BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan gambaran umum obyek penelitian, deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan analisis, uji hipotesis, uji perbandingan berganda, dan keterbatasan penelitian. Data penelitian akan disajikan dalam bentuk histogram, pengujian persyaratan analisis meliputi uji normalitas menggunakan Liliefors Significance Correction dari Kolmogorof-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan Uji hipotesis menggunakan uji Anova 2 jalur (Two Way Anova). Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program SPSS For Window series 17,0.
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Wonoayu menurut bahasa jawa terdiri dari dua suku kata yakni Wono : Hutan atau Alas , Ayu : Indah atau Cantik . Maka ketika dua kata ini digabung maka berati Wonoayu : Hutan yang indah atau Cantik. Wonoayu merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bawah naungan pemerintah kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur. Letak geografis dari Kecamatan Wonoayu sangat strategis. ini karena kecamatan Wonoayu terletak di tengah - tengah kabupaten Sidoarjo.
Gambar 4.1 : Peta Administrasi Kabupaten Sidoarjo
Sumber : Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo
Secara administratif, Kecamatan Wonoayu berbatasan dengan : Sebelah utara : Kecamatan Sukodono
Sebelah timur : Kecamatan Sidoarjo
Sebelah selatan : Kecamatan Tulangan dan kecamatan Prambon Sebelah barat : Kecamatan Krian
Secara administratif Kecamatan Wonoayu terdiri dari 23 desa yaitu : Becirongengor, Candinegoro, Jimbarankulon, Jimbaranwetan, Karangturi, Ketimang, Lambangan, Mojorangagung, Mulyodadi, Pagerngumbuk, Pilang, Plaosan, Ploso, Popoh, Sawocangkring, Semambung, Simoanginangin, Simoketawang, Sumberejo, Tanggul, Wonoayu, Wonokalang, dan Wonokasihan.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan kabupaten Sidoarjo, Jumlah penduduk kecamatan Wonoayu pada tahun 2012 + 53,645 orang. Agama yang dianut oleh penduduk kecamatan Wonoayu adalah Islam (98.59%), Katholik (0.69%), Protestan (0.68%), Hindu (0.02%), Budha (0.01%), dan Lainnya (0.02%). (Sumber : Dispenduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012)
Pekerjaan penduduk kecamatan Wonoayu adalah Industri Pengolahan (14.18%), Jasa (8.65%), Pertanian Tanaman Pangan (8.16%), Pertanian Lainnya (2.10%), Perdagangan (5.68%), Angkutan (0.95%), Peternakan (0.15%), Perikanan (0.11%), Perkebunan (0.09%), Lainnya (59.93%). (Sumber : Dispenduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012)
Pendidikan penduduk kecamatan Wonoayu adalah Tidak / Belum Tamat SD (30.89%), SD (32.26%), SLTP (20.49%), SLTA (14.81%), Diploma 1 / Diploma 2 (0.43%), Diploma 3 (0.42%), Universitas (0.69%). (Sumber : Dispenduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012)
Suku bangsa penduduk kecamatan Wonoayu adalah Jawa (98.06%), Madura (0.16%), Karo (0.09%), Sunda (0.03%), China (0.02%), Ambon (0.01%), Pasir (0.01%), Batak (0.01%), Bugis, Ugi (0.01%), Lainnya (1.60%). (Sumber : Dispenduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012)
Umur penduduk kecamatan Wonoayu adalah 0-12 tahun (22.67%), 13-16 tahun (7.04%), 17-25 (16.08%0, 26-55 (43.84%), 56-65 (6.43%), >65 (3.94%) (Sumber : Dispenduk Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012)
B. Deskripsi Data 1. Media Televisi
Tabel 4.1. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Media Televisi (n=56)
Media Televisi F (%)
Baik 42 75
Cukup 13 23
Kurang 1 2
56 100
Sumber : Data Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebagian besar responden memiliki minat pada media televisi baik yaitu sebesar 42 responden (75%).
2. Pola Asuh Orang Tua
Tabel 4.2. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua (n=56)
Pola Asuh Orang Tua F (%)
Otoriter 7 13
Demokratis 42 75
Permissif 7 13
56 100
Sumber : Data Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebagian besar responden memiliki pola asuh demokratis yaitu sebesar 42 responden (75%).
