• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS HUKUM UNIVERISTAS SRIWIJAYA INDRALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS HUKUM UNIVERISTAS SRIWIJAYA INDRALAYA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANAN AKTA KEMATIAN DALAM HAL HUBUNGAN ATAS

NILAI ASURANSI BAGI PIHAK YANG TERTUNJUK

(Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor

Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Oleh :

DEVINTA ADRIANI

02111001017

FAKULTAS HUKUM

UNIVERISTAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2015

(2)

ii

UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS HUKUM

INDRALAYA

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : DEVINTA ADRIANI

NIM : 02111001017

Program Kekhususan : STUDI HUKUM DAN BISNIS

JUDUL

PERANAN AKTA KEMATIAN DALAM HAL HUBUNGAN ATAS NILAI ASURANSI BAGI PIHAK YANG TERTUNJUK

(Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang)

Secara Subtansi telah Disetujui

Dan Dipertahankan dalam Ujian Komprehensif Indralaya, 24 Juni 2015

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Antonius Suhadi AR, S.H.,M.H Arfianna Novera, S.H.,M.Hum

NIP. 195212121981031011 NIP. 195711031988032001

Dekan,

Prof. Amzulian Rifai, S.H.,LL.M.,Ph.D. NIP. 19641202199003101003

(3)

iii

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

INDRALAYA

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : DEVINTA ADRIANI

NIM : 02111001017

Program Kekhususan : STUDI HUKUM DAN BISNIS

JUDUL SKRIPSI :

PERANAN AKTA KEMATIAN DALAM HAL HUBUNGAN ATAS NILAI ASURANSI BAGI PIHAK YANG TERTUNJUK

(Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang)

Secara Subtansi telah Disetujui dan Dinyatakan Siap Untuk Diuji/ Dipertahankan dalam Ujian Komprehensif

Indralaya, 24 Juni 2015

Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Pembantu,

Antonius Suhadi AR, S.H., M.H Arfianna Novera, S.H.,M.Hum NIP. 195212121981031011 NIP. 195711011988032001

(4)

iv

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: NAMA : DEVINTA ADRIANI

NIM : 02111001017

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PERANAN AKTA KEMATIAN DALAM HAL HUBUNGAN ATAS NILAI ASURANSI BAGI PIHAK YANG TERTUNJUK (Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang) adalah hasil tulisan saya sendiri. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagian tulisan saya sendiri, dan/ atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Apabila dikemudian hari terbukti hal-hal yang bertentangan dengan pernyataan ini, saya bersedia menanggung segala akibat yang timbul sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Indralaya, 24 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

Devinta Adriani 02111001017

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jangan menunggu bahagia lalu kita mulai

bersyukur,tetapi bersyukurlah maka kebahagiaan itu

akan ada.

Atas rahmat dan karunia Allah Swt maka Ku Persembahan Skripsi untuk :

 Ayahanda tercinta A.Somad  Mamak Tercinta Herlinda  Saudariku tercinta Mardiah  Kekasihku Tersayang Rachmadi  Putri A.R & M. Firdaus R

 Keluarga Besarku  Ina Fransisca dkk

 Sahabat & Teman-temanku  Almamater yang ku banggakan

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmad dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Peranan Akta Kematian Dalam Hal

Hubungan Atas Nilai Asuransi Bagi Pihak Yang Tertunjuk (Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang)”.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak demi perbaikan untuk masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembacanya.

`

Indralaya, 24 Juni 2015

(7)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam Penulisan Skripsi ini, penulis dihadapkan dengan berbagai kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, dukungan, petunjuk, dan peran serta dari berbagai pihak. Penulis dapat mengatasi kesulitan dan hambatan yang menjadi kendala dalam penulisan skripsi ini hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran selama penulisan skripsi ini.

2. Kedua Orang tuaku, A. Somad dan Herlinda serta adikku tercinta Mardiah yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku, terima kasih atas doa dan serta dukungan motivasi dan materi selama ini. Semoga Allah SWT membalas jerih payah kalian, kelak izinkan anakmu mengukir senyum bangga untuk kalian.

3. Kekasihku Tersayang Rachmadi Catur Raharja, terima kasih sudah ada di sisiku dengan selalu mendukung, memotivasi, dan mengingatkan aku dalam penulisam skripsi ini.

4. Prof. Amzulian Rifai, S.H.,LL.M.,Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

5. Dr. Febrian, S.H.,M.S, Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

(8)

viii

6. Dr. Ridwan, S.H.,M.Hum, Selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

7. Dr. H. Abdullah Gofar, S.H.,M.H, Selaku Pembantu Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

8. Drs. Murzal Zaidan, S.H.,M.Hum, selaku Ketua Jurusan Studi Hukum dan Bisnis Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang telah memberikan arahan yang membantu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Antonius Suhadi AR, S.H.,M.H, Selaku Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 10. Arfianna Novera, S.H.,M.Hum, selaku Pembimbing Pembantu yang telah

membimbing dibidang materi dan penulisan skripsi ini.

11. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang telah membantu kelancaran dalam proses selama masa perkuliahan.

