18
Universitas Kristen Petra
4. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Jenis Produk dan Proses Produksi
Proses produksi yang akan dijelaskan adalah proses produksi yang diamati selama pelaksanaan Tugas Akhir. Jenis produk pada departemen CLPP yang akan diteliti yaitu writing pad A4 dan A5. Writing pad A4 mempunyai ukuran 297 210 mm dan Writing pad A5 150 210 mm. Berikut akan dijelaskan proses produksi
writing pad A4 dan A5.
4.1.1. Proses Produksi Writing pad A4
Tiap 1 rol raw material isi dapat membuat 1140 biji writing pad A4. Peta proses operasi dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut merupakan penjelasan mengenai masing-masing proses untuk produk writing pad A4:
1. Cetak
Cetak adalah proses memberi gambar dengan bentuk garis-garis pada bahan baku. Pemberian garis-garis ini dengan menggunakan klise sebagai cetakan. Pada tahap ini bahan baku yang berupa kertas kosong yang berbentuk rol dicetak dengan menggunakan mesin cetak. Kertas rol yang sudah tercetak garis maka dengan otomatis terpotong menjadi 660 605 mm. Kertas yang sudah dicetak kemudian dihitung dan disortir.
2. Pemotongan Cover Belakang
Pemotongan cover belakang adalah memotong cover yang berukuran 675 720 mm menjadi 210 150 mm. Pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan mesin potong. Sekali potong ada 1000 lembar. Dalam 1000 lembar kertas cover belakang ukuran 675 720 mm ini akan menjadi 6000 lembar cover belakang dengan ukuran 297 210 mm. Setalah dipotong maka produk tersebut dibawa menuju proses hitung dan sortir untuk digabungkan dengan bagian isi.
19
Universitas Kristen Petra 3. Inspeksi
Pada tahap ini lembaran kertas yang sudah dicetak akan diinspeksi. Sebelum menginspeksi kertas akan dihitung secara manual dan dikelompokan tiap 50 lembar lalu akan diberi cover belakang oleh operator dan berfungsi menjadi pembatas tiap 50 lembar. Jadi untuk cover belakang writing pad A4 juga berfungsi sebagai pembatas. Setelah itu akan diinspeksi dengan melakukan pemilihan kertas yang jelek dan mengganti dengan yang bagus sesuai dengan jumlahnya. Dari proses inspeksi akan dibawa menuju pemotongan.
4. Pemotongan I
Pemotongan I adalah memotong kertas yang sudah dicetak dari ukuran 605 660 mm menjadi 221 300 mm. Awalnya berjumlah 1000 lembar 60.5 66 cm menjadi 6000 lembar ukuran 221 300 mm. Pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan mesin potong. Setalah dipotong maka produk tersebut dibawa menuju proses lem.
5. Lem dan Pengeringan
Proses lem adalah proses pemberian lem pada kertas yang sudah dipotong menjadi 221 300 mm. Pengeleman ini berjumlah 6000 lembar ukuran 221 300 mm. Satu bagian yang dilem akan dikeringkan dengan menggunakan hair dryer. Setelah dilem dan dikeringkan maka kertas akan dipisahkan lembarannya menggunakan silet.
6. Pemisahan Kertas Yang Sudah di Lem
Proses ini memisahkan antar tumpukan kertas yang sudah di lem dengan menggunakan silet. Satu tumpukan berisi 50 lembar dan ada 20 tumpukan. Setelah itu maka akan dibawa menuju proses pemasangan cover depan.
20
Universitas Kristen Petra 7. Pemasangan Cover Depan
Pemasangan cover depan memasang cover yang berisi ukuran, merk dan nama perusahaan. Setelah dipasang cover maka akan dipotong lagi. Pemasangan cover ini tiap 50 lembar dan 50 lembar ini akan menjadi 1 buah writing pad A4.
8. Pemotongan II
Pemotongan II ini merupakan pemotongan yang memotong writing pad dari ukuran 221 300 mm menjadi 210 297 mm. Setelah dipotong maka writing pad akan dibawah menuju proses packing. Sekali potong ada 120 buah writing pad A4.
9. Packing
Packing adalah proses pemasukan writing pad A4 kedalam kemasan plastik. Satu kemasan produk writing pad A4 berjumlah 12 buah untuk semua ukuran. Setelah dipacking akan dibawa menuju proses pengeboxan.
10. Box
Proses pengeboxan ini yaitu memasukan writing pad A4 yang sudah dikemas kedalam kertas kardus. Untuk ukuran writing pad A4 satu box berisi 6 kemasan plastik. Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan writing pad A4 dan produk siap dijual.
4.1.2. Proses Produksi Writing Pad A5
Tiap 1 rol raw material isi dapat membuat 1520 biji writing pad A5. Peta proses operasi dapat dilihat pada lampiran 1. Berikut merupakan penjelasan mengenai masing-masing proses untuk produk writing pad A5:
1. Cetak
Cetak adalah proses member gambar dengan bentuk garis-garis pada bahan baku. Pemberian garis-garis ini dengan menggunakan klise sebagai cetakan. Pada tahap ini bahan baku yang berupa kertas kosong yang berbentuk rol dicetak dengan
21
Universitas Kristen Petra menggunakan mesin cetak. Kertas rol yang sudah tercetak garis maka dengan otomatis terpotong menjadi 43 60.5 cm. Kertas yang sudah dicetak kemudian dihitung.
2. Pemotongan Cover Belakang
Pemotongan cover belakang adalah memotong cover yang berukuran 675 720 mm menjadi 403 605 mm. Pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan mesin potong. Sekali potong ada 1000 lembar. Setelah dipotong maka produk tersebut dibawa menuju proses hitung dan sortir untuk digabungkan dengan bagian isi.
3. Inspeksi
Pada tahap ini lembaran kertas yang sudah dicetak akan diinspeksi. Sebelum menginspeksi kertas akan dihitung secara manual dan dikelompokan tiap 50 lembar lalu akan diberi cover belakang oleh operator dan berfungsi menjadi pembatas tiap 50 lembar. Jadi untuk cover belakang writing pad A5 juga berfungsi sebagai pembatas. Setelah itu akan diinspeksi dengan melakukan pemilihan kertas yang jelek dan mengganti dengan yang bagus sesuai dengan jumlahnya. Dari proses inspeksi akan dibawa menuju pemotongan.
4. Pemotongan I
Pemotongan I adalah memotong kertas yang sudah dicetak dari ukuran 43.5 60.5 cm menjadi 21.5 60.5 cm. Pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan mesin potong. Sekali potong ada 1000 lembar kertas. Setelah dipotong maka produk tersebut dibawa menuju proses lem.
5. Lem dan Pengeringan
Proses lem adalah proses pemberian lem pada kertas yang sudah dipotong menjadi 21.5 60.5 cm. Satu bagian yang dilem akan dikeringkan dengan
22
Universitas Kristen Petra menggunakan hair dryer. Setelah dilem dan dikeringkan maka kertas akan dipisahkan menggunakan silet.
6. Pemisahan Kertas Yang Sudah di Lem
Proses ini memisahkan antar tumpukan kertas yang sudah di lem dengan menggunakan silet. Satu tumpukan berisi 50 lembar dan ada 20 tumpukan. Setelah itu maka akan dibawa menuju proses pemasangan cover depan.
7. Pemotongan II
Pemotongan II ini merupakan pemotongan yang memotong writing pad dari ukuran 21.5 60.5 cm menjadi 21.5 30.25 cm. Setelah dipotong maka writing
pad akan dibawah menuju proses pemasangan cover depan.
8. Pemasangan Cover Depan
Pemasangan cover depan memasang cover yang berisi ukuran, merk dan nama perusahaan. Tiap ukuran writing pad mempunyai besar cover yang berbeda-beda sesuai dengan ukurannya masing-masing. Corak dari cover ini berwarna kuning. Setelah dipasang cover maka akan dipotong lagi.
9. Pemotongan III
Pemotongan III ini merupakan pemotongan yang memotong writing pad dari ukuran 21.5 30.25 cm menjadi 21 15 cm. Setelah dipotong maka writing pad akan dibawah menuju proses packing.
10. Packing
Packing adalah proses pemasukan writing pad kedalam kemasan plastik. Satu kemasan produk writing pad A5 berjumlah 12 buah untuk semua ukuran. Setelah dipacking akan dibawa menuju proses pengeboxan.
23
Universitas Kristen Petra 11. Box
Proses pengeboxan ini yaitu memasukan writing pad A5 yang sudah dikemas kedalam kertas kardus. Untuk ukuran writing pad A5 satu box berisi 12 kemasan plastik Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan writing pad A5 dan produk siap dijual.
