• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 8, Desember 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 8, Desember 2020"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1373

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA-1 Materi

Pecahan Aljabar Pelajaran Matematika melalui Metode Sokratis

pada SMA Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie

Anisah

Guru SMA Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie anisah4235@gmail.com

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA-1 Materi Pecahan Aljabar Pelajaran Matematika Melalui Metode Sokratis pada SMA Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan aljabar pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Sigli dengan menggunakan metode sokratis Tahun Ajaran 2019/2020. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Sigli yang berjumlah 28 orang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : melalui penggunaan metode sokratis dalam penelitian tindakan kelas pada SMA Negeri 1 Sigli sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, khususnya materi pecahan aljabar. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode sokratis nilai siswa adalah 48,54. Pada siklus I hasil evaluasi siswa mendapatkan nilai rata-rata pada pertemuan ke I adalah 58,96, dan pada pertemuan ke II 63,57. Sedangkan pada siklus II terus meningkat menjadi rata-ratanya 70,42 pada pertemuan ke 1 dan 78,13 pada pertemuan ke 2. Dari penelitian tersebut terjadi peningkatan ketuntasan belajar cukup besar dari siklus I ke siklus II sebesar, karena ketuntasan pada siklus I hanya 70,83%, akan tetapi pada siklus II mencapai 91,66%, berarti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas proses pembelajaran para siswa setelah dilakukan penelitian tindakan kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kelas pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Sigli

Kata Kunci : Hasil belajar melalui metode sokratis PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan individu berkualitas. Langeveld (dalam Roman & Lamsuri, 2010: 57) mengartikan Pendidikan sebagai suatu proses yang membantu pertumbuhan batin tanpa batas usia. Pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses belajar mengajar. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Mengingat pentingnya pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru. Peran dan fungsi guru sangat penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, situasi yang

(2)

1374

dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah merencakanan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran, khusunya pelajaran matematika. Sebagaimana dikemukakan oleh Wahyudin (2008: 29) menyatakan bahwa “matematika sebagai mata pelajaran adalah suatu sistem yang sangat teratur dan terstruktur dengan teliti dan tersusun dari ide-ide yang saling berkaitan”

Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Karena itu, untuk menguasai dan memanfaatkan teknologi modern diperlukan penguasaan matematika yang cukup kuat (Septiari dkk, 2013: 47). Maka dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi dalam menghadapi berbagai perkembangan tersebut. Menghadapi perkembangan tersebut tidak sedikit yang memerlukan suatu keterampilan pemecahan masalah yang melibatkan berfikir kritis, logis dan sistematis. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika. Pentingnya matematika untuk dipelajari, maka seharusnya pendidikan matematika diberikan sebaik mungkin oleh para pendidik mulai dari jenjang pendidikan rendah sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Proses pembelajarannya pun harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Salah satu yang menjadi tujuan pembelajaran matematika adalah siswa memiliki kemampuan berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah (Mulyana, 2009:36). Selain itu dalam pendidikan yang dioperasionalkan menjadi tujuan pembelajaran dari bidang studi yang diberikan guru di kelas, diantaranya pembelajaran matematika yang mengiring siswa memiliki kemampuan berpikir obyektif, kritis, cermat, analisis dan logis.

Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka semua materi matematika harus dikuasai dengan baik. Hal ini ditinjau dari tujuan umum diberikannya matematika dijenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah adalah memepersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan dan dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Selama ini, proses pembelajaran yang berlangsung di kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Sigli masih sedikit sekali yang memperoleh hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal khususnya pada mata pelajaan matematika, walaupun telah banyak dilakukan penerapan strategi dan metode yang dilakukan. Dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan beberapa Metode sokratis diantaranya metode tanya jawab, seluruh siswa yang menggunakan model tersebut menciptakan suasana di kelas terutama siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar, tetapi khusus pada kelas XI IPA-1 siswanya sebagian kecil aktif dan sebagian besar pasif sehingga hasil belajar sebagian besar tidak tuntas dalam pembelajaran matematika di sekolah. Siswa kurang aktif bertanya,

(3)

1375 menanggapi dan menjawab pertanyaan serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah dengan nilai rata-rata 60 sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan70.

