• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Murmur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Definisi Murmur"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Definisi murmur 

Definisi murmur 

Bunyi jantung abnormal, atau

Bunyi jantung abnormal, atau murmurmurmur( bising jantung ) biasanya ( tetapi tidak selalu )( bising jantung ) biasanya ( tetapi tidak selalu )  berkaitan

 berkaitan dengan dengan penyakit penyakit jantung. jantung. Murmur Murmur yang yang tidak tidak berkaitan berkaitan dengan dengan patologi patologi jantung,jantung, yang disebut

yang disebutmurmur fungsionalmurmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang berusia muda., lebih sering dijumpai pada orang berusia muda. Dalam keadaan normal darah mengalir secara

Dalam keadaan normal darah mengalir secara laminar laminar ; yaitu, cairan mengalir dengan mulus; yaitu, cairan mengalir dengan mulus

dalam lapisan-lapisan yang berdampingan satu sama lain. Namun, apabila aliran darah dalam lapisan-lapisan yang berdampingan satu sama lain. Namun, apabila aliran darah menjadi turbulen ( bergolak ), dapat terdengar bunyi. Bunyi abnormal tersebut disebabkan menjadi turbulen ( bergolak ), dapat terdengar bunyi. Bunyi abnormal tersebut disebabkan oleh getaran yang terbentuk di struktur-struktur di sekitar aliran

oleh getaran yang terbentuk di struktur-struktur di sekitar aliran yang bergolak tersebut.yang bergolak tersebut. Bising jantung (cardiac murmur) timbul akibat aliran turbulen dalam bilik (dinding jantung) Bising jantung (cardiac murmur) timbul akibat aliran turbulen dalam bilik (dinding jantung) dan pembuluh darah jantung, sumbatan terhadap aliran atau adanya aliran dari diameter kecil dan pembuluh darah jantung, sumbatan terhadap aliran atau adanya aliran dari diameter kecil ke diameter yang lebih besar. Aliran turbulen ini terjadi

ke diameter yang lebih besar. Aliran turbulen ini terjadi bila melalui struktur yang abnormalbila melalui struktur yang abnormal (penyempitan lubang katup, insufisiensi katup,atau dilatasi segmen arteri), atau akibat ali (penyempitan lubang katup, insufisiensi katup,atau dilatasi segmen arteri), atau akibat ali ranran darah yang cepat sekali melalui st

darah yang cepat sekali melalui struktur yang normal, atau akibat aliran darah balik yangruktur yang normal, atau akibat aliran darah balik yang abnormal (regurgitasi)

abnormal (regurgitasi)

Turbulensi menyebabkan arus berlawanan (eddies)

Turbulensi menyebabkan arus berlawanan (eddies) yang memukul dinding dan menimbulkanyang memukul dinding dan menimbulkan getaran yang didengar pemeriksa sebagai bising. Bising dapat pula timbul bila sejumla

getaran yang didengar pemeriksa sebagai bising. Bising dapat pula timbul bila sejumla h besar h besar  darah mengalir melalui lubang normal. Dalam keadaan ini lubang normal relatif stenotik  darah mengalir melalui lubang normal. Dalam keadaan ini lubang normal relatif stenotik  untuk volume yang bertambah itu.

untuk volume yang bertambah itu. Bising jantung digambarkan menurut: Bising jantung digambarkan menurut: 1. Waktu relatifnya terhadap siklus jantung 1. Waktu relatifnya terhadap siklus jantung 2. Intensitasnya

2. Intensitasnya

3. Lokasi atau daerah tempat bunyi itu terdengar paling keras dan 3. Lokasi atau daerah tempat bunyi itu terdengar paling keras dan 4. Sifat-sifatnya 4. Sifat-sifatnya

Macam murmur 

Macam murmur 

1. 1. SystolicSystolic

Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung I dan II ( lub-murmur-dup, lub-murmur-dup Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung I dan II ( lub-murmur-dup, lub-murmur-dup )

) sesudah bunyi jantung Isesudah bunyi jantung I mengisyaratkanmengisyaratkan murmur sistolik murmur sistolik .. Bising sistolik dianggap sebagaiBising sistolik dianggap sebagai

 bising

 bising ejeksi, yaitu ejeksi, yaitu bising selama bising selama mid-diastolik sesudah mid-diastolik sesudah fase awal fase awal kontraksi isovolumetrik, atau kontraksi isovolumetrik, atau bisabisa

 juga dianggap s

 juga dianggap sebagai bising ebagai bising insufisiensi yang insufisiensi yang terjadi pada sterjadi pada seluruh sistolik.eluruh sistolik.

