• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DENGAN MEDIA PERMAINAN TRADISIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DENGAN MEDIA PERMAINAN TRADISIONAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 174

METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DENGAN MEDIA PERMAINAN TRADISIONAL

Oleh:

Gek Diah Desi Sentana

E-mail: gekdiahdesisentana@gmail.com Abstrak

Zaman sekarang banyak orang tua yang lebih mementingkan sukses akademis, sehingga anak-anak mengalami banyak tekanan untuk mengejar akademis dengan mengorbankan waktu bermain mereka. Bahkan anak-anak di usia dini-pun sudah memiliki jadwal dan hari-harinya penuh kegiatan pembelajaran penting. Padahal waktu untuk bermain bebas adalah penting bagi anak untuk mengembangkan imajinasi dan menjelajahi dunia di sekitar mereka.Kegiatan fisik yang sering dilakukan oleh anak prasekolah seperti: berguling, melompar, meluncur, berputar, berjalan dan berlari dipercaya dapat menjadi sarana dalam merangsang sistem kepekaan dan sensori bagi anak usia dini. Kegiatan tersebut melibatkan emosi dan fisik setiap individu. Setiap kegiatan yang dilakukan mengandung nilai yang penting bagi aspek perkembangan dasar anak. Nilai-nilaiyang terkandung dalam setiap permainan dapat menjadi sarana dalam pemecahan masalah yang dihadapi.

Kata Kunci: Permainan Tradisional, Media Simulasi, dan Aspek Perkembangan

I. Pendahuluan

Permainan tradisional merupakan kekayaan khasanah budaya lokal, yang seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Jika dihitung mungkin terdapat lebih dari ribuan jenis permainan yang berkembang di negara kita, yang merupakan hasil pemikiran, kreativitas, prakarsa coba-coba, termasuk hasil olah budi para pendahulu kita, yang jika didokumentasikan akan sangat mencengangkan kita. Ketika anak anak kita tengah gencar-gencarnya diserbu oleh permainan modern melalui tayangan televisi, justru permainan tradisional dalam pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dewasa ini sudah tidak dikenal lagi oleh anak-anak.

Permainan tradisional tidak hanya dimainkan oleh anak-anak di luar kelas sebagai media hiburan. Permaianan tradisional pun dapat digunakan sebagai media pembelajaran di dalam kelas. Peran permaian tradisional adalah sebagai sarana hiburan para siswa di dalam kelas dan juga sebagai alat pengenalan budaya Indonesia kepada para siswa. Menciptakan sebuah kelas yang menarik dan memberikan banyak pengetahuan di dalamnya

(2)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

175 (terintegrasi) adalah sebuah kegiatan yang seharusnya menjadi

bagian pokok dalam sebuah kegiatan pembelajaran. II. Pembahasan

Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-kali dengan maksud untuk mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari aktivitas rutin seperti bekerja mencari nafkah, sekolah, dsb. Dalam pelaksanaannya permainan tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak ke dalamnya. Bahkan mungkin juga dengan memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni dan kerajinan tangan.

2.1 Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata “Simulate” artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya. Alasan pemilihan metode stmulasi, untuk memudahkan siswa dan guru “mengalami” pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa langsung kedalam suasa alamiah (yang sebenarnya). Metode simulasi digunakan untuk: (a) Melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun keterampilan dalam hidup sehari-hari; (b) Memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau prinsip; dan (c) Latihan memecahkan masalah. Metode simulasi dapat untuk: Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya; Memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok; Melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok; Menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa; dan Melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat, peran orang lain.

2.2 Bentuk-Bentuk Simulasi

Secara rinci, bentuk-bentuk simulasi, diantaranya :

1. Peer teaching dapat dikategorikan sebagai simulasi mengingat peer teaching adalah latihan mengajar yang dilakukan

(3)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 176

seorang siswa dimana dia bertindak seolah-olah sebagai guru dan teman sekelasnya seolah-olah sebagai murid suatu sekolah untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya. 2. Sosiodrama adalah salah satu bentuk simulasi, yakni suatu

drama yang bertujuan untuk menemukan alternatif pemecahan masalah-masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar anggota sosial. Masalah-masalah sosial yang cocok untuk sosiodrama misalnya, masalah konflik antara anggota keluarga, konflik antara buru dengan majikan, konflik antara masyarakat dengan pimpinannya, dan sejenisnya. Bagi siswa, dengan metode simulasi utamanya melalui sosiodrama dapat belajar menemukan alternatif pemecahan masalah sosial yang berkembang dimasyarakat. Dengan disosiodramakan, siswa dapat mengimajinasikan masalah sehingga terdorong untuk menemukan alternatif pemecahannya, tentu saja drama yang disajikan disesuaikan dengan usia siswa.

