• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN IMLTD REVISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN IMLTD REVISI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh Palang dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) melalui peraturan pemerintah no 7 tahun 2011 tentang Merah Indonesia (PMI) melalui peraturan pemerintah no 7 tahun 2011 tentang  pelayanan darah.

 pelayanan darah.

Pelayanan Unit

Pelayanan Unit Donor Donor Darah (Darah (UDD) PMI UDD) PMI adalah adalah upaya pelupaya pelayanan kesehatanayanan kesehatan yang terdiri dari rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengerahan dan yang terdiri dari rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengerahan dan  pelestarian

 pelestarian pendonor pendonor darah, darah, penyediaan penyediaan darah, darah, pendistribusian pendistribusian darah, darah, dan dan tindakantindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan  pemulihan

 pemulihan kesehatan.UDD kesehatan.UDD membantu membantu menyuplai menyuplai darah darah dari dari pendonor pendonor kepadakepada resepien di berbagai rumah sakit. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah resepien di berbagai rumah sakit. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas  bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.

 bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.

Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan perdarahan pasca melahirkan, trauma, operasi, dalam jumlah besar disebabkan perdarahan pasca melahirkan, trauma, operasi, demam berdarah, kelainan darah dll. Pemberian transfusi darah mempunyai resiko demam berdarah, kelainan darah dll. Pemberian transfusi darah mempunyai resiko  penularan

 penularan penyakit penyakit infeksi infeksi menular menular lewat lewat transfusi transfusi darah darah terutama terutama HIV/AIDS,HIV/AIDS, Hepatitis C, Hepatitis B, Sifilis, Malaria, Demam Berdarah Dengue serta resiko Hepatitis C, Hepatitis B, Sifilis, Malaria, Demam Berdarah Dengue serta resiko transfusi lain yang dapat mengancam nyawa.

transfusi lain yang dapat mengancam nyawa.

Darah yang mengandung virus dari makhluk hidup yang positif Darah yang mengandung virus dari makhluk hidup yang positif  penyakitpenyakit diatas

 penyakitpenyakit diatas dapat menularkan dapat menularkan pada pada makhluk hidup makhluk hidup lain melalui lain melalui sentuhansentuhan antara darah dengan darah, hubungan seksual, transfusi darah, obat intravena atau antara darah dengan darah, hubungan seksual, transfusi darah, obat intravena atau  jarum

(2)
(3)

dan air susu ibu. Darah memiliki peranan penting bagi tubuh manusia, selain dan air susu ibu. Darah memiliki peranan penting bagi tubuh manusia, selain fungsinya dalam pengangkutan oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh fungsinya dalam pengangkutan oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh fungsi lainnya yaitu menjadi vektor penularan pen

fungsi lainnya yaitu menjadi vektor penularan penyakit infeksi.yakit infeksi.

WHO telah mengembangkan strategi untuk transfusi darah yang aman dan WHO telah mengembangkan strategi untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan risiko transfusi. Strategi tersebut terdiri dari pelayanan transfusi darah meminimalkan risiko transfusi. Strategi tersebut terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan darah hanya dari donor sukarela yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan darah hanya dari donor sukarela dari populasi risiko rendah, pelaksanaan skrinning terhadap semua arah donor dari dari populasi risiko rendah, pelaksanaan skrinning terhadap semua arah donor dari  penyebab

 penyebab infeksi. infeksi. Pelayanan Pelayanan laboratorium laboratorium yang yang baik baik di di semua semua aspek, aspek, termasuktermasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen, penyimpanan dan golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen, penyimpanan dan transportasi darah atau komponen darah, mengurangi transfusi darah yang tidak perlu transportasi darah atau komponen darah, mengurangi transfusi darah yang tidak perlu dengan penentuan indikasi transfusi darah yang tidak perlu dan komponen darah yang dengan penentuan indikasi transfusi darah yang tidak perlu dan komponen darah yang tepat serta indikasi cara alternatif transfusi.

tepat serta indikasi cara alternatif transfusi.

PMI berperan melakukan kegiatan surveilans atau pengamatan terhadap PMI berperan melakukan kegiatan surveilans atau pengamatan terhadap kasus-kasus infeksi yang penularannya salah satunya karena transfusi darah, dengan kasus-kasus infeksi yang penularannya salah satunya karena transfusi darah, dengan melakukan skrining atau penapisan darah donor melalui UDD PMI. Tujuan skirining melakukan skrining atau penapisan darah donor melalui UDD PMI. Tujuan skirining ini adalah untuk mengamankan darah donor supaya bebas dari beberapa penyakit ini adalah untuk mengamankan darah donor supaya bebas dari beberapa penyakit infeksi di atas. Selain itu mengupayakan dan mampu menjamin seluruh darah dan infeksi di atas. Selain itu mengupayakan dan mampu menjamin seluruh darah dan komponen yang dikeluarkan (yang di donorkan) apakah telah memenuhi kualitas komponen yang dikeluarkan (yang di donorkan) apakah telah memenuhi kualitas darah yang diperlukan penderita, serta yang lebih penting UDD PMI selalu darah yang diperlukan penderita, serta yang lebih penting UDD PMI selalu memperhatikan donor dan pengguna darah dengan pelayanan sebaik-baiknya. Dalam memperhatikan donor dan pengguna darah dengan pelayanan sebaik-baiknya. Dalam  pelaksanaannya san