Macam murmur sistolik, yaitu : Macam murmur sistolik, yaitu :

 Tipe pansistolik ( pansystolic ) : timbul akibat aliran balik yang melalui bagianTipe pansistolik ( pansystolic ) : timbul akibat aliran balik yang melalui bagian

 jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase sistolik, misal : pada insufisiensi  jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase sistolik, misal : pada insufisiensi

mitral. mitral.

 Bising holosistolik (Tipe pansistolik)Bising holosistolik (Tipe pansistolik)

Timbul sebagai akibat aliran yang melalui bagian jantung yang masih terbuka Timbul sebagai akibat aliran yang melalui bagian jantung yang masih terbuka

(seharusnya dalam keadaan tertutup pada kontraksi jantung) dan mengisi seluruh fase (seharusnya dalam keadaan tertutup pada kontraksi jantung) dan mengisi seluruh fase sistolik. Bising dimulai bersamaan dengan bunyi jantung I, terdengar sepanjang fase sistolik. Bising dimulai bersamaan dengan bunyi jantung I, terdengar sepanjang fase sistolik dan berhenti bersamaan dengan bunyi jantung II, terdapat pada defek septum sistolik dan berhenti bersamaan dengan bunyi jantung II, terdapat pada defek septum ventrikel, insufisiensi mitral, atau insufisiensi trikuspid.

(2)

 Bising sistolik dini

Bising mulai terdengar bersamaan dengan bunyi jantung I dekresendo, dan berhenti sebelum bunyi jantung II; bising ini terdapat pada defek septum ventrikel kecil,  biasanya jenis muskular.

 Bising ejeksi sistolik (ejection systolic)

Timbul akibat aliran darah yang dipompakan melalui bagian yang menyempit dan mengisis sebagian fase sistolik. Misalnya pada stenosis aorta, dimana bising tersebut mempunyai punctum maximum di daerah aorta dan mungkin menjalar ke apeks kordis. Bising dimulai setelah bunyi jantung I, bersifat kresendo-dekresendo, dan  berhenti sebelum bunyi jantung II; bising ini terdapat pada bising inosen, bising

fungsional, stenosis pulmonal atau stenosis aorta, defek septum atrium, at au tetralogi fallot.

 Bising sitolik akhir 

Bising mulai setelah pertengahan fase sistolik, kresendo, dan berhenti bersama dengan  bunyi jantung II; terdapat pada insufisiensi mitral kecil dan prolaps katup mitral.

2. Diastolic

Jika terjadi antara bunyi jantung II dan I ( lub-dup-murmur, lub-dup-murmur ) sesudah BJ II merupakan murmur diastolik . Macam-macam murmur diastolik, yaitu :

 Early diastolic : terdengar segera sesudah bunyi jantung II. Apabila bising ini

terutama terdengar di daerah basal jantung, mungkin sekali disebabkan insufisisensi aorta timbul akibat aliran balik pada katup aorta. Bising mulai bersamaan dengan  bunyi jantung II, dekresendo, dan berhenti sebelum bunyi jantung I; terdapat pada

insufisiensi aorta atau insufisiensi pulmonal.

 Mid-diastolic : terdengar pada pertengahan fase diastolic. Terjadi akibat aliran darah

 berlebih (stenosis relatif katup mitral atau trikuspid), misalnya pada defek septum ventrikel besar, duktus ateriosus persisten yang besar, defek septum atrium besar, insufisiensi mitral/ trikuspid berat. Terdengar kurang lebih pada pertengahan fase diastolik. Bila terdengar dengan punctum maximum di apeks, menunjukkan adanya stenosis mitral.

