• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Bank Indonesia

Samarinda

(2)

i

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan IV-2010 dapat terselesaikan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran, dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kalimantan Timur.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan IV-2010, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 2,36%(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,76%(yoy). Pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 6,1%(yoy).

2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan IV-2010 mencapai 7,28% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 7,45% (yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 6,96% (yoy). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, masing-masing sebesar 7,00%(yoy), 7,38%(yoy) dan 7,92%(yoy).

3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 49.912 milyar, mengalami peningkatan sebesar 1,11%(qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama

triwulan IV-2010 mencapai sebesar Rp 32.532 milyar, meningkat sebesar 8,46% (qtq) atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Triwulan III-2010 sebesar 6,61%. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat menurun sebesar -0,81%(qtq) dibandingkan dengan posisi kredit pada Triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 46.302 milyar pada triwulan IV-2010 (s.d posisi November).

c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 92,77%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 65,18%.

d) Pembiayaan berskala mikro, kecil, dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 63,75% atau Rp 20.696 milyar dari total kredit sebesar Rp 32.532 milyar. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami peningkatan 18,48%(qtq) atau memiliki arah yang sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar 8,46%.

(3)

ii

pertumbuhan berkisar antara 2% s.d. 3%(yoy).

Dari sisi permintaan pertumbuhan positif perekonomian Kaltim masih didukung oleh kinerja ekspor Kalimantan Timur dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi seiring dengan meningkatnya pembangunan berbagai infrastruktur di Kaltim yang mulai dilakukan. Sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena stabilnya permintaan dan meningkatnya harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar internasional. Adapun faktor yang berpotensi menghambat kinerja sektor pertambangan dan penggalian adalah prakiraan tingginya curah hujan di wilayah Kaltim pada periode triwulan pertama tahun 2011.

Akhirnya kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna, sehingga memerlukan perbaikan secara terus menerus. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Samarinda, Februari 2011 BANK INDONESIA SAMARINDA

Androecia Darwis Pemimpin

(4)

iii

Halaman KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ...………... DAFTAR GRAFIK ... i iii vi viii R RIINNGGKKAASSAANNEEKKSSEEKKUUTTIIF ………..………. F I. Gambaran Umum ……….………

II. Asesmen Perekonomian ...

III. Asesmen Inflasi ………

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ... 1. Perbankan ... 2. Sistem Pembayaran ... V. Perkiraan ……….. B BAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNEEKKOONNOOMMIIMMAAKKRROO REGIONAL ……….……. 1.1 Gambaran Umum ... 1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ... 1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ... 1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ... 1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ……… 1.2.4 Ekspor dan Impor ...……... 1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ………

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……… 1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………. 1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……… 1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ……… 1.3.5 Sektor Bangunan ………... 1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………... 1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ... 1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ... 1.3.9 Sektor Jasa-jasa ... Boks. 1 Analisis Efisiensi Sektoral Perekonomian Kalimantan Timur

B

BAABBIIIIEEVVAALLUUAASSIIPPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNIINNFFLLAASSII ……….

2.1 Gambaran Umum ……….………..

2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)………..…….. 2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)…….………... 2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)………..

1 1 1 2 2 2 3 3 5 5 5 6 8 8 8 11 12 13 14 14 15 15 16 16 16 22 22 24 24 25

(5)

iv

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ………. 2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan …... 2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ……….. Boks. 2 Persistensi Inflasi Kota Samarinda

26 27 27 B BAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANNPPEERRBBAANNKKAANNDDAAEERRAAH….……… H 3.1 Gambaran Umum ……… 3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……… 3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ……… 3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……….…. 3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……….

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….………. b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim ……… 3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)……… 3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……… a. Perkembangan Aset BPR ……… b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……….. c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..……… 3.5 Asesmen Risiko Perbankan ……….………..………….. 3.5.1 Risiko Kredit ……….. 3.5.2 Risiko Likuiditas ... 3.5.3 Risiko Pasar ...

BAB IV KEUANGAN DAERAH ………...……… ... 4.1 Gambaran Umum ...………... 4.2 Pendapatan ...……….... 4.3 Belanja ……….………. BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ……….