 pelaksanaannya sangatlah penting gatlah penting bagi UDD bagi UDD PMI untuk PMI untuk selaluselalu up to dateup to date atau selalu atau selalu memantau kondisi-kondisi darah serta jumlah atau banyaknya darah yang dibutuhkan memantau kondisi-kondisi darah serta jumlah atau banyaknya darah yang dibutuhkan oleh resipien.

oleh resipien.

Mengingat besarnya pengaruh infeksi virus yang bisa menyebabkan Mengingat besarnya pengaruh infeksi virus yang bisa menyebabkan penyakit- penyakit

 penyakit di di atas atas terhadap terhadap progresifitasnya progresifitasnya serta serta kebutuhan kebutuhan darah darah transfusi transfusi yangyang terpaksa dipenuhi sendiri oleh rumah sakit, terkadang tanpa pemeriksaan uji saring terpaksa dipenuhi sendiri oleh rumah sakit, terkadang tanpa pemeriksaan uji saring infeksi menular lewat transfusi darah dan tidak sesuai dengan standar maka infeksi menular lewat transfusi darah dan tidak sesuai dengan standar maka

(4)

diperlukan pengetahuan lebih lanjut agar tidak terjadi praktik transfusi darah langsung diperlukan pengetahuan lebih lanjut agar tidak terjadi praktik transfusi darah langsung atau penggunaan darah transfusi tanpa skrining.

atau penggunaan darah transfusi tanpa skrining.

B.

B. TujuanTujuan

1.

1. Mengetahui proses penyediaan darah aman mulai dari ruang pendahuluan,Mengetahui proses penyediaan darah aman mulai dari ruang pendahuluan, ruang penyadapan darah/aftap sampai dengan pemeriksaan infeksi menular ruang penyadapan darah/aftap sampai dengan pemeriksaan infeksi menular lewat transfuse darah (IMLTD).

lewat transfuse darah (IMLTD). 2.

2. Mempersiapkan kelayakan dari calon pendonor.Mempersiapkan kelayakan dari calon pendonor.

C.

C. ManfaatManfaat

1.

1. Memperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang penyediaan darah mulaiMemperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang penyediaan darah mulai dari proses seleksi donor, proses pengambilan darah dan skrining darah dari proses seleksi donor, proses pengambilan darah dan skrining darah hingga IMLTD, sehingga diharapkan dapat bermanfaat di klinik nanti.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Darah adalah cairan yang terdapat pada seluruh makhluk hidup tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat makanan dan oksigen yang dibutuhkan tubuh, juga mengangkut bahan-bahan hasil dan sisa metabolism, dan  juga sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi virus, bakteri dan berbagai jenis

mikroorganisme lain.

Donor darah adalah orang yang memberikan darah secara sukarela untuk maksud dan tujuan transfusi darah bagi orang lain yang membutuhkan. Semua orang dapat menjadi donor darah jika memenuhi persyaratan yang berlaku.

Transfusi darah adalah tindakan memasukkan darah atau komponennya ke dalam system pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah, trombosit dan  plasma (Reksodiputro, 1991).

B. Cara Memperoleh Darah

Menurut caranya diperolehnya, donor darah dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Donor Darah Pengganti

Donor darah pengganti (DDP) adalah seseorang yang diminta menyumbangkan darahnya kepada seseorang dan ia tahu kepada siapa darah tersebut dia berikan.

2. Donor Sukarela

Donor Sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas kerelaan mereka sendiri dan tidak menerima uang

(6)

 penerima darah yang tidak mereka kenal dan tidak untuk menerima sesuatu keuntungan.

C. Kriteria Pendonor

Untuk lolos seleksi, calon donor harus memenuhi persyaratan yang tertera dalam formulir isian yang memuat beberapa kriteria kondisi fisik yang disebutkan di  bawah ini:

1. Laki-laki atau wanita Dewasa, sehat jasmani dan rohanii menurut pemeriksaan dokter.

2. Keadaan umum

Calon donor tidak tampak sakit, tidak dalam pengaruh obat-obatan seperti misalnya golongan narkotik dan alkohol, serta tidak menderita penyakit-penyakit seperti penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, penyakit darah dan gangguan pembekuan darah, epilepsi, kanker atau penyakit kulit kronis kecuali bila diperbolehkan oleh dokter yang merawatnya.