4.2. Penentukan Waktu Siklus, Waktu Normal, Waktu Baku Dan Waktu Transportasi
Perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku proses dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. Berikut contoh perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku untuk proses cetak writing pad A4.
Tabel 4.1. Data Proses Mesin Cetak Writing Pad A4 Data ke- Waktu (detik) Data ke- Waktu (detik) Data ke- Waktu (detik) Data ke- Waktu (detik) Data ke- Waktu (detik) 1 2.87 8 2.91 15 2.93 22 2.86 29 2.97 2 2.85 9 2.97 16 2.89 23 2.96 30 2.97 3 2.91 10 2.86 17 2.92 24 2.92 31 2.9 4 2.95 11 2.92 18 2.91 25 2.95 32 2.91 5 2.94 12 2.89 19 2.87 26 2.9 33 2.93 6 2.88 13 2.9 20 2.89 27 2.88 34 2.89 7 2.88 14 2.91 21 2.95 28 2.85 35 2.95
24
Universitas Kristen Petra
Waktu (detik) P e rc e n t 3.00 2.95 2.90 2.85 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Mean >0.150 2.910 StDev 0.03502 N 35 KS 0.064 P-Value
Probability Plot of Waktu (detik)
Normal
Gambar 4.1. Grafik Uji Kenormalan Mesin Cetak Writing Pad A4
H0: data berdistribusi normal
H1: data tidak berdistribusi normal
p-value >0.150 α = 0.05
Kesimpulan: gagal tolak H0 data berdistribusi normal
Observation In d iv id u a l V a lu e 34 31 28 25 22 19 16 13 10 7 4 1 2.975 2.950 2.925 2.900 2.875 2.850 _ X=2.91 +2SL=2.9786 -2SL=2.8414
I Chart of Waktu (detik)
25
Universitas Kristen Petra Dari gambar di atas terlihat bahwa semua titik berada dalam batas kendali, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah seragam. Setelah itu akan dilakukan uji kecukupan data.
n > n’ data cukup
Waktu normal
Wn = x p = 2,91 x 1 = 2,91 detik
Waktu baku
Wb = = 2,91 x [100%/(100%-17%)] = 3,506 detik
Allowance yang digunakan pada mesin cetak tidak memakai breakdown
mesin karena pengambilan sampel hanya satu hari. Penentuan waktu transportasi sama dengan perhitungan waktu proses seperti perhitungan pada sub bab 4.2.1 pada proses yang manual. Penghitungan waktu transportasi dapat dilihat pada lampiran 5.
4.3. Value Stream Mapping
Value stream mapping dibagi menajadi dua yaitu value stream mapping A4
dan value stream mapping A5. Berikut penjelasan mengenai. value stream mapping A4 dan value stream mapping A5.
26
Universitas Kristen Petra
4.3.1. Value Stream Mapping Writing pad A4
Value stream mapping writing pad A4 dapat dibagi menjadi aliran informasi
dan aliran material. Berikut penjelasan dari aliran informasi dan aliran material
writing pad A4.
4.3.1.1. Aliran Informasi Writing pad A4
Pada value stream mapping writing pad dimulai dari customer memesan produk baik secara lisan ataupun tertulis dengan mengirimkan surat pesanan pada departemen marketing. Bagian marketing kemudian membuat SR-PRO (surat konfirmasi kepada customer yang berisi spesifikasi, harga dan ketersediaan barang serta cara pembayaran) dan mengiformasikannya pada customer. Jika customer setuju dengan SR-PRO maka akan terjadi transaksi, bila tidak maka customer akan merevisi sampai ada kesepakatan bersama.
Infomasi dari bagian marketing ini akan disampaikan pada bagian PPIC untuk mengecek apakah ada stock lama atau tidak. Jika terdapat stock lama dan spesifikasi serta jumlahnya sama dengan permintaan customer maka akan langsung dikirimkan. Jika tidak ada stock atau kurang maka bagian marketing akan membuat production
order. Production order ini digunakan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan.
Marketing menginformasikan production order pada bagian PPIC. PPIC akan menghitung ketersediaan bahan baku untuk produk yang akan dibuat dan membuat ramalan mengenai bahan baku. Jika perlu melakukan pembelian bahan baku, baik bahan baku utama maupun bahan pembantu akan diserahkan pada bagian purchasing.
Bagian purchasing akan melakukan pembelian bahan baku utama maupun bahan pembantu. Departemen purchasing memesan produk ke supplier. Supplier mengirimkan produknya ke PT. X dengan segera setelah departemen purchasing melakukan pemesanan sesuai dengan spesifikasi dari PPIC. Setelah bahan baku terpenuhi maka bagian PPIC memberika production order pada bagian produksi.
27
Universitas Kristen Petra
4.3.1.2. Aliran Material Writing pad A4
Material ini dimulai dari kedatangan bahan baku. Bahan baku ini berupa kertas dalam bentuk rol. Satu rol ini mempunya panjang 6000 m dan berat 234 kg. Sedangkan untuk bahan baku pembantu yang berupa cover depan dan cover belakang. Kemudian bagian Quality Assurance (QA) bertugas memeriksa kualitas material yang dipesan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kegagalan dalam produksi, apabila nantinya dalam pemeriksaan bahan baku ternyata material tidak sesuai standart yang ditentukan maka material tersebut dikembalikan lagi pada supplier.
Bagian produksi akan meminta bahan baku dari gudang raw material untuk persiapan produksi. Material yang datang akan dihitung dahulu, dicek kondisinya dan spesifikasinya apakah sesuai permintaan atau tidak.
Bahan baku writing pad A4 yang berupa kertas rol akan diproses dengan cara dicetak, pemotongan cover belakang, hitung dan sortir, pemotongan pertama, lem dan pengeringan, pemisahan lembaran, pemasangan cover depan, pemotongan kedua,
packing, box. Produk yang telah di packing akan disimpan di tempat penyimpanan
barang jadi. Bagian gudang barang jadi kemudian akan menghubungi bagian marketing untuk produk yang sudah selesai diproduksi. Bagian marketing kemudian akan membuat delivery order sesuadi dengan production order. Bagian marketing dan bagian gudang barang jadi akan berkoordinasi untuk melakukan pengiriman barang. Value stream mapping dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
28
Universitas Kristen Petra
PPIC Kantor Cetak Customer Marketing Kantor pusat I
Gudang bahan jadi Production
order Surat Pesanan
Purchasing Kantor pusat Supplier
I
Gudang bahan baku
Produksi Kantor Production order Stock produk jadi Delivery order
Inspeksi Pemotongan I Lem dan
pengeringan
Pemisahan Kertas
Pemasangan Cover Depan
Pemotongan II Packing Box
Pembelian bahan baku utama dan
pembantu Wb = 3330,7 dtk Jml operator = 1 Ws = 2764,5 dtk Wb = 29,44 dtk Jml operator = 1 Ws = 21.01 dtk Wb = 9054,64 dtk Jml operator = 1 Ws = 6691,8 dtk Wb = 1137,78 dtk Jml operator = 1 Ws = 811,965 dtk Wb = 9858,7 dtk Jml operator = 1 Ws = 7033,8 dtk Wb = 5025,58 dtk Jml operator = 1 Ws = 3781,38 dtk Wb = 44332,32 dtk Jml operator = 4 Ws = 33675,6 dtk Wb = 1141,08 dtk Jml operator = 1 Ws = 1007 dtk Wb =1067,4 dtk Jml operator = 1 Ws = 813,485 dtk Wb = 13366,31 dtk Jml operator = 1 Ws = 10089 dtk 3330,7 dtk 9054,64 dtk 1137,78 dtk 9858,7 dtk 5025,58 dtk 44332,32 dtk 1141,08 dtk 13366,31 dtk 1067,4 dtk
Value added time
= 88594.19 dtk Production lead time=95999,89dtk I I I 1 mesin Potong cover belakang I 82,63 dtk 279,5 dtk 276,24 dtk 443,94 dtk 298,2 dtk 1118,64 dtk 803.4 dtk 958,8 dtk 527,7 dtk 1408,47dtk 1208.18 dtk 29,44 dtk
29
Universitas Kristen Petra Dilihat dari stream mapping diatas value added activity sebesar 88.594,19 detik dan non value added activity sebesar 6.682,64 detik atau 7,543% dalam membuat bahan baku sebanyak satu rol. Value added activity merupakan semua proses yang membuat produk menjadi lebih bernilai. Value added activity terdiri dari proses cetak, pemotongan cover belakang, hitung dan sortir, pemotongan pertama, lem dan pengeringan, pemisahan lembaran, pemasangan cover depan, pemotongan kedua, packing, box. Sedangkan non value added activity merupakan proses yang tidak membawa perubahan pada suatu produk dan dapat menambah biaya. Non value
added activity terdiri dari inspeksi, transportasi bahan baku dan antar proses,
menunggu, dan penyimpanan.
