REFERAT
REFERAT
HEMATURIA
HEMATURIA
Pembimbing: Pembimbing:dr. A.R. Herda Pratama, Sp.U dr. A.R. Herda Pratama, Sp.U
Disusun oleh: Disusun oleh:
Ni Made Fika Dyah Indraswari B. Ni Made Fika Dyah Indraswari B.
030.12.190 030.12.190
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD KARAWANG KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD KARAWANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS TRISAKTI 5 SEPTEMBER
DAFTAR ISI DAFTAR ISI Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka DEFINISI...3 DEFINISI...3 ANATOMI ANATOMI ………3………3 ETIOLOG ETIOLOGI……….8I……….8 PATOFISIOLOGI………... PATOFISIOLOGI………...10...10 DIAGNOSIS... ...12 DIAGNOSIS... ...12 a. a. ANAMNESIS………...ANAMNESIS………...13..13 b. b. PEMERIKSAAPEMERIKSAA N FISIK……… N FISIK………...14…...14
c. c. PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG………...………PENUNJANG………...………15………15
KOMPLIKASI... ...18
KOMPLIKASI... ...18
PENATALAKSANAAN... ...18
PENATALAKSANAAN... ...18
DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING………BANDING………...18...18
DAFTAR PUSTAKA……… DAFTAR PUSTAKA………..………...25………...25
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
I.
I. DefinisiDefinisi
Hematuria adalah didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Secara visual, Hematuria adalah didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Secara visual, terdapatnya sel darah merah di dalam urine harus dibedakan dalam dua keadaan yaitu hematuria terdapatnya sel darah merah di dalam urine harus dibedakan dalam dua keadaan yaitu hematuria makroskopik dan mikroskopik. Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata makroskopik dan mikroskopik. Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat seb agai urine yang berwarna merah dan hematuria mikroskopik adalah hematuria dapat dilihat seb agai urine yang berwarna merah dan hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat
yang secara kasat m m ata tidak ata tidak terlihat sebagai terlihat sebagai urine yang berwarurine yang berwarna merah tetapi na merah tetapi pada pemeriksaanpada pemeriksaan mikroskopik ditemukan lebih dari 2 sel darah merah per lapang pandang.
mikroskopik ditemukan lebih dari 2 sel darah merah per lapang pandang.(1)(1)
II.
II. AnatomiAnatomi
Sistem urinaria atau disebut juga sistem eksretori adalah sistem organ yang memproduksi, Sistem urinaria atau disebut juga sistem eksretori adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan dan mengalirkan urine. Pada manusia normal, organ ini terdiri dari ginjal beserta menyimpan dan mengalirkan urine. Pada manusia normal, organ ini terdiri dari ginjal beserta sistem pelviokalises, ureter, buli-buli dan uretra.
sistem pelviokalises, ureter, buli-buli dan uretra.
Gambar 1. Anatomi saluran kemih Gambar 1. Anatomi saluran kemih 1.
1. GinjalGinjal
Adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal Adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian
bagian atas. atas. Bentuknya Bentuknya menyerupai menyerupai kacang kacang dengan dengan sisi sisi cekungnya cekungnya menghadap menghadap keke medial. Cekungan ini disebut sebagai hilus renalis yang didalamnya terdapat apeks medial. Cekungan ini disebut sebagai hilus renalis yang didalamnya terdapat apeks pelvis
pelvis renalis renalis dan dan struktur struktur lain lain yang yang merawat merawat ginjal. ginjal. Yakni Yakni pembuluh pembuluh darah, darah, sistemsistem limfatik dan sistem saraf. Ginjal lelaki relative lebih besar ukurannya daripada limfatik dan sistem saraf. Ginjal lelaki relative lebih besar ukurannya daripada perempuan. Ukuran rerata
perempuan. Ukuran rerata ginjal orang ginjal orang dewasa adalah 11,5 dewasa adalah 11,5 cm x 6 cm x 6 cm x 3,5 cm. cm x 3,5 cm. SecaraSecara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu korteks dan medulla ginjal. Korteks anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu korteks dan medulla ginjal. Korteks
ginjal terletak lebih superfisial dan di dalamnya terdapat berjuta-juta nefron. Nefron ginjal terletak lebih superfisial dan di dalamnya terdapat berjuta-juta nefron. Nefron merupakan unit fungsional terkecil ginjal. Medulla ginjal yang terletak lebih
merupakan unit fungsional terkecil ginjal. Medulla ginjal yang terletak lebih profundusprofundus banyak
banyak terdapat dukterdapat duktuli atau tuli atau saluran kecil saluran kecil yang mengalirkan yang mengalirkan hasil ultrafiltrasi berupahasil ultrafiltrasi berupa urine. Nefron terdiri atas glomerulus, tubulus kontortus (TC) proksimal, loo
urine. Nefron terdiri atas glomerulus, tubulus kontortus (TC) proksimal, loo p of henle,p of henle, tubulus kontortus distalis dan ductus kolegentes. Darah yang membawa sisa hasil tubulus kontortus distalis dan ductus kolegentes. Darah yang membawa sisa hasil metabolism tubuh di filtrasi (disaring) di dalam glomerulus dan kemudia setelah metabolism tubuh di filtrasi (disaring) di dalam glomerulus dan kemudia setelah sampau di tubulus ginjal, beberapa zat sisa metabolism yang tidak diperlukan oleh sampau di tubulus ginjal, beberapa zat sisa metabolism yang tidak diperlukan oleh tubuh mengalami sekresi membentuk urine. Setiap hari tidak kurang 190 liter cairan tubuh mengalami sekresi membentuk urine. Setiap hari tidak kurang 190 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urine sebanyak 1-2 liter. Urine yang tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urine sebanyak 1-2 liter. Urine yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui pyramida ke sistem pelvikalises ginjal terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui pyramida ke sistem pelvikalises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem pelvikalises ginjal terdiri atas untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks mayor, dan pielum/ pelvis renalis.
kaliks minor, infundibulum, kaliks mayor, dan pielum/ pelvis renalis.(1)(1)
Suplai darah ke ginjal diperankan oleh arteri dan vena renalis. Arteri renalis Suplai darah ke ginjal diperankan oleh arteri dan vena renalis. Arteri renalis merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis dan vena renalis yang bermuara merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis dan vena renalis yang bermuara langsung ke dalam vena kava inferior. Vena dan arteri renalis kedunaya membentuk langsung ke dalam vena kava inferior. Vena dan arteri renalis kedunaya membentuk pedikel ginjal.
pedikel ginjal. Arteri memasuki ginjal Arteri memasuki ginjal dan vena dan vena keluar dari keluar dari ginjal di ginjal di dalam area dalam area yangyang disebut hilus renalis. Arteri renalis bercabang menjadi anterior dan posterior. Cabang disebut hilus renalis. Arteri renalis bercabang menjadi anterior dan posterior. Cabang posterior
posterior merawat segmen merawat segmen medius dan medius dan posterior. posterior. Cabang anterior Cabang anterior merawat kutub merawat kutub (pole)(pole) atas, bawah dan seluruh segmen
atas, bawah dan seluruh segmen anterior ginjal. Arteri renalis bercabang menjadi arterianterior ginjal. Arteri renalis bercabang menjadi arteri lobaris yang berjalan di dalam kolumna bertini (di antara piramida renalis), kemudian lobaris yang berjalan di dalam kolumna bertini (di antara piramida renalis), kemudian membelok membentuk busur mengikuti basis piramida sebagai arteri arkuata dan membelok membentuk busur mengikuti basis piramida sebagai arteri arkuata dan selanjutnya menuju korteks sebgai arteri lobularis, arteri ini bercabang kecil menuju ke selanjutnya menuju korteks sebgai arteri lobularis, arteri ini bercabang kecil menuju ke glomeruli sebagai arteri afferent dan dari glomeruli kelur arteri eferen yang menuju glomeruli sebagai arteri afferent dan dari glomeruli kelur arteri eferen yang menuju tubulus ginjal. Sistem arteri gnjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak mempu tubulus ginjal. Sistem arteri gnjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak mempu nyainyai anastomosis dengan cabang dari arteri lain, sehingga jika terdapat kerusakan
anastomosis dengan cabang dari arteri lain, sehingga jika terdapat kerusakan pada salahpada salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada daerah yang satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya. Sistem cairan limfe ginjal dialirkan ke dalam limfonodi yang terketak di dilayaninya. Sistem cairan limfe ginjal dialirkan ke dalam limfonodi yang terketak di dalam hilus ginjal. Seperti halnya pada sistem pembluh darah dan persarafan, sistem dalam hilus ginjal. Seperti halnya pada sistem pembluh darah dan persarafan, sistem limfatik berada di dalam rongga retroperitoneaum. Ginja mend
limfatik berada di dalam rongga retroperitoneaum. Ginja mend apat persarafan melaluiapat persarafan melalui pleksus renalis yang seratnya berjalan bersama dengan arteri renalis.
