• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSETUJUAN PEMBIMBING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSETUJUAN PEMBIMBING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Deskripsi Bentuk-Bentuk Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal

Cerita Volum Kubus Dan Balok Pada Siswa Kelas V SDN 1 Suwawa

Selatan Kabupaten Bone Bolango

Oleh : Nurhawatin Biga

Pembimbing I

Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd

Nip. 1957024 198302 1 002

Pembimbing II

Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd., M.Si

Nip. 19590407 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Gorontalo

Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si

Nip. 19580712 198430 2 001

(2)

Deskripsi Bentuk-Bentuk Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Volum Kubus Dan Balok Pada Siswa Kelas V Sdn I Suwawa Selatan

Kabupaten Bone Bolango

NURHAWATIN BIGA NIM. 151 409 481

ABSTRAK

Nurhawatin Biga. 2013. Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Volum Kubus dan Balok Pada Siswa Kelas V SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Skripsi.. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Ismail Pioke, S.Pd.,M.Pd. dan pembimbing II Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd.,M.Si.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bentuk-bentuk kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita volum kubus dan balok pada siswa kelas V SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita volum kubus dan balok pada siswa kelas V SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita volum kubus dan balok pada siswa kelas V SDN 1 Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango ditinjau dari empat aspek yakni kesalahan dalam memahami isi soal cerita, kesalahan siswa dalam menubah soal cerita kedalam kalimat matematika, kesalahan siswa dalam menyelesaikan kalimat matematika dan kesalahan siswa dalam menguji kembali kebenaran jawaban yang mereka temukan. Kemampuan siswa untuk memahami isi soal cerita nampak bahwa siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari isi soal cerita, siswa juga umumnya tidak dapat merumuskan kalimat sesuai konteks soal cerita, siswa juga mengalami kekeliruan dalam menerapkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang berlaku terhadap operasi-operasi bilangan pada kalimat matematika dan siswa juga mengalami kesulitan dalam mensubsitusikan kesimpulan jawaban yang mereka peroleh ke dalam kalimat matematika yang mereka gunakan.

(3)

Pendahuluan

Dalam perkembangan kehidupan yang makin pesat ,tidak pasti dan selalu berubah di daerah globalisasi dewasa ini senantiasa menuntut setiap orang hendaknya memiliki pengetahuan matematika, sebagai kenyataan dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat seorang petani, pedagang, penjaga toko, atau jenis pekerjaan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam melaksanakan tugasnya pasti akan memerlukan perhitungan yang hanya dapat di sesuaikan melalui bantuan matematika. Coba kita bayangkan bagemana keadaan kehidupan seseorang seandainya tidak memiliki kemampuan menghitung seperti menambah, mengurang, mengalih, membagi, mengukur, pasti tidak akan mendapatkan kedudukan yang layak dalam persaingan kehidupan yang semakin kompotitif sekarang ini.

Sehubungan dengan peranan matematika sebagaimana di uraikan menunjukkan bahwa matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahunan yang sangat menentukan perkembangan kehidupan yang ada di masyarakat. Dengan demikian, maka matematika perlu di kembangkan untuk di jalankan sebagai ilmu pengetahuan dasar yang hendaknya di miliki oleh setiap anggota masyarakat. Karena itu, matematika telah di pilih dan tuangkan ke dalam kurikulum dari berbagai jenjang pendidikan untuk di ajar ke sekolah-sekolah.

Khususnya pada pelajaran matematika di sekolah dasar, siswa mulai di ajarkan tentang bagaimana penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam hal ini siswa di hadapkan pada soal-soal cerita yang memuat persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan cara penyesuaian secara matematis.

Melalui soal cerita di sekolah dasar siswa di latih kemampun menganalisis permasalahan-permasalahan yang di temui dalam kehidupan sehari-hari secara logis dan bermakna melalui langkah-langkah penyelesaian secara sistimatis.

Pada dasarnya terdapat empat langkah penyelesain soal cerita yang dilatikan pada siswa dalam pembelajaran matematikan di sekolah dasar. Kempat langkah tersebut adalah (a) memahami isi soal cerita; (b) mengubah isi soal cerita dalam kalimat atau model matematika (c) menyelesaikan kalimat matematika, dan (d) dan menguji kembali jawaban yang di peroleh dari penyelesaian kalimat matematika.