12. Drs. Sarah, S.H., M.Hum, Selaku Kasi Kelahiran dan Kematian, Dra. Masnila, M.Si, Selaku Kasi Dokumentasi dan Pelayanan Pengaduan Masyarakat, serta semua jajaran pegawai dan petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palembang. Terima kasih atas semua bantuannya dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung proses penulisan skripsi ini.

13. Wahyudi Sumedi, Selaku Kepala Kantor Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang. Dan Poppy Lubis, selaku Public Relation di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kota Palembang Terima

(9)

ix

kasih atas semua bantuannya dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung proses penulisan skripsi ini.

14. Teman-teman PLKH Kelas 1A yang sangat menyenangkan kompak dan sangat luar biasa.

15. Keluarga kedua penulis di BO. Ramah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya.

16. Sahabatku yang menyenangkan sekaligus mengesalkan Tika Susilawati, Della Trisyanasari, Adeg Wina, Sally, Novrianti Dwita, Anita Sriayu, Isma terima kasih atas doanya selama ini, candaan dan kebersamaan dengan kalian selalu penulis rindukan.

17. Hepni Wahyuni, Jesika, Fitri yani, Zevira, wira semua teman yang senantiasa baik kepada penulis.

18. Teman-teman senasib dan seperjuangan dimasa perkuliahan dan seluruh angkatan 2011 Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya.

Semua dukungan yang telah diberikan kepada penulis dari berbagai pihak yang terkait dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, penulis ucapkan terima kasih, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya semua.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang ... 1 B. Permasalahan ... 9 C. Tujuan Penelitian ... 9 D. Manfaat Penelitian ... 10 E. Definisi Operasional ... 10 F. Ruang Lingkup ... 13 G. Kerangka Teori ... 13 H. Metode Penelitian ... 16 1. Jenis Penelitian ... 16

2. Pendekatan Permasalahan Penelitian ... 17

3. Lokasi Penelitian ... 18

(11)

xi

5. Teknik Sampling ... 19

6. Teknik Pengumpulan Data ... 20

7. Teknik Analisis Data ... 21

8. Teknik Penarikan Kesimpulan ... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi ... 23

1. Pengertian Asuransi ... 23

2. Penggolongan Asuransi ... 25

3. Asuransi Jiwa ... 30

4. Tujuan Asuransi ... 33

5. Syarat Sah Perjanjian Asuransi ... 35

6. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Asuransi ... 41

7. Polis Asuransi ... 45

B. Tinjauan Umum Tentang Akta Kematian ... 49

1. Pengertian Akta ... 49

2. Pengertian dan Syarat Penerbitan Akta Kematian ... 50

3. Kedudukan Akta Kematian Sebagai Alat bukti Perdata ... 53

4. Pihak Yang Tertunjuk Pengguna Akta Kematian Dalam Asuransi ... 62

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Peranan Akta Kematian Dalam Hal Hubungan Atas Nilai Asuransi Bagi Yang Tertunjuk ... 64 B. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Pembayaran Santunan atauJaminan

(12)

xii

Oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kepada Pihak Yang

Tertunjuk Dalam Polis Asuransi ... 77

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 84 B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

xiii ABSTRAK

Judul Skripsi : Peranan Akta Kematian Dalam Hal Hubungan Atas Nilai Asuransi Bagi Pihak Yang Tertunjuk (Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang)

Nama : Devinta Adriani NIM : 02111001017

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi bagi pihak yang tertunjuk dan faktor-faktor penghambat dalam pembayaran jaminan atau santunan oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 kepada pemegang polis atau pihak yang tertunjuk dalam polis asuransi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yuridis empiris, dimana penelitian ini berupa penerapan hukum dengan melihat fakta-fakta yang ada di lokasi penelitian, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan kasus (case approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Sedangkan bahan yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa akta kematian sesuai KUHperdata adalah akta otentik yang memiliki kekuatan hukum sempurna dan mengikat, namun dalam hal hubungan atas nilai asuransi terutama dalam permintaan pembayaran santunan atau jaminan, akta kematian tidak menjadi bukti yang sempurna dikarenakan sesuai dengan ketentuan dalam Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, akta kematian harus didukung oleh surat keterangan penyebab kematian tertanggung oleh pihak lain seperti dokter atau polisi. Sedangkan faktor-faktor penghambat pembayaran santunan atau jaminan adalah ketepatan waktu dalam pengumpulan bahan-bahan persyaratan permintaan pembayaran santunan atau jaminan dan klaim atas nilai dalam polis asuransi oleh pihak tertentu.Selain itu kebenaran keterangan sebelum pembuatan polis asuransi serta keterlambatan pembayaran premi yang membuat polis menjadi kedaluarsa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang peranan akta kematian dalam hubungan atas nilai asuransi untuk berbagai pihak, seperti Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palembangserta masyarakat Kota Palembang khususnya pengguna jasa asuransi jiwa.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum1. Dimana seluruh aktivitas masyarakat yang tinggal di Indonesia baik warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) dilindungi oleh hukum dan harus mematuhi hukum yang berlaku. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2010 adalah 237.641.326 juta jiwa2.

