• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN DA I CENTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN MANASIK UMROH PADA TRAVEL SALAM INDONESIA JAKARTA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN DA I CENTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN MANASIK UMROH PADA TRAVEL SALAM INDONESIA JAKARTA BARAT"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN DA’I CENTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN MANASIK UMROH PADA TRAVEL SALAM

INDONESIA JAKARTA BARAT

SKIRPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

MUKHAMAD ARIF MAKMUDA 11150530000084

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

(2)
(3)

iii

(4)
(5)

i

ABSTRAK

Mukhamad Arif Makmuda, 11150530000084, Peran Da’i Center dalam Meningkatkan Kualitas Bimbingan Manasik Umrah pada Travel Salam Indonesia Jakarta Barat.

Kegiatan ibadah haji dan umrah mempunyai dua sisi yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya yaitu standar pelaksanaannya saat masih di tanah air, banyak aspek penting yang harus diperhatikan pembinaannya, salah satunya yakni bimbingan manasik (materi bimbingan, metode dan waktu bimbingan).

Peran pembimbing ibadah umroh dalam meningkatkan kualitas manasik jamaah menjadi penting, karena peran pembimbing ibadah umroh untuk memberikan dan mengajarkan, tentunya dengan tugas, fungsi, peran, dan materi manasik.

Dari uraian diatas, penulis ingin mengajukan pertanyaan, Bagaimana Peranan Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik umrah? Bagaimana metode yang digunakan oleh Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik umrah? Dan apa saja faktor pendukung dan penghambat Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik?

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik umrah pada Travel Salam Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dilokasi penelitian dengan mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Sedangkan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Travel Salam Indonesia.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peranan Da’i Center dalam meningkatkan kualitas ibadah manasik umrah diantaranya adalah sebagai orang yang mengarahkan, sebagai orang yang membimbing, sebagai guru, sebagai motivator. Metode yang digunakan Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan ibadah manasik yaitu metode ceramah dan simulasi, metode visual (Gambar dan Video), metode dialog atau tanya jawab, metode muhasabah.

Kata Kunci: Da’i Center, Pembimbing Ibadah, Kualitas bimbingan, Manasik Umrah

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobil’alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah pada setiap ciptaan-Nya, sehingga dengan bekal kemampuan yang minim penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tak lupa sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mendidik manusia dari jaman jahiliyah menuju jaman Islamiyah. Berkenaan dengan selesainya skripsi ini yang berjudul “PERANAN DA’I CENTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

BIMBINGAN MANASIK UMRAH PADA TRAVEL SALAM

INDONESIA JAKARTA BARAT.”

Penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada orang tua penulis yaitu, Abi Maksuni dan Umi Nuriyah beserta Keluarga yang telah memberikan kasih sayang, do’a dan semangat yang menjadi motivasi bagi penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan peran serta dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Rektor UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., Ma.

2. Dekan Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suparto, S.Ag, M. Ed.

3. Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Siti Napsiah. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Drs. Cecep Sastrawijaya, MA.

(7)

iii

4. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Drs. Sugiharto, MA dan Sekertaris Jurusan Amirudin, M.Si yang telah memberikan persetujuan awal terhadap proposal skripsi ini.

5. Bapak Lili Bariadi, S.Ag, M.Si selaku pembimbing saya yang telah memberikan bimbingan, motivasi, masukan dan saran yang sangat berharga bagi penulis. Sekaligus telah meluangkan waktunya untuk penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu untuk penulis selama menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Seluruh Pimpinan Travel Salam Indonesia dan Da’i Center beserta jajarannya yang telah berkenan memberikan data-data yang penulis butuhkan untuk penelitian ini, serta meluangkan waktu untuk melayani penulis dalam melakukan penelitian.

8. Sahabat-sahabat terbaik Konsentrasi Manajemen Haji dan Umroh Angkatan 2015 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, Semoga silaturahmi tetap terjaga. Aamiin.

Akhirnya penulis menyadari keterbatasannya sebagai manusia biasa, mungkin mempunyai kekurangan atau kelemahan. Begitupun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini masih banyak yang harus diperbaiki dan diperbaharui oleh karenanya kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Jakarta, 20 September 2019 Mukhamad Arif Makmuda

(8)

iv DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

D. Tinjauan Pustaka... 7

E. Metode Penelitian... 8

F. Sistematika Penulisan...11

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Peranan... 13

1. Pengertian Peranan... 13

2. Bentuk dan Macam-macam Peranan... 14

3. Tujuan dan Manfaat Peranan... 16

4. Langkah-langkah Peranan... 17

B. Konsep D’ai... 18

1. Pengertian Da’i... 18

2. Metode dan Upaya Da’i dalam Dakwah... 23

3. Pendekatan Dakwah... 25

C. Konsep Pembimbing Ibadah Manasik Umrah... 26

1. Definisi pembimbing... 26

2. Pembimbing Manasik Umrah dalam Teori-teori Kepemimpinan Rasulullah SAW... 27

3. Metode dan Teknik Pengajaran... 30

(9)

v

1. Definisi Kualitas Layanan... 40

2. Dimensi Kualitas Layanan... 41

3. Faktor-faktor Meningkatkan Kualitas Layanan... 43

E. Definisi Manasik Umroh... 48

1. Makna Manasik Umrah... 48

2. Hukum Umrah... 51

3. Rukun dan Wajib Umrah... 54

4. Umroh Mabruroh... 55

BAB III GAMBARAN UMUM TRAVEL SALAM INDONESIA A. Sejarah Singkat Travel Salam Indonesia... 58

B. Profil Travel Salam Indonesia... 59

C. Lokasi dan Batas Wilayah Travel Salam Indonesia... 60

D. Visi, Misi dan Motto Travel Salam Indonesia... 60

E. Struktur Organisasi Travel Salam Indonesia... 61

F. Keadaan Instansi dan Kegiatan Travel Salam Indonesia... 62

G. Paket Perjalanan Umrah Travel Salam Indonesia... 63

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Da’i Center... 66

B. Program-program Da’i Center... 72

BAB V PEMBAHASAN A. Tugas dan Kedudukan Da’i Center di Travel Salam Indonesia... 77

B. Peranan Da’i Center dalam Meningkatkan Kualitas Bimbingan Manasik Umrah di Travel Salam Indonesia... 83

C. Metode Da’i Center Dalam Meningkatkan Bimbingan Ibadah Manasik Umrah... 87

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Da’i Center Dalam Meningkatkan Kualitas Bimbingan Ibadah Manasik Umrah... 89

(10)

vi BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan... 93 B. Saran... 94 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap umat muslim menginginkan tercapainya kesempurnaan dalam beribadah dengan menjalankan perintah perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, Al-Qur‟an dan Al-Hadits adalah pegangan bagi umat muslim yang di dalamnya terdapat perintah dan larangan yang harus dijalankan oleh umat muslim salah satunya adalah rukun islam dan rukun iman menjadi amalan yang harus dilaksanakan. Rukun islam ada lima, dan menunaikan ibadah haji adalah salah satu dari kelima rukun tersebut.

Kita layak bersyukur, karena Ghirah (semangat) umat Islam Indonesia dalam menunaikan ibadah haji dan umroh sangat menggembirakan, setiap tahun jamaah haji dan umroh Indonesia senantiasa mengalami peningkatan. Hal ini disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali saat memberikan laporan pada Penandatangan Nota Kesepahaman tentang Pencegahan, Pengawasan, dan Penanganan Permasalahan Penyelenggaraan Ibadah Umrah di Jakarta.

