• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian Dalam penelitian Research Development studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hasil Penelitian Dalam penelitian Research Development studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil Penelitian

Dalam penelitian “Research Development” studi awal merupakan langkah pertama untuk mengembangkan suatu model yang akan disusun. Hasil studi awal dalam penelitian ini berupa sampel tiga jenis karangan, yaitu karangan eksposisi, narasi dan argumentasi. Ketiga jenis karangan tersebut dianalisis dengan menggunakan 3 jenis penilaian, yaitu: penilaian analitik (yang lazim digunakan guru SD), penilaian holistik (White) dan penilaian holistik berfokus (skema komunikatif).

Hasil analisis terhadap 3 jenis karangan tersebut sebagai berikut: 1. Berdasarkan Penilaian Analitik

Nilai rata-rata karangan eksposisi = 65,00 Nilai rata-rata karagan narasi = 70,00 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 60,00 Rata-rata nilai = 65,00 2. Berdasarkan Penilaian Holistik (White)

Nilai rata-rata karangan eksposisi = 73,00 Nilai rata-rata karagan narasi = 75,00 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 65,00 Rata-rata = 71,00 3. Berdasarkan Penilaian Holistik Berfokus

Nilai rata-rata karangan eksposisi = 63,68 Nilai rata-rata karagan narasi = 72,09 Nilai rata-rata karangan argumentasi = 62,80 Rata-rata = 66,19

Analisis data berikutnya adalah penggunaan pedoman penilaian holistik berfokus (skema komunikatif) terhadap 3 jenis karangan setelah dilakukan pembelajaran terhadap siswa dari 3 buah sekolah dasar di kota Bandung. Nilai rata-rata untuk karangan eksposisi=65,65. Rata-rata nilai karangan narasi= 72,09 dan rata-rata nilai karangan argumentasi adalah 78,73. Dengan demikian terdapat nilai beda atau selisih nilai yang signifikan antara nilai awal dan nilai akhir (setelah siswa diberi pembelajaran), sebagai berikut:

Jenis Karangan

Nilai Awal Nilai Akhir Nilai Beda %

Eksposisi 63,68 65,65 1,97 3,09 %

Narasi 65,10 72,09 6,99 10,74 %

Argumentasi 62,80 78,73 15,93 25,37 %

Dari data di atas dapat disimpulkan ada dua penilaian holistik yang dapat dipergunakan untuk menilai karangan bahasa Indonesia yaitu: Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif) dan Penilaian Holistik yang Disesuaikan (Adaptasi Holistik White). Penilaian Holistik Berfokus terdiri dari tiga jenis penilaian yaitu: untuk karangan eksposisi, narasi dan argumentasi. Jenis Penilaian Holistik Berfokus sebagai berikut:

(2)

5

LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN EKSPOSISI ( KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI)

1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Informasi agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek:

a. sosiolinguistik b. wacana

c. tatabahasa

2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori:

a. kategori tinggi b. kategori sederhana c. kategori rendah

Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 3. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval

nilai,

berdasarkan deskriptor yang berikut:

Gred/ tahap Nilai Deskriptor

A 70 – 100 Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B 60 - 69 Berkomunikasi pada tahap memuaskan

C 50 - 59 Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D 40- 49 Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E 30- 39 Menguasai dasar bahasa yang terbatas

(3)

SKEMA PENSKORAN KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI (KARANGAN PAPARAN/EKSPOSISI)

I. SOSIOLINGUISTIK

Siswa memahami tujuan penulisan dan mengetahui pembacanya

(a) Tujuan Menjelasakan informasi-informasi khusus tentang judul berdasarkan situasi dalam karangan; dan mengutarakan ide dan pengalaman pribadi untuk meyakinkan pembaca.

(b) Khalayak Mewujudkan hubungan dan berkolaborasi ide dengan pembaca melalui pengusaan gaya penulisan dan format ceramah.