Tahap pembentukan urin Tahap pembentukan urin(2)(2)::
a. Proses filtrasi, di glomerulus. a. Proses filtrasi, di glomerulus.
Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan yang sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan yang disaring disebut filtrat glomerulus.
disaring disebut filtrat glomerulus. b. Proses reabsorbsi
b. Proses reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali reabsorbsi) di tubulus proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium
penyerapan sodium dan ion dan ion bikarbonat bikarbonat bila diperlbila diperlukan tubuh. ukan tubuh. Penyerapan terjadi Penyerapan terjadi secarasecara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis. c. Proses sekresi
c. Proses sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
Pembentukan urine merupakan fungsi ginjal yang paling esensial dalam Pembentukan urine merupakan fungsi ginjal yang paling esensial dalam mempertahankan hemostasis tubuh. Pada orang dewasa sehat, lebih kurang 1200 ml mempertahankan hemostasis tubuh. Pada orang dewasa sehat, lebih kurang 1200 ml darah atau 25% cardiac output, mengalir ke kedua ginjal. Pada keadaan tertentu aliran darah atau 25% cardiac output, mengalir ke kedua ginjal. Pada keadaan tertentu aliran darah ke ginjal dapat meningkat hingga 30% (pada latihan fisik) dan menurun hingga darah ke ginjal dapat meningkat hingga 30% (pada latihan fisik) dan menurun hingga 12% dari cardiac output. Kapiler glomeruli berdinding porous (berluban
12% dari cardiac output. Kapiler glomeruli berdinding porous (berluban g-lubang) yangg-lubang) yang memungkinkan terjadinya filtrasi cairan dalam jumlah besar (kuranglebih 1
memungkinkan terjadinya filtrasi cairan dalam jumlah besar (kuranglebih 1 80 L/hari).80 L/hari). Molekul yang berukuran kecil (air, elektrolit dan sisa metabolism tubuh diantaranya Molekul yang berukuran kecil (air, elektrolit dan sisa metabolism tubuh diantaranya kreatinin dan ureum) akan difiltrasi dari darah, sedangkan molekul berukuran besar kreatinin dan ureum) akan difiltrasi dari darah, sedangkan molekul berukuran besar (protein dan sel darah) tetap tertahan di dalam darah. Oleh karena itu komposisi cairan (protein dan sel darah) tetap tertahan di dalam darah. Oleh karena itu komposisi cairan filtrate yang berada di kapsula bowman mirip dengan yang ada d
filtrate yang berada di kapsula bowman mirip dengan yang ada d i dalam plasma, hanyai dalam plasma, hanya saja cairan ini tidak mengandung protein dan sel darah. Volume cairan yang difiltrasi saja cairan ini tidak mengandung protein dan sel darah. Volume cairan yang difiltrasi oleh glomerulus setiap satuan waktu disebut sebagai rerata filtrasi glomerulus (GFR). oleh glomerulus setiap satuan waktu disebut sebagai rerata filtrasi glomerulus (GFR). Selanjutnya cairan filtrate akan direabsorbsi dan beberapa elektrolit akan mengalami Selanjutnya cairan filtrate akan direabsorbsi dan beberapa elektrolit akan mengalami sekresi di tubulus ginjal yang kemudian menghasilkan urine yang akan disalurkan sekresi di tubulus ginjal yang kemudian menghasilkan urine yang akan disalurkan melalui ductus kolegentes. Cairan urine
melalui ductus kolegentes. Cairan urine disalurkan ke dalam sistem kalises hingg pelvisdisalurkan ke dalam sistem kalises hingg pelvis ginjal.
Sifat urin, terdiri dari: Sifat urin, terdiri dari: (2)(2)
a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.
dan faktor lainnya.
b. Warna bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. b. Warna bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
c. Warna kuning tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya. c. Warna kuning tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya. d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak. e. Berat jenis 1,015-1,020.
e. Berat jenis 1,015-1,020.
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantun
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantun g daripada dietg daripada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi a
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi a sam).sam).
Komposisi urin, terdiri dari: Komposisi urin, terdiri dari: (2)(2)
a. Urin terdiri dari kira-kira 95% air. a. Urin terdiri dari kira-kira 95% air. b.
b. Zat-zat Zat-zat sisa sisa nitrogen nitrogen dari dari hasil hasil metabolisme metabolisme protein, protein, asam asam urea, urea, amoniak amoniak dandan kreatinin.
kreatinin.
c. Elektrolit natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat. c. Elektrolit natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat. d. Pigmen (bilirubin dan urobilin).
d. Pigmen (bilirubin dan urobilin). e. Toksin.
e. Toksin. f. Hormon f. Hormon
Gambar 2. Nefron ginjal Gambar 2. Nefron ginjal
2.
2. UreterUreter
Adalah organ berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine dari pielum Adalah organ berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine dari pielum (pelvis) ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya lebih kurang 25-30 (pelvis) ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya lebih kurang 25-30 cm dan d 3-4 mm.
cm dan d 3-4 mm. dindingnya terdiri atas a) mokusa yang dilapisi oleh sel transisionaldindingnya terdiri atas a) mokusa yang dilapisi oleh sel transisional b)
b) otot otot polos polos sirkuler sirkuler c) c) otot otot polos polos longitudinal. longitudinal. Kontraksi Kontraksi dan dan relaksasi relaksasi kedua kedua otototot polos
polos itulah itulah yang yang memungkinkan memungkinkan terjadinya terjadinya gerakan gerakan peristaltic peristaltic ureter ureter gunaguna mengalirkan urine ke dalam buli-buli. Jika karena sesuatu sebab terdapat sumbatan mengalirkan urine ke dalam buli-buli. Jika karena sesuatu sebab terdapat sumbatan pada
pada lumen lumen ureter ureter sehingga sehingga menyumbat menyumbat aliran aliran urine, urine, otot otot polos polos ureter ureter akanakan berkontraksi
berkontraksi berlebihan berlebihan ynag ynag bertujuan bertujuan untuk untuk mendorong/ mendorong/ mengeluarkan mengeluarkan sumbatansumbatan tersebut dari saluran kemih. Kontraksi itu drasakan sebagai nyeri kolik yang datang tersebut dari saluran kemih. Kontraksi itu drasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala sesuai irama peristaltic ureter. Secara anatomis, terdapat beberapa secara berkala sesuai irama peristaltic ureter. Secara anatomis, terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relative lebih sempit daripada tempat lain. Tempat tempat yang ukuran diameternya relative lebih sempit daripada tempat lain. Tempat tersebut adalah 1) pada perbatasan antara pelvis renlis dan ureter atau pelvi-ureter tersebut adalah 1) pada perbatasan antara pelvis renlis dan ureter atau pelvi-ureter junction, 2)
junction, 2) tempat pada tempat pada saat ureter saat ureter menyilang arteri menyilang arteri iliaka di iliaka di rongga pelvis rongga pelvis dan 3) dan 3) padapada saat ureter masuk ke buli-buli. Di ketiga tempat penyempitan itu batu atau benda lain saat ureter masuk ke buli-buli. Di ketiga tempat penyempitan itu batu atau benda lain yang berasal dari ginjal sering tersangkut.
yang berasal dari ginjal sering tersangkut.(1)(1)
3.