3. Umur Donor

Berumur antara 17-60 tahun, kecuali atas pertimbangan dokter. Donor yang  berumur 60 tahun dapat menyubangkan darahnya sampai dengan umur 65 tahun.

Donor pertama kali tidak diperbolehkan pada umur 60 tahun. 4. Berat Badan

Berat badan donor minimal 45 kg dapat menyumbangkan darahnya sebanyak 350 ml, ditambah sejumlah darah untuk pemeriksaan yang jumlahnya tidak lebih dari 30 ml. Donor dengan berat badan 50 kg lebih dapat menyumbangkan darahnya maksimal sebanyak 450 ml tetapi tidak melebihi 15% dari perkiraan yang  jumlahnya tidak lebih dari 30 ml.

5. Suhu tubuhcalon donor tidak lebih dari 370C

6. Denyut nadi calon donor teratur berkisar antara 60 -100 x/menit

7. Tekanan darah sistolik antara 110-170 mmHg dan diastolik antara 70-110 mmHg 8. Kadar hemoglobincalon donor ≥12,5 g/dl. Penetapan kadar hemoglobin

(7)

9. Haid, Kehamilan dan Menyusui. Setelah selesai haid, 6 bulan setelah melahirkan dan 3 bulan setelah berhenti menyusui diperkenankan menyumbangkan darahnya 10. Jarak menyumbangkan darah tidak kurang dari 8 minggu, maksimal 5 kali

setahun. Penyumbangan darah lengkap dapat dilakukan minimal 48 jam setelah menjalani plasma/tromboferesis. Jarak penyumbangan komponen darah trombosit, minimal 1 bulan (jumlah trombosit > 150.000/uL), maksimal 6 kali setahun untuk laki-laki dan 4 kali untuk perempuan.

Tidak boleh menjadi pendonor bila :

1. Kulit donor ditempat pengambilan tidak sehat (infeksi, luka, kelainan kulit) 2. Mendapat transfusi darah atau komponennya dalam waktu 12 bulan terakhir. 3. Calon donor dengan pemeriksaan laboratorium terhadap sifilis, hepatitis B,

hepatitis C, HIV yang menunjukkan hasil positif tidak boleh menyumbangkan darahnya, 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria, 3 tahun setelah keluar dari daerah endemis malaria (jika yang bersangkutan tinggal didaerah endemis tersebut 5 tahun berturut-turut), 12 tahun setelah berkunjung ke daerah endemis malaria

4. Imunisasi dengan vaksin calon donor dapat menyumbangkan darahnya 8 minggu setelah imunisasi dan vaksin.

5. Calon donor dapat menyumbangkan darahnya 6 bulan setelah menjalani operasi, 12 bulan setelah menjalani operasi besar

6. Jika sedang pengobatan calon donor dapat menyumbangkan darahnya jika tidak mengkonsumsi obat 3 hari terakhir.

7. Calon donor yang digigit binatang yang menderita rabies, dapat menyumbangkan darahnya 1 tahun setelah digigit.

8. Calon donor dengan penyakit : jantung, hati, paru-paru, ginjal, DM, penyakit  pendarahan, kejang, kanker atau penyakit kulit kronis tidak diperkenankan

menyumbangkan darahnya tanpa seijin dokter yang merawat.

(8)

10. Tato, tindik dan tusuk jarum : calon donor dapat menyumbangkan darahnya 12  bulan setelah ditato, ditidik dan ditusuk jarum (UTD PMI Pusat, 2007)

11. Sedang menyusui dan haid

12. Penderita tuberculosis secara klinis

13. Memiliki kecenderungan terjadi perdarahan atau penyakit darah yaitu talasemia, defisiensi G6PD, hemophilia, polisitemiavera.

D. Manfaat Donor Darah

1. Manfaat Donor Darah bagi Penerima

Untuk poin pertama yaitu manfaat bagi penerima donor darahdonor darah dapat bermanfaat untuk membantu mereka yang kekurangan darah, darah akan diberikan melalui proses yang dinamakan transfusi darah yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa seseorang. contohnya:

 Transfusi darah untuk korban kecelakaan yang banyak kehilangan darah.

 Penderita penyakit tertentu yang akan menjalani operasi besar.

 Kasus-kasus tertentu demam berdarah.

 Untuk pasien dengan kelainan darah yang mebutuhkan transfuse rutin seperti

 penderita talasemia mayor.