Dalam kegiatan siswa memahami isi soal cerita, mereka di harapkan untuk dapat mengungkapkan hal-hal pokok yang handaknya dapat di ungkap siswa pada isi soal cerita,. Ada dua hal pokok yang hendaknya dapat di ungkap siswa pada isi soal cerita yang menjadi dasar dalam penyelesaian soal cerita, yaitu (1) mengungkap tentang apa yang diketahui , (2) mengungkap tentang apa yang di tanyatakan.

Sehubungan dengan kegitan siswa untuk mengunbah soal cerita kedalam kalimat matematika, hal ini merupakan suatu rencana yang dibuat oleh siswa dalam penyelesaian suatu soal cerita pada dasarnya susunan kalimat yang di buat oleh siswa memuat lambang-lambang atau simbol-simbol yang operasi-operasi hitung bilang serta relasi yang menggunakan lambang seperti : = , < ,≤ ,≥ . Untuk dapat membuat rumusan kalimat matematika seperti yang di jelaskan di atas, siswa perlu memaklumi isi soal cerita secara bermakna. Berdasarkan pemahaman isi soal cerita tersebut,

(4)

kemudian dimaknai pengertiannya untuk di transfer kedalam rumusan kalimat matematika.

Bertolak dari rumusan kalimat matematika yang telah disusun sesuai isi soal cerita, selanjutnya siswa diminta untuk melakukan kompetensi atau penyelesaian kalimat matematik sesuai operasi atau aritmatika bilangan yang telah mereka tentukan sehingga melalui penyelesaian kalimat matematika secara prosedural siswa akan dapat menemukan jawabannya. Dalam hal ini jawaban yang diperoleh siswa melalui penyelesaian kalimat matematika adalah merupakan jawaban dari persoalan yang termuat dalam soal cerita.

Untuk meyakinkan siswa terhadap kebenaran jawaban yang mereka temukan dalam penyelesaian kalimat matematika sebagai jawaban dari soal cerita, untuk itu siswa perlu diarahkan menguji kembali kebenaran jawaban tersebut. Dalam hal ini, cara yang seharusnya dilakukan adalah dengan menyubsitusikan jawaban yang diperoleh dari penyelesaian kalimat matematika, kemudian dimaknai secara konteks yang dinyatakan dalam soal cerita.

Mencermati langkah-langkah penyelesaian soal cerita dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sebagaimana dikemukakan di atas, menunjukan bahwa dalam penyelesaiannya sangat menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis secara bermakna terhadap isi soal cerita. Selain itu dituntut pula kemampuan siswa untuk berpikir secara logis, kritis, kreatif serta sistematis dalam mencari penyelesaian permasalah yang terkandung dalam suatu soal cerita. Karena itu, biasanya dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mempelajarinya. Hal ini ditandai dengan banyaknya kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan saat menyelesaikan soal cerita.

Sebagai kenyataan, sesuai hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango menunjukkan hasil belajar siswa pada pembelajaran soal cerita belum mencapai standar minimum yang diharapkan yakni 6,5 ke atas. Sebab dari hasil perhitungan nilai rata-rata yanga diperoleh siswa adalah 5,96 atau masih di bawah nilai standar mimunum yang diterapkan.

Mencermati hasil belajar siswa pada pembelajaran soal cerita tersebut di atas, sudah tentu perlu dilakukan upaya-upaya meningkatkan mutu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, salah satu cara yang perlu dilakukan adalah dengan menganalisis bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, sebab dengan menganalisis bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa sebagai dasar untuk menentukan perbaikan terhadap proses pembelajaran serta bagaimana cara melakukan perbaikan-perbaikan tersebut guna meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan latat belakang pemikiran terhadap permasalahan pembelajaran soal cerita di Sekolah Dasar sebagaimana yang telah diuraikan, maka peneliti sebagai mahasiswa calon guru sekolah dasar merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap hal tersebut. Sehingga dengan demikian, melalui kesempatan penyusunan skripsi ini peneliti cenderung memilih judul yang rumusannya diformulasikan sebagai

(5)

berikut “Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Siswa Kelas V SDN I Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango”.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan maksud untuk memberi gambaran terhadap keadaan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan penyelesaian soal cerita, sedang metode deskriptif kuantitatif digunakan dengan maksud untuk menentukan seberapa besar bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Untuk pengumpulan data jawaban siswa digunakan perangkat tes soal cerita dalam bentuk essey yang terdiri dari 6 (item) soal. Pada pelaksanaannya di kelas, kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas V sebanyak 14 orang. Untuk kepentingan penganalisaan kesalahan siswa, maka jawaban yang diberikan siswa, diklasifikasi menjadi empat bentuk jawaban yang meliputi jawaban yang berupa (1) pemahaman terhadap isi soal cerita, (2) mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika, (3) kemampuan menyelesaikan kalimat matematika, dan (4) menguji kembali kebenaran jawaban yang diberikan.

