• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYA TERIMA TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYA TERIMA TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYA TERIMA TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

PUTRA UTAMA 1

Siti Maisarah Rupita1, Yulia Wahyuni2, Tiurma Heryawanti Pakpahan3

1

Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul Jakarta Barat

2

Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul Jakarta Barat

Email : sarah_rupita@yahoo.co.id

ABSTRAK

Setiap anak memiliki hak yang sama dalam tumbuh dan berkembang, termasuk didalamnya anak yang terlantar. Tumbuh kembang pada anak terjadi sangat cepat, oleh karena itu perlu memperhatikan asupan zat gizi anak yang seimbang. Panti Sosial Asuhan Anak melakukan penyelenggaraan makanan yang berguna untuk menyediakan makanan bagi anak asuh dalam jumlah dan mutu yang memenuhi syarat gizi untuk menghasilkan status gizi yang optimal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan penyelenggaraan makanan dan daya terima terhadap status gizi anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 54 anak, dengan rentang umur 7-12 tahun. Variabel yang diuji yaitu sistem penyelenggaraan makanan dan daya terima hidangan terhadap status gizi menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasilnya ada hubungan antara penyelenggaraan makanan dengan status gizi, dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan nilai r 0,467. Ada hubungan antara daya terima dengan status gizi, dengan nilai sig. 0,047 < 0,05 dan nilai r 0,271. Kesimpulannya ada hubungan antara variabel penyelenggaraan makanan dan variabel daya terima terhadap status gizi anak. Sarannya lebih diperhatikan proses dan ouput dari sistem penyelenggaraan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 guna menghasilkan status gizi yang lebih optimal.

Kata Kunci : Anak, Daya Terima Hidangan, Sistem Penyelenggaraan Makanan, Status Gizi

(2)

CORRELATION THE IMPLEMENTATION OF FOOD AND ACCEPTANCE OF THE DISHES ON NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN IN CHILDREN’S

SOCIAL ORPHAN PUTRA UTAMA 1

Siti Maisarah Rupita1, Yulia Wahyuni2, Tiurma Heryawanti Pakpahan3

ABSTRACT

Every child has an equal right to growing, including displaced children. Growth in children go on very quickly, and therefore need to pay attention to children's nutrient intake is balanced. Children’s Social Orphan, initiated the implementation of the food that is useful to provide food for foster children in the amount and quality of qualified nutritionists to produce optimal nutrition status. The purpose of this study To examine the correlation of implementation of food and acceptance of dishes on nutritional status of children in Children's Social Orphan Putra Utama 1. The method used is Cross Sectional. Samples in this study are 54 children, with a lifespan of 7-12 years. Variables examined are the system implementation and acceptance of food dishes on the nutritional status using the spearman rank correlation test. The result is there is a relationship between the implementation food system and nutrition status, with the value of sig. 0.000 <0.05 and r 0.467. There is a relationship between the food acceptance and nutritional status, with the value of sig. 0.047 <0.05 and r 0.271. In conclusion there is a relationship between the variables implementation food system and variable of food acceptance by the nutritional status of children. Children's Social Orphan Putra Utama 1 was advised to more attention on process and output of system implementation to get optimal nutritional status.

Keywords: Acceptance of Dishes, Implementation of Food System, Kids, Nutrition Status.

PENDAHULUAN

Anak adalah individu yang belum berusia 18 tahun, termasuk yang masih di dalam kandungan. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu mendapatkan perhatian khusus (Yudesti dan Prayitno, 2013). Perhatian khusus terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik, mental dan sosial (Alifiani dan Maharani Y., 2011). Setiap anak memiliki hak yang sama dalam tumbuh dan berkembang, termasuk didalamnya adalah anak yang terlantar. Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia no. 35

(3)

tahun 2014 tentang perlindungan anak, bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang.

Bagi anak terlantar, Pemerintah telah membangun beberapa fasilitas yang berguna untuk membentuk perkembangan anak-anak yang terlantar, yaitu Panti Asuhan. Anak-anak merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami gizi kurang, diantara penyebabnya ialah tingkat ekonomi yang rendah dan asupan makanan yang kurang seimbang (Anzarkusuma et al., 2014).