 Pre-systolic : Dimulai pada pertengahan fase diastolik, kresendo dan berakhir 

 bersamaan dengan bunyi jantung I (terdengar pada akhir fase distolik, tepat sebelum  bunyi jantung I). Bising jantung tersebut terdapat pada stenosis mitral organik dengan  punctum maximum-nya biasanya di apeks kordis.

Bunyi murmur menandakan apakah murmur tersebut bersifat stenotik ( bunyi siulan ) atau insufisien ( bunyi derik ).

(3)

a. Bising Kontinu

Bising ini dimulai setelah bunyi jantung I, bersifat krescendo, mencapai puncaknya  pada bunyi jantung II kemudian dekresendo dan berhenti sebelum bunyi jantung I  berikutnya; terdapat pada duktus arteriosus persisten, fistula, atau pirau ekstrakardial

lainnya.

 b. Bising to and fro

Merupakan kombinasi bising ejeksi sistolik dan bising diastolik dini; terdapat pada kombinasi stenosis aorta dan insufisiensi aorta, stenosis pulmonal dan insufisiensi  pulmonal.

Pada penjalaran bising yang dicari ialah ke arah mana bisi ng paling baik dijalarkan. Bising mitral biasanya menjalar baik ke lateral/aksila, bising pulmonal ke sepanjang tepi kiri sternum, dan bising aorta ke apeks dan daerah karotis.

 Nada dan kualitas bising sebaiknya juga diperhatikan. Bising dengan nada rendah (low  pitched) pada umumnya berkualitas kasar (rumblling quality), bising dengan nada tinggi

(high pitched) kadang-kadang juga berkualitas seperti bunyi tiupan. Kadang-kadang bising  jantung sedemikian nyaringnya sehingga terdengar seperti musik. Bising semacam ini disebut

sea-gull (elang laut) murmur.

Derajat Intensitas Murmur ( Bising Jantung ) :

 Derajat 1 : bising yang sangat lemah

 Derajat 2 : bising yang lemah tetapi mudah terdengar 

 Derajat 3 : bising agak keras tetapi tidak disertai getaran bising  Derajat 4 : bising cukup keras dan disertai getaran bising

 Derajat 5 : bising sangat keras yang tetap terdengar bila stetoskop ditempelkan

sebagian saja pada dinding dada

 Derajat 6 : bising paling keras dan tetap terdengar meskipun stetoskop diangkat dari

dinding dada

MURMUR JANTUNG yang DISEBABKAN oleh KELAINAN KATUP

 Murmur pada Stenosis Aorta

Pada stenosis aorta darah disemburkan dari ventrikel kiri melalui sebuah lubang yang sempit di katup aorta. Akibat tahanan terhadap semburan, kadang2 tekanan dalam ventrikel kiri meningkat sampai setinggi 300 mmHg, sedangkan tekanan di aorta tetap normal. Jadi, terbentuk pengaruh pipa semprot yang terjadi selama sistol, dengan darah yang disemburkan dengan kecepatan sangat tinggi melalui lubang kecil di

katup. Keadaan ini menyebabkan turbulensi hebat pada darah di pangkal Aorta. Darah turbulen yang mengenai dinding aorta menimbulkan getaran yang hebat, dan murmur  yang keras dihantarkan sepanjang Aorta bagian atas dan bahkan ke dalam arteri-art eri

(4)

 besar di leher. Suara ini kasar dan pada stenosis berat kadang-kadang demikian kerasnya sehingga dapat terdengar beberapa kaki dari pasien.

 Murmur pada Regurgitasi Katup Aorta

Pada regurgitasi Aorta tidak terdengar selama sistol, tetapi selama diastole, darah mengalir balik dari Aorta ke Ventrikel kiri, menimbulkan murmur”seperti suara

meniup”. Yang relative bernada tinggi dan mendesis, serta terdengar secara maksimal diatas ventrikel kiri. Murmur ini disebabkan oleh darh turbulen yang menyembur   balik dengan darah yang telah berada dalam ventrikel kiri.