5.1 Gambaran Umum ………. ……… ……… 5.2 Perkembangan Transaksi Tunai ……….………..

5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……… 5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………

5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ………. 5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS ……… BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN …

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ……….. 6.2 Kesejahteraan……… 36 36 37 37 37 38 39 40 42 44 44 44 45 45 45 47 47 48 48 49 51 54 54 54 54 56 56 56 58 58 60

(6)

v

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ... LAMPIRAN

62 64

(7)

vi

1.1 1.2 1.3 1.4 B1.1 B1.2 B1.3 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 B2.1 B2.2 B2.3 B2.4 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 4.1 4.2 5.1 6.1

Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ... Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV-2010……… Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2010 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ... Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur ...……... Hasil Pengolahan Data Panel dengan Stata 10……… Data Growth Cycle Perekonomian Kalimantan Timur……….. Kompilasi Growth Cycle Sektoral Kaltim……… Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan IV-2010……… Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda... Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda……… Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan... Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan……… Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan ……….. Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan……… Inflasi tahunan kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa………… Inflasi tahunan kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa………… Inflasi tahunan kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa…….……… Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim & Kota………. Daftar komoditas dengan Andil Inflasi Terbesar……… Parameter Persistensi Inflasi Menurut Kelompok Komoditas……… Parameter Persistensi Inflasi Menurut Disagregasi……… Parameter Inflasi Menurut Kelompok Komoditas Terpilih……… Mapping Komoditas Berdasarkan Tingkat Persistensi dan Andil Inflasi……… Perkembangan Jumlah aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum………… Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum……… Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim……… Jumlah kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim……… Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota……….. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit……… Perkembangan Kredit MKM Bank Umum……… Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)………. Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur……… Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum……… Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum………….. Struktur Jangka Waktu DPK……… Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kaltim Triwulan IV-2010……… Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan IV-2010……… Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur……….. Perkembangan Ketenagakerjaan di kalimantan Timur………

6 10 11 12 19 20 21 22 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 32 33 34 35 37 38 40 41 42 43 43 44 45 46 46 47 50 52 57 58

(8)

vii

(9)

vi

ii

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 1.20 1.21 1.22 1.23 1.24 1.25 1.26 B1.1 B1.2 B1.3 B1.4 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 4.1

Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy)……….. Indeks Kenyakinan Konsumen... Indeks Kondisi Ekonomi...…... Indeks Ekspektasi Konsumen ... Kredit Konsumsi... Pengeluaran Pemerintah... Realisasi Investasi & Konsumsi Listrik……… Kredit Investasi... Nilai Ekspor Non Migas Kaltim………..……… Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim ……… Nilai Impor Non Migas Kaltim……….……… Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim………. Indeks Produksi Padi……… Indeks Produksi Sawit... Kredit Sektor Pertanian ... Indeks Produksi Pertambangan Batubara... ...………. Kredit Sektor Pertambangan……… Produksi Kilang Minyak………. Kredit Sektor Industri………. Kredit Sektor Listrik dan Air……… Indeks Nilai Bangunan……….. Indeks Sektor Perdagangan……… Kredit Perdagangan………. Indeks Jumlah Penumpang……….. Perkembangan Kredit Kaltim……… Indeks Upah Gaji Pemerintah Umum……… Pertumbuhan Kaltim-Migas-Nasional………. Efisiensi Sektoral Hasil Running Stata v.10………

Growth cycle Perekonomian Kalimantan Timur………

Sinkronisasi Sektoral Provinsi Kalimantan Timur……… Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy)……… Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy)……….. Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)……….. Kinerja Triwulan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq)……… Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)……… Perkembangan Simpanan Masyarakat……… Suku Bungan Kredit……… Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim……… Perkembangan Kredit Lokasi Proyek……… Perkembangan Aset BPR……… Perkembangan DPK BPR……… Perkembangan Kredit/Pembiayaan BPR………. Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs………. Pendapatan APBD Kalimantan Timur Triwulan IV-2010………

5 6 7 7 7 7 8 8 9 9 10 11 12 12 13 13 13 14 14 14 15 15 15 16 16 17 18 19 20 21 22 23 23 36 36 38 38 39 40 44 44 45 47 48

(10)

ix

4.4 4.5 4.6 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 6.1 6.2 6.3 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6

Pendapatan Transfer Kalimantan Timur Triwulan IV-2010……… Belanja Operasi (RP Miliar) Triwulan IV-2010……… Belanja Modal (RP Miliar) Triwulan IV-2010………... Peredaran Uang Kartal di Kaltim……… Peredaran Uang Kartal di Wilker KBI... Perkembangan PTTB per Wilker KBI... Perkembangan Transaksi Kliring di Kaltim... Perkembangan Transaksi RTGS di Kaltim... Perkembangan RTGS per wilayah kerja KBI... Komposisi Jenis Kelamin Angkatan Kerja Kalimantan Timur... Perkembangan Jaminan Hari Tua Jamsostek... Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan... Indeks Ekspektasi Konsumen... Harga Komoditas Minyak dan Batubara... Harga Komoditas Gula... Harga Minyak Kelapa Sawit... Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1)... Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2)...

