TINJAUAN LAMA DIRAWAT PASIEN BPJS
PENYAKIT DIARE DENGAN DAN TANPA
KOMPLIKASI SELAMA TRIWULAN I TAHUN 2014 DI
RSUD DR. M. ASHARI KABUPATEN PEMALANG
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK
Oleh :
OVIA AYU FELLASUFA
D22.2011.01090
PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2014
HALAMAN HAK CIPTA
©2014
HALAMAN PERSETUJUAN
TINJAUAN LAMA DIRAWAT PASIEN BPJS PENYAKIT DIARE
DENGAN DAN TANPA KOMPLIKASI SELAMA TRIWULAN I
TAHUN 2014 DI RSUD Dr. M. ASHARI KABUPATEN
PEMALANG
Disusun oleh :
OVIA AYU FELLASUFA
D22.2011.01090
Disetujui untuk dipertahankan dalam ujian karya tulis ilmiah Tanggal : 18 Juli 2014
Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
TINJAUAN LAMA DIRAWAT PASIEN BPJS PENYAKIT DIARE DENGAN DAN TANPA KOMPLIKASI SELAMA TRIWULAN I TAHUN 2014 DI RSUD Dr. M.
ASHARI KABUPATEN PEMALANG
KARYA TULIS ILMIAH TAHUN 2014
Disusun oleh : OVIA AYU FELLASUFA
D22.2011.01090
Karya tulis ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Semarang,
Tim Penguji
Ketua : Eny Mahawati, M.Kes ( ... ) Anggota : Retno Astuti S., SS.MM ( ... ) Kriswiharsih Kun S, M.Kes ( ... )
Mengetahui, Dekan
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini secara khusus kupersembahkan kepada : Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua,
Junjungan Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir kelak,
Ayah dan Ibu yang telah mencurahkan seluruh doa dan dukungannya kepadaku,
Buat kekasihku yang selalu menyemangati dan mendukung setiap langkahku,
Adikku tersayang terima kasih yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepadaku,
Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantuku : puji, essi, dita, desi, iis, dan eka,
Teman-teman RMIK senasib seperjuangan,
Almamater tercinta, Program Study RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ovia Ayu Fellasufa
Tempat & Tanggal Lahir : Pemalang, 05 November 1991 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ds. Kalirandu RT05/RW01 Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang
Riwayat Pendidikan :
1. TK Pertiwi Kalirandu tahun 1996-1998 2. SDN 01 Kalirandu tahun 1998-2004 3. MTS N Petarukan tahun 2004-2007 4. MAN Pemalang tahun 2007-2010
5. Program Studi D-III RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2011-2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat – Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tinjauan Lama Dirawat Pasien BPJS Penyakit Diare Dengan Dan Tanpa Komplikasi Selama Triwulan I Tahun 2014 Di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang” ini dengan baik.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu :
1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
3. Bapak Arif Kurniadi, M.Kom, selaku Ka Progdi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
4. Ibu Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes selaku pembimbing akademik.
5. Segenap staf dan dosen program studi DIII RMIK Universitas Dian Nuswantoro Semarang
6. Dr. H. Sholahudin selaku Direktur RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang 7. H. Suwaryo, S.Kep selaku kepala Instalasi Rekam Medis RSUD Dr. M. Ashari
8. Seluruh staf karyawan dan karyawati bagian Rekam Medis di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang, yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna untuk semua pihak, serta dapat dipergunakan untuk mendapatkan wawasan dibidang ilmu rekam medis.
Penyulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di kemudian hari. Semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang rekam medis dan informasi kesehatan. Terimakasih.
Semarang , Juli 2014
PROGRAM STUDI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2014 ABSTRAK
OVIA AYU FELLASUFA
TINJAUAN LAMA DIRAWAT PASIEN BPJS PENYAKIT DIARE DENGAN DAN TANPA KOMPLIKASI SELAMA TRIWULAN I TAHUN 2014 DI RSUD DR. M. ASHARI KABUPATEN PEMALANG
XVI + 55 hal + 10 Tabel + 4 Grafik + 3 Lampiran
Diare adalah sebuah penyakit tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Angka lama dirawat dibutuhkan oleh rumah sakit digunakan untuk menghitung tingkat pengguna sarana (ultization management) dan untuk kepentingan finansial (finansial report). Berdasarkan dari hasil pengamatan atau survei awal yang dilakukan di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang peneliti memilih penyakit diare karena merupakan salah satu dari 10 besar penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lama dirawat pasien BPJS penyakit diare dengan dan tanpa komplikasi selama triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan cross sectional. Populasi yang diteliti pada penelitian ini adalah DRM pasien kasus Diare sebanyak 71 DRM yang didapat dari indeks komputerisasi penyakit Diare yang dirawat inap selama triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.
Berdasarkan hasil penelitian selama triwulan I tahun 2014 pasien BPJS penderita Diare yang dirawat di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang sebanyak 71 pasien dan paling banyak jumlah penderita Diare adalah pada bulan Januari sebesar 47,89%, menyerang pada golongan umur 45-64 tahun (31%) dengan jenis kelamin perempuan (63%). Lama dirawat pasien Diare yang sudah sesuai dengan standar lama dirawat INA CBG’s (87,32%) lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang tidak sesuai standar lama dirawat INA CBG’s (12,68%) dengan pasien terbanyak dengan komplikasi dehidrasi sedang (33,80%). Prosentase yang memiliki penyakit komplikasi pada kelompok yang sesuai Lama dirawat menurut INA-CBG’s (88,24%) lebih besar daripada yang tidak sesuai Lama dirawat menurut INA-CBG’s (11,76%). Dan pasien yang mempunyai penyakit penyerta terbanyak adalah Diabetes Melitus (66,66%). Prosentase yang memiliki penyakit penyerta pada kelompok yang tidak sesuai Lama dirawat menurut INA-CBG’s (100%) lebih besar daripada kelompok yang sesuai Lama dirawat menurut INA-CBG’s (0%). Sedangkan pada tingkat keparahan yang paling banyak pada level I sebanyak 60,56%. Yang memiliki severity level pada kelompok yang sesuai Lama dirawat menurut INA-CBG’s level I (83,72%), level II (100%), level III (75%) lebih besar daripada yang tidak sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s level I (16,28%), level II (0%), level III (25%).
Disarankan petugas koding lebih teliti dalam melakukan penginputan untuk memasukan diagnosa utama dan diagnosa komplikasi
Kata kunci : Lama Dirawat, Diare, BPJS Kepustakaan : 12 (1996 - 2014)
D III MEDICAL RECORD AND HEALTH INFORMATION STUDY PROGRAM FACULTY OF HEALTH DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2014 ABSTRACT
OVIA AYU FELLASUFA
REVIEW LENGTH OF STAY OF BPJS DIARRHEA PATIENTS WITH AND WITHOUT COMPLICATIONS DURING THE FIRST QUARTER 2014 AT RSUD Dr. M. ASHARI PEMALANG
XVI + 55 Pages + 10 Table + 4 Graphic + 3 Attachments
Diarrhea is a disease in which the stool or feces turns into mushy or liquid that is usually happened at least three times in 24 hours. Length of stay is needed by the hospital to calculate the use of facilities (utilization management) and financial interests (financial report). Based on the results of observations or initial survey conducted in RSUD Dr. M. Ashari Pemalang researchers chose diarrhea because it is one of the top 10 diseases. The purpose of this study is was determine length of stay BPJS diarrhea patients treated with and without complications during the first quarter of 2014 at the RSUD Dr. M. Ashari Pemalang.
