• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DATA Gambaran Umum Objek Penelitian Identitas Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DATA Gambaran Umum Objek Penelitian Identitas Perusahaan"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Identitas Perusahaan

Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort merupakan bisnis yang bergerak dibidang perhotelan. Hotel ini berlokasi di kawasan pariwisata BTDC Lot N5 Nusa Dua Bali. No telepon dari Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort adalah (0361) 8492888. Sofitel memiiki website, yaitu sofitel.com dan disetiap cabangnya di seluruh negara pun memiliki website khusus. Website dari Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort adalah sofitel-bali-nusadua.com. Kegunaan dari website khusus ini adalah untuk mempermudah masyarakat ketika ingin melihat dan mencari info mengenai Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort. Meskipun ketika ingin memesan lewat website, mereka pun akan disambungkan kembali ke website utama, yaitu sofitel.com.

Sofitel merupakan satu-satunya brand hotel mewah dari Perancis yang hadir di lima benua dengan 130 lokasi dihampir 40 negara (lebih dari 30.000 kamar). Sofitel menawarkan hotel kontemporer dan resort yang disesuaikan dengan konsumen masa kini yang lebih menuntut dan fleksibel, mengaharapkan dan menghargai keindahan, kualitas dan keunggulan. Dimanapun lokasinya, baik di jantung kota besar seperti Paris, London, New York atau Beijing, atau di negara seperti Maroko, Mesir, Kepulauan Fiji, Thailand atau Indonesia, masing-masing property Sofitel menawarkan pengalaman Perancis yang sesungguhnya, yaitu “art de vivre” atau “seni untuk hidup”.

Sofitel memiliki sebuah slogan yang selalu digunakan di seluruh dunia, yaitu “Life is Magnifique” dalam Bahasa Indonesia adalah “Hidup itu Indah”. Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort memiliki istilah dalam pelayanan yang diterapkan di hotel tersebut, yaitu Cousu Main. Istilah tersebut merupakan Bahasa Perancis. Dimana Cousu adalah Kerajinan dan Main adalah Tangan. Apabila digabungkan adalah pengalaman yang diberikan merupakan hasil yang didapatkan dari kerajinan tangan, seperti palayanan yang sempurna, dan lain-lain. Arti dari istilah tersebut adalah melayani dengan menciptakan sebuah perasaan yang

(2)

bahagia untuk setiap tamu dan memberikan perhatian dan ketertarikan dengan detail.

Cousu main memiliki beberapa proses, pertama membuka hati, dimana staf atau ambassador dari Sofitel harus memiliki hati yang hangat dan senang dalam membantu orang lain. Kedua, melayani dengan hati dan yang terakhir adalah membuat tamu menjadi bahagia.

Gambar 4.1 Lobi Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort Sumber: Dokumentasi Perusahaan (2016)

Gambar 4.2 Luxury Room Plunge Pool Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort Sumber: Dokumentasi Perusahaan (2016)

(3)

4.1.2 Logo Perusahaan

Gambar 4.3 Logo Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort Sumber: http://imgarcade.com/1/sofitel-logo-png/

4.1.3 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1964, Sofitel pertama kali berdiri di Strasbourg Perancis. Pada tahun 1974, Sofitel mengadakan grand opening di Amerika Serikat, tepatnya di Minneapolis, Minnesote. Tahun 1983, terbentuklah Accor Group yang memiliki berbagai hotel, mulai dari bintang tiga hingga bintang lima. Pada tahun 1995, jaringan Sofitel meliputi 100 hotel, 18.472 kamar dan 12.500 karyawan yang dijadikan Ambassador hotel, dan terdapat di 40 negara di seluruh dunia. 1997, Sofitel menjadi bagian dari grup multi-brand Accor.

Lalu di tahun 2000, terjadi dua langkah besar, yaitu setelah 10 tahun tanpa pembukaan baru di Amerika Serikat, Sofitel membuka hotel di pusat kota Philadelphia dan New York City’s Time Square. Tahun 2002, Sofitel dibuka di Eropa (London, Marseille, dan Cologne); Afrika (Marraketh); South America (Quito); dan Asia (Shanghai, Bangkok). Di tahun 2004, Sofitel membuka 31 hotel termasuk Jerman, Belanda, Austria dan Spanyol.

Tahun 2005, terdapat 204 hotel di 5 benua. Sofitel Luxury Hotels menghadirkan kembali keanggunan “a la Francaise” dan mengungkapkan strategi untuk membawa brand Sofitel ke jenjang tertinggi pasar hotel mewah internasional, pada tahun 2007.

Di tahun 2008, Sofitel menjadi sebuah unit usaha independen dalam grup Accor dan menerapkan strategi kemewahan baru dalam jaringannya. Dengan

(4)

jaringan yang terdiri dari 161 hotel pada tahun 2008. Sofitel telah menerima tidak kurang dari 23 penghargaan sejak bulan Januari. Pada tahun 2010, Sofitel terus memperkuat posisinya yang baru dan di tahun 2013 Sofitel mendirikan cabang di Bali, tepatnya di Nusa Dua.

4.1.4 Visi & Misi Perusahaan Visi Perusahaan:

Visi dari Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort adalah menjadi destinasi hotel mewah terdepan, yang menciptakan pengalaman luar biasa dengan gairah, emosi dan layanan “Cousu Main”, menggabungkan keanggunan Perancis dengan keramah-tamahan Bali.

Misi Perusahaan:

Kami, Ambassador Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort terhubung secara emosional dengan tamu kami, melebihi harapan mereka melalui produk yang unik dan layanan “Cousu Main”.

Kami diakui oleh para stakeholder untuk memberikan profit yang tinggi secara konsisten namun tetap mampu fokus pada kualitas.

 Kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan memberikan kontribusi bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

(5)

S umber : Da ta Per usah aa n (20 16) 4.1.5 Struktur Organisasi Ga mbar 4.4 S truktur Or g anisasi S of it el B ali Nusa Dua B ea ch R esort

(6)

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Data penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 144 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort sesuai dengan kriteria responden penelitian. Kemudian data tersebut akan ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan terlebih dahulu sebelum menganalisis data hasil penyebaran kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa kuesioner yang digunakan telah akurat dan layak untuk mendapatkan data penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 18 item pertanyaan untuk variabel iklim komunikasi organisasi (X) dan 18 item pertanyaan untuk variabel loyalitas karyawan (Y). Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan terhadap 30 responden. Hasil uji validitas dan reliabilitas dijelaskan sebagai berikut.

4.2.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan item-item pertanyaan kuesioner dalam mengukur variabel penelitian. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi pearson metode corrected item total correlation. Sebuah item pertanyaan dinyatakan valid apabila r hasil bernilai positif dan r hasil > r tabel pada jumlah responden (n) sebanyak 30 responden adalah 0,361 (lampiran Tabel Statistik Korelasi Product Moment Pearson).

(7)

Berikut adalah hasil uji validitas kuesioner Iklim Komunikasi Organisasi (X): Tabel 4.1. Uji Validitas Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi (X)

Variabel Item r hasil r tabel Keterangan

Iklim Komunikasi Organisasi (X) X1 0,659 0,361 Valid X2 0,716 0,361 Valid X3 0,722 0,361 Valid X4 0,694 0,361 Valid X5 0,453 0,361 Valid X6 0,528 0,361 Valid X7 0,704 0,361 Valid X8 0,673 0,361 Valid X9 0,405 0,361 Valid X10 0,467 0,361 Valid X11 0,649 0,361 Valid X12 0,789 0,361 Valid X13 0,857 0,361 Valid X14 0,836 0,361 Valid X15 0,468 0,361 Valid X16 0,373 0,361 Valid X17 0,809 0,361 Valid X18 0,706 0,361 Valid

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel Iklim Komunikasi Organisasi memiliki r hasil bernilai positif dan r hasil > r tabel (0,361). Dimana, apabila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut dinyatakan valid (Sugiyono, 2009, p.126). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan untuk mengukur Iklim Komunikasi Organisasi pada karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort adalah valid dan dapat dilanjutan untuk mendapatkan hasil akhir.

