• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PROPORSI ABNORMALITAS KADAR LUTEINIZING HORMONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN PROPORSI ABNORMALITAS KADAR LUTEINIZING HORMONE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PROPORSI ABNORMALITAS KADAR

LUTEINIZING HORMONE BERDASARKAN GEJALA

GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL DAN

SOSIODEMOGRAFI PADA PEREMPUAN DENGAN

GANGGUAN MENSTRUASI

Dheeva N.M.1*, Muchtaruddin Mansyur2

1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Pusat 10430, Indonesia

2. Departemen Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Pusat 10320, Indonesia

*E-mail: [email protected]

Abstrak

Usia subur merupakan usia yang paling penting dalam reproduksi perempuan. Usia subur berkisar 15 tahun hingga 46 tahun. Usia memiliki pengaruh terhadap sekresi GnRH, pada saat perempuan menempuh dekade ketiga dan keempat folikel akan mengalami penurunan sehingga sekresi GnRH juga akan terpengaruh, namun menjelang menopause sekresi GnRH akan meningkat karena folikel sudah tidak ada lagi dan tidak akan yang memberikan umpan balik negatif kepada GnRH, maka itu sekresi GnRH pada orang menopause tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar LH berdasarkan perempuan dengan usia subur yang mengalami gangguan menstruasi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional analitik, dalam penelitian ini terdapat 74 perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami gangguan menstruasi yang terlibat. Data pada penelitian didapatkan dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari hasil pemeriksaan laboratorium dan kuesioner SCL-90 pada penelitian ”Peranan Adiponektin terhadap Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Hubungannya dengan Faktor Genetik, Endokrin, dan Metabolik”. Data pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 17.0 dengan analisis chi-square. Berdasarkan analisis, didapatkan hasil

(2)

bahwa proporsi usia dibawah 30 tahun yang memiliki kadar LH yang tergolong normal lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi usia dibawah 30 tahun yang mempunyai kadar LH abnormal yaitu masing-masing nilainya 60,9% dan 39,1%. Perbedaan proporsi tersebut secara statistik bermakna dengan P sama dengan 0,009. Sementara, tidak terdapat perbedaan bermakna kadar LH pada aktivitas fisik, status gizi, gejala gangguan mental emosional, serta status SOPK perempuan dengan gangguan menstruasi. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa usia memiliki peran dalam perbedaan kadar LH pada perempuan dengan gangguan menstruasi.

Abstract

Reproductive age is the most important phase in women’s reproductive cycle. In most women the reproductive age is around 15-46 years old. Age has influence on GnRH secretion, when women take the third and fourth decades of follicles will decrease so the secretion of GnRH may also be affected, but the menopause GnRH secretion will increase as the follicle is no longer there and that will not give negative feedback to GnRH, the GnRH secretion was higher in the menopause. This study aimed to compare the levels of LH by women of reproductive age, especially in women with menstrual disorders. The study design is cross-sectional analytic involving 74 women of childbearing age (15-45 years) who experience menstrual disorders. The study was conducted using secondary data derived from the results of laboratory tests and the SCL-90 questionnaire of study titled "The Role of Adiponection to polycystic ovary syndrome (PCOS) and Its Relationship to Genetic Factors, Endocrine and Metabolic". Data analysis was performed with SPSS for Windows version 17.0 using chi-square analysis. Based on the analysis, showed that the proportion aged under 30 years who have a relatively normal LH levels higher than the proportion aged under 30 years who have abnormal levels of LH values respectively 60.9% and 39.1%. The difference was statistically significant proportion of the P equals 0.009. Meanwhile, there were no significant differences in the levels of LH in physical activity, nutritional status, symptoms of mental, emotional, as well as the status of PCOS women with menstrual disorders. It can be concluded that

(3)

there are differences in the role of age in LH levels in women with menstrual disorders.

Keywords: Women, Reproductive Age, Luteinizing Hormone, LH, menstrual disorder.

Pendahuluan

Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2010, mendapatkan hasil berupa 24,49% penduduk Indonesia terdiri dari perempuan dengan usia subur berkisar 15-45 tahun, usia subur merupakan usia yang paling penting bagi reproduksi perempuan.1

Saat manusia lahir ke dunia saat berumur bayi lebih tepatnya, pada ovarium bayi terdapat 1 juta folikel primordial. Saat bayi tumbuh terus-menerus, ia akan menjadi anak-anak, lalu setelah menjadi anak-anak akan menjadi remaja, lalu menjadi orang dewasa. Folikel primordial pada ovarium bayi sebanyak 1 juta, akan menurun saat ia tumbuh, terutama saat ia dewasa pada dekade 3 dan ke-4.2 Berkurangnya folikel primordial akan memberikan pengaruh terhadap Gonadotropin-releasing

Hormone (GnRH), umpan balik negatif yang diberikan ke GnRH akan berkurang bahkan tidak ada, sehingga hormon-hormon yang diproduksi akan meningkat dibandingkan dengan kadar hormon sebelumnya. Terdapat berbagai macam hormon dalam tubuh kita, salah satu hormon yang memiliki pengaruh terhadap tubuh kita adalah Leutinizing Hormone (LH), namun kejadian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap LH. Pada pituitari anterior terdapat gonaodotropin, gonadotropin berfungsi untuk melepaskan hormon ke seluruh tubuh, salah satu hormon yang diproduksi oleh gonadotropin adalah LH, efek yang terjadi ini merupakan akibat stimulasi dari GnRH (kadang disebut LH-releasing hormone). Pada saat awal perkembangan dari fetus, GnRH disintesis, kejadian ini menstimulasi sekresi LH hingga umur gestasi yaitu sekitar 20 minggu. Ketika kadar LH sudah

(4)

mencapai puncaknya, umur gestasi berkisar 20 minggu hingga masa kelahiran, kadar LH akan menurun menjadi kadar LH yang normal pada bayi yang baru lahir.3 Ketika bayi akan tumbuh dan berkembang hingga menjadi manusia dewasa, konsentrasi LH akan meningkat kembali terutama pada dekade ketiga dan keempat. Saat usia manusia sudah mencapai usia menopause, folikel pada wanita dewasa yang biasanya terdapat pada ovarium dalam jumlah normal akan menurun atau sudah tidak diproduksi lagi, kejadian ini menyebabkan tidak ada umpan ballik negatif yang diberikan kepada GnRH hal ini berakibat kepada hormon-hormon yang dipengaruhi oleh GnRH salah satunya adalah LH, LH akan meningkat dengan signifikan.4

Selain yang telah disebutkan diatas, pituitari anterior juga

mensekresi hormon

adrenokortikotropik (ACTH), setelah ACTH disekresikan, ACTH akan mempengaruhi korteks adrenal, sehingga merangsang sintesis dan pelepasan dari glukokortikoid. Glukokortikoid dapat memberikan efek pada aktivtas

kardiovaskular, pertumbuhan, reproduksi dan imunitas. Salah satu glukokortikoid adalah kortisol. Saat stress, respon yang dihasilkan adalah sekresi dari kortisol.5

Maka dari itu, timbul pertanyaan, apakah terdapat hubungan antara usia dengan kadar LH? Apakah stress dapat mempengaruhi kadar LH? Atas dasar pertanyaan yang telah dipaparkan di atas, hal yang ingin diketahui dari penelitian ini yaitu perbandingan proporsi abnormalitas kadar LH pada perempuan yang memiliki gangguan pada menstruasi berdasarkan gejala gangguan mental emosional dan sosiodemografi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini akan diberitahukan kepada masyarakat, sehingga masyarakat akan mengubah gaya hidupnya, bila gaya hidupnya dapat memicu terjadinya gangguan mental emosional.

Atas dasar pertanyaan dan pernyataan yang ditulis pada pendahuluan diatas, terdapat dua pertanyaan pada penelitian ini, yaitu berapa proporsi abnormalitas LH perempuan pada usia subur

(5)

yang memiliki gangguan dengan menstruasi? Dan Bagaimana hubungan antara abnormalitas LH pada perempuan dengan usia subur yang mengalami gangguan menstruasi dengan faktor-faktor lain seperti usia, pekerjaan, status gizi, gejala gangguan mental emosional serta riwayat Sindrom Ovarian Polikistik (SOPK)?

Tujuan umum untuk diadakannya penelitian ini adalah untuk membandingkan Proporsi Abnormalitas Kadar Luteinizing Hormone berdasarkan Gejala Gangguan Mental Emosional dan Sosiodemografi pada Perempuan dengan Gangguan Menstruasi pada Klinik yasmin RSCM. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui abnormalitas LH pada perempuan dengan usia subur yang mengalami gangguan menstruasi dan mengetahui kaitan antara abnormalitas LH dengan faktor usia, aktivitas fisik, status gizi, gejala gangguan mental emosional serta riwayat Sindrom Ovarian Polikistik (SOPK).

Metode Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode

cross-sectional, metode tersebut dipilih karena tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui kaitan antara kadar LH dengan faktor-faktor yang dapat memiliki hubungan dengan kadar LH seperti usia, gejala gangguan mental emosional, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, serta riwayat penyakit SOPK pada perempuan dengan usia subur yang memiliki gangguan menstruasi. Data yang digunakan pada penelitian ini diambil pada waktu yang serentak.

Data pada penelitian ini diambil dari hasil laboratorium dan kuesioner oleh perempuan yang memiliki gangguan menstruasi yang datang ke Klinik Yasmin dan Laboratorium Prodia Kramat pada tahun 2009.

Data pada penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari penelitian “Peranan Adiponektin terhadap Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Hubungannya dengan Faktor Genetik, Endokrin, dan Metabolik”. Populasi target pada penelitian ini yaitu semua perempuan dengan usia subur yang memiliki gangguan menstruasi. Populasi terjangkau

(6)

pada penelitian ini menggunakan perempuan yang memiliki gangguan menstruasi lalu datang ke Klinik Yasmin. Sampel pada penelitian ini merupakan perempuan yang memiliki gangguan pada menstruasi dan berkunjung ke Klinik Yasmin lalu sampel memiliki kriteria inklusi dan sampel tidak memiliki kriteria eksklusi.

Pada penelitian ini populasi terjangkau berjumlah 110 orang, sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu semua subyek yang memiliki data yang telah tersedia dimasukkan ke dalam penelitian.

Data mentah akan diolah sendiri atau diproses secara manual menggunakan SPSS for Mac versi 17.0 untuk dianalisa lebih lanjut. Sebelum itu, seluruh data diuji normalitas terlebih dahulu menggunakan uji Shaporo Will, uji ini digunakan karena jumlah data kurang dari 2000. Uji analisis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square karena ingin membandingkan proporsi hormon dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi. Dalam menyajikan data statistik deskriptif pada penelitian ini, ada 3 cara yang digunakan yaitu secara teks, tabel dan grafik. Pada penelitian ini variabel independen dalam bentuk data nominal dan variabel dependen akan ditampilkan dalam bentuk numerik.

Hasil dan Pembahasan

Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari hasil Pemeriksaan Laboratorium Lengkap pada Perempuan dengan Usia Subur yang mengalami Gangguan pada Menstruasi yang terdaftar di Laboratorium Prodia Kramat dan Klinik Yasmin RSCM pada tahun 2009, dan subyek juga telah memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini. Setelah seluruh data berhasil untuk dikumpulkan, selanjutnya besar sampel dihitung dengan menggunakan suatu rumus, untuk mendapatkan jumlah sampel yang paling minimal. Simpang baku nilai rerata kadar LH pada perempuan dengan gangguan menstruasi dalam populasi yang dipilih dalam penelitian ini, sebesar 4,9 mIU/mL, angka ini didapatkan berdasarkan

(7)

penelitian Thierry et al.6 Berdasarkan pengitungan rumus tersebut didapatkan bahwa jumlah sampel yang digunakan paling sedikit sebanyak 74 orang, untuk

mewakili populasi terjangkau dari penelitian ini.

Karakteristik deskriptif data penelitian berdasarkan beberapa faktor yang memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi kadar

LH, pada Tabel 1 yaitu karakteristik subyek berdasarkan status sosiodemografisnya. Pada Tabel 2 karakteristik subyek berdasarkan status gizi, atau indeks massa tubuh dan gejala gangguan mental

emosional atau status mental emosional pada subyek penelitian. Pada Tabel 3 karakteristik subyek berdasarkan kadar LH dan riwayat SOPK yang dimiliki oleh beberapa subyek penelitian.

Tabel 1. Karakteristik Subyek Berdasarkan Status Sosiodemografis

Rata-rata + SD Frekuensi (%) Usia (tahun) > 30 tahun < 30 tahun Pekerjaan Pekerja Administratif Pekerja Lapangan Tingkat Pendidikan Tamat SMP Tamat SMA Tamat D3 Tamat S1 Tamat S2 28,3 ± 4,7 74 (100) 28 (37,8) 46 (62,2) 50 (67,5) 24 (32,4) 2 (2,7) 14 (18,9) 21 (28,3) 33 (44,6) 4 (5,4)

(8)

Tabel 3. Hubungan LH dengan Faktor Usia, Pekerjaan, Status Gizi, Gejala Gangguan Mental Emosional, Riwayat SOPK

Kategori Kadar LH Uji Kemaknaan Chi Square Normal (%) Abnormal (%) Pekerjaan Pekerjaan Lapangan Pekerjaan Administratif Indeks Massa Tubuh

IMT > 23 IMT < 23

Gejala Gangguan Mental Emosional Ya Tidak Status SOPK SOPK Non-SOPK Usia Dibawah 30 tahun Diatas 30 tahun 19 (79,2) 34 (68) 37 (75,5) 16 (64) 17 (70,8) 36 (72) 24 (70,6) 29 (72,5) 28 (60,9) 5 (20,8) 16 (32) 12 (24,5) 9 (36) 7 (29,2) 14 28) 10 (29,4) 11 (27,5) 18 (39,1) p = 0.413 p = 0.414 p = 1.000 p = 1.000 p = 0.009 25 (89,3) 3 (10,7) Rata-rata + SD Frekuensi (%) Indeks Massa Tubuh (kg/m2)

> 23 < 23

Gejala Gangguan Mental Emosional Ya Tidak 26,9 + 5,21 49 (66,2) 25 (33,7) 24 (32,4) 50 (67,5)

Tabel 2. Karakteristik Subyek Berdasarkan Indeks Massa Tubuh dan Status Mental Emosional

(9)

Pada tabel 3, uji kemaknaan yang

digunakan pada penelitian ini adalah uji chi square. Penelitian ini menggunakan uji chi square karena ingin membandingkan proporsi faktor Usia, Pekerjaan, Status Gizi, Gejala Gangguan Mental Emosional, Riwayat SOPK pada Kadar LH rendah dan Kadar LH abnormal. Pada penelitian ini karakteristik subyek berdasarkan kadar LH dan riwayat penyakit didapatkan dengan median kadar LH sebesar 8,19 mIU/ml, dengan kadar LH paling rendah sebesar 1,82 mIU/ml dan kadar LH paling tinggi sebesar 28,74 mIU/ml, jumlah subyek yang memiliki kadar LH abnormal sebanyak 28,4 % atau berjumlah 21 orang dan jumlah subyek yang memiliki kadar LH yang normal sebanyak 71,6% atau berjumlah 53 orang, subyek yang memiliki riwayat penyakit SOPK sebanyak 45,9 % atau berjumlah 34 orang.

Atas dasar usia subjek pada penelitian ini, didapatkan bahwa subyek dengan proporsi usia dibawah 30 tahun yang memiliki kadar LH yang tergolong normal, lebih banyak jumlahnya bila dibandingkan dengan proporsi usia

dibawah 30 tahun yang mempunyai kadar LH abnormal yaitu masing-masing nilainya 60,9% dan 39,1%. Perbedaan proporsi tersebut secara statistik bermakna dengan P sama dengan 0,009.

Berdasarkan penelitian Karakus etal.7 Perempuan yang telah mencapai usia menopause (35-55 tahun) memiliki kadar LH yang lebih tinggi yakni 41,6 ng/ml, bila dibandingkan dengan perempuan yang belum mencapai usia menopause (<35 tahun) yaitu 4,8 ng/ml.

Berdasarkan literatur, terdapat hubungan antara usia dan LH yaitu dengan usia yang semakin bertambah, maka jumlah folikel yang diproduksi akan semakin menurun, hal ini menyebabkan progesteron juga ikut menurun. Sekresi kadar LH dapat dihentikan, bila hipotalamus anterior diberikan umpan balik negatif oleh progesterone. Pada manusa seiring berjalannya waktu usia akan terus bertambah, kadar LH juga akan menurun namun penurunan kadar LH yang terjadi tidak akan terlalu signifikan. Sedangkan, pada saat terjadi

(10)

menopause dimana sudah tidak dibentuknya folikel, secara drastis tidak akan ada lagi progesteron yang dihasilkan sehingga akan terjadi peningkatan LH secara signifikan hingga mencapai jumlah yang abnormal.

Hasil yang ditemukan dari penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang telah disebutkan di literatur yaitu kadar LH pada usia yang lebih tua cenderung lebih rendah atau normal. Kadar LH akan meningkat secara signifikan ketika perempuan memasuki masa menopause. Pada umumnya perempuan Indonesia biasanya melalui menopause pada perempuan usia 50, namun, pada penelitian ini, tidak terdapat subjek dengan usia diatas (usia menopause), dan usia yang paling tua pada subjek penelitian ini adalah 47 tahun. Maka itu, penelitian sesuai dengan literatur yakni kadar LH menurun seiring dengan bertambahnya usia sebelum memasuki masa menopause.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proporsi

perempuan yang memiliki kadar LH abnormal lebih tinggi pada perempuan yang masuk kedalam kategori usia dibawah 30 tahun memiliki perbedaan bermakna (p= 0,009). Selain itu, didapatkan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna antara kadar LH dengan faktor-faktor lainya seperti aktivitas fisik, gejala gangguan mental emosional, status gizi, serta status SOPK pada perempuan yang memiliki gangguan pada menstruasi.

Daftar Pustaka

1. Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk menurut menurut kelompok umur dan jenis kelamin Indonesia. Diunduh dari:

http://sp2010.bps.go.id/index.p hp/site/tabel?tid=336&wid=0. Diunduh pada tanggal 4 Februari 2013.

2. Hoff PR, Mobbs CV. Handbook of the Neuroscience of Aging. UK: Elsevier. 2009:p.324-7. 3. McClatchey KD. Clinical

Laboratory Medicine. 2nd Ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins. 2002:p.329

(11)

4. Knobil E, Neil JD. Physiology of Reproduction. 3rd Ed. USA: Elsevier. 2006:p.2737.

5. Kaplan HI, Saddock BJ. Clinical Examination of the Psychiatric Patient, Sypnosis of Psychiatry. 8th Ed. 2008:p.3775-97.

6. Tbierry van Dessel HJHM, Schoot BC, Schipper I, Dahl KD and Fauser BCJM. Circulating Immunoreactive and Bioactive Follicle Stimulating Hormone Concentrations in Anovulatory Infertile Women and During Gonadotrophin Induction of Ovulation using a Decremental

Dose Regimen. Human Reproduction. 1996. 11(3): 478-85

7. Karakus M, Gelisgen R,

Topcuoglu A, Onur G,

Topcuoglu D, Simsek G, Uludag S, Uzun H. The effects

of 17β-estradiol plus drospirenone on anthropometric and biochemical measures of adiposity in menopausal women. Archives of

Gynecology and Obstetrics. 2012 Nov. 286(5):1233-9.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Subyek Berdasarkan Status Sosiodemografis
Tabel  3.  Hubungan  LH  dengan  Faktor  Usia,  Pekerjaan,  Status  Gizi,  Gejala Gangguan Mental Emosional, Riwayat SOPK

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alat kontrasepsi hormonal yang lebih berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan IVA positif pada wanita pasangan usia subur di wilayah

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium ibu hamil yang memiliki bakteriuri, didapatkan data prevalensi bakteriuria pada penelitian ini sebesar 81,6%. Kejadian ini lebih tinggi

Hasil: Hasil pemeriksaan fungsi kognitif pada 49 subjek penelitian didapatkan 38 subjek mengalami gangguan fungsi kognitif, pada subjek yang saat ini menderita

Hasil: Hasil pemeriksaan fungsi kognitif pada 49 subjek penelitian didapatkan 38 subjek mengalami gangguan fungsi kognitif, pada subjek yang saat ini menderita

Dari hasil pemeriksaan didapatkan 18 orang dengan gangguan fungsi kognitif yang disertai dengan depresi.. Kesimpulan: Dari 37 responden, didapatkan 7 orang (19%) yang hanya

Hasil penelitian bahwa kejadian keputihan pada wanita usia subur di Puskesmas Sosial didapatkan bahwa yang mengalami keputihan sebanyak 8 orang (25,8%), perilaku baik sebanyak

Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat bahwa, data mengenai pemeriksaan waktu protrombin pada pasien yang diduga mengalami gangguan hemostasis hanya didapatkan pada 15 dari 34

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, peneliti merekomendasikan alat strip digital Easy Touch GCHb dapat digunakan untuk pemeriksaan hemoglobin darah karena hasil yang