The method used was descriptive method of direct observation and cross-sectional approach. The population examined in this study were 71 medical record patients of diarrhea that were obtained from computerized index Diarrhea disease who are hospitalized during the first quarter of 2014 at the RSUD Dr. M. Ashari Pemalang.
Based on the results of the study, during the first quarter of 2014 BPJS Diarrhea patients treated in RSUD Dr. M. Ashari all district as many as 71 patients and the most number of people with diarrhea was in January amounted to 47.89%. attacking the 45-64 year age group (31%) with female (63%). Length of stay appropriate with INA CBG’s standard was 87.32% more higher than inappropriate INA CBG’s standard (12,68%) with the majority of patients with moderate dehydration complications (33, 80%). Precentage who have disease complications in the group appropriate length of stay INA-CBG’s (88,24%) greater than inappropriate length of stay INA-CBG's (11,76%). And patients who have comorbidities of diabetes mellitus was the most (66.66%). Precentage who have comorbidities in the group appropriate length of stay INA-CBG’s (100%) greater than inappropriate length of stay INA-CBG's (0%). While the severity of the most at 60.56% as level I and level II was 28.17% and 11.27% at level III. Which has a severity level to the group appropriate length of stay INA-CBG’s level I (83,72%), level II (100%), level III (75%) greater than inappropriate length of stay INA-CBG's level I (16,28%), level II (0%), level III (25%).
Offer advised coding more careful in doing inputting to enter primary diagnostic and diagnostic complications.
Key words: Length of Stay, Diarrhea, BPJS Bibliography: 12 (1996 - 2014)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ... i
Halaman Hak Cipta ... ii
Halaman Persetujuan ... iii
Halaman Pengesahan ...iv
Halaman Persembahan ... v
Halaman Riwayat Hidup ...vi
Kata Pengantar ... vii
Abstrak ...ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ...xv
Daftar Lampiran ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1
B. Rumusan Masalah……….. 2
C. Tujuan penelitian………... 3
E. Ruang Lingkup Penelitian………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Statistik Rumah Sakit………... 6
B. Standar Pelayanan Rumah Sakit………... 7
C. Indikator Kinerja Rumah Sakit……….... 9
D. Indikator Statistik Rawat Inap………... 10
E. Indikator Kualitas Pelayanan Unit Rawat Inap………... 12
F. Indikator Efisiensi Pelayanan Unit Rekam Medis………….... 12
G. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial...……….……….... 13
H. INA-CBG’s………...………... 16
I. Penyakit Diare…...………... 19
J. Faktor-Faktor Lama Dirawat………...…………... 22
K. Kerangka Teori………...………... 23
L. Kerangka Konsep….………... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian…...………... 24 B. Identifikasi Masalah………..………... 24 C. Definisi Operasional………...………... 25 D. Populasi Penelitian………... 27 E. Instrumen Penelitian……….………... 27 F. Pengumpulan Data………... 28 G. Pengolahan Data..………... 28 H. Analisis Data...………... 28
BAB IV : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Institusi………... 29
B. Struktur Organisasi IRM……….………... 34
C. Hasil Pengamatan………....………... 35 D. Pembahasan...………... 46 BAB V : PENUTUP A. Simpulan...………... 52 B. Saran ...………... 54 DAFTAR PUSTAKA...……….... 55 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 : Jumlah Pasien BPJS Penderita Diare Selama
Triwulan I Tahun 2014………...35 Tabel 4.2 : Jumlah Penderita Diare Berdasarkan Tingkat Keparahan
(severity level)………... 40 Tabel 4.3 : Tabulasi Silang Kategori Lama Dirawat dan
severity level ...………... 40 Tabel 4.4 : Jumlah Kasus Diare Berdasarkan Ada Tidaknya
Penyakit Penyerta ...………... 41 Tabel 4.5 : Jumlah dan Jenis Penyakit Penyerta
Penderita Diare ...………... 42 Tabel 4.6 : Tabulasi Silang Kategori Lama Dirawat dan
Penyakit Penyerta ...………... 42 Tabel 4.7 : Jumlah Kasus Diare Berdasarkan Ada Tidaknya
Penyakit Komplikasi ...………... 43 Tabel 4.8 : Jumlah Penyakit Komplikasi yang Menyertai
Pasien Daire ...………... 44 Tabel 4.9 : Jumlah dan Jenis Penyakit Komplikasi
Pasien Diare ...………... 44 Tabel 4.10 : Tabulasi Silang Kategori Lama Dirawat dan
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 4.1 : Prosentase Penderita Diare Berdasarkan
Karakteristik Umur ...………... 36
Graik 4.2 : Prosentase Penderita Diare Berdasarkan
Karakteristik Umur ………... 37
Graik 4.3 : Prosentase Lama Dirawat Penderita Diare…... 38
Graik 4.4 : Jumlah Penderita Diare Terhadap Kesesuaian Lama
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian 2. Pedoman Observasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pemberi pelayanan kesehatan yang membutuhkan informasi tentang berbagai data penyakit. Rumah sakit mengutamakan pelayanan kesehatan melalui pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi terhadap gangguan kesehatan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.034/Birhub/1972 tentang perencanan dan pemeliharaan rumah sakit yang menjelaskan bahwa setiap rumah sakit harus merawat statistik yang up to date yaitu tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan. Dalam upaya peningkatan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu adanya dukungan dan berbagai faktor yang berhubungan, salah satu diantaranya adalah terlaksananya penyelenggaraan rekam medis menurut ketentuan yang berlaku.(1)
Statistik rumah sakit yaitu statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit.(2)
Statistik rumah sakit merupakan statistik kesehatan yang bersumber pada data rekam medis sebagai informasi kesehatan yang digunakan untuk memperoleh kepastian bagi praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga medis dalam pengambilan keputusannya. Statistik rumah sakit dapat digunakan untuk menghitung berbagai macam indikator layanan kesehatan. Indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu BOR (Bed Occupation Rate), AvLOS (Average Length of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over Inteval), NDR (Ned Death Rate), GDR (Gross Death Rate), rerata kunjungan klinik per hari.
Statistik rawat inap digunakan untuk memantau kegiatan yang ada di unit rawat inap sebagai bahan atau data untuk perencanaan guna pengambilan kebijakan di rumah sakit melalui pelaporan kepada pihak unit rekam medis. Salah satu indikator rawat inap yang menilai efisiensi pelayanan kesehatan rawat inap yaitu Average Length of Stay (AvLOS), yang merupakan rasio yang mengukur jangka waktu atau periode (berapa lama) rata-rata pasien dirawat atau menggunakan jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut standar pelayanan medis efisiensi AvLOS adalah 3-5hari.(2)
Angka lama dirawat dibutuhkan oleh rumah sakit digunakan untuk menghitung tingkat pengguna sarana (ultization management) dan umtuk kepentingan finansial (finansial report). Dari aspek medis semakin lama dirawat maka bisa menunjukkan bahwa kinerja pelayanan medis kurang baik karena pasien lebih lama dirawat atau lebih lama sembuhnya. Dari aspek ekonomis, apabila semakin panjang lama dirawat maka semakin besar pula biaya yang harus dibayarkan oleh pihak pasien dan diterima oleh pihak rumah sakit. Jadi perlu adanya keseimbangan antara aspek medis dan aspek ekonomis untuk menentukan nilai AvLOS yang ideal.(2)
Berdasarkan dari hasil pengamatan atau survei awal yang dilakukan di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang peneliti memilih penyakit diare karena merupakan salah satu dari 10 besar penyakit, dalam penanganan kasus diare memiliki variasi dalam masa perawatan, standar diare menurut
lama dirawat INA-CBG’s level 1 adalah 4,2 hari, level 2 adalah 5,7 hari, level 3 adalah 8,0 hari, sedangkan pada 10 DRM kasus diare pasien rawat inap BPJS sebanyak 30% diantaranya terdapat pasien yang memiliki masa perawatan yang melebihi standar INA-CBG’s. Pembayaran klaim BPJS didasarkan atas lama dirawat rata-rata standar INA-CBG’s. Apabila lama dirawat dirumah sakit melebihi standar INA-CBG’s kemungkinan berdampak pada segi finansial di rumah sakit.