(8)

Berikut adalah hasil uji validitas kuesioner Loyalitas Karyawan (Y):

Tabel 4.2. Uji Validitas Kuesioner Variabel Loyalitas Karyawan (Y)

Variabel Item r Hasil r Tabel Keterangan

Loyalitas Karyawan (Y) Y1 0,700 0,361 Valid Y2 0,380 0,361 Valid Y3 0,466 0,361 Valid Y4 0,397 0,361 Valid Y5 0,387 0,361 Valid Y6 0,511 0,361 Valid Y7 0,619 0,361 Valid Y8 0,531 0,361 Valid Y9 0,676 0,361 Valid Y10 0,650 0,361 Valid Y11 0,606 0,361 Valid Y12 0,538 0,361 Valid Y13 0,448 0,361 Valid Y14 0,650 0,361 Valid Y15 0,499 0,361 Valid Y16 0,465 0,361 Valid Y17 0,744 0,361 Valid Y18 0,650 0,361 Valid

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel Loyalitas Karyawan memiliki r hasil bernilai positif dan r hasil > r tabel (0,361). Dimana, apabila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut dinyatakan valid (Sugiyono, 2009, p.126). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan untuk mengukur Loyalitas Karyawan pada karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort adalah valid dapat dilanjutan untuk mendapatkan hasil akhir.

(9)

4.2.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji reliabel atau tidaknya kuesioner dalam mengukur variabel penelitian karena mengasilkan pengukuran yang konsisten. Teknik yang digunakan adalah uji nilai cronbach’s alpha >0,6 (Tabel 3.2). Dimana menurut Sugiyono (2009, p.183), nilai alpha berada >0,6 merupakan hasil yang reliabel.

Berikut adalah hasil uji reliabilitas kuesioner variabel Iklim Komunikasi Organisasi (X) dan Loyalitas Karyawan (Y):

Tabel 4.3. Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi (X) dan Loyalitas Karyawan (Y)

Variabel Cronbach’s

Alpha

Nilai Kritis Keterangan

Iklim Komunikasi Organisasi (X) 0,904 0,6 Reliabel

Loyalitas Karyawan (Y) 0,784 0,6 Reliabel

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa variabel Iklim Komunikasi Organisasi (X) dan Loyalitas Karyawan (Y) memiliki nilai cronbach’s alpha > nilai kritis (0,6). Dimana menurut Sugiyono (2009, p.183), nilai alpha berada >0,6 merupakan hasil yang reliabel. Jadi, item-item pertanyaan dalam kuesioner untuk mengukur Iklim Komunikasi Organisasi dan Loyalitas Karyawan di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort telah reliabel atau dapat dipertanggung jawabkan.

4.2.2 Analisis Deskriptif Identitas Responden

Pada bagian ini akan dideskripsikan perolehan data yang telah dikumpulkan peneliti melalui kuesioner kepada 144 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort. Di bawah ini akan diuraikan mengenai identitas dari responden, diantaranya jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan divisi.

(10)

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.4. Deskriptif Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-Laki 71 49%

Perempuan 73 51%

Total 144 100%

Sumber: Oalahan Peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa dari total sampel yang ditentukan terdapat perbedaan yang sangat sedikit, yaitu 51% perempuan dan 49% laki-laki. Perbedaan angka yang tidak terlalu mencolok di atas disebabkan karena bergesernya paradigma, kaum perempuan mulai terbuka dalam menerima peran di luar rumah untuk mengaktualisasikan potensinya (Hurlock, 2004, p.341). Selain itu, wanita sekarang memiliki keinginan untuk mencoba berbagai macam pekerjaan sebelum mereka menentukan pilihannya (Hurlock, 2004, p.247). Sesuai dengan pernyataan dari Yuri, dimana mayoritas karyawan yang bekerja di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort memiliki jenis kelamin perempuan (Yuri Trainer Officer, 16 Agustus 2016). Apabila dikaitkan dengan teori menurut Hurlock (2004, p.247), ketika wanita memiliki keinginan untuk mencoba dan mengembangkan potensinya, hal itu tidak dapat bisa dipungkiri bahwa mereka akan mencari pekerjaan yang dapat mengembangkan potensinya tersebut.

Berdasarkan jenis kelamin responden yang peneliti tentukan lebih banyak wanita yang bekerja dibagian yang tidak memiliki banyak pekerjaan yang menggunakan fisik. Berikut adalah datanya:

Tabel 4.5 Daftar Jenis Kelamis Responden Setiap Divisi Divisi Laki-Laki Perempuan Administration &

General 10 11

Engineering 6 0

Food & Beverages 25 33

Laundry 1 1

Recreation 4 0

Rooms 17 17

Sales & Marketing 5 5

SPA 3 7

(11)

Dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana divisi Administration & General, Food & Beverages, dan SPA memiliki lebih banyak pekerja wanita daripada laki-laki. Pada divisi-divisi tersebut tidak dibutuhkan tenaga lebih untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sedangkan pada divisi engineering dan recreation yang membutuhkan tenaga lebih memiliki lebih banyak pekerja laki-laki dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut pun dinyatakan oleh O’Kelly (1980), dimana terdapat sebuah penelitian pada lukisan-lukisan dan pahatan yang terkenal menemukan bahwa pria seringkali ditampilkan dalam situasi kerja atau peperangan, sedangkan wanita biasanya sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau mengasuh anak (dalam Sears;Freedman;Plepau, 1991, p.194). Jadi, untuk sekarang ini, jenis kelamin tidak mempengaruhi apakah jenis kelamin tersebut yang bekerja dan lainnya hanya melakukan pekerjaan rumah. Hal ini dapat dilihat dari karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang memiliki lebih banyak pekerja wanita, dimana mereka akan bekerja untuk mengembangkan potensinya dan untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Usia

Tabel 4.6. Deskriptif Identitas Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah (n) Persentase (%)

17 – 25 19 13% 26 – 35 93 65% 36 – 45 32 22% 46 – 55 0 0% 56 – 65 0 0% > 65 0 0% Total 144 100%

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Jenjang usia karyawan di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort adalah ≥ 17 tahun (data perusahaan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Juli 2016). Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa sebanyak 93 orang (65%) berusia 26-35 tahun, 32 orang (22%) berusia 36-45 tahun, dan 19% berusia 17-25 tahun.

Menurut Hurlock (1997), usia di antara 18-40 tahun termasuk di kalangan usia dewasa dini, dimana masa dewasa dini ini dapat dikatakan sebagai masa

(12)

komitmen (p.26). Orang dalam usia dewasa dini akan menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru, dan membuat komitmen-komitmen baru (Hurlock, 2004, p.250).

Dari hasil yang didapatkan bahwa responden terbanyak berada pada rentang usia 26-35 tahun. Dimana usia tersebut termasuk dalam usia dewasa dini, yaitu antara 18-40 tahun. Sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Hurlock (1997, p.26) pada usia tersebut merupakan usia dimana seseorang akan membangun sebuah komitmen dan memiliki sebuah tanggung jawab dalam hidupnya. Hal ini pun terjadi dalam dunia pekerjaan. Sesuai dengan yang diutarakan oleh O, dimana O berusia 27 tahun dan saat ini ia pun telah menjadi karyawan tetap di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort. O menyatakan bahwa pada usianya saat ini, bukanlah waktu untuk ia bermain-main dan tidak serius dengan pekerjaannya, hal itu dikarenakan O menanggap bahwa ia harus memiliki sebuah komitmen guna memenuhi segala kebutuhan hidupnya, dan ketika ia telah memilih untuk bekerja di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort dan diberikan sebuah tugas, itu merupakan tanggung jawabnya yang harus ia selesaikan dengan baik (O, Personal Interview, 11 Agustus 2016).