“Jamaah umrah Indonesia menempati posisi kedua dalam kuantitasnya. Sejak September 2018 hingga 31 Januari 2019, jamaah umrah kita mencapai 508.180 jamaah. Nomor, satu adalah Pakistan dengan 776.326 jamaah. Ketiga, India dengan

(12)

2

343.396 jamaah,” terang Nizar Ali di Jakarta, Jumat (08/02/2019) lansir Kemenag.1

Umroh merupakan salah satu ibadah umat muslim yang pelaksanaannya di lakukan di tanah suci Mekkah dan Madinah. Umroh pada hakikatnya menjadi sarana dan media bagi kaum muslimin untuk beribadah ke tanah suci setiap saat.2 Allah SWT berfirman :

ْ لااوُّمِتَأَو

َِْ ِلَِْةَر مُع لاوَّْجَح

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah.” (Q.S Al Baqarah : 196).3

Dalam suatu hadist dari Zaid bin Tsabit r.a diriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda:

ْ لَاْ:َْمَّلَسَوِْه يَلَعْ َاللََْىَّلَصِْ َاللَِْل وُسَرَْلاَق

َْكُّرُضَيْ َلَِْناَتَض يِرَفُْةَر مُع لاَوُّْجَح

َْت أَدَبْاَمِهَّيَاِب

)ْىنطقرادلاْهاور(

“Rasulullah saw bersabda : Haji dan umroh kedua-duanya fardhu (Wajib), tidak membahayakan kamu (tidak dilarang) dengan memulai (mendahulukan) diantara keduanya.” (HR Daruquthni).4

Kegiatan ibadah haji dan umrah mempunyai dua sisi yang

harus diperhatikan dalam pelaksanaannya yaitu, standar

1 Dikutip dari

https://www.hidayatullah.com/berita/info-haji- umrah/read/2019/02/08/159671/kemenag-jamaah-umrah-indonesia-terbanyak-kedua-di-dunia.html. Di akses pada hari 28 Juni 2019 pukul 16.20 WIB.

2 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-beluk Ibadah

dalam Islam. (Jakarta : Prenada Media, 2003), hlm. 227.

3Al-Qur’an (QS. Al Baqoroh: 196)

4 Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan Ibdah

(13)

3

pelaksanaannya saat masih di tanah air banyak aspek penting yang harus diperhatikan pembinaannya, salah satunya yakni bimbingan manasik, (materi bimbingan, metode dan waktu bimbingan),.5 Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang RI No 13 Tahun 2008 pasal 7 tentang Hak Jemaah Haji yakni memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam menjalankan ibadah haji.6

Oleh karena itu, sebelum berangkat melaksanakan ibadah haji ataupun umroh sangat dianjurkan bagi calon haji ataupun umroh untuk berusaha mengetahui dan mempelajari ilmu manasik haji ataupun umroh sehingga dapat memahami tata cara ibadah haji ataupun umroh, amalan yang harus dilakukan baik syarat, rukun, wajib maupun sunat. Akan tetapi tidak semua pembelajaran dalam bimbingan manasik bisa semuanya difahami oleh calon jamaah haji ataupun umroh. Tentunya sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rosulullah SAW.

ْ ىِّنَعا وُذُخ

)ْملسمْهاورْ(ْاَذَهْ يماَعَد عَبْ مُكاَق لَأ َلَْ يِّلَعَلَفْ مُكَكِسْاَنَم

“Ambillah (ikutilah) kalian dari aku mengenai tatacara haji kalian, barang kali aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian setelah tahun ini.” (HR. Muslim)7

Hal ini tentunya menjadi fokus perhatian untuk biro haji dan umrah supaya menambah kualitas dalam melayani jamaah mereka salah satunya dalam bidang bimbingan manasik umroh. Karena jamaah yang berasal dari berbagai kalangan yang belum tentu mereka

5 Abdul Aziz dan Kustini, Ibadah Haji Dalam Sorotan Publik, (Jakarta:

Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2007), hlm. 22

6 Dirjen PHU, Peraturan Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Kemenag,2012),hlm.16

(14)

4

bisa melakukan manasik secara mandiri. Perlu ada bantuan dari biro untuk menyediakan pembimbing yang bertugas menuntun mereka secara intensif sehingga ibadah mereka lancar.

Penulis sengaja memilih Objek Penelitian di Travel Salam Indonesia dikarenakan adanya hal menarik yakni penulis melihat sistem dalam pelaksanaan bimbingan manasik yang begitu baik secara eksklusif selama 8 jam mengupas tuntas manasik dan segala macam permasalahannya, sehingga jamaah walaupun belum berangkat tetapi sudah merasakan ibadah umroh.

Travel Salam Indonesia pun ditunjang oleh beberapa pembimbing manasik yang berkualitas, mumpuni dan profesional dalam bidangnya. Tujuan dibentuknya Da’i Center ini pun untuk para Calon Jamaah yang ingin berkonsultasi tentang permasalahan dalam manasiknya, sehingga para jamaah dapat memahami manasik yang telah dilaksanakan.8

Masalah inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang Peranan da’i center dan sistem dalam pelaksanaan manasik di Travel Salam Indonesia sehingga jamaah walaupun belum pernah berangkat tetapi bisa merasakan seperti halnya ibadah umroh ditanah suci.

Dalam penulisan ini, penulis memfokuskan pada bagaimana Peranan da’i center dalam membimbing jamaah manasik di Travel Salam Indonesia ini. Untuk mengetahui lebih lanjut dan mendalam penulis akan menuangkannya dalam karya tulis “skripsi” Peranan Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik umroh pada Travel Salam Indonesia Jakarta Barat.

(15)

5

B. Identifikasi Masalah 1. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini diambil agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terperinci dalam

menjelaskan atau menguraikannya. Penulis membatasi

permasalahan yang akan dibahas terhadap Peran Da’i Center dalam rangka meningkatkan kualitas bimbingan manasik umrah pada Travel Salam Indonesia yang meliputi Tugas dan kedudukan, metode dan bentuk dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik umrah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan penulis di atas, rumusan permasalahan yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Peranan Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik umroh pada Travel Salam Indonesia Jakarta Barat?

b. Bagaimana Metode Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan ibadah manasik umrah?

c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik umrah?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mendeskripsikan serta menjelaskan Peranan da’i center dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik di Travel Salam Indonesia Jakarta Barat.

(16)

6

b. Untuk mendeskripsikan serta menjelaskan bagaimana metode yang digunakan Da’i Center dalam meningkatkan kualitas bimbingan ibadah manasik umrah.

c. Untuk mendeskripsikan serta menjelaskan apa faktor pendukung dan penghambat terhadap peningkatan kualitas bimbingan manasik umroh di Travel Salam Indonesia.

2. Manfaat Penelitian a. Kegunaan teoritik

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perusahaan yang berhubungan dengan pelayanan jasa atau biro perjalanan umrah.

2) Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan kemajuan perusahaan atau pihak-pihak lain tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

b. Kegunaan praktis

1) Memberikan informasi kepada Travel agar senantiasa selalu meningkatkan kualitas dalam bimbingan manasik nya.

2) Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam bidang bimbingan manasik Umrah bagi peneliti serta memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang juga dapat bermanfaat bagi generasi yang akan datang.

3) Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah bahan bacaan atau referensi umum bagi fakultas dakwah

(17)

7

dan komunikasi khususnya bagi program studi manajemen dakwah. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan sejauh mana teori-teori yang sudah diproleh dimasa perkuliahan dengan yang diterapkan secara nyata.

4) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan dalam pelaksanaan bimbingan manasik umroh di Travel Salam Indonesia Jakarta Barat.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari adanya bentuk penjiplakan atau plagiat maka penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi sebagai bahan perbandingan dalam pembuatan skripsi. Selain itu penulis juga melakukan tinjauan kepustakaan (Literature) yang berkaitan dengan topik pembahasan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah:

1. Hilmiyatul Mardiyyah, “Implementasi TQM (TOTAT QUALITY MANAGEMENT) Melalui Kualitas Pelayanan Pada PT. Tour Silaturahmi Nabi Jakarta”.9 Pada skripsi ini

lebih cenderung kepada Kualitas Manajemen sebuah Perusahaan.