3. Buli-buliBuli-buli
Buli-buli atau vesika urinaria adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot Buli-buli atau vesika urinaria adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman yakni 1) terletak paling dalam adalah otot detrusor yang saling beranyaman yakni 1) terletak paling dalam adalah otot longitudinal 2) di tengah merupakan otot sirkuler 3) paling luar merupakan otot longitudinal 2) di tengah merupakan otot sirkuler 3) paling luar merupakan otot longitudinal. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum longitudinal. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli. Buli berfungsi
membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli. Buli berfungsi menampungmenampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi. Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal yang miksi. Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal yang volume untuk orang dewasa lebih kurang 300-450 ml. pada saat kosong buli-buli volume untuk orang dewasa lebih kurang 300-450 ml. pada saat kosong buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pad
terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di a saat penuh berada di atas simfisis sehinggaatas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan mengaktifkan pusat miksi
saraf aferen dan mengaktifkan pusat miksi di medulla spinalis segmen sacral S2-4. di medulla spinalis segmen sacral S2-4. HalHal ini akan menyebabkan ko
ini akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli dan relaksasintraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli dan relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi. Buli mendapat vaskularisasi dari sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi. Buli mendapat vaskularisasi dari
cabang a.iliaka interna yaitu a. veskalis superior yang menyilang di depan ureter. cabang a.iliaka interna yaitu a. veskalis superior yang menyilang di depan ureter. Sistem vena dar buli-buli bermuara ke dalam
Sistem vena dar buli-buli bermuara ke dalam vena iliaka interna.vena iliaka interna.(2)(2)
4.
4. UretraUretra
Merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari buli-buli melalui proses Merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis uretra di bagi menjadi 2 yaitu uretra posterior dan anterior. miksi. Secara anatomis uretra di bagi menjadi 2 yaitu uretra posterior dan anterior. Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak di perbatasan buli
Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak di perbatasan buli -uretra-uretra serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan
serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior.posterior. Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatik Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatik sehingga pada saat buli penuh sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna dapat sehingga pada saat buli penuh sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseprang. Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 diperintah sesuai dengan keinginan seseprang. Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 cm sedangkan pria 23-25 cm.
cm sedangkan pria 23-25 cm.(2)(2)
III.
III.EtiologiEtiologi
Hematuria dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang berasal di dalam maupun di luar Hematuria dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang berasal di dalam maupun di luar sistem urogenitalia. Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem uregenitalia antara lain: sistem urogenitalia. Kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem uregenitalia antara lain: kelainan pembekuan darah, SLE dan kelainan hematologic lain. Kelaianan yang berasal dari sistem kelainan pembekuan darah, SLE dan kelainan hematologic lain. Kelaianan yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain:
urogenitalia antara lain:(3)(3) a.
a. Infeksi/inflamasi: pielonefritis, glomerulonephritis, urethritis, sistitis dan urethritisInfeksi/inflamasi: pielonefritis, glomerulonephritis, urethritis, sistitis dan urethritis b.
b. Tumor jinak atau ganas: tumor Wilm, tumor grawitz, tumor pielum, tumor ureter,Tumor jinak atau ganas: tumor Wilm, tumor grawitz, tumor pielum, tumor ureter, tumor buli, tumor prostat dan hyperplasia prostat jinak
tumor buli, tumor prostat dan hyperplasia prostat jinak c.
c. Kelainan bawaan sistem urogenital: kista ginjal dan ren mobilisKelainan bawaan sistem urogenital: kista ginjal dan ren mobilis d.
d. TraumaTrauma e.
e. Batu saluran kemihBatu saluran kemih
Selain itu, penyebab hematuria dapat dikelompokkan berdasarkan asalnya
Selain itu, penyebab hematuria dapat dikelompokkan berdasarkan asalnya yaitu glomerularyaitu glomerular dan non glomerular. Penyebab
dan non glomerular. Penyebab glomerular berasal dari ginjal sendiri. Etiologi nonglomerular dapatglomerular berasal dari ginjal sendiri. Etiologi nonglomerular dapat berasal dari traktus ur
berasal dari traktus urinarius atas (ginjal inarius atas (ginjal dan ureter) atau traktur urdan ureter) atau traktur urinarius bawah (buli dan uretrinarius bawah (buli dan uretra).a). Penemuan yang menyokong berasal dari glomerular pada pasien dengan hematuria adalah terdapat Penemuan yang menyokong berasal dari glomerular pada pasien dengan hematuria adalah terdapat sel darah merah, sel darah merah dismorfic dan significant proteinuria.
Gambar 3. Silinder sel darah merah pada glomerular hematuria Gambar 3. Silinder sel darah merah pada glomerular hematuria Penyebab glomerular hematuria :
Penyebab glomerular hematuria :
IgA nephropathy (Berger's disease)IgA nephropathy (Berger's disease)
Thin glomerular basement membrane diseaseThin glomerular basement membrane disease
Hereditary nephritis (Alport's syndrome)Hereditary nephritis (Alport's syndrome)
Penyebab non-glomerular hematuria biasan
Penyebab non-glomerular hematuria biasanya diklasifikasikan berdasarkan lokasi yaitu:ya diklasifikasikan berdasarkan lokasi yaitu:(3)(3) Traktus
Traktus urinarius urinarius atas atas Traktus Traktus urinarius urinarius bawahbawah Urolithiasis
Urolithiasis Bacterial Bacterial cystitiscystitis
Pyelonephritis BPH
Pyelonephritis BPH
Renal
Renal cell cell cancer cancer Strenuous Strenuous exercise exercise ("marathon ("marathon runner'srunner's hematuria")
hematuria") Transitional
Transitional cell cell carcinoma carcinoma MenstruasiMenstruasi Urinary obstruction
Urinary obstruction Benign hematuria Benign hematuria
IV.
IV. PatogenesisPatogenesis
Adanya sel darah merah dismorfik dengan bentuk yang irregular pada urine merupakan Adanya sel darah merah dismorfik dengan bentuk yang irregular pada urine merupakan gejala patognomonik dari glomerular hematuria dan merupakan indikasi adanya sel darah merah gejala patognomonik dari glomerular hematuria dan merupakan indikasi adanya sel darah merah yang keluar dari kapiler glomerulus ke dalam saluran kemih. Bagaimanapun
yang keluar dari kapiler glomerulus ke dalam saluran kemih. Bagaimanapun , glomerular hematuria, glomerular hematuria merupakan penanda bahwa terjadi disfungsi atau kerusakan dari
merupakan penanda bahwa terjadi disfungsi atau kerusakan dari glomerular glomerular filtration filtration barrierbarrier (GFB)
(GFB). GFB yang rapuh dan mudah rupture dapat menyebabkan perdarahan glomerular. Beberapa. GFB yang rapuh dan mudah rupture dapat menyebabkan perdarahan glomerular. Beberapa faktor dapat berkontribusi pada proses ini, seperti: (1) perubahan genetik pada komponen GFB faktor dapat berkontribusi pada proses ini, seperti: (1) perubahan genetik pada komponen GFB sehingga mengakibatkan rapuh dan mudah ruptur (2) deposisi molekul toxic pada GFB dan (3) sehingga mengakibatkan rapuh dan mudah ruptur (2) deposisi molekul toxic pada GFB dan (3) peningkatan
peningkatan respons respons inflamasi inflamasi yang yang disebabkan disebabkan oleh oleh penyakit penyakit autoimun, autoimun, infeksi infeksi atauatau glomerulonephritis primer.