Dengan alasan tersebut maka diperlukan suatu penelitian tentang tinjauan lama dirawat pasien BPJS penyakit diare dengan dan tanpa komplikasi selama triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu, bagaimana tinjauan lama dirawat pasien BPJS penyakit diare dengan dan tanpa komplikasi selama triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan UmumMengetahui lama dirawat pasien BPJS penyakit diare dengan dan tanpa komplikasi selama triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan jumlah pasien BPJS penyakit diare selama triwulan I tahun 2014
b. Mendeskripsikan umur penderita diare selama triwulan I tahun 2014 c. Mendeskripsikan jenis kelamin penderita diare selama triwulan I tahun
2014
d. Mendeskripsikan lama dirawat pasien BPJS penyakit diare selama triwulan I tahun 2014
e. Mendeskripsikan lama dirawat menurut INA-CBG’s pasien BPJS penyakit diare selama triwulan I tahun 2014
f. Mendeskripsikan tingkat keparahan (severity level) pasien BPJS penyakit diare selama triwulan I tahun 2014
g. Mendeskripsikan penyakit penyerta pasien BPJS penderita diare selama triwulan I tahun 2014
h. Mendeskripsikan penyakit komplikasi pasien BPJS penderita diare selama triwulan I tahun 2014
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi MahasiswaUntuk menambah wawasan pengetahuan tentang mata kuliah statistik Rumah Sakit, khususnya mengenai lama dirawat pasien diare
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan berdasarkan perhitungan lama dirawat
3. Bagi Akademik
Menambah bahan referensi perpustakaan dan dasar bagi penelitian sejenis lebih lanjut
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Yeti Setiyaningsih Tinjauan Lama Perawatan Kasus Kuretase Menurut Kejadian Komplikasi Pada Pasien Jamkesmas Di RSUD Ungaran Tahun 2010-2011 Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Pasien kuretase dengan presentase LOS diagnosa komplikasi dengan persentase LOS yang tidak mempunyai komplikasi pada LOS ≤4hari (90%) lebih besar daripada LOS >4hari (64%).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah :
Peneliti melakukan penelitian dengan Populasi yang diteliti adalah DRM pasien kasus Diare sebanyak 71 DRM yang didapat dari indeks komputerisasi penyakit Diare yang dirawat inap selama triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang, sedangkan penelitian di atas dilakukan pada data pasien kasus kuretase di RSUD Ungaran.
F. Lingkup Penelitian
1. Lingkup KeilmuanIlmu yang digunakan dalam penelitian adalah ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.
2. Lingkup Materi
Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah tentang lama dirawat pasien penyakit diare di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.
3. Lingkup Lokasi
Lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.
4. Lingkup Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. 5. Lingkup Objek
Objek yang diteliti adalah data lama dirawat pasien penyakit diare dari indeks penyakit komputerisasi dan data RM 1 pada RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.
6. Lingkup Waktu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Statistik Rumah Sakit
1. Pengertian StatistikKata statistik berasal dari kata status Negara yang mencakup tiga pengertian yaitu ilmu, kegiatan, dan data. Statistik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasi, dan mempresentasikan data. Menurut Undang-Undang RI No.7 tahun 1960, statistik adalah keterangan berupa angka-angka yang memberikan gambaran yang wajar dari seluruh ciri-ciri kegiatan dan keadaan masyarakat indonesia.(3)
Secara umum, statistik adalah disiplin ilmu mempelajari metode dan prosedur pengumpulan, penyajian, analisa, dan penyimpulan suatu data mentah, agar menghasilkan informasi yang lebih jelas untuk keperluan suatu pendekatan ilmiah dan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.(3)
2. Pengertian Statistik Rumah Sakit
Statistik rumah sakit yaitu statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan dirumah sakit.(2)
3. Pengertian Statistik Kesehatan
Merupakan aplikasi metode statistik terhadap masalah-masalah di bidang kesehatan. Statistik kesehatan bukan merupakan ilmu dasar, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai ilmu terapan. Penggunaan aplikasi statistik dibidang kesehatan mempunyai ruang lingkup yang semakin luas.(4)
4. Kegunaan Data Statistik Rumah Sakit
Pengumpulan data statistik merupakan fungsi penting dari suatu rumah sakit. Rekam medis adalah sumber penting dari suatu data yang dipakai untuk menyusun statistik medis. Petugas rekam medis bertanggung jawab atas pengumpulan analisis, interpretasi, dan prestasi data statistik dimana saja data statistik rumah sakit biasanya digunakan untuk :
a. Membandingkan penampilan antara rumah sakit masa lalu dengan masa sekarang
b. Merupakan acuan untuk perencanaan dan pengembangan rumah sakit atau klinik di masa yang akan datang
c. Menilai penampilan kerja tenaga medis perawatan dan staff lain
d. Mengetahui biaya rumah sakit atau teknis jika disponsori oleh pemerintah serta untuk melakukan penelitian
e. Penelitian.(7)
B. Standar Pelayanan Rumah Sakit
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat, maka tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkuailtas dan semakin nyaman semakin mendesak. Untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, diperlukan suatu standar pelayanan yang baku.
Standar pelayanan rumah sakit terdiri dari 2 hal, yaitu : 1) Standar rumah sakit meliputi :
a) Administrasi dan manajemen b) Pelayanan medis
c) Pelayanan gawat darurat d) Kamar operasi
e) Pelayanan intensif
f) Pelayanan perinatal resiko tinggi g) Pelayanan keperawatan
h) Pelayanan anastesi i) Pelayanan radiologi
j) Keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana k) Pemeliharaan sarana
l) Perpustakaan
m) Pengendalian infeksi dirumah sakit n) Pelayanan sentralisasi sentral o) Pelayanan gizi
p) Pelayanan laboratorium q) Pelayanan rehabilitasi medis r) Pelayanan
2) Standar pelayanan medis
Yaitu suatu pedoman yang dijalankan untuk meningkatkan mutu menjadi makin efektif dan efisien. Efisiensi pelayanan medis tercermin dari
tingkat jumlah hari pasien rawat inap tinggal di rumah sakit. Angka rata-rata jumlah hari pasien rawat inap tinggal di rumah sakit tidak termasuk bayi lahir di rumah sakit, merupakan informasi yan penting untuk menilai atau mengevaluasi efisiensi pelayanan yang diberikan.
Tujuan pelayanan medis :
a. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan standar profesional
b. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar.
c. Sebagai pedoman dalam pengawasan praktik dokter dan pembinaan serta peningkatan mutu pelayanan kedokteran
d. Sebagai pedoman untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien
Ketentuan khusus standar pelayanan medis :
a. Standar pelayanan medis merupakan suatu prosedur yang seyogyanya diikuti
b. Standar ini merupakan prosedur untuk kasus yang akan ditangani oleh spesialis yang bersangkutan
c. Standar ini merupakan acuan pelengkap bagi rumah sakit
d. Sebagai standar yang selalu berkembang sesuai dengan perkembangan dan situasi kondisi setempat yang ada.(6)
C. Indikator Kinerja Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pemberian pelayanan kesehatan dalam pengelolaan rumah sakit didukung dengan adanya sumber
daya manusia sebagai tenaga kesehatan profesional. Sarana dan prasarana yang memadai serta beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut lebih dikenal indikator kinerja rumah sakit.