Dalam menjaga hak yang dimiliki oleh masyarakatnya Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah membuat kebijakan pertanggungan atau lembaga asuransi yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) dan Badan Usaha Miliki Swasta (BUMS) serta Badan Usaha Milik Patungan yang berfungsi mengurus segala sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan asuransi. Asuransi jiwa memiliki manfaat untuk melindungi hak korban selaku tertanggung akibat dari kecelakaan, menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang perasuransian Pasal 1 angka (1) yang menyatakan bahwa:

1

Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

2http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&not1 diakses tanggal 9 Januari 2015. Pukul. 18.13 WIB.

(15)

2

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk :

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana3.”

Asuransi jiwa dapat diartikan sebagai suatu perjanjian timbal balik (wederkerige overeenkomst) dimana masing-masing pihak baik itu pihak penanggung

dan pihak tertanggung mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam pemenuhan asuransi, yang dimana salah satu fungsinya dapat dijadikan sebagai alat bukti untuk melindungi diri dari kerugian-kerugian yang akan diderita oleh pihak tertanggung, dan perusahaan asuransi sebagai pihak penanggung adalah alat penerima risiko yang dialihkan kepadanya dari pengguna jasa asuransi jiwa dengan sebelumnya telah menerima iuran berupa premi yang telah ditentukan.

Dapat diketahui bahwa asuransi jiwa adalah suatu perjanjian yang didahului oleh kesepakatan dengan pihak yang lain dengan mendapatkan imbalan pembayaran yang sesuai dengan risikonya. Demi mengantisipasi terjadinya pemenuhan hak yang seharusnya dimiliki oleh masyarakat yang menjadi korban dari kecelakaan sehingga korban tersebut mengalami kerugian materiil maupun immateriil, maka Pemerintah

3

(16)

3

Pusat maupun Pemerintah Daerah dengan berbagai kebijakannya mengatur tentang perasuransian. Selain itu asuransi juga diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia, dimana asuransi tidak hanya melingkupi asuransi kerugian saja tetapi juga meliputi asuransi jiwa sehingga asuransi berguna untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal seseorang atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan, karena itu objek asuransi tidak hanya meliputi harta kekayaan tetapi juga jiwa raga manusia4.

Asuransi merupakan salah satu bisnis yang mulai berkembang di negara Republik Indonesia, dikarenakan banyaknya jumlah masyarakat yang memilih untuk lebih menggunakan layanan asuransi demi melindungi haknya dan objek asuransi juga dapat berupa jasa, benda, jiwa dan raga, lainnya yang dapat berkurang nilainya, hilang, rusak, dan atau rugi. Asuransi yang karena sifatnya memungut premi dari pengguna jasa asuransi, tentu menjadi lembaga penghimpun dana dari masyarakat.

Dana yang terakumulasi dari masyarakat ini di tempatkan di suatu lembaga-lembaga pengelola dana sehingga akan memberikan stimulasi atau masukan bagi lembaga-lembaga usaha lainnya untuk melaksanakan kegiatannya. Usaha asuransi berdasarkan Pasal 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian bahwa usaha asuransi terdiri dari:

a) Usaha asuransi umum adalah usaha jasa pertanggungan risiko yang memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

4Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011, hlm. 11.

(17)

4

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti;

b) Usaha asuransi jiwa adalah usaha yang menyelenggarakan jasa penanggulangan risiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana;

c) Usaha reasuransi adalah usaha jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan reasuransi lainnya;

d) Usaha asuransi umum syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti;

e) Usaha asuransi jiwa syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggal atau hidupnya peserta, atau pembayaran lain kepada peserta atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana;

f) Usaha reasuransi syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan prinsip syariah atas risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjamin syariah, atau perusahaan reasuransi syariah lainnya; g) Usaha pialang asuransi adalah usaha jasa konsultasi dan/atau keperantaraan

dalam penutupan asuransi atau asuransi syariah serta penanganan penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama pemegang polis, tertanggung atau peserta;

h) Usaha pialang reasuransi adalah usaha jasa konsultasi dan/atau keperantaraan dalam penempatan reasuransi atau penempatan reasuransi syariah serta penanganan penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan, perusahaan penjamin syariah, perusahaan reasuransi atau perusahaan reasuransi syariah yang melakukan penempatan reasuransi atau reasuransi syariah;

(18)

5

i) Usaha penilai kerugian asuransi adalah usaha jasa penilai klaim dan/atau jasa konsultasi atas objek asuransi5.

Seorang pengguna jasa asuransi jiwa atau pemegang polis asuransi jiwa yang mengalami kecelakaan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa orang tersebut, maka dana asuransinya dapat diambil oleh atau dialihkan kepada ahli warisnya. Salah satu cara agar pihak lembaga asuransi yakin bahwa pengguna jasa asuransi jiwa tersebut telah meninggal maka pihak ahli waris atau pihak yang tertunjuk dalam polis asuransi dapat menunjukkan bukti berupa akta kematian.

