• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pylon Tinggi Beton Bertulang Pada Jembatan Cable Stayed Terhadap Beban Angin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pylon Tinggi Beton Bertulang Pada Jembatan Cable Stayed Terhadap Beban Angin."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

PYLON

TINGGI BETON BERTULANG

PADA JEMBATAN

CABLE STAYED

TERHADAP BEBAN

ANGIN

Tiara Egamadya Rachmanda NRP : 0521015

Pembimbing : Olga Pattipawaej, Ph.D

Pembimbing Pendamping : Yosafat Aji Pranata, ST., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ABSTRAK

Jembatan cable-stayed merupakan jembatan yang memiliki bentang panjang dengan pylon tinggi sebagai pendukung utama. Selain memiliki bentang panjang juga indah jika ditinjau dari segi estetika. Perencanaan struktur terhadap beban angin perlu dilakukan, khususnya pada negara-negara kepulauan dengan bentangan pantai yang panjang rentan terhadap serangan angin, hal ini dikarenakan kelangsingan/ketinggian yang cukup mencolok pada bentuk struktur bangunan.

Dalam Tugas Akhir ini dilakukan analisis struktur pylon tinggi beton bertulang terhadap beban angin berdasarkan dua peraturan yaitu UBC 1997 dan AS/NZS 1170.2:2002 untuk mengetahui perilaku struktur akibat beban gravitasi dan beban angin. Analisis menggunakan program SAP 2000 v.10, dengan pola beban angin menggunakan bentuk pola beban merata.

(2)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR………...…………...i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR……...………ii

ABSTRAK……….………iii

PRAKATA……….………iv

DAFTAR ISI………...………...………vi

DAFTAR NOTASI………..………....……..ix

DAFTAR GAMBAR……….xi

DAFTAR TABEL………...…....…...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xvi

BAB 1 PENDAHULUAN………..………1

1.1"Latar Belakang Masalah………….………1

1.2"Tujuan Penulisan………...……….4

1.3"Ruang Lingkup Pembahasan………..4

1.4"Sistematika Pembahasan………...……...……..5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….………6

2.1"Pengertian Jembatan Cable-Stayed………...……….6

2.2"Struktur Jembatan Cable-Stayed………..………..7

2.2.1 Pylon………....…….8

2.2.2 Deck dan Stiiffening girders………..………9

2.2.3 Cable Stayed……….…..……….11

2.2.4 Pier………...………...18

(3)

Universitas Kristen Maranatha vii

2.3 Beban………...…….18

2.3.1 Beban Gravitasi………..…….…18

2.3.2 Beban Lateral………..…………..…………..…19

BAB 3 DATA STRUKTUR DAN PEMODELAN..………..20

3.1 Data-data Struktur………..…………...……..……….21

3.1.1 Cable Stayed………...……….………21

3.1.2 Pylon………...21

3.2 Data Beban Angin...23

3.3 Pemodelan Beban Angin...23

3.2.1 UBC 1997...23

3.2.2 AS/NZS 1170.2:2002... ...28

BAB 4 STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN...35

4.1 Asumsi Desain...36

4.2 Pemodelan Beban Angin...37

4.2.1 Berdasarkan UBC 1997...37

4.2.2 Berdasarkan AS/NZS 1170.2:2002...39

4.3 Pemodelan Struktur Dengan SAP 2000 Advance Version 10 (student version)...42

4.3.1 Pemodelan Material...43

4.3.2 Pemodelan Struktur...43

4.3.3 Beban yang digunakan...44

4.3.4 Kombinasi Pembebanan...53

(4)

Universitas Kristen Maranatha viii

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...64

5.1 Kesimpulan...64

5.2 Saran...65

DAFTAR PUSTAKA...66

(5)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR NOTASI

b = Dimensi lebar struktur, meter Cdyn = Interaksi penting angin dan struktur

Ce = Koefisien faktor kombinasi antara tinggi struktur, exposure, dan koefisien faktor hembusan