3. Perkembangan Karakter Anak
Tabel 4.3. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Perkembangan Karakter Anak (n=56) Perkembangan Karakter Anak F (%) Koleris 6 11 Sanguinis 9 16 Melankolis 2 4 Phlegmatis 39 70 56 100
Sumber : Data Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebagian besar responden memiliki karakter phlegmatis yaitu sebesar 39 responden (70%).
Rekapitulasi data perkembangan karakter anak dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4. Rekapitulasi Perkembangan Karakter Anak
INDEPENDEN Total A N: 56 Mean:24.3 SD: 3.25 N: 56 Mean:18.9 SD: 3.11 B1 N: 56 Mean:18.9 SD: 3.11 N: 56 Mean:18.9 SD: 3.11 B2 N: 56 Mean: 23.1 SD: 4.46 N: 56 Mean: 23.1 SD: 4.46 B3 N: 56 Mean: 18.6 SD: 2.79 N: 56 Mean: 18.6 SD: 2.79 Total N: 224 Mean:84,9 SD: 10.36 N: 168 Mean:60.6 SD: 10.36
Keterangan:
A : Media Televisi B : Pola Asuh Orang Tua B1 : Pola Asuh Otoriter. B2 : Pola Asuh Demokratis. B3 : Pola Asuh Permissif N : Jumlah sampel SD : Standar deviasi
1. Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Media Televisi
Perkembangan karakter anak dengan media televisi secara keseluruhan diketahui bahwa N= 56, dengan skor terendah 16 dan skor tertinggi 29. Perkembangan karakter anak pada kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) 24,3, dengan standar deviasi 3,25 (lihat lampiran 6). Distribusi frekuensi Perkembangan karakter anak dengan media televisi dapat dilihat pada histogram gambar dibawah
X1_ME_TV 30,0 28,0 26,0 24,0 22,0 20,0 18,0 16,0 14 12 10 8 6 4 2 0 St d. Dev = 3,25 Mean = 24, 3 N = 56,00
Gambar 4.2 Histogram Perkembangan Karakter Anak Dengan MediaTelevisi
2. Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Otoriter
Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Otoriter secara keseluruhan diketahui bahwa N= 56, dengan skor terendah 12 dan skor tertinggi 25. Perkembangan karakter anak pada kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) 18,9, dengan standar deviasi 3,11 (lihat lampiran 6). Distribusi frekuensi Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Otoriter dapat dilihat pada histogram gambar dibawah.
X2_OTORI 26,0 24,0 22,0 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 16 14 12 10 8 6 4 2 0 St d. Dev = 3,11 Mean = 18, 9 N = 56,00
Gambar 4.3. Histogram Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Otoriter
3. Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Demokratis Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh demokratis secara keseluruhan diketahui bahwa N= 56, dengan skor terendah 13 dan skor tertinggi 30. Perkembangan karakter anak pada kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) 23,1, dengan standar deviasi 4,46 (lihat lampiran 6). Distribusi frekuensi Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh demokratis dapat dilihat pada histogram gambar dibawah.
X2_DEM O 30,0 28,0 26,0 24,0 22,0 20,0 18,0 16,0 14,0 12 10 8 6 4 2 0 St d. Dev = 4,46 Mean = 23, 1 N = 56,00
Gambar 4.4. Histogram Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Demokratis
4. Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Permisif
Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh permisif secara keseluruhan diketahui bahwa N= 56, dengan skor terendah 13 dan skor tertinggi 26. Perkembangan karakter anak pada kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) 18,6, dengan standar deviasi 2,79 (lihat lampiran 6). Distribusi frekuensi Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh permisif dapat dilihat pada histogram gambar dibawah
X2_PERMI 26,0 24,0 22,0 20,0 18,0 16,0 14,0 20 10 0 St d. Dev = 2,79 Mean = 18, 6 N = 56,00
Gambar 4.5. Histogram Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Permisif
C. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Data
Pada penelitian ini, uji normalitas data menggunakan uji Liliefors
Significance Correction dari Kolmogorof-Smirnov
0,05.
a. Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Media Televisi
Tabel 4.5 Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Media Televisi Tests of Normality(b)
media tv Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. karakter
anak
Sering
,414 42 ,200 ,657 42 ,150
Jarang ,453 13 ,060 ,563 13 ,040
a Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai signifikasi Kolmogorov-Smirnov yang terbesar adalah baik 0,200 > 0,05, dengan demikian Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Media Televisi berdistribusi normal.
b. Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Otoriter
Tabel 4.6 Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Otoriter Tests of Normality
Pola Asuh
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. karakter
anak otoriter ,492 6 ,100 ,496 6 ,100
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai signifikasi Kolmogorov-Smirnov 0,100 > 0,05, dengan demikian Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Otoriter berdistribusi normal.
c. Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Demokratis
Tabel 4.7 Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Demokratis Tests of Normality
Pola Asuh
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. karakter
anak
demokratis
,398 42 ,220 ,674 42 ,220
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel diatas Menunjukkan nilai signifikasi Kolmogorov-Smirnov 0,220 > 0,05, dengan demikian Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Demokratis berdistribusi normal.
d. Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Permisif
Tabel 4.8 Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh Permisif Tests of Normality
Pola Asuh
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. karakter
anak
permissif
,513 8 ,150 ,418 8 ,150
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel diatas Menunjukkan nilai signifikasi Kolmogorov-Smirnov 0,150 > 0,05, dengan demikian Perkembangan Karakter Anak Menggunakan Pola Asuh permisif berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini, uji homogenitas data menggunakan uji
Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas
Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:Perkembangan Karakter Anak
F df1 df2 Sig.
3,166 6 49 ,011
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a Design: Intercept+X1+X2+X1 * X2
Berdasarkan diatas Menunjukkan nilai statistik F= 3,166 dengan signifikasi 0,011 > 0,05. Hal ini berarti varians dari variabel terikat adalah homogen.
3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis menggunakan uji Two Way Anova dengan taraf sign
Tabel 4.10. Hasil Uji Two Way Anova
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Perkembangan Karakter Anak Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3,803(a) 6 ,634 ,498 ,807
Intercept 143,535 1 143,535 112,692 ,958 MEDIA TV ,109 2 ,054 ,043 ,020 POLA ASUH ORTU 2,246 2 1,123 ,082 ,041 X1 * X2 ,757 2 ,379 ,297 ,004 Error 62,411 49 1,274 Total 684,000 56 Corrected Total 66,214 55
a R Squared = ,057 (Adjusted R Squared = -,058)
D. Perbedaan Media televisi dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak
Berdasarkan tabel diatas Menunjukkan nilai statistik Uji Two Way Anova pada media tv (Metode) F= 0,043 dengan signifikansi 0,020 < 0,05. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara media televisi dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak.
Hasil uji hipotesis pada pola asuh orang tua menunjukkan bahwa nilai F=0.082 dengan signifikansi 0.041 < 0,05 artinya ada perbedaan yang sangat signifikan Pola Asuh Orang Tua terhadap perkembangan karakter anak .
Dari hasil diatas menunjukkan, media televisi terhadap perkembangan karakter anak rata-rata (mean): 0,054. Sedang pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak rata-rata (mean): 1,123. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan karakter anak menggunakan media televisi lebih rendah dari perkembangan karakter anak menggunakan pola asuh orang tua.
E. Interaksi pengaruh media televisi dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak.
Dari hasil diatas menunjukkan nilai statistik Uji Two Way Anova pada interaksi media televisi dan pola asuh orang tua F= 0.297 dengan signifikansi 0.04<0,05. Hal ini berarti ada interaksi pengaruh media televisi dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak.
Dengan demikian hasil penelitian menyimpulkan ada perbedaan dan interaksi pengaruh yang signifikan antara media televisi dibanding pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak.