 Hematemesis melena

2. Manfaat bagi pendonor

 Melindungi jantung

 Meningkatkan sel darah merah

 Mencegah stroke

 Menurunkan risiko kanker

 Menurunkan kolesterol

D. Komplikasi Transfusi Darah

Komplikasi transfusi darah dapat berupa : 1. Lokal :

(9)

- fiksasi vena tidak baik - Problem ditempat tusuakan - Vena perfosai saat menusuk 2. Umum :

- Reaksi-reaksi Transfusi

- Penularan/Transmisi penyakit infeksi - Sensitisasi immunologis

- Transfusi haemochromatosis

Reaksi-reaksi transfusi:

1. Reaksi Imunologi yaitu : a. Reaksi pyrogenik

Dapat timbul selama atau setelah transfusi, reaksi khas dengan  peningkatan temperatur, kadang-kadang hanya sampai 38oc tetapi  bisa sampai 40oc. Pyrexia dapat atau tidak disertai dengan menggigil, kemerahan, atau kegelisahan dan ketegangan. Bila transfusi dihentikan, reaksi dan kegelisahanakan hilang.Pyrogen mungkin terdapat dalam material yang ditransfusikan atau dari alat yang dipakai untuk mentransfusikan. Pyrogen adalah produk metabolisme bakteri. Giving sets plastik yang sekali  pakai buang telah mengganti giving sets yang terbuat dari gelas atau dari

karet.

 b. Reaksi allergi.

Reaksi allergi biasanya ialah karena adanya reaksi antigen antibody.Terdapat 2 mekanisme:

 Antigen dalam darah donor dan antibodynya dalam serum orang sakit.

 Antibody dalam serum donor yang secara pasip ditansfer pada pasien dan

 beredar dengan antigen yang terdapat pada pasien. Antibody mungkin terhadap sel darah putih, thrombocyte atau plasma protein donor.

Terdapat 2 type reaksi alergi: - Anaphylactic

(10)

Gejala shock dengan atau tanpa pyrexia, terdapat kegagalan sirkulasi  primer akut, nadi cepat tekanan darah turun,pernapasan berat. Antigen

mungkin terdapat pada sel darah putih atau thrombocyte atau pada plasma donor.

- Urticaria

Reaksi allergy yang umum adalah urticaria, yang berat dapat timbul asthma, peningkatan temperatur, dan mengigil, sakit kepala, nausea, muntah dan pernapasan berat, yang tersering laryngeal edema. Pyrexia sulit dibedakan dengan reaksi pyrogen.

c. Reaksi hemolitik

terjadi setelah transfusi darah incompatible termasuk reaksi yang diakibatkan oleh transfusi darah yang sudah hemolysis invitroMekanisme kerusakan sel darah merah non immunologis / kerusakan invitro. Karena Sel donor atau Sel pasien.Mekanisme hemolysis : Intravasculair hemolysis dan Extravasculair hemolysis.

- Reaksi Hemolitik Intravasculair

Reaksi intravasculair berakibat hemolisis sel2 darah merah dalam sistemsirkulasi, lalu terjadi ikterik dan hemoglobinaemia.Reaksi ini terutama disebabkan oleh antibodi IgM dan yang paling berbahaya anti-a dan anti-b dari gol ABO.Kebanyakan reaksi jenis ini berakibat fatal akibat perdarahan yang tidak teratasi atau gagal ginjal.

- Reaksi Hemolitik Extravasculair

Reaksi extravasculair sama beratnya seperti reaksi intravasculair. Reaksi fatal jarang terjadi.Reaksi jenis ini oleh karena antibodi IgG yang mengakibatkan perusakan sel-sel darah merah oleh makrofag. Keadaan seperti ini kadang-kadang berakibat penurunan tajam secara tiba-tiba pada kadar hemoglobin pasien, seringkali terjadi setelah 10 hari, sesudah transfusi.

2. Reaksi Non Imunologi yaitu :

(11)

Reaksi yang terjadi karena muatan sirkulasi yang berlebih, setelah  pemberian yang cepat dan banyak, terutama karena cairan colloid dan

seluler.Terutama terjadi pada penderita yang anemia, penderita dengan kelaian jantung,atau degenarasi pembuluh darah.Bahaya muatan sirkulasi yang berlebih selalu ada pada setiap transfusi terutama bila volume penderita normal, reaksi demam dapat mendahului reaksi muatan sirkulasi berlebih.  b. Reaksi karena darah yang tekontaminasi

1% darah yang diambil terkontaminasi, kontaminasinya pada saat  pengambilan darah.Organisme biasanya tidak patogen dan dihancurkan oleh

sistem reticuloendothelial dari resipien.Darah menjadi berbahaya bila organisme bermultiplikasi dalam waktu antara pengambilan darah dan transfusi.Kuman-kuman terlihat pada sediaan organisme langsung, darah yang terkontaminasi tampak normal pada pemeriksaan biasa.Bakteri-bakteri  psichrophilic hidup pada suhu kurang dari 20oc atau mesophilic hidup antara

20-40oc.