4.3.2. Value Stream Mapping Writing pad A5
Value stream mapping writing pad A5 dapat dibagi menjadi aliran informasi
dan aliran material. Berikut penjelasan dari aliran informasi dan aliran material
writing pad A5.
4.3.2.1. Aliran Informasi Writing pad A5
Pada value stream mapping writing pad dimulai dari customer memesan produk baik secara lisan ataupun tertulis dengan mengirimkan surat pesanan pada departemen marketing. Bagian marketing kemudian membuat SR-PRO (surat konfirmasi kepada customer yang berisi spesifikasi, harga dan ketersediaan barang serta cara pembayaran) dan mengiformasikannya pada customer. Jika customer setuju dengan SR-PRO maka akan terjadi transaksi, bila tidak maka customer akan merevisi sampai ada kesepakatan bersama.
Infomasi dari bagian marketing ini akan disampaikan pada bagian PPIC untuk mengecek apakah ada stock lama atau tidak. Jika terdapat stock lama dan spesifikasi serta jumlahnya sama dengan permintaan customer maka akan langsung dikirimkan. Jika tidak ada stock atau kurang maka bagian marketing akan membuat production
30
Universitas Kristen Petra Marketing menginformasikan production order pada bagian PPIC. PPIC akan menghitung ketersediaan bahan baku untuk produk yang akan dibuat dan membuat ramalan mengenai bahan baku. Jika perlu melakukan pembelian bahan baku, baik bahan baku utama maupun bahan pembantu akan diserahkan pada bagian purchasing.
Bagian purchasing akan melakukan pembelian bahan baku utama maupun bahan pembantu. Departemen purchasing memesan produk ke supplier. Supplier mengirimkan produknya ke PT. X dengan segera setelah departemen purchasing melakukan pemesanan sesuai dengan spesifikasi dari PPIC. Setelah bahan baku terpenuhi maka bagian PPIC memberika production order pada bagian produksi.
4.3.2.2. Aliran Material Writing Pad A5
Material ini dimulai dari kedatangan bahan baku. Bahan baku ini berupa kertas dalam bentuk rol. Satu rol ini mempunya panjang 6000 m dan berat 234 kg. Sedangkan untuk bahan baku pembantu yang berupa cover depan dan cover belakang. Kemudian bagian Quality Assurance (QA) bertugas memeriksa kualitas material yang dipesan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kegagalan dalam produksi, apabila nantinya dalam pemeriksaan bahan baku ternyata material tidak sesuai standart yang ditentukan maka material tersebut dikembalikan lagi pada supplier.
Bagian produksi akan meminta bahan baku dari gudang raw material untuk persiapan produksi. Material yang datang akan dihitung dahulu, dicek kondisinya dan spesifikasinya apakah sesuai permintaan atau tidak.
Bahan baku writing pad A5 yang berupa kertas rol akan diproses dengan cara dicetak, pemotongan cover belakang, sortir dan hitung, pemotongan pertama, lem dan pengeringan, pemisahan lembaran, pemotongan kedua, pemasangan cover depan, pemotongan ketiga, packing, box. Produk yang telah dipacking akan disimpan di tempat penyimpanan barang jadi. Bagian gudang barang jadi kemudian akan menghubungi bagian marketing untuk produk yang sudah selesai diproduksi. Bagian marketing kemudian akan membuat delivery order sesuadi dengan production order. Bagian marketing dan bagian gudang barang jadi akan berkoordinasi untuk
31
Universitas Kristen Petra melakukan pengiriman barang. Value stream mapping dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
32
Universitas Kristen Petra
PPIC Kantor Cetak Customer Marketing Kantor pusat I
Gudang bahan jadi Production
order Surat Pesanan
Purchasing Kantor pusat Supplier
I
Gudang bahan baku
Produksi Kantor Production order Stock produk jadi Delivery order Pemotongan Cover Belakang
Inspeksi Pemotongan I Lem dan pengeringan
Pemisahan Kertas
Pemasangan Cover Depan
Pemotongan III Packing Box Pemotongan II Pembelian bahan baku utama dan pembantu Wb = 3327,28 dtk Jml operator = 1 Ws = 2761,65 dtk Wb = 2268,79 dtk Jml operator = 1 Ws = 1707,15 dtk Wb = 8143,59 dtk Jml operator = 1 Ws = 5810,2 dtk Wb = 556,58 dtk Jml operator = 1 Ws = 397,195 dtk Wb = 8946,3 dtk Jml operator = 1 Ws = 6612 dtk Wb = 393,5 dtk Jml operator = 1 Ws = 280,82 dtk Wb = 23081,2 dtk Jml operator = 4 Ws = 17533,2 dtk Wb = 578,14 dtk Jml operator = 1 Ws = 412,585 dtk Wb = 1189,57 dtk Jml operator = 1 Ws = 848,92 dtk Wb = 9924,46 dtk Jml operator = 1 Ws = 7491,035 dtk Wb = 643,34 dtk Jml operator = 1 Ws = 476,6815 dtk 3327,28 dtk
Value added time
= 59052,75 dtk Production lead time=66848,264 dtk I 8143,59 dtk 556,58 dtk 8946,3 dtk 393,5 dtk 2268,79 dtk 578,14 dtk 23081,2 dtk 1189,57 dtk 9924,46 dtk 643,34 dtk 1208.18 dtk 71,621 dtk 276,77 dtk 281,3 dtk 127,66 dtk 108,6 dtk 84,88 dtk 1121,5 dtk 1076,8 dtk 1089,2 dtk 596,773 dtk 1752,23 dtk I I I
33
Universitas Kristen Petra Dilihat dari stream mapping diatas value added activity sebesar 59.052,75 detik dan non value added activity sebesar 7.546,421 detik atau 12,78% dalam membuat bahan baku sebanyak satu rol. Value added activity merupakan semua proses yang membuat produk menjadi lebih bernilai. Value added activity terdiri dari proses cetak, pemotongan cover belakang, hitung dan sortir, pemotongan pertama, lem dan pengeringan, pemisahan lembaran, pemotongan kedua, pemasangan cover depan, pemotongan ketiga, packing, box. Sedangkan non value added activity merupakan proses yang tidak membawa perubahan pada suatu produk dan dapat menambah biaya. Non value added activity terdiri dari inspeksi, tranportasi bahan baku dan antar proses, menunggu, dan penyimpanan.
4.4. Identifikasi Waste
Ada tujuh jenis waste yaitu overproduction waste, waiting time,
transportation waste, inappropriate processing, unnecessary inventory, unnecessary motion, dan defect. Berikut merupakan waste yang ada pada perusahaan.
4.4.1. Overproduction Waste
Terjadinya overproduction disebabkan oleh fluktuasi permintaan yang memicu terjadinya waste yang lain seperti inventori. Pemborosan ini terjadi ketika perusahaan melakukan produksi melebihi jumlah production order sehingga terjadi
stock di gudang FG(finished good). Production order merupakan surat dari bagian
PPIC untuk memproduksi barang dengan jumlah tertentu. Perhitungan
overproduction writing pad A4 dan writing pad A5 untuk bulan Februari 2010 dan
34
Universitas Kristen Petra Tabel 4.2. Data Overproduction Writing Pad A4 Pada Bulan Februari 2010
Tanggal Produksi Jumlah Produksi (lusin) Tanggal Production order Jumlah Production order (lusin) Overproduction per bulan (lusin) 11 Februari 2010 216 2 Februari 2010 600 552 12 Februari 2010 288 13 Februari 2010 12 22 Februari 2010 48 23 Februari 2010 204 24 Februari 2010 144 25 Februari 2010 120 27 Februari 2010 120
Jumlah Produksi 1152 Jumlah Demand 600
Tabel 4.3. Data Overproduction Writing Pad A4 Pada Bulan Maret 2010 Tanggal Produksi Jumlah Produksi (lusin) Tanggal Production order Jumlah Production order (lusin) Overproduction per bulan (lusin) 19 Maret 2010 24 2 Maret 2010 300 -372 22 Maret 2010 156 15 Maret 2010 600 23 Maret 2010 156 24 Maret 2010 96 25 Maret 2010 96
35
Universitas Kristen Petra Tabel 4.4. Jumlah Data Overproduction Writing pad A4 Pada Bulan Februari 2010
dan Maret 2010 Bulan Produksi Jumlah
Produksi (lusin) Tanggal Production order Jumlah Production order (lusin) Overproduction (lusin) Februari 2010 1152 2 Februari 2010 600 180 Maret 2010 528 2 Maret 2010 900 Jumlah 1680 Jumlah 1500
Pada tabel 4.1 diatas diketahui pada bulan Februari 2010 terjadi
overproduction sebesar 552 buah. Sedangkan pada tabel 4.2 diketahui pada bulan
Maret 2010 tidak terjadi overproduction melainkan pada bulan Maret 2010 jumlah
production order lebih besar dari jumlah produksi dengan selisih sebesar 372. Jika
dilihat dari dua bulan yaitu Februari 2010 dan Maret 2010 maka terjadi
overproduction sebesar 180.