Jadi, dari hasil yang peneliti dapatkan bahwa mayoritas karyawan tetap di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort berusia 26-35 tahun dimana usia tersebut merupakan usia dewasa dini yang memiliki karakter untuk berkomitmen dan memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Pendidikan Terakhir

Tabel 4.7. Deskriptif Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Terakhir Jumlah (n) Persentase (%)

D1/D2/D3 37 26%

S1/S2/S3 107 74%

Total 144 100%

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa mayoritas karyawan tetap yang bekerja di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mengenyam pendidikan

(13)

hingga di bangku Strata 1/2/3 yaitu sebesar 74%. Sedangkan yang mengenyam pendidikan diploma 1/2/3 sebesar 26%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, tenaga kerja yang mayoritas dipekerjakan adalah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan setingkat strata. Hal ini dapat dijelaskan karena Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan menuntut untuk karyawannya memiliki pengetahuan serta pengalaman yang luas mengenai dunia perhotelan. Dimana para karyawan akan berhadapan langsung dengan para tamu. Selain itu, karyawan yang telah menjadi karyawan tetap atau pun bekerja selama 2 tahun atau lebih akan lebih memahami mengenai dunia pekerjaan yang mereka geluti saat ini. Sesuai dengan pernyataan dari Yuri, selaku trainer officer di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, dimana tingkat pendidikan menjadi salah satu pertimbangan bagi tim Human Resource dalam melakukan penilaian dari CV calon karyawan (Yuri, Trainer Officer, 15 Agustus 2016).

4. Divisi

Tabel 4.8. Deskriptif Identitas Responden Berdasarkan Divisi Divisi Jumlah (n) Persentase(%) Administration &

General 21 15%

Engineering 6 4%

Food & Beverages 58 40%

Rooms 33 23%

Sales & Marketing 10 7%

Laundry 2 1%

Spa 10 7%

Recreation 4 3%

Total 144 100%

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Hasil dari tabel 4.8 adalah responden yang paling banyak berada di divisi food & beverages, yaitu sebesar 40%, lalu rooms sebesar 23%, administration & general sebesar 15%, sales & marketing dan SPA sebesar 7%, engineering

(14)

sebesar 4%, recreation sebesar 3%, dan yang terakhir laundry 1%. Dari hasil data tersebut pun sesuai dengan data karyawan tetap setiap divisi Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang diperoleh peneliti. Berikut data karyawan tetap setiap divisi:

Tabel 4.9. Jumlah karyawan tetap setiap divisi

Divisi Jumlah

Administration &

General 21

Engineering 8 Food & Beverages 94

Rooms 77

Sales & Marketing 10

Laundry 2

Spa 10

Recreation 4

Sumber: Internal Perusahaan, per Februari 2016

Dimana jumlah karyawan tetap terbanyak berada di divisi food & beverages. Hal tersebut dapat dikarenakan banyaknya acara yang diadakan di hotel yang membutuhkan sumber daya manusia di bagia food & beverages lebih dibutuhkan dibandingkan divisi lainnya. Selain itu restaurant yang berada di dalam hotel yang harus terus berjalan dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam persiapannya.

Dalam penelitian ini pun peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, yaitu probability sampling dengan tipe simple random sampling. Dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2009, p.82). Sehingga seluruh karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort memiliki kesempatan yang sama besar untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

(15)

4.2.3 Analisis Deskriptif Jawaban Responden

Deskriptif jawaban responden dilakukan dengan menghitung frekuensi, persentase, dan mean (rata-rata) dari jawaban responden. Untuk mengkategorikan mean jawaban responden digunakan interval yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Interval Kelas = Nilai Tertinggi −Nilai TerendahJumlah Kelas = 5−1

5 = 0,8

Berdasarkan interval di kelas sebesar 0,8 diperoleh karegori mean jawaban responden sebagai berikut:

Tabel 4.10 Kategori Mean Jawaban Responden

Interval Kategori 4,21 – 5,00 Sangat Tinggi 3,41 – 4,20 Tinggi 2,61 – 3,40 Sedang 1,81 – 2,60 Rendah 1,00 – 1,80 Sangat Rendah

Sumber: Hasil Perhitungan Peneliti (2016)

4.2.3.1 Deskriptif Jawaban Responden Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi (X)

Pada bagian ini akan dijelaskan deskriptif jawaban responden mengenai Iklim Komunikasi Organisasi dalam setiap indikatornya pada Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort.

1. Supportiveness

Supportiveness merupakan sebuah hubungan komunikasi bawahan dengan atasan guna membantu dan menjaga nilai prbadi yang berharga dan penting (Goldhaber, 1993, p.65).

Deskriptif jawaban responden mengenai indikator supportiveness dapat dijelaskan pada tabel berikut:

(16)

Tabel 4.11. Atasan anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang berharga

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 6 4%

Netral 25 17%

Setuju 69 48%

Sangat Setuju 43 30%

Total 144 100%

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 4.11, dapat dilihat bahwa indikator pertama dari iklim komunikasi organisasi, yaitu atasan membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang berharga mengeluarkan hasil bahwa 48% responden menyatakan setuju, 30% responden menyatakan sangat setuju, 17% responden menyatakan netral, 4% responden menyatakan tidak setuju, dan 1% responden menyatakan tidak setuju.

Supportvieness merupakan sebuah hubungan komunikasi bawahan dengan atasan guna membantu dan menjaga nilai pribadi yang berharga dan penting (Goldhaber, 1993, p.65). Maksud dari nilai pribadi adalah pedoman hidup yang dianut oleh seseorang. Dari data yang didapatkan bahwa 112 karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa atasannya turut membantu dan menjaga nilai pribadi mereka yang berharga. Dengan saling membantu dan menjaga tersebut dapat mempengaruhi hubungan antara atasan dengan bawahannya. Sehingga hubungan antara atasan dan bawahan menjadi sangat baik dengan timbulnya saling mengerti dan menghargai satu dengan yang lain dan dapat menjadikan karyawan tersebut menjadi lebih semangat dalam bekerja. Sesuai dengan pernyataan dari Spector (2003), dimana ketika pemimpin dapat memberikan tindakan yang dapat mendukung, hal tersebut pun dapat mempengaruhi karyawannya (p.30).

Jadi, ketika bawahan merasa bahwa mereka telah didukung oleh atasannya, hal itu dapat mempengaruhi cara bekerja dan memberikan semangat bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini pun terjadi di Sofitel Bali

(17)

Nusa Dua Beach Resort, dimana atasan-atasannya turut membantu dan menjaga nilai-nilai pribadi yang berharga bawahannya.

Tabel 4.12 Rekan kerja anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang berharga

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 3 2%

Tidak Setuju 3 2%

Netral 26 18%

Setuju 64 44%

Sangat Setuju 48 33%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 1

Berdasarkan tabel 4.12, sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan dimana rekan kerja membantu mereka dalam menjaga nilai-nilai pribadi mereka, yaitu sebanyak 64 orang atau 44%. Sementara yang menjawab sangat setuju dan netral sebanyak 48 orang (33%) dan 26 orang (18%). Hanya sedikit responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju, yaitu masing-masing 3 orang (2%).

Supportiveness merupakan sebuah hubungan komunikasi bawahan dengan atasan guna membantu dan menjaga nilai prbadi yang berharga dan penting (Goldhaber, 1993, p.65). Maksud dari nilai pribadi adalah pedoman hidup yang dianut oleh seseorang. Dari data yang didapatkan bahwa 112 karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa rekannya turut membantu dan menjaga nilai pribadi mereka yang berharga. Dengan saling membantu dan menjaga tersebut dapat mempengaruhi hubungan antara sesama rekan kerja. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tidak hanya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan saja yang dapat memberikan dampak yang positif bagi karyawan dalam melaksanakan tugasnya, melainkan hubungan yang baik sesama rekan kerja pun dapat memberikan dampak yang positif bagi karyawan.

Hal ini pun sesuai dengan yang diutarakan oleh salah satu karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, dimana J mengatakan bahwa, di tempat kerja manapun hubungan sesama rekan kerja harus baik dan sangat penting, karena setiap tugas pasti dibutuhkan kerja sama tim, apabila terdapat hubungan yang

(18)

tidak baik, tidak dapat saling mengerti dan menghargai, hal itu dapat mempengaruhi hasil kerja karyawan (J, Personal Interview, 11 Agustus 2016).