Di Kota Palembang instansi yang berwenang dalam menerbitkan akta kematian adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, bahwa setiap kematian seseorang wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Ketua Rukun Tetangga (RT) atau nama lainnya di domisili penduduk kepada instansi pelaksana setempat seperti kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota tempat dimana telah terjadinya suatu peristiwa kematian paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian seseorang dan selanjutnya Pejabat Pencatatan Sipil akan mencatat pada register akta kematian dan menerbitkan kutipan akta kematian seorang tersebut.

Akta kematian dapat dijadikan sebagai alat bukti (Probotionis Causa) hal ini sesuai dengan Pasal 1866 KUHperdata yang menyatakan bahwa salah satu bukti adalah bukti tulisan atau surat, akta kematian yang diterbitkan, dibuat oleh Dinas

5

(19)

6

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota tempat dimana telah terjadinya suatu peristiwa kematian yang membuktikan secara pasti tentang kematian seseorang merupakan salah satu kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah, yang dapat dijadikan sebagai salah satu unsur pembuktian dalam masalah hukum khususnya mengenai perkara perdata. Lembaga asuransi jiwa dapat saja menolak memberikan dana santunan atau pinjaman yang dimiliki oleh pengguna jasa asuransi jiwa kepada ahli waris atau pihak yang tertunjuk apabila tidak dapat membuktikan kebenaran mengenai kematian tertanggung tersebut.

Pembuktian pada dasarnya merupakan hal yang wajib dalam pemeriksaan suatu perkara, khususnya perkara yang di dalamnya terdapat suatu sengketa (contentiosa). Jika dalam pemeriksaan suatu sengketa perdata, para pihak berbeda

pendapat atau pendirian dan masing-masing ingin meneguhkan dalil-dalilnya, maka pada saat itulah dibutuhkan pembuktian untuk menyakinkan hakim pihak mana yang benar atau mempunyai hak dan pihak mana yang salah atau tidak mempunyai hak6. Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 bahwa jenis alat bukti tertulis yang berupa akta terdiri dari:

1. Akta otentik (authentieke akte)

Dalam Pasal 165 HIR/285 R.Bg dan Pasal 1868 KUHPerdata yang dimaksud dengan akta otentik adalah akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk membuatnya, memberikan bukti yang cukup

6M Natsir Asnawi, Hukum Pembuktian Perkara Perdata di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, 2013, hlm. 3.

(20)

7

bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya serta semua orang yang mendapat hak dari padanya, tentang segala hak yang tersebut dalam akta itu sebagai pemberitahuan saja, tetapi yang tersebut terakhir ini hanya sekedar yang diberitahukan itu langsung berhubungan dengan pokok dalam akta itu7 . 2. Akta di bawah tangan (onderhand akte)

Menurut Pasal 1874 KUHPerdata dan 286 R.Bg adalah akta yang ditanda tangani di bawah tangan, surat, daftar, surat urusan rumah tangga dan tulisan-tulisan yang lain dibuat tanpa perantaraan seorang pejabat umum.

3. Akta sepihak (eenzijdig daad)

Pengaturan mengenai akta sepihak ini dalam KUHPerdata diatur dalam Pasal 1878 yang menyebutkan:

“Perikatan utang sepihak di bawah tangan untuk membayar sejumlah uang tunai atau memberikan barang yang dapat dinilai dengan suatu harga tertentu, harus di tulis seluruhnya dengan tanda tangan si penanda tangan sendiri; setidak-tidaknya, selain tanda tangan, haruslah ditulis dengan tangan si penanda tangan sendiri suatu tanda setuju yang menyebut jumlah uang atau banyaknya barang yang terutang. Jika hal ini tidak di indahkan, maka bila perikatan dipungkiri, akta yang ditanda tangani itu hanya dapat diterima sebagai suatu permulaan pembuktian dengan tulisan. Ketentuan-ketentuan Pasal ini tidak berlaku terhadap surat-surat andil dalam suatu utang obligasi, terhadap perikatan-perikatan utang yang dibuat oleh debitur dalam menjalankan perusahaannya, dan terhadap akta-akta di bawah tangan yang dibubuhi keterangan sebagai mana termaksud dalam Pasal 1874 alinea kedua dan Pasal 1874 a”8

.

Sesuai dengan uraian penjelasan tersebut maka akta kematian merupakan akta otentik dikarenakan akta kematian dibuat oleh Pejabat Pencatatan Sipil yang

7Riduan Syahran, Himpunan Peraturaan Hukum Acara Perdata Indonesia, Alumni, Bandung, 1991, hlm. 212.

8R Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 2009, hlm. 477-478.

(21)

8

berwenang untuk itu, tempat dimana akta kematian itu dibuat yang diatur dalam Pasal 44 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan.

Kota Palembang merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia dan merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Palembang bahwa jumlah penduduk Kota Palembang pada tahun 2013 berjumlah 1.535.900 jiwa dengan 50,07 persen diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 49,93 persen sisanya berjenis kelamin perempuan9, namun masih banyak masyarakat Kota Palembang yang belum mengetahui akan adanya akta kematian dan kegunaan akan adanya akta kematian ini. Banyak hal yang menyebabkan implementasi kebijakan akta kematian tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada, hal ini karena dimulai dari para pejabat seperti Ketua Rukun Tetangga (RT) yang kurang aktif dalam mensosialisasikan bahwa jika kematian seseorang tersebut harus wajib dilaporkan oleh penduduk sehingga dapat diterbitkan akta kematian.