II. WACANA

Siswa menunjukkan penguasaan aspek-aspek penyususnan, pemikiran dan penekanan wacana paparan

(a) Penyusunan Membentuk kohesi tatabahasa (kata hubung, ellipsis) dan leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulangan, dan pembuka dan penutup wacana) secara seimbang; dan menyusun isi secra logik berdasarkan hubungan syarat-hasil, sebab-tujuan, dan sebab akibat. (b) Pemikiran Menunjukkan pemikiran karangan penerangan yang

menekankan fakta dan perinciannya; dan membentuk kohesi meliputi jenis tatabahasa dan leksikal.

(c)Penekanan Fokus terhadap judul melalui penyusunan ide secara logis dengan dukungan isu-isu yang berkaitan.

III. TATABAHASA

Siswa menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan bahasa (a) Pengetahuan Menunjukkan penguasaan aspek mekanis, khususnya

tanda baca dan ejaan; aspek morfologi memperlihatkan penggunaan dan pemilihan kata yang tepat dari kosa kata yang luas; dan aspek sintaksis menunjukkan penguasaan struktur kalimat yang mengukuhkan kohesi.

FORMAT PENILAIAN KARANGAN PAPARAN/EKSPOSISI (KARANGAN BERORIENTASI INFORMASI)

No Nama Kemampuan

T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah

Grade/ Peringkat

Nilai (%) Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa

1. 2. 3. 4. Dst.

(4)

7

LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA)

1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Pencerita,agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek:

a. sosiolinguistik b. wacana

c. tatabahasa

2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: d. kategori tinggi

e. kategori sederhana f. kategori rendah

Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 3. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval nilai, berdasarkan deskriptor yang berikut:

Gred/ tahap Nilai Deskriptor

A 70 – 100 Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B 60 - 69 Berkomunikasi pada tahap memuaskan

C 50 - 59 Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D 40- 49 Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E 30- 39 Menguasai dasar bahasa yang terbatas

(5)

SKEMA PENSKORAN KARANGAN BERORIENTASIKAN PENCERITA (KARANGAN NARASI)

I. SOSIOLINGUISTIK

Calon memahami tujuan penulisan, situasi, dan mengetahui khalayaknya (pembaca). (a) Tujuan Melahirkan ide dan perasaaan dalam penulisan kreatif, menyusun isi

serta menggunakan kata-kata pembuka dan penutup wacana berdasarkan tujuan penulisan.

(b) Konteks Membina hubungan dan menyatukan pengalaman dengan pembaca tentang peristiwa yang menyangkut watak yang diceritakan, dan mengemukakan ide berdasarkan tema, pengalaman pribadi/imajinasi. (c) Khalayak Menunjukkan kesadaran terhadap pembaca dengan berusaha untuk

mengaitkan idenya dengan pengalaman khalayak, dan menggunakan kohesi tatabahasa (kata hubung, elipsis) untuk mengekalkan fokus pembaca.

II. WACANA

Calon menunjukkan penguasaan pemikiran dan penyajian wacana pelahiran

(a) Pemikiran Mengemukakan ide yang berdasarkan hubungan syarat-hasil dan sebab-akibat.

(b) Penyajian Menggunakan kemampuan menyusun kohesi dan koherensi secara seimbang, berfokuskan ide utama (plot yang jelas) dan menggunakan gaya penulisan kreatif yang tepat.

III. TATABAHASA

Calon mempunyai pengetahuan dan memahami seluk-beluk bahasa

(a) Pengetahuan Menggunakan struktur bahasa (morfologi dan sintaksis) dan mekanis (tanda baca dan ejaan) dengan baik; dan menunjukkan kohesi

tatabahasa (kata hubung, elipsis) dan leksikal

(sinonim,antonim,hiponim,kolokasi,ulangan, pembuka dan penutup wacana) yang baik.

FORMAT PENILAIAN KARANGAN NARASI (KARANGAN BERORIENTASI PENCERITA)

No Nama Kemampuan

T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah

Grade/ Peringkat

Nilai (%) Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa

1. 2. 3. 4. Dst.