Jadi, baik hubungan antara atasan dan bawahan atau sesama rekan kerja merupakan hal yang penting untuk dijaga. Dikarenakan, setiap pekerjaan dibutuhkan adanya kerja sama tim dan saling melengkapi. Ketika hubungan itu tidak baik, hasil dari pekerjaan itu pun menjadi tidak baik. Hal ini pun terjadi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, dimana sesama rekan kerja saling membantu dan menjaga nilai-nilai pribadi yang berharga.

Tabel 4.13 Atasan anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang penting

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 4 3%

Tidak Setuju 2 1%

Netral 29 20%

Setuju 70 49%

Sangat Setuju 39 27%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 2

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil pada pernyataan tersebut 49% menyatakan setuju, 27% menyatakan sangat setuju, 20% menyatakan netral, 3% menyatakan sangat tidak setuju, dan 1% menyatakan sangat tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa atasan para responden turut menjaga nilai-nilai pribadi yang penting bagi bawahannya.

Supportiveness merupakan sebuah hubungan komunikasi bawahan dengan atasan guna membantu dan menjaga nilai pribadi yang berharga dan penting (Goldhaber, 1993, p.65). Maksud dari nilai pribadi adalah pedoman hidup yang dianut oleh seseorang. Dari data yang didapatkan bahwa 109 karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa atasannya turut membantu dan menjaga nilai pribadi mereka yang berharga. Dengan saling membantu dan menjaga tersebut dapat mempengaruhi hubungan antara atasan dengan bawahannya. Sehingga hubungan antara atasan dan bawahan menjadi sangat baik dengan timbulnya saling mengerti dan menghargai satu dengan yang lain dan dapat menjadikan karyawan tersebut menjadi lebih semangat dalam

(19)

bekerja. Sesuai dengan pernyataan dari Spector (2003), dimana ketika pemimpin dapat memberikan tindakan yang dapat mendukung, hal tersebut pun dapat mempengaruhi karyawannya (p.30).

Jadi, ketika bawahan merasa bahwa mereka telah didukung oleh atasannya, hal itu dapat mempengaruhi cara bekerja dan memberikan semangat bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini pun terjadi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, dimana atasan-atasannya turut membantu dan menjaga nilai-nilai pribadi yang penting bawahannya.

Tabel 4.14 Rekan kerja anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang penting

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 4 3%

Tidak Setuju 7 5%

Netral 24 17%

Setuju 77 53%

Sangat Setuju 32 22%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 3

Berdasarkan tabel 4.14, sebagian besar responden menyatakan setuju mengenai pernyataan dimana rekan kerja membantu mereka dalam menjaga nilai-nilai pribadi mereka yang penting, yaitu sebanyak 77 orang atau 53%, 32 orang (22%) menyatakan setuju, 24 orang (17%) menyatakan netral, 7 orang (5%) menyatakan tidak setuju, dan 4 orang (3%) menyatakan sangat tidak setuju.

Supportiveness merupakan sebuah hubungan komunikasi bawahan dengan atasan guna membantu dan menjaga nilai prbadi yang berharga dan penting (Goldhaber, 1993, p.65). Maksud dari nilai pribadi adalah pedoman hidup yang dianut oleh seseorang. Dari data yang didapatkan bahwa 112 karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa rekannya turut membantu dan menjaga nilai pribadi mereka yang berharga. Dengan saling membantu dan menjaga tersebut dapat mempengaruhi hubungan antara sesama rekan kerja. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tidak hanya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan saja yang dapat memberikan dampak yang positif bagi karyawan

(20)

dalam melaksanakan tugasnya, melainkan hubungan yang baik sesama rekan kerja pun dapat memberikan dampak yang positif bagi karyawan.

Hal ini pun sesuai dengan yang diutarakan oleh salah satu karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, dimana J mengatakan bahwa, di tempat kerja manapun hubungan sesama rekan kerja harus baik dan sangat penting, karena setiap tugas pasti dibutuhkan kerja sama tim, apabila terdapat hubungan yang tidak baik, tidak dapat saling mengerti dan menghargai, hal itu dapat mempengaruhi hasil kerja karyawan (J, Personal Interview, 11 Agustus 2016).

Jadi, baik hubungan antara atasan dan bawahan atau sesama rekan kerja merupakan hal yang penting untuk dijaga. Dikarenakan, setiap pekerjaan dibutuhkan adanya kerja sama tim dan saling melengkapi. Ketika hubungan itu tidak baik, hasil dari pekerjaan itu pun menjadi tidak baik. Hal ini pun terjadi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, dimana sesama rekan kerja saling membantu dan menjaga nilai-nilai pribadi yang penting.

(21)

Tabel 4.15 Deskriptif Jawaban Responden Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi (X) Indikator Supportiveness

Item Pernyataan Jawaban Responden Mean

1 2 3 4 5 n % n % n % n % n % X1 Atasan anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang berharga 1 1% 6 4% 25 17% 69 48% 43 3% 4,02 X2 Rekan kerja anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang berharga 3 2% 3 2% 26 18% 64 44% 48 3% 4,05 X3 Atasan anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang penting 4 3% 2 1% 29 20% 70 49% 39 27% 3,96 X4 Rekan kerja anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi anda yang penting 4 7 24 77 32 3,88 Mean 3,98

(22)

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi pada Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort ditinjau dari segi indikator supportiveness tergolong tinggi, dimana mean jawaban responden pada indikator supportiveness sebesar 3,98 berada pada interval 3,41 – 4,20 (lihat tabel 4.10). Tingkat supportiveness paling tinggi yaitu dalam hal rekan kerja membantu rekannya dalam menjaga nilai-nilai pribadi yang berharga, dengan mean jawaban sebesar 4,05. Sedangkan supportiveness yang paling rendah, yaitu rekan kerja membantu rekannya dalam menjaga nilai-nilai pribadi yang penting, dengan mean jawaban sebesar 3,88.

Hasil ini pun dapat mendukung teori supportiveness dimana supportvieness merupakan sebuah hubungan komunikasi bawahan dengan atasan guna membantu dan menjaga nilai prbadi yang berharga dan penting (Goldhaber, 1993, p.65). Dengan nilai mean pada indikator supportiveness tergolong tinggi, hal ini dapat diartikan bahwa dalam iklim komunikasi organisasi, supportiveness menjadi salah satu faktor yang besar dalam meningkatkan iklim komunikasi di dalam sebuah perusahaan.

2. Partisipasi dalam membuat keputusan

Partisipasi dalam membuat keputusan, dimana karyawan bebas untuk berkomunikasi kepada atasan dengan pengaruh yang nyata (Goldhaber, 1993, p.65).

Deskriptif jawaban responden mengenai indikator partisipasi dalam membuat keputusan dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.16 Anda bebas untuk berkomunikasi dengan atasan anda mengenai sesuatu yang memiliki pengaruh untuk perusahaan

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 8 6%

Netral 20 14%

Setuju 65 45%

Sangat Setuju 50 35%

Total 144 100%

(23)

Berdasarkan tabel 4.16, dapat dilihat bahwa 65 orang (45%) menyatakan setuju, 50 orang (35%) menyatakan sangat setuju, 20 orang (14%) menyatakan netral, 8 orang (6%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (1%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort dapat berkomunikasi dengan bebas dengan atasan mengenai sesuatu yang memiliki pengaruh untuk perusahaannya.

Partisipasi dalam membuat keputusan, dimana karyawan bebas untuk berkomunikasi kepada atasan dengan pengaruh yang nyata (Goldhaber, 1993, p.65). Di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, terdapat 115 karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka dapat secara bebas untuk berkomunikasi kepada atasan dengan pengaruh yang nyata. Dengan adanya kebebasan yang diberikan kepada bawahan untuk berkomunikasi dengan atasannya guna untuk memberikan pengaruh yang baik untuk perusahaan, dapat menjadikan bawahan dan atasan memiliki kerja sama yang baik dan dapat bersama-sama untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Hal tersebut pun didukung oleh Davis (1972) dimana sebuah komunikasi antara bawahan dengan atasan sangatlah dibutuhkan oleh bawahan untuk menarik ilmu atau pengalaman dari atasannya (p.389).