2. Faiq Shalahudin, “Pengaruh Public Figure endorse Ustadz Yusuf Mansur terhadap Keputusan Pengguna Jasa Travel Haji dan Umroh Daarul Qur’an Central Business District (CBD) Ciledug Tangerang. Pada skripsi ini baik dalam penulisannya,

9 Hilmiyatul Mardiyyah “Implementasi TQM (TOTAT QUALITY MANAGEMENT) Melalui Kualitas Pelayanan Pada PT. Tour Silaturahmi Nabi Jakarta”

(18)

8

namun hanya membahas pengarus Publice Figure Endorse Ustadz Yususf Mansaur terhadap Keputusan Pengguna Jasa, bukan terhadao Kualitas Ibadah Manasik .10

Penelitian “Skripsi” yang penulis buat berjudul “ Peranan da’i center dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Manasik Umroh pada Travel Salam Indonesia”. Subjek dan Objek pembahasan dari semua judul skripsi tersebut, tidak ada yang sama dengan skripsi yang akan penulis buat.

Penulis melakukan penelitian yang menitik beratkan pada Peranan Da’i Center dalam meningkatkan Kualitas Ibadah Manasik Umrah. Demikianlah tinjauan Pustaka ini penulis buat sebagai perbedaan materi antara penelitian yang penulis teliti dengan deskripsi terdahulu.

E. Metode Penelitian

Untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana cara penulis melakukan penelitian maka akan dipaparkan bagaimana penulis dalam melakukan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Sesuai fokus penelitian yang diangkat, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif yaitu

10 Faiq Shalahudin, “Pengaruh Public Figure endorse Ustadz Yusuf Mansur terhadap Keputusan Pengguna Jasa Travel Haji dan Umroh Daarul Qur’an Central Business District (CBD) Ciledug Tangerang”

(19)

9

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.11 Dalam hal ini yaitu Peranan da’i center dalam

meningkatkan kualitas bimbingan manasik umroh pada Travel Salam Indonesia Jakarta Barat.

2. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian berupa prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.12 Penelitian ini,

penulis dalam bagian teknik pengumpulan data menggunakan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap obyek penelitian. Pengamatan perlu dilakukan untuk membantu peneliti bila informan tidak bisa menjawab pertanyaan, dan dilakukan untuk lebih memberikan data yang akurat.13

Observasi dilakukan baik secara langsung saat mengamati fenomena maupun tidak langsung. Teknik ini

11 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif Cet. Ke-30, (Bandung: PT. Remaja Rosdyakarya, 2012).Hlm. 6.

12 Moehar Daniel, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara,

2005). Hlm. 133.

(20)

10

penulis gunakan untuk melihat dan mengetahui secara lebih detail mengenai pengoptimalisasian Peranan da’i center untuk meningkatkan kualitas bimbingan manasik umroh pada Travel Salam Indonesia.

b. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan atau metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan informan, sama seperti dengan penggunaan daftar pertanyaan.14 Metode ini digunakan untuk memperoleh data

yang valid berupa keterangan, informasi, atau penjelasan yang berkaitan dengan hal-hal yang diteliti tentang kondisi di Travel Salam Indonesia.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengabadian suatu momen, bisa berupa audiovisual seperti foto, video, film. Bisa juga dokumen publik seperti koran, makalah, laporan kantor, atau bisa dokumen privat seperti surat, e-mail, buku harian dan lain-lain.

3. Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dan penyajian data yang mengelompokan dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi.15 Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriftif yaitu, analisa data yang bersifat penjelasan dari data-data dan informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori dan

14 Moehar Daniel, Metode Penelitian Sosial Ekonomi...., Hlm. 143.

15 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(21)

11

konsep yang mendukung pembahasan, dimana penjelasan ini menggunakan metode kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat untuk memperoleh kesimpulan.

4. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek Penelitian dalam penelitian ini adalah Travel Salam Indonesia dan para pembimbing yang tergabung dalam Da’i Center Salam Indonesia Jakarta Barat.

b. Obyek Penelitian dalam penelitian ini yaitu Peranan da’i center Travel Salam Indonesia Jakarta Barat dalam meningkatkan kualitas manasik umroh.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian di Travel Salam Indonesia Jl. Flamboyan No. 45A 06/02 Serengseng Kembangan Jakarta Barat.

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran secara sistematis mengenai penyusunan karya ilmiah (skripsi) ini, penulisan ini dibagi menjadi beberapa bab dan masing-masing bab saling berkaitan yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini yang menjelaskan latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

(22)

12

BAB II : KAJIAN EORI

Bab ini membahas konsep peranan, konsep Da’i, konsep pembimbing ibadah manasik umroh, konsep kualitas dan definisi manasik umroh.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini membahas sejarah singkat perusahaan, profil perusahaan, lokasi dan batas wilayah, visi misi dan motto, struktur organisasi, keadaan perusahaan dan paket perjalanan umroh.

BAB IV :DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran Da’i Center dan Program-program Da’i Center.

BAB V : PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang tugas dan kedudukan Da’i Center pada Travel Salam Indonesia, peranan Da’i Center, metode Da’i Center, Faktor pendukung dan faktor penghambat Da’i Center.

(23)

13

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Peranan

1. Pengertian Peranan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia peranan kata dasarnya adalah “peran” yang berarti tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.16 Dalam Kamus

Ilmiah Populer, peranan diartikan fungsi, kedudukan, bagian kedudukan.17

Peran diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat. Kedudukan dalam hal ini diharapkan sebagai posisi tertentu di dalam masyarakat yang mungkin tinggi. Sedang-sedang saja atau rendah. Kedudukan adalah suatu wadah yang isinya adalah hak dan kewajiban tertentu. Sedangkan hak dan kewajiban tersebut dapat dikatakan sebagai peran. Oleh karena itu, maka seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu dapat dikatakan sebagai pemegang peran (role accupant). Suatu hak sebenarnya merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas.18

Secara sosiologis peranan adalah aspek dinamis yang berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu posisi dan melaksanakan

16 Depdiknas, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, hlm.854

17 Pius.A.Pratanto dan M.Dahlan AL Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola), hlm.585

18 R. Sutyo Bakir, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Tanggerang: Karisma Publishing Group, 2009), hlm.348

(24)

14

hak-hak dan kewajiban sesuaian dengan kedudukannya. Jika seseorang menjalankan peran tersebut dengan baik, dengan sendirinya akan berharap bahwa apa yang dijalankan sesuai dengan keinginan diri lingkugannya. Peran secara umum adalah kehadiran di dalam menentukan suatu proses keberlangsungan.19 Peranan

merupakan dinamisasi dari statis ataupun penggunaan dari pihak dan kewajiban atau disebut subyektif. Peran dimaknai sebagai tugas atau pemberian tugas kepada seseorang atau sekumpulan orang.

Dalam Ilmu Psikologi Sosial peranan diartikan sebagai suatu perilaku atau tindakan yang diharapkan oleh orang lain dari seorang yang memiliki suatu status di dalam kelompok tertentu.20

Dari mengenai pengertian peranan diatas penulis dapat simpulkan bahwa peranan adalah sebuah kedudukan yang dimiliki

seseorang, yang memiliki harapan-harapan penting dan

mempunyai fungsi bagi struktur kehidupan masyarakat atau kelompok tertentu.