Hal tersebut sangatlah jauh dari harapan. Untuk mengatasi segala permasalahan dalam pembelajaran matematika, perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan memilih metode yang tepat. Salah satu metode pembelajaran yang membantu guru memudahkan penyampaian materi sehingga siswa mudah memahami pelajaran adalah metode sokratis. Julian, P. (2013:98) Metode Socrates (Socrates Method), yaitu suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan percakapan, perdebatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling berdiskusi dan dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan-pertanyaan, yang dari serangkaian pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan siswa mampu/ dapat menemukan jawabannya, saling membantu dalam menemukan sebuah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sulit.

Metode sokratis hampir sama dengan tanya jawab, maka kegiatan gurupun pada metode ini banyak kesamaannya. Kegiatan guru pada metode sokratis yang paling menonjol ialah bertanya dan memperhatikan jawaban para siswa. Pada metode sokratis isi pertanyaan di samping berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, pertanyaan itu berbentuk pertanyaan kunci untuk mengarahkan cara berpikir para siswa. Dengan pertanyaan kunci ini diharapkan siswa bersangkutan sadar akan kesalahannya atau kekeliruannya dan dapat pula mencari jawaban yang benar. Bila siswa ini memberi jawaban yang kurang tepat atau salah, maka guru memberi pertanyaan baru yang sifatnya menggiringi pikiran siswa ini agar sadar bahwa jawaban yang diberikannya adalah kurang tepat. Pertanyaan seperti ini dapat disebut pertanyaan kunci.

Tujuan pembelajaran menggunakan metode seminar Socrates adalah agar siswa mampu mengomunikasikan idenya secara jelas, menyelesaikan permasalahan abstrak, membaca teks secara teliti, dan berpikir kritis (Sani, 2008:208-209). Senada dengan Sani, Qosyim (dalam Nurjannah, 2014:2) menyatakan bahwa tujuan dari metode socrates ini adalah merangsang siswa untuk menganalisis suatu masalah dengan sebuah analogi dan berpikir kritis tentang suatu argumen.

Mengingat pada kelas XI IPA-1 terdiri dari sebagian kecil siswa aktif dan sebagian besar pasif, peneliti cenderung menggunakan sokratis, untuk menciptakan siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar. Maka dari itu penulis tertarik untuk menerapkan metode sokratis untuk mengantisipasi kendala yang timbul pada pelaksanaan pembelajaran tanya jawab di kelas XI IPA-1. Peneliti memperkirakan dengan penerapan metode sokratis ini dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada semua siswa kelas XI IPA-1 dan menjadikan pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi siswa serta dapat meningkatkan hasil belajarnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2019. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie

(4)

1376

Tahun Ajaran 2019/2020. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-1 Semester I XI IPA-1 SMA Negeri 1 Sigli jumlah siswa kelas XI IPA-1 adalah 28. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes dan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif, yang meliputi: Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar siswa pada siklus I dengan siklus II dan Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi refleksi pada siklus I dengan siklus II. Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. HASIL PENELITIAN DA N PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung mentransper ilmu kepada siswa, sehingga siswa hanya mendengar dan siswa kurang aktif bahkan cenderung bosan, disamping itu dalam penyampaian materi guru tidak menggunakan media pembelajaran. Proses pembelajaran tampak kaku karena siswa hanya melihat dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya. Itu semua berdampak pada hasil nilai Siswa di Kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie Tahun Ajaran 2019/2020.

Tabel 1. Perolehan Data Hasil Belajar Pra Siklus

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah %

Nilai Rata-Rata Kelas 1 Sudah mencapai KKM 65-100 13 orang 46,43%

54 2 Belum mencapai KKM 35-64 15 orang 53,57%

Tabel 2. Rata-Rata Hasil Tes Pra Siklus

No Keterangan Nilai

1 Nilai Tertinggi 70

2 Nilai Terendah 40

3 Jumlah Nilai 1512

4 Nilai Rata-Rata 54

Pada tabel 1 dan 2 di atas dapat dilihat bahwa dai 28 siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa (46,43%) dan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (53,57%) Nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah adalah 40. dengan rata-rata kelas 54. Nilai ini jauh dari harapan, karena masihbanyak siswa yang belum mencapai KKM.