Kedudukan akta kematian sebagai alat bukti tertulis otentik menunjukkan bahwa akta kematian adalah suatu hal yang penting dalam penyelesaian urusan asuransi jiwa berkaitan dengan pengguna jasa asuransi yang sudah meninggal dunia, sehingga ahli waris dapat mengambil hak mereka. Namun dengan belum maksimalnya implementasi kebijakan akta kematian tersebut membuat peranannya

9http://palembangkota.bps.go.id/site/content/id/100, Laju pertumbuhan ekonomi, diakses pada tanggal 16 April 2015, Pukul 19:45 WIB.

(22)

9

dalam hubungan dengan asuransi jiwa kurang diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Karena itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi bagi pihak yang tertunjuk (Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang).

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka timbul permasalahan yang akan dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Adapun permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi bagi pihak yang tertunjuk (Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang)?

2. Apa yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam pembayaran santunan atau jaminan oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 kepada pemegang polis atau pihak yang tertunjuk dalam polis asuransi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi bagi pihak yang tertunjuk (Studi Kasus di

(23)

10

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang).

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apa yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam pembayaran santunan atau jaminan oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 kepada pemegang polis atau pihak yang tertunjuk dalam polis asuransi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah perbendaharaan literatur bacaan mengenai, hukum asuransi jiwa, hukum asuransi serta hukum pembuktian perkara perdata khususnya mengenai akta kematian.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta masyarakat di Kota Palembang khususnya pengguna asuransi tentang manfaat dan kedudukan akta kematian sebagai salah satu alat bukti perdata, selain itu juga sebagai pengetahuan di bidang hukum asuransi jiwa, hukum asuransi dan hukum pembuktian dalam perkara perdata.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang akan diteliti. Bukan mengenai gejala/fakta yang akan diteliti, melainkan

(24)

11

abstraksi dari gejala yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu mengenai peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi bagi yang tertunjuk.

Akta adalah tanda bukti berupa surat yang berisi suatu keterangan, pernyataan dan pengakuan serta keputusan tentang adanya suatu peristiwa hukum yang berlaku yang dibuat dan disaksikan serta disahkan dihadapan pejabat atau pegawai umum yang berwenang untuk membuatnya agar menjadi suatu alat bukti yang sempurna bagi kedua belah pihak yang membuatnya maupun pihak ahli warisnya maupun dengan pihak lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap akta tersebut, dan akta juga dapat digunakan sebagai hubungan hukum tentang segala sesuatu yang disebut di dalam surat itu dan mencatat semua hal yang berkaitan dengan peristiwa di dalam kehidupan masyarakat seperti mengenai peristiwa kelahiran, peristiwa perceraian, perkawinan, pengakuan atau pengesahan anak, serta peristiwa yang berhubungan dengan kematian seseorang.

Akta Kematian adalah suatu akta atau sebagai alat bukti yang berupa surat-surat tentang peristiwa kematian seseorang yang harus dilaporkan oleh pihak keluarganya terhitung 30 hari sejak tanggal kematian kepada ketua Rukun Tetangga (RT), yang kemudian ditanda tangani dan dibuat serta diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pejabat Pencatatan Sipil yang berwenang untuk itu, tempat dimana akta kematian itu dibuat yang dapat membuktikan secara pasti tentang kematian seseorang.

(25)

12

Asuransi jiwa atau pertanggungan adalah perjanjian timbal balik antara perusahaan asuransi dan pemegang polis, pihak tertanggung atau pihak yang tertunjuk, dengan penanggung sebagai pihak asuransi yang mengikatkan diri kepada tertanggung sebagai pemegang polis atau pihak yang tertunjuk dengan menerima premi untuk memberikan permintaan pembayaran santunan atau jaminan kepadanya karena akibat terjadinya peristiwa yang mengakibatkan meninggalnya tertanggung.

Ganti rugi adalah suatu penggantian apabila terjadinya risiko sehingga menimbulkan kerugian baik materiil maupun immateriil yang berkaitan dengan tanggungjawab perdata perusahaan asuransi jiwa kepada pihak tertanggung selaku pengguna jasa asuransi/pihak pemegang polis.

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal, berdasarkan Pasal 1320 KUHperdata bahwa ada beberapa syarat dalam melakukan perjanjian yaitu harus adanya kesepakatan (consensus), cakap atau dewasa, hal tertentu dan kausal halal10.

Pihak yang tertunjuk adalah adalah seseorang atau suatu lembaga yang namanya yang tercantum di dalam polis yang ditunjuk untuk menerima pembayaran santunan atau jaminan dari badan asuransi jiwa11.