(6)

9

LANGKAH-LANGKAH PENGGREDAN KARANGAN ARGUMENTASI (KARANGAN BERORIENTASI KHALAYAK)

1. Bacalah dengan teliti kriteria penilaian dalam Skema Karangan Berorientasi Khalayak, agar Anda terfokus pada penilaian yang akan dilakukan. Fahami kemampuan berbahasa dalam aspek:

a. sosiolinguistik b. wacana

c. tatabahasa

2. Bacalah karangan siswa sekilas, kemudian klasifikasikan menjadi 3 kategori: d. kategori tinggi

e. kategori sederhana f. kategori rendah

Penetapan kategori setiap karangan berdasarkan aspek pada no.1 di atas. 4. Bacalah kembali karangan siswa tersebut dan tentukan gred serta interval

nilai,

berdasarkan deskriptor yang berikut:

Gred/ tahap Nilai Deskriptor

A 70 – 100 Berkomunikasi pada tahap sangat memuaskan B 60 - 69 Berkomunikasi pada tahap memuaskan

C 50 - 59 Berkomunikasi pada tahap agak memuaskan D 40- 49 Menguasai dasar bahasa untuk berkomunikasi E 30- 39 Menguasai dasar bahasa yang terbatas

(7)

SKEMA PENSKORAN KARANGAN BERORIENTASIKAN KHALAYAK (KARANGAN ARGUMENTASI/HUJAH)

I. SOSIOLINGUISTIK

Calon memahami tujuan penulisan, situasi, dan mengetahui khalayaknya (pembaca).

(a) Tujuan Membujuk dan mencoba meyakinkan pembaca dengan alasan-alasan yang mendukung tajuk/judul.

(b) Situasi Menggunakan alasan-alasan berdasarkan pengalaman pribadi untk memperkuat dasar judul.

(c) Khalayak Berkomunikasi dengan khalayak melalui gaya penulisan yang sesuai; dan menyampaikan ide berdasarkan format arahan dengan susunan ide yang rapi dalam paragraf.

II. WACANA

Calon menunjukkan penguasaan aspek-aspek penyajian, pengolahan dan kesatuan (a) Penyajian Menyajikan ide secara teratur dan dan berfokus melalui kohesi

leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulangan, dan pembuka dan penutup wacana); dan menyusun koheren melalui hubungan sebab-tujuan, syarat-hasil, sebab-akibat, dan latar kesimpulan.

(b) Pengolahan Mengolah ide berdasarkan logika, hubungan perbandingan, kata pembuka dan penutup wacana, di samping mengemukakan bukti-bukti khusus dan uraian yang jelas

(c) Kesatuan Menyusun kohesi berdasarkan sarana rujukan dan kata hubung. III. TATABAHASA

Penulis menunjukkan kemampuan menggunakan pengetahuan tatabahasa (a)

Penggunaan

Menunukkan penguasaan aspek sintaksis dan menggunakannya denga berkesan untuk menyusun kohesi aspek nahu (kata hubung, elipsis) dan leksikal (sinonim, antonim, hiponim, kolokasi, ulanga, dan pembuka dan penutup wacana); dan menggunakan tanda baca dengan tepat, disamping menguasai ejaan dan aspek morfologi. FORMAT PENILAIAN KARANGAN ARGUMENTASI/HUJAH

(KARANGAN BERORIENTASI KHALAYAK)

No Nama Kemampuan

T=Tinggi, S=Sedang, R=Rendah

Grade/ Peringkat

Nilai (%) Sosiolinguistik Wacana Tatabahasa

1. 2. 3. 4. Dst.

(8)

11

Jenis penilaian holistik yang kedua adalah Penilaian Holistik yang Disesuaikan (Adaptasi dari White).