Perolehan persentase aktivitas guru dan siswa pada tahap awal dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Aktivitas Guru dan Siswa

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1 Nilai Persentase Nilai Persentase

(5)

1377 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase aktivitas guru haya 45% saja. dan aktivitas siswa hanya 55% siswa masih belum aktif dalam pembelajaran. Sehingga diperlukan perbaikan dalam pembelajaran.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 1. Tahap Perencanaan

1) Melihat kurikulum, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

3) Menyiapkan LKS

4) Menyusun lembar instrument yang akan digunakan oleh observer sebagai acuan penilaian dan pengamatan tindakan para siswa.

2. Tahapan Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dalam rencana pembelajaran. Peneliti menyampaikan materi berdasarkan urutan langkah-langkah pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP yang secara garis besar seperti berikut: Pertemuan 1

Pendahuluan

Apersepsi: Mengingat kembali cara merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar, sifat bilangan dengan pangkat rasional, dan sifat-sifat logaritma. Motivasi: Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma

Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma, kemudian antara siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut.

Elaborasi

a. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma. b. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal, 5,

6, 8, 9 mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang memuat bilangan berpangkat. c. Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang

memuat bilangan berpangkat, bentuk akar, dan logaritma, dari “Aktivitas Kelas” dalam buku paket hal. 6, 9, 17-19, 22, 42 sebagai tugas individu.

Konfirmasi

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Penutup

(6)

1378

a. Siswa membuat rangkuman dari materi mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang memuat bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma.

b. Siswa dan guru melakukan refleksi. Pertemuan 2

Pendahuluan

Apersepsi: Mengingat kembali cara merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar, sifat bilangan dengan pangkat rasional, dan sifat-sifat logaritma. Motivasi: Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma.

Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma, kemudian antara siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut.

Elaborasi

a. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma. b. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal, 5,

6, 8, 9 mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang memuat bilangan berpangkat. c. Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang

memuat bilangan berpangkat, bentuk akar, dan logaritma, dari “Aktivitas Kelas” dalam buku paket hal. 6, 9, 17-19, 22, 42 sebagai tugas individu.

Konfirmasi

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Penutup

a. Siswa membuat rangkuman dari materi mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang memuat bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma.

b. Siswa dan guru melakukan refleksi. 3. Tahap Observasi dan Monitoring

Pada tahap ini peneliti bersama observer yang juga teman sejawat menganalisis proses kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Analisis ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat keaktifan, kerja sama dan kreatifitas dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga menganalisis kekurangan-kekurangan dan kelebihan peneliti dalam mengajar. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan hasil yang lebih baik, artinya terjadi perubahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan dalam kegiatan belajar sebelumnya.

(7)

1379 Berdasarkan tes pada akhir pembelajaran pertemuan 1 penulis dapat mengkalsifikasikan nilai seperti tabel nilai yang terlampir sesuai dengan nilai tabel di atas penulis dapat menganalisis sebagai berikut.

a. Ketuntasan belajar siswa mencapai KKM berjumlah 18 orang atau 64,29 % yang belum tuntas 10 orang 35,71 % dari 28 siswa. Dengan demikian hasil pembelajaran yang dicapai pada siklus pertama tatap muka satu, nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 40. Tingkat ketuntasan 64,29% dan rata-rata 60.

b. Hasil belajar tatap muka dua penulis melakukan dengan tes atau pengukuran. Pada akhir pembelajaran pertemuan yang ke-2 memperoleh hasil sebagai berikut.