Hasibuan (2005) mengatakan bahwa dengan karyawan diikutsertakan untuk turut berpartisipasi dalam mengajukan ide-ide menjadi turut bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan perusahaan, sehingga moral dan gairah kerja menjadi meningkat juga (p.202). Hasil ini pun didukung oleh pernyataan dari Yuri, dimana ia dapat secara bebas berkomunikasi kepada atasannya dan memberikan pendapat untuk memajukan perusahaan mereka (Yuri, Trainer Officer, ). Yuri pun mengatakan bahwa dengan kebebasan tersebut, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort pun dapat menyuarakan pendapat mereka dan merasa bahwa kemajuan perusahaan pun merupakan usaha dari mereka juga (Yuri, Trainer Officer, 29 Februari 2016).

Jadi, karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort diberikan kebebasan untuk berkomunikasi dan mengemukakan pendapatkan kepada atasannya untuk memajukan perusahaan. Hal ini dapat memberikan motivasi bagi karyawan karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort. Dimana karyawan

(24)

tersebut akan merasa menjadi satu dan kemajuan tersebut merupakan tanggung jawab mereka juga dan dapat mempengaruhi cara kerja karyawan, dimana karyawan dapat menarik ilmu yang dimiliki oleh atasannya.

Tabel 4.17 Anda bebas untuk berkomunikasi dengan rekan kerja anda mengenai sesuatu yang memiliki pengaruh untuk perusahaan

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 2 1%

Tidak Setuju 8 6%

Netral 14 10%

Setuju 70 49%

Sangat Setuju 50 35%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 5

Berdasarkan tabel 4.17, dapat dilihat bahwa 70 orang (49%) menyatakan setuju, 50 orang (35%) menyatakan sangat setuju, 14 orang (10%) menyatakan netral, 8 orang (6%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (1%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort dapat berkomunikasi dengan bebas dengan rekan kerja mengenai sesuatu yang memiliki pengaruh untuk perusahaannya.

Partisipasi dalam membuat keputusan, dimana karyawan bebas untuk berkomunikasi kepada atasan dengan pengaruh yang nyata (Goldhaber, 1993, p.65). Di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, terdapat 120 karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka dapat secara bebas untuk berkomunikasi kepada rekan kerjanya dengan pengaruh yang nyata. Hal ini sama dengan kebebasan berkomunikasi dengan atasan, dengan bawahan pun sebuah kebebasan untuk berkomunikasi sangatlah dibutuhkan untuk memberikan pengaruh yang baik untuk perusahaannya. Dimana ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55).

Seperti yang telah dinayatakan oleh salah satu karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, yaitu Radit dimana ia mengatakan bahwa kebebasan untuk berkomunikasi dengan sesama karyawan itu sangatlah penting, karena untuk menumbuhkan kerja sama yang terbaik adalah dengan saling bertukar ide atau

(25)

informasi untuk kemajuan dari perusahaan tersebut (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016).

Jadi, sebagian besar karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort diberikan kebebasan untuk berkomunikasi dan mengemukakan pendapatkan kepada rekannya untuk memajukan perusahaan. Dimana sesama karyawan tersebut dapat saling membantu untuk meningkatkan potensi yang dimiliki dan dapat bekerja sama untuk memajukan tempat kerja mereka.

Tabel 4.18 Deskriptif Jawaban Responden Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi (X) Indikator Partisipasi dalam Membuat Keputusan

Item Pernyataan Jawaban Responden Mean

1 2 3 4 5 n % n % n % n % n % X5 Anda bebas untuk berkomunikasi dengan atasan anda mengenai sesuatu yang memiliki pengaruh untuk perusahaan 1 1% 8 6% 20 14% 65 45% 50 35% 4,08 X6 Anda bebas untuk berkomunikasi dengan rekan kerja anda mengenai sesuatu yang memiliki pengaruh untuk perusahaan 2 1% 8 6% 14 10% 70 49% 50 35% 4,10 Mean 4,09

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi pada Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort ditinjau dari segi indikator partisipasi dalam membuat keputusan tergolong tinggi, dimana mean jawaban responden pada indikator partisipasi dalam membuat keputusan sebesar 4,09

(26)

berada pada interval 3,41 – 4,20 (lihat tabel 4.10). Tingkat partisipasi dalam membuat keputusan paling tinggi yaitu dalam hal responden bebas untuk berkomunikasi dengan rekan kerjanya mengenai sesuatu yang memiliki pengaruh untuk perusahaan, dengan mean jawaban sebesar 4,10. Sedangkan tingkat partisipasi dalam membuat keputusan yang paling rendah, yaitu responden bebas untuk berkomunikasi dengan atasannya mengenai sesuatu yang memiliki pengaruh untuk perusahaan, dengan mean jawaban sebesar 3,08.

Hasil ini pun dapat mendukung teori partisipasi dalam membuat keputusan dimana karyawan bebas untuk berkomunikasi kepada atasan dengan pengaruh yang nyata. (Goldhaber, 1993, p.65). Dengan nilai mean pada indikator partisipasi dalam membuat keputusan tergolong tinggi, hal ini dapat diartikan bahwa dalam iklim komunikasi organisasi, partisipasi dalam membuat keputusan menjadi salah satu faktor yang besar dalam meningkatkan iklim komunikasi di dalam perusahaan.

3. Kepercayaan, percaya diri, dan dapat dipercaya

Deskriptif jawaban responden mengenai indikator kepercayaan, percaya diri, dan dapat dipercaya dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.19 Anda percaya dengan tempat kerja anda

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 3 2%

Tidak Setuju 9 6%

Netral 3 2%

Setuju 68 47%

Sangat Setuju 61 42%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 6

Berdasarkan tabel 4.19, terdapat 68 orang (47%) menyatakan setuju, 61 orang (42%) menyatakan sangat setuju, 9 orang (6%) menyatakan tidak setuju, dan masing-masing 3 orang (2%) menyatakan sangat tidak setuju dan netral. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort percaya dengan tempat kerjanya saat ini.

(27)

Terdapat 129 responden yang menyatakan bahwa mereka percara dengan tempat kerja mereka. Data di atas sesuai dengan perbincangan peneliti bersama dengan Radit. Dimana Radit mengatakan bahwa:

“Setiap pekerja atau karyawan ketika sudah memiliki komitmen untuk mengabdi di sebuah perusahaan, haruslah ia mempercayai tempat kerja tersebut, dimana maksud mempercayai itu sendiri bukan selalu mengikuti sistem apabila terdapat sistem yang buruk, tetapi percaya bahwa perusahaan tersebut akan lebih maju apabila para karyawan dapat bekerja dengan baik, dapat mengeluarkan dan mengembangkan potensinya di tempat kerja tersebut” (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016).

Jadi, Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort memiliki kepercayaan terhadap tempat kerja mereka. Dengan memiliki kepercayaan tersebut, dapat menjadikan para karyawan merasa turut memiliki perusahaan dan memiliki tanggung jawab untuk kemajuan perusahaan tersebut. Selain itu, dengan kepercayaan tersebut, mereka dapat mengekspresikan dan mengembangkan potensi yang mereka miliki.

Tabel 4.20 Anda percaya diri dengan apa yang anda kerjakan saat ini

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Tidak Setuju 1 1%

Netral 10 7%

Setuju 61 42%

Sangat Setuju 72 50%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 7

Berdasarkan tabel 4.20, terdapat 72 (50%) orang menyatakan sangat setuju, 61 orang (42%) menyatakan setuju, 10 oang (7%) menyatakan netral, dan 1 orang (1%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort percaya diri dengan apa yang mereka kerjakan saat ini.

Hambly (1995) mengatakan bahwa apabila seseorang dapat meningkatkan kepercayaan dirinya, maka hubungannya dengan orang lain akan menjadi lebih baik, pekerjaan menjadi lebih mudah, dan hidup menjadi lebih memuaskan (p.1). Dari tabel 4.20, terdapat 133 responden yang menyatakan bahwa mereka percaya

(28)

diri dengan apa yang mereka kerjakan saat ini. Dengan karyawan tersebut dapat meningkatkan kepercayaan dirinya, segala sesuatu yang mereka kerjakan akan menghasilkan sesuatu yang baik. Dimana ada rasa ingin memberikan hasil yang terbaik dan menjadikan hal tersebut sesuatu yang dapat dibanggakan. Tidak hanya dalam pekerjaan, dalam hubungan antara atasan dan bawahan atau pun sesama rekan kerja juga menjadi lebih baik dan erat.