Tabel 4.5. Data Overproduction Writing pad A5 Pada Bulan Februari 2010 Tanggal Jumlah Produksi (lusin) Tanggal Jumlah Produksi (lusin) Overproduction per Bulan (lusin) 2 Februari 2010 60 2 Februari 2010 1200 160 3 Februari 2010 48 4 Februari 2010 60 5 Februari 2010 152 6 Februari 2010 204 8 Februari 2010 240 9 Februari 2010 300 10 Februari 2010 296
36
Universitas Kristen Petra Tabel 4.6. Data Overproduction Writing pad A5 Pada Bulan Maret 2010
Tanggal Produksi Jumlah Produksi (lusin) Tanggal Pemesanan Jumlah Demand (lusin) Overproduction per Bulan (lusin) 6 Maret 2010 180 2 Maret 2010 600 -289 8 Maret 2010 180 15 Maret 2010 1200 9 Maret 2010 72 19 Maret 2010 300 12 Maret 2010 88 19 Maret 2010 150 20 Maret 2010 408 22 Maret 2010 85 26 Maret 2010 288 27 Maret 2010 288 30 Maret 2010 72
Jumlah Produksi 1811 Jumlah Demand 2100
Tabel 4.7. Jumlah Data Overproduction Writing pad A4 Pada Bulan Februari 2010 dan Maret 2010
Bulan Produksi Jumlah Produksi (lusin) Tanggal Production order Jumlah Production order (lusin) Overproduction (lusin) Februari 2010 1360 2 Februari 2010 1200 -129 Maret 2010 1811 2 Maret 2010 600 15 Maret 2010 1200 19 Maret 2010 300 Jumlah 3171 Jumlah 3000
37
Universitas Kristen Petra Pada tabel 4.4 diatas diketahui pada bulan Februari 2010 terjadi
overproduction sebesar 160 buah. Sedangkan pada tabel 4.5 diketahui pada bulan
Maret 2010 tidak terjadi overproduction melainkan pada bulan Maret 2010 jumlah
production order lebih besar dari jumlah produksi dengan selisih sebesar 289 atau
setara dengan 22455,3 detik. Jika dilihat dari dua bulan yaitu Februari 2010 dan Maret 2010 maka tidak terjadi overproduction melainkan jumlah production order lebih besar dari jumlah produksi dengan selisih 129 atau setara dengan 10023,3 detik.
4.4.2. Waiting Time Waste
Waiting time yang terjadi tergantung dari penyebabnya. Penyebab dari waiting
time yaitu operasi sebelumnya memiliki waktu proses yang lebih lama daripada
operasi sesudahnya serta adanya waktu transportasi dari satu operasi ke operasi selanjutnya. Namun dalam penelitian hampir selalu terdapat WIP sehinga tidak ada oeprator yang menunggu, kecuali karena rusaknya mesin. Penyebab waiting time yang sering terjadi kerusakan mesin cetak sehingga perlu waktu untuk perbaikan mesin cetak, yang mengakibatkan waktu proses operasi cetak menjadi berhenti. Mesin cetak ini mengalami perbaikan sedangkan operator menjadi menunggu perbaikan ini selesai untuk melakukan proses operasi lagi. Output dari mesin cetak menjadi berkurang dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui besarnya waiting time yang terjadi maka diambil sampel dengan menggunakan work
sampling.
Tabel 4.8. Data Waiting Time Pada Pengambilan Sample Mesin Cetak
No Jam Lancar Down
1 07.40 √ 2 07.46 √ 3 07.55 √ 4 08.03 √ 5 08.08 √ 6 08.14 √ 7 08.20 √
38
Universitas Kristen Petra Tabel 4.8. Data Waiting Time Pada Pengambilan Sample Mesin Cetak (Sambungan)
No Jam Lancar Down
8 08.25 √ 9 08.30 √ 10 08.35 √ 11 08.43 √ 12 08.49 √ 13 08.58 √ 14 09.03 √ 15 09.11 √ 16 09.20 √ 17 09.27 √ 18 09.37 √ 19 09.43 √ 20 09.51 √ 21 09.56 √ 22 10.03 √ 23 10.08 √ 24 10.13 √ 25 10.19 √ 26 10.26 √ 27 10.34 √ 28 10.40 √ 29 10.46 √ 30 10.56 √ 31 11.02 √ 32 11.10 √ 33 11.15 √ 34 11.21 √ 35 11.29 √ 36 12.45 √ 37 12.52 √ 38 12.58 √ 39 13.06 √ 40 13.14 √ 41 13.20 √ 42 13.27 √
39
Universitas Kristen Petra Tabel 4.8. Data Waiting Time Pada Pengambilan Sample Mesin Cetak (Sambungan)
No Jam Lancar Down
43 13.38 √
44 13.51 √
45 14.02 √
Jumlah 29 16
Dari tabel diatas dapat diketahui prosentase mesin dalam keadaan lancar sebesar 64,45% sedangkan prosentase mesin dalam keadaan down sebesar 35,55% atau setara dengan 8318,7 detik.
4.4.3. Transportation Waste
Pemborosan ini terjadi akibat penataan layout yang kurang efektif dan sarana alat angkut yang kurang mencukupi. Semakin besar jarak yang ditempuh maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan. Pemindahan ini menggunakan alat angkut yang berupa hand trolley. Departemen CLPP tidak mempunyai hand trolley. Jika membutuhkan hand trolley harus pinjam pada departemen yang lain. Data
transportation waste pada PT X dalam pembuatan 1 rol raw material dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9. Data Transportation Writing Pad A4
No Nama Operasi Waktu standar
(detik)/rol 1 Transportasi material dari GBB 311,62
2 Cetak- Hitung dan Sortir 82,63
3 Potong cover belakang-Hitung dan Sortir 279,5 4 Hitung dan Sortir-Pemotongan I 276,24 5 Pemotongan I-Lem dan Pengeringan 443,94 6 Lem dan Pengeringan-Pemisahan lembaran 298,2 7 Pemisahan lembaran-Pemasangan cover
depan
40
Universitas Kristen Petra Tabel 4.9. Data Transportation Writing Pad A4 (Sambungan)
No Nama Operasi Waktu standar
(detik)/rol 8 Pemsangan Cover Depan- Pemotongan II 803,4
9 Pemotongan II-Packing 958,8
10 Packing-Box 527,7
Tabel 4.10. Data Transportation Writing pad A5
No Nama Operasi Waktu standar
(detik)/rol 1 Transportasi material dari GBB 311,62
2 Cetak- Hitung dan Sortir 71,621
3 Potong cover belakang-Hitung dan Sortir 276,77 4 Hitung dan Sortir-Pemotongan I 281,3 5 Pemotongan I-Lem dan Pengeringan 127,66 6 Lem dan Pengeringan-Pemisahan lembaran 108,6 7 Pemisahan lembaran-Pemotongan II 84,88 8 Pemotongan II-Pemasangan Cover Depan 1121,52 9 Pemasangan Cover Depan-Pemotongan III 1076,8
10 PemotonganIII-Packing 1089,2
11 Packing-Box 596,773
4.4.4. Inappropriate Processing Waste
Pada penelitian ini inappropriate processing diidentifikasi dari proses inspeksi. Untuk mengetahui seberapa besar lembaran kertas jelek diperoleh dari arsip perusahaan pada bulan februari.
41
Universitas Kristen Petra Tabel 4.11. Data Inappropriate Processing Waste
Tanggal Jumlah Baik(lembar) Jumlah Jelek(lembar) Jumlah(%)
4 Februari 2010 6000 425 7,08 5 Februari 2010 4000 370 9,25 6 Februari 2010 10450 1305 12,49 10 Februari 2010 1950 3000 153,8 19 Februari 2010 9500 710 7,47 22 Februari 2010 13000 445 3,42 24 Februari 2010 20000 600 3 25 Februari 2010 20000 250 1,25 Jumlah 84900 7105 8,36
Pada proses inspeksi lembaran kertas yang jelek akan disendirikan dan nantinya akan didaur ulang oleh perusahaan. Total kertas yang jelek sebesar 7105 pada bulan februari atau setara dengan 17223,7 detik.