Perolehan nilai rata-rata pada siklus I pembelajaran matematika dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4. Perolehan Data Hasil Belajar Siklus I (Pertemuan I)

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah Siswa %

Nilai Rata-Rata

1 Sudah mencapai KKM 65-100 18 64,29

60

2 Belum mencapai KKM 40-64 10 35,71

Tabel 5. Perolehan Data Hasil Belajar Siklus I (Pertemuan II)

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah Siswa % Nilai Rata-Rata 1 Sudah mencapai KKM 65-100 20 71,43 64,57 2 Belum mencapai KKM 40-64 8 28,57

Rekapitulasi hasil belajar pada siklus I dapat diketahui melalui tabel di bawah ini : Tabel 6. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus I

No Kriteria

Jumlah Data (Rentang

Nilai)

Jumlah Siswa Rata-Rata Tuntas

Nilai Rata-Rata Kelas Pert.I Pert.II

1 Sudah mencapai KKM 65-100 18 orang 20 orang 67,86%

62,29 2. Belum mencapai KKM 35-64 10 orang 8 orang 32,14%

Tabel 7. Rata-Rata Hasil Tes Siklus I

No Perolehan Nilai Pertemuan I Pertemuan II Rata-Rata

1 Nilai Tertinggi 80 80 80

2 Nilai Terendah 50 50 50

3 Jumlah Nilai 1680 1694 1687

4 Nilai Rata-Rata 60 60,50 62,29

Berdasarkan tabel 4, 5, 6 dan 7 di atas, dari 2 siswa, yang tuntas pada pertemuan I sebanyak 18 siswa (64,29%) dan pada pertemauan II sebanyak 20 siswa (71,43%). Sedangkan yang tidak tuntas pada pertemuan I sebanyak 10 siswa (35,71%) dan pada pertemuan kedua sebanyak 8 siswa (28,57%). Ketuntasan siswa siklus I menjadi 67,86% dan tidak tuntas 32,14%. Nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Setelah dicari rata-rata dari siklus I 62,29. Nilai dari tingkat ketuntasan 46,43 menjadi 67,86%.

Perolehan presentase aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut.

(8)

1380

Tabel 8. Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1

Pertm.I Pertm.II

Rata-rata (%) Pertm.I Pertm.II

Rata-rata (%)

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

14 50 20 71,43 60,72 18 66,66 20 70 68,33

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadinya peningkatan aktivitas guru dan siswa pada diklus I jika dibandingkan pada kondisi awal. Terlihat bahwa guru sudah mulai optimal dalam melaksanaan pembelajaran, dan telah sesual dengan RPP. Siswa juga sudah lebih aktif, hanya saja perlu ditingkatkan lagi.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 1. Tahap Perencanaan

Pada siklus ini penelitian akan lebih aktif dalam membimbing siswa sehingga dan memotivasi siswa untuk aktif dalam mempelajari materi yang sedang dipelajari dan diharapkan akan terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari pada siklus I. Adapun persiapan yang dilakukan peneliti ada siklus II ini adalah mempersiapkan bahan atau materi ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkahnya yang sesuai dengan penerapan metode sokratis dengan lebih mengaktifkan siswa.

b. Menyusun LKS yang akan diselesaikan siswa. c. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan. d. Menyusun kuiz.

e. Menyusun soal evaluasi akhir.

f. Menyusun lembar instrument aktivitas guru dan siswa tentang penggunaan metode sokratis yang akan digunakan oleh observer sebagai acuan penilaian dan pengamatan tindakan guru dan para siswa.

g. Peneliti juga meminta 2 orang teman guru untuk menjadi observer. 2. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan 1 Pendahuluan

Apersepsi: Mengingat kembali cara merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar, sifat bilangan dengan pangkat rasional, dan sifat-sifat logaritma. Motivasi: Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma.

Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan siswa, dari media

(9)

1381 interaktif, dsb) mengenai cara menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma, kemudian antara siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut.

Elaborasi

a. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma. b. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal, 5,

6, 8, 9 mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang memuat bilangan berpangkat c. Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang

memuat bilangan berpangkat, bentuk akar, dan logaritma, dari “Aktivitas Kelas” dalam buku paket hal. 6, 9, 17-19, 22, 42 sebagai tugas individu.