glomerulonephritis primer.(3)(3)
GFB memiliki struktur yang kompleks dengan konstituen dan
GFB memiliki struktur yang kompleks dengan konstituen dan jenis sel yang berbeda, yangjenis sel yang berbeda, yang memudahkan permeabilitas air, zat terlarut plasma berukuran kecil dan menengah, tetapi memiliki memudahkan permeabilitas air, zat terlarut plasma berukuran kecil dan menengah, tetapi memiliki selektivitas yang sangat khusus untuk protein dan molekul yang lebih besar sesuai dengan ukuran selektivitas yang sangat khusus untuk protein dan molekul yang lebih besar sesuai dengan ukuran dan berat molekul. GFB memiliki lima komponen utama: (1) dari sisi pembuluh darah, lapisan dan berat molekul. GFB memiliki lima komponen utama: (1) dari sisi pembuluh darah, lapisan permukaan
permukaan endotel, endotel, jaringan jaringan glikosaminoglikan glikosaminoglikan kompleks kompleks yang yang meliputi meliputi lapisan lapisan endotel endotel sertaserta fenestrasi; (2) sel endotel; (3) GBM; (4) podocytes "celah
fenestrasi; (2) sel endotel; (3) GBM; (4) podocytes "celah diafragma"; dan (5) di sisi kemih, diafragma"; dan (5) di sisi kemih, ruangruang subpodocyte, daerah yang dipisahkan antara sel tubuh podosit dan kaki. Selanjutnya, sel mesangial subpodocyte, daerah yang dipisahkan antara sel tubuh podosit dan kaki. Selanjutnya, sel mesangial juga
juga secara secara tidak tidak langsung langsung memberikan memberikan kontribusi kontribusi untuk untuk struktur struktur GFB GFB yang yang mengatur mengatur dandan mendukung aliran darah dan
mendukung aliran darah dan struktur kapiler glomerulus, serta mengendalikan turnover mesangialstruktur kapiler glomerulus, serta mengendalikan turnover mesangial matriks.
CL: Capillary lumen; BC: Bowman’s capsule; E: Endothelial cell; GBM: Glomerular basement CL: Capillary lumen; BC: Bowman’s capsule; E: Endothelial cell; GBM: Glomerular basement membrane; Gly: Glycosaminoglicans; M: Mesangium; P: Podocyte;
membrane; Gly: Glycosaminoglicans; M: Mesangium; P: Podocyte; Gambar 4. Struktur
Gambar 4. Struktur Glomerular filtration barrier Glomerular filtration barrier (3)(3)
Menurut lokalisasi primer dan histopatologi, haematuria dapat diklasifikasikan yaitu: (1) Menurut lokalisasi primer dan histopatologi, haematuria dapat diklasifikasikan yaitu: (1) kerusakan pada sel endotel glomerulus sel; (2) gangguan GBM primer dan sekun
kerusakan pada sel endotel glomerulus sel; (2) gangguan GBM primer dan sekun der; (3) penyakitder; (3) penyakit yang berdeposisi pada sel mesangial; (4) penyakit yang berdeposisi pada subendothelial dan yang berdeposisi pada sel mesangial; (4) penyakit yang berdeposisi pada subendothelial dan deposisi subepitel; (5) gangguan podosit; dan (6) Miscellaneous.
deposisi subepitel; (5) gangguan podosit; dan (6) Miscellaneous.(3)(3)
Patofisiologi hematuria tergantung pada letak anatomi dalam saluran kemih yang terkait. Patofisiologi hematuria tergantung pada letak anatomi dalam saluran kemih yang terkait. Darah yang berasal dari nefron disebut sebagai glomerular hematuria. Dalam kasus Darah yang berasal dari nefron disebut sebagai glomerular hematuria. Dalam kasus non-glomerular hematuria apa pun yang mengganggu uroepithelium seperti iritasi, peradangan atau glomerular hematuria apa pun yang mengganggu uroepithelium seperti iritasi, peradangan atau invasi dapat mengakibatkan sel darah merah muncul normal dalam urin. cedera langsung ke invasi dapat mengakibatkan sel darah merah muncul normal dalam urin. cedera langsung ke tubulointerstitium dengan infeksi, batu dan nekrosis iskemik papila dapat menghasilkan non tubulointerstitium dengan infeksi, batu dan nekrosis iskemik papila dapat menghasilkan non glomerular hematuria. Tumor ganas, trauma, obat, kista, infark dan arterio-vena malformasi juga glomerular hematuria. Tumor ganas, trauma, obat, kista, infark dan arterio-vena malformasi juga dapat menyebabkan non glomerular
dapat menyebabkan non glomerular hematuria. hematuria. Penyebab pasti dari sPenyebab pasti dari sel darah merah el darah merah dismorfikdismorfik tidak sepenuhnya diketahui. Hal ini dianggap sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang tidak sepenuhnya diketahui. Hal ini dianggap sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang sel-sel yang terpapar. Eritrosit dysmorphic muncul dalam urin ketika penghalang fisiologis glomerulus sel yang terpapar. Eritrosit dysmorphic muncul dalam urin ketika penghalang fisiologis glomerulus untuk bagian sel terganggu. Penghalang ini terdiri dari endotelium kapiler, membran basal untuk bagian sel terganggu. Penghalang ini terdiri dari endotelium kapiler, membran basal
glomerulus dan lapisan epitel
glomerulus dan lapisan epitel – – podocytes. Ketika telah kehilangan penghalang untuk podocytes. Ketika telah kehilangan penghalang untuk eritrosit, sel-eritrosit, sel-sel ini mengikuti aliran urin sepanjang system tubular. Selama perjalanan ini, eritrosit mengalami sel ini mengikuti aliran urin sepanjang system tubular. Selama perjalanan ini, eritrosit mengalami perubahan bentuk.
perubahan bentuk.(3)(3)
V.
V. DiagnosisDiagnosis
Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria, atau perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna hematuria, atau perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keada
merah atau kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keada an ini dapat disebabkanan ini dapat disebabkan oleh karena hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis oleh karena hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis makan/minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau makan/minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan tertentu antara lain: fenotiazin, piridium, porfirin, setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan tertentu antara lain: fenotiazin, piridium, porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, hal ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra. eksterna tanpa melalui proses miksi, hal ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra. Hemoglobinuria tanpa hematuria dapat disebabkan oleh adanya hemolisis. Mioglobinuria tanpa Hemoglobinuria tanpa hematuria dapat disebabkan oleh adanya hemolisis. Mioglobinuria tanpa hematuria terjadi
hematuria terjadi pada sindrom rapada sindrom rabdiomiolisis setelah bdiomiolisis setelah cedera otot rangka dan cedera otot rangka dan disertai peningkatandisertai peningkatan sebanyak lima kali pada kadar kreatin kinase plasma. Rabdomiolisis dapat terjadi secara sekunder sebanyak lima kali pada kadar kreatin kinase plasma. Rabdomiolisis dapat terjadi secara sekunder akibat miositis viral, luka remuk, abnormalitas elektrolit berat (hipernatremia, hipofosfatemia), akibat miositis viral, luka remuk, abnormalitas elektrolit berat (hipernatremia, hipofosfatemia), hipotensi, koagulasi intravaskulas terdisseminasi (DIC), toksin (obat, racun), dan kejang hipotensi, koagulasi intravaskulas terdisseminasi (DIC), toksin (obat, racun), dan kejang berkepanjangan.