Berdasarkan data Riskesdas (2010) prevalensi stunting secara nasional untuk anak usia 6 sampai 12 tahun adalah sebesar 20.5% sedangkan di DKI Jakarta sebesar 14.5%. Prevalensi KEP (Kurang Energi Protein) pada anak usia 6 sampai 18 tahun di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) di DKI Jakarta mencapai 49.7% berdasarkan TB/U dan 32.8% berdasarkan BB/U. Pada anak, KEP dapat berdampak dalam menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (Pahlevi AE, 2012).

Faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi adalah ketidakseimbangan gizi yang

dikonsumsi (Pahlevi AE, 2012) serta faktor penyediaan dan penyajian makanan yang bergizi dapat mempengaruhi status gizi anak (Lazzeri el al,. 2006).

Panti Asuhan merupakan salah satu institusi yang menyelenggarakan makanan untuk anak terlantar. Tujuan penyelenggaraan makanan di Panti Asuhan yaitu menyediakan makanan bagi anak asuh dengan jumlah dan mutu yang memenuhi syarat gizi, sesuai dengan cita rasa dan selera anak asuh, serta melaksanakan sistem pelayanan makanan yang layak, tepat dan cepat.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Cross Sectional, yaitu penelitian dengan pengambilan data variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan sekali waktu, pada saat yang bersamaan (Sujarweni, 2015). Penelitian dilakukan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 yang dilakukan pada bulan April hingga Juni 2016.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 124 anak. Penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan, maka

(4)

didapatkan jumlah sampel sebanyak 54 anak.

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan pada data yang dikumpulkan berupa data karakteristik sampel, data penyelenggaraan makanan, data daya terima hidangan dan data status gizi anak, sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk melihat adakah hubungan yang signifikan/bermakna

atau tidak signifikan antara penyelenggaraan makanan dan daya terima hidangan terhadap status gizi anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Variabel Penelitian Sampel

n % Jenis Kelamin Laki-laki 41 75.90 Perempuan 13 24.10 Umur 7 Tahun 13.00 8 Tahun 4 7.40 9 Tahun 11 20.40 10 Tahun 11 20.40 11 Tahun 18.50 12 Tahun 11 20.40 Berat Badan (27.73±6.81)a Tinggi Badan (132.17±11.63)a Status Gizi Normal 45 83.33 Tidak Normal 9 16.67 Penyelenggaraan Makanan Input 100 Proses 70.59 Output 91.67 Daya Terima Tinggi 47 87.00 Rendah 7 13.00

Tabel 2.1 Hasil Analisis Univariat

(5)

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 41 anak (75.90%), dengan rentang umur terbanyak yaitu 9 tahun, 10 tahun dan 12 tahun, yaitu masing-masing sebanyak 11 anak (20.40%). Hasil yang didapat, sampel berada pada fase pertumbuhan, sehingga membutuhkan asupan zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Hasil distribusi sampel berdasarkan berat badan dan tinggi badan, rata-rata berat badan sampel yaitu 27.73 kg, sedangkan rata-rata tinggi badan yaitu 132.17 cm. Hasil yang didapat sudah sesuai dengan perkiraan berat badan dan tinggi badan anak untuk umur 7 sampai 12 tahun menurut Nelson of Pediatrics.

Pengukuran status gizi menggunakan metode antropometri melalui perhitungan z-score berdasarkan IMT/U. Hasil yang didapat sebanyak 45 anak (83.33%) memiliki status gizi normal, sedangkan 9 anak (16.67%) memiliki status gizi tidak normal. Sebanyak 9 anak yang dikategorikan tidak normal memiliki

nilai < -2 SD sehingga dapat dikatakan underweight.

Faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri dari faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Asupan makanan dan tingkat kesehatan menjadi faktor penyebab langsung yang dapat menyebabkan gizi kurang, timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit infeksi yang diderita.

Anak yang mendapatkan cukup makanan tetapi sering menderita penyakit, pada akhirnya akan menderita gizi kurang, demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang berbagai penyakit. Apabila asupan zat gizi cukup maka akan tercapainya status gizi yang optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.

Sistem penyelenggaraan makanan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 berdasarkan input, proses dan output. Input dari penyelenggaraan makanan, terdapat 5 poin yang dinilai, meliputi fasilitas sarana dan prasarana,

(6)

serta hal-hal yang menunjang pada input penyelenggaraan makanan.