2. Bentuk dan Macam-macam Peranan a. Bentuk Peranan

Melihat dari pengertian mengenai peranan maka bentuk peranan bisa dilihat dalam bentuk individu, norma atau aturan, intitusi atau lembaga, dan lain sebagainya tergantung fungsi dan kegunaan serta harapan-harapan yang diinginkan oleh masyarakat itu sendiri, misalkan seorang pemain sepak bola kawakan akan

19 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2002), hlm. 242

(25)

15

berbeda dengan seorang pemain musik yang bermain musik untuk mengisi waktu luang saja.

b. Macam-macam Peranan

Peranan yang ada dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandangberbagai macam peranan dapat disebutkan sebagai berikut :21

1) Berdasarkan pelaksanaannya

Berdasarkan pelaksanaannya peranan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

a) Peranan yang diharapkan (exected roles), yaitu cara ideal dalam pelaksanaan peranan menurut

penilaian masyarakat. Masyarakat

menghendaki peranan yang diharapkan

secermat-cermatnya dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan. Peranan jenis ini antara lain peranan hakim, peranan protokoler diplomatik, dan sebagainya.

b) Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan

21 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan

(26)

16

yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.

2). Berdasarkan cara memperolehnya

Sementara itu, berdasarkan cara memperolehnya, peranan dapat dibedakan menjadi :

a) Peranan bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh secara otomatis, bukan karena usaha, misalnya perana sebagai nenek, anak, bupati dan lain sebagainya.

b) Peranan pilihan (achives roles), yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusannya sendiri, misalnya seseorang yang memutuskan untuk memilih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga dan menjadi mahasiswa program studi sosiologi.

3. Tujuan dan Manfaat Peranan

Setiap peranan bertujuan agar antar individu yang melaksanakan peranan dengan orang-orang sekitarnya yang berhubungan dengan peranan tersebut terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima dan ditaati oleh kedua belah pihak.22

Peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku, karena manfaat peranan sendiri adalah sebagai berikut :

22 Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet. Ke-1, hlm. 64.

(27)

17

a. Memberi arah pada proses sosialisasi.

b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan.

c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat. d. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol,

sehingga dapat melestarikan kehidupan

masyarakat.23

4. Langkah-langkah Peranan

Dalam menentukan langkah-langkah peranan seseorang ada baiknya memperhatikan apa yang disebutkan oleh levinson sebagaimana dikutip oleh Busrowi, bahwa peranan paling sedikit harus mencakup tiga hal sebagai berikut :

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau seseorang dalam masyarakat.peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

b. Peranan adalah suatu konsep perihal yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosialmasyarakat.24

Pembahasan perihal aneka macam peranan yang melekat pada individu-individu dalam masyarakat penting bagi hal-hal sebagai berikut :

23 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Op.cit , Hlm.160 24 Basrowi, Pengantar Sosiologi...., Hlm. 6.

(28)

18

a. Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur hendak dipertahankan kelangsungannya. b. Peranan tersebut seyogyanya diletakkan pada

individu-individu yang oleh masyarakat dianggap mampu melaksanakannya. Mereka harus terlebih dahulu terlatih dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya.

c. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu yang tak mampu melaksanakan peranannya sebagaimana

diharapkan oleh masyarakat. Karena mungkin

pelaksanaannya memerlukan pengorbanan arti

kepentingan-kepentingan pribadi yang terlalu banyak. d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan

peranannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut.25

A. Konsep Da’i 1. Pengertian Da’i

Dai merupakan kata bahasa Arab yang diambil dari bentuk mashdar ْ)هيعاد( yang berubah menjadi fail ْْ )يعاد( yang mempunyai arti yang berdakwah.26 Dalam pengertian yang khusus (pengertian Islam), dai adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku kearah kondisi yang baik atau lebih baik menurut

25 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1998), Cet. Ke-25 , hlm. 272.

26 Munawwir AF, Kamus Al Bisri: Arab-Indonesia (Surabaya; Pustaka Progresif, 1999), hlm. 198.

(29)

19

syariat Al quran dan sunnah. Berdasarkan pengertian khusus tersebut dai identik dengan orang yang melakukan amar makruf nahi munkar.27

Secara garis besar dai mengandung dua pengertian : a. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang

berdakwah sebagai kewajiban yang melekat dalam diri sebagai realisasi perintah Rasulullah Saw untuk menyampaikan Islam kepada semua walaupun hanya satu ayat dan tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut Islam, serta sesuai dengan hadis Nabi.

b. Secara Khusus adalah muslim yang telah mengambil spesialisasi di bidang agama Islam, yaitu ulama dan sebagainya.28

Menurut Budiharjo, subyek dakwah (dai) adalah yang melakukan dakwah kepada seluruh umat agar menyembah kepada Allah swt, agar melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam.29

Berdasarkan definisi di atas, dai adalah orang yang melaksanakan dakwah. Tetapi tentu tidak semua orang muslim dapat berdakwah dengan baik dan sempurna, karena pengetahuan dan kesungguhan mereka berbeda-beda. dai adalah pelopor perubahan sekaligus menjadi teladan bagi umat. Hal-hal yang semula menyimpang dari Al quran dan Hadis diluruskan agar sesuai dengan ajaran Islam baik aqidah, muamalah, dan

27 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta; Amzah, 2013), Cet. Ke-2. hlm. 68

28 Muhammad Bin Ismail Abu Abdullah Al Bukhari, Sahih Al Bukhari, (Saudi Arabia; Daar Thuwaiq an Najah, 1422 H), Vol. IV, no. 3461, hlm. 170,.

29 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (edisi revisi), (Jakarta: kencana prenada media group, 2004), hlm.216

(30)

20

aspek kehidupan lainnya. Olehnya itu, dai harus memenuhi kualifikasi dan syarat-syarat tertentu agar proses dakwahnya sesuai dengan target yang ingin dicapai yaitu :

a. Dai harus mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang Islam. Menjadi keharusan bagi dai untuk mendalami pengetahuan agama baik masalah Aqidah, fiqih, muamalah dan berbagai aspek disiplin keagamaan lainya.

b. Dai harus terlebih dahulu mengetahui seluk-beluk Islam sebelum terjun ke lapangan untuk berdakwah, sehingga dai mampu memberikan pemahaman tetang kesempurnaan agama Islam kepada masyarakat. c. Dai harus menjadi teladan yang baik bagi umat, sebab

perilaku, aktifitas, akhlak, perkataan dan perbuatan dai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap umat. d. Dai harus mempunyai kemampuan berkomunikasi

yang baik. Banyak orang mempunyai pesan atau nasehat bagus tetapi dalam menyampaikan atau berkomunikasinya kurang lancar dan tepat sehingga nilai dari pesan atau nasehat tersebut menjadi berkurang. Olehnya itu kemampuan berkomunikasi secara baik dan benar adalah syarat yang tidak boleh diabaikan oleh para dai.

e. Pengetahuan psikologi, manusia adalah mahkluk unik yang tidak bisa di prediksi kepribadianya, dai di tuntut

memahami ilmu psikologi kepribadian dan

perkembangan. Dengan mengetahui kondisi kejiwaan masyarakat dai akan lebih mudah memberikan solusi

(31)

21

yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Maka materi dakwah akan mudah diterima oleh masyarakat.30 Selain itu, pembentukan kepribadian seorang dai merupakan bekal asasi dalam mengemban tugas dakwah. Iman, ikhlas, berani, sabar, dan optimism merupakan prinsir utama dalam membentuk kepribadian, menurut Imam Ahmad Mustafa Al-Maraghi ada empat sifat yang harus dimiliki oleh dai antara lain :

a. Hendaklah alim (mengetahui) dalam bidang Alquran, sunnah dan sejarah kehidupan Rasul saw. dan Khulafaur Rasyidin ra.

b. Hendaklah pandai membaca situasi ummat yang diberi dakwah baik dalam urusan bakat, watak sdan akhlak mereka atau ringkasnya mengetahui kehidupan mereka. c. Hendaklah mengetahui bahasa ummat yang dituju oleh

dahwahnya. Rasulullah saw. sendiri memerintahkan sebagian sahabatnya agar mengetahui bahasa Ibrani, karena beliaupun perlu berdialog dengan Yahudi yang menjadi tetangga beliau dan untuk mengetahui hakikat keadaan mereka.