berkepanjangan. Urin tanpa Urin tanpa heme dapheme dapat terlihat at terlihat merah, coklat merah, coklat kola, kola, atau merah atau merah keunguan keunguan akibatakibat konsumsi berbagai jenis obat, makanan atau pewarna makanan. Urin dapat berwarna coklat konsumsi berbagai jenis obat, makanan atau pewarna makanan. Urin dapat berwarna coklat kehitaman atau hitam jika terdapat berbagai kelainan metabolit urin. Hematuria di saluran kemih kehitaman atau hitam jika terdapat berbagai kelainan metabolit urin. Hematuria di saluran kemih bagian bawah berasal da
bagian bawah berasal dari sistem pelvokaliks, ureter, kandung kri sistem pelvokaliks, ureter, kandung kemih dan uretra. Hemih dan uretra. Hematuria yangematuria yang berasal
berasal dari dari nefron nefron seringkali seringkali tampak tampak sebagai sebagai urin urin berwarna berwarna coklat, coklat, coklat coklat cola, cola, atau atau merahmerah keunguan, disertai proteinuria (>100 mg/dL dengan dipstick), terdapat cast SDM dan akantosit keunguan, disertai proteinuria (>100 mg/dL dengan dipstick), terdapat cast SDM dan akantosit atau kelaianan bentuk SDM
atau kelaianan bentuk SDM lain pada pemeriksaan mikroskopik urin. Hematuria yang berasal darilain pada pemeriksaan mikroskopik urin. Hematuria yang berasal dari tubulus kontortus dapat dilihat dari keberadaan cast leukosit atau sel epitel tubulus renal. tubulus kontortus dapat dilihat dari keberadaan cast leukosit atau sel epitel tubulus renal. Hematuria dari saluran kemih bagian bawah umumnya dihubungkan dengan hematuria berat, Hematuria dari saluran kemih bagian bawah umumnya dihubungkan dengan hematuria berat, hematuria terminal (hematuria terjadi pada saat aliran urin akan berakhir), bekuan
hematuria terminal (hematuria terjadi pada saat aliran urin akan berakhir), bekuan darah, morfologidarah, morfologi urin SDM normal, dan proteinuria minimal pada dipstick (<100 mg/dL).
Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan lokasi Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan lokasi penyakit primernya,
penyakit primernya, yaitu porsi hematuria (warna yaitu porsi hematuria (warna merah yang dilihat merah yang dilihat saat berkemih) terjadi padasaat berkemih) terjadi pada saat awal miksi (hematuria inisial), proses miksi (hematuria total) atau akhir miksi (hematuria saat awal miksi (hematuria inisial), proses miksi (hematuria total) atau akhir miksi (hematuria terminal). Dengan memperhatikan porsi hematuria yang keluar dapat diperkirakan asal terminal). Dengan memperhatikan porsi hematuria yang keluar dapat diperkirakan asal perdarahan.
perdarahan. Kualitas Kualitas warna warna urine dapat urine dapat juga juga menolong menolong menentukan menentukan penyebab penyebab hematuria. Darahhematuria. Darah baru yang be
baru yang berasal dari buli-buli, prostat dan rasal dari buli-buli, prostat dan uretra merah segar, sedanuretra merah segar, sedangkan darah lama gkan darah lama atau yangatau yang berasal
berasal dari dari glomerulus glomerulus berwarna berwarna lebih lebih coklat coklat dengan dengan bentuk bentuk seperti seperti cacing cacing (vermiform). Nyeri(vermiform). Nyeri yang menyertau hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik atau yang menyertau hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik atau gejala iritasi dari salran kemih bagian bawah berup
gejala iritasi dari salran kemih bagian bawah berup a dysuria atau stranguria.a dysuria atau stranguria.(1)(1)
Hematuria biasanya tidak menimbulkan nyeri kecuali keadaan patologi yang mendasari Hematuria biasanya tidak menimbulkan nyeri kecuali keadaan patologi yang mendasari berhubungan dengan
berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi. Nyeri inflamasi dan obstruksi. Nyeri yang menyertai hematuria yang menyertai hematuria dapat berasal daridapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik, akibat obstruksi ureter oleh bekuan darah. nyeri di saluran kemih bagian atas berupa kolik, akibat obstruksi ureter oleh bekuan darah. Perjalanan bekuan darah tersebut dapat
Perjalanan bekuan darah tersebut dapat menimbulkan nyeri yang mirip pada menimbulkan nyeri yang mirip pada batu uretra. Atau bisabatu uretra. Atau bisa juga
juga nyeri nyeri disebabkan disebabkan oleh oleh gejala gejala iritasi iritasi dari dari saluran saluran kemih kemih bagian bagian bawah bawah berupa berupa disuria disuria atauatau stranguria, contohnya pada pasien sistisis.
stranguria, contohnya pada pasien sistisis.(1)(1)
A.
A. AnamnesisAnamnesis
Dalam mencari penyebab hematuria perlu dicari data yang terjadi pada saat episode Dalam mencari penyebab hematuria perlu dicari data yang terjadi pada saat episode hematuria, antara lain:
hematuria, antara lain:(5)(5)
a. Bagaimanakah warna urine yang keluar? a. Bagaimanakah warna urine yang keluar?
b. Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah? b. Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan-bekuan darah?
c. Di bagian manakah pa
c. Di bagian manakah pada saat miksi urine berwarna merah? (awalda saat miksi urine berwarna merah? (awal uretra, akhir uretra, akhir VU VU atau prostat)
d. Apakah diikuti dengan perasaan sakit ? (ISK atau batu) d. Apakah diikuti dengan perasaan sakit ? (ISK atau batu) e. riwayat trauma ?
e. riwayat trauma ?
Perlu ditanyakan juga, beberapa faktor risiko untuk kanker urothelial pada pasien dengan Perlu ditanyakan juga, beberapa faktor risiko untuk kanker urothelial pada pasien dengan hematuria mikroskopis:
hematuria mikroskopis:(5)(5) -- Riwayat merokokRiwayat merokok
-- Kerja paparan bahan kimia atau pewarna (benzenes atau aromatic amine)Kerja paparan bahan kimia atau pewarna (benzenes atau aromatic amine) -- Riwayat gross hematuria sebelumnyaRiwayat gross hematuria sebelumnya
-- Usia di atas 40 tahunUsia di atas 40 tahun
-- Riwayat gangguan berkemih, nyeri sRiwayat gangguan berkemih, nyeri saat berkemih, dan infeaat berkemih, dan infeksi saluran kemihksi saluran kemih -- Penyalahgunaan analgetikPenyalahgunaan analgetik
-- Riwayat radiasi panggulRiwayat radiasi panggul
B.
B. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik d.
d. Hipertensi : merupakan manifestasi penyakit ginjalHipertensi : merupakan manifestasi penyakit ginjal e.
e. Pucat pada kulit dan konjungtiva sering terlihat pada pasien dengan anemia karenaPucat pada kulit dan konjungtiva sering terlihat pada pasien dengan anemia karena banyak darah yang keluar
banyak darah yang keluar f.
f. Tanda-tanda perdarahan : kelainan sistem pembekuan darah sistemikTanda-tanda perdarahan : kelainan sistem pembekuan darah sistemik g.
g. Periorbital, skrotum, dan edema perifer, mungkin menunjukkan Periorbital, skrotum, dan edema perifer, mungkin menunjukkan hipoalbuminemia darihipoalbuminemia dari glomerulus atau penyakit ginjal.
glomerulus atau penyakit ginjal. h.
h. Cachexia mungkin menunjukkan keganasan.Cachexia mungkin menunjukkan keganasan. i.
i. Nyeri tekan dari sudut kostovertebral, dapat disebabkan oleh p Nyeri tekan dari sudut kostovertebral, dapat disebabkan oleh p ielonefritis atau denganielonefritis atau dengan perbesaran massa seperti tumor ginjal.
perbesaran massa seperti tumor ginjal. j.
j. Nyeri suprapubik Nyeri suprapubik menunjukkan sistitis, baik menunjukkan sistitis, baik yang yang disebabkan disebabkan oleh oleh infeksi, radiasi,infeksi, radiasi, atau obat sitotoksik.
atau obat sitotoksik. k.
k. Palpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibatPalpasi bimanual pada ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat tumor, obstruksi, ataupun infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin disebabkan tumor, obstruksi, ataupun infeksi ginjal. Massa pada suprasimfisis mungkin disebabkan karena retensi bekuan darah pada buli-buli.
karena retensi bekuan darah pada buli-buli. l.
menyebabkan asimetri dan perubahan konsistensi setempat. Diagnosis dipastikan menyebabkan asimetri dan perubahan konsistensi setempat. Diagnosis dipastikan melalui biopsy jarum transrektal.
melalui biopsy jarum transrektal. C. Pemeriksaan Penunjang
C. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar kreatinin, ureum dan elektrolit - Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar kreatinin, ureum dan elektrolit untuk mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang mungkin meningkat pada metastase untuk mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang mungkin meningkat pada metastase prostat,
prostat, dan fosdan fosfatase alfatase alkali yang kali yang dapat meningkat dapat meningkat pada setiap pada setiap jenis jenis metastase metastase tulang. tulang. KadarKadar kalsium, fosfat, asam urat dan hormon paratiroid ditentukan bila terdapat kemungkinan kalsium, fosfat, asam urat dan hormon paratiroid ditentukan bila terdapat kemungkinan urolithiasis.
urolithiasis.