Konfirmasi

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Penutup

a. Siswa membuat rangkuman dari materi mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang memuat bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma.

b. Siswa dan guru melakukan refleksi. Pertemuan II

Pendahuluan

Apersepsi: Mengingat kembali cara merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar, sifat bilangan dengan pangkat rasional, dan sifat-sifat logaritma. Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma.

Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma, kemudian antara siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut.

Elaborasi

a. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat bentuk pangkat, akar dan logaritma. b. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal, 5,

6, 8, 9 mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang memuat bilangan berpangkat. c. Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang

memuat bilangan berpangkat, bentuk akar, dan logaritma, dari “Aktivitas Kelas” dalam buku paket hal. 6, 9, 17-19, 22, 42 sebagai tugas individu.

(10)

1382 Konfirmasi

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Penutup

a. Siswa membuat rangkuman dari materi mengenai penyederhanaan bentuk aljabar yang memuat bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma.

b. Siswa dan guru melakukan refleksi. 3. Tahap Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat selaku pengamat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis, dan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi siklus II pertemuan I dan pertemuan ke II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah kesesuaian dalam skenario atau rencana. Hasil belajar sudah meningkat secara signifikan hampir seluruh siswa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70.

Tabel 9. Perolehan Data Hasil Belajar / Evaluasi Siswa Siklus II Pertemuan I

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah Siswa % Nilai Rata-Rata 1 Sudah mencapai KKM 65-100 24 85,71 71,72 2 Belum mencapai KKM 40-64 4 14,29

Tabel 10. Perolehan Data Hasil Belajar / Evaluasi Siswa Siklus II Pertemuan II No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah Siswa % Nilai Rata-Rata 1 Sudah mencapai KKM 65-100 26 92,85 73,86 2 Belum mencapai KKM 40-64 2 7,15

Berikut rekapitulasi hasil belajar pada siklus II dapat diketahui melalui tabel di bawah ini :

Tabel 11. Perolehan Data Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai)

Jumlah Siswa Rata-Rata Tuntas

Nilai Rata-Rata Kelas Pert.I Pert.II

1 Sudah mencapai KKM 65-100 24 orang 26 orang 89,28%

72,75 2. Belum mencapai KKM 35-64 4 orang 2 orang 10,72%

Tabel 12. Rata-Rata Hasil Tes Siklus II

No Perolehan Nilai Pertemuan I Pertemuan II Rata-Rata

1 Nilai Tertinggi 90 100 95

2 Nilai Terendah 55 60 55

3 Jumlah Nilai 2025 2340 2183

4 Nilai Rata-Rata 67,50 78,00 72,75

Berdasarkan tabel 9, 10, 11, dan 12 di atas, dari 2 siswa, yang tuntas pada pertemuan I sebanyak 24 siswa (85,71%) dan pada pertemauan II sebanyak 26 siswa (92,85%). Sedangkan yang tidak tuntas pada pertemuan I sebanyak 4 siswa (14,29%) siswa dan pada pertemuan kedua sebanyak 2 siswa (7,15%). Ketuntasan siswa siklus I menjadi 67,86%

(11)

1383 dan tidak tuntas 32,14%. Nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Setelah dicari rata-rata dari siklus I 72,75. Nilai dari tingkat ketuntasan 67,86% menjadi 89,28%.

Perolehan presentase aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13. Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

1

Pertm.I Pertm.II Rata-rata (%)

Pertm.I Pertm.II Rata-rata (%)

Nilai % Nilai % Nilai % Nilai %

24 85,57 26 92,85 82,5 24 85,57 26 92,85 89,21 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami pengingkatan yang signifikan jika dibandingan dengan siklus I. Guru sudah menerapkan pembelajaran sesuai dengan yang tertera pada RPP, siswa juga sudah lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran dua penulis dapat mengklasifikasikan nilai seperti tabel nilai yang terlampir sesuai dengan nilai tabel di atas penulis dapat menganalisis sebagai berikut. Siklus I pertemuan I jumlah siswa 28 orang 24 orang siswa yang tuntas 85,71 % sedangkan yang belum tuntas 4 orang siswa 14,29% telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Pada siklus II pertemuan II jumlah siswa 28 orang mencapai ketuntasan 26 orang = 92,85% yang belum mencapai ketuntasan 2 orang siswa = 7,15% nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Dengan demikian hasil pembelajaran yang dicapai pada siklus ke dua, nilai rata-rata 72,75, persentase ketuntasan siklus II pertemuan I dan II adalah 85,71% tambah 92,85% rata-rata ketuntasan pada siklus II = 89,28%. PENUTUP