4.4.5. Unnecessary Inventory Waste
Inventori dibagi menjadi tiga yaitu inventori raw material, work in process (WIP) dan barang jadi. Inventori raw material terdapat pada gudang raw material, WIP pada lantai produksi dan barang jadi terdapat dilantai produksi dan gudang barang jadi. Hal ini menyebabkan bertambahanya beban biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Raw material ada tiga jenis yaitu cover depan, isi, dan cover belakang. Untuk raw material isi dan raw material cover belakang writing pad A4 dengan writing pad
A5 menggunakan bahan yang sama. Sedangkan WIP dilihat dari peta proses operasi
writing pad A4 dan writing pad A5. Untuk produk jadi dilihat dari gudang barang
jadi dan lantai produksi.
Perhitungan pada raw material dan produk jadi menggunakan average
42
Universitas Kristen Petra
level (AIL). Data inventori yang digunakan dalam perhitungan didapatkan dari arsip
perusahaan. Berikut pembagian dari ketiga jenis bahan: 1. Raw material
Inventori raw material cover depan writing pad A4 Februari 2010, Maret 2010 dan April 2010 yang terdapat pada gudang raw material dapat dilihat pada lampiran 6. Berikut contoh perhitungan untuk mencari average inventory level (AIL).
Tabel 4.12. Data Posisi Stock Raw Material Cover Depan Writing pad A4
Tanggal Awal (lembar) Masuk (lembar) Kirim (lembar) Sisa (lembar) 1 Februari 2010 16991 - - 16991 2 Februari 2010 16991 - - 16991 3 Februari 2010 16991 - - 16991 4 Februari 2010 16991 - - 16991 5 Februari 2010 16991 - 2500 14491 6 Februari 2010 14991 - - 14491 8 Februari 2010 14991 - - 14491 9 Februari 2010 14991 - - 14491 10 Februari 2010 14991 - - 14491 11 Februari 2010 14491 - 2000 12491 12 Februari 2010 12491 - - 12491 13 Februari 2010 12491 - - 12491 15 Februari 2010 12491 - - 12491 16 Februari 2010 12491 - - 12491 17 Februari 2010 12491 - - 12491 18 Februari 2010 12491 - - 12491 19 Februari 2010 12491 - 2500 9991 20 Februari 2010 9991 - - 9991 22 Februari 2010 9991 - - 9991
43
Universitas Kristen Petra Tabel 4.12. Data Posisi Stock Raw Material Cover Depan Writing pad A4
(Sambungan) Tanggal Awal (lembar) Masuk (lembar) Kirim (lembar) Sisa (lembar) 23 Februari 2010 9991 - 2500 7491 24 Februari 2010 7491 - 2500 4991 25 Februari 2010 4991 - - 4991 27 Februari 2010 4991 - - 4991 Average consumption data _ total received _ total + stock _ ending stock _ beginning =
Average stock level
data _ total stock _ total =
Average inventory level
n consumptio _ average level _ stock _ average =
Perhitungan diatas untuk merupakan contoh perhitungan untuk mencari
average inventory level raw material cover depan writing pad A4 pada bulan
Februari 2010. Dengan menggunakan perhitungan seperti diatas maka digunakan untuk bulan berikutnya.
44
Universitas Kristen Petra Tabel 4.13. Perhitungan Average Inventory Level Raw Material Cover Depan
Writing Pad A4 Bulan Average consumption (lembar/hari) Average stock level (lembar) Average inventory level (hari) Februari 2010 521,74 12186,65 23,3577 Maret 2010 249,65 3667,88 14,692 April 2010 0 9500 -
Dari hasil perhitungan inventori pada bulan Februari 2010 menunjukkan adanya rata-rata penyimpanan raw material cover depan writing pad A4 sebesar 23,3577, sedangkan Maret 2010 sebesar 14,692 dan April 2010 inventorinya sangat banyak yang artinya barang tersebut tetap berada dalam gudang.
Berikut inventori raw material cover depan writing pad A5 pada bulan Februari 2010, Maret 2010, dan April 2010. Data inventori dapat dilihat pada lampiran 6.
Tabel 4.14. Perhitungan Average Inventory Level Raw Material Cover Depan Writing Pad A5 Bulan Average consumption (lembar/hari) Average stock level (lembar) Average inventory level (hari) Februari 2010 434,78 11200 25,76 Maret 2010 192,3 11200 58,24 April 2010 0 11200 -
Dari hasil perhitungan inventori pada bulan Februari 2010 menunjukkan adanya rata-rata penyimpanan raw material cover depan writing pad A5 sebesar
45
Universitas Kristen Petra 25,76, sedangkan Maret 2010 sebesar 58,24 lembar/hari dan April 2010 inventorinya sangat banyak yang artinya barang tersebut tetap berada dalam gudang.
Raw material isi writing pad A4 dan writing pad A5 menggunakan bahan
yang sama berupa rol. Raw material isi tidak diketahui posisi stok tiap harinya, hanya diketahui jumlah dan waktu kedatangan(berasal dari arsip perusahaan). Berikut inventori raw material isi pada bulan Februari 2010, Maret 2010, dan April 2010. Data inventori dapat dilihat pada lampiran 7.
Tabel 4.15. Penerimaan Raw Material Isi Bulan Jumlah Masuk
(rol)
Bulan Jumlah Keluar (rol) 4 September 2009 6 November 2009 4 28 Desember 2009 23 Desember 2009 14 28 Desember 2009 2 Januari 2010 22 29 Desember 2009 30 Februari 2010 27 29 Desember 2009 30 Maret 2010 25 30 Desember 2009 30 30 Desember 2009 29 20 Januari 2010 3 Jumlah 153 Jumlah 92
Departemen CLPP dibuka pada bulan oktober sedangkan inventori untuk pembuatan writing pad A4 dan writing pad A5 dimulai pada bulan September 2009. Jumlah hari bulan 4 September 2009 sampai 31 Maret 2010 ada 187 hari. Berikut perhitungan inventori selama 187 hari.
46
Universitas Kristen Petra Tabel 4.16. Perhitungan Average Inventory Level Raw Material Isi
Bulan (121 hari) Average consumption (rol/bulan) Average stock level (rol) Average inventory level (bulan) 4 September-20 Januari 2010 0,52 0,818 1,57
Dari hasil perhitungan inventori raw material isi pada 4 September 2010-20 Maret 2010 menunjukkan adanya rata-rata penyimpanan raw material isi sebesar 1,57.
Raw material cover belakang writing pad A4 dan writing pad A5
menggunakan bahan yang sama. Berikut inventori raw material cover belakang pada bulan Februari 2010, Maret 2010, dan April 2010. Data inventori dapat dilihat pada lampiran 8.
Tabel 4.17. Perhitungan Average Inventory Level Raw Material Cover Belakang
Bulan Average consumption (lembar/hari) Average stock level (lembar) Average inventory level (hari) Februari 2010 173,91 30030,65 172,68 Maret 2010 201,35 36991,15 183,71 April 2010 83,33 32183,33 386,215
Dari hasil perhitungan inventori raw material cover belakang pada bulan Februari 2010 menunjukkan adanya rata-rata penyimpanan writing pad A5 sebesar 172,68, sedangkan Maret 2010 sebesar 183,71 dan April 2010 sebesar 386,215.
47
Universitas Kristen Petra 2. Work In Process (WIP)
WIP terjadi karena waktu baku proses sesudahnya lebih besar dari proses sebelumnya. Dilihat dari value stream mapping writing pad A4 dan writing pad A5 dapat diketahui bottleneck yang ada dilantai produksi.
Pada writing pad A4 ada ketidakseimbangan waktu di proses 3 (proses hitung dan sortir), proses 5 (proses lem dan pengeringan), proses 7 (proses pemasangan
cover depan), dan proses 9 (proses packing). Hal ini mengindikasikan adanya bottleneck di operasi-operasi tersebut. Dimana waktu baku di proses tersebut lebih
besar dari proses sebelumnya yang menyebabkan penumpukan barang setengah jadi di proses tersebut.
Pada writing pad A5 ada ketidakseimbangan waktu di proses 3 (proses hitung dan sortir), proses 5 (proses lem dan pengeringan), proses 8 (proses pemasangan
cover depan), dan proses 10 (proses packing). Hal ini mengindikasikan adanya bottleneck di operasi-operasi tersebut. Dimana waktu baku di proses tersebut lebih
besar dari proses sebelumnya yang menyebabkan penumpukan barang setengah jadi di proses tersebut.
3. Produk Jadi
Adanya penumpukan pada gudang barang jadi menyebabkan modal perusahaan menjadi tertahan. Produk jadi dibagi menjadi dua yaitu inventori produk jadi di gudang finished good dan inventori produk jadi pada lantai produksi.
