• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kertas

2.1.1. Pengertian Kertas

Kertas adalah barang yang berwujud lembaran-lembaran tipis. Yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami pengerjaan pengeringan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling menempel dan saling menjalin, serat yang digunakan biasanya berupa serat alam yang mengandung selulosa dan hemiselulosa.

Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam.Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.

Secara umum kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kertas budaya dan kertas industri. Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas cetak dan kertas tulis, diantaranya adalah kertas kitab, buku, Koran dan kertas amplop. Sedangkan yang termasuk kertas industri adalah kertas kantong kertas minyak, pembungkus buah-buahan, kertas bangunan, kertas isolasi elektris, karton dan pembungkus sayur-sayuran.

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit

(2)

atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau.

2.1.2 Proses Pembuatan Kertas

Proses pembuatan kertas dapat dilakukan dengan mengubah bahan baku serat menjadi pulp, dan kertas. Urutan proses pembuatannya adalah : Persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, dan mekanik), pemutihan (bleaching), pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses pengeringan kertas (Kasdim, 2008).

Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai (Kasdim,2008).

2.2.3 Pengertian Pulp

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya ( mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas. Proses pembuatan pulp di antaranya dilakukan dengan proses mekanis, kimia, dan semikimia.

Prinsip pembuatan pulp secara mekanis yakni dengan pengikisan dengan menggunakan alat seperti gerinda. Proses mekanis yang biasa dikenal di antaranya PGW (Pine Groundwood), SGW (Semi Groundwood). Proses semi kimia merupakan kombinasi antara mekanis dan kimia. Yang termasuk ke dalam proses ini di antaranya CTMP (Chemi Thermo Mechanical Pulping) dengan memanfaatkan suhu untuk mendegradasi lignin sehingga diperoleh pulp yang memiliki rendemen yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih baik daripada pulp dengan proses mekanis.

Proses pembuatan pulp dengan proses kimia dikenal dengan sebutan proses kraft. Disebut kraft karena pulp yang dihasilkan dari proses ini memiliki kekuatan lebih tinggi daripada proses mekanis dan semikimia, akan tetapi rendemen yang dihasilkan lebih kecil di antara keduanya karena komponen yang terdegradasi lebih banyak (lignin, ekstraktif, dan mineral) (Sugesty, 1998).

(3)

2.1.4 Metode Pembuatan Pulp

Pulping adalah proses pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur (lignin & pentosan), pelepasan bentuk bulk menjadi serat atau kumpulan serat kumpulan serat.Lignin harus dihilangkan karena dapat membuat kertas mengalami degradasi kertas.

Metode pembuatan pulp ada dua macam yaitu metode kimia (chemical pulping) dan metode mekanikal (mechanical pulping). Tapi di sini akan dibahas secara garis besar saja agar lebih mudah dipahami. Proses pembuatan pulp ada 3 jenis :

1. Metode mekanis (groundwood) - pemisahan serat secara mekanis

- kekuatan dan derajat putih kertas tidak diutamakan - cocok untuk kertas koran, tisu

- konversi 95 %

2. Metode kimia

- pemisahan selulosa dengan bahan kimia bahan pemisah : a. basa (proses soda & proses kraft)

b. asam (proses sulfit, proses magnetik, proses netral sulfit) · dasar pemilihan proses :

- bahan baku yang digunakan sifat pulp

- kekuatan dan derajat putih kertas diutamakan - cocok untuk kertas tulis (HVS)

- konversi 65-85 %

3. Metode semi kimia

- Metode campuran antara kimia-pelunakan dengan larutan sulfit ,sulfat atau soda & mekanis untuk pemisahan serat

- jenis metode : metode soda dingin dan metode chemi groundwood - konversi : 85 ––95 %

(4)