Faktor yang dimaksud antara lain : a. Kepuasan pasien
b. Kualitas pelayanan medis c. Efisiensi pelayanan medis
d. Kepuasan pegawai rumah sakit terhadap pekerjaan e. Kualitas limbah cair di rumah sakit.(2)
D. Indikator Statistik Rawat Inap (URI)
Statistik unit rawat inap digunakan untuk memantau kegiatan yang ada di unit rawat inap (URI), yang digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kegiatan yang ada di unit rawat inap untuk perencanaan maupun pelaporan kepada instansi vertikal. Data yang diperoleh disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan ke instansi diatasnya (Departemen Kesehatan), misalnya :
1. Data jumlah pasien 2. Data pelayanan 3. Data rujukan
4. Data tindakan medis pasien
Data-data diatas dapat diperoleh dari pencatatan yang ada di unit rawat inap seperti :
1. Register pelayanan unit rawat inap 2. Sensus harian unit rawat inap
Sensus harian unit rawat inap adalah kegiatan pencatatan/perhitungan pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada suatu ruangan rawat inap. Sensus harian berisi tentang mutasi keluar masuknya pasien selama 24 jam mulai dari pukul 00.00 sampai 24.00
Kegunaan :
a. Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar rumah sakit, meninggal di rumah sakit.
b. Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur.
c. Untuk menghitung penyediaan sarana/fasilitas pelayanan kesehatan. 3. Rekapitulasi sensus harian unit rawat inap
Adalah formulir perantara untuk menghitung dan merekam pasien rawat inap setiap hari yang diterima dari masing-masing ruangan rawat inap. Kegunaan :
a. Untuk mengetahui jumlah pasien dirawat pada hari yang bersangkutan.
b. Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur.
c. Merupakan data dasar mengenai pasien dirawat pada hari yang bersangkutan yang harus segera dikirim kepada direktur rumah sakit, bidang perawatan unit lain yang membutuhkan.
4. Rekapitulasi bulanan unit rawat inap
Adalah formulir perantara untuk menghitung dan merekam jumlah pasien rawat inap selama sebulan yang diterima dari masing-masing ruangan rawat inap.
a. Untuk mengetahui jumlah pasien dirawat selama sebulan dan satu triwulan.
b. Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur.
c. Merupakan data dasar mengenai pasien rawat inap yang perlu dilaporkan kepada Departemen Kesehatan (DepKes) setiap triwulannya pada formulir.(7)
E. Indikator Kualitas Pelayanan Unit Rawat Inap
Kualitas pelayanan medis adalah setiap pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan semua pemakai jasa pelayanan kesehatan yang menyelenggarakannya sesuai dengan standar kode etik yang telah ditetapkan. Jadi kualitas pelayanan medis ada 2 komponen yaitu :
1) Quality of Conformance : ketetapan terhadap standar 2) Perceived Quality : penemuan harapan konsumen.(8)
F. Indikator Efisisensi Pelayanan Unit Rawat Inap
Efisiensi pelayanan medis adalah setiap pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan semua pemakai jasa pelayanan kesehatan yang menyelenggarakannya sesuai dengan standar kode etik profesi yang sudah ditetapkan.
Indikator efisiensi pelayanan unit rawat inap :
1) BOR (Bed Occupancy Rate) adalah presentase tempat tidur pada waktu satuan tertentu dengan standar pencapaian 60-85%.
2) AvLOS (Average Length of Stay) adalah rata-rata jumlah hari pasien rawat inap tinggal di rumah sakit, tidak termasuk bayi lahir di rumah sakit dalam periode dengan standar pencapaian 3-12 hari.
3) TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak terisi adalah pasien keluar atau meninggal dan pasien masuk dengan standar pencapaian 1-3 hari.
4) BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu, dengan standar pencapaian 40-50 kali.
5) NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar, standar pencapaiannya kurang dari 25 per 1000.
6) GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar rumah sakit, standar pencapaiannya kurang dari 45 per 1000.(9)
G. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
1. Pengertian BPJSBadan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. Semua penduduk Indonesia diwajibkan menjadi peserta jaminan kesehatan yang di kelola oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan
telah membayar iuran. Peserta BPJS terdiri dari dua kelompok pertama PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan adalah peserta jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iuranya dibayari oleh pemerintah sebagai peserta program jaminan kesehatan. Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah.Yang kedua Non PBI terdiri dari pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, dan bukan pekerja dan anggota keluarganya.
2. Manfaat BPJS
Manfaat adalah faedah jaminan yang menjadi hak peserta dan anggota keluarganya. Perluasan program Jaminan/Asuransi Kesehatan Nasional (JKN) dan SJSN bertujuan untuk memperluas cakupan penduduk yang memiliki jaminan kesehatan yang memenuhi kebutuhan dasar medis, tanpa membedakan status ekonomi penduduk.
Karena mekanisme Jaminan Kesehatan merupakan suatu mekanisme asuransi sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan bersama (gotong royong) yang bersifat wajib, maka badan penyelenggara haruslah bersifat nirlaba. Bentuk yang ideal adalah suatu badan hukum tersendiri, yang bukan perusahaan terbatas dan bukan pula BUMN/BUMD. Setiap peserta BPJS berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan meliputi : 1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non
spesialistik mencakup: a) Administrasi pelayanan
c) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
d) Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif e) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
f) Transfusi darah sesuai kebutuhan medis
g) Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama h) Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup:
a. Rawat jalan, meliputi: 1) Administrasi pelayanan
2) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub spesialis
3) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis 4) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
5) Pelayanan alat kesehatan implant
6) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis
7) Rehabilitasi medis 8) Pelayanan darah
9) Pelayanan kedokteran forensik
10) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan b. Rawat Inap yang meliputi:
1) Perawatan inap non intensif 2) Perawatan inap di ruang intensif
H. INA-CBG’s
1. Pengertian INA-CBG’s
Sistem Casemix INA CBG’s adalah suatu pengklasifikasian dari episode perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien-pasien dengan karakteristik klinik yan sejenis (George Palmer, Beth Reid). Case Base Groups (CBG’s), yaitu cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama. Sistem pembayaran pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan mutu, pemerataan dan jangkauan dalam pelayanan kesehatan yang menjadi salah satu unsur pembiayaan pasien berbasis kasus campuran, merupakan suatu cara meningkatkan standar pelayanan kesehatan rumah sakit. Rumah sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis. Pengklasifikasian setiap tahapan pelayanan kesehatan sejenis kedalam kelompok yang mempunyai arti relatif sama. Setiap pasien yang dirawat di sebuah rumah sakit diklasifikasikan kedalam kelompok yang sejenis dengan gejala klinis yang sama serta biaya perawatan yang relatif sama.
Dalam pembayaran menggunakan CBG’s, baik rumah sakit maupun pihak pembayar tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan yang diberikan, melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien dan kode DRG. Besarnya penggantian biaya untuk diagnosis tersebut telah disepakati bersama antara provider/asuransi atau ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Perkiraan waktu lama perawatan (length of
stay) yang akan dijalani oleh pasien juga sudah diperkirakan sebelumnya disesuaikan dengan jenis diagnosis maupun kasus penyakitnya.