d. Mengetahui agama, aliran dan madzhab ummat dan dengan demikian akan memudahkan juru dakwah mengetahui kebatilan-kebatilan yang terkandung padanya dan tidak akan sulit baginya memenuhi ajakan kebenaran yang

30 Najamudin, Metode Dakwah Menurut Alqur'an, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani), hlm. 23.

(32)

22

didengungkan oleh orang lain sekalipun orang tersebut telah mengajaknya.31

Menurut Mahmud Yunus ada empat belas sifat yang harus dimiliki seorang dai antara lain :

1. Mengetahui Alquran dan sunah 2. Mengamalkan ilmunya

3. Penyantun dan lapang dada

4. Berani menerangkan kebenaran agama 5. Menjaga kehormatan diri

6. Mengetahui ilmu masyarakat, sejarah ilmu bumi, jiwa akhlak perbandingan agama dan ilmu bahasa

7. Mempunyai keimanan yang kuat dan kepercayaan yang kokoh kepada Allah swt. tentang janjinya yang benar 8. Menerangkan mengajarkan ilmu yangdiketahui dan

janganlah menyembunyikan ilmu 9. Tawadu dan rendah hati

10. Tenang bersikap sopan , tertib dan bersungguh-sungguh 11. Mempunyai cita-cita tinggi dan jiwa yang besar

12. Sabar dan tabah dalam melaksanakan seruan Allah swt. 13. Takwa, jujur dan terpercaya

14. Ikhlas 32

31 Syihata Abdullah, Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1978), hlm.80

32 Masdar Helmy, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang; CV Toha Putra, 1973), Jilid; I, hlm. 21.

(33)

23

2. Metode dan Upaya Dai dalam Dakwah

Metode dakwah Secara etimologi yaitu berasal dari bahasa Yunani metodos yang artinya cara atau jalan. Metode dakwah adalah jalan atau cara untukmencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.33

Metode dakwah dalam Alquran terdapat dalam QS. An Nahl [16]: 125 .

ْ وَم لاَوِْةَم كِح لاِبَْكِّبَرِْليِبَسْ ٰىَلِإُْع دا َْكَّبَرْ َّنِإْْۚ ُنَس حَأَْيِهْيِتَّلاِبْ مُه لِداَجَوِْْۖةَنَسَح لاِْةَظِع

ْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْ

ْ َنيِدَت هُم لاِبُْمَل عَأَْوُهَوِْْۖهِليِبَسْ نَعَّْلَضْ نَمِبُْمَل عَأَْوُه “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Berdasarkan ayat tersebut terdapat metode dakwah yang akurat, kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat dalam ayat tersebut adalah :

a. Bil al-Hikmah

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang dilaksanakan atas dasar persuasif. Karena dakwah bertumpu pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan dan penghargaan pada hak hak yang bersifat demokratis, agar fungsi dakwah yang utama (bersifat informatif).34

33 Masdar Helmy, Dakwah dalam Alam Pembangunan...., hlm. 23 34 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah...., hlm. 98.

(34)

24 b. Mau‟izah Hasanah

Mau‟izah hasanahatau nasehat yang baik adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan dihati, menyentuh perasaan, lurus di fikiran, menghindari sikap kasar dan tidak mencari atau menyebut kesalahan objek dakwah sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan

atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang

disampaikan oleh pihak subjek dakwah.35 c. Mujadalah

Mujadalah adalah berdiskusi dengan cara yang baik dari cara cara berdiskusi yang ada. Mujadalah merupakan cara terakhir yang digunakan untuk berdakwah yang digunakan untuk orang orang yang taraf berfikirnya cukup maju dan kritis seperti ahli kitab yang memang telah memiliki bekal keagamaan dari para utusan sebelumnya.36

Ditinjau dari sudut pandang lain, dakwah dapat dilakukan dengan metode yang lazim dilakukan dalam pelaksanaan dakwah, yaitu :

a. Metode ceramah, adalah metode yang dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan.37

35 Siti Muriah, Metode Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta; Mitra Pustaka,2000), hlm. 44

36 Siti Muriah, Metode Dakwah Kontemporer...., hlm. 44

37 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Diktat Kuliah (Semarang; Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1988), hlm. 45.

(35)

25

b. Metode tanya jawab, adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi dakwah dan untuk merangsang perhatian penerima dakwah.38

c. Metode diskusi, dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran (gagasan,pendapat dan sebagainya) antara sejumlah orang

secara lisan membahas suatu masalah tertentuyang

dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran.39

d. Metode propaganda (di’ayah), yaitu upaya untuk menyiarkan Islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara massal, persuasif dan bersifat otoritatif (paksaan).40

3.

Pendekatan Dakwah

Menurut Ali Mustafa Yakub, pendekatan dakwah yang dilakukan oleh nabi Muhammad saw. ada enam, yaitu :41

a. Pendekatan personal (Manhaj As Sirri). b. Pendekatan pendidikan ( Manhaj At Taklim). c. Pendekatan Penawaran (Manhaj Al Ardh). d. Pendekatan missi (Manhaj Al Bi‟tsah).

e. Pendekatan korespondensi (Manhaj Al Mukatabah). f. Pendekatan diskusi (Manhaj Al Mujadalah).

38 A. Kadir Munsyi, Metode Diskusi dalam Dakwah, (Surabaya; Al Ikhlas,1978), hlm. 31.

39 A. Kadir Munsyi, Metode Diskusi dalam Dakwah...., hlm. 31. 40 A. Kadir Munsyi, Metode Diskusi dalam Dakwah...., hlm. 31 41 Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta; Pustaka Firdaus, 2000),hlm. 121

(36)

26

Strategi pendekatan dakwah yang lain yang adalah :

a) Pendekatan struktural, yaitu pengembangan dakwah melalui jalur struktural formal, misalnya melalui pemerintahan.

b) Pendekatan kultural, yaitu pengembangan dakwah melalui alur cultural nonformal, misalnya melalui pengembangan masyarakat, kebudayaan, sosial, dan bentuk nonformal lainnya.42

B. Konsep Pembimbing Ibadah Manasik Umrah 1. Definisi Pembimbing Ibadah Manasik Umrah

Menurut bahasa pembimbing adalah orang yang membimbing, pemimpin, penuntun, sesuatu yang dipakai untuk membimbing seperti pengantar (ilmu pengetahuan).43

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa pembimbing ibadah manasik umrah adalah seorang pembimbing, guru, pengajar atau pemimpin jamaah ibadah umrah yang memberikan bimbingan kepada jama’ah umrah tentang tata cara ibadah umrah mulai dari persiapan, niat ihram, tawaf, sa’i, dan terakhir tahalul. Sampai nanti menjelang tawaf wada.

Syarat-syarat khusus peserta sertifikasi pembimbing44 :

a. Jujur, bertanggung jawab, berakhlak mulia, memiliki dedikasi dan rasa nasionalisme

42 Arief Afandi , Islam Demokrasi Atas Bawah Polemik Strategi

Perjuangan Umat Model Gus Dur dan Amin Rais, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar

1997), Cet. Ke- 3, hlm. 20.

43 S.S,Daryanto,Kamus Bahasa Indonesia,(Surabaya: PT.Apollo Lestari,1997)

44 Keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah,Pedoman

(37)

27

b. Pernah menjadi pembimbing manasik minimal 2 tahun, dan

c. Mampu berkomunikasi bahasa inggris dan atau bahasa arab.