2.1.5 Macam-macam tipe kertas menurut Rebri Atnam adalah sebagai berikut:

1. Kertas kraft, biasanya digunakan untuk tas, karton berombak, juga untuk kemasan makanan

2. Kertas Greaseproof , biasanya digunakan untuk fatty foods

3. Kertas tergelantang, biasanya digunakan untuk dibuat tas kecil, amplop, kertas lilin, label, dan bahan laminating

4. Perkamen sayur Kertas ini tidak beracun dan memiliki kekuatan tahan basah dan minyak. Biasanya digunakan untuk kemasan makanan basah dan berminyak

5. Kertas tissue Kertas ini memiliki sifat lembut, dan semitransparan

6. Kertas Glassine merupakan kertas yang tahan minyak.Biasanya digunakan untuk tas, kotak dan kemasan makanan berminyak.

Dalam penelitian ini kertas yang diperoleh yaitu jenis kertas kraft, dan adapun penjelasan tentang kertas kraft dapat dilihat dibawah ini :

2.1.5.1 Kertas Kraft

Kertas Kraft adalah salah satu bahan yang digunakan untuk pembuatan jenis Amplop gelembung. Kraft kertas adalah digunakan untuk membuat Amplop karena kekuatan tarik tinggi sebagai dibandingkan dengan kertas biasa. Karena kekuatan tarik tinggi dapat menahan dengan di bawah beban yang besar sehingga memungkinkan untuk pak barang-barang berat di dalamnya. Warna Kertas kraft adalah tergantung pada pengolahan, warna Putih diperoleh oleh pemutihan dan warna coklat diperoleh dengan proses Un-pemutihan. Para bahan baku adalah digunakan untuk membuat kertas Kraft biasanya kayu lunak, dengan melakukan prosedur yang panjang pengolahan kayu lunak ini diubah menjadi kertas Kraft berguna. Kertas kraft memiliki sifat fisik seperti ketahanan sobek yang beragam, elastisitas yang baik.

Kertas kraft, arti harfiahnya adalah kertas kuat, mempunyai 3 kegunaan utama: - Kertas bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas bungkus

nasi dll.

(5)

- Karung (shipping sack) seperti karung atau kantong semen, dan Berbagai fungsi “converting”.

Gramatur berkisar antara 50-134 gsm. Pulp kertas yang dipakai bisa melalui proses pemutihan atau “bleaching” atau tidak. Bila tidak diputihkan maka berwarna coklat.

(Rebry Atnam, 2007)

2.1.6 Kualitas Kertas

Jenis kertas yang dipasarkan umumnya terbagi menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu : 1. Kertas berdasarkan jenis serat, kertas jenis ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Kertas mengandung kayu, dengan ciri-ciri : – Tidak tahan disimpan lama

– Mudah berubah warna jika terkena matahari contoh : koran, HHI

b. Kertas bebas kayu, dengan ciri-ciri : – terdiri dari serat kimia – tahan disimpan lama contoh : HVS, HVO

2. Kertas berdasarkan pekerjaan akhir (Finishing), yaitu : a. Kertas coated, dengan ciri-ciri :

- Terdiri dari kertas dasae dan lapisan kapur dengan bahan perekat - Permukaannya halus dan mengkilap (gloss)

- Daya serap terhadap minyak lemah contoh : art paper, kunsdruk b. kertas uncoated, dengan ciri-ciri :

- Tidak diberi lapisan kapur

- Permukaan kertas kasar tapi bisa juga dihaluskan

b. Daya serap terhadap minyak kuat contoh : koran,HHI, HVS, HVO 3. kertas berdasarkan penggunaannya, yaitu :

a. Kertas cetak, seperti HVO, koran, art paper b. Kertas tulis, seperti HVS, kertas gambar

c. Kertas bungkus, seperti cassing, kertas sampul, kertas Samson d. Kertas khusus, seperti kertas uang, kertas sigaret, kertas tisue.

(6)

3. Kertas berdasarkan permukaannya :

a. Kertas yang permukaannya kasar yaitu : kertas roti, kertas daur ulang, kertas merang, kertas krep, dan lain-lain

b. Kertas yang permukaannya licin : kertas film, art paper, kertas minyak, dan lain-lain.