Cfig = Koefisien faktor bergantung kepada bentuk bangunan dan aerodinamik

Cq = Koefisien faktor hembusan h = Tinggi, meter Iw = Faktor Keutamaan Ka = Faktor Reduksi Area Kc = Faktor kombinasi l = Jarak / bentang kabel, meter Md = Faktor Pengali untuk arah

Ms = Faktor pengali pelindung/shielding multiplier Mt = Faktor pengali Topografi

Mz,cat = Faktor pengali untuk ketinggian suatu lahan

P = Tekanan angin desain/Tekanan angin rencana, kg/m2 p = Tekanan angin rencana, kg/m2

q = Beban pada struktur, kg/m qDL = Beban mati, kg/m

(6)

Universitas Kristen Maranatha x

qSDL = Beban mati tambahan, kg/m

qs = Tekanan angin pada kondisi konstan, kN/m2 T = Gaya kabel , kN (1 kg = 10 N).

Vdes,θ = Kecepatan angin rencana berdasarkan kecepatan angin di lokasi, m/det

VR = Batas kecepatan angin minimum, m/detik Vsit, = Kecepatan angin di lokasi, m/detik

= Berat jenis beton, kg/m3

(7)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambar arsitek jembatan Rion Antirion...2

Gambar 2.1 Pylon ...7

Gambar 2.2 Beberapa bentuk pylon...9

Gambar 2.3 Longitudinal edge beams (Knie Bridge, Germany)...10

Gambar 2.4 Box girders (Oberkasseler Bridge, Germany)...10

Gambar 2.5 Trusses (Öresund Bridge, Sweden)...11

Gambar 2.6 Pola sistem cable stayed……….………12

Gambar 2.7 Berbagai tipe kabel...13

Gambar 2.8 Jembatan sistem satu bidang kabel (Sunshine Skyway bridge, Florida)………..14

Gambar 2.9 Jembatan dua bidang kabel vertikal (Baybridge,Yokohama-Jepang)...15

Gambar 2.10 Jembatan dua bidang kabel miring(Rion-Antirion, Yunani)...15

Gambar 2.11 Jembatan satu bidang asimetri(Skyway bridge, Florida)...16

Gambar 2.12 Pengangkuran pada pylon...17

Gambar 2.13 Pengangkuran pada deck...17

Gambar 3.1 Pylon...22

Gambar 3.2 Pemodelan beban angin pada pylon...34

Gambar 4.1 Diagram Alir analisis kasus...36

Gambar 4.2 Grafik Beban Angin...…….………..……..…..42

Gambar 4.3 Detail Pylon...………..……44

(8)

Universitas Kristen Maranatha xii

Gambar 4.5 Pemodelan Live Load (LL)...47

Gambar 4.6 Pemodelan Beban Dinding...48

Gambar 4.7 Berat sendiri kabel 1 titik.(model 1)...49

Gambar 4.8 Berat sendiri kabel 19 titik (model 2)...50

Gambar 4.9 Komponen gaya kabel arah horisontal dan vertikal...52

Gambar 4.10 Pemodelan Beban Angin...53

Gambar 4.11 Skema bagan alir analisis peralihan...54

Gambar 4.12 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kecepatan 280 km/jam)...56

Gambar 4.13 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kecepatan 220 km/jam)...57

Gambar 4.14 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kecepatan 200 km/jam)...57

Gambar 4.15 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kecepatan 180 km/jam)...58

Gambar 4.16 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kecepatan 160 km/jam)...58

Gambar 4.17 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kecepatan 140 km/jam)...59

Gambar 4.18 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kecepatan 120 km/jam)...59

(9)

Universitas Kristen Maranatha xiii

Gambar 4.20 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kec. 90km/jam)...60

Gambar 4.21 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kec. 70km/jam)...61

Gambar 4.22 Grafik Peralihan Setiap titik pada pylon (Kec. 50km/jam)...61

Gambar 4.23 Grafik Peralihan Maksimum...62

(10)