Data inventori produk jadi pada bulan Februari 2010, Maret 2010 dan April 2010 writing pad A4 dapat dilihat pada lampiran 9. Selanjutnya akan dihitung
average inventory level. Data perhitungan diperoleh dari arsip perusahaan untuk
bulan Februari 2010, Maret 2010 dan April 2010. Berikut perhitungan inventori barang jadi writing pad A4.
48
Universitas Kristen Petra Tabel 4.18. Perhitungan Average Inventory Level Produk Jadi Writing pad A4
Bulan Average consumption (lusin/hari) Average stock level (lusin) Average inventory level (hari) Februari 2010 28,44 99,91 3,51 Maret 2010 33 121,15 3,67 April 2010 0,833 101,76 122,16
Dari hasil perhitungan inventori pada bulan Februari 2010 menunjukkan adanya rata-rata penyimpanan writing pad A4 sebesar 3,351, Maret 2010 sebesar 3,67 dan April 2010 sebesar 122,16.
Data inventori produk jadi pada bulan Februari 2010, Maret 2010 dan April 2010 untuk writing pad A5 dapat dilihat pada lampiran 10. Selanjutnya akan dihitung
average inventory level. Data perhitungan yang digunakan diperoleh dari arsip
perusahaan untuk bulan Februari 2010, Maret 2010 dan April 2010. Berikut perhitungan inventori writing pad A5.
Tabel 4.19. Perhitungan Average Inventory Level Produk Jadi Writing pad A5
Bulan Average consumption (lusin/hari) Average stock level (lusin) Average inventory level (hari) Februari 2010 62,62 267,65 4,274 Maret 2010 70,154 262,43 3,74 April 2010 47,04 156,5 3,327
Dari hasil perhitungan iventori pada bulan Februari 2010 menunjukkan adanya rata-rata penyimpanan writing pad A5 sebesar 4,274, Maret 2010 sebesar 3,47 dan April 2010 sebesar 3,327.
49
Universitas Kristen Petra
4.4.6. Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion)
Unnecessary motion merupakan salah satu pemborosan yang berkaitan
dengan posisi atau sikap kerja operator saat bekerja. Pada pemborosan ini terdapat banyak gerakan bolak-balik yang tidak efektif yang tidak menambah nilai bagi perusahaan. Gerakan bolak-balik ini berupa pengambilan air pada waktu akan mengelem. Seharusnya air untuk mengelem ini diletakkan dekat dengan meja lem sehingga pekerja tidak terlalu jauh untuk mengambil air. Selain itu gerakan dalam melakukan pekerjaan kurang efektif karena departemen tidak memiliki instruksi kerja yang baku, namun besarnya gerakan ini tidak diukur karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis. Oleh penulis dimasukkan dalam saran untuk penelitian selanjutnya.
4.4.7. Kecacatan (defect)
Defect merupakan salah satu waste yang harus segera diatasi mengingat
dampak yang ditimbulkan bagi perusahaan. Defect didefinisikan sebagai produk yang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi. Berikut spesifikasi dari QA PT. X. Untuk mengetahui seberapa besar defect yang terjadi maka diambil dari sampel yang telah dilakukan oleh QA perusahaan.
Tabel 4.20. Sampel Kecacatan Produk Bulan Maret Jenis Kecacatan Jumlah Prosentase
Kecacatan(%)
Garis Printing putus 0 0
Cover Sobek 2 0.75 Gripis 1 0.38 Kertas Galer 0 0 Panjang Kurang 0 0 Lebar Kurang 125 46.99 Ukuran Lebih 0 0 Footer Turun 0 0 Printing Kosong 0 0
50
Universitas Kristen Petra Tabel 4.20. Sampel Kecacatan Produk Bulan Maret (Sambungan)
Jenis Kecacatan Jumlah Prosentase Kecacatan(%) Printing inner
zig-zag 115 43.23
Ngelinting 0 0
Hole Naik Turun 4 1.5
Tdk ada garis
pinggir 19 7.14
Jarak Footer turun 0 0
Duplek double 0 0
Cover Ngelinting 0 0
Cover Beda Warna 0 0
Jumlah 266 100
4.5. Analisa Penyebab Waste
4.5.1. Analisa Penyebab Overporduction Waste
Overproduction waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone
overproduction waste.
Metode
Demand tidak tetap
Overproduction Waste
Bagian produksi memproduksi lebih dari permintaan
Gambar 4.5. Fishbone Overproduction Waste
Overproduction disebabkan oleh satu faktor yaitu metode. Dari faktor metode
disebabkan karena perbedaan deadline seperti ada pemesanan produk dari customer, PPIC hanya memberikan deadline atau batas waktu pada bagian produksi untuk menyelesaikan produk tersebut. Contohnya jika ada customer memesan writing pad
51
Universitas Kristen Petra A4 sebanyak 500 lusin dengan pengiriman 14 hari sesudah pemesanan, maka bagian PPIC akan memberikan batas waktu pada bagian produksi untuk menyelesaikan produk tersebut kurang lebih sekitar 12 hari. Perbedaan ini dikarenakan demand dari pelanggan kapan dan jumlahnya tidak tetap, bersifat fluktuatif sehingga tidak bisa dipastikan berapa yang dibutuhkan. Jadi terkadang bagian produksi membuat lebih untuk berjaga-jaga apabila ada order dalam jumlah banyak dengan deadline cepat, tidak perlu memproduksi terlalu banyak. Selain itu, aturan perusahaan adalah satu rol penuh selalu dihabiskan dalam satu kali cetak sehingga tidak ada rol yang tersisa di mesin cetak.
Untuk mengetahui overproduction waste per bulan di PT. X maka dicari data hasil produksi dan production order. Hasil penjumlahan hasil produksi akan dikurangkan dengan production order. Untuk writing pad A4 pada bulan Februari 2010 diketahui total produksi sebesar 1152 losin dan total production order sebesar 600 lusin, overproduction yang terjadi pada Februari 2010 sebesar 552 lusin. Pada bulan Maret 2010 diketahui total produksi sebesar 552 lusin dan production order sebesar 900 lusin, pada bulan Maret 2010 tidak terjadi overproduction melainkan hasil produksi lebih kecil dari production order sebesar 372. Hal ini dikarenakan pada bulan sebelumnya terdapat overproduction sebesr 552 lusin jadi perusahaan tidak memproduksi melebihi production order. Dilihat dari dua bulan tersebut maka secara total terdapat overproduction sebesar 180 lusin.
Untuk writing pad A5 pada bulan Februari 2010 diketahui total produksi
sebesar 1360 lusin dan production order sebesar 1200 lusin, overproduction yang terjadi pada Februari 2010 sebesar 160 lusin. Pada bulan Maret 2010 diketahui total produksi sebesar 1811 lusin dan total production order sebesar 2100 lusin, pada bulan Maret 2010 tidak terjadi overproduction melainkan hasil produksi lebih kecil dari production order sebesar 289. Hal ini dikarenakan pada bulan sebelumnya terdapat overproduction sebesr 160 lusin jadi perusahaan tidak memproduksi melebihi production order. Dilihat dari dua bulan tersebut maka secara total tidak
52
Universitas Kristen Petra terdapat overproduction melainkan hasil produksi lebih kecil dari production order sebesar 129 lusin.
Overproduction tidak dianggap sebagai waste bagi perusahaan karena
berapapun jumlah produk jadi yang dihasilkan akan asumsikan pihak perusahaan sebagai safety stock untuk mengatasi fluktuasi permintaan. Jadi overproduction waste tidak diberikan usulan perbaikan.
4.5.2. Analisa Penyebab Waste Waiting Time Waste
Waiting time waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone waiting
time waste.
Mesin Material
Waiting Time Waste Ketebalan bahan baku kurang
sesuai
Breakdown
Kurangnya informasi kesesuaian bahan baku dengan mesin
Tidak ada perawatan
Gambar 4.6. Gambar Fishbone Waiting Time Waste
Waiting time waste disebabkan oleh dua faktor yaitu material dan mesin. Dari
faktor material disebabkan karena ketebalan material yang kurang sesuai dengan mesin sehingga menyebabkan kertas tidak tercetak sepenuhnya sehingga timbul bintik-bintik, kosong atau putus-putus. Material yang kurang sesuai dengan mesin disebabkan karena kurangnya informasi antara kecocokan mesin yang digunakan dengan bahan baku yang akan digunakan.
Dari faktor mesin disebabkan karena mesin sering mengalami breakdown. Hal ini dikarenakan tidak adanya perawatan berkala sehingga pada waktu mesin sedang beroperasi tiba-tiba muncul gangguan. Gangguan ini yang menyebabkan waktu
53
Universitas Kristen Petra tunggu sampai mesin tersebut dapat diperbaiki dan beroperasi lagi. Dari pengambilan sampel prosentase mesin dalam keadaan lancar sebesar 64,45% sedangkan prosentase mesin dalam keadaan down sebesar 35,55% atau setara dengan 8318,7 detik.