(Http://arisudaryatno.blogspot.com/Pengertian Kertas)

2.1.7 Kertas Industri

Kertas industri merupakan kelompok jenis kertas yang berhubungan dengan proses produksi di berbagai industri, baik yang dipergunakan sebagai salah satu bahan baku pada proses produksi atau digunakan sebagai bahan pendukung proses di industri, misalnya untuk keperluan pengemasan produk. Jenis kertas yang termasuk kedalam kelompok ini diantaranya adalah kertas lainer yang digunakan sebagai pelapis pada karton gelompang; kertas medium sebagai bagian bergelombang pada karton gelombang; kertas pembungkus (wrapping paper), kertas kantong semen (sack kraft paper), karton dupleks bersalut (coated duplex board), kertas payung atau samson kraft, berbagai jenis kertas tisu, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2.1.8 Kertas Budaya

Kertas budaya adalah jenis-jenis kertas yang berhubungan dengan pelaksanaan kebudayaan manusia, misalnya untuk keperluan tulis dan cetak. Adakalanya kelompok jenis kertas ini dikenal dengan nama kertas tulis-cetak (printing and writing papers). Kertas-kertas yang termasuk ke dalam kelompok ini diantaranya adalah kertas HVS atau kertas tulis, kertas HVO atau kertas cetak, kertas koran, kertas fotokopi, kertas duplicator, kertas majalah, kertas bible atau kertas corona, kertas buku tulis sekolah, kulit buku tulid, kertas ijazah dan masih banyak lagi. Kelompok jenis kertas ini pada dasarnya dipergunakan untuk berbagai urusan tulis-menulis dan percetakan dalam rangka penyimpanan informasi (arsip) atau penyebaran informasi.

(7)

2.2 Eceng Gondok

2.2.1. Klasifikasi Eceng Gondok

Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.

Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau.

Klasifikasi eceng gondok :

Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Marga : Eichhornia

(8)

Eceng gondok berkembang biak sangat cepat, baik secara vegetatif maupun

generatif. Perkembang biakan secara vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari. Hasil penelitian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Sumatera Utara di Danau Toba (2003) melaporkan bahwa satu batang eceng gondok dalam waktu 52 hari mampu berkembang seluas 7 m² (Gunawan,2007). Eceng gondok pada pertumbuhan 6 bulan dapat mencapai bobot basah 125 ton/ha dan dalam 1 ha diperkirakan dapat tumbuh sebanyak 500 kg/hari (Heyne 1987).

2.2.2. Manfaat dan Kerugian yang ditimbulkan eceng gondok

Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain:

- Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daun-daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.

- Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).

- Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.

- Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.

- Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.

Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat. Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok oleh peneliti Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok

(9)

secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen.Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida.

2.2.3. Komposisi Kimia Eceng Gondok

Komposisi kimia eceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempatnya tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut. Eceng gondok mempunyai sifat-sifat yang baik antara lain dapat menyerap logam-logam berat, senyawa sulfida, selain itu mengandung protein lebih dari 11,5% dan mengandung selulosa yang lebih tinggi besar dari non selulosanya seperti lignin, abu, lemak, dan zat-zat lain.

Adapun kandungan kimia eceng gondok terdapat dalam tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Kandungan kimia eceng gondok kering

Senyawa kimia Persentase (%)

Selulosa 64,51 Pentosa 15,61 Lignin 7,69 Silika 5,69 Abu 12 (Sumber : www.brodes.multiply.com)

(10)

2.3 NANAS

2.3.1. Klasifikasi Nanas

Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain yaitu Ananas Cosmosus, pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Menurut sejarah , tanaman ini berasal dari Brazilia dan dibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599.

Nanas merupakan buah yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Rasa manis dan asam yang dihasilkan enzim nitric dan malic acid dalam nanas sering dimanfaatkan untuk membuat masakan asam manis. Selain itu nanas juga berkhasiat untuk antiradang, membantu pencernaan di lambung, menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah penggumpalan darah karena mengandung enzim bromelain. Klasifikasi nanas :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Ordo : Bromeliales

Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus Merr

Di Indonesia tanaman tersebut sudah banyak di budidayakan, terutama di pulau Jawa dan Sumatera yang antara lain terdapat daerah Subang, Majalengka, Purwakarta, Purbalingga, Bengkulu, Lampung dan Palembang, yang merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup berpotensi (Anonim, 2006). Tanaman nanas akan dibongkar setelah dua atau tiga kali panen untuk diganti tanaman baru, oleh karena itu limbah daun nanas terus berkesinambungan sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan kertas yang dapat memberikan nilai tambah.