Data dasar dalam INA-CBG’s terdiri dari : 1. Nama pasien
2. Tanggal masuk RS 3. Tanggal keluar RS 4. Lama perawatan (LOS) 5. Tanggal lahir
6. Umur pada tahun ketika masuk RS, umur dalam hari ketika masuk RS 7. Jenis kelamin
8. Status ketika pulang (discharge) 9. Berat badan baru lahir (gram)
10. Diagnosa utama, diagnosa sekunder (komplikasi, komorbiditi) 11. Tindakan pembedahan
Selama ini yang terjadi dalam pembiayaan kesehatan pasien di sarana pelayanan kesehatan adalah dengan Free-For-Service (FFS), yaitu provider layanan kesehatan menarik biaya pada pasien untuk tiap jenis pelayanan yang diberikan. Setiap pemeriksaan dan tindakan akan dikenakan biaya sesuai dengan tarif yang ada di rumah sakit. Tarif ditentukan setelah pelayanan dilakukan. Dengan sistem free for service kemungkinan moral hazart oleh pihak rumah sakit relatif besar, karena tidak ada perjanjian dari awal antara pihak rumah sakit dengan pasien, tentang standar biaya maupun lama waktu hari perawatan (LOS).
1. Manfaat a. Bagi pasien
1) Adanya kepastian dalam pelayanan dengan prioritas pengobatan berdasarkan derajat keparahan
2) Dengan adanya batasan pada lama rawat (length of stay) pasien akan mendapat perhatian lebih dalam tindakan medis dari para petugas rumah sakit karena berapapun lama rawat yang dilakukan biayanya sudah ditentukan
3) Pasien menerima kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik 4) Mengurangi pemeriksaan serta penggunaan alat medis yang
berlebihan oleh tenaga medis sehingga mengurangi resiko yang dihadapi pasien.
b. Bagi rumah sakit
1) Rumah sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja sebenarnya
2) Dapat meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan Rumah Sakit 3) Dokter atau klinisi dapat memberikan pengobatan yang tepat
untuk kualitas pelayanan lebih baik berdasarkan derajat keparahan. Juga meningkatkan komunikasi antar spesialisasi atau multidisiplin ilmu agar perawatan dapat secara komprehensif serta dapat memonitor Quality Assurance dengan cara yang lebih objektif.
4) Rumah sakit dapat perencanaan budget anggaran pembiayaan dan belanja yang lebih akurat.
5) Rumah sakit juga dapat mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing-masing klinisi
6) Keadilan (equity) yang lebih baik dalam pengalokasian budget anggaran
7) Mendukung sistem perawatan pasien dengan menerapkan Clinical Pathway.
c. Bagi penyandang dana Pemerintah (provider)
1) Dapat meningkatkan efisiensi dalam pengalokasian anggaran pembiayaan kesehatan
2) Dengan anggaran pembiayaan yang efisien, equity terhadap masyarakat luas akan terjangkau
3) Secara kualitas pelayanan yang diberikan akan lebih baik sehingga meningkatkan kepuasan pasien dan provider
4) Perhitungan tarif pelayanan lebih objektif serta berdasarkan kepada biaya yang sebenarnya.(10)
I. Penyakit Diare
1. Definisi Penyakita. Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi dari suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbullah gangguan-gangguan rangsangan atau tekanan.
b. Penyakit adalah suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur atau gangguan perjalanannya.
2. Pengertian Penyakit Diare
Diare adalah sebuah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasaya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam (atau bisa juga disebut mencret) penyakit ini penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang tiap tahunnya.
Frekuensi kerja usus bervariasi pada populasi orang dewasa sehat pada orang Barat dengan batas 3-20 / minggu dan berat tinja sehari tidak lebih dari 200-250 g.
Diare mencerminkan keadaan dimana terdapat kenaikan pasti untuk tiap penderita masing-masing dalam frekuensi kerja usus normal, disertai dengan berat tinja sehari melebihi 250 g. Perubahan konsistensi tinja menjadi cair sering ditemukan. Diare didefinisikan sebagai bersifat kronik bila gejala tersebut menetap lebih dari 3 minggu pada orang dewasa dan 4 minggu pada bayi.
3. Gejala dan Keluhan Penyakit Diare
a. Disebabkan oleh infeksi dari lumen saluran cerna, dan di dindingnya seperti akibat dari komplikasi penyakit lain di luar saluran cerna.
b. Bisa juga karena jenis racun yang tidak sesuai dan atau tidak dikenal oleh saluran cerna yang berasal dari makanan atau minuman.
c. Kuman penyebabnya adalah amuba, kebanyakan adalah kelompok shigela dan salmonelle ( termasuk Salmonella Typhi, dan para typhi A dan B, Demam Thyphoid dan Paratyphoid, dan banyak jenis Salmonella lainnya, termasuk Salmonella Thprimurium). Belakangan
ternyata jenis Campilobakter diakui merupakan penyebab diare yang utama di dunia.
d. Pada bayi yang hanya berbaring didalam boks dan juga minum susu saja, terutama yang tinggal di daerah yang sanitasinya kurang baik, maka jenis Clastridium juga merupakan penyebab diare (sering terdapat pada daging babi ataupun sapi).
e. Diare yang berat sering kalo disebabkan oleh kuman vibrio, terutama vibrio Cholera.
f. Penyebab lainnya juga dari kelompok protozoa (misalnya jenis amoeba, Blantidium dan Giardia yang langsung menginfeksi saluran cerna dan malaria sebagai akibat komplikasinya). Begitu juga beberapa jenis cacing bulat (Nematoda), cacing dalam darah (seperti Schistosoma dan Fasciolopsis).
g. Diare yang berat kadang-kadang disertai keluarnya darah bersama tinja, mungkin karena racun yang dihasilkan oleh kuman penyebab endoktoksin.
h. Toksin atau racun, bisa juga dari makanan dan minuman yang masuk seperti air dan susu yang tercemar. Toksin meresap ke dinding saluran cerna menimbulkan luka sehingga berdarah.
i. Kuman yang paling sering bertanggung jawab atas kejadian ini adalah Staphylococcus aureus, beberapa jenis Salmonella dan kuman yang termasuk dalam golongan Enteropathic Escheria Coli.
j. Diare yang kronis yaitu hilang timbul kembali, bisa jadi disebabkan oleh jenis Shigella, Entamoeba dan Schistoma sebagaimana sudah disebutkan diatas.
4. Pencegahan
Karena merupakan penyakit saluran cerna, maka pencegahannya terutama cukup hanya dengan meningkatkan sanitasi air minum dan makanan. Selain itu, perlu ditingkatkan pula budaya cuci tangan sebelum makan dikalangan masyarakat luas.