- tes carik celup (dipstick) pada curiga hematuria
- tes carik celup (dipstick) pada curiga hematuria mikroskopikmikroskopik -
- Pemeriksaan Pemeriksaan urine urine dilakukan dilakukan untuk untuk pemeriksaan pemeriksaan mikroskopik, mikroskopik, bakteriologik bakteriologik dandan sitologik. Pemeriksaan urinalisis dapat mengarah kepada hematuria yang disebabkan oleh sitologik. Pemeriksaan urinalisis dapat mengarah kepada hematuria yang disebabkan oleh faktor glomeruler ataupun non glomeruler. Pemeriksaan hapusan darah tepi faktor glomeruler ataupun non glomeruler. Pemeriksaan hapusan darah tepi dapat
dapat menunjukkan menunjukkan proses proses mikroangiopati mikroangiopati yang yang sesuai sesuai dengan dengan sindrom sindrom hemolitik- hemolitik-uremik, trombosis vena ginjal, vaskulitis, atau SLE. Pada keadaan terakhir, adanya uremik, trombosis vena ginjal, vaskulitis, atau SLE. Pada keadaan terakhir, adanya autoantibodi dapat ditunjukkan dengan reaksi Coombs positif, adanya antibodi antinuclear, autoantibodi dapat ditunjukkan dengan reaksi Coombs positif, adanya antibodi antinuclear, leukopenia
leukopenia dan dan penyakit penyakit multisistem. multisistem. Trombositopenia Trombositopenia dapat dapat diakibatkan diakibatkan oleholeh berkurangnya produksi trombosit
berkurangnya produksi trombosit (pada keganasan) atau (pada keganasan) atau peningkatan konsumsi peningkatan konsumsi trombosittrombosit (SLE, purpuratrombositopenik idiopatik, sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena (SLE, purpuratrombositopenik idiopatik, sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena ginjal). Walaupun morfologi SDM urin dapat normal pada perdarahan saluran kemih ginjal). Walaupun morfologi SDM urin dapat normal pada perdarahan saluran kemih bawah
bawah dan dan dismorfik dismorfik pada pada perdarahan perdarahan glomerular, glomerular, morfologi morfologi sel sel tidak tidak secara secara pastipasti berhubungan dengan lokasi hematuria.
berhubungan dengan lokasi hematuria.
- Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi organisme - Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi organisme pemecah
pemecah urea urea di di dalam dalam saluran saluran kemih, kemih, sedangkan sedangkan pH pH urine urine yang yang sangat sangat asam asam mungkinmungkin berhubungan dengan batu asam urat.
berhubungan dengan batu asam urat. - BNO
- BNO lesi opaque kemungkinan batu lesi opaque kemungkinan batu
- Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan
- Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel urotelial.sel-sel urotelial. - pielografi intravena (PIV)
Merupakan pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria. Pemeriksaan Merupakan pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih, ini dapat mengungkapkan adanya batu saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih, tumor-tumor urotelium, trauma saluran kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran tumor-tumor urotelium, trauma saluran kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran kemih. Adanya bekuan darah atau tumor urotelium sering kita jumpai sebagai gambaran kemih. Adanya bekuan darah atau tumor urotelium sering kita jumpai sebagai gambaran filling defectyang bisa dilihat pada sistem pelvikaliseal, ureter, dan buli-buli. Mencari filling defectyang bisa dilihat pada sistem pelvikaliseal, ureter, dan buli-buli. Mencari adanya gambaran filling defect.
adanya gambaran filling defect.
- USG berguna untuk menetukan letak dan
- USG berguna untuk menetukan letak dan sifat massa ginjal dan prostat (padat atau kista),sifat massa ginjal dan prostat (padat atau kista), adanya batu atau lebarnya lumen pyelum, penyakit kistik, hidronefrosis, atau urolitiasis adanya batu atau lebarnya lumen pyelum, penyakit kistik, hidronefrosis, atau urolitiasis ureter,
ureter, kandung kemih kandung kemih dan dan uretra, uretra, bekuan bekuan darah pada darah pada buli-buli/ buli-buli/ pielum, pielum, dan dan untukuntuk mengetahui adanya metastasis tumor di hepar. Ultrasonografi dari saluran kemih sangat mengetahui adanya metastasis tumor di hepar. Ultrasonografi dari saluran kemih sangat bergun pada pasien
bergun pada pasien dengan hematuria berat, nyeri adengan hematuria berat, nyeri abdomen, nyeri bdomen, nyeri pinggang, pinggang, atau trauma.atau trauma. - Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika pemeriksaan penunjang - Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika pemeriksaan penunjang diatas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria. Sistoskopi atau diatas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria. Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi. Tindakan itu biasanya dilakukan setelah bekuan darah yang ada di dalam renoskopi. Tindakan itu biasanya dilakukan setelah bekuan darah yang ada di dalam buli- buli dibersihkan sehingga dapat diketahui asal perdarahan.
buli dibersihkan sehingga dapat diketahui asal perdarahan. - CT-scan & MRI
- CT-scan & MRI - Biopsy ginjal - Biopsy ginjal (5)(5)
VI. Komplikasi VI. Komplikasi
1. Retensi urine karena bekuan darah 1. Retensi urine karena bekuan darah 2. Infeksi
2. Infeksi
3. Anemia yang berat, bila hematuria profus atau berlangsung lama 3. Anemia yang berat, bila hematuria profus atau berlangsung lama
VII.
VII. PenatalaksanaanPenatalaksanaan
Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi urine, dicoba Jika terdapat gumpalan darah pada buli-buli yang menimbulkan retensi urine, dicoba dilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam fisiologis, tetapi dilakukan kateterisasi dan pembilasan buli-buli dengan memakai cairan garam fisiologis, tetapi jika tindakan ini tidak berhasil, pasien
jika tindakan ini tidak berhasil, pasien secepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darahsecepatnya dirujuk untuk menjalani evakuasi bekuan darah transuretra dan sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi eksanguinasi yang transuretra dan sekaligus menghentikan sumber perdarahan. Jika terjadi eksanguinasi yang menyebabkan anemia, harus difikirkan pemberian transfusi darah. Demikian juga jika terjadi menyebabkan anemia, harus difikirkan pemberian transfusi darah. Demikian juga jika terjadi infeksi harus diberikan antibiotika. Setelah hematuria dapat ditanggulangi, tindakan selanjutnya infeksi harus diberikan antibiotika. Setelah hematuria dapat ditanggulangi, tindakan selanjutnya adalah mencari penyebabnya dan selanjutnya menyelesaikan masalah primer penyebab adalah mencari penyebabnya dan selanjutnya menyelesaikan masalah primer penyebab hematuria.
hematuria.(6,7)(6,7)
VIII.