Bentuk daun nanas menyerupai pedang yang meruncing di ujungnya dengan warna hijau kehitaman dan pada tepi daun terdapat duri yang tajam.

(11)

Tergantung dari species atau varietas tanaman, panjang daun nanas berkisar antara 55 sampai 75 cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal daun antara 0,18 sampai 0,27 cm. disamping species atau varietas, jarak tanaman dan intensitas sinar matahari juga akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan panjang daun nanas dan sifat atau karakteristik dari serat yang dihasilkan. Intensitas matahari yang tidak terlalu banyak pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus dan mirip sutera (Kirby, 1963, Doraiswarmy et al., 1993).

2.3.2. Komposisi Kimia Daun Nanas

Hampir semua serat alam, khususnya yang berasal dari tumbuhan, komposisi kandungan serat secara kimia yang paling besar adalah selulosa, meskipun unsure atau zat-zat lain juga terdapat pada serat tersebut, missal fats dan waxs, hemicelluloses, lignin, pectin dan colouring matter (pigmen) yang menyebabkan daun berwarna. Komposisi kandungan zat-zat tersebut pada umumnya sangat bervariasi tergantung pada jenis atau varietas tanaman nanas yang berbeda. Zat-zat tersebut perlu dihilangkan atau dikurangi pada proses selanjutnya (degumming) agar proses bleaching ataupun dyeing lebih mudah dikerjakan. Tabel 2.1 akan memperlihatkan komposisi kimia dari daun nanas (Anonim, 2006).

Tabel 2.2 Komposisi Kimia Serat Nanas Kering

Komposisi kimia Serat nanas (%)

Alpha Selulosa 69,5 – 71,5 Pentosan 17,0 – 17,8 Lignin 4,4 – 4,7 Abu 0,71 – 0.87 Silika 4,5 – 5,3 (Sumber : Anonim, 2006)

(12)

2.4 Selulosa dan Hemiselulosa 2.4.1 Selulosa

Selulosa merupakan bagian penyusun utama jaringan tanaman berkayu. Bahan tersebut utamanya terdapat pada tanaman kertas, namun demikian pada dasamya selulosa terdapat pada setiap jenis tanaman, termasuk tanaman semusim, tanaman perdu dan tanaman rambat bahkan tumbuhan paling sederhana sekalipun. Seperti: jamur, ganggang dan lumut.

Berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan kelarutan dalam senyawa natrium hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu :

 Selulosa a (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan DP (derajat polimerisasi) 600 - 1500. Selulosa a dipakai sebagai penduga dan atau penentu tingkat kemumian selulosa.

 Selulosa β (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP 15 - 90, dapat mengendap bila dinetralkan.

 Selulosa µ (Gamma cellulose) adalah sama dengan selulosa β, tetapi DP nya kurang dari 15.

Selulosa α merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi (mumi). Selulosa α > 92% memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan propelan dan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas dan industri sandang/kain (serat rayon).

Selulosa dapat disenyawakan (esterifikasi) dengan asam anorganik seperti asam nitrat (NC), asam sulfat (SC) dan asam fosfat (FC). Dari ketiga unsur tersebut, NC memiliki nilai ekonomis yang' strategis daripada asam sulfat/SC dan fosfat/FC karena dapat digunakan sebagai sumber bahan baku propelan/bahan peledak pada industri pembuatan munisi/mesin dan atau bahan peledak.

(13)

2.4.2 Hemiselulosa

Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, jika dihidrolisis akan menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-Xylosa, L-arabinosa dan asam uranat. Holosefulosa adalah bagian dari serat yang bebas dan sari dan lignin, terdiri dari campuran semua selulosa dan hemiselulosa.

