Tabel 4.24 Anda didengarkan oleh atasan anda dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan
Jawaban Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 7 5%
Tidak Setuju 4 3%
Netral 6 4%
Setuju 83 58%
Sangat Setuju 44 31%
Total 144 100%
Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 10
Berdasarkan tabel 4.24, terdapat 83 orang (58%) menyatakan setuju, 44 orang (31%) menyatakan sangat setuju, 7 orang (5%) menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang (4%) menyatakan netral, dan 4 orang (3%) menyatakan tidak setuju.
Menurut Goldhaber (1993), atasan harus memiliki jiwa pemimpin, apabila tidak, bawahannya akan bekerja sesuai apa yang mereka inginkan (p.68). Teori tersebut pun sesuai dengan yang terjadi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort,
dimana terdapat 127 karyawan yang menyatakan bahwa mereka didengerkan oleh atasannya dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan.
Hal ini bertujuan agar iklim komunikasi organisasi menjadi kondusif dan karyawan pun menjadi termotivasi untuk lebih meningkatkan kualitas mereka dan adanya suatu komitmen dalam mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan. Hal tersebut pun didukung oleh Spector (2003), dimana seorang pemimpin harus mengajak karyawan untuk berdiskusi guna untuk menentukan keputusan akhir, tidak hanya menggunakan pendapat sendiri dan menugaskan bawahannya sesuai dengan apa yang ia inginkan (p.319).
\ Jadi, dapat dinyatakan bahwa karyawan di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort didengarkan oleh atasannya dalam menyampaikan pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Dengan begitu, atasan dan bawahan dapat membangun hubungan dan kerja sama yang baik.
Tabel 4.25 Anda didengarkan oleh rekan kerja anda dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan
Jawaban Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 5 3%
Tidak Setuju 2 1%
Netral 5 3%
Setuju 78 54%
Sangat Setuju 54 38%
Total 144 100%
Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 11
Berdasarkan tabel 4.25, terdapat 78 orang (54%) menyatakan setuju, 54 orang (38%) menyatakan sangat setuju, 5 orang (3%) menyatakan netral, 5 orang (3%) menyatakan sangat tidak setuju, dan 2 orang (1%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort didengarkan oleh rekan kerjanya dalam memberikan pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.
Menurut Spector (2003), seorang pemimpin harus mengajak karyawan untuk berdiskusi guna untuk menentukan keputusan akhir, tidak hanya menggunakan pendapat sendiri dan menugaskan bawahannya sesuai dengan apa
yang ia inginkan (p.319). Berdiskusi untuk mengambil sebuah keputusan tidak hanya antara atasan ataupun bawahan, namun sesama rekan kerja pun hal tersebut harus dilakukan. Dimana terdapat 132 karyawan tetap Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa mereka didengarkan oleh rekan kerjanya dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan. Adanya komunikasi dua arah dalam perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55). Dengan adanya komunikasi ini, selain akan mempererat hubungan dengan rekan kerja, dapat pula menjadikan pesan tersebut menjadi sebuah ide yang terbaik untuk bersama-sama mencapai tujuan perusahaan.
Seperti yang telah dinayatakan oleh salah satu karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, yaitu Radit. Ia mengatakan bahwa ketika departemennya sedang mengalami kesulitas, ia akan langsung memberikan pendapat yang dapat membantu dan rekannya pun turut mendengarkan pendapat tersebut (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016). Radit pun menambahkan bahwa dengan kita saling mendengarkan pendapat satu dengan yang lain, hal itu dapat membantu perusahaan untuk mengatasi masalah-maslaah yang terjadi (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016).
Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort didengarkan oleh rekan kerjanya dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan. Dengan adanya bentuk komunikasi tersebut dapat menjadikan anggota perusahaan memiliki hubungan dan kerja sama tim yang kuat.
Tabel 4.26 Anda mendengarkan pendapat atasan anda memperbaiki cara kerja anda
Jawaban Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Tidak Setuju 5 3%
Netral 9 6%
Setuju 72 50%
Sangat Setuju 58 40%
Total 144 100%
Berdasarkan tabel 4.26 72 orang (50%) menyatakan setuju, 58 orang (40%) menyatakan sangat setuju, 9 orang (6%) menyatakan netral, dan 5 orang (3%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendengarkan pendapat dari atasan dalam memperbaiki cara kerja bawahan.
Menurut Goldhaber (1993), atasan harus memiliki jiwa pemimpin, apabila tidak, bawahannya akan bekerja sesuai apa yang mereka inginkan (p.68). Dimana ketika pemimpin dapat memberikan tindakan yang dapat mendukung, hal tersebut pun dapat mempengaruhi karyawannya (Spector, 2003, p.30). Ketika atasan dapat memberikan kritik dan saran kepada bawahannya, hal tersebut dapat menjadikan bawahannya menjadi pekerja yang lebih baik. Terdapat 130 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka mendengarkan pendapat dari atasannya untuk memperbaiki cara kerja mereka. Ketika bawahan bersedia mendengarkan dan menerima masukan-masukan dari atasan, masukan tersebut akan menjadikan bawahan menjadi lebih baik dan dapat memberikan semangat dan kepercayaan diri semakin tinggi. Selain itu, dengan adanya saling mendengarkan, dapat meningkatkan hubungan antara bawahan dan atasan dan iklim komunikasi organisasi dalam perusahaan tersebut pun akan semakin meningkat.