Luas tempat pengolahan makanan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 yaitu ±65 m2 dengan jumlah tenaga kerja didalamnya yaitu sebanyak 3 orang. Hal ini sudah sesuai antara luas tempat pengolahan dengan jumlah tenaga kerja, berdasarkan ketetapan Kemenkes (2013) luas tempat pengolahan untuk lantai dapurnya bebas dari peralatan minimal 2 m2 untuk setiap pekerja. Tempat pengolahan jauh dari sumber pencemaran, serta pembagian ruangan sudah sesuai dan antar satu ruangan ke ruangan lain sudah dihubungkan dengan pintu.

.Dinding di tempat pengolahan tidak lembab, berwarna terang dan dilapisi bahan kedap air setinggi ± 2 m2. Langit-langit di tempat pengolahan sudah sesuai dengan tinggi langit-langit ± 2,5 m2, berwarna terang, tidak terjadi kebocoran dan sudah menutupi seluruh bangunan. Lokasi tempat pengolahan mudah dicapai dari ruang makan dan kendaraan dari luar, sehingga penerimaan bahan makanan dan distribusi hidangan dapat berjalan dengan lancar.

Peralatan yang dubutuhkan dalam penyelenggaraan makanan, baik peralatan kecil dan peralatan besar sudah sesuai, pencahayaan dan luas ventilasi sudah disesuaikan menurut ketetapan Kemenkes (2013) bahwa untuk luas ventilasi sebaiknya 20% dari luas lantai. Namun secara keseluruhan input dari sistem penyelenggaraan makanan dapat dinilai sudah baik (100%).

Proses dari sistem penyelenggaraan makanan, dari 17 poin yang dinilai meliputi perencanaan menu hingga penyajian makanan. Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 memiliki silkus menu 10 hari, dalam

merencanakan menu sudah

memperhatikan kebutuhan gizi anak yang dilihat berdasarkan AKG anak usia sekolah dan juga berdasarkan diskusi langsung dengan Ahli Gizi. Dalam menetapkan menu, petugas

yang merencanakan sudah

memperhatikan bahan pangan yang digunakan dan juga disesuaikan dengan hasil evaluasi menu mengenai bahan makanan apa saja yang paling banyak digemari oleh anak-anak.

Pemesanan bahan, bahan yang dipesan tidak mempertimbangkan kuantitas dan kualitas bahan makanan,

(7)

seperti bahan makanan yang dipesan terlalu banyak, sehingga meninggalkan sisa bahan makanan. Penyimpanan bahan makanan sudah dilakukan terpisah antara bahan makanan kering dan bahan makanan basah serta sudah terhindar dari kemungkinan kontaminasi cemaran, namun bahan makanan yang akan disimpan tidak terlebih dahulu dibersihkan.

Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 tidak memiliki standar resep yang terdiri standar bumbu, prosedur pengolahan dan waktu pengolahan. Pengolahan dilakukan menggunakan metode perkiraan dan berdasarkan pengalaman dari juru masak. Sehingga dari 17 poin yang dinilai, sebesar 70.59% sudah sesuai dan 29.41% belum sesuai.

Output dari sistem penyelenggaraan makanan yang terdiri dari penilaian anak mengenai persepsinya terhadap hidangan yang disajikan, meliputi warna, aroma, tekstur, rasa, besar porsi dan variasi makanan. Hasilnya, makanan yang disajikan sudah bervariasi, dari segi warna hidangan yang disajikan sudah menarik. Aroma dan rasa dari makanan yang disajikan dapat meningkatkan selera makan anak, namun dari segi

tekstur dan besar porsi beberapa anak kurang setuju.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung tekstur makanan sangat mempengaruhi anak dalam mengkonsumsi hidangan tersebut dan porsi untuk beberapa anak dikatakan masih terlalu banyak, sehingga dari hasil pengamatan sisa, makanan pokok lebih banyak meninggalkan sisa. Namun hasilnya sebanyak 91.67% sudah sesuai dari 6 poin yang dinilai dan secara keseluruhan menurut 45 anak (83.30%) sistem penyelenggaraan makanan di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 dapat dikategorikan baik (> 80%).

Daya terima hidangan dilihat melalui sisa makanan dengan menggunakan metode food weighin. Sisa makanan dilihat selama tiga hari pada menu hari ke-1, hari ke-3 dan hari ke-5, yang dimulai dari waktu makan pagi, makan siang, selingan sore, dan makan malam. Hasilnya sebanyak 47 anak (87.00%) daya terima terhadap hidangan yang disajikan sudah dapat dikategorikan tinggi atau daya terima > 80% dari hidangan yang disajikan.