Tahap Nilai Deskriptor

6 70-100 Isi : Baik dan berkembang Bahasa : Memuaskan dan lancar 5 60-69 Isi : Cukup dan masih berkembang

Bahasa : Masih memuaskan dan lancar 4 50-59 Isi : Cukup tetapi kurang berkembang

Bahasa : Masih memuaskan tetapi kurang lancar 3 40-49 Isi : Cukup tetapi bercampur-aduk

Bahasa : Tidak lancar 2 30-39 Isi : Kurang/tidak jelas

Bahasa : Lemah dan tidak lancar 1 0-29 Isi : Tidak jelas/ sukar dipahami

Bahasa : Tidak menguasai dasar bahasa Pembahasan

Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, penilaian mengarang dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar di kota Bandung hanya menggunakan satu jenis penilaian analitik yang menumpukkan perhatian pada aspek: isi, bahasa dan struktur karangan. Dengan demikian semua jenis karangan, seperti: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi dinilai dengan cara yang sama dan sistem pembelajaran yang relatif hampir sama (menentukan judul, menyusun kerangka karangan, mengembangkan karangan sesuai dengan jumlah paragraf atau panjang karangan yang diminta).

Dari wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia, diketahui bahwa ada 2 orang guru yang telah menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran mengarang, 2 guru lainnya menggunakan pendekatan kontekstual, dan 4 orang guru tidak tahu pendekatan pembelajaran yang diterapkannya, intinya sebagian guru menggunakan pendekatan tradisional. Padahal menurut Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar), siswa dituntut antara lain: dapat menyampaikan informasi dalam bahasa yang komunikatif dan dapat menulis (surat resmi) dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan orang yang dituju (Depdiknas,2003).

Dilihat dari prestasi siswa, penilaian dengan cara analitik, cenderung memberikan nilai rendah, hal ini dapat dimaklumi sebab beberapa aspek kebahasaan dinilai secara terinci, seperti: kosa kata, kalimat, ejaan, gaya bahasa dan struktur (terutama struktur kata dan struktur kalimat). Dengan demikian penilaian analitik masih dapat digunakan, jika pembelajaran mengarang bertujuan mengembangkan aspek-aspek kebahasaan tersebut.

Dari uji coba pembelajaran mengarang berdasarkan pendekatan komunikatif dengan menggunakan penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif) diketahui bahwa penilaian tersebut memerlukan waktu cukup lama dan pelatihan bagi guru agar menguasai kriteria penilaian juga cukup lama.

(9)

Dengan demikian Model Penilaian Holistik White dapat dipergunakan dengan penyesuaian atau adaptasi.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan bab-bab seblumnya maka dapat dismpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Penjenisan karangan di dalam penelitian ini berdasarkan model wacana Llyod Jones (1977) berdasarkan orientasi atau tujuan yaitu karangan eksposisi berorientasi informasi untuk memberi penjelasan, karangan argumentasi berorientasi khalayak untuk membujuk pembaca dan karangan narasi yang berorientasikan penulis/pencerita untuk mencurahkan perasaan.

2. Ada dua jenis penilaian yang dapat dipergunakan dalam menilai karangan Bahasa Indonesia di SD yaitu penilaian analitik dan penilaian holistik.

Penilaian holistik ada tiga model yaitu: a. Penilaian Holistik Model White.

b. Penilaian Holistik Berfokus (Skema Komunikatif). c. Penilaian Holistik yang Disesuaikan

3. Penilaian holistik berfokus pada karangan anak-anak SD memberikan implikasi terhadap pengajaran dan pembelajaran bahasa khususnya pada kemampuan menulis/mengarang bahwa dalam pembelajaran mengarang tidak semata-mata menekankan pengetahuan tata bahasa tetapi harus memperhatikan konteks atau sasaran penulisan.

4. Berdasarkan data empiris dan uji lapangan, penilaian karangan berdasarkan pendekatan holistik (karangan sebagai suatu keseluruhan) telah menunjukkan validitas dan realibilitas yang tinggi.