51 52 53 54 55 55 56 56 57 58 60 61 62 62 63 63 63 63

(11)

1

R

R

IN

I

NG

GK

KA

AS

SA

AN

N

E

EK

K

SE

S

EK

K

UT

U

TI

I

F

F

K

K

A

A

J

J

I

I

A

A

N

N

E

E

K

K

O

O

N

N

O

O

M

M

I

I

R

R

E

E

G

G

I

I

O

O

N

N

A

A

L

L

P

P

R

R

O

O

V

V

I

I

N

N

S

S

I

I

K

K

A

A

L

L

I

I

M

M

A

A

N

N

T

T

A

A

N

N

T

T

I

I

M

M

U

U

R

R

P

P

E

E

R

R

I

I

O

O

D

D

E

E

T

T

R

R

I

I

W

W

U

U

L

L

A

A

N

N

I

I

V

V

-

-

2

2

0

0

1

1

0

0

I. Gambaran Umum

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 2,36% (yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2010 yang tumbuh sebesar 3,76%. Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan IV-2010 dipengaruhi oleh peningkatan kinerja ekspor Kaltim karena masih tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan semakin meningkatnya harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan IV-2010.

Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada periode laporan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan III-2010. Penurunan ini dipengaruhi oleh menurunnya permintaan masyarakat seiring berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri pada triwulan sebelumnya.

Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 menunjukkan perkembangan yang positif. Total aset perbankan mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 14,46%(yoy). Sementara itu penyaluran pinjaman juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi secara tahunan baik kredit atas dasar lokasi kantor sebesar 30,25% maupun kredit atas dasar lokasi proyek sebesar 27,13%(yoy).

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 2% s.d. 3% (yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut adalah Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) hasil Survey Konsumen Bank Indonesia yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 123,83. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya ekspektasi membaiknya kondisi perekonomian dan ekspektasi terhadap penghasilan. Dari sisi permintaan pertumbuhan positif masih didukung oleh kinerja ekspor Kalimantan Timur dan

semakin mengeliatnya kegiatan investasi seiring dengan meningkatnya

pembangunan infrastruktur di Kaltim yang mulai dilakukan. Sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung oleh perkembangan positif di sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih tinggi karena

(12)

2

stabilnya permintaan dan meningkatnya harga komoditas unggulan Kaltim yaitu batubara dan minyak mentah di pasar internasional.

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan, yang dipengaruhi oleh adanya tren peningkatan beberapa harga komoditas pangan dan bahan dasar makanan jadi di pasar dunia seperti gula dan minyak sawit. Selain itu dari data pemantauan harga Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur mayoritas bahan makanan kebutuhan pokok di Samarinda mengalami peningkatan pada awal tahun 2011.

II. Asesmen Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 2,36%(yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,76%(yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari ekspor sebesar 1,40%, diikuti oleh investasi sebesar 1,05%, serta konsumsi rumah tangga sebesar 0,75% .

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,14%, diikuti oleh kontribusi sektor bangunan 0,85% dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,66%. Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 48,19%) dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tambang yang disebabkan oleh masih stabilnya permintaan dan meningkatnya harga komoditas ungulan hasil pertambangan Kaltim seperti minyak dan batubara di pasar internasional.

III. Asesmen Inflasi

Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010, yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat sebesar 7,28%(yoy); lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2010 sebesar 7,45% (yoy). Laju Inflasi Kaltim ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 6,96%(yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 12,99%(yoy); diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 11,92%, dan kelompok komoditas sandang sebesar 7,98%. Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat inflasi terendah, yaitu sebesar 1,71%. Laju inflasi triwulanan di Kota Samarinda triwulan IV-2010 mencapai 0,75%(qtq), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan III-2010 yang sebesar 3,28%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas sandang yaitu sebesar 2,97%(qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas

(13)

3

emas perhiasan sehingga meningkatkan harga komoditas tersebut yang terjadi pada bulan November dan Desember 2010.

Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan IV-2010 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,21%(qtq), berbeda arah jika dibandingkan dengan triwulan III-2010 yang mengalami inflasi sebesar 4,14%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok sandang yaitu sebesar 1,11%(qtq) karena meningkatnya harga emas perhiasan pada Desember 2010. Laju Inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan IV-2010 mengalami kenaikan 1,47%(qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan III-2010 yang sebesar 5,23%. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang mencapai 14,17% (qtq) karena meningkatnya terif akademi/perguruan tinggi keperawatan di Tarakan.

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran 1. Perbankan

Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan IV-2010 dari sisi penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 14,21%(yoy) sehingga posisinya menjadi Rp 49.912 milyar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan berasal dari tabungan yang tumbuh sebesar 19,82% dan; deposito yang tumbuh sebesar 26,02%(yoy); sedangkan giro mengalami kontraksi 5,64%(yoy).

Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan laporan mencapai Rp 32.532 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 30,25%(yoy). Sementara itu berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 27,13% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (s.d posisi November), atau mencapai Rp. 46.302 milyar. Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 92,77%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 65,18%.

Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 21,87% dan 23,05%(yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 271,09 milyar dan DPK meningkat menjadi Rp 176,52 milyar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 20,34%(yoy), menjadi Rp 178,02 milyar.

2. Sistem Pembayaran

Transaksi tunai antara perbankan di Kalimantan Timur dengan Kantor Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan IV-2010 mencapai Rp 5.316 milyar atau mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 46,91% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

(14)

4

Jumlah uang kartal yang beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 1.348 milyar dan jumlah outflow sebesar Rp 3.696 milyar; sehingga pada triwulan IV-2010 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net outflow sebesar Rp 2.620 milyar. Meningkatnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas penggunaan uang kartal oleh masyarakat. Sementara itu jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 412 milyar atau naik 110,57%(yoy). Sementara itu jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan IV-2010 tercatat sebesar Rp 5.170 milyar, mengalami pertumbuhan sebesar 11,50%(yoy); sedangkan transaksi RTGS mencapai Rp 51.160 milyar, atau mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 26,11%(yoy).

V. Outlook

1. Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2011 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 2% s.d. 3%(yoy). Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Januari 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 123,83. Hal ini dipengaruhi oleh komponen-komponen IEK yang seluruhnya meningkat dan berada di atas level optimis, terutama disebabkan ekspektasi membaiknya kondisi perekonomian dan ekspektasi terhadap penghasilan.

2. Inflasi

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan, yang dipengaruhi oleh adanya tren peningkatan beberapa harga komoditas pangan di pasar dunia seperti gula dan bahan dasar beberapa produk makanan jadi yaitu minyak sawit. Selain itu berdasarkan pemantauan harga di bulan Januari 2011, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov. Kaltim, beberapa komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota Samarinda mayoritas mengalami peningkatan yang cukup tinggi diantaranya cabe merah besar, minyak goreng, daging ayam boiler, dan telur ayam. Faktor pendorong inflasi pada triwulan depan antara lain keterbatasan pasokan bahan makanan seperti beras, sayuran, bumbu-bumbuan, serta ikan segar yang disebabkan faktor cuaca buruk sehingga menyebabkan gagal panen dan mengganggu arus distribusi kebutuhan pokok dari Jawa dan Sulawesi Selatan.

(15)

5

P

PE

ER

RK

K

EM

E

M

BA

B

A

N

N

G

G

A

A

N

N

EK

E

K

ON

O

N

OM

O

M

I

I

M

M

A

A

K

K

R

RO

O

R

RE

EG

G

I

I

ON

O

N

A

A

L

L

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 tumbuh secara positif, yaitu sebesar 2,36%(yoy), namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,76% dan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 6,1% (Grafik 1.1). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 0,75%(qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,46%.

Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara tahunan pada triwulan IV-2010 dipengaruhi oleh peningkatan ekspor Kaltim karena masih tingginya permintaan yang berasal dari negara-negara pembeli utama komoditas ekspor primer Kaltim yang dipicu oleh perekonomian global yang terus membaik. Selain itu semakin menggeliatnya perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 juga didukung oleh pertumbuhan investasi yang cukup tinggi. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan IV-2010.

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV 2006 2007 2008 2009 2010 Kaltim 1.65 2.33 3.83 3.57 0.17 0.37 1.23 3.10 6.62 6.82 4.58 1.44 0.33 -0.2 2.84 5.59 6.82 7.04 3.76 2.36 Nasional 5.0 5.0 5.9 6.1 6.0 6.3 6.5 6.5 6.28 6.4 6.3 5.5 4.53 4.08 4.16 5.43 5.69 6.19 5.8 6.1 -2 0 2 4 6 8

(% yoy) Kaltim Nasional

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) Sumber : BPS Kaltim, diolah

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasall dari ekspor sebesar 1,40%, diikuti oleh investasi sebesar 1,05%, serta konsumsi rumah tangga sebesar 0,75% (Tabel 1.1).