2.3 Peranan Guru Dalam Simulasi

Peranan guru dalam stimulasi sangat penting mengingat tugas guru adalah membangkitkan kesadaran anak tentang konsep dan prinsip yang disimulasikan. Di samping itu, guru dalam pelaksanaan simulasi mempunyai fungsi manajerial. Joyce dan Weil, mengidentifikasi empat peranan guru dalam model pembelajaran melalui simulasi, yakni : explaining, refereeing, coaching, dan discussing.

Saat siswa mampu melakukan peran-peran dalam simulasi, apabila memiliki pemahaman yang cukup mengenai peran, maka mereka tengah melakukan explaining Jalan cerita harus dipahami betul oleh pelaku atau pemegang peran. Pemahaman pelaku terhadap peran yang dimainkan maupun jalannya cerita tidak terlepas dari pentingnya peranan guru. Sebelum simulasi dimulai, guru perlu memberikan gambaran tentang jalannya cerita. Selain itu, gambaran tokoh-tokoh cerita beserta karakterisasinya. Gambaran yang disampaikan guru tersebut dimaksudkan untuk memancing daya imajinasi anak, khususnya bagi pemegang peran agar mampu menghayati peran masing-masing.

Simulasi digunakan untuk menyediakan pengalaman belajar yang baik. Refereeing menuntun guru agar mengontrol partisipasi siswa dalam bersimulasi agar simulasi mampu memberikan pengalaman belajar yang baik tersebut. Sebelum simulasi dilaksanakan, guru perlu menugaskan siswa memilih tim pemegang peran yang sesuai dengan kemampuan anak untuk memegang peran-peran tersebut. Guru perlu menghindari tugas yang sulit bagi anak dalam pemeranan.

Coaching berarti menempatkan guru untuk bertindak sebagai pelatih saat diperlukan, memberikan nasehat agar anak mampu bersimulasi secara betul. Sebagai pelatih, guru akan mendukung dan menasehati tetapi tidak menggurui. Selama simulasi

(4)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

177 berlangsung, guru bertindak sebagai pemberi penjelasan, wasit,

dan pelatih. Sesudah simulasi berakhir, guru perlu membuka diskusi berkaitan dengan signifikansi simulasi dengan kenyataan yang sebenarnya dimasyarakat atau dilapangan. Guru perlu menanyakan kepada siswa utamanya pemain tentang kesulitan dan pemahaman anak dalam bersimulasi, hubungan simulasi dengan matapelajaran yang sedang diikuti.

2.4 Filosofi (Hakikat) Belajar Melalui Media Simulasi

Filosofi belajar melalui media simulasi ini bertujuan untuk dan demi meningkatkan motivasi (keinginan) anak (peserta didik) untuk belajar. Dengan belajar melalui media simulasi, anak lebih memahami dan mengerti apa yang dipelajarinya, karena anak ikut langsung dalam proses pembelajarannya, dan itu akan membuat anak menyukai pembelajaran yang dilakukannnya tersebut, dengan kata lain pembelajaran anak (peserta didik) itu bermakna bagi dirinya. Hal tersebut dikarenakan bukan hanya ranah kognitif saja yang dikuasai oleh anak (peserta didik), namun ranah afektif dan psikomotorik juga dapat dikuasai oleh anak (peserta didik). Oleh sebab itu, belajar melalui media simulasi ini amat sesuai dengan kebutuhan belajar anak (peserta didik).

Simulasi menjadi penting seiring dengan perubahan pandangan pendidikan, dari proses pengalihan isi pengetahuan kearah proses pengaplikasian teori ke dalam realita pengalaman kehidupan. Lebih lanjut, pengenalan teknik simulasi lebih merupakan kegiatan untuk membantu siswa (peserta didik) dalam mengembangkan keterampilan menemukan dan memecahan masalah. Sehingga pada giliranya melalui simulasi, dapat meningkatkan efektivitas keterampilan siswa dalam menemukan dan memecahkan masalah untuk saat yang akan datang. Teknik simulasi dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, akan menjadi bagian dari suasana pendidikan.