Murmur pada Regurgitasi Katup Mitral

Pada regurgitasi mitral, darah mengalir balik melalui katup mitral ke dalam atrium kiri selama sistol. Keadaan ini juga menimbulkan suara “seperti tiupan” berfrekuensi tinggi dan mendesis yang serupa dengan regurgitasi katup aorta, dan terutama

dihantarkan keras ke atrium kiri. Namun atrium kiri terletak dalam sekali di rongga dada sehingga sukar sekali untuk mendengar suara ini tepat diatas atrium. Akibatnya, suara pada regurgitasi mitral dihantarkan ke dinding dada terutama melalui ventrikel kiri, dan biasanya terdengar paling baik di apek jantung.

 Murmur pada Stenosis Katup Mitral

Pada stenosis katup mitral, darah mengalir susah payah melalui katup mitral yang mengalami stenosis dari atrium kiri ke ventrikel kiri, dank arena tekanan dalam atrium kiri jarang meningkat diatas 30 mmHg kecuali untuk jangka waktu pendek, selisih dari tekanan yang besar yang mendorong darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri tidak   pernah terjadi. Akibatnya bunyi abnormal yang terdengar pada stenosis katup mitral  biasanya lemah dan dengan frekuensi sangat rendah sehingga sebagian besar spectrum

suara berada di bawah frekuensi terendah dari pendengaran manusia.

Selama bagian awal diastol, ventrikel mengandung sedikit sekali darah dan dindingnya demikian lunak sehingga darah tidak memantul bolak balik diantara

dinding-dinding ventrikel. Karena alas an ini, bahkan pada stenosis katup mitral yang hebat sekalipun, sama sekali tidak terdengar murmur selama sepertiga awal diastole. Kemudian, setelah sepertiga awal diastole berlalu ventrikel sudah cukup teregang sehingga darah dipantulkan bolak-balik, dan seringkali mulai terjadi murmur yang  bergemuruh rendah. Pada stenosis ringan, murmur hanya berlangsung selama separuh  pertama pada bagian kedua dari ketiga bagian diastole, tetapi pada stenosis berat,

murmur bias lebih awal dan menetap selama sisa diastole.

IKHTISAR PENEMUAN AUSKULTASI pada BEBERAPA

KELAINAN JANTUNG:

A. Bising Inosen

Bising inosen adalah bising yang tidak berhubungan dengan kelainan organik atau kelainan struktural jantung. Bising ini sering sekali ditemukan pada anak normal; pada lebih dari 75% anak normal pada suatu saat dapat ditemukan bising inosen. Bising ini dibedakan dari bising fungsional, yaitu bising akibat hiperaktivitas fungsi jantung, misalnya pada anemia atau tirotoksikosis.

(5)

1. Hampir selalu berupa bising ejeksi sistolik, kecuali dengan vena (venous hum) dan  bising a. Mamaria (mammary soufle) yang bersifat bising kontinu

2. Berderajat 3/6 atau kurang, sehingga tidak disertai getaran bising

3. Penjalarannya terbatas, meskipun kadang-kadang dapat terdengar pada daerah luas di  prekordium

4. Cenderung berubah intensitasnya dengan perubahan posisi; biasanya bisi ng ini terdengar lebih baik bila pasien terlentang dan menghilang atau melemah bila pasien duduk, kecuali pada dengung vena yang justru baru dapat terdengar bila pasien duduk  5. Tidak berhubungan dengan kelainan struktural jantung

B. Defek Septum Atrium

Pada defek septum atrium bunyi jantungI normal, atau mengeras bila defek besar. Bunyi  jantung II terdengar terpecah lebar dan menetap (wide and fixed split). Beban volume  jantung kanan akibat pirau dari atrium kiri ke atrium kanan menyebabkan waktu ejeksi

ventrikel kanan memanjang, sehingga bunyi jantung II terpecah lebar. Variasi akibat  pernafasan tidak terjadi, karena setiap perubahan volume di atrium kanan akan

diimbangi oleh perubahan besarnya pirau dari atrium kiri ke atrium kanan.