BAB

I

(16)

6

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

Q I QII QIII Q IV Q I QII QIII Q IV Konsumsi Rumah Tangga 3.72 4.93 5.40 5.46 0.49 0.64 0.75 0.75

Makanan 3.48 3.63 3.30 3.07 0.23 0.23 0.22 0.20

Non Makanan 3.97 6.21 7.47 7.82 0.27 0.41 0.53 0.55

Pengeluaran KLSN 6.33 6.24 5.21 5.17 0.01 0.01 0.01 0.01

Pengeluaran Pemerintah 3.93 3.07 3.64 5.93 0.21 0.17 0.21 0.35 Pemb. Modal Tet ap Domestik Bruto 4.34 4.14 4.45 7.35 0.57 0.56 0.64 1.05

Perubahan Stok 2.92 3.85 4.04 5.81 0.02 0.03 0.03 0.05

Ekspor 15.51 14.17 1.78 1.30 17.23 15.86 1.88 1.40

Ekspor LN 13.29 13.14 2.48 1.34 10.37 10.30 1.88 1.03

Ekspor Antar Daerah 20.63 16.47 0.20 1.19 6.82 5.53 0.06 0.38

Impor 23.96 20.31 0.24 2.88 10.51 9.13 0.10 1.23

Impor LN 31.47 23.15 -2.95 3.65 7.74 5.71 -0.63 0.86

Impor Antar Daerah 16.91 17.45 3.42 2.06 3.27 3.54 0.67 0.40

Ekspor Neto 8.67 8.86 3.13 -0.16 5.83 5.93 2.04 -0.11

PDRB 6.82 7.04 3.76 2.36 6.82 7.04 3.76 2.36

Jenis Penggunaan 2010

Pert umbuhan (% yoy)

2010 Kontribusi Pert umbuhan

Sumber : BPS Kaltim, diolah

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 mengalami ekspansi sebesar 5,46%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 5,40%. Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode laporan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena faktor musiman hari raya natal dan menjelang pergantian tahun baru 2011 serta ekspektasi meningkatnya pendapatan karena peningkatan UMP/UMK. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda pada triwulan IV tahun 2010, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum menunjukkan peningkatan optimisme masyarakat Kaltim. Secara rata-rata triwulanan, IKK masih berada diatas level optimis 100 yaitu sebesar 119,67 atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata triwulan sebelumnya yang sebesar 117,75(Grafik 1.2). 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2008 2009 2010

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100

Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Indeks Keyakinan Konsumen yang menunjukkan peningkatan optimisme pada triwulan laporan ini masih didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berasal dari relatif stabilnya ketersediaan lapangan kerja saat ini, serta dari Indeks Ekspektasi

(17)

7

Konsumen (IEK) berasal dari relatif stabilnya ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 1.3 dan Grafik 1.4.

0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 2008 2009 2010

Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis 100

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2008 2009 2010

Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100

Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Peningkatan kegiatan konsumsi masih didukung oleh pertumbuhan positif kredit konsumsi pada triwulan IV-2010

yang mengalami peningkatan

pertumbuhan secara tahunan sebesar 38,74%, atau meningkat dari Rp. 7,98 trilyun pada triwulan IV-2009 menjadi Rp. 11,08 trilyun pada triwulan IV-2010 (Grafik 1.5). Perkembangan

kredit konsumsi juga mengalami

peningkatan secara triwulanan yaitu

sebesar 3,32%(qtq) dibandingkan

triwulan sebelumnya dimana kredit yang tersalurkan sebesar Rp. 10,48 trilyun.

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran Pemerintah pada

triwulan IV-2010 mengalami

pertumbuhan sebesar 5,93% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2010 yang tercatat sebesar 3,64%. Hal ini

dipengaruhi oleh meningkatnya

pertumbuhan belanja pemerintah

daerah selama triwulan IV-2010

sebagaimana dapat dilihat pada

peningkatan konsumsi Pemda secara tahunan yang masih relatif tinggi (Grafik 1.6), yang disebabkan oleh peningkatan realisasi terutama belanja operasi dalam bentuk belanja pegawai dan belanja barang pada triwulan akhir 2010. Sementara itu belanja modal menunjukkan peningkatan

0% 20% 40% 60% 80% 80 100 120 140 160 180 200 220 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2009 2010

Konsumsi Pemda (APBD) g (yoy)

Grafik 1.6 Pengeluaran Pemerintah Sumber : Prompt Indicator BPS

0% 20% 40% 60% 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

(yoy) (Rp milyar) Konsumsi g (yoy)

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi Sumber : LBU Bank Indonesia

(18)

8

realisasi keuangan dan fisik secara tahunan relatif melambat, disebabkan oleh tertundanya jadwal beberapa kegiatan proyek pembangunan infrastruktur fisik yang seharusnya dilakukan pada triwulan IV-2010 karena mundurnya jadwal tahap lelang pekerjaan dan persiapan pekerjaan lainnya di awal pelaksanaan proyek.