Tinggi rendahnya daya terima dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor

(8)

internal. Faktor internal yaitu kondisi dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi konsumsi makanannya, seperti nafsu makan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar

individu, seperti cita rasa makanan, penampilan makanan, variasi menu, cara penyajian, kebersihan alat makan dan pengaturan waktu makan.

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Pada analisis kali ini menggunakan uji korelasi spearman rank, dengan

variabel bebasnya yaitu

penyelenggaraan makanan dan daya terima, sedangkan variabel terikat yaitu status gizi. Apabila nilai sig. < 0.05 maka H0 ditolak, sebaliknya apabila nilai sig. > 0.05 maka H0 diterima.

Berdasarkan hasil uji korelasi spearman rank, didapatkan hasil hubungan antara variabel penyelenggaraan makanan dengan status gizi anak, memiliki nilai sig. 0,000 dengan nilai r (+) 0.467. nilai sig. 0.000 < 0.05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara penyelenggaraan makanan

dengan status gizi anak, dengan nilai r (+) 0.467 yang berarti hubungan antara kedua variabel memiliki keeratan kuat.

Sehingga dapat dikatakan semakin baik penyelenggaraan makanan, maka status gizi sampel akan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ardyana (2013) mengenai hubungan antara penyelenggaraan makanan sehat seimbang dengan kejadian BGM pada anak, hasilnya apabila penyelenggaraan makanan sehat seimbang dilakukan dengan baik, maka peluang anak tidak mengalami BGM yaitu 28 kali.

Penyelenggaraan makanan apabila dilakukan dengan manajemen yang baik dalam proses penyelenggaraan makanannya, yang dimulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya,

Variabel Status Gizi

R Sig. n Penyelenggaraan Makanan Daya Terima (+) 0.467 (+) 0.271 0.000 0.047 54

Tabel 2.2 Hasil Uji Korelasi Spearman Rank Penyelenggaraan Makanan dan Daya Terima Terhadap Status Gizi

(9)

maka akan berpengaruh positif terhadap status gizi. Jika proses penyelenggaraan makanan sudah sesuai maka ketersediaan makanan yang disediakan akan baik dan kaya akan zat gizi yang dibutuhkan. Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1 sudah mendiskusikan langsung bersama Ahli Gizi saat merencanakan menu, sehingga didapatkan hasil 83% anak di Panti Asuhan memiliki status gizi normal.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina (2008), bahwa penyelenggaraan makanan yang dilakukan, sudah menggunakan teknologi yang modern dan memiliki manajemen yang baik, akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi dan status gizi sampel, dapat dilihat dari hasil status gizi, yaitu sebesar 75% sampel memiliki status gizi normal. makanan yang disediakan pun akan baik dan sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan anak. Apabila kebutuhan zat gizi anak sudah terpenuhi melalui pemberian makan, maka status gizi anak akan menjadi optimal.

Berdasarkan hasil uji korelasi spearman rank, didapatkan hasil hubungan antara variabel daya terima dengan status gizi anak, memiliki nilai sig. 0.047 < 0.05 sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa ada hubungan antara daya terima dengan status gizi anak, dengan nilai r (+) 0.271 yaitu hubungan antara kedua variabel memiliki tingkat keeratan lemah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari et al. (2014) bahwa ada hubungan positif antara daya terima makanan dengan status gizi anak di Panti Asuhan Darunajah Semarang. Daya terima dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengetahui besar kecilnya makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi apabila sudah memenuhi kebutuhan gizi sehari, maka status gizinya pun akan optimal.

Jika daya terima anak terhadap hidangan yang disajikan rendah dengan tidak menghabiskan makanan yang disajikan atau yang meninggalkan sisa ≥ 20% dalam waktu yang lama akan menyebabkan tidak terpenuhinya zat gizi yang dibutuhkan. Jika sisa makanan masih dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi status gizi, kemudian akan mengalami malnutrisi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rijadi (2002), bahwa sebanyak 30.4% sampel tidak menerima makanan yang disajikan, bila dalam waktu lama akan menyebabkan sampel mengalami

(10)

defisiensi zat gizi, sehingga status gizinya tidak optimal.