Simpulan

Setelah melakukan penelitin ini selama dua siklus, maka telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang cukup baik , berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode sokratis dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut ditandai dengan terjadinya tingkat ketuntasan belajar siswa, dimana ke 28 siswa di kelas XI IPA-1 sudah mencapai nilai tuntas (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 70. Berdasarkan paparan hasil penelitian tindakan yang sudah dilakukan selama dua siklus dengan nilai yang didapat para rata-rata hasil evaluasi yang telah dilakukan pada setiap siklus, ternyata terjadi peningkatan yang cukup baik pada setiap siklus yang dilaksanakan dimana pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa yaitu 62,29 dengan tingkat aktivitas siswa 68,33% dan aktivitas guru mencapai 60,72%. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 72,75 dengan tingkat aktivitas siswa 89,21% dan aktivitas guru 82,5%.Oleh karena itu penelitian ini dianggap cukup berhasil dan memuaskan bagi peneliti, dimana peneliti dapat mengetahui bahwa: Dengan menggunakan metode sokratis dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pecahan aljabar di kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Sigli. Hal ini ditandai dengan semakin berkualitas belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode sokratis dapat

(12)

1384

meningkatkan kemampuan siswa mengelompokkan dan membedakan pecahan aljabar biasa dan campuran dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Juliana, P. 2013. Metode Pembelajaran Socrates. Di akses dari laman web tanggal 05 September 2019 dari

http://putrijulianaptm.blogspot.co.id/2013/06/metode-pembelajaransocrates.html Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu komunikasi; suatu pengantar. Bandung : Remaja

Rosdakaraya.

Nurjannah, Alfiyah dan Nadi Suprapto. 2014. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Socrates

Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Hukum Newton. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, 20-26

ISSN: 2302-4496. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. [Online]. https://www.scribd.com. November 2014.

Roman, Arif, & Lamsuri, Mohammad. 2010. Memahami Dan Ilmu Pendidikan, Michigan University: Laks Bang Mediatama.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Septiari, Diana dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Metakognitif Berbasis Masalah Terbuka Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas IV SD No. 1 Denbantas. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha.

Gambar

Tabel 1. Perolehan Data Hasil Belajar Pra Siklus
Tabel 4. Perolehan Data Hasil Belajar Siklus I (Pertemuan I)
Tabel  8 . Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I
Tabel 9. Perolehan Data Hasil Belajar / Evaluasi Siswa Siklus II Pertemuan I
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis menyatakan bawa (1) Ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel atmosfer toko dengan variabel keputusan pembelian (2) ada pengaruh

Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas Jumlah Saham yang ditawarkan 210.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal

Zulkiram, Mukhlis Yunus, Amri, 2013, Pengaruh Iklim Organisasi, Disiplin Kerja dan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai serta Dampaknya pada Kinerja Lembaga Pemasyarakatan

Dengan adanya undang-undang desa yang baru ini harapannya agar desa yang akan dimekarkan tidak mengalami suatu permasalahn yang kursial, seperti halnya kebanyakan desa yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan Pemerintahan Kabupaten dalam perencanaan pelaksanaan pemekaran Desa di Kabupaten

Selain itu, iklim yang lembab juga mengakibatkan peningkatan infeksi cacing tambang di anjing dan kucing sehingga pada akhirnya meningkatkan jumlah tinja yang terkontaminasi

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2014 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

Dalam acara dimaksud harus membawa dokumen asli dan foto copy yang saudara upload pada Aplikasi LPSE Kabupaten Deli Serdang dan membawa Surat Keterangan Domisili Perusahaan dari