Jadi, ketika seseorang dapat percaya diri dengan apapun yang mereka kerjakan saat ini dapat menjadikan pekerjaannya selesai dengan hasil yang maksimal dan dapat mempengaruhi hubungan mereka dengan orang-orang sekitar mereka. Hal ini pun terjadi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, dimana karyawannya memiliki kepercayaan diri dengan apapun yang mereka kerjakan saat ini.

Tabel 4.21 Anda mendapatkan kepercayaan dari atasan anda untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 1 1%

Tidak Setuju 6 4%

Netral 3 2%

Setuju 76 53%

Sangat Setuju 58 40%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 8

Berdasarkan tabel 4.21, terdapat 76 orang (53%) menyatakan setuju, 58 orang menyatakan sangat setuju (40%), 6 orang (4%) menyatakan tidak setuju, 3 orang (2%) menyatakan netral, dan 1 orang (1%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendapatkan kepercayaan dari atasan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar.

Redding mengemukakan bahwa

“Iklim organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan pada angota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai anggotanya dan memberi kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong, dan memberi tangung jawab dalam

(29)

mengerjakan tugas-tugasnya, sehingga dapat melihat bahwa keterlibatan anggota penting bagi keputusan dalam organisasi dan dapat memberikan motivasi kepada bawahan” (dalam Goldhaber 1993, p.63).

Berdasarkan teori tersebut dengan atasan atau perusahaan memberikan kepercayaan untuk memegang tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang besar, dapat membuat karyawan tersebut lebih termovasi dalam pekerjaannya. Dimana terdapat 134 responden yang menyatakan bahwa mereka mendapatkan kepercayaan dari atasannya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar.

Selain itu, dalam proses belajar manusia, mereka tidak hanya menerima, namun juga mencari tanggung jawab (Miller, 2003, p.41). Ketika mereka mendapatkan sebuah kepercayaan, mereka merasa bahwa mereka itu penting dan turut memiliki organisasi, akan muncul rasa loyal dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2005, p.202).

Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort pun merupakan hotel yang terkadang mengadakan sebuah event besar dan acara tersebut dikerjakan oleh tim internal hotel. Seperti yang telah diberikan kepada departemen Marketing Communication Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort untuk dijalankan. Dimana pada 29 Mei 2016 Marketing Communication Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mengadakan acara Photography Exhibition by Picasso (Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016). Dimana Picasso atau Pablo Picasso merupakan salah satu pelukis terbaik dan memiliki pengaruh yang besar dalam dunia kesenian (“Bio”, n.d, para. 1). Hal ini pun merupakan kebanggaan yang dimiliki oleh tim Marketing Communication Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort dimana telah diberikan kepercayaan dari General Manager untuk melaksanakan tugas tersebut.

Gambar 4.5 Poster Photography Exhibition by Picasso Sumber: Instagram Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort (2016)

(30)

Jadi, ketika seseorang merasa bahwa mereka dipercaya oleh orang sekitar, dapat menjadikan orang tersebut memiliki motivasi yang besar untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu yang terbaik. Hal ini pun terjadi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort. Atasannya dapat memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar. Ketika atasan dapat memberikan kepercayaan tersebut, karyawan akan merasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan dan menunjukan yang terbaik kepada atasannya. Selain itu, karyawan pun dapat menunjukan potensinya dan menunjukan bahwa mereka bisa untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan dapat dibanggakan.

Tabel 4.22 Anda mendapatkan kepercayaan dari rekan kerja anda untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Tidak Setuju 8 6%

Netral 4 3%

Setuju 72 50%

Sangat Setuju 60 42%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 9

Berdasarkan tabel 4.22, terdapat 72 orang (50%) menyatakan setuju, 60 orang (42%) menyatakan sangat setuju, 8 orang (6%) menyatakan tidak setuju, dan 4 orang (3%) menyatakan netral. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendapatkan kepercayaan dari rekan kerjanya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar.

Redding mengemukakan bahwa :

Iklim organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan pada angota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai anggotanya dan memberi kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong, dan memberi tangung jawab dalam mengerjakan tugas-tugasnya, sehingga dapat melihat bahwa keterlibatan anggota penting bagi keputusan dalam organisasi dan dapat memberikan motivasi kepada bawahan (dalam Goldhaber 1993, p.63).

(31)

Dari tabel 4.22, terdapat 132 responden yang menyatakan bahwa mereka mendapatkan kepercayaan dari rekan kerjanya untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar. Dengan mendapatkan kepercayaan dari rekan kerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang besar dapat memotivasi karyawan tersebut untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaannya.

Terdapat 4 dimensi yang dari iklim organisasi dan salah satunya adalah friendly, team spirit (Goldhaber, 2993, p.63). Dimana friendly dan team spirit dapat diartikan sebagai memiliki hubungan yang baik dan percaya (Goldhaber, 1993, p.63). Dalam teori tersebut, dengan adanya kepercayaan, baik dari atasan ataupun rekan kerja dapat menimbulkan iklim yang positif dalam perusahaan. Hal ini pun dibuktikan dari kepercayaan yang diberikan oleh rekan kerja kepada Ayip, salah satu bartender di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort untuk mengikuti ajang perlomba bartender, yaitu Diego World Class Competition 2015. Dimana pada ajang tersebut, Ayip terpilih menjadi Bartender of The Year (“Sofitel Bali’s, 2015, para.2)

Gambar 4.6: Ayip (Bartender Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort) pada ajang Diego World Class

Sumber: Facebook Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort (2015)

Jadi, dengan karyawan mendapatkan kepercayaan baik dari atasan ataupun sesama rekan kerja untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar, dapat memotivasi karyawan tersebut untuk memberikan dan menghasilkan sesuatu yang terbaik dan dapat dibanggakan. Karena karyawan tersebut merasa bahwa pekerjaan tersebut merupakan sebuah tanggung jawab untuk diselesaikan dengan maksimal dan dengan hasil yang terbaik.

(32)

Tabel 4.23 Deskriptif Jawaban Responden Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi (X) Indikator Kepercayaan, Percaya Diri, dan dapat Dipercaya

Item Pernyataan Jawaban Responden Mean 1 2 3 4 5 n % n % n % n % n % X7 Anda percaya dengan tempat kerja anda 3 2% 9 6% 3 2% 68 47% 61 42% 4,22 X8 Anda percaya diri dengan apa yang anda kerjakan saat ini 0 1% 1 1% 10 7% 61 42% 72 50% 4,42 X9 Anda mendapatkan kepercayaan dari atasan anda untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar 1 1% 6 4% 3 2% 76 53% 58 40% 4,28 X10 Anda mendapatkan kepercayaan dari rekan kerja anda untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang besar 0 0% 8 6% 4 3% 72 50% 60 42% 4,28 Mean 4,30

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 4.23 dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi pada Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort ditinjau dari segi indikator kepercayaan, percaya diri, dan dapat dipercaya tergolong sangat tinggi, dimana mean jawaban responden pada indikator kepercayaan, percaya diri, dan dapat dipercaya sebesar 4,30 berada pada interval 4,21 – 5,00 (lihat tabel 4.10). Tingkat kepercayaan, percaya diri, dan dapat dipercaya yaitu dalam hal responden percaya diri dengan apa yang anda kerjakan saat ini, dengan mean jawaban sebesar 4,42. Sedangkan tingkat kepercayaan, percaya diri, dan dapat dipercaya yang paling

(33)

rendah, yaitu responden percaya dengan tempat kerja anda, dengan mean jawaban sebesar 4,22.