10R Subekti dan Tjitrosudibio. op. cit., hlm. 339. 11

(26)

13 F. Ruang Lingkup

Untuk memperjelas pembahasan permasalahan dalam skripsi ini agar lebih terarah pada sasaran yang hendak dicapai dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka hanya dibatasi dalam ruang lingkup mengenai peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi pihak bagi pihak yang tertunjuk (Studi Kasus di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang) dan apa saja yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam dalam pembayaran santunan atau jaminan oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 kepada pemegang polis atau pihak yang tertunjuk dalam polis asuransi.

G. Kerangka Teori

Berdasarkan Pasal 1865 KUHperdata mengatakan bahwa setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu hak, atau guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya suatu hak atau persitiwa tersebut12. Oleh karena itu menyakut mengenai penerapan akta kematian bagi hal hubungan atas nilai asuransi bagi pihak yang tertunjuk adapun teori yang akan digunakan adalah :

a) Teori Hukum Subjektif atau Teori Hak (desubjectiefrechtelijke theorie) Teori Hukum Subjektif adalah teori yang menekankan bahwa proses pemeriksaan perkara perdata merupakan implementasi dari hukum subjektif, dan oleh karena itu siapa yang mengemukakan atau mempunyai suatu hak harus

12

(27)

14

membuktikannya13. Teori hukum subjektif ini digunakan untuk memahami dan menganalisis peranan akta kematian dapat dijadikan sebagai alat pembuktian untuk pembayaran santunan atau jaminan bagi ahli waris maupun pihak yang ditunjuk oleh ahli waris dalam polis asuransi. Untuk membuktikan bahwa telah terjadinya kesepakatan antara pihak tertanggung dengan pihak penanggung, dikarenakan Undang-undang mengharuskan pembuktian dengan alat bukti tertulis berupa akta yang disebut polis, akan tetapi apabila polis belum dibuat maka pembuktian dapat dilakukan dengan catatan, nota, surat perhitungan, surat akta kematian seseorang yang diasuransikan jiwanya dan sebagainya. Karena surat-surat ini dapat dijadikan alat bukti tertulis. Apabila permulaan bukti tertulis ini sudah ada, maka barulah dapat digunakan alat bukti biasa yang diatur di dalam hukum acara perdata14.

b) Teori tanggung jawab hukum

Teori tanggung jawab hukum ini dapat digunakan untuk memahami dan menganalisa letak tanggung jawab pihak penanggung, kepada pihak tertanggung yang telah meninggal dunia melalui ahli waris yang namanya tercantum di dalam polis asuransi jiwa maupun pihak yang ditunjuk oleh ahli waris yang mendapatkan izin untuk menggunakan akta kematian sebagai alat pembuktian dalam pengambilan asuransi15.

13M Natsir Asnawi. op.cit., hlm. 122.

14Abdulkadir Muhammad. op.cit., hlm. 57-58.

15Ridwan H.R, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 335-337.

(28)

15

c) Teori pengalihan risiko (risk transfer theory)

Untuk mengurangi atau menghilangkan beban risiko ancaman terhadap harta kekayaan atau jiwanya, pihak tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi kepada penanggung, dan sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung. Apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa yang mengakibatkan meninggalnya tertanggung sehingga nilai asuransi akan dibayarkan kepada pemegang polis16.

d) Teori Penyelesaian Sengketa/Konflik

Teori ini dikembangkan oleh Dean G. Pruitt an Jeffrey Z. Rubin, kedua ahli ini mengemukakan sebuah teori yang disebut dengan teori strategi penyelesaian sengketa/konflik. Ada lima strategi dalam menyelesaikan sengketa/konflik yaitu :

1) Contending (bertanding), yaitu mencoba menerapkan suatu solusi yang lebih disukai oleh salah satu pihak atas pihak lainnya.

2) Yielding (mengalah), yaitu menurut aspirasi sendiri.

3) Problem selving (pemecahan masalah), yaitu mencari alternatif yang memuaskan aspirasi kedua belah pihak. Adapun dengan cara :

a) Di luar Pengadilan (non litigasi) seperti:

Perdamaian secara kekeluargaan, Perundingan, Mediasi, Arbitrase b) Peradilan (adjudication) atau Litigasi

4) With drawing (menarik diri), yaitu memilih meninggalkan situasi konflik.

16

(29)

16

5) Inaction (diam), yaitu tidak melakukan apa-apa17.

Teori strategi penyelesaian konflik atau sengketa menjelaskan tentang bentuk-bentuk penyelesaian dari suatu permasalahan. Salah satu permasalahan dalam asuransi adalah klaim nilai asuransi jiwa yang dilakukan oleh pihak di luar nama-nama yang tercantum dalam polis asuransi, penyelesaian masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara di luar pengadilan melalui negoisasi (perundingan). Namun apabila ada yang merasa dirugikan akibat dari klaim tersebut dan mencari penyelesaian dengan kepastian hukum dapat mengajukan kasus tersebut ke pengadilan negeri.

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis empiris. Dimana penulis akan berhadapan langsung dengan warga masyarakat dan pihak terkait untuk mengkaji realita atau kebenaran di lapangan mengenai peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi bagi pihak yang tertunjuk, dan mengkaitkannya dengan peraturaan-peraturaan yang telah ada dalam pelaksanaan tuntutan tanggung jawab asuransi terhadap kerugian yang dialami oleh pengguna jasa asuransi. Sedangkan penelitian hukum normatif, penulis akan melakukan kajian terhadap peraturaan-peraturaan yang ada, ketentuan-ketentuan yang ada dalam perjanjian

17

(30)

17

asuransi dari penanggung selaku perusahaan asuransi kepada tertanggung selaku pengguna jasa asuransi.