Saran

Bagi guru-guru sekolah dasar yang akan menggunakan penilaian holistik baik penilaian holistik berdasarkan White maupun holistik berfokus memerlukan latihan untuk menggunakan kriteria penilaian holistik. Pemahaman terhadap kriteria penilaian tersebut sangat menentukan validitas.

Selain penilaian holistik, guru tetap harus menggunakan penilaian analitik untuk mengatasi kelemahan penilaian holistik. Sebab penilaian holistik tidak menggambarkan kemampuan khusus para siswa seperti kemampuan menyusun kalimat, penggunaan ejaan, atau kemampuan perbendaharaan kata.

DAFTAR PUSTAKA

Borg, WR. & Gall MD. (1979). Education Research and Introduction. New York: Longman Inc.

Britton, James et.al. (1975). The Development of Writing Abilities (11-18). Macmilan Education Ltd.

Cooper, Charles R. (1977). Holistic Evaluation of Writing. Dalam Charles R. Cooper dan Lee Odall (eds.). Evaluating Writing: Describing, Measuring, Judging oleh Urbana, Illionis: National Council of Teacher of English.

(10)

13

Flower, Linda. (1979). Writer-Based Prose: A Cognitive Basis for Problems in Writing College English 41. September.

Hayes, J.R. dan Flower, L.S. (1986). Identifying the Organization of Writing Processes. Dalam George Hillock Jr. Research on written Composition: New Direction for Teaching. National Conference on Research in English. Llyod-Jones, Richard. (1977). Primary Trait Scoring. Di dalam Evaluating

|Writing: Describing, Measuring, Judging oleh Charles R. Cooper dan Lee Odell (eds.). Urbana, Illionis: National Council of Teacher of English. NAEP (1984). The Third Assesment of Writing, 1978-1979 Released Exercise set.

Dalam Michael T. Beachem, An Investigation of Two Writing Process Intervention on the Rhetorical Effectivness of Sixth Grade Writers.

Odell, Lee. (1981). Defining and Assesing Competence in Writing. Dalam Charles R. Cooper, the Nature and Measurement of Competency in English. Urbana, Illionis: National Councill of Teachers of Other Languages. Othman, Hashim. (2005). Pentaksiran Karangan Bahasa Melayu. Penang:

University Sains Malaysia.

Sriasih, SAP. (2005). Perkembangan Struktur Wacana Tulis Argumentatif Lisan SD. Linguistik Indonesia, 2005 Th. 23 No.1.

Sudjana, Nana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Surapranata, Sumarna. (2005). Panduan Penulisan Tes Tertulis (Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. (1995). Pengajaran Wacana. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

White, Edward M. (1985). Teaching and Assesing Writing. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers.

Suharto, P. (2003). Pembaharuan dan Penguasaan Siswa Kelas VI SD DKI Jakarta Terhadap Wacana. B. Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa.

Biodata Singkat

Penulis adalah Staf Pengajar pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

ASEAN ini merupakan organisasi internasional yang bersifat regional, yaitu hanya beranggotakan negara-negara Asia Tenggara.. ASEAN lahir pada tanggal 8 Agustus

Tenaga atau pancaran yang memancar melalui jari2 kanan itu adalah ia bersifat QUDRAT (kuasa) ILAHIAH,ianya berfungsi mentadbir atau mengadakan sesuatu yang bersifat

Dari desain sistem di atas terlihat bahwa user melalui web browser meminta semua informasi, dan web server akan melayani permintaan tersebut dan akan mengirimkan

Model pembelajaran melalui metode Bimtek memberikan manfaat dan dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang teknologi insfrastruktur panen air sebesar

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Organisasi : 1. 01

Pada tahap ini dilakukan uji ahli yakni penelaahan instrumen yang ditujukan pada dosen pendidikan fisika. Uji ahli dilakukan untuk mengukur apakah instrumen yang dikembangkan

Jumlah soal OSCE berkualitas baik yang dapat digunakan untuk ujian nasional dan mengisi bank soal baik di tingkat nasional, wilayah maupun institusional.. Jumlah pembuat soal

Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan, berdasarkan tujuan