Universitas Kristen Maranatha xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Combined Height, Exposures and Gust Factor Coefficient (Ce)1………..……….……….24 Tabel 3.2 Pressure Coefficient (Cq)...25 Tabel 3.3 Wind Stagnation Pressure (qs) at Standard Heigth of 33 feet (10

058 mm)………..………...………26 Tabel 3.4 Occupancy Category...27 Tabel 3.5 Terrain/Height Multipliers For Gust Wind Speeds Limit State

Design-All Regions And Ultimate Limit State-Regions A, W And B………...…………..30 Tabel 3.6 Terrain/Height Multipliers For Gust Wind Speeds Limit State

Design-All Regions And Ultimate Limit State-Regions C And D……….………31 Tabel 3.7 Walls-External Pressure Coefficient Cp,e) For Rectangular

Enclosed Buildings-Windward Wall (W)……….…..33 Tabel 3.8 Area Reduction Factor (Ka)...33 Table 3.9 Action Factors For Wind Pressure Contributing From Two Or

More Building Surfaces To Effects On Major Structural Elements………...………..33 Tabel 4.1 Hasil Beban dengan 11 data kecepatan angin (UBC 1997)……...38 Tabel 4.2 Hasil Beban dengan 11 data kecepatan angin (AS/NZS

(11)

Universitas Kristen Maranatha xv

Tabel 4.3 Persentase Relatif beban Angin dengan 11 data kecepatan angin...……...………..41 Tabel 4.4 Gaya Kabel Dengan 19 kabel……...………..52 Tabel 4.5 Peralihan untuk setiap ketinggian pada pylon untuk kecepatan 280 km/jam...55 Tabel 4.6 Persentase Perbedaan Peralihan Maksimum dengan 11 data

(12)

Universitas Kristen Maranatha xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Perhitungan………68

Lampiran 2 Hasil Analisis SAP200………..……….70

Gambar L1.1 Model UB01………..……….72

Gambar L1.2 Model UB02………..……….72

Gambar L1.3 Model UB03………..……….73

Gambar L1.4 Model UB04………..……….73

Gambar L1.5 Model UB05………..……….74

Gambar L1.6 Model UB06………..……….74

Gambar L1.7 Model UB07………..……….75

Gambar L1.8 Model UA01………...……….………..……….75

Gambar L1.9 Model UA02………...………….…….……...……..……….76

Gambar L1.10 Model UA03……...……….………..……….76

Gambar L1.11 Model UA04…...……….………..……….77

Gambar L1.12 Model UA05……...……….………..……….77

Gambar L1.13 Model UA06…...……….………..……….78

Gambar L1.14 Model UA07………...….………..……….78

Gambar L1.15 Model UA08…...……….………..……….79

Gambar L1.16 Model UA09………...……….………..……….79

Gambar L1.17 Model UA10……...……….………..……….80

Gambar L1.18 Model UA11……...……….………..……….80

Tabel L.1 Klasifikasi Pemodelan Struktur………..71

(13)

Universitas Kristen Maranatha xvii

Tabel L.2.2 Peralihan untuk Kecepatan 70 km/jam……….…….82

Tabel L.2.3 Peralihan untuk Kecepatan 90 km/jam………...…..…….82

Tabel L.2.4 Peralihan untuk Kecepatan 100 km/jam……….…………..…….83

Tabel L.2.5 Peralihan untuk Kecepatan 120 km/jam……….……..…….84

Tabel L.2.6 Peralihan untuk Kecepatan 140 km/jam……….……..…….85

Tabel L.2.7 Peralihan untuk Kecepatan 160 km/jam……….……..…….86

Tabel L.2.8 Peralihan untuk Kecepatan 180 km/jam……….……..…….86

Tabel L.2.9 Peralihan untuk Kecepatan 200 km/jam……….……..…….87

Tabel L.2.10 Peralihan untuk Kecepatan 220 km/jam……….……..…….88

(14)

68

LAMPIRAN 1

CONTOH PERHITUNGAN

1.1"UBC 1997

a." Kecepatan Angin 120 km/jam Parameter :