Hasil ini pun dapat mendukung teori Redding dimana:

Iklim organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan pada angota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai anggotanya dan memberi kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong, dan memberi tangung jawab dalam mengerjakan tugas-tugasnya, sehingga dapat melihat bahwa keterlibatan anggota penting bagi keputusan dalam organisasi dan dapat memberikan motivasi kepada bawahan (dalam Goldhaber 1993, p.63).

Dengan nilai mean pada indikator kepercayaan, percaya diri, dan dapat dipercaya tergolong sangat tinggi, hal ini dapat diartikan bahwa dalam iklim komunikasi organisasi, kepercayaan, percaya diri, dan dapat dipercaya menjadi salah satu faktor yang besar dalam meningkatkan iklim komunikasi di dalam sebuah perusahaan. Selain itu pun dapat memberikan motivasi kepada karyawan.

4. Keterbukaan dan keterusterangan

Tabel 4.24 Anda didengarkan oleh atasan anda dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 7 5%

Tidak Setuju 4 3%

Netral 6 4%

Setuju 83 58%

Sangat Setuju 44 31%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 10

Berdasarkan tabel 4.24, terdapat 83 orang (58%) menyatakan setuju, 44 orang (31%) menyatakan sangat setuju, 7 orang (5%) menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang (4%) menyatakan netral, dan 4 orang (3%) menyatakan tidak setuju.

Menurut Goldhaber (1993), atasan harus memiliki jiwa pemimpin, apabila tidak, bawahannya akan bekerja sesuai apa yang mereka inginkan (p.68). Teori tersebut pun sesuai dengan yang terjadi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort,

(34)

dimana terdapat 127 karyawan yang menyatakan bahwa mereka didengerkan oleh atasannya dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan.

Hal ini bertujuan agar iklim komunikasi organisasi menjadi kondusif dan karyawan pun menjadi termotivasi untuk lebih meningkatkan kualitas mereka dan adanya suatu komitmen dalam mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan. Hal tersebut pun didukung oleh Spector (2003), dimana seorang pemimpin harus mengajak karyawan untuk berdiskusi guna untuk menentukan keputusan akhir, tidak hanya menggunakan pendapat sendiri dan menugaskan bawahannya sesuai dengan apa yang ia inginkan (p.319).

\ Jadi, dapat dinyatakan bahwa karyawan di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort didengarkan oleh atasannya dalam menyampaikan pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Dengan begitu, atasan dan bawahan dapat membangun hubungan dan kerja sama yang baik.

Tabel 4.25 Anda didengarkan oleh rekan kerja anda dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 5 3%

Tidak Setuju 2 1%

Netral 5 3%

Setuju 78 54%

Sangat Setuju 54 38%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 11

Berdasarkan tabel 4.25, terdapat 78 orang (54%) menyatakan setuju, 54 orang (38%) menyatakan sangat setuju, 5 orang (3%) menyatakan netral, 5 orang (3%) menyatakan sangat tidak setuju, dan 2 orang (1%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort didengarkan oleh rekan kerjanya dalam memberikan pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

Menurut Spector (2003), seorang pemimpin harus mengajak karyawan untuk berdiskusi guna untuk menentukan keputusan akhir, tidak hanya menggunakan pendapat sendiri dan menugaskan bawahannya sesuai dengan apa

(35)

yang ia inginkan (p.319). Berdiskusi untuk mengambil sebuah keputusan tidak hanya antara atasan ataupun bawahan, namun sesama rekan kerja pun hal tersebut harus dilakukan. Dimana terdapat 132 karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa mereka didengarkan oleh rekan kerjanya dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan. Adanya komunikasi dua arah dalam perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55). Dengan adanya komunikasi ini, selain akan mempererat hubungan dengan rekan kerja, dapat pula menjadikan pesan tersebut menjadi sebuah ide yang terbaik untuk bersama-sama mencapai tujuan perusahaan.

Seperti yang telah dinayatakan oleh salah satu karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, yaitu Radit. Ia mengatakan bahwa ketika departemennya sedang mengalami kesulitas, ia akan langsung memberikan pendapat yang dapat membantu dan rekannya pun turut mendengarkan pendapat tersebut (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016). Radit pun menambahkan bahwa dengan kita saling mendengarkan pendapat satu dengan yang lain, hal itu dapat membantu perusahaan untuk mengatasi masalah-maslaah yang terjadi (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016).

Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort didengarkan oleh rekan kerjanya dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan. Dengan adanya bentuk komunikasi tersebut dapat menjadikan anggota perusahaan memiliki hubungan dan kerja sama tim yang kuat.

Tabel 4.26 Anda mendengarkan pendapat atasan anda memperbaiki cara kerja anda

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Tidak Setuju 5 3%

Netral 9 6%

Setuju 72 50%

Sangat Setuju 58 40%

Total 144 100%

(36)

Berdasarkan tabel 4.26 72 orang (50%) menyatakan setuju, 58 orang (40%) menyatakan sangat setuju, 9 orang (6%) menyatakan netral, dan 5 orang (3%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendengarkan pendapat dari atasan dalam memperbaiki cara kerja bawahan.

Menurut Goldhaber (1993), atasan harus memiliki jiwa pemimpin, apabila tidak, bawahannya akan bekerja sesuai apa yang mereka inginkan (p.68). Dimana ketika pemimpin dapat memberikan tindakan yang dapat mendukung, hal tersebut pun dapat mempengaruhi karyawannya (Spector, 2003, p.30). Ketika atasan dapat memberikan kritik dan saran kepada bawahannya, hal tersebut dapat menjadikan bawahannya menjadi pekerja yang lebih baik. Terdapat 130 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka mendengarkan pendapat dari atasannya untuk memperbaiki cara kerja mereka. Ketika bawahan bersedia mendengarkan dan menerima masukan-masukan dari atasan, masukan tersebut akan menjadikan bawahan menjadi lebih baik dan dapat memberikan semangat dan kepercayaan diri semakin tinggi. Selain itu, dengan adanya saling mendengarkan, dapat meningkatkan hubungan antara bawahan dan atasan dan iklim komunikasi organisasi dalam perusahaan tersebut pun akan semakin meningkat.

Seperti yang diutarakan oleh Radit, dimana ketika atasannya memberikan kritik dan saran mengenai cara kerjanya, ia akan dengan senang hati untuk mendengarkan, karena hal tersebut dapat memperbaiki cara kerjanya dan dapat menjadikan karyawan menjadi pekerja yang lebih baik lagi (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016).

Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendengarkan masukan dari atasan untuk memperbaiki cara kerja mereka. Dengan tujuan untuk menjadikan karyawan menjadi pekerja yang lebih baik dan mengetahui cara kerja yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

(37)

Tabel 4.27 Anda mendengarkan pendapat rekan kerja anda dalam memperbaiki cara kerja anda

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 4 3%

Tidak Setuju 2 1%

Netral 4 3%

Setuju 74 51%

Sangat Setuju 60 42%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 13

Berdasarkan tabel 4.27, terdapat 74 orang (51%) menyatakan setuju, 60 orang (42%) menyatakan sangat setuju, masing-masing 4 orang (3%) menyatakan netral dan sangat tidak setuju, dan 2 orang (1%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendengarkan pendapat dari rekan kerjanya dalam memperbaiki cara kerja karyawan tersebut.

Ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55). Komunikasi ini pun berkaitan dengan saran dari rekan kerja untuk memperbaiki cara kerja seseorang. Dimana terdapat 134 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka mendengarkan pendapat dari rekan kerjanya untuk memperbaiki cara kerja mereka. Dengan menerima masukan dari rekan kerja pun dapat menjadikan karyawan sadar dan mengerti mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya tidak ia lakukan. Sehingga hubungan sesama rekan kerja akan menjadi lebih baik, dan iklim komunikasi organisasi pada perusahaan itu pun semakin meningkat.

Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendengarkan pendapat rekan kerjanya untuk memperbaiki cara kerja mereka. Sehingga karyawan tersebut dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari cara kerja mereka dan dapat menjadikan karyawan menjadi pekerja yang lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, dapat meningkatkan hubungan antar rekan kerja dan dapat meningkatkan kerja sama tim dalam perusahaan.