VIII. Diagnosis bandingDiagnosis banding (7,8)(7,8)
a.
a. IgAIgA Nephropathy (Berger’s disease) Nephropathy (Berger’s disease)
Anamnesis Anamnesis
-- Anak dan dewasa mudaAnak dan dewasa muda -- Pria >>Pria >>
-- hematuria makroskopik/mikroskopik berulang yang didahuluihematuria makroskopik/mikroskopik berulang yang didahului dengan infeksi saluran pernapasan
dengan infeksi saluran pernapasan
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
fisik Pada umumnya asimtomatik, kadang disertai Infeksi sal. Pernafasan atasPada umumnya asimtomatik, kadang disertai Infeksi sal. Pernafasan atas
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang
-- urinalysis:urinalysis: RBC casts, mild proteinuriaRBC casts, mild proteinuria -- urea and creatinine:urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20creatinine >2.0, urea >20
-- 24-hour urine collection for protein :24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours>1 gram/24 hours
Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya
lainnya
renal biopsy : adanya
renal biopsy : adanya IgA pada mesangium, proliferative crescents padaIgA pada mesangium, proliferative crescents pada kasus berat
b.
b. Benign familial haematuria (thin basement membrane nephropathy)Benign familial haematuria (thin basement membrane nephropathy)
Anamnesis
Anamnesis Berulang dan terus menerus hematuria mikroskopik atau Berulang dan terus menerus hematuria mikroskopik atau gross hematuria,gross hematuria, Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
fisik oedema and hipertensioedema and hipertensi
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang
-- urinalysis:urinalysis: dismorfik merah sel, sel merah, proteinuria,dismorfik merah sel, sel merah, proteinuria, mikroalbuminuria
mikroalbuminuria
-- urea and creatinine:urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20creatinine >2.0, urea >20
-- 24-hour urine collection for protein :24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours>1 gram/24 hours
Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya
lainnya renal biopsy:renal biopsy:lalapisan membran basal glomerulus (150-225 nM)pisan membran basal glomerulus (150-225 nM)
c.
c.Alport’s SyndromeAlport’s Syndrome
Etiologi
Etiologi Mutasi genetikMutasi genetik
Anamnesis Anamnesis
Hematuria mikroskopis berulang, disertai dengan episode gross hematuria, Hematuria mikroskopis berulang, disertai dengan episode gross hematuria, gangguan pendengaran, riwayat keluarga dengan kanker dari hematuria, atau gangguan pendengaran, riwayat keluarga dengan kanker dari hematuria, atau penyakit ginjal, gangguan penglihatan
penyakit ginjal, gangguan penglihatan
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
fisik
Hipertensi, oedema, sensorineuronal hearing loss, anterior lenticonus, erosi Hipertensi, oedema, sensorineuronal hearing loss, anterior lenticonus, erosi kornea kornea Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang
-- urinalysis:urinalysis: dysmorphic red cells, red cell casts, proteinuria,dysmorphic red cells, red cell casts, proteinuria, microalbuminuria
microalbuminuria
-- urea and creatinine:urea and creatinine: creatinine >2.0, urea >20creatinine >2.0, urea >20
-- 24-hour urine collection for protein :24-hour urine collection for protein : >1 gram/24 hours>1 gram/24 hours
Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya
-- renal biopsy:renal biopsy: diffuse thickening and splitting of the basementdiffuse thickening and splitting of the basement membrane, focal glomerulosclerosis and tubular atrophy; negative membrane, focal glomerulosclerosis and tubular atrophy; negative immunohistochemistry
immunohistochemistry
d.
d. post infectious glomerulonephritis(G post infectious glomerulonephritis(GNAPS)NAPS)
Etiologi
Etiologi Streptokokus beta hemolitikus grup AStreptokokus beta hemolitikus grup A
Anamnesis Anamnesis
tiba-tiba timbul edema, kelemahan, malaise, hematuria gross, sakit kepala, tiba-tiba timbul edema, kelemahan, malaise, hematuria gross, sakit kepala, 11 sampai 2 minggu postpharyngitis, 2 sampai 4 minggu
sampai 2 minggu postpharyngitis, 2 sampai 4 minggu setelah dermatitissetelah dermatitis streptokokus, yang paling umum dari usia 2 sampai 10 tahun
streptokokus, yang paling umum dari usia 2 sampai 10 tahun
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
fisik periorbital and peripheral oedema, hipertensi, rash kulit periorbital and peripheral oedema, hipertensi, rash kulit Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang penunjang
-- urinalysis:urinalysis:hematuria makroskopik/ mikroskopik, proteinuria,hematuria makroskopik/ mikroskopik, proteinuria, mikroalbuminuria
mikroalbuminuria
-- urea and creatinine:urea and creatinine: meningkat pada fase akutmeningkat pada fase akut
Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya
lainnya serum antistreptolysin O titer :serum antistreptolysin O titer : elevatedelevated
e.
e.Urinary Tract Infection Urinary Tract Infection (sistitis)(sistitis)
Etiologi
Etiologi E. coli E. coli
Anamnesis Anamnesis
dysuria, meningatnya frekuensi berkemih, volume aurine sedikit saat dysuria, meningatnya frekuensi berkemih, volume aurine sedikit saat berkemih, nocturia, nyeri suprapubic , pernah menderita isk sebelumnya dan berkemih, nocturia, nyeri suprapubic , pernah menderita isk sebelumnya dan mendapatkan pengobatan, riwayat pyelonephritis, riwayat gagal pengobatan mendapatkan pengobatan, riwayat pyelonephritis, riwayat gagal pengobatan
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
fisik
demam, nyeri tekan suprapubic, bladder distention pada retensi urin, cystocele demam, nyeri tekan suprapubic, bladder distention pada retensi urin, cystocele pada pemeriksaan panggul
pada pemeriksaan panggul
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang
urinalysis:
urinalysis: (+) leukosit esterase, (+) nitrite, piuria (>10 WBC per HPF),(+) leukosit esterase, (+) nitrite, piuria (>10 WBC per HPF), bacteriuria
Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya
lainnya Kultur urin:Kultur urin: >10,000 colony forming unit/mL urine>10,000 colony forming unit/mL urine
f.
f. BPH (benign prostat hyperplasia)BPH (benign prostat hyperplasia)
Anamnesis Anamnesis
Gejala obstruksi (miksi terputus, saat miksi harus menunggu Gejala obstruksi (miksi terputus, saat miksi harus menunggu sebelum urine keluar, mengedan saat mulai miksi, berkurangnya sebelum urine keluar, mengedan saat mulai miksi, berkurangnya kekuatan dan pancaran urine, sensasi tidak selesai berkemih, miksi kekuatan dan pancaran urine, sensasi tidak selesai berkemih, miksi ganda, menetes pada akhir miksi) gejala iritasi (frekuensi, tidak ganda, menetes pada akhir miksi) gejala iritasi (frekuensi, tidak dapat menahan saat ingin miksi, terbangun malam hari untuk miksi, dapat menahan saat ingin miksi, terbangun malam hari untuk miksi, urine keluar diluar kehendak)
urine keluar diluar kehendak)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pembesaran prostat pada rectal toucher pembesaran prostat pada rectal toucher
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang -- PSA (prostat spesifik antigen)PSA (prostat spesifik antigen) kadar PSA yg tinggi berarti kadar PSA yg tinggi berarti
laju pertumbuhan volume prostat yg lbh cepat laju pertumbuhan volume prostat yg lbh cepat
Pemeriksaan lainnya Pemeriksaan lainnya
-- Flowmetri, biasanya <15 ccFlowmetri, biasanya <15 cc
-- Transrectal/ transabdominal ultrasonografiTransrectal/ transabdominal ultrasonografi mengukur mengukur volume prostat dan menemukan gambaran hipoekoik
volume prostat dan menemukan gambaran hipoekoik -- IVP dan sistogram bila ada indikasiIVP dan sistogram bila ada indikasi
g.Batu ginjal g.Batu ginjal
Etiologi
Etiologi Tidak diketahui pasti, banyak faktor predisposisiTidak diketahui pasti, banyak faktor predisposisi
Anamnesis Anamnesis
nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke selangkangan, hematuria, mual, nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke selangkangan, hematuria, mual, muntah, riwayat keluarga dengan kanker dari nefrolitiasis, riwayat gout/ muntah, riwayat keluarga dengan kanker dari nefrolitiasis, riwayat gout/ kencing batu, demam jika disertai infeksi
kencing batu, demam jika disertai infeksi
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang
-- urinalysis :urinalysis : haematuria, pyuria, crystalluria, cysteine crystals,haematuria, pyuria, crystalluria, cysteine crystals, acidic or alkaline pH
acidic or alkaline pH
-- BNO/ IVP :BNO/ IVP : urolitiasis, hydronefrosisurolitiasis, hydronefrosis
Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya
lainnya non-contrast CT abdomen:non-contrast CT abdomen: urolithiasis, hydronephrosisurolithiasis, hydronephrosis
h.bladder stone h.bladder stone
Anamnesis Anamnesis
suprapubik nyeri, hematuria, gejala saluran kandung kemih obstruktif, suprapubik nyeri, hematuria, gejala saluran kandung kemih obstruktif,
aliran miksi akan terhenti tiba-tiba akan tetapi saat pasien merubah aliran miksi akan terhenti tiba-tiba akan tetapi saat pasien merubah posisnya batu dapat bergeser dan urine kembali keluar
posisnya batu dapat bergeser dan urine kembali keluar
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Nyeri tekan suprapubic Nyeri tekan suprapubic
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang
-- urinalysis:urinalysis: haematuria, leukocyte esterase, nitriteshaematuria, leukocyte esterase, nitrites -- pemeriksaan darah perifer, ureum dan kreatininpemeriksaan darah perifer, ureum dan kreatinin
-- BNO-IVPBNO-IVP Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya lainnya -- USGUSG
-- Ct urografi tanpa kontrasCt urografi tanpa kontras baku emas baku emas
i.