-" Ce = 2,3

-" Cq = 3,6

-" qs = 0,69 kN/m2

-" Iw = 1

P = Ce×Cq×qs ×Iw

= 2,3×3,6×0,69×1

= 68075, kN/m2 = 5680 N/m,7 2 = 579,66kg/m2

b." Kecepatan Angin 280 km/jam Parameter :

-" Ce = 2,3

-" Cq = 3,6

-" qs = 2,074 kN/m2

-" Iw = 1

P = Ce×Cq×qs ×Iw

= 2,3×3,6×2,074×1

(15)

69

1.2"AS/NZS 1170.2.2002

a." Kecepatan Angin 120 km/jam

Parameter :

-" VR = 120 km/jam = 33,33 m/det

-" Md = 1

-" Mz,cat = 1,2952

-" Ms = 1

-" Mt = 1

-" Cp,e = 0,8

-" Ka = 0,8

-" Kc = 1

-" Cdyn = 1 hertz

-" ρair = 1,2 kg/m3

Vdesθ = VR ×Md ×Mz,cat×Ms ×Mt

= 33,33×1×1,2952×1×1

= 43,17m/det

Cfig = Cp,e×Ka×Kc

= 0,8×0,8×1

= 640,

P = 0,5(ρair

( )

Vdes,θCfig×Cdyn

= 0,5(1,2)×

(

43,17

)

2×0,64×1

(16)

70

b." Kecepatan Angin 280 km/jam

Parameter :

-" VR = 280 km/jam = 77,78 m/det

-" Md = 1

-" Mz,cat = 1,2952

-" Ms = 1

-" Mt = 1

-" Cp,e = 0,8

-" Ka = 0,8

-" Kc = 1

-" Cdyn = 1 hertz

-" ρair = 1,2 kg/m3

Vdesθ = VR ×Md ×Mz,cat×Ms ×Mt

= 77,78×1×1,2952×1×1

= 100,74m/det

Cfig = Cp,e×Ka×Kc

= 0,8×0,8×1

= 640,

P = 0,5(ρair

( )

Vdes,θCfig×Cdyn

= 0,5(1,2)×

(

100,74

)

2×0,64×1

(17)

71

LAMPIRAN 2

Hasil Analisis SAP2000

Pemodelan struktur dilakukan dengan beberapa variasi peraturan yang digunakan, dan kecepatan. Analisis dengan SAP2000 secara keseluruhan terdapat 18 kali running berdasarkan variasi tersebut.

Klasifikasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel L1.1. Sedangkan hasil analisis selengkapnya untuk masing-masing tipe struktur ditampilkan dalam Gambar pada Lampiran 1 berikut.

Tabel L 1.1 Klasifikasi Pemodelan Struktur

Model Peraturan Kecepatan Angin

(18)

72

Gambar L 1.1 Model UB01 (model 1 dan model 2)

(19)

73

Gambar L 1.3 Model UB03(model 1 dan model 2)

(20)

74

Gambar L 1.5 Model UB05 (model 1 dan model 2)

(21)

75

Gambar L 1.7 Model UB07 (model 1 dan model 2)

(22)

76

Gambar L 1.9 Model UA02(model 1 dan model 2)

(23)

77

Gambar L 1.11 Model UA04(model 1 dan model 2)

(24)

78

Gambar L 1.13 Model UA06 (model 1 dan model 2)

(25)

79

Gambar L 1.15 Model UA08 (model 1 dan model 2)

(26)

80

Gambar L 1.17 Model UA10 (model 1 dan model 2)

(27)

81

LAMPIRAN 2

PERALIHAN TIAP-TIAP KETINGGIAN

Peralihan struktur yang diperoleh terdiri dari beberapa variasi peraturan yang digunakan, dan kecepatan. Besarnya peralihan selengkapnya ditampilkan dalam Tabel pada Lampiran 2 berikut :

Tabel L 2.1 Peralihan untuk Kecepatan 50 km/jam

(28)