2. Pendekatan permasalahan

Pendekatan permasalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan perundang-undangan (statute approach). Pendekatan ini dilakukan dengan cara menelaah semua peraturaan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi di dalam masyarakat. Pendekatan peraturaan perundang-undangan ini misalnya dilakukan dengan mempelajari konsistensi atau kesesuaian antara Undang-undang Dasar dengan Undang-undang, atau antara Undang-undang yang satu dengan Undang-undang yang lain dan seterusnya18.

Selain itu digunakan pula Pendekatan Kasus (Case Approach) Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan telaah pada kasus-kasus yang berkaitan dengan isu hukum yang dihadapi oleh masyarakat pada saat ini. Kasus-kasus yang ditelaah merupakan kasus yang berkaitan dengan peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi bagi pihak yang tertunjuk, baik bagi ahli waris maupun orang ataupun badan hukum yang memerlukan akta kematian tersebut. Pendekatan

18Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang, 2008, hlm. 302.

(31)

18

Konseptual (Conceptual Approach). Pendekatan yang beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum19.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palembang dan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 kantor wilayah Sumbagsel I Kota Palembang.

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada informan yang berwenang mengenai permasalahan peranan akta kematian dalam hal hubungan atas nilai asuransi bagi pihak yang tertunjuk. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari beberapa bahan hukum, yaitu:

a) Bahan hukum primer, ialah bahan hukum yang mempunyai otoritas dan mengikat. Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah:

1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

2) undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. 3) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

4) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHperdata).

19

(32)

19

5) Peraturaan daerah Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

6) Syarat-syarat Umum Polis Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912. b) Bahan hukum sekunder, ialah bahan hukum yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah buku-buku tentang hukum khususnya mengenai hukum asuransi, hukum asuransi jiwa dan hukum pembuktian dalam perkara perdata.

c) Bahan hukum tersier, ialah bahan hukum yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder seperti dari kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan lain sebagainya. 5. Teknik Sampling

Dalam melakukan penelitian ini, data primer yang diperoleh dari pihak informan sebagai sample ditentukan secara Purposive/Judmental Sampling yaitu sample yang dipilih berdasarkan pertimbangan atau penelitian subjektif dari penelitian, jadi dalam hal ini peneliti menentukkan sendiri responden mana yang dianggap dapat mewakili populasi dalam penelitian ini20. Dalam arti penelitian ini memilih informan yang dianggap mempunyai keterkaitan langsung berdasarkan pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan permasalahan di dalam penelitian ini. Dalam hal ini sampel diperoleh dari Dinas Kependudukan dan

20

(33)

20

Pencatatan Sipil yang berdomisili di Kota Palembang dimana data yang diambil adalah jumlah penerbitan akta kematian dari tahun 2013-2014 sejak Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 diundangkan, dan dari Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 yang berdomisili di Kota Palembang data yang diambil adalah salah satu kasus klaim asuransi jiwa.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (library Research)

Data Kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari peraturaan perundang-undangan, buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian, dokumen resmi, publikasi, dan hasil dari penelitian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data lapangan yang diperlukan sebagai data penunjang yang diperoleh melalui informasi dari pihak yang terkait dan pendapat-pendapat dari responden yang ditentukan secara purposive sampling (ditentukan oleh peneliti berdasarkan kemauannya) dan atau random sampling (ditentukan oleh peneliti secara acak) seperti pengguna jasa asuransi jiwa, beberapa masyarakat pembuat akta kematian dan pejabat publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palembang yang berwenang dalam penerbitan akta kematian21.

21

(34)

21

7. Teknik Analisis Data

Setelah data yang berhubungan dengan objek penelitian telah dikumpulkan secara keseluruhan, maka data tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif, artinya data-data tersebut diuraikan secara sistematis dengan cara menghubungkan data yang satu dengan data yang lainnya. Dalam hal ini data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dihubungkan satu sama lainnya kemudian diolah secara menyeluruh untuk memperoleh kesimpulan yang utuh yang bersumber dari penelitian lapangan, wawancara, dan berbagai kepustakaan, sehingga akan dapat menjawab semua permasalahan yang ada.

8. Teknik Penarikan Kesimpulan.

Kesimpulan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian yang disusun sesuai dengan tujuan dari penelitian, hasil data dalam penelitian ini lalu akan ditarik kesimpulan secara induktif dan deduktif22.

Induktif adalah pengambilan kesimpulan dimulai dari pertanyaan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum, induktif tidak dimulai dari teori yang bersifat umum tetapi dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman empiris. Data dan fakta dari pengamatan empiris disusun, diolah, dikaji untuk kemudian ditarik maknanya dalam bentuk pertanyaan atau kesimpulan yang bersifat umum23. Dalam hal ini penulis menarik

22Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, Pustaka Setia, Bandung, 2008, hlm. 93. 23

(35)

22

kesimpulan dari data primer yang secara khusus penulis teliti dilapangan yang terjadi saat ini kemudian hasil penelitian ini nanti akan ditarik kesimpulan secara umum.