Berdasarkan pengklasifikasian jawaban yang diberikan di atas, maka keadaan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Keadaan Jawaban Siswa Menyelesaikan Soal Cerita

No. Bentuk

Kesalahan Nomor Soal Jumlah Jawaban Salah Jumlah Jawaban Benar

1 2 3 4 5 6 X1 X2 X3 X4 X1 X2 X3 X4 1 X1 √ √ √ √ 4 2 X2 √ √ √ √ √ 5 1 X3 √ √ √ √ 4 3 X4 √ √ √ √ √ √ 6 2 X1 √ √ √ √ √ √ 6 X2 √ √ √ √ 4 2 X3 √ √ √ √ 4 2 X4 √ √ √ √ 4 2 3. X1 6 X2 6 X3 √ √ √ √ 2 X4 √ √ √ 3

(6)

4. X1 √ √ √ √ √ √ 6 X2 √ √ √ 3 X3 √ √ √ √ √ 5 X4 √ √ √ √ √ √ 6 5. X1 √ √ √ √ √ √ 6 X2 √ √ √ √ √ √ 6 X3 √ √ √ √ √ √ 6 X4 √ √ √ √ √ √ 6 6. X1 6 X2 √ √ √ √ 1 X3 √ √ √ √ √ 1 X4 √ √ √ √ √ 1 7. X1 X2 X3 1 X4 8. X1 √ √ √ √ √ √ 6 X2 √ √ √ √ √ √ 6 X3 √ √ √ √ √ 5 X4 √ √ √ √ √ √ 6 9. X1 √ √ √ √ 4 2 X2 √ √ √ √ √ √ 6 X3 √ √ 2 4 X4 6 10 X1 6 X2 6 X3 √ √ √ √ 4 2 X4 √ √ √ √ √ √ 6 11 X1 √ √ √ √ √ 5 1 X2 √ 6 X3 √ 6 X4 √ 6 12 X1 √ √ √ √ √ √ 6 X2 √ √ √ √ √ 5 1 X3 √ √ √ √ √ √ 6 X4 √ √ √ √ √ √ 6 13 X1 6 X2 √ √ √ √ 4 2 X3 √ √ √ √ 4 2

(7)

X4 √ √ √ √ √ √ 6 14 X1 √ √ √ √ √ √ 6 X2 √ √ √ √ √ √ 6 X3 √ √ √ √ √ √ 6 X4 √ √ √ √ √ √ 6 Jumlah 3 7 3 2 3 8 3 6 3 7 3 4 49 50 55 60 35 34 29 24 Persentase 14.58 14.88 16.37 17.86 10.42 10.12 8.63 7.14 Keterangan

Nomor subjek adalah nomor urut siswa peserta tes

X1 = Kemampuan memahami isi soal cerita

X2 = Kemampuan mengubah soal cerita ke bentuk kalimat matematika

X3 = Kemampuan menyelesaikan kalimat matematika

X4 = Kemampuan menguji kembali kebenaran jawaban yang diberikan

√ = Jawaban benar

Berdasarkan paparan data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa:

a. Jumlah peserta tes adalah 14 siswa, soal yang dijawab oleh siswa terdiri dari 6 nomor soal, sedangkan jawaban yang diberikan dibedakan dalam 4 bentuk. Dengan demikian secara keseluruhan jawaban yang diberikan siswa = 14 siswa x 6 soal x 4 bentuk kesalahan siswa = 336 jawaban.

b. Dilihat dari nilai kebenaran jawaban yang diberikan siswa dibedakan menjadi:

Banyak jawaban benar = 36.31%. Sedangkan banyak jawaban salah adalah 63.69%.

c. Dilihat dari bentuk kesalahan jawaban yang diberikan siswa dibedakan menjadi:

Kesahalan jawaban pada X1 = 49 atau 14.58%

Kesahalan jawaban pada X2 = 50 atau 14.88%

Kesahalan jawaban pada X3 = 55 atau 16.37%

Kesahalan jawaban pada X4 = 60 atau 17.86%

d. Dilihat dari bentuk kebenaran jawaban yang diberika siswa menunjukkan bahwa:

Kebenaran jawaban pada X1 = 35 atau 10.42%

Kebenaran jawaban pada X2 = 34 atau 10.12%

Kebenaran jawaban pada X3 = 29 atau 8.63%

Kebenaran jawaban pada X4 = 24 atau 7.14%

e. Dilihat dari bentuk kesalahan jawaban yang diberikan siswa untuk setiap nomor soal menunjukkan bahwa:

Soal nomor 1 = 37 atau 11.01% Soal nomor 2 = 32 atau 9.52% Soal nomor 3 = 38 atau 11.31%

(8)

Soal nomor 4 = 36 atau 10.72% Soal nomor 5 = 37 atau 11.01% Soal nomor 6 = 34 atau 10.12%

f. Dilihat dari bentuk kebenaran jawaban yang diberikan siswa pada setiap nomor soal menunjukkan bahwa:

Soal nomor 1 = 19 atau 5.65% Soal nomor 2 = 24 atau 7.14% Soal nomor 3 = 18 atau 5.36% Soal nomor 4 = 20 atau 5.95% Soal nomor 5 = 19 atau 5.65% Soal nomor 6 = 22 atau 6.56%

g. Dilihat dari hasil evaluasi yang diperoleh jikda dinilai dengan skala penilaian 1-10, maka nilai yang diperoleh setiap siswa dapat diuraikan sebagai berikut.

Peserta tes nomor urut 1 mendapatkan nilai 2 Peserta tes nomor urut 2 mendapatkan nilai 3 Peserta tes nomor urut 3 mendapatkan nilai 7 Peserta tes nomor urut 4 mendapatkan nilai 2 Peserta tes nomor urut 5 mendapatkan nilai 0 Peserta tes nomor urut 6 mendapatkan nilai 4 Peserta tes nomor urut 7 mendapatkan nilai 10 Peserta tes nomor urut 8 mendapatkan nilai 0 Peserta tes nomor urut 9 mendapatkan nilai 5 Peserta tes nomor urut 10 mendapatkan nilai 6 Peserta tes nomor urut 11 mendapatkan nilai 8 Peserta tes nomor urut 12 mendapatkan nilai 0 Peserta tes nomor urut 13 mendapatkan nilai 4 Peserta tes nomor urut 14 mendapatkan nilai 0 Jadi nilai rata-rata adalah 3.64

Pembahasan

Sebagaimana dikemukakan pada bahasan sebelumnya bahwa bentuk-bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita volum kubus dan balok yang menjadi masalah penelitian dibahas melalui pendekatan teori belajar polya. Dalam teori belajar tersebut menyatakan bahwa untuk memberi kemudahan siswa memahami dan menyelesaikan soal cerita di Sekolah Dasar, sebaiknya dalam pembelajarannya siswa diarahkan untuk menyelesaikan soal cerita dengan melalui empat tahap. Ke empat tahap tersebut adalah (1) memahami isi soal cerita, (2) mengubah soal cerita kebentuk kalimat matematika, (3) menyelesaikan kalimat matematika, dan (4) menguji kembali kebenaran jawaban yang diperoleh.

Untuk keperluan penganalisaan masalah penelitian tersebut di atas telah dilakukan kegiatan pengumpulan data melalui perangkat tes (lihat pada lampiran 1) terhadap siswa kelas V SDN 1 Suwawa Selatan yang menjadi subjek penelitian ini.

(9)

Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh data tentang keadaan jawaban yang diberikan siswa sebagaimana dipaparkan pada tabel 4.3.