82

Tabel L 2.2 Peralihan untuk Kecepatan 70 km/jam

TITIK h PERALIHAN (m) 10 76.4 0.0282 0.0022 11 78.4 0.0272 0.0017 12 78.5 0.0272 0.0017 13 80.3 0.0264 0.0014 14 82.3 0.0257 0.0013 15 82.5 0.0256 0.0013 16 84.2 0.0250 0.0012 17 86.2 0.0244 0.0011 18 86.5 0.0243 0.0011 19 88.1 0.0237 0.0011 20 90.1 0.0230 0.0011 21 90.5 0.0228 0.0011 22 92.0 0.0223 0.0011 23 93.9 0.0215 0.0011 24 94.5 0.0213 0.0011 25 95.9 0.0207 0.0011 26 97.8 0.0199 0.0011 27 98.5 0.0196 0.0011 28 99.8 0.0190 0.0010 29 101.7 0.0181 0.0010

Tabel L 2.3 Peralihan untuk Kecepatan 90 km/jam

(29)

83 TabelL 2.3 (Lanjutan)

9 74.5 0.0293 0.0038 10 76.4 0.0282 0.0031 11 78.4 0.0272 0.0026 12 78.5 0.0272 0.0026 13 80.3 0.0264 0.0023 14 82.3 0.0257 0.0021 15 82.5 0.0256 0.0021 16 84.2 0.0250 0.0020 17 86.2 0.0244 0.0019 18 86.5 0.0243 0.0019 19 88.1 0.0237 0.0019 20 90.1 0.0230 0.0019 21 90.5 0.0228 0.0019 22 92.0 0.0223 0.0018 23 93.9 0.0215 0.0018 24 94.5 0.0213 0.0018 25 95.9 0.0207 0.0018 26 97.8 0.0199 0.0017 27 98.5 0.0196 0.0017 28 99.8 0.0190 0.0016 29 101.7 0.0181 0.0016

Tabel L 2.4 Peralihan untuk Kecepatan 100 km/jam

(30)

84 Tabel L 2.4 (Lanjutan)

21 90.5 0.0228 0.0023 22 92.0 0.0223 0.0023 23 93.9 0.0215 0.0022 24 94.5 0.0213 0.0022 25 95.9 0.0207 0.0021 26 97.8 0.0199 0.0021 27 98.5 0.0196 0.0020 28 99.8 0.0190 0.0020 29 101.7 0.0181 0.0019

Tabel L 2.5 Peralihan untuk Kecepatan 120 km/jam

(31)

85 Tabel L 2.5 (Lanjutan)

32 105.6 0.0184 0.0024 33 106.5 0.0180 0.0024 34 107.6 0.0174 0.0023 35 109.5 0.0163 0.0022

Tabel L 2.6 Peralihan untuk Kecepatan 140 km/jam

(32)

86

Tabel L 2.7 Peralihan untuk Kecepatan 160 km/jam

TITIK h PERALIHAN (m) 10 76.4 0.0557 0.0078 11 78.4 0.0542 0.0073 12 78.5 0.0541 0.0072 13 80.3 0.0529 0.0068 14 82.3 0.0516 0.0066 15 82.5 0.0514 0.0065 16 84.2 0.0503 0.0063 17 86.2 0.0490 0.0062 18 86.5 0.0488 0.0061 19 88.1 0.0476 0.0060 20 90.1 0.0462 0.0059 21 90.5 0.0459 0.0058 22 92.0 0.0447 0.0057 23 93.9 0.0431 0.0056 24 94.5 0.0427 0.0055 25 95.9 0.0415 0.0053 26 97.8 0.0398 0.0051 27 98.5 0.0399 0.0051 28 99.8 0.0380 0.0049 29 101.7 0.0362 0.0047

Tabel L 2.8 Peralihan untuk Kecepatan 180 km/jam

(33)