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 mengalami ekspansi sebesar 7,35%(yoy), setelah tumbuh 4,45% pada triwulan III-2010. Faktor positif yang turut menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB pada periode berjalan ini dapat terlihat dari Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri yang menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode sebelumnya (Grafik 1.7). Dari sisi pembiayaan perbankan, penyaluran kredit investasi perbankan pada triwulan IV-2010 mencapai Rp. 8,72 trilyun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 30,60(yoy) dari Rp. 6,68 trilyun pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini relatif sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan III-2010 yang meningkat sebesar 30,72%(yoy) (Grafik 1.7). Selain peran perbankan dalam pembiayaan investasi di Kalimantan Timur, peran investasi yang dilakukan oleh swasta diperkirakan juga mengalami peningkatan yang tinggi diantaranya ditunjukkan dengan pembukaan beberapa perusahaan di kawasan industri Kariangau di Balikpapan serta pembangunan beberapa infrastruktur perhubungan yang melibatkan swasta nasional maupun asing.

80 90 100 110 120 130 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010

Realisasi Investasi Konsumsi Listrik Industri

0% 20% 40% 60% 80% 0 2000 4000 6000 8000 10000

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

(yoy) (Rp milyar) Investasi g (yoy)

Grafik 1.7 Realisasi Investasi dan Konsumsi Listrik

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia

1.2.4 Ekspor dan Impor

Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010, diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu 1,30%(yoy), tumbuh lebih rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor triwulan III-2010 yaitu sebesar 1,78%.

Pertumbuhan positif terlihat juga dari perkembangan ekspor Pelabuhan Samarinda, yang pada triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 64%(yoy) dengan volume ekspor pada triwulan laporan mencapai 10,71 juta ton.

Berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan IV-2010 (data sampai dengan November 2010) mencapai USD 1.950 juta, mengalami

(19)

9

pertumbuhan secara tahunan sebesar 6,62% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.829 juta. Pertumbuhan ini mengalami perlambatan jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan III-2010 yang mencapai 35,25%(yoy).

Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, China memiliki pangsa terbesar yaitu 27,78%, diikuti oleh Jepang (15,39%), dan Taiwan (11,81%) (Grafik 1.10). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 86,45% dengan nilai USD 1.686 juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 8,13% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi ekspor komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar 7,03% terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan.

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 2007 2008 2009 2010 (yoy) (Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor

Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah *)periode Okt-Nov 0% 10% 20% 30% 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 2007 2008 2009 2010 Share

MALAYSIA C. INDIA C. R.R.C C. SOUTH KOREA C. TAIWAN C.JAPAN

Grafik 1.10 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah *)periode Okt-Nov

(20)

10

Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan IV-2010 (HS2 Digit, dalam USD s.d November 2010)

Kom odit as Nilai (USD) Pangsa Grow th (yoy) Kontribusi

27 - Mineral fuels, mineral oil products 1,686,115,738 86.45 8.13 7.03

15 - Animal or vegt. fats and oils 101,841,934 5.22 139.65 7.29

44 - Wood and articles of wood 59,385,802 3.04 -5.31 -0.16

03 - Fish,crustaceans,molusca,oth.invert 31,868,383 1.63 7.04 0.12

29 - Organic chemicals 13,135,963 0.67 -45.64 -0.31

84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 7,158,652 0.37 -60.39 -0.22

lainnya 50,990,516 2.61 -45.05 -1.18

Total 1,950,496,987 100 6.62 6.62

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 2,88%(yoy); lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2010 yang mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 0,24%.

Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama triwulan IV-2010 (data sampai dengan November 2010) berjumlah USD 247,45 juta, atau mengalami peningkatan 2,03%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun 26,56%(yoy) (Grafik 1.11). Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 adalah komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 32,86%) dengan impor sebesar USD 81,32 juta atau meningkat 2,78%(yoy), diikuti oleh komoditas fertilizer dengan nilai 27,60 juta (pangsa 11,16%) atau meningkat 3,45%(yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor, mayoritas berasal dari Amerika Serikat yaitu sebesar USD 48,45 juta (pangsa 19,58%), diikuti oleh Cina yaitu sebesar USD 39,59 juta (16,00%), dan Singapura sebesar USD 37,82 juta (15,29%) sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 1.12.

-100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 2007 2008 2009 2010 (yoy) (Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor

Grafik 1.11 Nilai Impor Nonmigas Kaltim Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

(21)

11

Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2010 (HS2 Dijit, dalam USD s.d November 2010)

Komoditas Nil ai (USD) Pangsa Grow th (YoY) Kontri busi

84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 81,322,695 32.86 2.78 0.91

31 - Fertilizers 27,606,789 11.16 3.45 0.39

73 - Articles of iron and steel 18,237,036 7.37 66.27 4.88

38 - Miscellaneous chemical products. 13,190,063 5.33 122.49 6.53

40 - Rubber and articles thereof 17,378,638 7.02 -23.24 -1.63

36 - Explosives;matches;pyrotechnic prod 5,570,992 2.25 40.59 0.91

Lainnya 84,149,392 34.01 -9.74 -3.31

Total 247,455,606 100 2.03 2.03

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim melebihi besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 1.703 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 7,32%(yoy).