Darah jangan dibiarkan dalam suhu kamar,misalnya bila dua kantong akan ditransfusikan, kantong yang kedua hanya diambil bila kira-kira sudah akan ditransfusikan.Reaksi yang berat akankontaminasi bakteri ialah khas kenaikan temperatur bisa sampai 42oc, gangguan sirkulasi perifer, hypotensi dan nadi cepat. Pada pasien yang sadar akan merasa panas didada, sepanjang vena dari daerah tempat penususkan jarumnya. Bila darah terkontaminasi  berat hanya sedikit yang sembuh.

c. Penularan Penyakit

Secara teori mungkin tiap penyakit infeksi yang ada hubungannya dengan keberadaannya dalam darah dapat ditularkan dari donor keresipien dengan transfusi darah, meskipun demikian penularan penyakit tidak umum karena bakteri memberikan gejala-gejala kontaminasi dan donor darah tidak menyumbang darah ketika sakit.Malaria, syphilis, hepatitis, post transfusi mononucleosus, cytomegalovirus, HIV.

(12)

BAB III

UNIT TRANSFUSI DARAH (UTD)

A. Prosedur Donor Darah

1. Di Ruang Pendahuluan/Seleksi Donor

Prosedur donor darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai yang mencakup antara lain: seleksi donor,  pengambilan darah, pemeriksaan serologi, pengolahan komponen darah,  penyimpanan darah dan pengiriman/ pendistribusian darah, pemeriksaan uji

cocok serasi.

Adapun tahapnya sebagai berikut : a. Penerimaan calon donor

 b. Pendonor mengisi formulir pendaftaran donor darah (identitas sesuai dengan KTP) dan mengisi kuesioner pada bagian belakang formulir pendaftaran  beserta riwayat kesehatan (sebagai pengganti konseling), kemudian

menyerahkan kepada petugas administrasi donor, dan pendonor diharapkan menandatangani surat persetujuan.

c. Proses administrasi oleh administrator tentang data pendonor sesuai form yang telah diisi

d. Pendonor menunggu panggilan diruang tunggu. e. Pendonor dipanggil dan ditimbang berat badan.

f. Pendonor diperiksa kadar Hemoglobin (Hb) dan golongan darah.

g. Kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan sederhana oleh dokter (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi).

h. Apabila pedonor memenuhi persyaratan untuk donor, maka dipersilahkan untuk mencuci lengan.

(13)

 j. Pengambilan darah dilakukan oleh petugas yang trampil dan berpengalaman sehingga proses pengambilan darah berlangsung cepat lancar dan tidak menimbulkan rasa sakit.

k. Setelah diambil darahnya kemudian pedonor menunggu luka bekas  pengambilan darah mengering dan ditutup plester.

l. Proses pengambilan darah selesai dan pedonor dipersilahkan keruang istirahat untuk menikmati snack donor service agar tubuh segar kembali, sebelum pergi untuk melanjutkan kegiatan pedonor juga mendapatkan Kartu Tanda Anggota donor darah untuk mencatat kegiatan donor darah dan diharapkan untuk mendonorkan darah setelah 3 bulan.

Pemeriksaan di Ruang Pendahuluan

Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah dengan metode plate  Alat dan bahan :

 Plate ,

 Blood lancet,

 Pen lancet,

 Kapiler tube,

 Alcohol 70%,

 Test sera anti-A, test sera anti-B, test sera anti-D,

(14)

 Cara kerja :

1. Disinfeksi ujung jari manis atau jari tengah donor dengan kapas alcohol 2. Tusuk dengan blood lancet

3. Hapus darah yang pertama kali keluar dengan menggunakan kapas 4. Tekan jari tersebut agar darah keluar

5. Ambil darah donor dengan kapiler tube, teteskan satu tetes darah donor  pada plate di tiga tempat

6. Teteskan anti-A, anti-B, anti-D masing-masing satu tetes di atas tetesan darah tadi

7. Goyangkan plate sambil diperhatikan adanya gumpalan (Aglutinasi)  Pembacaan Hasil :

(15)

 Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan Hb dengan metode Strip  Alat dan bahan :

 Blood lancet,  Pen lancet,  Kapiler tube,  Alcohol 70%,  Darah kapiler,  Stick Hb,  Hb meter  Cara kerja :

1. Pasang stick HB pada Hb meter hingga terdengar bunyi KLIK dan tunggu hingga muncul tanda pada kanan atas yang menunjukkan alat siap digunakan.

(16)

3. Tusuk dengan blood lancet.

4. Hapus darah yang pertama kali keluar dengan menggunakan kapas. 5. Tekan jari tersebut agar darah keluar.

6. Ambil darah donor dengan kapiler tube, teteskan darah donor pada stick HB.

7. Tunggu hingga muncul kadar Hb pada Hb meter, alat ini bisa juga menilai hematokrit.

 Pembacaan hasil :

1. HB < 12,5 gr% (tidak memenuhi syarat) 2. HB ≥ 12,5 gr% (memenuhi syarat).

Apabila calon donor telah memenuhi syarat sebagai donor, maka calon donor dipersilahkan menuju ruang AFTAP (pengambilan darah).