87 Tabel L 2.8 (Lanjutan)

9 74.5 0.0721 0.0105 10 76.4 0.0703 0.0097 11 78.4 0.0686 0.0091 12 78.5 0.0685 0.0090 13 80.3 0.0670 0.0086 14 82.3 0.0654 0.0083 15 82.5 0.0652 0.0083 16 84.2 0.0637 0.0080 17 86.2 0.0621 0.0078 18 86.5 0.0618 0.0078 19 88.1 0.0604 0.0076 20 90.1 0.0585 0.0074 21 90.5 0.0581 0.0074 22 92.0 0.0566 0.0072 23 93.9 0.0544 0.0070 24 94.5 0.0540 0.0069 25 95.9 0.0525 0.0067 26 97.8 0.0504 0.0065 27 98.5 0.0496 0.0064 28 99.8 0.0481 0.0062 29 101.7 0.0459 0.0059

Tabel L 2.9 Peralihan untuk Kecepatan 200 km/jam

(34)

88 Tabel 2.9 (Lanjutan)

21 90.5 0.0710 0.0091 22 92.0 0.0699 0.0089 23 93.9 0.0675 0.0086 24 94.5 0.0667 0.0085 25 95.9 0.0650 0.0083 26 97.8 0.0622 0.0080 27 98.5 0.0613 0.0078 28 99.8 0.0594 0.0076 29 101.7 0.0566 0.0073

Tabel L 2.10 Peralihan untuk Kecepatan 220 km/jam

(35)

89 Tabel 2.10 (Lanjutan)

32 105.6 0.0555 0.0079 33 106.5 0.0540 0.0077 34 107.6 0.0523 0.0074 35 109.5 0.0490 0.0070

Tabel L 2.11 Peralihan untuk Kecepatan 280 km/jam

(36)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1" Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang

terpisahkan oleh laut dan selat. Kondisi geografis tersebut mengakibatkan terus

meningkatnya arus lalu lintas kendaraan antar pulau guna menunjang aktifitas dan

mobilitas penduduk antar pulau di Indonesia.

Semakin meningkatnya arus lalu lintas kendaraan antar pulau dari tahun ke

(37)

Universitas Kristen Maranatha

2

peningkatan kebutuhan akan sarana lalu lintas yang tinggi jumlahnya. Oleh karena

itu banyak dibangun jaringan penghubung antar pulau seperti terowongan atau

jembatan antar pulau sebagai sarana untuk mengatasinya.

Pengetahuan dan teknologi yang telah ada pada masa sekarang ini

memungkinkan untuk dapat membangun jembatan bentang panjang. Oleh karena

itu dibutuhkan struktur pendukung yang kuat, kokoh dan stabil mengingat

perbedaan jarak antara lebar dengan panjangnya memiliki nilai yang besar.

Jembatan cable-stayed merupakan salah satu alternatif pilihan yang cocok

untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karena model jembatan cable-stayed

memiliki bentang yang panjang, dan hanya memerlukan pylon tinggi sebagai

pendukung utama. Sehingga sistem struktur jembatan cable-stayed tepat dan

efisien diterapkan sebagai jembatan dengan bentang yang panjang. Oleh karena

itu, struktur jembatan cable-stayed mulai populer dan banyak digunakan. Selain

itu jembatan cable-stayed indah jika ditinjau dari segi estetika.

(38)

Universitas Kristen Maranatha

3

Jembatan Rion Antirion yang dibangun di kota Athena, Yunani merupakan

salah satu contoh dari jembatan cable-stayed. Gambar 1.1 memperlihatkan empat

buah pylon pada struktur jembatan (Symposium on Engineering Surveys for

Construction Works and Structural Engineering Nottingham, 2004).

Perencanaan struktur pada umumnya meliputi perencanaan terhadap beban

gempa (struktur tahan gempa) dan perencanaan terhadap beban angin.

Perencanaan struktur tahan gempa biasanya dilakukan pada daerah-daerah yang

rawan gempa, sedangkan perencanaan terhadap beban angin pada umumnya

dilakukan pada suatu kasus tertentu. Sebagai contoh adalah karena

kelangsingan/ketinggian yang cukup mencolok pada bentuk struktur bangunan

(Sukamta, 2005), atau karena kurangnya perhatian para perencana struktur

bangunan terhadap beban angin, hal ini disebabkan oleh pengaruh seismik pada

perilaku struktur, yang terletak di daerah rawan gempa, seringkali lebih dominan

dibandingkan dengan pengaruh beban angin. Namun, pada kenyataannya banyak

negara-negara yang terdiri atas kepulauan dengan bentangan pantai berkilo-kilo

meter panjangnya yang rentan terhadap serangan angin (Chendrawan, 2006).