Untuk melihat perbedaan tersebut dilakukan uji perbandingan ganda menggunakan uji Tukey dari Post Hoc Test Multipel Comparisons sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Multiple Comparisons Tabel 4.11. Hasil Post Hoc Test
Dependent Variable: Karakter Anak Tukey HSD (I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound AB1 AB2 2,43 2,956 ,692 -4,70 9,55 AB3 -4,94 2,956 ,226 -12,07 2,19 AB2 AB1 -2,43 2,956 ,692 -9,55 4,70 AB3 -7,37(*) 2,916 ,038 -14,40 -,34 AB3 AB1 4,94 2,956 ,226 -2,19 12,07 AB2 7,37(*) 2,916 ,038 ,34 14,40
* The mean difference is significant at the .05 level Keterangan:
A : Media Televisi. B : Pola Asuh Orang Tua B1 : Pola Asuh Otoriter. B2 : Pola Asuh Demokratis. B3 : Pola Asuh Permissif.
AB1 : Perkembangan Karakter Anak Pada Pola Asuh Orang Tua Otoriter Dengan Media Televisi.
AB2 : Perkembangan Karakter Anak Pada Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dengan Media Televisi.
AB3 : Perkembangan Karakter Anak Pada Pola Asuh Orang Tua Permissif Dengan Media Televisi.
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan perbedaan sebagai berikut :
a. Terdapat perbedaan nilai rata-rata perkembangan karakter anak pada pola asuh orang tua demokratis dengan media televisi terhadap perkembangan karakter anak pada pola asuh orang tua permissif dengan media televisi sebesar -7,37 dengan signifikasi 0.038 (0.038<0.05). Hal ini berarti rata-rata perkembangan karakter anak pada pola asuh orang tua demokratis dengan media televisi lebih kecil dibandingkan dengan perkembangan karakter anak pada pola asuh orang tua permissif dengan media televisi.
b. Terdapat perbedaan nilai rata-rata perkembangan karakter anak pada pola asuh orang tua permissif dengan media televisi terhadap perkembangan karakter anak pada pola asuh orang tua demokratis dengan media televisi sebesar 7,37 dengan signifikasi 0.038 (0.038<0.05). Hal ini berarti rata-rata perkembangan karakter anak pada pola asuh orang tua permissif dengan media televisi lebih besar dibandingkan dengan perkembangan karakter anak pada pola asuh orang tua demokratis dengan media televisi.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ada Perbedaan Media Televisi Dibanding Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Karakter Anak.
Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa nilai F= 0,043 dengan signifikansi 0.020 < 0,05 artinya ada perbedaan yang sangat signifikan media televisi dibanding pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak.
Dari hasil diatas menunjukkan, media televisi terhadap perkembangan karakter anak rata-rata (mean): 0,054. Sedang pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak rata-rata (mean): 1,123. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan karakter anak menggunakan media televisi lebih rendah dari perkembangan karakter anak menggunakan pola asuh orang tua.
Menurut Yossika (2013) televisi mempunyai dua pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan kita, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negative. Tentunya para orang tua tidak menginginkan anaknya hanya mendapat pengaruh buruk dari televisi. Justru berharap agar anak mereka dapat memanfaatkan televisi sebaik mungkin dan dapat menghindari dampak buruk yang diberikan. Semua itu tidak akan terlepas dari peran serta orang tua. Mendampingi anak saat menonton tv mungkin terkesan sepele,namun itu salah satu hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengurangi dampak buruk yang akan diterima sang anak.
Dizaman modern sekarang ini banyak orang tua yang sibuk mencari nafkah sampai sampai tidak lagi memberikan perhatian yang cukup bagi anaknya. Kadang mereka menitipkan anaknya kepada sanak saudara yang mereka percaya, padahal yang anak butuhkan adalah kasih sayang, perhatian dan kehadiran dari orang tuanya sendiri.
Pendampingan saat menonton televisi bertujuan agar orang tua dapat menjelaskan bila mana ada adegan adegan yang sulit dipahami oleh anak. Jika sang anak melontarkan pertanyaan berkaitan dengan apa yang mereka lihat ditelevisi tentang adegan yang tidak mereka mengerti, berikanlah satu alasan yang sekiranya masuk akal dan dapat mereka terima dengan baik sesuai perkembangan
umur mereka. Bila perlu lakukanlah kegiatan menonton bersama sama sang anak sambil mendiskusikan mana sisi baik dan buruk tayangan yang kita tonton agar bisa dimengerti oleh anak juga sebagai pelajaran dalam kehidupan.