2. Ruang AFTAP/ Ruang Penyadapan Darah

 Alat dan bahan :

 Kantong darah,

 Tensi meter,

(17)

 Kapas alcohol,  Plester,  Klemp,  Gunting,  Hand sealer  Tempat tidur  Tabung  Spidol/pulpen

(18)

Triple bag  Prosedur kerja

1. Persilahkan pendonor untuk mencuci lengan

2. Persilahkan pendonor berbaring ditempat yang telah disediakan dengan posisi setengah duduk

3. Konfirmasi ulang status donor formulir donor

4. Pilih jenis kantong darah sesuai dengan kebutuhan atau permintaan 5. Registrasi kantong darah dan formulir donor, meliputi :

  Nomor urut AFTAP dan nomor kantong

 Golongan darah dan rhesus

 Tanggal pengambilan dan kadaluarsa

  Nama petugas AFTAP

6. Memasang mainset pada lengan atas pendonor dengan posisi selang/pipa tensi meter berada di atas.

7. Pengesetan alat timbangan darah (hemoscale) sesuai dengan  jumlah darah yang akan diambil.

8. Pompa tensi meter sampai batas antara systole dan diastole, raba dan tentukan vena tempat dimana akan dilakukan penusukan, turunkan tensi meter.

(19)

9. Disinfeksi lokasi vena yang akan ditusuk dengan kapas povidone iodine, lalu bersihkan lagi dengan kapas alcohol, secara sirkular (melingkar).

10. Buatlah simpul longgar pada selang kantong darah ± 15 cm dari arah jarum.

11. Pompa kembali tensi meter sampai batas systole dan diastole.

12. Proses penusukan vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas, serta posisi jarum searah dengan vena yang akan ditusuk dengan sudut 150. Setelah darah keluar turunkan tensi meter antara 40-50 mmHg. Tutup lokasi penusukan dengan kasa steril selama  pengambilan darah.

13. Fiksasi selang pada lengan donor.

14. Apabila volume darah yang diambil telah sesuai dengan jenis kantong darah yang digunakan, selang kantong darah diklemp  pada 2 tempat dengan jarak ± 10 cm dari jarum dan jarak antara

klemp yang pertama dan kedua ± 2 cm.

15. Potong selang darah antara klemp pertama dan kedua, kemudian kencangkan simpul selang.

16. Ambil sampel darah dan masukkan ke dalam tabung sampel yang telah diberi nomor sesuai dengan nomor AFTAP dan nomor kantong.

17. Turunkan tensi sampai batas 0.

18. Cabut jarum dari lengan secara perlahan-lahan, tutup dengan kassa dan mintalah pendonor melipat lengan selama ± 2-3 menit. Tutup  bekas tusukan dengan plester.

19. Persilahkan pendonor ke ruang istirahat.

20. Campurkan darah pada selang katong darah dengan darah pada kantong dengan menggunakan hand sealer agar semua darah dapat tercampur dengan antikoagulan. Ulangi 2-3 kali. Seal selang darah

(20)

21. Sampel darah diperiksa di laboratorium untuk skrinning IMLTD.

C. Laboratorium Infeksi Menular Lewat Transfuse Darah (IMLTD)

Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/V11/1992 tentang kewajiban  pemeriksaan HIV pada darah yang di sumbangkan donor. Pemeriksaan ini  bersifat “Mandatory”, namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan di transfusikan (prinsip unlinked anonymous).

Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B dan C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil

(21)

tes yang mendukung, maka dirujuk untuk dilakukan tes ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan. Skrining darah dilakukan terhadap 4 jenis penyakit yaitu HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Syphilis.

(22)

1. Pemeriksaan HIV

Cara kerja (rapid test) :

1. Bahan yang digunakan merupakan serum (plasma) pendonor yang telah di pisahkan dengan sel darah merah.

2. Biarkan reagen (plasma) pada suhu ruangan selama kurang lebih 30 menit.

3. Keluarkan tes kit dari foil pembungkus, letakan pada permukaan yang datar dan kering.

4. Beri identitas sampel pada membran test (sesuai nomor yang tertera pada sample).

5. Teteskan 1 tetes (25µl) serum/plasma. 6. Tambahkan 1 tetes buffer 40 µl.

7. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis  berwarna merah yang bergerak menuju jendela hasil yang berada

di pusat kit tes.

8. Baca/interpretasi hasil dalam waktu 10 menit, jangan menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.

9. Pembacaan hasil :

a. Reaktif : terdapat 2 garis merah yaitu pada control dan garis  pasien

 b.  Non reaktif : terdapat 1 garis merah pada control.

c. Invalid : tidak ada garis merah, baik pada garis control maupun garis pasien.