2. Pembimbing Manasik Umrah dalam Teori-teori Kepemimpinan Rasulullah SAW

Salah satu teori kepemimpinan yang ada pada diri Rasulullah SAW misalnya , empat fungsi kepemimpinan (the roles of leadership) yang dikembangkan oleh stephen covey. Konsep ini menekankan bahwa seorang pemimimpin yang dalam pembahasan pada penelitian ini adalah seorang pembimbing ibadah manasik harus memiliki empat fungsi kepemimpinan, yakni sebagai perintis (pathfinding), penyelaras (aligning), pemberdaya (empowering), dan panutan (modeling).45

a) Fungsi perintis (pathfinding) mengungkap bagaimana upaya seorang pemimpin memahami dan memenuhi kebutuhan utama para stakeholder-nya, misi dan nilai-nilai yang dianutnya, serta yang berkaitan dengan visi dan strategi, yaitu seperti ke mana para jamaah ibadah umrah akan dibimbing dan bagaimana jamaah dapat menjalankan ibadah umrah dengan lancar.

b) Fungsi penyelaras (aligning) berkaitan dengan bagaimana pemimpin menyelaraskan keseluruhan sistem dalam organisasi perusahaan agar mampu bekerja dan saling sinergis. Seorang pembimbing harus memahami betul bagaimana karakteristik yang dimiliki

45 Muhammad Syafii Antonio .The Super Leader Super Manager,(Jakarta: ProLM Centre,2007), hlm. 19

(38)

28

para jamaahnya. Kemudian ia menyelaraskan

perbedaan karakteristik jamaahnya agar sesuai dengan strategi untuk mencapai visi yang telah digariskan. c) Fungsi pemberdayaan (empowering) berhubungan

dengan upaya pemimpin untuk menumbuhkan lingkungan agar setiap orang dalam organisasi perusahaan mampu melakukan yang terbaik dan selalu mempunyai komitmen yang kuat (committed). seperti halnya dengan seorang pembimbing yang harus mampu menumbuhkan semangat pada para jamaahnya agar para jamaahnya mampu menerima materi dengan baik

dan mencermatinya sehingga mereka mampu

mengaplikasikannya dengan baik. seorang pembimbing juga harus memahami sifat pekerjaan atau tugas yang

diembannya. Ia juga harus mengerti dan

mendelegasikan seberapa besar tanggung jawab dan otoritas yang harus dimiliki setiap jamaah yang dibimbingnya.

d) Fungsi panutan (modeling) mengungkap bagaimana

agar pemimpin dapat menjadi panutan bagi

karyawannya. Bagaimana dia mampu bertanggung jawab atas tutur kata, sikap, perilaku, dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Sejauh mana ia melakukan

apa yang dikatakannya. Begitupun seorang

pembimbing yang merupakan pemimpin para jamaah dalam beribadah, ia harus menjadi panutan dan contoh yang baik bagi jamaahnya, bertanggung jawab, serta mampu mengambil keputusan dengan bijak, dan

(39)

29

melakukan apa yang dikatakan maupun yang diajarkannya kepada para jamaah.46

Masih banyak bukti kepemimpinan yang baik sebagaimana yang dikemukakan oleh para guru kepemimpinan yang terdapat pada diri Rasulullah SAW, tentu saja kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW tidak harus menunggu pembenaran, karena apa yang beliau contohkan telah terbukti berhasil. Sebagai gambaran bahwa pada diri Nabi Muhammad SAW ditemukan berbagai karakter pemimpin yang dirumuskan oleh para guru leadership, berikut beberapa teori kepemimpinan dan aplikasinya pada kepemimpinan Rasulullah SAW.47 Hadis tentang kepemimpinan. ٍْراَنيِدِْن بِْ َّاللَِْد بَعْ نَعٍْكِلاَمْ نَعَْةَمَل سَمْ ُن بِْ َّاللَُْد بَعْاَنَثَّدَح ْ َْرَمُعِْن بِْ َّاللَِْد بَعْ نَع ْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْ ْ ِْهِتَّيِعَرْ نَعٌْلوُئ سَمْ مُكُّلُكَوٍْعاَرْ مُكُّلُكْ َلََأَْلاَقَْمَّلَسَوِْه يَلَعُْ َّاللَْىَّلَصِْ َّاللََْلوُسَرْ َّنَأ ْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْ ْ ِْل هَأْىَلَعٍْعاَرُْلُجَّرلاَوْ مُه نَعٌْلوُئ سَمَْوُهَوْ مِه يَلَعٍْعاَرِْساَّنلاْىَلَعْيِذَّلاُْريِمَ لْاَف ْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْ ْ ْ مُه نَعٌْةَلوُئ سَمَْيِهَوِْهِدَلَوَوْاَهِل عَبِْت يَبْىَلَعٌْةَيِعاَرُْةَأ رَم لاَوْ مُه نَعٌْلوُئ سَمَْوُهَوِْهِت يَب ْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْْ ْ ِْهِتَّيِعَرْ نَعٌْلوُئ سَمْ مُكُّلُكَوٍْعاَرْ مُكُّلُكَفُْه نَعٌْلوُئ سَمَْوُهَوِْهِدِّيَسِْلاَمْىَلَعٍْعاَرُْد بَع لاَو Ibn umar r.a berkata : “saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya

46 Muhammad Syafii Antonio .The Super Leader Super Manager...., hlm. 20

47 Muhammad SyafiiAntonio .The Super Leader Super Manager...., hlm. 19

(40)

30

juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya.”

3. Metode dan Teknik Pengajaran a. Learning conditioning

Learning conditioning merupakan syarat utama untuk terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Ada tiga cara yang digunakan Rasulullah SAW dalam metode ini, yaitu :

a) Meminta diam untuk mengingatnya Adalah salah satu cara untuk yang paling baik untuk menarik perhatian jamaah.

b) Menyeru secara langsung Seorang pembimbing hendaknya menggunakan cara berupa seruan langsung, metode ini biasanya dilakukan pada saat awal penyampaian materi bimbingan ibadah manasik, tetapi terkadang dilakukan ketika proses mengajar tengah berlangsung.48

c)

Perintah untuk menyimak dan diam dengan cara tidak langsung Metode berupa permintaan perhatian secara tidak langsung membutuhkan kecerdasan seorang pembimbing, karena kalimat yang digunakan bisa berupa ungkapan untuk menarik perhatian dan mendengarkan apa yang disampaikan. Metode ini dapat dilakukan di awal ataupun ketika sedang proses belajar mengajar berlangsung.

48 Muhammad Syafii Antonio, The Super Leader Super Manager, (Jakarta: ProLM Centre,2007), hlm. 195

(41)

31

b. Active Interaction

1) Interaksi pendengaran

a) Teknik berbicara (presentasi dan penjelasan) Teknik ini digunakan dengan memperhatikan tujuan pembicaraan dalam menyampaikan dan menjelaskan sesuatu. Hal ini dilakukan dengan bersikap sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat hingga berlebihan dan juga tidak terlalu lamban hingga membosankan.

b) Tidak bertele-tele pada ucapan dan tidak terlalu bernada puitis

Ucapan yang sedang-sedang saja dan tidak terlalu cepat bertujuan untuk menjaga agar informasi yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh jamaah, juga agar terhindar dari kesamaran dan gangguan.

c) Memperhatikan intonasi

Intonasi merupakan hal penting dalam mengajar, namun memberat-beratkan (memfasih-fasihkan) ucapan adalah sikap yang tidak terpuji, baik secara syariat, indrawi, maupun logika. Memberat-beratkan ucapan dan menggunakan kata-kata yang aneh, justru akan menciptakan jarak antara seorang

pembimbing dengan muridnya. Seorang

pembimbing hendaknya menjelaskan pelajaran dengan tidak memotong penyampaiannya. Karena memotong penjelasan akan membingungkan

(42)

32

pembimbing dalam mengaitkan antara satu penjelasannya dengan penjelasan lainnya yang seharusnya saling berhubungan.

d) Diam sebentar di tengah-tengah penjelasan Diam sejenak di tengah-tengah penjelasan memiliki beberapa manfaat, antara lain menarik perhatian

para jamaah, membawa kejiwaan seorang

pembimbing kembali rileks, dan memberikan waktu kepada pembimbing untuk mengatur pemikirannya.