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada periode triwulan IV-2010 berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,14%, diikuti oleh kontribusi sektor bangunan sebesar 0,85%, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,66%. Pertumbuhan positif pada sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor yang paling dominan dalam perekonomian Kaltim (pangsa 48,19%) dipengaruhi oleh masih tingginya produksi tambang yang disebabkan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional. Faktor penghambat dari pertumbuhan sektor ini adalah faktor curah hujan yang meningkat sehingga kurang mendukung terhadap kegiatan operasional pertambangan pada triwulan-IV 2010.

-20% 0% 20% 40% 60% 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 2006 2007 2008 2009 2010 (Share)

SINGAPORE C. USA C. JAPAN C. R.R.C GERMANY

Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara2x Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim

(22)

12

Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

Q I Q II QIII Q IV Q I Q II QIII Q IV

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 6.46 3.78 1.54 -0.26 0.41 0.22 0.09 -0.01 Pertambangan dan Penggalian 10.40 11.92 7.68 4.44 4.98 5.68 3.67 2.14 Industri Pengolahan -0.48 -0.99 -5.49 -4.87 -0.12 -0.25 -1.32 -1.17 Listrik, Gas, dan Air Bersih 5.95 5.36 5.36 4.65 0.02 0.01 0.02 0.01 Bangunan 10.91 9.79 9.95 10.08 0.85 0.77 0.84 0.85 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11.32 11.57 10.64 8.70 0.78 0.82 0.81 0.66 Pengangkutan dan Komunikasi 9.74 9.86 9.24 8.15 0.31 0.31 0.31 0.27 Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan 11.07 9.92 8.51 7.44 0.00 0.00 0.00 0.00 Jasa-jasa 7.45 7.80 8.19 6.59 0.01 0.01 0.01 0.01 PDRB 6.82 7.04 3.76 2.36 6.82 7.04 3.76 2.36 PDRB TANPA MIGAS 12.20 12.79 10.68 7.78 6.94 7.33 6.44 4.64 2010 2010 Kontribusi LAPANGAN USAHA Pertumbuhan (%yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri pengolahan (pangsa 24,05%) mengalami penurunan pada triwulan IV-2010 yaitu sebesar -4,87% (yoy), sehingga berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -1,17%. Beberapa hal penyebab penurunan kinerja pada sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, sehingga produksi LNG mengalami penurunan serta produksi kilang minyak yang juga mengalami penurunan produksi.

1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan IV-2010 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,26%(yoy), memiliki arah yang berbeda jika dibandingkan dengan triwulan III-2010 yang tumbuh sebesar 1,54%. Kontraksi pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya produktivitas pada sub sektor tanaman bahan makanan seperti padi sawah dan padi ladang (Grafik 1.13) dikarenakan baru dimulainya masa tanam sehingga menyebabkan menurunnya luas panen (masa tanam yang biasa terjadi pada bulan Agustus dan September bergeser ke bulan November dan Desember), sehingga masa panen raya diperkirakan akan terjadi di sekitar bulan April 2011.

60 80 100 120 140 160 180 200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010

Grafik 10. Indeks Produksi Tanaman Perkebunan

Produksi Kelapa Sawit (TBS) Produksi Karet Produksi Lada

Grafik 1.14 Indeks Produksi Sawit Sumber : Prompt Indicator BPS

60 70 80 90 100 110 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010

Padi Sawah Padi Ladang

Grafik 1.13 Indeks Produksi Padi Sumber : Prompt Indicator BPS

(23)

13

Sementara itu dari subsektor perkebunan terjadi peningkatan produksi Tandan

Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit

meskipun sedikit melambat. Hal ini terlihat pada indeks produksi sawit (Grafik 1.14). Salah satu indikator yang menunjukkan penurunan pertumbuhan sektor pertanian juga dapat dilihat dari penyaluran kredit lokasi proyek pada sektor pertanian di triwulan IV-2010 mencapai Rp. 5.649 milyar, meningkat sebesar 54,38% atau melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang mencapai 80,37%(yoy) (Grafik 1.15).