2.5 Aspek Perkembangan

Perkembangan Anak. inilah yang menarik darianak karena anak berkembang tidak secara serentak, dalam artian anak berkembang secara bertahap sesuai dengan usianya, anak memang unik, karena segala tindakan atau apa yang dilakukan selalu menjadi perhatian semua orang. adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:

1. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengandalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan motorik,dan kontrol motorik. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak prasekolah adalah keturunan, makanan bergizi, masa pra lahir, pola asuh atau peran ibu, kesehatan, perbedaan jenis kelamin, rangsangan dari lingkungan, dan pendidikan jasmani.

(5)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 178

2. Perkembangan Emosi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:298) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, dan kecintaan. Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diriseseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan.

3. Perkembangan Sosial

Perilaku social merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, orang tua maupun saudara-saudaranya. Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang paling dekat dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain.

4. Perkembangan Bahasa

Bahasa adalah bentuk aturan atau sIstem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.

5. Perkembangan Kognitif

Di dalam kehidupan, anak dihadapkan kepada persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan, anakperlu memiliki

Kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya. .Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena sebahagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir.

(6)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016

179 III. Penutup

Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Dalam pelaksanaannya permainan tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak ke dalamnya. Jenis permainan tradisional sendiri banyak sekali corak ragamnya, masing-masing mempunyai bentuk, nama, tujuan dan latar belakang yang sesuai dengan asal dari permainan itu sendiri. Permainan tradisional di sini bisa identik dengan istilah lain yang juga lajim digunakan, yaitu olahraga tradisional. Agar suatu kegiatan dapat dikategorikan sebagai permainan tradisional tentunya harus teridentifikasikan unsur tradisinya yang memiliki kaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu kelompok masyarakat tertentu.

Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). stimulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya. Stimulasi (dalam Wikipedia) adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau sistem yang abstrak tertentu.

Perkembangan Anak. inilah yang menarik dari anak karena anak berkembang tidak secara serentak, dalam artian anak berkembang secara bertahap sesuai dengan usianya, anak memang unik, karena segala tindakan atau apa yang dilakukan selalu menjadi perhatian semua orang. adapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut: (1) Perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengandalian gerak tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak prasekolah adalah keturunan, makanan bergizi, masa pra lahir,pola asuh atau peran ibu, kesehatan, perbedaan jenis kelamin, rangsangan dari lingkungan, dan pendidikan jasmani; (2) Perkembangan emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diriseseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan; (3) Perkembangan social. merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, orang tua maupun saudara-saudaranya. Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang paling dekat dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain; (4) Perkembangan Bahasa adalah bentuk aturan atau sIstem lambang yang

(7)

SEMINAR NASIONAL | PGPAUDH-FDA-IHDN DENPASAR 19 AGUSTUS 2016 180

digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal; (5) Perkembangan kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir.

Daftar Pustaka

Anonym. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat PAUD http://www.sarjanaku.com/2010/ 11/aspek-aspek-perkembangan-anak.html

Pontjopoetro, S. Dkk .2002. Permainan Anak, Tradisional dan Aktivitas Ritmik. (Modul). Jakarta: Pusat Penerbitan UT

Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Sukirman, dkk., 2004, Permainan Tradisional Jawa, Kepel Press, Yogyakarta

Sujiono Bambang Dkk. 2010. Metode Pengembangan Fisik, Jakarta: Pusat Penerbitan UT

Nurani, Sujiono Yuliani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :PT. Indeks Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

 Bagi peserta/perusahaan yang akan mensetting/mendekor stand pada partisi yang telah disediakan dapat dilakukan pada tanggal 8 November 2016 mulai pukul 14.00 WIB s.d..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pertama, tingkat kecerdasan emosi dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs N Bantul Kota. Kedua, mengetahui aspek- aspek

dengan menggunakan suku bunga stokastik model Vasicek; 2) Dalam simulasi data dengan menggunakan model Vasicek yang diperoleh bahwa terdapat pengaruh jika nilai

FORM APLIKASI PENGAJUAN KEPENGURUSAN PRONAMADU..  Nama

Kebutuhan akan data yang berubah-ubah (up to date) baik perubahan yang bersifat berkala maupun tidak (update data tidak beraturan) mengharuskan mengikuti

23 Dijelaskan pada pasal 32 ayat (1) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) huruf e hanya dapat

Dapat diketahui kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok pada tiap jenis wacana yaitu wacana narasi tergolong baik dengan rata-rata 73,8, wacana deskripsi

Salah satu upaya untuk memahamkan tentang kekuasaan Allah, maka di dalam proses pembelajaran, dalam metode apapun sebaiknya dimasukkan isi dari ayat-ayat Al-Qur’an yang