• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 50/09/72/Th.XVIII, 01 September 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

Selama Agustus 2015, Deflasi Sebesar 0,75 Persen

Mulai Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. Dibandingkan tahun dasar lama (2007=100), terdapat perluasan cakupan kota yang diikuti oleh perubahan paket komoditas dan diagram timbang. Penggunaan tahun dasar baru dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Dari seluruh kota pantauan, terdapat 66 kota yang merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 lainnya merupakan cakupan kota baru. Paket komoditas Kota Palu hasil SBH 2012 mencapai 346 komoditas.

Di tingkat nasional, terdapat 59 kota mengalami inflasi selama Agustus 2015 yakni Tanjung Pandan (2,29 persen), Bengkulu (1,99 persen), Ternate (1,56 persen), Tual (1,16 persen), Serang (0,92 persen), Bekasi (0,82 persen), Tanjung (0,80 persen), Sorong (0,78 persen), Cilegon (0,74 persen), Batam (0,70 persen), Tangerang (0,67 persen), Sukabumi (0,64 persen), Kendari (0,64 persen), Kudus (0,60 persen), dan kota lainnya di bawah 0,60 persen. Sementara 23 kota yang mengalami deflasi diantaranya adalah Ambon (1,77 persen), Manokwari (1,68 persen), Pontianak (1,00 persen), Kupang (0,92 persen), Palu (0,75 persen), Sibolga (0,73 persen), Merauke (0,70 persen), Palangka Raya (0,67 persen), Meulaboh (0,63 persen), Jayapura (0,61 persen), Manado (0,53 persen), dan kota lainnya di bawah 0,50 persen.

Dari 82 kota pantauan secara nasional, 59 kota mengalami inflasi sedangkan 23 kota lainnya

mengalami deflasi selama Agustus 2015. Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,75 persen

dengan indeks harga 121,14.

Penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa

keuangan (3,06 persen), bahan makanan (2,54 persen), dan sandang (0,25 persen). Sebaliknya,

kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga

(3,23 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,57 persen), kesehatan (0,50

persen), serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,08 persen).

Laju inflasi tahun kalender hingga Agustus 2015 sebesar 0,77 persen, sedangkan laju inflasi year

(2)

Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Ternate (1,56 persen), diikuti Tual (1,16 persen), Sorong (0,78 persen), Kendari (0,64 persen), Gorontalo (0,58 persen), dan kota-kota lainnya di bawah 0,50 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi yakni Ambon (1,77 persen), Manokwari (1,68 persen), Palu (0,75 persen), Merauke (0,70 persen), dan kota lainnya di bawah 0,70 persen.

I.

Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran

Selama Agustus 2015, deflasi sebesar 0,75 persen dipengaruhi oleh penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,06 persen), bahan makanan (2,54 persen), dan sandang (0,25 persen). Sebaliknya, kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga (3,23 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,57 persen), kesehatan (0,50 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,08 persen).

Laju

Inflasi Inflasi

Agst 2014 Des 2014 Jul 2015 Agst 2015

tahun Kalender 2015 ** [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] U m u m 115,54 120,21 122,05 121,14 -0,75 0,77 4,85 -0,75 1 Bahan Makanan 115,82 122,39 123,31 120,18 -2,54 -1,81 3,76 -0,51

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan

Tembakau 126,02 128,19 132,83 132,94 0,08 3,71 5,49 0,02

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan

bakar 110,24 113,76 116,26 116,92 0,57 2,78 6,06 0,13

4 Sandang 105,22 105,78 105,85 105,59 -0,25 -0,18 0,35 -0,01

5 Kesehatan 109,63 111,21 112,60 113,16 0,50 1,75 3,22 0,02

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 111,75 113,51 114,05 117,73 3,23 3,72 5,35 0,19 7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan 116,90 126,94 127,01 123,12 -3,06 -3,01 5,32 -0,59

*) Perubahan IHK bulan Agustus 2015 terhadap IHK bulan Juli 2015 **) Perubahan IHK bulan Agustus 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 ***) Perubahan IHK bulan Agustus 2015 terhadap IHK bulan Agustus 2014

[1]

Tabel 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Agustus 2015

Indeks Harga Konsumen

Year on Year ***

Andil Inflasi

Kelompok Pengeluaran Inflasi Agst2015*

Perkembangan inflasi/deflasi menurut kelompok pengeluaran Kota Palu selama Agustus

2015 secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan selama Agustus 2015 mengalami penurunan indeks harga sebesar 2,54 persen yakni dari 123,31 pada Juli 2015 menjadi 120,18 pada Agustus 2015. Secara keseluruhan

(3)

kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,51 persen. Penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok ikan segar (12,83 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (2,39 persen), lemak dan minyak (0,68 persen), ikan diawetkan (0,26 persen), serta kacang-kacangan (0,12 persen). Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok sayur-sayuran (6,13 persen), padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (2,88 persen), bumbu-bumbuan (2,57 persen), buah-buahan (1,54 persen), bahan makanan lainnya (1,00 persen), serta daging dan hasil-hasilnya (0,48 persen).

Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi ikan selar/tude (0,25 persen), ikan cakalang (0,15 persen), ikan ekor kuning (0,12 persen), ikan mujair (0,08 persen), bawang merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,06 persen), ikan layang (0,04 persen), ikan bandeng (0,02 persen), tomat buah (0,02 persen), ikan kembung (0,02 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,02 persen. Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi beras (0,11 persen), cabai rawit (0,08 persen), apel (0,02 persen), buncis (0,02 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,02 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,08 persen dari 132,83 pada Juli 2015 menjadi 132,94 pada Agustus 2015. Andil kelompok ini secara keseluruhan terhadap inflasi sebesar 0,02 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok makanan jadi sebesar 0,13 persen, sementara subkelompok minuman yang tidak beralkohol serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol selama Agustus 2015 relatif tidak mengalami perubahan.

Komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan andil terhadap inflasi terutama berasal dari mie (0,016 persen), es (0,011 persen), dan roti tawar (0,003 persen), sedangkan yang memberikan andil terhadap deflasi berasal dari gula pasir (0,009 persen), air kemasan (0,002 persen), kopi bubuk (0,001 persen), dan beberapa komoditas lain yang andilnya tidak signifikan.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,57 persen, yakni dari 116,26 pada Juli 2015 menjadi 116,92 pada Agustus 2015. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,13 persen. Selama Agustus 2015, subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga meliputi perlengkapan rumahtangga (1,78 persen), biaya tempat tinggal (0,62 persen), bahan bakar, penerangan, dan air (0,17 persen), serta penyelenggaraan rumahtangga (0,03 persen).

Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi dalam kelompok ini berasal dari pasir (0,06 persen), batu pondasi (0,02 persen), mesin cuci (0,02 persen), air conditioner (0,01 persen), semen (0,01 persen), keramik (0,01 persen), lemari hias (0,01 persen), dan beberapa komoditas lainnya dengan andil

(4)

4. S a n d a n g

Kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,25 persen, yakni dari 105,85 pada Juli 2015 menjadi 105,59 pada Agustus 2015. Secara keseluruhan, andil terhadap deflasi adalah sebesar 0,01 persen. Subkelompok yang mengalami penurunan indeks harga yakni sandang laki-laki sebesar 0,64 persen serta barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,28 persen. Sedangkan subkelompok sandang wanita dan sandang anak-anak selama Agustus 2015 relatif tetap.

Komoditas yang mempengaruhi tingkat deflasi dalam kelompok ini didominasi oleh celana panjang jeans laki-laki sebesar 0,010 persen dan emas perhiasan sebesar 0,003 persen. Sedangkan pengaruh indeks harga beberapa komoditas lainnya relatif tidak signifikan.

5. K e s e h a t a n

Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,50 persen yakni dari 112,60 pada Juli 2015 menjadi 113,16 pada Agustus 2015. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,02 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,76 persen serta subkelompok jasa kesehatan sebesar 0,50 persen. Sedangkan subkelompok obat-obatan dan jasa perawatan jasmani selama Agustus 2015 relatif tidak mengalami perubahan.

Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi didominasi oleh tarif dokter umum (0,007 persen), parfum (0,005 persen), bedak (0,003 persen), sikat gigi (0,001 persen), cairan pembersih/penyegar (0,001 persen), dan komoditas lainnya dengan andil relatif tidak signifikan.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Indeks harga kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga selama Agustus 2015 mengalami kenaikan sebesar 3,23 persen, atau dari 114,05 pada Juli 2015 menjadi 117,73 pada Agustus 2015. Secara umum kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,19 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni pendidikan (4,73 persen), rekreasi (1,38 persen), dan olah raga (0,35 persen). Sementara subkelompok kursus-kursus/pelatihan dan perlengkapan/peralatan pendidikan selama Agustus 2015 relatif stabil.

Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi terutama berasal dari biaya pendidikan Sekolah Dasar (0,093 persen), biaya pendidikan Sekolah Menengah Pertama (0,051 persen), biaya pendidikan Sekolah Menengah Atas (0,034 persen), televisi berwarna (0,009 persen), VCD/DVD player (0,004 persen), dan beberapa komoditas lainnya di bawah 0,002 persen.

7. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga sebesar 3,06 persen yakni dari 127,01 pada Juli 2015 menjadi 123,12 pada Agustus 2015. Secara keseluruhan

(5)

kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,59 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran, transportasi mengalami penurunan indeks harga sebesar 4,49 persen, sebaliknya sarana dan penunjang transpor mengalami kenaikan indeks harga sebesar 2,60 persen. Dalam periode yang sama, subkelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan selama Agustus 2015 relatif stabil.

Komoditas yang dominan memiliki andil terhadap deflasi yakni tarif angkutan udara sebesar 0,632 persen. Sedangkan yang memiliki andil terhadap inflasi yakni jasa pemeliharaan kendaraan (0,013 persen), perbaikan ringan kendaraan (0,011 persen), cuci kendaraan (0,010 persen), mobil (0,009 persen), dan komoditas lainnya dengan andil tidak signifikan.

II. Perkembangan Inflasi/DeflasiSelama Tiga Tahun Terakhir

Selama Agustus 2015, deflasi Kota Palu sebesar 0,75 persen, merupakan capaian terendah dibandingkan bulan yang sama tahun 2013 yang terjadi inflasi sebesar 2,10 persen dan 2014 sebesar 0,14 persen. Laju inflasi sampai dengan Agustus 2015 sebesar 0,77 persen, jauh lebih rendah dibandingkan Agustus 2013 sebesar 7,19 persen dan Agustus 2014 sebesar 4,62 persen. Sementara itu, laju inflasi year on year tahun 2015 sebesar 4,85 persen, juga masih lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 5,94 persen dan 2014 sebesar 5,03 persen.

No. Inflasi 2013 2014 2015

1 Inflasi Agustus 2,10 0,14 -0,75

2 Laju Inflasi (Tahun Kalender) 7,19 4,62 0,77

3 Laju Inflasi (Year on Year ) 5,94 5,03 4,85

Tabel 2

Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2013 - 2015 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Grafik 1

Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2013 - 2015

(6)

III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua

Selama Agustus 2015, inflasi nasional sebesar 0,39 persen. Berdasarkan tahun kalender, terjadi inflasi sebesar 2,29 persen. Tingkat inflasi year on year sebesar 7,18 persen. Dari 82 kota pantauan, 59 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,29 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 1,77 persen. Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,75 persen, menduduki peringkat ke-78 di tingkat nasional dan ke-16 di Kawasan Sulampua.

IHK Inflasi (%) Laju Inflasi (%) Y o Y

[2] [3] [4] [5] 1 Ternate 126,73 1,56 3,62 9,25 2 Tual 135,55 1,16 8,15 14,26 3 Sorong 123,04 0,78 6,03 7,71 4 Kendari 117,29 0,64 0,97 6,08 5 Gorontalo 117,52 0,58 1,96 7,24 6 Makassar 120,73 0,44 3,63 8,75 7 Bulukumba 127,23 0,42 1,29 5,73 8 W atampone 117,05 0,11 -0,26 3,57 9 Pare-Pare 118,47 0,08 0,65 6,87 10 Palopo 118,79 0,03 1,93 6,05 11 Mamuju 119,58 -0,20 2,34 7,01 12 Bau-Bau 124,77 -0,49 2,36 7,37 13 Manado 120,51 -0,53 1,60 8,64 14 Jayapura 121,29 -0,61 0,91 7,76 15 Merauke 121,58 -0,70 -1,87 5,23 16 Palu 121,14 -0,75 0,77 4,85 17 Manokwari 113,22 -1,68 0,57 2,61 18 Ambon 119,95 -1,77 4,27 6,95 [1] Tabel 3

Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua

Agustus 2015 Kota -1,77 -1,68 -0,75 -0,70 -0,61 -0,53 -0,49 -0,20 0,03 0,08 0,11 0,42 0,44 0,58 0,64 0,78 1,16 1,56 Gambar 2. Inflasi Kawasan Sulampua

Gambar

Gambar 2.  Inflasi Kawasan Sulampua Bulan Agustus 2015

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga pada lintasan parallel gerak maneuver kapal akan lebih memutar dan menghasilkan jarak error antara titik waypoint dan posisi wahana yang lebih besar. Nilai error terhadap

Salah satu manfaat dari metode network planning adalah dapat membantu perusahaan dalam membuat jadwal penyelesaian suatu proyek atau produksi.Untuk dapat membuat

Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah

Composite yang dilakukan pada Adobe After Effect merupakan penggabungan semua bahan grafis yang sudah dianimasikan satu persatu dengan background dan pemberian transisi

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran Fisika berupa permainan Gasik pada pokok materi Cahaya untuk siswa SMP kelas VIII dengan kriteria

Setiap orang Non KTP Papua yang keluar Papua wajib menyertakan surat pernyataan tidak akan Kembali ke Papua selama masa pandemik Covid-19 dalam masa kurun waktu 1

Rantai pasar IV memperlihatkan bahwa margin pemasaran cabai rawit yang diperoleh distributor luar Maluku untuk kedua komoditi lebih rendah dibandingkan margin

Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, yakni penelitian yang menggali alasan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000, latar belakang sosial politik