C. Defek septum ventrikel

Pada defek septum ventrikel tanpak komplikasi, bunyi jantung I dan II normal. Bunyi  jantung III dapat terdengar cukup keras apabila terdapat dilatasi ventrikel. Bising yang

khas aialah bising pansistolik di sela iga ke-3 dan ke-4 tepi kiri sternum yang menjalar  ke sepanjang tepi kiri sternum. Biasanya makin kecil defek makin keras bis ing yang terdengar, karena arus turbulen lebih nyata. Kebanyakan bising bersifat meniup, bernada tinggi, berderajat 3/6 samapi 6/6. Pada defek septum muskular yang kecil, bising

mungkin hanya terdengar pada awal fase sistolik oleh karena kontraksi miokardium akan menutup defek. Pada defek septum ventrikel besar sering terdengar bising mid-diastolik  di apeks akibat stenosis mitral relatif. Karena resistensi vaskular paru yang masih tinggi, maka pada bayi baru lahir dengan defek septum ventrikel belum terdengar bising. Bising  baru terdengar bila resistensi vaskular paru telah menurun (menurun 2-6 minggu).

D. Duktus Arteriosus Persisten

Pirau dari aorta ke a. Pulmonalis menyebabkan terjadinya bising kontinu di sela iga ke-2 tepi kiri sternum yang menjalar ke daerah infraklavikular, daerah karotis, bahkan sampai ke punggung. Bunyi jantung I dan II biasanya normal, meskipun bunyi jantung II sulit diidentifikasi karena tertutup oleh puncak bising. Pada bayi baru lahir, karena resistensi vaskuler paru yang masih tinggi, sering hanya terdengar bising sistolik. Bising mid-diastolik di apeks juga dapat terdengar bila pirau kiri ke kanan besar.

(6)

E. Stenosis pulmonal

Bunyi jantung I normal, bunyi jantung II terpecah agak lebar dan lemah, bahkan pada stenosis berat bunyi jantung II terdengar tunggal karena P2 tidak terdengar. Bising ejeksi sitolik terdengar di sela iga ke-2 di tepi kiri sternum. Pada stenosis pulmonal valvular  sering terdengar klik; bunyi abnormal ini tidak terdengar pada stenosis infundibular atau stenosis valvular berat. Makin berat stenosisnya, makin lemah P2 dan makin panjang  bising yang terdengar, sampai mungkin menempati seluruh fase sistolik.

F. Tetralogi fallot

Karakteristik bunyi dan bising jantung pada tetralogi fallot mirip dengan bunyi dan  bising jantung pada stenosis pulmonal, tetapi makin berat stenosisnya makin lemah

 bising yang terdengar, karena lebih banyak dialihkan ke ventrikel kiri dan aorta dari pada ke a. Pulmonalis. Pada tetralogi fallot dapat terdengar klik sistolik akibat dilatasi aorta.

G. Stenosis aorta

Pada stenosis aorta berat dapat terjadi reversed splitting, artinya A2 mendahului P2 dan terdengar lebih jelas pada saat ekspirasi. Bising yang terdengar ialah bising ejeksi

sistolik di sela iga ke-2 tepi kanan atau tepi sternum dan menjalar dengan baik ke apeks dan daerah karotis, biasanya disertai getaran bising. Pada stenosis valvular terdengar klik  yang mendahului bising.

H. Insufisiensi pulmonal

Pada insufisiensi pulmonal bising diastolik dini terdengar akibat regurgitasi darah dari a. Pulmonalis ke ventrikel kanan pada saat diastole. Bising terdengar di sela iga ke-2 tepi kiri sternum. Bising diastolik dini pada insufisiensi pulmonal yang menyertai hipertensi  pulmonal berat disebut bising graham steele, bunyi jantung II biasanya mengeras dengan

split sempit.

I. Insufisiensi aorta

Karakteristik bising pada insufisiensi aorta mirip dengan bising pada insufisiensi  pulmonal, dengan nada yang kadang-kadang sangat tinggi hingga baru terdengar jelas

apabila membran stetoskop ditekan cukup keras pada dinding dada. Pada insufisiensi aorta berat dapat terdengar bising mid-diastolik di apeks yang disebut bising Austin-Flint.