Berdasarkan paparan data yang diperoleh dapat dilakukan analisis kesalahan siswa kelas V SDN 1 Suwawa Selatan dalam menyelesaikan soal cerita bantun ruang sebagaimana diuraikan sebagai berikut.

a. Dilihat dari pernyataan jawaban yang diberikan siswa menunjukkan bahwa dari 336 jawaban yang diberikan hanya terdapat 122 jawaban yang benar, sedangkan 214 jawaban lainnya merupakan jawaban yang salah.

b. Dilihat dari hasil belajar siswa jika dinilai dengan skala penilaian 1-10, maka nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya mencapai 3.64.

c. Dilihat dari penguasaan siswa terhadap setiap tahap penyelesaian soal cerita menunjukkan bentuk kesalahan yang tidak jauh berbeda antara kemampuan mereka dalam memahami isis soal cerita, mengubah soal cerita ke dalam kalimat matematika menyelesaikan kalimat matematika, serta menguji kembali kebenaran jawaban yang diperoleh.

d. Dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan setiap nomor soal menunjukkan bentuk kesalahan yang tidak jauh berbeda antara soal nomor 1 sampai dengan soal nomor 6.

e. Dilihat dari kemampuan setiap siswa dalam menyelesaikan soal cerita terdapat rentangan nilai yang jauh berbeda dari ke 14 siswa peserta tes. Dalam hal ini terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai 0 dan 1 siswa yang memperoleh nilai 10.

f. Dilihat dari bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Kesalahan dalam memahami isi soal cerita, pada umumnya siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya sebagai bahan informasi yang mereka peroleh dari isi soal cerita.

2) Kesalahan siswa dalam menubah soal cerita kedalam kalimat matematika. Pada umumnya siswa tidak dapat menyusun atau merumuskan kalimat matematika dengan benar yang sesuai konteks soal cerita.

3) Kesalahan siswa dalam menyelesaikan kalimat matematika. Pada umumnya siswa mengalami kekeliruan dalam menerapkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang berlaku terhadap operasi-operasi bilangan yang terdapat pada kalimat matematika.

4) Kesalahan siswa dalam menguji kembali kebenaran jawaban yang mereka temukan. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam mensubsitusikan kesimpulan jawaban yang mereka peroleh ke dalam kalimat matematika yang mereka gunakan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat

Ashlock W. 2003. Pengembangan Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika di Sekolah Dasar. Diakses dari http:www.matematika.blogspot.co.id download tanggal 12 Juli 2013

Astuti. 2011. Soal-Soal Cerita Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta Erman. 2003. Soal Cerita Matematika. http:www.matematika.blogspot.co.id

download tanggal 12 Juli 2013

Hidayah. 2002. Kesalahan-Kesalahan Dalam Penyelesaian Soal Cerita. Jurnal. http.www.indoskrip.com diakses tanggal 3 Oktober 2013

Jonassen, David H. 2004. Learning to Solve Problems. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Graha Media.

Rohma Widiningsih. 2010. Klasifikasi Bentuk-Bentuk Kesalahan Dalam

Menyelsaikan Soal Cerita. dari http:www.matematika.blogspot.co.id download tanggal 12 Juli 2013

Soejadi. 2002. Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Mata Pelajaran Matematika. http:www.matematika.blogspot.co.id download tanggal 12 Juli 2013

Sotiyawati. 2011. Identifikasi Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita. UNY: Yogyakarta

Suherman. 2003. Matematika Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Sumantri. 2000. Pengentar Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya

Dalam Pengajaran Matematika. Bandung: Tarsito

Wijaya Kustianto. 2008. Pengertian Soal Cerita. http://www.indoskrip.com Diakses dari http:www.matematika.blogspot.co.id download tanggal 12 Juli 2013

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi nika leka di Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Penelitian ini merupakan penelitian

Mengingat saat jadwal survey masih dalam keadaan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) karena saat itu dalam keadaan pandemi Corona, sehingga membuat pemerintah

Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan.

Hal tersebut yang menjadi pertimbangan penulis untuk mengembangkan sistem registrasi KRS yang memanfaatkan teknologi wireless yaitu teknologi J2ME, untuk memudahkan mahasiswa

Hasil dari penelitian ini akan bermanfaat bagi berbagai pihak terkait yaitu pembuat kebijakan (pemerintah) dalam hal ini Pusat Perumusan Standar Badan Standardisasi Nasional

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Profil

Tujuan penelitian adalah mengetahui dosis erami padi yang dibutuhkan sebagai mulsa, karena dosis jerami yang diperlukan tergantung kepada kondisi cuaca, topografi, air irigasi,

Skripsi ini menjadi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata, dengan judul skripsi adalah : “Tugas