(23)

Interpretasi hasil :

1. Dua garis pada C dan T berarti reaktif (R) 2. Satu garis pada T berarti non-reaktif (NR) 3. Satu garis pada T berarti invalid

4. Tidak terdapat garis pada C dan T bearti invalid LEMBAR KERJA HIV Regensia : HIV Acon

 Nomor Lot : Tanggal Exp : Tanggal Aftap  No Urut Asal Sampel

 No. Aftap + No. Kantong Gol. Darah Garis Kontrol (Validasi) Hasil 1/082017 1 -2 -3 -2. Pemeriksaan HbsAg Cara kerja :

(24)

2. Keluarkan tes kit dari foil pembungkus letakan pada permukaan yang datar dan kering, pada suhu kamar selama ± 30 menit.

3. Beri identitas sampel pada membran tes (sesuai yang tertera pada sample tabung).

4. Masukkan 100 µl sampel serum/plasma atau 3 tetes.

5. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis berwarna merah yang bergerak menuju jendela hasil yang berada di pusat kit test.

6. Baca/interpretasikan hasil dalam waktu 10-20 menit, jangan menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.

1.

LEMBAR KERJA HbsAg Reagnesis : HbsAg Acon

(25)

Tanggal Exp : Tanggal Aftap  No Urut Asal Sampel

 No. Aftap + No. Kantong Gol. Darah Garis Kontrol (Validasi) Hasil 01/08/2017 1 -2 -3 -3. Pemeriksaan HCV Cara kerja

1. Biarkan reagen pada suhu kamar selama 30 menit.

2. Keluarkan tes kit dari foil pembungkus, letakkan pada  permukaan yang kering dan datar.

3. Beri identitas sampel pada membran tes.

4. Secara perlahan tambahkan 5 µl serum/plasma pada sumur membran.

5. Tambahkan 2 tetes buffer

6. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis merah yang bergerak menuju jendela hasil dalam waktu 10 menit, jangan menginterpretasikan hasil setelah 20 menit.

(26)

Interpretasi hasil :

1. Dua garis pada C dan T berarti reaktif (R) 2. Satu garis pada T berarti non-reaktif (NR) 3. Satu garis pada T berarti invalid

4. Tidak terdapat garis pada C dan T bearti invalid LEMBAR KERJA HCV Reagnesis : HCV acon  Nomor Lot : Tanggal Exp : Tanggal Aftap  No Urut Asal Sampel

 No. Aftap + No. Kantong Gol. Darah Garis Kontrol (Validasi) Hasil 01/08/2017 1 -2 -3

(27)

-4. Pemeriksaan VDRL/Sifilis

Cara kerja:

1. Biarkan reagen pada suhu kamar selama 30 menit. 2. Buka kemasan lalu bei identitas sampel pada membran

3. Teteskan 100 µl (3 tetes) sampel dengan menggunakan dropper dalam sumur membran.

4. Baca hasil dalam waktu 15 menit setelah penambahan sampel (jangan melebihi 20 menit).

Interpretasi hasil :

1. Dua garis pada C dan T berarti reaktif (R) 2. Satu garis pada T berarti non-reaktif (NR) 3. Satu garis pada T berarti invalid

4. Tidak terdapat garis pada C dan T bearti invalid. LEMBAR KERJA SYPHILIS Reagnesis : VDRL Acon

 Nomor Lot : Tanggal Exp :

(28)

Tanggal Aftap  No Urut Asal Sampel

 No. Aftap + No. Kantong Gol. Darah Garis Kontrol (Validasi) Hasil 01/08/2015 1 -2 -3 -D. Hasil Pemeriksaan 1. HIV Tanggal Aftap  No Urut Asal Sampel

 No. Aftap + No. Kantong Gol. Darah Garis Kontrol (Validasi) Hasil 01/08/2017 1 UTD 2548 B/+ Valid NR 2 UTD 2549 B/+ Valid NR 3 UTD 2550 B/+ Valid NR 4 UTD 2551 B/+ Valid NR

(29)

2. HbsAg Tanggal Aftap  No Urut Asal Sampel

 No. Aftap + No. Kantong Gol. Darah Garis Kontrol (Validasi) Hasil 01/08/2017 1 UTD 2548 B/+ Valid NR 2 UTD 2549 B/+ Valid NR 3 UTD 2550 B/+ Valid NR 4 UTD 2551 B/+ Valid NR 3. HCV Tanggal Aftap  No Urut Asal Sampel

 No. Aftap + No. Kantong Gol. Darah Garis Kontrol (Validasi) Hasil 01/08/2017 1 UTD 2548 B/+ Valid NR 2 UTD 2549 B/+ Valid NR 3 UTD 2550 B/+ Valid NR 4 UTD 2551 B/+ Valid NR

(30)

4. Sifilis Tanggal Aftap  No Urut Asal Sampel

 No. Aftap + No. Kantong Gol. Darah Garis Kontrol (Validasi) Hasil 01/08/2017 1 UTD 2548 B/+ Valid NR 2 UTD 2549 B/+ Valid NR 3 UTD 2550 B/+ Valid NR 4 UTD 2551 B/+ Valid NR D. Input Data

Setelah melalui semua tahapan diatas, kemudian semua data pendonor beserta hasil  pemeriksaannya dimasukkan ke dalam database computer. Sistem ini nantinya akan

memudahkan jika pendonor datang lagi sehingga lebih praktis untuk dibuka kembali untuk keperluan donor dimasa depan. Sistem database ini tentunya akan selalu diperbaharui setiap pendonor datang. Sistem pendataan ini sangat membantu dalam kinerja PMI.