J. Insufisiensi mitral

Insufisiensi mitral lebih sering merupakan gejala sisa penyakit jantung reumatik. Pada insufisiensi ringan bunyi jantung I normal, sedangkan pada insufisiensi berat bunyi

(7)

 jantung I melemah. Bising yang khas ialah bising pansistolik bersifat meniup, terdengar   paling keras di apeks yang menjalar ke aksila dan mengeras bila pasien miring ke kiri.

Derajat bising dari 3/6 samapai 6/6. Pada insufisiensi b erat dapat terdengar bising mid-diastolik bernada rendah di apeks. Pada valvulitis mitral akibat demam reumat ik akut  bising jantung yang sering terdengar ialah kombinasi bising pansistolik dan mid diastolik 

di daerah apeks (disebut bising carrey-coombs).

K. Stenosis mitral

Bunyi jantung I pada stenosis mitral organik sangat mengeras, bunyi jantung II dapat normal atau terpecah sempit dengan P2 keras bila sudah terjadi hipertensi pulmonal. Bising yang khas ialah bising mid-diastolik dengan aksentuasi presistolik (bisi ng  presistolik) bernada rendah, berkualitas rumbling seperti suara guntur, dan terdengar   paling baik di apeks.

L. Prolaps katup mitral

Bunyi jantung I dan II pada pasien prolaps katup mitral biasanya normal. Bising yang terdengar adalah bising sistolik akhir, mirip dengan bising pada insufisiensi mitral

ringan, dan biasanya didahului oleh klik sistolik, oleh karena itu kelainan ini disebut juga click murmur syndrome. Pada sebagian kasus hanya dapat ditemukan klik sedangkan  bising tidak terdengar. Prolaps katup mitral lebih sering terdapat pada wanita remaja,

atau dewasa muda, dan pada sebagian besar kasus eti ologinya tidak diketahui.

M. Bunyi Gesekan Perikard (Pericardial Friction Rub)

Bunyi gesekan perikard terdengar baik pada fase sistolik maupun fase dia stolik, terdengar seolah-olah dekat di telinga pemeriksa dan makin jelas bila diafragma stetoskop ditekan lebih kuat di dinding dada. Intensitas bunyi ini bervariasi pada fase siklus jantung. Keadaan ini dapat terdengar pada perikarditis, terutama pada perikarditis tuberkulosa dan perikarditis reumatik. Suara sejenis yang bervariasi dengan siklus

 pernapasan disebut friksi pleuroperikardial; keadaan ini lebih sering berarti normal, akibat dekatnya jantung dengan paru, akan tetapi mungkin pula menunjukkan

(8)

A. Presystolic murmur 

• Mitral/Tricuspid stenosis B. Mitral/Tricuspid regurg.

C. Aortic ejection murmur 

D. Pulmonic stenosis (spilling through S20 E. Aortic/Pulm. diastolic murmur 

F. Mitral stenosis w/ Opening snap G. Mid-diastolic inflow murmur  H. Continuous murmur of PDA

Referensi

Dokumen terkait

 Steady narrow band noise, bising dari sebagian besar energi bunyi yang terpusat pada beberapa frekuensi saja, contoh gergaji bundar..  Impact noise, kejutan singkat berulang,

Tiga kejadian mendasar yang terjadi dalam satu siklus jantung adalah (1) Kontraksi Ventrikel Kiri, (2) Relaksasi Ventrikel Kiri dan (3) Pengisian Ventrikel Kiri. Fase

Bunyi ini lembut saat kecepatan denyut jantung lambat karena ventrikel terisi penuh oleh darah dan daun-daun katup AV mengapung bersama sebelum sistolik..  Bunyi

Penyebab bunyi jantung s1 dan s2 Bunyi jantung s1 terjadi ketika katup trikuspid dan mitral menutup secara bersamaan ini diikuti oleh kontraksi ventrikel atau dikenal sebagai sistol