Pernyataan ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Zulfah (2002) bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian malnutrisi yaitu sampel yang memiliki asupan yang tidak adekuat. Asupan yang tidak adekuat memiliki kemungkinan enam kali lebih besar mengalami kejadian malnutrisi. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik daya terima anak terhadap hidangan yang disajikan maka kebutuhan akan zat gizi akan terpenuhi, sehingga status gizinya pun akan optimal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa adanya hubungan antara penyelenggaraan makanan dan daya terima terhadap status gizi anak (sig.< 0.05).

Saran dari peneliti, diharapkan lebih memperhatikan lagi sistem penyelenggaraan makanan, khususnya pada proses dan output, karena apabila penyelenggaraan makanan sudah sesuai maka ketersediaan makanan yang disediakan akan baik dan kaya akan zat gizi yang dibutuhkan oleh anak. Hidangan yang dikonsumsi baik dari

dalam Panti maupun dari luar Panti, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi anak. Apabila kebutuhan gizi sudah tercukupi maka status gizi anak akan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Alifiani dan Maharani Y. (2011). Pusat Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa dan Desain, 1(3).

Anzarkusuma, I.S., Mulyani, E.Y., Jus’at, I., Angkasa, D. (2014). Status Gizi Berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Rajeg Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, 1(2), 135-148.

Ardyana, EY. (2013). Hubungan Penyelenggaraan Makanan Sehat Seimbang dengan Kejadian Berat Badan BGM pada Anak Usia 1-3 Tahun di Desa Sumber Salak

Kecamatan Ledokombo

Kabupaten Jember. Jurnal Gizi Indonesia, 2(2).

Kemenkes RI. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.

Lazzeri, G., Casorelli, A., Giallombardo, D., Grasso A., Guidoni, C., Menoni, E., Giacchi,

(11)

M. (2006). Nutritional Surveillance in Tuscany: Maternal Perception of Nutritional Status of 8-9 Y-Old School-Children. Journal of Perventive Medicine and Hygiene, 47, 16-21.

Pahlevi, Andriani. (2012). Determinan Status Gizi Pada Siswi Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2), 122-126.

Regar, Evan. (2013). Hubungan Kecukupan Asupan Energi dan Makronutrien dengan Status Gizi Anak Usia 5-7 Tahun di Kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2), 84-90.

Rijadi, Chanzul. (2002). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap (Studi Kasus di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda. Jurnal Gizi Universitas Diponegoro, 1(3). Rina, Ahawati PM. (2008). Konsumsi

Pangan, Status Gizi dan Prestasi Belajar Pada Siswa-Siswi SMA Assalaam Surakarta. Jurnal Gizi Indonesia, Vol 5(3), 139-164. Sari, L.P., Sartono Agus, Mufnaetty.

(2014). Hubungan Daya Terima Makanan dengan Status Gizi Anak di Panti Asuhan Darunajah

Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, Vol 4(2).

Sujarweni, Wiratna. (2015). SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Yudesti dan Prayitno. (2013). Perbedaan Status Gizi Anak SD Kelas IV dan V di SD Unggulan (06 Pagi Makassar) dan SD Non Unggulan (09 Pagi Pinang Ranti) Kecamatan Jakarta Timur Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1).

Zulfah, Siti. (2002). Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Terjadinya Malnutrisi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 1(1).

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Analisis Univariat

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi manajemen dalam kegiatan penyelenggaraan makanan tersebut harus dilakukan dengan baik dan sesuai pedoman PGRS untuk menjamin tersedianya makanan yang berkualitas

lainnya. Bertempat tinggal dan hidup dipanti sosial bukanlah hal yang mudah bagi anak, khususnya bagi anak-anak yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak

Lingkup masalah dalam penelitian ini adalah dengan hanya menganalisis sistem penyelenggaraan makanan, zat gizi yang terbuang dari sisa makanan dan kontribusi makanan dari

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Pola Konsumsi Makanan Dan Tingkat Konsumsi Gizi Dengan Status Gizi Anak Usia Sekolah Di Panti

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi input penyelenggaraan makanan di Pangansari Utama Catering Tambang Senakin; (2) mengidentifikasi

Responden di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Jakarta Selatan berdasarkan hasil penelitian berada pada tingkat self esteem sedang pada aspek

Data primer meliputi karakteristik sub- jek, antropometri (tinggi badan dan berat badan), konsumsi pangan, sistem penyelenggaraan makanan, tingkat kesukaan dan tingkat

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Analisis Sistem Penyelenggaraan Makanan dan Day Terima Menu Persepsi Yang Disajikan di Lapas Kelas II B