2) Interaksi pandangan

Digunakan dengan metode :

a) Kontak mata dalam mengajar

Adanya interaksi (tukar) pandangan antara seorang pembimbing dengan jamaahnya merupakan hal yang penting agar seorang pembimbing dapat menguasai jamaahnya. Hal itu dapat membantu jamaah dalam memahami apa yang disampaikan

oleh pembimbingnya berupa berbagai

permasalahan dan ilmu pengetahuan. b) Memanfaatkan ekspresi wajah

Memanfaatkan ekspresi wajah dalam mengajar akan membantu seorang pembimbing untuk dapat

mewujudkan tujuannya dalam memberikan

bimbingan. c) Tersenyum

Wajah yang ceria akan memancarkan energi positif dan merubah suasana menjadi akrab, sebaliknya

(43)

33

wajah yang “judes” dan mahal senyum akan menciptakan kekakuan dan ketegangan. Suasana tegang akan menjadikan proses belajar mengajar kurang menarik, membosankan dan menjadikan jiwa tertekan, maka belajarpun menakutkan dan menjadi beban.

c. Applied-learning method Metode yang digunakan adalah :

1) Metode yang diterapkan oleh pembimbing

Menggabungkan metode teoritis dengan praktikum dalam mengajar merupakan salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam memberikan bimbingan ibadah manasik. 2) Metode praktikum yang dilakukan oleh jamaah

Membuat jamaah berperan aktif dalam menerapkan metode praktikum, agar manfaat yang ingin dicapai dapat terwujud. Seorang pembimbing hendaknya berusaha agar para jamaah dapat mengetahui sendiri kesalahan mereka. Menerapkan dan mempraktikkan sesuatu adalah sarana terbaik agar ilmu yang disampaikan dapat dihafal dan terjaga dari kelupaan.

d. Scanning and levelling

Terdapat perbedaan tingkat kecerdasan dan pemahaman para jamaah, antara satu dengan individu yang lain, dan antara satu kelompok dengan kelompok lain. Membebani akal seorang jamaah dengan sesuatu yang tidak dapat ditanggungnya dan memberikan beban diatas kadar kemampuannya, tidak akan memberikan apapun kepada sang jamaa, kecuali rasa bingung dan kebodohan.

(44)

34

e. Discussion and feed back

Menggunakan metode yang logis dalam memberikan jawaban merupakan cara yang baik. Karena cara itu dapat membuat ilmu yang disampaikan bisa masuk kedalam hati, pikiran dan

pendengarannya, sebagaimana yang diharapkan.

Memperhatikan penggunaan kata yang sederhana dalam berdiskusi akan membuat para jamaah berperan aktif dalam berdiskusi sehingga terjadi interaksi yang dinamis.

f. Story-telling

Bercerita adalah metode yang sangat baik dalam pendidikan. Cerita pada umumnya disukai oleh jiwa manusia. Ia juga memiliki pengaruh yang menakjubkan untuk dapat menarik perhatian pendengar dan membuat seseorang bisa mengingat kejadian-kejadian dalam sebuah kisah dengan cepat. Cerita tidak hanya ditujukan untuk hiburan semata, akan tetapi harus diambil pelajaran, nasihat, dan hikmah yang ada didalamnya. Cerita dapat memberikan pengaruh yang besar bagi pikiran dan emosional jamaah. Terlebih lagi jika cerita tersebut benar-benar riil terjadi dan berisi tentang persoalan hidup yang penuh tantangan.

g. Analogy and case study

Memberikan perumpamaan sarana yang baik untuk

memudahkan dalam memahami kandungan makna-makna dan

pemikiran-pemikiran. Seorang pembimbing hendaknya

menggunakan perumpamaan ketika ada pelajaran yang sulit dipahami oleh pemikiran jamaah. Ia dapat memberikan perumpamaan sehingga pelajaran menjadi lebih mendalam dan mudah dipahami.

(45)

35

h. Teaching and motivating

Tasywiq adalah suatu metode yang mampu meningkatkan gairah belajar dan rasa keingintahuan yang tinggi, serta penasaran untuk mengetahui apa jawaban dan rahasianya. Tasywiq juga baik untuk memancing semangat belajar, meneliti, dan menelaah satu hal atau pelajaran tertentu. Semakin kuat menggunakan ungkapan yang bernada tasywiq, semakin kuat pula motivasi untuk belajar.

i. Body language

Body language dalam menyampaikan pesan atau presentasi, bermanfaat untuk :

1) Membuat penyampaiannya bertambah terang, lebih pasti, dan jelas.

Karena bahasa lisan dibantu dengan bahasa tubuh dan emosi, maka dengan kombinasi ini indra yang dirangsang bukan saja telinga tetapi juga mata dan indra terkait lainnya.

2) Menarik perhatian pendengar dan membuat makna yang dimaksud melekat pada pikiran pendengar.

3) Untuk mempersingkat waktu. Isyarat bermanfaat bagi seorang pembimbing untuk mempersingkat ucapan atas waktu, selain bermanfaat untuk mempertegas ucapan, mempertegas berbagai hal penting, menarik perhatian pendengar, membantu seorang pembimbing untuk mengungkapkan beberapa maksud ucapan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa lisan, dan lain sebagainya.

(46)

36

j. Picture and graph technology

Penjelasan yang diperkuat dengan gambar atau tulisan akan membuat penyampaian tersebut semakin jelas. Gambaran dan

tulisan yang mengiringi visualisasi akan membantu

penyampaian ilmu pengetahuan secara lebih cepat. k. Reasoning and argumentation

Metode mengungkapkan alasan akan memperjelas sesuatu yang sulit dan berat dipahami oleh jamaah. Metode mengungkapkan alasan akan membuat ilmu pengetahuan semakin tertanam pada pikiran jamaah sebagai penerima materi.

l. Self reflection

Memberikan kesempatan kepada jamaah untuk menjawab sendiri suatu pertanyaan merupakan metode yang sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan kerja otak dan mengasah akal pikiran. Permasalahan yang diajukan pembimbing bisa berupa pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, atau bisa berupa pertanyaan yang memang harus dijawab.

m. Affirmation and repetition Hal ini dilakukan dengan cara : 1) Pengulangan kalimat

Untuk hal-hal tertentu dan “baru sekali”, penjelasan terkadang tidak cukup, sehingga informasi harus diulang beberapa kali. Contoh dari Rasulullah SAW sebanyak “tiga kali” adalah satu kiasan yang bisa saja lebih atau kurang, tergantung situasi dan kondisi. Mengulang ucapan sebanyak tiga kali bisa membuat tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Terkadang pengulangan tersebut bisa lebih

(47)

37

dari tiga kali, tergantung pada kebutuhan. Mengulang-ulang ucapan adalah sarana yang baik agar informasi ilmu pengetahuan yang disampaikan dapat dihafal dengan baik. Ia juga dapat membuat murid terfokus pada poin tertentu yang dianggap penting.

