keramik, gysum tahan air, atau bata dengan lapisan tahan air

3. Pengelolaan Sampah

1. Tersedia tempat sampah yang terpisah (basah&kering)

2. Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan mudah

dibersihkan

3. Tersedia alat pengangkut sampah yang kuat, dan mudah dijangkau 4. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit

5. TPS tidak di jalur utama dan berjarak minimal 10 meter dari bangunan toko

(23)

6. Sampah diangkut minimal 1 x 24  jam

4. Drainase

1. Draise tertutup dan terbuat dari logam yang mudah dibersihkan 2. Tidak ada bangunan diatas drainase

3. Saluran drainase memiliki

kemiringan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga mencegah genangan air

5. Tempat Cuci Tangan

1. Mudah untuk dijangkau

2. Dilengkapi dengan sabun, tersedia air mengalir, dan alat pengering 3. Terdapat tempat sampah terpisah (basah&kering)

6. Kualitas Makanan dan Bahan Pangan

1. Makanan dalam kemasan tertutup, tidak kadaluarsa, dan berlabel jelas 2. Ikan, daging, dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4°C 3. Sayur, Buah, dan Minuman disimpan dalam suhu 10°C 4. Telor, susu,dan olahannya disimpan dalam suhu 5-7°C D.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT 1. Pekerja/Karyawan

1. Kondisi pekerja dengan personal hygiene yang baik, tidak

terserang/berpotensi terserang penyakit infeksi

2. Adanya pemeriksaan kesehatan berkala minimal 6 bulan sekali

3. Menggunakan APD yang benar dan baik

4. Memiliki waktu/jam kerja yang sesuai dengan peraturan yang berlaku

2. Pengelola

1. Memiliki dan memahami keterampilan tentang hygiene sanitasi dan keamanan pangan (pernah mengikuti kursus/pelatihan

(24)

di bidang sanitasi atau sejenisnya)

3. Pengunjung

1. Berperilaku hidup bersih dan sehat 2. Cuci tangan dengan sabun setelah memegang bahan pangan mentah seperti daging, ikan atau sejenisnya

E. KEAMANAN

1. Pemadam Kebakaran

1. Berlokasi di tempat yang mudah dijangkau dengan jumlah yang cukup, serta terdapat SOP penggunaan APK 2. Berfungsi dengan baik, tidak kadaluarsa, dan terdapat prosedur penggunaan

2. Keamanan

1. Terdapat pos keamanan 2. Terdapat personil/petugas keamanan

F. FASILITAS LAIN 1. Tempat Ibadah

1. Tersedia tempat ibadah disertai tempat wudhu yang bersih

2. Tersedia air dengan jumlah yang cukup dan terpisah dari jamban 3. Lantai bersih dari sampah, permukaan rata, dan tidak lembab 4. Dinding kedap air

2. Pos Pelayanan Kesehatan dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

1. Tersedia ruang/Pos pelayanan kesehatan dan P3K

3. Gudang

1. Dinding terang (minimal 100 lux untuk melihat barang dengan jelas) serta tidak lembab

2. Lantai gudang berubin, rata, tidak licin, dan tidak retak serta mudah dibersihkan

(25)

4. Terdapat label atau simbol yang  jelas mengenai gudang

5. Terdapat FIFO (Label Tanggal) sehingga tidak ada penimbunan barang kadaluarsa

6. Penyimpanan barang di gudang dengan jumlah yang wajar

7. Terdapat SOP penataan barang 8. Penataan barang sesuai dengan  jenisnya

4. CCTV Tersedia CCTV

5.

Tempat Titik Kumpul

Evakuasi Tersedia tempat titik kumpul

6. Emergency Exit Tersedia emergency exit

7. Keterangan Denah Terdapat keterangan denah

8.

Menyediakan Fasilitas

lain untuk usaha lain Tersedia fasilitas lain selainsupermarket tersebut, seperti kios kecil, dll

9.

Pos Pengaduan Konsumen/Informasi

Terdapat pos pengaduan konsumen 10.

Ruang Kantor Pengelola

Pencahayaan minimal ruang kantor pengelola minimal 200 lux

Gambar

Gambar 3.2  Lokasi Supermarket Giant Arief Rachman Hakim

Referensi

Dokumen terkait

pernah bangun pada suatu malam lalu beliau menuju tembikar (periuk belanga) yang ada di samping rumah, Nabi pun buang air kecil di dalamnya, aku bangun tidur pada

Kondisi permodalan industri perbankan pada periode November 2017 masih berada pada level yang solid tercermin dari rasio KPMM sebesar 22,90% atau meningkat 42bps

Bapak Sutan Syahrir Zabda selaku Pembimbing I yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.. Bapak Achmad Muhibbin

Fokus pada penelitian inj menggunakan teori dari jufrizen, (2013) mengenai Intensifikasi yang meliputi, memperluas basis penerimaan, memperkuat proses pemungutan,

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui peran orang tua dan tindakan yang dilakukan oleh orang tua apabila KPI benar-benar merealisasikan

maka dilakukan berbagai penelitian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Mizwiria (2007), mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Perancis FPBS UPI dengan judul

1) Secara berkelompok, peserta didik melakukan kegiatan mendata nama-nama bahan aditif (pewarna, pemanis, pengawet, penyedap dan zat aditif lain) pada bahan yang yang

Reaksi tersebut dinamakan reaksi pemindahan (pergeseran atau substitusi). Pembuatan koloid dengan reaksi redoks selalu disertai perubahan bilangan oksidasi. Reaksi hidrolisis