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan pemodelan dan analisis pada pylon

tinggi beton bertulang. Beban yang bekerja pada struktur adalah beban gravitasi

dan beban angin.

Pemodelan beban angin dilakukan berdasarkan peraturan UBC 1997 dan

AS/NZS 1170.2:2002. Serangkaian analisis telah dilakukan untuk mempelajari

konsekuensi penerapan Standar Australia/Selandia-Baru untuk beban angin

(39)

Universitas Kristen Maranatha

4

7:2002 yang tampaknya banyak diacu dalam penyusunan konsep Standar Beban

Angin Indonesia yang baru (Chendrawan, 2006).

1.2" Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah

1." Melakukan pemodelan dan analisis struktur pylon tinggi beton

bertulang.

2." Melakukan evaluasi perilaku pylon tinggi yaitu peralihan akibat beban

angin.

1.3" Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

1." Pemodelan dan analisis dilakukan pada struktur jembatan kabel, dan

struktur yang ditinjau adalah model struktur pylon tinggi beton

bertulang jembatan Rion Antirion

2." Beban yang diperhitungkan adalah beban gravitasi dan beban angin

3." Pemodelan beban angin dilakukan berdasarkan UBC 1997 dan

AS/NZS 1170.2:2002

4." Struktur pylon dimodelkan sebagai frame element, dengan asumsi

perletakan sendi pada ujung atas pier tinggi

5." Analisis menggunakan software SAP2000 Advanced version 10

(student version)

(40)

Universitas Kristen Maranatha

5

1.4" Sistematika Pembahasan

Penulisan tugas akhir ini dibagi ke dalam 5 bab dengan sistematika

pembahasan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, tujuan,

ruang lingkup pembahasan, serta sistematika penulisan yang

menguraikan ruang lingkup masalah yang akan dibahas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi jenis material-material

dan bagian-bagian dari struktur serta pemodelan beban yang

mempengaruhi struktur tersebut.

BAB 3 DATA STRUKTUR DAN PEMODELAN

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai data-data struktur yang akan

digunakan serta pemodelan beban angin berdasarkan UBC 1997 dan

AS/NZS 1170.2:2002.

BAB 4 STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan asumsi pemodelan dan analisis struktur dengan

beban angin berdasarkan UBC 1997 dan AS/NZS 1170.2:2002, dengan

menggunakan SAP 2000 Advanced version 10 (student version), serta

pembahasan hasil analisis struktur tersebut.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari

analisis yang dilakukan dan saran-saran untuk pengembangan lebih

(41)

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""Universitas Kristen Maranatha""

66

DAFTAR PUSTAKA

1." Chendrawan, W. (2006), Analisa Beban Angin Pada Bangunan Industri Berdasarkan Peraturan AS/NZS 1170.2:2002, Seminar Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia 2006.

2." Dyrbye, C. and Hansen, S.O.(1997), Wind Loads on Structures, John Wiley & Sons.

3." Gimsing, N.J. (1998), Cable Supported Bridges-Concept & Design, John Willey & Sons Inc., 2nd edition, Chichester.

4." Hardjasaputra, H. (2005), Struktur Kabel : Teknologi dan Desain, Paper-Seminar “Solusi Inovatif dalam Desain / Kegagalan Struktur Teknik Sipil” Universitas Pelita Harapan,. 19 Oktober 2005, Tangerang, Banten

5." ICBO (1997), Uniform Building Code–1997, International Building Officials, Whittier, California.

6." Irsyam, M. (2006), Seismic Design Criteria For Suramadu Cable Stayed Bridge, Seminar HAKI 2006.