5. Pengobatan
Untuk pengobatan dengan konsistensi tinja air, kemungkinan disebabkan kekurangan cairan tubuh termasuk oralit atau larutan garam gula yang biasa dibuat sendiri didalam keluarga dengan membuat teh manis ditambah sujung sendok garam masak.(12)
J. Faktor-Faktor Lama Dirawat
Lama dirawat yang melebihi standar bisa disebabkan karena beberapa hal, seperti :
1. Merawat pasien-pasien kronis dan yang tak dapat disembuhkan dirumah sakit yang diperuntukkan kasus akut.
2. Adanya kelemahan dalam pelayanan medis sehingga mengakibatkan komplikasi-komplikasi dan tidak ada kemajuan hasil.
3. Adanya individu dokter yang suka menunda pelayanan.
Oleh karena itu, rumah sakit juga perlu melihat faktor-faktor diatas juga, agar pelayanan yang diberikan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Hal ini dikarenakan lama dirawat dianjurkan serendah mungkin tanpa mempengaruhi kualitas pelayanan perawatan.(8)
K. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teori
L. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep
Karakteristik penderita - Umur - Jenis kelamin
Lama Dirawat
Lama Dirawat
CBG’s
- Penyakit Komplikasi - Penyakit Penyerta- Karakteristik
penderita
- Penyakit Penyerta
- Penyakit Komplikasi
Lama Dirawat
Tidak Sesuai Lama Dirawat INA CBG’s
Sesuai Lama Dirawat INA CBG’s
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu menjelaskan suatu variabel tanpa membuat perbandingan atau hubungan dengan melihat langsung objek yang akan diteliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung di lapangan.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu metode pengambilan data dilakukan pada waktu sesaat atau sekali pengukuran.(5)
B. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah : 1. Umur pasien
2. Jenis kelamin pasien 3. Lama dirawat pasien 4. Lama dirawat INA-CBG’s 5. Penyakit penyerta
C. Definisi Operasional
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.(6)
Variabel dalam penelitian ini adalah :
No Variabel Definisi Operasional
1. Umur pasien Jumlah tahun sejak lahir sampai dengan sakit berdasarkan data RM 1 penderita di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang
2. Jenis kelamin pasien Jenis kelamin pasien penyakit Diare pada triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang berdasarkan data RM 1 dan data pendukung diagnosis
3. Lama dirawat Jumlah hari dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit sejak tercatat sebagai pasien rawat inap di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang hingga keluar dari rumah sakit berdasarkan data RM 1.
Dengan perhitungan lama dirawat pasien BPJS kasus penyakit diare adalah :
masuk 4. Standar Lama dirawat
INA-CBG’s
Salah satu standar penggunaan sumber daya yang diperlukan dalam memberikan pelayananan kesehatan di rumah sakit dimana sebagai suatu sistem klasifikasi kombinasi beberapa jenis penyakit dan prosedur atau tindakan pelayanan di suatu rumah sakit dan pembiayaan yang dikaitkan dengan mutu dan efektifitas pelayanan terhadap pasien. INA CBG’s dibuat berdasarkan data-data atau variabel dari rumah sakit di Indonesia (INA). Dalam menentukan lama dirawat INA CBG’s tersebut, terdapat tingkat keparahannya yang disebut dengan level yang dapat dibagi menjadi 3 level yaitu level1,2,3. Standar lama dirawat yang digunakan adalah standar bagi pasien BPJS pada kasus penyakit diare.
5. Penyakit Penyerta Penyakit yang sudah ada bersama penyakit utama (Diare) pada saat akan dirawat berdasarkan diagnosis penyakit penyerta data RM 1
6. Penyakit Komplikasi Suatu kondisi/diagnosa sekunder yang muncul selama masa perawatan dan dianggap meningkatkan lama dirawat setidaknya satu hari rawat pada kira-kira 75% kasus berdasarkan data RM 1
D. Populasi Penelitian :
Populasi yang diteliti pada penelitian ini adalah DRM pasien kasus Diare sebanyak 71 DRM yang didapat dari indeks komputerisasi penyakit Diare yang dirawat inap selama triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tabel bantu untuk mengambil dan mengumpulkan data yang didapat dari indeks penyakit diare dan RM 1 penderita, yaitu no. RM, umur, jenis kelamin pasien, komplikasi dan penyakit penyerta serta melihat lama pasien dirawat berdasarkan tanggal masuk dan tanggal keluar kemudian dimasukkan kedalam tabel bantu.
F. Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi yaitu mengamati secara langsung data indeks penyakit pasien BPJS penyakit diare selama triwulan I tahun 2014 di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang dan DRM formulir RM 1 pasien penyakit diare.
G. Pengolahan Data
1. Tabulating : memindahkan dan menyusun data kedalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam menganalisa data
2. Editing : melakukan koreksi atau memeriksa kembali data yang telah diperoleh.
3. Penyajian data : menguraikan hasil penelitian menjadi bentuk yang lebih mudah dalam menganalisis.
H. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah dengan analisis data secara deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul, menguraikan hasil pengamatan untuk dibandingkan dengan teori sehingga dapat diambil suatu kesimpulan dengan kesesuaian standar INA CBG’s untuk membandingkan lama dirawat pasien dengan lama dirawat INA CBG’s yang dijadikan standar rumah sakit.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang
1. Sejarah RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang
RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang berlokasi awal di jalan Ketandan 12 Pemalang dengan nama RSU Pemalang, merupakan RSU kelas “D” dengan 76 tempat tidur sampai dengan tahun 1982. Tahun 1979/ 1980 Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang mendirikan Rumah Sakit baru di jalan Gatot Subroto Bojongbata Pemalang di atas tanah seluas 4,7 Ha yang sekarang menjadi lokasi RSUD Dr. M. Ashari dengan sumber dana APBD II, APBD I, APBN, dan swadaya. Pada tahun 1982 RSU mulai beroperasional.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 233/ Menkes/S.K/ VI/ 1983 tentang Penetapan Tambahan Beberapa Rumah Sakit Pemerintah Sebagai Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas B dan C maka pada tahun 1983 Badan RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang meningkat dari kelas “D” menjadi kelas “C”.
2. Pelayanan kesehatan RSUD. Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang
Pelayanan kesehatan yang ada di RSUD. Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang meliputi:
a. Instalasi Rawat Jalan
Instalasi rawat jalan melayani kunjungan rawat jalan klinik spesialis dan non spesialis
1) Klinik spesialis
Terdapat 11 klinik spesialis di RSUD. Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang yang meliputi spesialis anak, spesialis bedah, spesialis bedah gigi & mulut, spesialis kebidanan & penyakit kandungan, spesialis mata, spesialis orthopedi, spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit kulit & kelamin, spesialis rehabilitasi medis, spesialis saraf, spesialis THT dan spesialis kesehatan jiwa.
2) Klinik non spesialis
Terdapat 9 klinik non spesialis di RSUD. Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang yang meliputi klinik umum, klinik gigi & mulut, klinik konsultasi gizi, klinik laktasi, klinik psikologi, klinik TBC, klinik VCT, klinik konsultasi Diabetes melitus, dan klinik KIR/ General Check Up.
b. Instalasi Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat di RSUD. Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang buka 24 jam, menangani pasien yang menderita sakit dan cidera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya yang harus segera ditangani oleh dokter. Didukung oleh tenaga medis dan paramedis dengan sertifikasi PPGD (Penanganan Penderita Gawat Darurat).
c. Instalasi Rawat Inap
RSUD. Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang mempunyai kapasitas 278 tempat tidur untuk melayani pasien rawat inap. Terdiri dari 15 ruang diantaranya adalah ruang garuda, merak, kepodang, kasuari, cucakrowo, merpati, cendrawasih, rajawali, elang, gelatik, IPKR, ICU, isolasi, Oneday Care, dan perinatologi.