Seperti yang diutarakan oleh Radit, dimana ketika atasannya memberikan kritik dan saran mengenai cara kerjanya, ia akan dengan senang hati untuk mendengarkan, karena hal tersebut dapat memperbaiki cara kerjanya dan dapat menjadikan karyawan menjadi pekerja yang lebih baik lagi (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016).
Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendengarkan masukan dari atasan untuk memperbaiki cara kerja mereka. Dengan tujuan untuk menjadikan karyawan menjadi pekerja yang lebih baik dan mengetahui cara kerja yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Tabel 4.27 Anda mendengarkan pendapat rekan kerja anda dalam memperbaiki cara kerja anda
Jawaban Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 4 3%
Tidak Setuju 2 1%
Netral 4 3%
Setuju 74 51%
Sangat Setuju 60 42%
Total 144 100%
Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 13
Berdasarkan tabel 4.27, terdapat 74 orang (51%) menyatakan setuju, 60 orang (42%) menyatakan sangat setuju, masing-masing 4 orang (3%) menyatakan netral dan sangat tidak setuju, dan 2 orang (1%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendengarkan pendapat dari rekan kerjanya dalam memperbaiki cara kerja karyawan tersebut.
Ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55). Komunikasi ini pun berkaitan dengan saran dari rekan kerja untuk memperbaiki cara kerja seseorang. Dimana terdapat 134 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka mendengarkan pendapat dari rekan kerjanya untuk memperbaiki cara kerja mereka. Dengan menerima masukan dari rekan kerja pun dapat menjadikan karyawan sadar dan mengerti mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya tidak ia lakukan. Sehingga hubungan sesama rekan kerja akan menjadi lebih baik, dan iklim komunikasi organisasi pada perusahaan itu pun semakin meningkat.
Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort mendengarkan pendapat rekan kerjanya untuk memperbaiki cara kerja mereka. Sehingga karyawan tersebut dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari cara kerja mereka dan dapat menjadikan karyawan menjadi pekerja yang lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, dapat meningkatkan hubungan antar rekan kerja dan dapat meningkatkan kerja sama tim dalam perusahaan.
Tabel 4.28 Anda bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasan anda mengenai kesalahan yang telah anda perbuat
Jawaban Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Tidak Setuju 9 6%
Netral 7 5%
Setuju 79 55%
Sangat Setuju 49 34%
Total 144 100%
Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 14
Berdasarkan tabel 4.28, terdapat 79 orang (55%) menyatakan setuju, 49 orang (34%) menyatakan sangat setuju, 9 orang (6%) menyatakan tidak setuju, dan 7 orang (5%) menyatakan netral. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasannya mengenai kesalahan yang telah ia perbuat.
Ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55). Teori tersebut pun berhubungan dengan keberanian seseorang untuk mengungkapkan kesalahan yang telah mereka perbuat, termasuk pengakuan kesalahan kepada atasannya dalam pekerjaan. Terdapat 128 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasannya mengenai kesalahan yang telah mereka perbuat.
Radit (salah satu karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort) mengatakan bahwa ketika kita melakukan sebuah kesalahan, lebih baik kita langsung memberitahukan kepada atasan, sehingga kita dan atasan dapat mencari cara dan bekerja sama untuk menyelesaikannya (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016). Dengan komunikasi tersebut dapat menjadikan perusahaan menjadi ebih efisien dalam pekerjaannya. Ketika kesalahan tersebut telah diatasi, hal berikutnya adalah dengan kita menunjukan kepada atasan dengan action. Dimana terdapat kalimat “action speaks louder than words in the long run” (Davis, 1972, p.391). Dengan begitu komunikasi dan hubungan antara atasan dan bawahan pun dapat menjadi lebih baik.
Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasannya mengenai
kesalahan yang telah mereka perbuat. Ketika keterusterangan tersebut dapat dilakukan, hal itu dapat membuat suasana perusahaan menjadi lebih baik dan lebih dekat. Dimana terjadi komunikasi yang baik dalam perusahaan antara atasan dan bawahan dan dapat mempererat hubungan. Hubungan erat tersebut dapat menjadikan karyawan menjadi lebih semangat dalam bekerja.