7." Ito, M. et all (1991), Cable-Stayed Bridges-Recent Developments and Their Future, Proceedings of The Seminar, Yokohama, Japan. 10-11 December 1991, Elscvier Science Publisher B.V., Amsterdam

8." Marchetti, M. Et all (2004), Adjustment of the Rion-Antirion Cable-Stayed Bridge An Innovative Multidisciplinary Response to a Construction Challenge, Symposium on Engineering Surveys for Construction Works and Structural Engineering Nottingham, 28 June- 1 July 2004, United Kingdom.

9." Standards Australia/Standards New Zealand (2002), Australian/New Zealand Standard Structural design actions Part 2: Wind actions, AS/NZS 1170.2:2002.

(42)

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""Universitas Kristen Maranatha""

67

11."Sucipto, B. (2002), The Riau Cable Stayed Bridges Improvements of Construction Methodology of The Batam CSB That Applies To The Siak CSB, The Ninth East Asia-Pasific Conference on Structural Engineering and Construction 2002.

12."Sukamta, D. (2006), Core Dan Outrigger Sebagai Sistem Lateral Pada Apartment The Peak, Seminar Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia 2006, Jakarta.

13."Troitsky, M.S. (1977), Cable-Stayed Bridges, Theory & Design, Cross by Lockwood Staples, London.

14."url :http://img279.echo.cx/img279/7481/baybridge4ip.jpg

15."url :\http://i3.ebayimg.com/01/i/05/3e/52/4d_1_b.JPG

16."url :http://wikipedia.org/wiki/Rio-AntirioBridge

17."url : http://www.civil.usyd.edu.au/courses/civl2230/windactions.ppt

18."url :http://www.fabermaunsell.com/MarketAndServices/39/68/index.jsp

19."url :http://www.gefyra.gr/English/framesetbig.htm

20."url :http://www.hellascams.gr/rion/index.htm

21."url :http://www.insight-magazine.com/indo/edisi_10.html

22."url :http://www.langan.com/hpnews_rionantirion_asp

23."url :http://www.lcpc.fr/en/presentation/moyens/centrifugeuse/indexl.dml.

24."url :http://www.pbs.org/wgbh/nova/bridge/build.html

25."url : http://www.spie.org/web/oer/may/may98/home.html

Gambar

Tabel L 1.1 Klasifikasi Pemodelan Struktur
Gambar L 1.1 Model UB01 (model 1 dan model 2)
Gambar L 1.3 Model UB03(model 1 dan model 2)
Gambar L 1.6 Model UB06 (model 1 dan model 2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akses tersebut dapat digunakan untuk memahami dan meningkatkan kemampuan para tenaga penjual untuk melakukan persiapan penjualan dengan lebih baik, se-... hingga rata-rata

Sedangkan fungsi pendukungnya (non teknis yudisial) meliputi : 1) Manajemen Sumber Daya Manusia. 2) Manajemen Sumber Daya Keuangan. 3) Manajemen Sarana dan Prasarana. 4)

Bahwa hak dan/atau kewenangan konstitusional untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah dimaksud akan mengalami kerugian yang dibuktikan dengan kehilangan hak

aspek-aspek dakwah di berbagai bidang kehidupan. Termasuk di dalamnya gerakan jama‟ah dan dakwah jama‟ah. Dalam tanfidz Muhammadiyah tahun 2004, pemikiran dakwah

Melibatkan masyarakat sebagai kekuatan nagari dalam pelaksanaan setiap program kerja pemerintahan nagari. Sesuai dengan hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat, dalam

Pada tahap ini diperlukan sebuah tim untuk pengukuran di lapangan, yaitu 1 orang perintis dan penentu azimut (compassman); 1 orang penarik tali untuk menandai

Berdasarkan beberapa definisi keaktifan belajar tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa keaktifan belajar siswa adalah segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non

Manfaat dari jaringan komputer itu sendiri adalah jaringan komputer berfungsi untuk menghubungkan atau mengkoneksikan satu komputer dengan komputer lainnya, bisa