(38)

Tabel 4.28 Anda bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasan anda mengenai kesalahan yang telah anda perbuat

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Tidak Setuju 9 6%

Netral 7 5%

Setuju 79 55%

Sangat Setuju 49 34%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 14

Berdasarkan tabel 4.28, terdapat 79 orang (55%) menyatakan setuju, 49 orang (34%) menyatakan sangat setuju, 9 orang (6%) menyatakan tidak setuju, dan 7 orang (5%) menyatakan netral. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasannya mengenai kesalahan yang telah ia perbuat.

Ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55). Teori tersebut pun berhubungan dengan keberanian seseorang untuk mengungkapkan kesalahan yang telah mereka perbuat, termasuk pengakuan kesalahan kepada atasannya dalam pekerjaan. Terdapat 128 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasannya mengenai kesalahan yang telah mereka perbuat.

Radit (salah satu karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort) mengatakan bahwa ketika kita melakukan sebuah kesalahan, lebih baik kita langsung memberitahukan kepada atasan, sehingga kita dan atasan dapat mencari cara dan bekerja sama untuk menyelesaikannya (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016). Dengan komunikasi tersebut dapat menjadikan perusahaan menjadi ebih efisien dalam pekerjaannya. Ketika kesalahan tersebut telah diatasi, hal berikutnya adalah dengan kita menunjukan kepada atasan dengan action. Dimana terdapat kalimat “action speaks louder than words in the long run” (Davis, 1972, p.391). Dengan begitu komunikasi dan hubungan antara atasan dan bawahan pun dapat menjadi lebih baik.

Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasannya mengenai

(39)

kesalahan yang telah mereka perbuat. Ketika keterusterangan tersebut dapat dilakukan, hal itu dapat membuat suasana perusahaan menjadi lebih baik dan lebih dekat. Dimana terjadi komunikasi yang baik dalam perusahaan antara atasan dan bawahan dan dapat mempererat hubungan. Hubungan erat tersebut dapat menjadikan karyawan menjadi lebih semangat dalam bekerja.

Tabel 4.29 Anda bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekan kerja anda mengenai kesalahan yang telah anda perbuat

Jawaban Frekuensi %

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Tidak Setuju 7 5%

Netral 8 6%

Setuju 77 53%

Sangat Setuju 52 36%

Total 144 100%

Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 15

Berdasarkan tabel 4.29, terdapat 77 orang (53%) menyatakan setuju, 52 orang (36%) menyatakan sangat setuju, 8 orang (6%) menyatakan netral, dan 7 orang (5%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekan kerjanya mengenai kesalahan yang telah ia perbuat.

Ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55). Teori tersebut pun berhubungan dengan keberanian seseorang untuk mengungkapkan kesalahan yang telah mereka perbuat, termasuk pengakuan kesalahan kepada rekan kerjanya dalam pekerjaan. Terdapat 129 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekannya mengenai kesalahan yang telah mereka perbuat.

Hal ini pun dukung oleh Radit, Ecommerce Manager Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort. Dimana dengan memberitahukan kepada sesama rekan kerja, kesalahan tersebut dapat dibenarkan dan dapat diselesaikan tanpa membuang waktu yang cukup lama (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016). Dengan komunikasi tersebut dapat menjadikan perusahaan menjadi

(40)

lebih efisien dalam pekerjaannya. Ketika kesalahan tersebut telah diatasi, hal berikutnya adalah dengan kita menunjukan kepada atasan dengan action. Dimana terdapat kalimat “action speaks louder than words in the long run” (Davis, 1972, p.391). Dengan begitu komunikasi dan hubungan antara rekan kerja pun dapat menjadi lebih baik.

Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekannya mengenai kesalahan yang telah mereka perbuat. Ketika keterusterangan tersebut dapat dilakukan, hal itu dapat membuat suasana perusahaan menjadi lebih baik dan lebih dekat. Dimana terjadi komunikasi yang baik dalam perusahaan antara rekan kerja dan dapat mempererat hubungan. Hubungan erat tersebut dapat menjadikan karyawan menjadi lebih semangat dalam bekerja.

(41)

Tabel 4.30 Deskriptif Jawaban Responden Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi (X) Indikator Keterbukaan dan Keterusterangan Ite m Pernyataan Jawaban Responden Mean 1 2 3 4 5 n % n % n % n % n % X11 Anda didengarkan oleh atasan anda dalam menyampaika n sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan 7 5% 4 3% 6 4% 83 58% 44 31% 4.06 X12 Anda didengarkan oleh rekan kerja anda dalam menyampaika n sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan 5 3% 2 1% 5 3% 78 54% 54 38% 4.21 X13 Anda mendengarkan pendapat atasan anda memperbaiki cara kerja anda

0 0% 5 3% 9 6% 72 50% 58 40% 4.27 X14 Anda mendengarkan pendapat rekan kerja anda dalam memperbaiki cara kerja anda

(42)

X15 Anda bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasan anda mengenai kesalahan yang telah anda perbuat 0 0% 9 6% 7 5% 79 55% 49 34% 4.17 X16 Anda bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekan kerja anda mengenai kesalahan yang telah anda perbuat 0 0% 7 5% 8 6% 77 53% 52 36% 4.21 Mean 4.20

Sumber: Olahan Peneliti (2016)

Berdasarkan tabel 4.30 dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi pada Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort ditinjau dari segi indikator keterbukaan dan keterusterangan tergolong tinggi, dimana mean jawaban responden pada indikator keterbukaan dan keterusterangan sebesar 4,20 berada pada interval 3,41 – 4,20 (lihat tabel 4.10). Tingkat keterbukaan dan keterusterangan yaitu dalam hal responden mendengarkan pendapat rekan kerja anda dalam memperbaiki cara kerja anda, dengan mean jawaban sebesar 4,28. Sedangkan tingkat keterbukaan dan keterusterangan, yaitu responden didengarkan oleh atasan anda dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan, dengan mean jawaban sebesar 4,06.

Menurut Spector (2003), seorang pemimpin harus mengajak karyawan untuk berdiskusi guna untuk menentukan keputusan akhir, tidak hanya menggunakan pendapat sendiri dan menugaskan bawahannya sesuai dengan apa yang ia inginkan (p.319). Dengan memiliki keterbuhaan dan keterusterangan diantara atasan dan bawahan dapat meningkatkan iklim komunikasi dalam perusahaan. Sesuai dengan hasil mean pada indikator keterbukaan dan keterusterangan yang tergolong tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa keterbukaan

Gambar

Gambar 4.1 Lobi Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort  Sumber: Dokumentasi Perusahaan (2016)
Tabel 4.5 Daftar Jenis Kelamis Responden Setiap Divisi  Divisi  Laki-Laki  Perempuan  Administration &
Tabel 4.8. Deskriptif Identitas Responden Berdasarkan Divisi  Divisi  Jumlah (n)  Persentase(%)  Administration &
Tabel 4.11. Atasan anda membantu rekannya untuk menjaga nilai-nilai pribadi  anda yang berharga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cut Nyak Dhien tidak asing lagi bagi Teungku Fakinah, sejak perang di Aceh Besar berkecamuk, Beliau sudah dikenal baik dengan Cut Nyak Dhien, baik dalam

Untuk menjawab persoalan di atas, Anda gunakan dasar-dasar teoritis mengenai hak asasi manusia serta implikasinya terhadap pendidikan. Selain itu, dalam konteks

Hal yang berbeda dengan pernyataan di atas, bahwa dalam paradigma pendidikan Islam, bahwa peserta didik merupakan anak yang belum mencapai taraf kematangan dan

mucigel. Proses pergerakan hara dari akar kedalam tanaman dapat dipengaruhi Proses pergerakan hara dari akar kedalam tanaman dapat dipengaruhi oleh dua faktor

Husain, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas VI.. SD INPRES 1 Tondo”, e -Jurnal

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif, objek penelitian adalah gaya kepemimpinan Mudîr dalam pengelolaan Pondok

Hasil karakterisasi lahan tambak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi menunjukkan bahwa tanah sulfat masam adalah jenis tanah dominan yang memiliki potensi kemasaman