4.5.3. Analisa Penyebab Transportation Waste
Transportation waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone
transportation waste.
Transportation Waste Metode
Tidak ada pengaturan tata letak
Transportasi dilakukan secara manual Departemen tidak
memiliki
trolley sendiri
Gambar 4.7. Gambar Fishbone Transportation Waste
Transportation waste disebabkan oleh faktor metode yaitu dikarenakan
metode pengangkutan yang tidak menggunakan alat pengangkut dan terkadang transportasi dilakukan secara manual. Hal ini disebabkan karena departemen CLPP tidak mempunyai alat pengangkut seperti trolley, jika ingin memindahkan produk maka harus mencari trolley dulu ke departemen lainnya. Selain itu, belum adanya metode pengaturan tata letak yang baik karena perusahaan meletakkan mesin dan alat-alat produksi berdasarkan pengalaman saja. Hal ini menyebabkan pemborosan waktu. Waktu transportasi tiap pembuatan 1 rol writing pad A4 sebesar 5100,67 detik. Waktu transprotasi tiap pembuatan 1 rol writing pad A5 sebesar 5146,724 detik. Waktu transportasi terdiri dari kegiatan non value added dan required non value
added activity.
Pemborosan waktu dalam transportasi dapat diketahui dengan pengukuran waktu transportasi ideal menggunakan trolley. Waktu transportasi ideal artinya waktu
54
Universitas Kristen Petra transportasi sekali jalan dan ini merupakan kegiatan required non value added
activity. Berikut ini merupakan perhitungan waktu transportasi idealnya.
Tabel 4.21. Waktu Transportasi Ideal Writing pad A4
No Nama Operasi Batch
size sekali angkut Waktu rata-rata sekali angkut(detik) Batch size 1 rol raw material Waktu rata-rata 1 rol raw material (detik) Pakai trolley 1 Transportasi material
dari GBB 1 rol 311,62 1 rol 298,45 √
2 Cetak- hitung dan sortir 9500
lembar 43,45
9500
lembar 43,45 √
3 Pemotongan cover belakang-hitung dan sortir 1000 lembar 16,32 9500 lembar 163,2 4 Sortir-pemotongan I 1000 lembar 20,66 9500 lembar 206,6 5 Pemotongan I-lem 1000 lembar 7,32 57000 lembar 417,24 6 Lem- pemisahan lembaran 1000 lembar 4,65 57000 lembar 265,05 7 Pemisahan lembaran-pasang-cover depan 1000 lembar 12,06 57000 lembar 687,42 8 Cover depan-
pemotongan II 120 buah 21,72 1140 buah 206,34 √
9 Pemotongan II-packing 576 buah 75,31 1140 buah 150,62 √
10 Packing-box 12 buah 3,24 1140 buah 307,8
Total Waktu 2746,17
Dari tabel diatas diketahui waktu transportasi sebesar 2746,17 tiap satu rol
55
Universitas Kristen Petra untuk melanjutkan proses produksi. Dapat dilihat dengan menggunakan trolley pada
writing pad A4 terjadi pengurangan sebesar 2354,5 detik.
Pemborosan waktu dalam transportasi dapat diketahui dengan pengukuran waktu transportasi ideal menggunakan trolley. Waktu transportasi ideal artinya waktu transportasi sekali jalan dan ini merupakan kegiatan required non value added
activity. Berikut ini merupakan perhitungan waktu transportasi idealnya.
Tabel 4.22. Waktu Transportasi Ideal Writing pad A5
No Nama Operasi Batch
size sekali angkut Waktu rata-rata sekali angkut(detik) Batch size 1 rol raw material Waktu rata-rata 1 rol raw material (detik) Pakai trolley 1 Transportasi material
dari GBB 1 rol 311,62 1 rol 302,26 √
2 Cetak- hitung dan sortir 9500 lembar
37,12 9500
lembar
37,12 √
3 Pemotongan cover belakang-hitung dan sortir 1000 lembar 17,64 1000 lembar 176,4 4 Sortir-pemotongan I 1000 lembar 18,31 9500 lembar 183,1 5 Pemotongan I-lem 1000 lembar 6,36 19000 lembar 120,84 6 Lem- pemisahan lembaran 1000 lembar 5,44 19000 lembar 103,36 7 Pemisahan lembaran-Pemotongan II 1000 lembar 4,31 19000 lembar 81,89 8 Pemotongan II-cover depan 1000 lembar 18,81 38000 lembar 714,78 √ 9 Cover depan- pemotongan III 160 buah 19,88 760 buah 94,43 √
56
Universitas Kristen Petra Tabel 4.22. Waktu Transportasi Ideal Writing pad A5 (Sambungan)
No Nama Operasi Batch
size sekali angkut Waktu rata-rata sekali angkut(detik) Batch size 1 rol raw material Waktu rata-rata 1 rol raw material (detik) Pakai trolley
10 Pemotongan III-packing 840 buah 16.93 1520 buah 30,474 √ 11 Packing-box 12 buah 4,32 1520 buah 547,17 Total Waktu 2391,824
Dari tabel diatas diketahui waktu transportasi sebesar 2391,824 tiap satu rol
raw material. Transportasi ini merupakan non value added tetapi tetap dibutuhkan
untuk melanjutkan proses produksi. Dapat dilihat dengan menggunakan trolley pada
writing pad A4 terjadi pengurangan sebesar 2754,9 detik.
4.5.4. Analisa Penyebab Inappropriate Processing Waste
Inappropriate processing akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab
dari pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone
inappropriate processing waste.
Material
Inappropriate Processing
Waste Kertas terlipat
Lembaran kertas kosong Kertas kotor
57
Universitas Kristen Petra
Inappropriate processing waste disebabkan oleh faktor material. Faktor
material disebabkan karena material atau lembaran kertas yang digunakan terlipat sehingga menunjukkan lipatan garis. Penyebab lainnya yaitu kertas kotor dan lembaran kertas kosong atau tidak tercetak. Hal ini harus segera diatasi mengingat dampaknya, terlebih lagi jika sampai ke tangan konsumen maka kredibilitas perusahaan akan menurun.
Dari data perusahaan pada bulan februari, lembaran baik berjumlah 84900 dan lembaran jelek berjumlah 7105. Dari total jumlah prosentase jumlah lembaran kertas jelek sebesar 8,36%.
4.5.5. Analisa Penyebab Inventory Waste
Inventory waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone inventory
waste.
Permintaan pasar yang tidak pasti
Inventory Waste
Metode
Membeli raw material dalam jumlah berlebihan
Beli banyak harga murah Adanya bottleneck
Waktu baku proses sesudah lebih besar dari proses sebelum
Gambar 4.9. Gambar Fishbone Inventory Waste
Inventory waste disebabkan oleh faktor faktor metode. Pada faktor metode
disebabkan permintaan pasar yang tidak pasti. Pada waktu permintaan sedang menurun, perusahaan membuat produk seperti biasa untuk safety stock sehingga timbul inventori barang jadi. Selain itu, membeli raw material dalam jumlah yang berlebihan agar mendapat harga yang lebih murah sehingga menyebabkan inventori
58
Universitas Kristen Petra membuat produksi menjadi tidak lancar. Hal ini dikarenakan proses sesudah lebih besar dari proses sebelum sehingga terjadi bottleneck.
4.5.6. Analisa Penyebab Motion Waste
Motion waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone motion
waste.
Manusia
Motion Waste
Metode
Tidak ada work instruction yang baku
Skill kurang Jarak peralatan jauh
Kurang pelatihan Cara kerja yang berbeda
Gambar 4.10. Gambar Fishbone Motion Waste
Motion waste disebabkan oleh dua faktor yaitu metode dan manusia. Dari
faktor metode dikarenakan cara kerja yang berbeda-beda dalam satu proses, contohnya dalam proses hitung dan sortir. Cara kerja yang berbeda-beda ini disebabkan tidak adanya work insturction yang baku.
Dari faktor manusia disebabkan karena manusia yang tidak memiliki skill yang cukup. Manusia yang tidak memiliki skill yang cukup disebabkan kurangnya pelatihan dari pihak manajemen. Dan disebabkan karena jarak peralatan jauh. Bentuknya aktualnya yaitu jarak untuk mengambil air pada waktu akan mengelem cukup jauh, seharusnya jarak air tersebut didekatkan pada meja pengeleman sehinga terjadi gerakan mondar-mandir. Dari pengamatan rata-rata waktu yang dipakai untuk mengambil air sampai ke meja pengeleman yaitu sekitar 18,412 detik.