Tabel 4.29 Anda bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekan kerja anda mengenai kesalahan yang telah anda perbuat
Jawaban Frekuensi %
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Tidak Setuju 7 5%
Netral 8 6%
Setuju 77 53%
Sangat Setuju 52 36%
Total 144 100%
Sumber: Kuesioner Variabel Iklim Komunikasi Organisasi no. 15
Berdasarkan tabel 4.29, terdapat 77 orang (53%) menyatakan setuju, 52 orang (36%) menyatakan sangat setuju, 8 orang (6%) menyatakan netral, dan 7 orang (5%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa lebih banyak karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekan kerjanya mengenai kesalahan yang telah ia perbuat.
Ketika sebuah organisasi ingin bekerja dengan efisien, maka komunikasi yang terencana harus dilakukan (Suranto, 2005, p.55). Teori tersebut pun berhubungan dengan keberanian seseorang untuk mengungkapkan kesalahan yang telah mereka perbuat, termasuk pengakuan kesalahan kepada rekan kerjanya dalam pekerjaan. Terdapat 129 karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort yang menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekannya mengenai kesalahan yang telah mereka perbuat.
Hal ini pun dukung oleh Radit, Ecommerce Manager Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort. Dimana dengan memberitahukan kepada sesama rekan kerja, kesalahan tersebut dapat dibenarkan dan dapat diselesaikan tanpa membuang waktu yang cukup lama (hasil wawancara dengan Radit, Ecommerce Manager, 26 Juni 2016). Dengan komunikasi tersebut dapat menjadikan perusahaan menjadi
lebih efisien dalam pekerjaannya. Ketika kesalahan tersebut telah diatasi, hal berikutnya adalah dengan kita menunjukan kepada atasan dengan action. Dimana terdapat kalimat “action speaks louder than words in the long run” (Davis, 1972, p.391). Dengan begitu komunikasi dan hubungan antara rekan kerja pun dapat menjadi lebih baik.
Jadi, karyawan Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort menyatakan bahwa mereka bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekannya mengenai kesalahan yang telah mereka perbuat. Ketika keterusterangan tersebut dapat dilakukan, hal itu dapat membuat suasana perusahaan menjadi lebih baik dan lebih dekat. Dimana terjadi komunikasi yang baik dalam perusahaan antara rekan kerja dan dapat mempererat hubungan. Hubungan erat tersebut dapat menjadikan karyawan menjadi lebih semangat dalam bekerja.
Tabel 4.30 Deskriptif Jawaban Responden Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi (X) Indikator Keterbukaan dan Keterusterangan Ite m Pernyataan Jawaban Responden Mean 1 2 3 4 5 n % n % n % n % n % X11 Anda didengarkan oleh atasan anda dalam menyampaika n sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan 7 5% 4 3% 6 4% 83 58% 44 31% 4.06 X12 Anda didengarkan oleh rekan kerja anda dalam menyampaika n sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan 5 3% 2 1% 5 3% 78 54% 54 38% 4.21 X13 Anda mendengarkan pendapat atasan anda memperbaiki cara kerja anda
0 0% 5 3% 9 6% 72 50% 58 40% 4.27 X14 Anda mendengarkan pendapat rekan kerja anda dalam memperbaiki cara kerja anda
X15 Anda bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada atasan anda mengenai kesalahan yang telah anda perbuat 0 0% 9 6% 7 5% 79 55% 49 34% 4.17 X16 Anda bersedia untuk berterus terang memberitahu kepada rekan kerja anda mengenai kesalahan yang telah anda perbuat 0 0% 7 5% 8 6% 77 53% 52 36% 4.21 Mean 4.20
Sumber: Olahan Peneliti (2016)
Berdasarkan tabel 4.30 dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi pada Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort ditinjau dari segi indikator keterbukaan dan keterusterangan tergolong tinggi, dimana mean jawaban responden pada indikator keterbukaan dan keterusterangan sebesar 4,20 berada pada interval 3,41 – 4,20 (lihat tabel 4.10). Tingkat keterbukaan dan keterusterangan yaitu dalam hal responden mendengarkan pendapat rekan kerja anda dalam memperbaiki cara kerja anda, dengan mean jawaban sebesar 4,28. Sedangkan tingkat keterbukaan dan keterusterangan, yaitu responden didengarkan oleh atasan anda dalam menyampaikan sebuah pendapat untuk mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan, dengan mean jawaban sebesar 4,06.
Menurut Spector (2003), seorang pemimpin harus mengajak karyawan untuk berdiskusi guna untuk menentukan keputusan akhir, tidak hanya menggunakan pendapat sendiri dan menugaskan bawahannya sesuai dengan apa yang ia inginkan (p.319). Dengan memiliki keterbuhaan dan keterusterangan diantara atasan dan bawahan dapat meningkatkan iklim komunikasi dalam perusahaan. Sesuai dengan hasil mean pada indikator keterbukaan dan keterusterangan yang tergolong tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa keterbukaan
dan keterusterangan merupakan salah satu faktor yang besar dalam meningkatkan iklim komunikasi organisasi dalam perusahaan.