2) Pengulangan ucapan nama Mengulang-ulang panggilan nama bisa membuat orang yang dipanggil lebih siap untuk dapat menerima berita yang akan disampaikan.

n. Focus and point basis

Menggunakan teknik berdasarkan rumusan-rumusan besar atau poin akan membantu audiens dalam menyerap ilmu dan menjaganya dari lupa. Metode ini akan sangat efektif jika dilakukan dengan cara from global to detail, yaitu

menyampaikan gambaran besarnya dahulu kemudian

menjelaskan rinciannya.

o. Question and answer method

Teknik bertanya adalah metode yang baik untuk menarik perhatian pendengar dan membuat pendengar siap terhadap apa yang akan disampaikan kepadanya. Pertanyaan terkadang bisa dilontarkan di awal pembicaraan dan di pertengahannya, tergantung kondisi saat bimbingan.

p. Guessing with question

Metode ini penting untuk memperkuat pemahaman dan memperbesar keingintahuan.

q. Encouraging student to ask

Bertanya dapat menghapuskan kebodohan serta memperbaiki pemahaman dan pemikiran. Pembimbing yang memberikan kesempatan dan motivasi kepada jamaahnya untuk berani

(48)

38

mengajukan pertanyaan memiliki manfaat untuk: mengukur tingkat pemahaman jamaahnya, memberikan motivasi kepada jamaah yang pemalu agar berani mengajukan pertanyaan, dan agar jamaah-jamaah yang lain dapat mengambil manfaat ketika mendengar jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Juga sebagai introspeksi seorang pembimbing untuk kembali mengevaluasi cara menyampaikan materi bimbingannya, yaitu ketika ia mengetahui dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan jamaah-jamaahnya bahwa jamaahnya belum memahami materi bimbingan dengan baik.

r. Wisdom in answering quetion Hal ini dilakukan dengan cara :

1) Menyikapi orang yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan tingkat pengetahuannya : Berusaha mengetahui keadaan penanya dan apa yang dibutuhkannnya

2) Menyikapi si penanya dengan sikap yang bermanfaat baginya : terkadang jawaban atas pertanyaan si penanya tidak sesuai dengan pertanyaan tersebut. Akan tetapi, bisa jadi hal itu akan lebih bermanfaat bagi si penanya. Contohnya untuk menjawab pertanyaan mengenai pakaian ihram. Sikap seperti itu tidak selamanya dapat diterapkan pada setiap kondisi penanya. Akan tetapi, sikap sepeti itu dapat diterapkan tergantung dari situasi dan kondisi. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan murid dapat dimanfaatkan untuk lebih melekatkan makna-makna tertentu atau menjelaskan hukum-hukum yang sifatnya baru bagi mereka.

(49)

39

s. Commenting on students question

Memberikan komentar terhadap jawaban seorang jamaah dapat bermanfaat bagi si penjawab untuk memperbaiki jawabannya. Selain itu, juga bermanfaat bagi jamaah yang lain untuk mengetahui apakah jawaban rekannya diterima atau ditolak. Terkadang jawaban yang diberikan benar, terkadang salah. Setiap jawaban memiliki cara masing-masing dalam mengomentarinya. Apabila audiens memberikan jawaban yang salah, hendaklah tetap menjaga perasaannya. Seorang pembimbing tidak mesti menggunakan ungkapan seperti “benar” atau “salah”. Akan tetapi, boleh menggunakan ungkapan yang juga memiliki pengertian dan maksud yang sama, seperti bagus, baik, luarbiasa atau hebat. Ketika menginginkan agar jamaah lebih berusaha memperbaiki kesalahannya, maka ungkapan yang dapat digunakan adalah “jawaban yang disampaikan belum sempurna” atau ungkapan-ungkapan santun lainnya.

t. Honesty

Seorang pembimbing harus menanamkan sikap mulia berani mengakui ketidaktahuan ke dalam jiwa jamaahnya. Ucapan “aku tidak tahu adalah bagian dari ilmu”, bahkan Abu Darda mengatakan bahwa ucapan itu adalah setengah dari ilmu. Itulah sebagian teknik pengajaran yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, beliau merupakan salah satu tokoh pendidikan dunia. Meskipun beliau adalah seorang guru yang ummi tetapi beliau menganjurkan umatnya untuk belajar.49

49 Muhammad Syafii Antonio,.The Super Leader Super Manager, (Jakarta: ProLM Centre,2007), hlm. 212

(50)

40

C. Konsep Kualitas

1. Definisi Kualitas Layanan

Dalam rangka menciptakan bimbingan ibadah manasik umrah yang baik, produk atau jasa yang ditawarkan organisasi harus berkualitas. Roger mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan penggunaan yang artinya barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan atau pelanggan.50 Menurut

American Society for Quality Control, kualitas adalah keseluruhan dari ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten, dan dengan kata lain kualitas suatu produk/jasa adalah sejauh mana produk/jasa memenuhi spesifikasi-spesifikasinya.51

Pelayanan sering disebut sebagai jasa yang diberikan oleh perusahaan, artinya bahwa adanya suatu perbuatan yang dilaksanakan suatu pihak terhadap pihak lain.52 Definisi dari pelayanan itu sendiri menurut Sugiarto adalah upaya maksimal yang diberikan oleh petugas pelayanan dari sebuah perusahaan industri untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan.

Dalam penelitian ini, penulis merujuk kepada sebuah peranan Da’i Center atau pembimbing Ibadah Manasik Umrah dalam meningkatkan kualitas bimbingan manasik umrah pada Travel Salam Indonesia.

50 Roger, G.S. Implications For Marketing strategy, (Dallas: BPS, 1995), hlm. 157

51 Ririn Tri Ratnasari dan Mastuti, Manajemen Pemasaran Jasa, Tanpa Tahun, hlm. 103-104

52 Tunggal, Amin Wijaya. Kamus MBA, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 235

(51)

41

2. Dimensi Kualitas Layanan

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa kualitas pelayanan adalah penentuan kemampuan pelayanan yang dilakukan suatu penyelenggara pelayanan yang harus dilakukan dengan baik dimana penilaian kualitasnya dilihat dari pemberian pelayanan tersebut. Suatu perusahaan akan mendapatkan penilaian pelayanan yang berkualitas jika dapat memenuhi kebutuhan pelanggan/konsumen.

Sunarto mengidentifikasikan tujuh dari dimensi dasar dari kualitas yaitu :

a. Kinerja

Yaitu tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang diidentifikasi para pelanggan.

b. Interaksi Pegawai

Yaitu seperti keramahan, sikap hormat, dan empati ditunjukkan oleh masyarakat yang memberikan jasa atau barang.

c. Reliabilitas

Yaitu konsistensi kinerja barang, jasa dan toko. d. Daya Tahan

Yaitu rentan kehidupan produk dan kekuatan umum. e. Ketepatan Waktu dan Kenyaman

Yaitu seberapa cepat produk diserahkan atau diperbaiki, seberapa cepat produk infomasi atau jasa diberikan. f. Estetika

Yaitu lebih pada penampilan fisik barang atau toko dan daya tarik penyajian jasa.

(52)

42

Yaitu dampak positif atau negatif tambahan atas kualitas yang tampak, yang mengenal merek atau nama toko atas evaluasi pelanggan.53

Terdapat lima dimensi kualitas pelayanan menurut

Parasuraman dalam Lupiyoadi, yaitu :

a. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Yang dimaksud bahwa penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan pelayanan yang diberikan.

b. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

c. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu

pengetahuan, kesopansantunan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa

53 Sunarto. Perilaku Konsumen. (Yogyakarta: AMUS Yogyakarta dan CV. Ngeksigondo Utama. 2003), hlm. 244

Gambar

FOTO KEGIATAN MANASIK DA’I CENTER

Referensi

Dokumen terkait

IBM Kenexa Viewpoint Comment Reporting dapat dibeli sebagai layanan Pengaturan atau Pengaturan Berdasarkan Permintaan dan menyediakan kepada Klien satu laporan komentar PDF atau

pembelajaran yang lebih positif, lebih cocok bagi kebutuhan proses belajar- mengajar, seperti merancang dan membuat konten pembelajaran berbasis web dengan

Untuk menguak problematika yang terjadi dari dinamika penduduk pendatang, dengan judul penelitian: Pengaruh Kualitas Pelayanan Kepengurusan KIPEM terhadap Tingkat

Based on the assumption above, it was concluded a hypothesis that video are able to improve students‟ writing skill in procedure text of the. seventh grade students of

Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian lapangan/field research, yaitu melakukan penelitan langsung pada objek yang diteliti untuk mengamati lebih dekat hal-hal

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi.Jenis metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu memberikan gambaran dengan

Tesis berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Penggunaan Cryptocurrency di Surabaya” yang ditulis dan diajukan oleh Lucas Sucipto (8112416003) telah disetujui

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Beban Kerja Mental