59
Universitas Kristen Petra
4.5.7. Analisa Penyebab Waste dan Usulan Perbaikan Defect Waste
Motion waste akan dicari akar masalah yang menjadi penyebab dari
pemborosan ini dengan menggunakan fishbone. Berikut gambar fishbone motion
waste.
Mesin Manusia
Defect Waste
Skill yang kurang
Kurangnya pelatihan
Mesin sering breakdown
Tidak ada perawatan
Gambar 4.11. Gambar Fishbone Defect Waste
Defect waste disebabkan oleh tiga faktor yaitu manusia dan mesin. Dari faktor
manusia disebabkan karena skill operator yang kurang disebabkan karena kurangnya pelatihan.
Dari faktor mesin disebabkan mesin sering breakdown yang banyak menimbulkan kecacatan. Hal ini dikarenakan kurangnya perawatan secara berkala. Dari sampel dapat diketahui prosentase produk dalam keadaan baik sebesar 91,42% sedangkan prosentase produk cacat sebesar 8,58%. Pada waktu pengambilan sampel jumlah produksi mencapai 546 produk dan jumlah produk cacat sebesar 47 buah atau setara dengan 3651,9 detik.
4.6. Usulan Perbaikan
Setelah melakukan analisa akar masalah yang menjadi penyebab timbulnya
waste maka akan diberikan usulan perbaikan. Berikut usulan perbaikan berdasarkan waste yang timbul.
60
Universitas Kristen Petra
4.6.1. Usulan Perbaikan Overproduction Waste
Overproduction tidak dianggap sebagai waste bagi perusahaan karena
berapapun jumlah produk jadi yang dihasilkan akan asumsikan pihak perusahaan sebagai safety stock untuk mengatasi fluktuasi permintaan. Jadi overproduction waste tidak diberikan usulan perbaikan.
4.6.2. Usulan Perbaikan Waiting Time Waste
Usulan perbaikan yang diberikan yaitu dengan melakukan perawatan secara berkala pada mesin. Perusahaan menginginkan agar perawatan ini dilakukan setiap minggu. Perawatan ini meliputi cek dan penambahan oli, cek dan penambahan stemped, dan kontrol bunyi bearing dan rantai. Selama ini tidak pernah dilakukan perawatan pada mesin cetak. Dengan membuat kartu perawatan dan jadwal perawatan dapat meminimalkan gangguan yang terjadi. Berikut contoh kartu perawatan dan penjadwalan mesin.
61
Universitas Kristen Petra Gambar 4.12. Kartu Perawatan Mesin Cetak
Kartu Perawatan Mesin Cetak
Tanggal Perawatan: 7 Juni 2010
Jenis Perawatan Keterangan
Perawatan minggu sebelumnya
Perawatan minggu ini
Cek dan penambahan Oli
Oli hampir melewati batas
Penambahan oli
Cek dan penambahan
stemped
Penambahan
stemped
Normal
Bunyi bearing Normal Normal
Bunyi rantai Mulai longgar Dilakukan perbaikan pada rantai
Perawatan lainnya - Membersihkan
tempat tinta Nama Mekanik: Sugeng
NIP: 05789
Kartu cetak ini dibuat setiap minggu tepatnya pada hari senin(awal minggu) dan mekanik yang memberikan perawatan pada minggu tersebut wajib memasukkan nama serta nip. Perawatan minggu ini melihat perawatan dari minggu sebelumnya untuk mengetahui perawatan mana yang harus segera dilakukan.
62
Universitas Kristen Petra Keterangan: beri tanda ”√” sesudah perawatan dilakukan pada kolom tanggal, beri tanda” X” jika perawatan tidak sesuai jadwal.
Gambar 4.13. Jadwal Perawatan Mesin Cetak Departemen CLPP PENJADWALAN MESIN CETAK TAHUN 2010
DEPARTEMEN CLPP
Bulan Cek dan Penambahan Oli
Cek dan Penambahan Stemped
Cek dan Perbaikan Rantai
Cek dan Perbaikan
Bearing
Pembersihan Seluruh Komponen Mesin
Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
Jan 2010 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 Feb2010 1 8 15 22 1 8 15 22 1 8 15 22 1 8 15 22 1 8 15 22 Mar 2010 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 April 2010 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 Mei 2010 3 10 17 24 31 3 10 17 24 31 3 10 17 24 31 3 10 17 24 31 3 10 17 24 31 Juni 2010 7 14 21 28 7 14 21 28 7 14 21 28 7 14 21 28 7 14 21 28 Juli 2010 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 5 12 19 26 Agtus 2010 2 9 16 23 30 2 9 16 23 30 2 9 16 23 30 2 9 16 23 30 2 9 16 23 30 Sep 2010 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 Okt 2010 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 4 11 18 25 Nov 2010 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 1 8 15 22 29 Des 2010 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27 6 13 20 27
63
Universitas Kristen Petra Penjadwalan diatas dibuat setahun sekali dan dilaksanakan tiap minggu sekali. Setelah melakukan perawatan maka beri tanda ”√” yang artinya perawatan dilakukan sesuai penjadwalan. Perawatan dilakukan tiap hari senin, jika ada hari senin merupakan hari libur maka perwatan dilakukan pada hari selasa dengan cara memberi tanda ”X” pada kolom tanggal. Perbaikan diatas berdasarkan wawancara dari salah satu mekanik untuk mengetahui perawatan apa saja yang harus rutin dilakukan.
4.6.3. Usulan Perbaikan Transportation Waste
Usulan perbaikan yang dapat diberikan untuk meminimalisasi transportation
waste yaitu memberikan penataan layout sehingga jarak antara stasiun yang berkaitan
lebih efektif. Namun perusahaan tidak menginginkan adanya perubahan layout. Adapun usulan lainnya yang dapat diberikan yaitu melakukan pembelian trolley atau mengalokasikan departemen lain yang memiliki kelebihan trolley. Trolley ini dapat membantu memindahkan barang dari satu proses ke proses lainnya. Pada tahap pengidentifikasian waste diketahui waktu transportasi writing pad A4 sebesr 4789,05 detik dan writing pad A5 sebesar 4835,104 detik. Waktu transportasi ini bisa diminimalisasi karena ada transportasi yang memindahkan barang secara manual satu per satu sehingga lebih banyak waktu yang dihabiskan.
Setelah melakukan diskusi dengan pihak perusahaan diinginkan adanya sebuah trolley. Dengan trolley bisa lebih membantu dalam memindahkan barang sehingga tidak banyak menghabiskan waktu. Berikut perhitungan waktu transportasi
writing pad A4 dengan menggunakan trolley.
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada analisa terjadinya transportation
waste. Pada transportasi writing pad A4 jika menggunakan trolley yaitu waktu
transportasi sebesar 2447,72 detik terjadi pengurangan sebesar 2431,22 detik tiap pembuatan 1 rol raw material. Untuk transportasi writing pad A5 sebesar 2089,564 detik terjadi pengurangan sebesar 2745,54 detik tiap pembuatan 1 rol raw material.
64
Universitas Kristen Petra
4.6.4. Usulan Perbaikan Inappropriate Processing Waste
Usulan perbaikan yang diberikan yaitu dengan melakukan pelatihan bagi para karyawan agar skill dan kedisiplinan meningkat. Hal ini cukup beresiko jika ada produk terlewatkan dan sampai pada pelanggan, karena akan berdampak pada kredibilitas perusahaan.
4.6.5. Usulan Perbaikan Inventory Waste
Inventory waste tidak diberikan usulan perbaikan karena bagi perusahaan
inventori raw material, WIP, dan produk jadi merupakan persediaan bagi perusahaan. Inventori raw material sudah ada kesepakatan dengan supplier. WIP memang waste namun merupakan required non value added activity. Sedangkan produk jadi digunakan untuk persediaan jika tiba-tiba ada pelanggan yang pesan dengan jumlah yang banyak dan meminta waktu pengiriman cepat.
4.6.6. Usulan Perbaikan Motion Waste
Usulan perbaikan untuk meminimalisasi motion waste yaitu dengan cara membuat instruksi kerja yang baku agar menjadi petunjuk bagi para pekerja dalam melakukan proses operasi. Motion study belum digunakan dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu. Instruksi kerja yang dibuat atas permintaan dari pihak manajemen yaitu untuk proses yang dikerjakan secara manual atau tidak menggunakan mesin. Instruksi kerja yang dibuat dapat dilihat pada lampiran 13.
Usulan perbaikan lainnya yaitu dengan mendekatkan air pada meja pemasangan cover depan sehingga waktu yang digunakan untuk mengambil air dapat diminimalisasi. Selain itu, mengadakan pelatihan bagi para pekerja agar meningkatkan skill pekerja sehingga dalam dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Pelatihan ini termasuk menyiapkan peralatan yang diperlukan dan cara bekerja sesuai proses masing-masing.