i. Trauma ginjalTrauma ginjal
Etiologi
Etiologi Trauma tumpul/ tajamTrauma tumpul/ tajam
Anamnesis
Anamnesis trauma tumpul pada pinggang, menembus panggul atau luka peruttrauma tumpul pada pinggang, menembus panggul atau luka perut
(tembakan atau tikaman), patah tulang rusuk yang lebih rendah (tembakan atau tikaman), patah tulang rusuk yang lebih rendah
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik Hematuria, nyeri daerah pinggang (flank), fraktur iga, distensi abdomen,Hematuria, nyeri daerah pinggang (flank), fraktur iga, distensi abdomen,
massa abdomen, nyeri tekan abdomen massa abdomen, nyeri tekan abdomen
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang UrinalisisUrinalisis
USG ginjalUSG ginjal
Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya
lainnya
BNO IVP:
j.
j. Trauma uretraTrauma uretra
Anamnesis
Anamnesis Trauma genitalia eksterna, straddle injury, perineal lacerations, tidak bisaTrauma genitalia eksterna, straddle injury, perineal lacerations, tidak bisa
berkemih, riwayat pemasangan kateter, berkemih, riwayat pemasangan kateter,
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
fisik
Perdarahan OUE, hematom scrotum, floating prostat, ekimosis pada
Perdarahan OUE, hematom scrotum, floating prostat, ekimosis pada batangbatang penis, butterfly-ecchymosis pada perineum
penis, butterfly-ecchymosis pada perineum
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang
penunjang retrograde urethrogram:retrograde urethrogram: contrast extravasation from the urethracontrast extravasation from the urethra
k.
k. Carcinoma buliCarcinoma buli
Anamnesis Anamnesis
hematuria tanpa rasa sakit, disuria, frekuensi, urgensi, usia> 50, hematuria tanpa rasa sakit, disuria, frekuensi, urgensi, usia> 50, nyerinyeri panggul, hx merokok, penurunan berat badan, paparan lingkun
panggul, hx merokok, penurunan berat badan, paparan lingkun gan / kimiagan / kimia karsinogen karsinogen Pemeriksaan Pemeriksaan fisik fisik
massa panggul, nyeri tekan sudut kostovertebral dari obstruksi; sering massa panggul, nyeri tekan sudut kostovertebral dari obstruksi; sering tidak ada kelainan terdeteksi
tidak ada kelainan terdeteksi -- laboratorium :laboratorium : anemiaanemia -- urinalysis:urinalysis: RBCsRBCs
-- pielografi intravena :pielografi intravena : menilai keadaan ginjal, ureter dan buli menilai keadaan ginjal, ureter dan buli
o
o -- CT abdomen :CT abdomen : ureteral or renal collecting system mass or fillingureteral or renal collecting system mass or filling
defect defect -- BiopsyBiopsy
o
o \\-- cystoscopy:cystoscopy: bladder tumor bladder tumor
l.
l. koagulopatikoagulopati
Anamnesis
Anamnesis mudah memar, kecenderungan untuk berdarah, epistaksis berulang, riwayatmudah memar, kecenderungan untuk berdarah, epistaksis berulang, riwayat
keluarga dengan kanker dari diastesis perdarahan, hx sirosis keluarga dengan kanker dari diastesis perdarahan, hx sirosis
Pemeriksaan Pemeriksaan fisik
fisik ecchymoses, perdarahan memanjangecchymoses, perdarahan memanjang Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang penunjang
-- PT, PTT, INR:PT, PTT, INR: Normal atau ↑ Normal atau ↑ -- FBC:FBC:thrombocytopeniathrombocytopenia
Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya
lainnya
-- factor VIII, IX activity (whole blood):factor VIII, IX activity (whole blood): reduced in haemophilia,reduced in haemophilia, VIII reduced in von Willebrand's disease
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. 3Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. 3rdrd ed. Jakarta: Sagung Sero. 2015 ed. Jakarta: Sagung Sero. 2015 2.
2. Sherwood L. Human Physiology From Cells to Systems. 7Sherwood L. Human Physiology From Cells to Systems. 7thth ed. Belmont, USA: Brooks/Cole, ed. Belmont, USA: Brooks/Cole, Cengage Learning. 2010
Cengage Learning. 2010 3.
3. Claudia Y, Gutierezz E, Sevillano AM, Navarro AR, Claudia Y, Gutierezz E, Sevillano AM, Navarro AR, Villalobos JM, Ortiz A, et al. PathogenesisVillalobos JM, Ortiz A, et al. Pathogenesis of Gl
of Glomerular omerular Haematuria. WorlHaematuria. World J d J Nephrol Nephrol 2015 May 2015 May 6; 4(6; 4(2): 185-195. 2): 185-195. DOI:DOI: 10.5527/wjn.v4.i2.18
10.5527/wjn.v4.i2.18 4.
4. Tanagho EA,Tanagho EA, McAninch JW. Smith’sMcAninch JW. Smith’s General Urology. 17 th ed. USA: McGraw-Hill General Urology. 17 th ed. USA: McGraw-Hill Companies. 2008
Companies. 2008 5.
5. Fine A. Defining and Diagnosing Hematuria. The Canadian Journal of CME. September 2002Fine A. Defining and Diagnosing Hematuria. The Canadian Journal of CME. September 2002 6.
6. Aberdeen JN, Poltiers JI, Sindelfingen TK, Madrid CL, Flensburg TL, Vienna MDS, et al.Aberdeen JN, Poltiers JI, Sindelfingen TK, Madrid CL, Flensburg TL, Vienna MDS, et al. European Association of Urology Guidelines-2005
European Association of Urology Guidelines-2005 7.
7. Haas GP, Barkin J, Gomella L, Alexnder RB, Averch T, Barthold JS, et al. The CanadianHaas GP, Barkin J, Gomella L, Alexnder RB, Averch T, Barthold JS, et al. The Canadian Journal of Urology. Vol 15. August 2008
Journal of Urology. Vol 15. August 2008 8.
8. Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters CA. CampbellWein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters CA. Campbell -Walsh Urology. 10-Walsh Urology. 10thth ed. ed. Philadelpia, PA: Elsevier Saunders. 2012