(31)
(32)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Transfusi darah yaitu memindahkan darah dari sesorang kepada orang lain karena kepentingan medis. Islam sendiri telah membolehkan kegiatan transfusi darah dilakukan, karena dengan melakukan transfusi darah berarti kita telah menyelamatkan jiwa seseorang. Sedangkan tujuan transfusi darah adalah untuk : memelihara dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis darah atau komponen agar lebih bermanfaat, Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah). mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan oksigenasi  jaringan, memperbaiki fungsi Hemostatis, tindakan terapi kasus tertentu.

Dari hasil pemeriksaan IMLTD terhadap 4 penyakit tersebut di dapatkan hasil non-reaktif maka darah donor dapat ditransfusikan ke resipien yang membutuhkan. Sebelum ditransfusikan ke resipien yang membutuhkan maka dilakukan uji cocok serasi antara donor darah dengan darah resipien. Donor darah juga dapat diproses untuk mendapatkan komponen-komponen darah seperti PRC, FFC, TC dan PRP atau dibiarkan dalam bentuk whole blood. Darah kemudian disimpan di refrigerator sesuai dengan penyimpanan masing-masing jenis darah.

Apabila ditemukan hasil yang reaktif maka donor darah tersebut tidak boleh ditransfusikan dan harus dimusnahkan/dibakar sesuai dengan prosedur yang ada.

B. Saran

Marilah kita saling membantu sesama manusia, salah satunya dengan cara menyumbangkan darah kita untuk orang yang membutuhkan (donor darah). Harus kita disadari bahwa kadang kala tak semua dari kita mampu memberikan harta yang dipunyai.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

America’s Blood Centers. Indication for platelet transfusion therapy. Transfusion Medicine Bulletin 1999. Didapat dari:

URL:http://www.psbc.org/medical/transfusion/bulletins/bulletin_v2_n2.ht m

Anonim. 2007.Manfaat Mengetahui Golongan Dara.(http://www.medicastore.comdiunduh tanggal 03 Agustus 2017)

DEPKES RI.2014.Peyediaan Darah Aman. Available from: http;//buk.depkes.go.id/indeks.php?option=com=docman&task=doc_dow nload&gid=731&1temid=142 (Accessed 03-August-2017)

Departemen Kesehatan RI. 2001. Buku pedoman pelayanan transfusi darah: skrining untuk penyakit infeksi. Modul 2. Jakarta

Kaadan AN, Angrini M. Blood transfusion history.Allepo University, Syiria. 2009. Learoyd.A short hystory of blood transfusion history.National Blood Service. 2006. Palang Merah Indonesia.2015.Tata Cara Donor Darah. Available From:

http://www.pmibali.or.id/transfusi-darah-/tata-cara-donor-darah/)(Accssed 31-05-2017)

Panitia Medik Transfusi RSUP Dr. Soetomo. Pedoman pelaksanaan transfusi darah dan komponen darah. Edisi 3. Surabaya: RSUP Dr. Soetomo-Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga; 2001. h. 18-31. Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Perioperative blood transfusion for elective surgery: a national clinical guideline. Skotlandia, Oktober 2001. Didapat dari URL: http://www.sign.ac.uk

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 4.35.memperlihatkan hubungan antara waktu patah dari dua kondisi awal material (anil 1110 0 c dan non anil) dan temperatur sensitasi memperlihatkan bahwa

Universitas Sumatera Utara Medan adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang. baik dan mampu bersaing dilapangan

Karya sastra menjadi warisan leluhur, karena dengan karya sastralah siapa saja dapat mengungkapkan apa yang dirasakan untuk menyampaikannya kepada pembaca atau penikmat

Dalam bab ini akan dibahas lebih jauh mengenai prosedur pemberian  pembiayaan mudharabah di BMT Baitussalam dan BMT At-Taqwayang meliputi  persyaratan pengajuan

domestik biji kakao di atas dan penerapan BK  biji  kakao  yang  diekspor  perlu dilanjutkan dengan kebijakan perdagangan untuk  mendukung  pengembangan  industri

Sehingga dengan adanya proses dan strategi penataan lingkungan diharapkan dapat menjadikan suatu wedding venue yang memiliki kualitas unggul baik secara

Penerapan Program Tax Amnesty pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”.. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Penelitian ini dilakukan pada buah pepaya sebagai bahan untuk menghasilkan energi alternatif dengan menggunakan prinsip kerja sel volta / sel galvani dimana sel volta