Hemiselulosa merupakan suatu polisakarida lain yang terdapat dalam tanaman dan tergolong senyawa organik, hemiselulosa bersifat non-kristalin dan tidak bersifat serat, mudah mengembang karena itu hemiselulosa sangat berpengaruh terhadap bentuknya jalinan antara serat pada saat pembentukan lembaran, lebih mudah larut dalam pelarut alkali dan lebih mudah dihidrolisis dengan asam.

Perbedaan hemiselulosa dengan selulosa yaitu hemiselulosa mudah larut dalam alkali tapi sukar larut dalam asam, sedang selulosa adalah sebaliknya. Hemiselulosa juga bukan merupakan serat-serat panjang seperti selulosa. Hasil hidrolisis selulosa akan menghasilkan D-glukosa, sedangkan hasil hidrolisis hemiselulosa akan menghasilkan D-xilosa dan monosakarida lainnya .

Hemiselulosa tersusun dari gabungan gula-gula sederhana dengan lima atau enam atom karbon. Degradasi hemiselulosa dalam asam lebih tinggi dibandingkan dengan delignifikasi, dan hidrolisis dalam suasana basa tidak semudah dalam suasana asam, adanya hemiselulosa mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan untuk melunakkan serat selama proses mekanis dalam air.

Hemiselulosa berfungsi sebagai pendukung dinding sel dan berlaku sebagai perekat antar sel tunggal yang terdapat didalam batang pisang dan tanaman lainnya. Hemiselulosa memiliki sifat non-kristalin dan bukan serat, mudah mengembang, larut dalam air, sangat hidrofolik, serta mudah larut dalam alkali. Kandungan hemiselulosa yang tinggi memberikan kontribusi pada ikatan antar serat, karena hemiselulosa bertindak sebagai perekat dalam setiap serat tunggal. Pada saat proses pemasakan berlangsung, hemiselulosa akan melunak, dan pada saat hemiselulosa melunak, serat yang sudah terpisah akan lebih mudah menjadi berserabut (Indrainy, 2005).

(14)

2.5 Perhitungan Uji Sifat Fisis Kertas 2.5.1 Perhitungan Indeks Tarik Kertas

Indeks tarik kertas adalah ketahanan tarik dibagi dengan gramatur kertas tersebut, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Indeks tarik (Nm.g-1) =

……….. (

2.1)

2.5.2 Perhitungan Indeks Sobek Kertas

Indeks sobek kertas adalah ketahanan sobek kertas dalam mili newton dibagi dengan gramatur, secara matematis dapat dituliskan

Indeks sobek =

………

. (2.2)

2.5.3 Perhitungan Rapat Massa Kertas

Rapat massa adalah perbandingan antara massa kertas dengan volume kertas dan secara matematis dapat dituliskan :

Rapat massa =

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan kimia eceng gondok kering
Tabel 2.2   Komposisi Kimia Serat Nanas Kering

Referensi

Dokumen terkait

1) Biaya produksi, adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses sterilisasi bahan-bahan baku untuk produksi PDO ini adalah proses sterilisasi bahan baku gliserol dan proses sterilisasi

Pengertian perusahaan industri disini adalah badan usaha yang ruang lingkup kegiatan usahanya di bidang industri, yaitu kegiatan mengolah bahan mentah, bahan

Penggunaan perkiraan kebutuhan bahan baku adalah dimana perkiraan banyaknya pemakaian bahan baku yang nantinya akan dipergunakan untuk proses produksi pada suatu

Di dalam tugas kelompok dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Tugas – tugas produksi adalah tugas–tugas yang bersangkut paut dengan upaya menghasilkan dan menyajikan

berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, misalnya : biji- bijian, buah-buahan, nira dan lain-lain; atau yang dibuat dengan cara distilasi hasil fermentasi yang

Air limbah organik industri merupakan air limbah dengan kandungan bahan-bahan residu berupa senyawa organik yang berasal dari proses produksi industri yang

Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang