• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Pencegahan Hepatitis A dengan Kejadian Hepatitis A Pada Warga Kelurahan Bojongsari Lama Depok 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Pencegahan Hepatitis A dengan Kejadian Hepatitis A Pada Warga Kelurahan Bojongsari Lama Depok 2012"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Praktik Pencegahan Hepatitis A dengan Kejadian

Hepatitis A Pada Warga Kelurahan Bojongsari Lama Depok 2012

Dwi Hastuti1, Suklan1

1 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes MH. Thamrin Alamat korespondensi:

Prodi MPRS STIKes MH. Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550 Telp: 021 80855119 ext 102

Abstrak

Kejadian Hepatitis A pada warga RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari Depok merupakan bukti bahwa penyakit tersebut mudah menular dari orang ke orang lain. Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Depok jumlah kasus Hepatitis A sebanyak 31 kasus. Kejadian Penyakit Hepatitis A yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (HAV) sebelumnya belum pernah terjadi di Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kejadian hepatitis a dengan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahannya pada warga RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari Depok. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan desain case control. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus (31 responden) dan kelompok kontrol (62 responden). Variabel bebas yang diteliti meliputi Pengetahuan, Sikap, Praktik pencegahan Hepatitis A pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dengan uji univariat dan bivariat dengan uji chisquare. Secara statistik analisa menunjukan bahwa variabel yang mempunyai hubungan dengan kejadian Hepatitis A adalah variabel pengetahuan (p= 0,002), praktik pencegahan (p= 0,001). Variabel yang tidak memiliki hubungan adalah Sikap (p= 0,605). Kejadian Hepatitis A di Kota Depok disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan praktik pencegahan. Oleh karena itu peran petugas kesehatan perlu ditingkatkan lagi untuk promosi hidup sehat yang berkoordinasi dengan institusi pendidikan secara rutin.

Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Praktik Pencegahan Hepatitis A, Kejadian Hepatitis A.

Pendahuluan

Masalah kesehatan yang masih menjadi prioritas di Indonesia adalah penyakit menular dan penyakit tidak menular, salah satu penyakit menular yaitu Hepatitis A (Riskesdes RI, 2010). Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi global, infeksi hepatitis A yang kemudian ditandai dengan adanya antibodi anti HAV, yang secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan/sanitasi suatu instansi atau daerah yang bersangkutan. Penyakit hepatitis A juga dapat menyebabkan kejadian (out break) atau Kejadian Luar Biasa/KLB penyakit hepatitis pada berbagai kelompok populasi yang berbeda (Sulaiman & Julitasari, 2000).

Hepatitis merupakan penyakit yang menular melalui jalur oro-fecal dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus Hepatitis A. Menurut WHO di dunia ada 1,4 juta pasien hepatitis setiap tahunya (www.who.int.com). Berdasarkan data CDC USA (2011) diketahui bahwa persentase insiden penyakit hepatitis A di USA antara 29,1 % - 33,5 %, dilaporkan juga insiden kasus hepatitis A akut pada tahun 2009 sebesar 1.987 penderita, dengan perkiraan total insiden kasus infeksi baru sekitar 21.000 penderita.

Prevalensi penyakit Hepatitis di provinsi Jawa Barat menurut diagnosa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sebesar 0,3% dan prevalensi penyakit hepatitis berdasarkan

diagnosa tenaga kesehatan atau dengan gejala sebesar 0,6% (Riskesdas Jawa Barat, 2007).

Pada bulan November 2011 Pemerintah Kota Depok memberlakukan status KLB Hepatitis A, untuk tahun 2011 daerah yang pertama kali terkena hepatitis A adalah Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan tepatnya di SMKN 2 Depok dengan penderita sebanyak 90 orang diantaranya 19 orang perempuan & 71 orang laki-laki, kemudian disusul oleh Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis dengan penderita sebanyak 27 orang diantaranya 15 orang laki-laki & 12 orang perempuan. Terdapat di RT 01/05 sebanyak 3 penderita, RT 03/08 sebanyak 14 penderita dan RT 04/07 sebanyak 10 penderita, selanjutnya Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos tepatnya di SMAN 4 Depok dengan penderita sebanyak 38 orang, perempuan 19 orang dan laki-laki 19 orang. Kejadian Hepatitis yang terbaru terjadi di tahun 2012 dimana penyakit Hepatitis A menyerang Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas dengan penderita sebanyak 27 orang dan menyerang Kecamatan Bojongsari dengan penderita sebanyak 31 orang diantaranya 15 orang perempuan dan 16 orang laki-laki. Terdapat kasus di RT01/05 sebanyak 4 penderita dan RT 02/05 sebanyak 27 penderita, berdasarkan grafik jumlah kasus hepatitis A menurut waktu kejadian, ada peningkatan kasus secara terus menerus sejak tanggal 10 April – 11 Mei 2012. (Dinkes Kota Depok, 2012).

(2)

2 Berdasarkan informasi sebelumnya, dimana terdapat

kejadian luar biasa atau KLB di Kota Depok yang cukup tinggi, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan Hepatitis A pada warga RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama, Depok.

Metodologi

Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakkan adalah rancangan penelitian studi kasus - kontrol, subjek kasus yaitu mereka yang sakit dan subjek kontrol yaitu mereka yang tidak sakit. dimana penelitian ini merupakan penelitian dengan membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan. rancangan penelitian dengan melihat ke belakang tentang suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian kesakitan yang diteliti saat ini bersifat retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat kebelakang (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri kebelakang tentang penyebaran atau variabel – variabel yang mempengaruhi akibat tersebut (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian didasarkan pada terjadinya kasus terbaru berdasarkan laporan dinas kesehatan Kota Depok yaitu RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama Depok dan waktu penelitian mulai dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2012. Menurut pengamatan peneliti ternyata di RT 02 terdapat sejumlah warga yang menjual makanan dan minuman yang berpotensi dapat menyebarkan penularan penyakit tersebut. Kasus pertama adalah keluarga dari pengelola warung makanan dan minuman tersebut.

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga RT 01 & RT 02 di lingkungan RW 05 berdasarkan kriteria kasus terdapat di dua RT tersebut. Dengan unit karakteristik yang sama, dilihat dari tingkat kehidupan masyarakat sehari – hari

Besar sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Untuk menghitung jumlah sampel dalam penelitian ini disesuaikan dengan desain studi dan tujuan analisis statistik yang menguji hipotesis tentang odd – rasio. Maka digunakan formula uji hipotesis odd ratio dengan perbandingan 1 : 2 antara kasus dan kontrol yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Lemeshhow, 1990). Berdasarkan perhitungan besar sampel maka didapat sampel minimal kasus yaitu 21 orang, ditambah dengan sampel eror sebesar 10% dari

jumlah kasus menjadi 23 kasus dan 23 kontrol. Dari data kasus tercatat ada 31 kasus. Jadi besar sampel yang diteliti sebanyak 31 kasus dan 62 kontrol yang diambil dengan menggunakkan perbandingan 1:2, maka total sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 93 orang. Teknik Pengambilan Sampel Kasus.

Untuk sampel kasus, teknik pengambilannya menggunakkan data sekunder yaitu semua warga yang sakit tercatat pada dinas kesehatan kota depok.

Kontrol. Untuk sampel kontrol teknik pengambilannya, dengan mengambil keluarga yang sehat dari setiap keluarga yang sakit atau tetangga terdekatnya yang mempunyai karakteristik yang sama (umur, jenis kelamin, lokasi).

Teknik Pengumpulan Data

Data primer adalah data yang langsung diambil untuk meneliti variabel independent yaitu pengetahuan responden, sikap responden dan praktik pencegahan hepatitis A (imunisasi, tidak menggunakan alat minum dan makan secara bersama, tidak mengkonsumsi minuman dan makanan secara bersama, cuci tangan pakai sabun). Bagi anak usia balita dan usia sekolah pengumpulan data dilakukan dengan bantuan orang tua yang bersangkutan sedangkan bagi remaja dan dewasa dilakukan dengan wawancara langsung oleh peneliti. Untuk praktik CTPS dilakukan observed / pengamatan dengan cara meminta yang bersangkutan untuk melakukan cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di hadapan peneliti untuk mengetahui apakah memenuhi persyaratan atau tidak. dengan cara menggunakan angket yaitu cara pengumpulan data melalui pemberian kuesioner dan wawancara dengan beberapa pertanyaan kepada responden yang berjumlah 93 orang Warga RT 01 & RT 02 RW 05 di Kelurahan Bojongsari Lama Depok (Hidayat, 2010).

Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1 diperoleh hasil bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian Hepatitis A adalah variabel pengetahuan, imunisasi, penggunaan alat makan dan minum bersama, mengkonsumsi makan dan minum bersama, praktik cuci tangan sebelum makan dan praktik pencegahan Hepatitis A. Dari keenam veriabel tersebut, variabel praktik pencegahan Hepatitis A memiliki memiliki hubungan yang paling kuat dengan kejadian Hepatitis A. Responden yang melakukan praktek pencegahan Hepatitis A yang rendah memiliki risiko kejadian Hepatitis A sebesar 4,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang melakukan praktik pencegahan Hepatitis A yang baik (OR 4,961; 95% CI 1,96-12,54).

(3)

3 Tabel 1. Analisis Bivariat Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hepatitis A di Depok

2012

Variabel Kategorik Kasus Kontrol P

Value CI OR n % N % ( 95% ) Pengetahuan - Rendah 20 52,6 18 47,4 0,002 1,775 – 11,126 4,444 - Tinggi 11 20,0 44 80,0 Sikap - Negatif 12 29,3 29 70,7 0,605 0,299-1,730 0,719 - Positif 19 36,5 33 63,5 Imunisasi - Tidak 24 47,1 27 52,9 0,004 1,668 – 11,845 4,444 - ya 7 16,7 35 83,3 Menggunakkan

Alat makan & -ya 21 51,2 20 48,8

0,002 1,753 – 11,091 4,410 Minum bersama - Tidak 10 19,2 42 80,8 Mengkonsumsi makan -ya 21 51,2 20 48,8 0,002 1,753 – 11,091 4,410 & minum bersama - Tidak 10 19,2 42 80,8 Cuci tangan - Tidak 20 46,5 23 53,5

0,023 1,256 – 7,570 3,083 Pakai sabun - ya 11 22,0 39 78,0 Praktik Pencegahan - Kurang 19 55,9 15 44,1 0,001 1,962 – 12,542 4,961 Hepatitis A - Baik 12 20,3 47 79,7 Pembahasan Keterbatasan penelitian

Peneliti telah berusaha sacara optimal dan sungguh-sungguh agar penelitian ini berjalan dengan baik, sejak dari awal sampai kepada analisis dan pembuatan laporan penelitian, peneliti telah berusaha dan berupaya untuk melengkapi informasi yang diperlukan. Namun demikian, peneliti sangat menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki, sehingga mungkin akan berpengaruh kepada hasil dari penelitian meskipun hal ini tidak peneliti sadari. Untuk itu peneliti memasukkan keterbatasan penelitian ini kedalam hal sebagai berikut : 1. Kasus yang dijadikan subjek penelitian dengan

berdasarkan data sekunder dari Dinas Kesehatan Depok.

2. Adanya Bias Recall dari responden sehingga di perlukan Kehati-hatian dalam analisa data.

3. Lokasi peneliti terbatas kepada daerah kasus yang telah

terjadi dan dalam kurun waktu yang terbatas.

Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Hepatitis A di RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama Depok Tahun 2012.

Pada penelitian ini terbukti ada hubungan antara kejadian Hepatitis A dengan pengetahuan. Oleh karena itu hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan level of significan pada α 5% diperoleh nilai p = 0,002 (p< 0,05) berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian Hepatitis A pada responden.

Hal ini didukung dengan penelitian (Nesti.N, 2011) yang mendapatkan responden sebanyak 23,3 % yang berpengetahuan baik, 63,3 % yang berpengetahuan cukup dan 13,3 % yang berpengetahuan kurang baik. Sejalan dengan penelitian (Nurhakim.Y, 2009) dengan nilai P sebesar 0,000 dan OR 28,396 yang menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan imunisasi Hepatitis B. Hubungan Antara Sikap dengan Kejadian Hepatitis A di RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama Depok Tahun 2012 .

Pada penelitian ini tidak terbukti adanya hubungan antara sikap dengan kejadian Hepatitis A pada responden . oleh karena itu hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan level of signifikan pada α 5% diperoleh nilai p = 0,605 (p > 0,05) berarti tidak ada hubungan antara sikap dengan kejadian hepatitis A pada responden.

Hubungan Antara Praktik Imunisasi dengan Kejadian Hepatitis A di RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama Depok Tahun 2012 .

Pada penelitian ini terbukti adanya hubungan antara praktik imunisasi dengan kejadian Hepatitis A. Oleh karena itu hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan level of signifikan pada α 5% diperoleh nilai p = 0,004 (p < 0,05) berarti ada hubungan antara praktik imunisasi dengan kejadian hepatitis A.

(4)

4 Sejalan dengan Kemenkes RI (2010), imunisasi adalah

suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya sakit ringan.

Hubungan Antara Praktik Menggunakan Alat Makan dan Minum Secara Bersama dengan Kejadian Hepatitis A di RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama Depok Tahun 2012 .

Pada penelitian ini terbukti adanya hubungan antara praktik menggunakan alat makan dan minum secara bersama dengan kejadian Hepatitis A pada responden. Oleh karena itu hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan level of signifikan pada α 5% diperoleh nilai p = 0,002 (p= <0,05) berarti ada hubungan antara praktik penggunaan alat makan dan minum bersama pada responden dengan kejadian Heaptitis A. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil analisis bivariat yang dilakukan oleh (Abdul Rachim, 2004) yang menyebutkan bahwa ada hubungan alat makan tidak bersih dengan kejadian hepatitis A (OR : 1,829, 95%CI : 1,111 – 3,012).

Hubungan Antara Praktik Mengkonsumsi Makanan Dan Minuman Secara Bersama dengan Kejadian Hepatitis A di RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama Depok Tahun 2012 .

Pada penelitian ini terbukti adanya hubungan antara praktik mengkonsumsi makanan dan minuman secara bersama dengan kejadian Hepatitis A pada responden. Oleh karena itu hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan level of signifikan pada α 5% diperoleh nilai p = 0,002 (p= <0,05) berarti ada hubungan antara praktik konsumsi makanan dan minuman secara bersama pada responden dengan kejadian Heaptitis A. Sejalan dengan penelitian (Abdul Rachim, 2002) yang menyatakan bahwa responden yang mempunyai kebiasaan makan di luar yang beresiko (jajan kaki lima, warung) mempunyai peluang sakit hepatitis A sebesar 5,782 kali (OR = 5,782).

Hubungan Antara Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Kejadian Hepatitis A di RT 01 & RT 02 RW 05 Kelurahan Bojongsari Lama Depok Tahun 2012 . Pada penelitian ini terbukti adanya hubungan antara praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian Hepatitis A pada responden. Oleh karena itu hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan level of signifikan pada α 5% diperoleh nilai p = 0,023 (p= <0,05) berarti ada hubungan antara praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian hepatitis A responden. Hasil analisis tentang kemaknaan hubungan antara praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian hepatitis A sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Umar Firdaous, 2002) yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara mencuci tangan pakai sabun dengan kejadian hepatitis A (OR : 3,850, 95% CI : 2,003 – 7,401).

Hubungan Antara Praktik Pencegahan Hepatitis A dengan Kejadian Hepatitis A.

Pada penelitian ini terbukti adanya hubungan antara praktik pencegahan dengan Kejadian Hepatitis A pada responden. Oleh karena itu hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan level of signifikan pada α 5% diperoleh nilai p = 0,001 (p= <0,05) berarti ada hubungan antara praktik pencegahan hepatitis A pada responden dengan Kejadian Hepatitis A. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori tinjauan pustaka bahwa hepatitis A dapat dicegah melalui praktik pencegahan seperti : imunisasi, tidak menggunakkan alat makan dan minum secara bersama, mengkonsumsi makanan & minuman secara bersama dan melakukan cuci tangan pakai sabun (Sulaiman & Julitasari, 2000).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Hepatitis A di Kota Depok adalah variabel pengetahuan, imunisasi, penggunaan alat makan dan minum bersama, mengkonsumsi makan dan minum bersama, praktik cuci tangan sebelum makan dan praktik pencegahan Hepatitis A. Dari temuan tersebut penulis menyarankan agar perlu ditingkatkan peran aktif petugas promosi kesehatan puskesmas dalam meningkatkan upaya promosi kesehatan melalui kegiatan koordinasi bersama dengan sekolah-sekolah dilingkungn kerjanya. seperti dalam bentuk sosialisasi dalam pencegahan Hepatitis A melalui penyuluhan kesehatan yang di adakan rutin untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang penyakit Hepatitis A dan cara pencegahan yang sebenarnya dapat dicegah melalui perbaikan perilaku seperti tidak menggunakkan peralatan makan & minum secara bersama – sama dari makanan atau minuman yang sama, sehingga diharapkan tidak terjadi lagi penyakit Hepatitis A di Kelurahan Bojongsari Lama Depok.

Pentingnya diusulkan adanya program imunisasi Hepatitis A yang merupakan tindakan primery protection, sehingga upaya preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar terhindar dari penyakit Hepatitis A.

Peran serta pihak pengurus RW , RT, Kader Kesehatan diperlukan terutama dalam hal penyuluhan untuk melakukan cuci tangan pakai sabun dengan cara yang baik dan benar, sehingga diharapkan timbul kesadaran dan keinginan warga untuk melakukan cuci tangan pakai sabun. Komitmen untuk hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam rumah ataupun di lingkungan rumah.

Daftar Pustaka

Afudin. (2003) “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Hepatitis A Virus (HAV) di Kabupaten Kebumen Tahun 2001”

(5)

5 Agung Wibowo, Trisno. (2012). “Investigasi Wabah”.

Yogyakarta :

www.kmpk.ugm.ac.id./image/semester_1/Investigasi_Wab ah.pdf. Diakses tanggal 3 November 2012.

AW,Hendra.(2008).”KonsepPengetahuan”http://ajangberk arya.wordpress.com/2008/06/07/konsep-pengetahuan. Diakses tanggal 3 November 2012.

CDC. (2011). “Viral Hepatitis Statistic and Survailance”.USA: CDC. http://www.cdc.com. Diaksest tanggal 23 November 2012.

Depkes RI. (2009). “ Laporan Hasil Riaset Kesehatan Dasar Indonesia 2007 ”Jakarta : Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan.

Dinas Kota Depok. (2012) “Rekapitulasi Kejadian Luar Biasa Kota Depok Tahun 2012 ”. Depok : Dinkes Depok. Dinkes Provinsi DKI Jakarta. (2009).“Laporan Hail Riset Kesehatan Dasar Provinsi DKI Jakarta 2007”. Jakarta : Dinkes Provinsi DKI Jakarta.

Dinkes Provinsi Jawa Barat. (2009).“Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Barat 2007”. Bandung : Dinkes Provinsi Jawa Barat.

Dwi.A.Setijani. (2009) “Hubungan Antara Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian Hepatitis A pada Taruna Akademi Kepolisisan Tahun 2008”

dr.Nurbaeti Maftuhah (2011).“Elearning Pendidikan Klinis Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)”

http://www.medicine.uii.ac.id. Diakses 15 Desember 2012 Jam 20.00 WIB.

Firadous Umar. (2002) “Cuci Tangan Sebelum Makan Menurunkan Risiko Kejadian Hepatitis Akut Klinis” Jakarta.

Hendra (2005). “Kamus Kedokteran” Jakarta : Djambatan. Hidayat, Alimul Aziz. (2008). “Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah”. Jakarta : Salemba Madika. Hastono, Sutanto & Sabri, Lukinis. (2010)“ Statistik Kesehatan”. Jakarta : Rajawali Pers.

Hasmi. (2012). “Metode Penelitian Epidemiologi”. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Ir. Suyatno,Mkes. “Menghitung Besar Sampel”

http://www.google.com Diakses 25 Desember 2012 jam 10.00 WIB.

Juriastuti puji. (2009)“Hubungan Faktor – Faktor Lingkungan Rumah dengan Kejadian Filariasis di Kelurahan Jati Sampurna” http://www.medicine.uii.ac.id. Diakses 15 Desember 2012 Jam 20.00 WIB.

Kementrian Kesehatan RI. (2011). “Buku Saku Cuci Tangan Pakai Sabun di Masyarakat Untuk Petugas/Kader” Jakarta : Panmas Komponen B.

Referensi

Dokumen terkait

Maka tampaklah jelas bahwa pemaknaan wayang dan pemaknaan pada perangkat-perangkat wayang dalam hal ini gamelan merupakan salah satu cara yang dilakukan para wali dalam

Dapat digunakan sebagai umpan balik siswa untuk perbaikan diri memperoleh presentase sebesar 100% karena melalui kegiatan pengamatan yang telah dilakukan, siswa mampu

Merupakan respon tiap sampel terhadap suplemen L-arginin yang diberikan. Hal ini tidak dapat dikendalikan karena masing- masing individu memiliki respon yang

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina (2008), bahwa penyelenggaraan makanan yang dilakukan, sudah menggunakan teknologi yang modern dan

Apabila Surat Pemberitahuan Obyek Pajak tidak disampaikan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 9 Ayat (2) dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan

Dengan hasil wawancara yang sudah didapatkan maka komunikasi organisasi antara panitia, pemateri, maupun peserta berjalan dengan baik respon positif diberikan baik

Namun, bagi lulusan akuntansi yang sebelumnya mengambil konsentrasi audit, kompetensi mereka terhadap akuntansi organisasi nirlaba ini lebih tinggi dibandingkan

Bagaimanakah perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan siswa kelas kontrolMAN 3 Aceh