RSUD. Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang memiliki fasilitas perawatan intensif yang khusus bagi pasien yang memerlukan perawatan dan observasi intensif dan komprehensif.
e. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Instalasi Bedah Sentral (IBS) memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan tindakan pembedahan, baik untuk kasus-kasus bedah terencana (elektif) maupun untuk kasus-kasus-kasus-kasus bedah darurat (emergency).
f. Instalasi Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Pelayanan kesehatan reproduksi merupakan pelayanan unggulan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB, kesehatan remaja, pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, kesehatan usia lanjut, dan pelayanan terpadu kekerasan dalam rumah tangga.
g. Instalasi Haemodialisa
Instalasi Haemodialisa RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang melayani pasien gagal ginjal untuk melakukan cuci darah, dilengkapi dengan 12 mesin pencuci darah diharapkan bisa melayani pasien lebih banyak tanpa harus antri.
h. Instalasi Neonatus/ Perinatologi
Instalasi Neonatus/ Perinatologi RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang melayani pasien bayi baru lahir, baik yang sehat maupun mempunyai masalah tertentu. Dilengkapi dengan 8 inkubator dan perinatologi isolasi yang dilengkapi dengan 1 inkubator untuk pasien bayi dengan asfiksia berat/ penyakit lain yang perlu penanganan khusus.
i. Instalasi Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi medis RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang memberikan pelayanan fisioterapi, terapi wicara, okupasi terapi dan psikologi yang komprehensif, mencegah/ megurangi keterbatasan (impairment), hambatan (disabilyty), dan kecacatan (handycap).
j. Instalasi Rekam Medis
Instalasi Rekam Medis RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang memberikan pelayanan yang sangat penting berkaitan dengan Dokumen Rekam Medis pasien. Data rekam medis digunakan untuk mendokumentasikan kronologis terapi atau tindakan medis kepada pasien dan juga untuk analisa dan evaluasi terhadap kondisi dari pasien rawat inap, rawat jalan, ataupun gawat darurat serta unit lainnya.
k. Instalasi Bank Darah
Instalasi Bank Darah melayani kebutuhan darah selama 24 jam. Bank darah tidak melakukan pengambilan darah sendiri melainkan hanya menerima darah siap pakai dari UDD-PMI. Pelayanan lain di bank darah adalah uji saring terhadap penyakit yang ditularkan melalui transfusi dan pengecekan golongan darah.
l. Instalasi Pelayanan Penunjang
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang dibantu oleh bagian penunjang yang meliputi instalasi farmasi, instalasi laboratorium, instalasi radiologi, instalasi gizi, instalasi pengelolaan linen, instalasi sterilisasi sentral (CSSD), instalasi pemulasaran jenazah, instalasi SIMRS, instalasi pengolahan air limbah, instalasi pendidikan dan
Pelatihan (DIKLAT), instalasi pemeliharaan sarana medis (IPS Medis), dan instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit (IPS RS).
B. Struktur Organisasi Unit Rekam Medis
Bagan Struktur Organisasi Intalasi Rekam Medis RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang DIREKTUR Dr. H. SHOLAHUDIN KABID PELAYANAN Dr. ZAENURI KASIE KEPERAWATAN
CIPTO MULYONO, S.Kep.
KASIE YANMED & RM
H. TUGIRAN, A.Md
KA. INST.REKAM MEDIS
H. SUWARYO S.Kep.
KOORD. PENDAFTARAN
SUTONO
KOORD. PENGOLAHAN DATA
NURIYAH, A.Md TPPGD SRI MURNIATUN TPPRJ ANI R. TPPRI ADI DWI P. ASSEMBLING ATIK N. A.Md KODING, INDEKS PRISTIWATI, A.Md INA CBG’s INDRA DL, A.Md VISUM ET REPT TRI AGUS W. SE ANALISING YUNITA, A.Md REPORTING ZAHRATUL, A.Md FILLING PIPIT, A.Md
C. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan penderita Diare pada pasien BPJS di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang selama triwulan I tahun 2014 sebanyak 71 pasien, peneliti akan menyajikan hasil penelitian terhadap DRM pasien BPJS kasus Diare didasarkan pada indikator lama dirawat yang dinilai berdasarkan standar INA-CBG’s dalam tabel berikut ini :
1. Jumlah pasien BPJS penyakit Diare
Tabel 4.1
Jumlah Pasien BPJS Penderita Diare Selama Triwulan I Tahun 2014
Bulan Jumlah Prosentase (%)
Januari 34 47,89
Februari 20 28,17
Maret 17 23,94
Total 71 100
Berdasarkan data tersebut, maka didapatkan hasil bahwa jumlah penderita Diare pada pasien BPJS di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang triwulan I tahun 2014 yang paling banyak pada bulan Januari sebesar 47,89% dan paling sedikit pada bulan Maret yaitu sebesar 23,94%
2. Umur
Umur adalah jumlah umur pasien dalam satuan tahun yang tercatat di data RM 1. Data yang diperoleh berdasarkan karakteristik umur
penderita diare pada pasien BPJS. Penggolongan umur disajikan dalam bentuk grafik pie/lingkaran untuk mengetahui persentase jumlah penderita penyakit diare berdasarkan karakteristik umur. Grafik sebagai berikut :
Grafik 4.1
Prosentase Penderita Diare Berdasarkan Karakteristik Umur
Berdasarkan data tersebut, maka didapatkan hasil bahwa penderita Diare pada pasien BPJS di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang triwulan I tahun 2014 memiliki umur yang bervariasi mulai dari kurang dari 1 tahun hingga lebih dari 65 tahun. Penderita terbanyak ada pada umur 45-64 tahun sebesar 31%, sedangkan yang paling sedikit yaitu penderita dengan umur 29-<1 tahun dan 15-24 tahun masing-masing sebesar 6%.
3. Jenis Kelamin
Selain berdasarkan karakteristik umur penderita, dapat juga dilihat dari karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin yaitu perbedaan laki-laki dan perempuan dari pasien berdasarkan data yang tertulis di data RM 1. Disajikan dari golongan jenis kelamin akan disajikan dalam bentuk grafik
6% 10% 7% 6% 15% 31% 25%
Grafik Prosentase Penderita Diare Berdasarkan
Karakteristik Umur
29-<1 tahun 1-4 tahun 5-14 tahun 15-24 tahun 25-44 tahun 45-64 tahun > 65 tahunpie/lingkaran untuk mengetahui persentase penyakit Diare berdasarkan jenis kelamin. Grafiknya sebagai berikut :
Grafik 4.2
Prosentase Penderita Diare Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
Penderita Diare pada pasien BPJS di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang triwulan I tahun 2014 paling banyak diderita oleh perempuan yaitu sebesar 63%.
4. Lama Dirawat Pasien
Lama dirawat adalah Jumlah hari dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien di rawat inap hingga keluar rumah sakit bedasarkan data RM 1 dan indeks penyakit. Lama dirawat dihitung dari tanggal keluar dikurangi tanggal masuk . Berikut adalah grafiknya :
63% 37%
Grafik Prosentase Penderita Diare Berdasarkan
Karakteristik Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
Grafik 4.3
Prosentase Lama Dirawat Penderita Diare
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa pada pasien diare paling banyak pasien dengan lama dirawat 2 hari sebesar 38% dan yang paling sedikit dengan lama dirawat 9 hari sebanyak 2,80%.
5. Lama Dirawat menurut INA CBG’s
Salah satu standar penggunaan sumber daya yang diperlukan dalam memberikan pelayananan kesehatan di rumah sakit dimana sebagai suatu sistem klasifikasi kombinasi beberapa jenis penyakit dan prosedur atau tindakan pelayanan di suatu rumah sakit dan pembiayaan yang dikaitkan dengan mutu dan efektifitas pelayanan terhadap pasien. INA CBG’s dibuat berdasarkan data-data atau variabel dari rumah sakit di Indonesia (INA). Dalam menentukan lama dirawat INA CBG’s tersebut, terdapat tingkat keparahannya yang disebut dengan level yang dapat dibagi menjadi 3 level yaitu level 1,2,3. Standar lama dirawat menurut INA-CBG’s level I adalah 4,2 hari, level II adalah 5,7 hari, level III adalah 8,0 hari. 11,30% 38% 18,30% 12,70% 11,30% 5,60% 2,80%
Grafik Prosentase Lama Dirawat Penderita Diare
1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 9 hari
Grafik 4.4
Jumlah Penderita Diare terhadap Kesesuaian Lama Dirawat Menurut Standar INA CBG’s
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa pasien diare yang lama perawatannya sesuai dengan standar INA-CBG’s sebesar 87,32% lebih besar daripada yang tidak sesuai dengan INA-CBG’s sebesar 12,68%.
6. Tingkat keparahan (severity level)
Pada pasien BPJS, terdapat tingkat keparahan (severity level) berdasarkan kasus yang diderita yang akan tercantum pada hasil grouping INA-CBG’s. Begitu juga dengan pasien BPJS penyakit Diare di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang selama triwulan I tahun 2014. Ada tiga severity level yaitu level I, II, dan level III.
87,32% 12,68%
Kesesuaian Lama Dirawat Menurut Standar
INA-CBG's
sesuai tidak sesuai
Tabel 4.2
Jumlah Penderita Diare Berdasarkan Tingkat Keparahan (severity level) No Severity level Jumlah Prosentase (%)
1. Level I 43 60,56
2. Level II 20 28,17
3. Level III 8 11,27
Total 71 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa severity level yang paling banyak diderita oleh pasien Diare adalah level I sebesar 60,56% dan yang paling sedikit adalah level III yaitu sebesar 11,27%.
Tabel 4.3
Tabulasi Silang Kategori Lama Dirawat Dan Severity Level
Kategori Level I Level II Level III Total
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s
36 83,72 20 100 6 75 62 100
Tidak Sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s
Berdasarkan tabel diatas prosentase yang memiliki severity level pada kelompok yang sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s level I (83,72%), level II (100%), level III (75%) lebih besar daripada yang tidak sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s level I (16,28%), level II (0%), level III (25%).
7. Penyakit Penyerta
Selain adanya penyakit komplikasi yang diderita oleh pasien, ada pula penyakit penyerta pada penderita Diare. Penyakit penyerta adalah diagnosis penyakit penyerta yang ditulis dokter dan tercantum di data RM 1.
Tabel 4.4
Jumlah Kasus Diare Berdasarkan Ada Tidaknya Penyakit Penyerta
No Kategori Jumlah Prosentase (%)
1. Ada penyakit penyerta 6 8,45
2. Tidak ada penyakit penyerta 65 91,55
Total 71 100
Dilihat dari ada tidaknya penyakit penyerta pada penderita Diare ternyata jumlah penderita Diare yang tidak memiliki penyakit penyerta sebesar 91,55% lebih banyak bila dibandingkan dengan penderita Diare yang memiliki penyakit penyerta yaitu sebesar 8,45%.
Tabel 4.5
Jumlah dan Jenis Penyakit Penyerta Penderita Diare
No Kategori Jumlah Prosentase (%)
1. Diabetes Melitus 4 66,66
2. Nerophaty 1 16,67
3. Cerebal palsy + Lack of expected normal
physiological development
1 16,67
Total 6 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penyakit penyerta yang paling banyak diderita oleh pasien Diare adalah Diabetes Melitus sebesar 66,66%. Setelah itu penyakit penyerta yang paling sedikit pada penderita pasien Diare adalah Neropathy, Cerebal Palsy dan Lack of expected normal physiological development masing-masing sebesar 16,67%.
Tabel 4.6
Tabulasi Silang Kategori Lama Dirawat dan Penyakit Penyerta
Kategori Ada Penyakit Penyerta
Tidak Ada Penyakit Penyerta Total ∑ % ∑ % ∑ % Sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s 6 100 56 86,15 62 100
Tidak Sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s
Berdasarkan tabel diatas prosentase yang memiliki penyakit penyerta pada kelompok yang sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s (100%) lebih besar daripada yang tidak sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s (0%).
8. Penyakit Komplikasi
Selain diagnosis utama yang tertulis pada data RM 1, pada beberapa DRM dicantumkan juga penyakit komplikasi yang diderita pasien. Penyakit komplikasi adalah diagnosis penyakit komplikasi yang ditulis oleh dokter tercantum di data RM 1.
Tabel 4.7
Jumlah Kasus Diare Berdasarkan Ada Tidaknya Penyakit Komplikasi
No Kategori Jumlah Prosentase (%)
1. Ada penyakit komplikasi 51 71,83
2. Tidak ada penyakit komplikasi 20 28,17
Total 71 100
Dilihat dari ada tidaknya penyakit komplikasi pada penderita Diare ternyata jumlah penderita Diare yang memiliki penyakit komplikasi sebesar 71,83% lebih banyak bila dibandingkan dengan penderita Diare yang tidak memiliki penyakit komplikasi yaitu sebesar 28,16%.
Tabel 4.8
Jumlah Penyakit Komplikasi yang Menyertai Pasien Diare
No Kategori Jumlah Prosentase (%)
1. 1 penyakit 39 76,47
2. >1 penyakit 12 23,53
Total 51 100
Berdasarkan tabel diatas, pasien dengan penderita Diare yang memiliki penyakit komplikasi sama dengan 1 penyakit sebesar 76,47% lebih besar dibandingkan dengan pasien Diare yang memiliki penyakit komplikasi lebih dari 1 penyakit sebesar 23,53%.
Tabel 4.9
Jumlah dan Jenis Penyakit Komplikasi Pasien Diare
No Kategori Jumlah Prosentase (%)
1. Dehidrasi sedang 24 33,80 2. Gastritis akut 15 21,12 3. Anemia 6 8,45 4. Gizi kurang 4 5,63 5. Gastritis 3 4,22 6. Dehidrasi ringan 3 4,22 7. Paratyphoid fever 2 2,81 8. Typhoid fever 2 2,81
9. Dehidrasi berat 1 1,40 10. Hydronephrosis 1 1,40 11. TFA 1 1,40 12. Kolitis ulseratif 1 1,40 13. Acute nasopharyngitis 1 1,40 14. Trombositosis 1 1,40 15. Lekositosis 1 1,40 16. Bakterial INF 1 1,40 17. Febrile connusions 1 1,40 18. Sepsis 1 1,40 19. Hipokalemi 1 1,40 20. Stomatitis 1 1,40 21. Diaper vash 1 1,40 22. Dermatitis alergi 1 1,40 23. Anemia mikohipo 1 1,40 24. Trombocytopenia 1 1,40 25. Hipokalaemia 1 1,40
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penyakit komplikasi yang paling banyak adalah dehidrasi sedang sebesar 33,80%. Setelah itu penyakit komplikasi kedua yang sering diderita pasien Diare adalah Gastritis akut sebesar 21,12%
Tabel 4.10
Tabulasi Silang Kategori Lama Dirawat dan Penyakit Komplikasi
Kategori Ada Penyakit Komplikasi
Tidak Ada Penyakit Komplikasi Total ∑ % ∑ % ∑ % Sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s 45 88,24 17 85 62 100
Tidak Sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s
6 11,76 3 15 9 100
Berdasarkan tabel diatas prosentase yang memiliki penyakit komplikasi pada kelompok yang sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s (88,24%) lebih besar daripada yang tidak sesuai Lama Dirawat menurut INA-CBG’s (11,76%).
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap data yang sudah diolah dengan tujuh variabel yang diteliti, maka hasil pembahasannya adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Pasien BPJS Penyakit Diare
Diare adalah sebuah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasaya terjadi paling sedikit tiga kali dalam