Media televisi memegang pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan karakter anak, karena membawa dampak yang positif dan negatif. Televisi dapat memberikan pengaruh yang positif bagi para pemirsa yang menyaksikan program acara atau siaran televisi. Adapun pengaruhnya yang bersifat positif sebagai berikut : adanya sinetron yang bernafaskan keagamaan yang mempengaruhi anak untuk selalu berbuat kebaikan, adanya acara atau siaran yang bernuansakan pendidikan atau pengetahuan seperti cerdas cermat, berita dan lain sebagainya yang membuat anak selalu ingin tahu sesuatu hal. Sedang dampak negatifnya dengan melihat acara-acara yang disajikan oleh stasiun televisi, banyak acara yang disajikan tidak mendidik malahan bisa dikatakan berbahaya bagi anak-anak untuk ditonton. Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan menggerogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa besarnya akibat dari menyaksikan televisi yang berlebihan.
2. Perbedaan Pola Asuh Orang Tua Dibanding Media Televisi Terhadap Perkembangan karakter anak .
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa nilai F= 0.082 dengan signifikansi 0.041 < 0,05 artinya ada perbedaan yang sangat signifikan Pola Asuh Orang Tua terhadap perkembangan karakter anak.
Dari hasil diatas menunjukkan, pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak rata-rata (mean): 1,123. Sedangkan media televisi terhadap perkembangan karakter anak rata-rata (mean):0,054. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan karakter anak menggunakan pola asuh orang tua lebih tinggi dari perkembangan karakter anak menggunakan media televisi.
Menurut Endah (2004) menunjukkan bahwa peran orang tua cukup memberikan pengaruh terhadap munculnya gejala kenakalan anak/remaja yaitu memberikan sumbangan sebesar 19,4%. Dari 19,4% ini sumbangan terbesar diberikan oleh orang tua yang menjalankan model mengasuh permisif (terlalu membiarkan memberikan kebebasan secara berlebihan kepada anak). Dengan demikian orang tua dapat turut berperan dalam pencegahan kenakalan anak/remaja dengan cara mengubah model/pola/gayanya mengasuh anak secara lebih positif karena model pengasuhan yang positif akan memberikan peluang kepada anak untuk mencapai kematangan kehidupan sosial dan intelektual. Penerapan model pengasuhan yang positif juga akan mencegah kenakalan anak/remaja.
Pola asuh Orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter anak, karena orang tua khususnya, dalam ruang lingkup keluarga merupakan media awal dari satu proses sosialisasi. Sehingga dalam proses sosialisasi tersebut orang tua mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang memiliki karakter yang baik. Pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari tanggung jawab kepada anak. Peran keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama, tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan individu. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif.
3. Interaksi Pengaruh Media Televisi dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan karakter anak
Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa nilai F= 0.297 dengan signifikansi 0.004 < 0,05 artinya ada interaksi pengaruh media televisi dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan karakter anak.
Menurut Sobur (2003) Karakter merupakan atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang suatu kelompok atau bangsa. Sedangkan menurut Charles (2003) Karakter/budi pekerti menunjukan etika yang baik dan sangat urgen bagi diri seseorang agar dirinya eksis pada waktu berhubungan dengan orang lain. Karakter/budi pekerti adalah nilai-nilai yang khas, yang baik berbuat baik dalam
kehidupan yang berdampak positif atau baik bagi lingkungan tempat tinggalnya. Karakter/budi pekerti yang memancar dari olah pikir, olah hati, olah raga, olah rasa, individu, kelompok, maupun masyarakat.
Dengan demikian karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang terbentuk baik pengaruh lingkungan, yang yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dengan sikap dan perilakunya dalam kehidupanya sehari-hari. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter anak. Orang tua perlu untuk mendampingi anaknya saat menonton televisi, agar dapat memberikan pengertian yang baik tentang hal yang baik dan buruk agar anak tidak terjerumus dalam pengaruh negatif media televisi. Pola asuh yang baik juga harus selalu dilansanakan orang tua. Karena dengan pola asuh yang baik anak akan mendapatkan pendidikan terbaik untuknya pula, karena bagaimanapun keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Dengan pendampingan saat menonton televisi dan adanya pola asuh yang baik, maka diharapkan akan tercipta perkembangan karakter anak yang baik pula.