Deduktif adalah menarik suatu kesimpulan dimulai dari pertanyaan umum menuju pertanyaan-pertanyaan khusus dengan menggunakan penalaran secara rasional24. Dalam hal ini penulis menarik kesimpulan dari data sekunder yang secara umum penulis teliti dari berbagai sumber kepustakaan seperti, Kitab Undang-undang Hukum perdata, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang perasuransian, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan dan sebagainya kemudian hasil dari penelitian ini nantinya akan disimpulkan dengan pernyataan-pernyataan yang hanya berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini

24

(36)

87

Daftar Pustaka

A. Buku-buku.

Ahmad Saebani, Beni. 2008. Metode Penelitian Hukum. Bandung: Pustaka Setia. Ali, Zainudin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Ashshofa, Burhan. 2013. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Asnawi, M. Natsir. 2013. Hukum Pembuktian Perkara Perdata di Indonesia, Yogyakarta: UII Press.

Ayat, Safri. 1996. Kamus Praktis Asuransi. Jakarta: Erlangga.

H.R, Ridwan. 2006. Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Harahap, M. Yahya, 2010. Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan,

Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika.

Hartono, Sri Rejeki. 1992. Hukum Asuransi Dan Perusahaan Asuransi. Jakarta: PT Sinar Grafika

HS, Salim. 2010. Perkembangan teori dalam ilmu hukum, cetakan 1, Jakarta: Rajawali Pers.

Ibrahim, Johnny. 2008. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia Publishing.

Julianto, James. 2013. Surat berharga. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Kansil, C.S.T dan S.T.Kansil, Christine. 2013. Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indoensia, Jakarta: Sinar Grafika.

Manan, Abdul, 2006. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta: Kencana.

Muhammad, Abdulkadir. 2011. Hukum Asuransi Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Nitisusastro, Mulyadi. 2013. Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia. Bandung: Alfabeta.

(37)

88

Prakoso, Djoko. 2004. Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Rastuti, Tuti. 2011. Aspek Hukum Perjanjian Asuransi. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Sastrawidjaja, Man. Suparman. 1997. Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat

Berharga, Bandung: PT. Alumni.

Sasangka, Hari. 2005. Hukum Pembuktian Dalam Perkara Perdata, Jember: CV. Mandar Maju

Sembiring, Sentosa. 2014. Hukum Asuransi, Nuansa Aulia, Bandung: Nuansa Aulia. Subekti, R. dan Tjitrosudibio. 2009. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta:

Pradnya Paramita.

Syahran, Riduan. 1991. Himpunan Peraturaan Hukum Acara Perdata Indonesia. Bandung: Alumni.

B. Peraturaan Perundang-Undangan.

Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010.

Peraturaan Daerah Kota Palembang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

C. Sumber-sumber lainnya.

Arsip Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palembang, Tahun 2014. Arsip Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, Tahun 2014.

Laporan Jumlah Penduduk dari Badan Pusat Statistik Kota Palembang, Tahun 2010. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&n otab=1, diakses tanggal 9 Januari 2015. Pukul. 18.13 WIB.

(38)

89

http://palembangkota.bps.go.id/site/content/id/100, Laju pertumbuhan ekonomi, diakses pada tanggal 16 April 2015, Pukul 19:45 WIB.

http://www.bumiputera.com/, diakses 6 April 2015, Pukul 16:10 WIB. Jumlah penduduk menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2010.

Wawancara dengan Sarah selaku Kasi Kelahiran dan Kematian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palembang tanggal 24 April 2015.

Wawancara dengan Masnila Selaku Kasi Dokumentasi dan Pelayanan Pengaduan Masyarakat Dinas Kependudukan Kota Palembang tanggal 24 April 2015. Wawancara dengan Poppy Lubis, selaku Public Relation di Asuransi Jiwa Bersama

Bumiputera 1912 Kota Palembang tanggal 7 Mei 2015.

Wawancara dengan Wahyudi Sumedi, Selaku Kepala Kantor Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Wilayah Sumbagsel I Kota Palembang tanggal 7 Mei 2015. Wawancara dengan Salah Satu Pengguna Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912

Referensi

Dokumen terkait

Dari pemanasan sampel hasil presipitasi larutan dengan pH 11 diperoleh pula informasi bahwa molekul air, dapat berada pada permukaan kristal maupun terperangkap

Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, Undang-undang Nomor 23 Tahun

Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan sekitar 15% dari kalori yang

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009). Sedangkan proses

Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan eksportir pengguna SKA (Surat Keterangan

Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rata-rata, dengan tujuan mengetahui perkembangan masing-masing variabel pada perusahaan perbankan yang listing

Artinya dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen yakni Arus Kas Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yakni Harga

Rasa saling percaya yang bahkan terkadang tidak bisa terbentuk pada orang-orang yang saling mengenal di dunia nyata ini ternyata dapat terbentuk dari interaksi yang terjadi