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan yang melambat, yaitu mencapai 4,44%(yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2010 yang tumbuh sebesar 7,68%(yoy). Faktor penghambat yang menyebabkan melambatnya sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan yang terus berada pada tingkat menengah level atas (201-300mm) di kawasan Kalimantan Timur selama bulan Oktober sampai dengan Desember 2010, sehingga mengganggu aktivitas/operasional kegiatan pertambangan. Perlambatan sektor pertambangan dan penggalian juga terlihat dari Indeks Produksi Batubara yang menunjukkan adanya tren melambat (Grafik 1.16).

Selain itu perkembangan sektor pertambangan dan penggalian yang melambat juga ditunjukkan oleh perkembangan kinerja kredit lokasi proyek sektor pertambangan dan penggalian yang secara tahunan tumbuh sebesar 51,31%(yoy) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan secara tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 69,87%(yoy) (Grafik 1.17). Sementara itu faktor positif yang masih mendorong pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian

0% 10% 20% 30% 40% 80 90 100 110 120 130 140 150 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010

Produksi Batubara g (yoy)

Grafik 1.16 Indeks Produksi Pertambangan Batubara Sumber : Prompt Indicator BPS

-40% 0% 40% 80% 120% 160% 0 2000 4000 6000 8000 10000

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

(yoy) (Rp milyar) Kredit Pertambangan g (yoy)

Grafik 1.17 Kredit Sektor Pertambangan Sumber : LBU Bank Indonesia

0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

(yoy) (Rp milyar) Kredit Pertanian g (yoy)

Grafik 1.15 Kredit Sektor Pertanian Sumber : LBU Bank Indonesia

(24)

14

ini didukung oleh masih tingginya harga dan permintaan komoditas pertambangan dan penggalian terutama minyak dan batubara di pasar internasional sehingga perusahaan tetap berusaha untuk mengoptimalkan produksinya.

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan IV-2010, yaitu sebesar -4,87%, masih tumbuh negatif seperti pertumbuhan yang terjadi pada triwulan III-2010 yang sebesar -5,49%(yoy). Penurunan yang terjadi pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh menurunnya produksi LNG, yang memiliki pangsa terbesar dalam industri pengolahan (pangsa 69% terhadap industri pengolahan), karena jumlah pasokan gas yang semakin terbatas. Selain itu produksi pengilangan minyak pada triwulan laporan ini juga mengalami penurunan produksi sebagaimana dialami oleh produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan pada triwulan IV-2010 yang turun 15,68%(yoy). Penurunan industri pengolahan minyak ditunjukkan oleh penurunan Perkembangan Produksi Kilang Minyak Pertamina Balikpapan (Grafik 1.18). Selain itu penurunan kinerja juga ditunjukkan oleh melambatnya kredit lokasi proyek sektor industri yang mencapai Rp. 2.199 milyar tumbuh 9,51% atau lebih rendah dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 42,45%(yoy) (Grafik 1.19).

1.3.4 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor listrik, gas, dan air bersih

pada periode triwulan laporan

mengalami pertumbuhan sebesar

4,65%(yoy), lebih lambat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan sektor ini pada triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 5,36%.

Salah satu indikator yang

menunjukkan perlambatan kinerja

sektor ini adalah penyaluran kredit

-50% -40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010 g (yoy) (Juta barrel) Vol. Produksi (barrel) g. Produksi yoy

Grafik 1.18 Produksi Kilang Minyak Sumber : Pertamina UPV Balikpapan

-40% 0% 40% 80% 120% 0 1000 2000 3000 4000

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

(yoy) (Rp milyar) Kredit Sektor Industri g (yoy)

Grafik 1.19 Kredit Sektor Industri Sumber : Prompt Indicator BPS

-120% -80% -40% 0% 40% 80% 0 100 200 300 400 500 600

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

(% yoy) (Rp milyar) Listrik, Gas dan Air g (yoy)

Grafik 1.20 Kredit Sektor Listrik dan Air Sumber : LBU Bank Indonesia

(25)

15

berdasarkan lokasi proyek perbankan pada triwulan IV-2010 mencapai Rp. 256,25 milyar atau mengalami pertumbuhan negatif secara tahunan sebesar -48,36%. Pertumbuhan ini semakin menurun jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2010 yang juga tumbuh negatif sebesar -39,44%(yoy) (Grafik 1.20).

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan pada triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 10,08%(yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2010 yang mampu tumbuh sebesar 9,95%. Peningkatan pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari indeks nilai bangunan tempat tinggal

dan nilai bangunan campuran yang

mengalami kenaikan pada triwulan IV-2010 (Grafik 1.21). Namun demikian peningkatan sektor bangunan ini kurang didukung oleh kinerja kredit konstruksi yang disalurkan oleh perbankan ke Kalimantan Timur triwulan IV-2010 yang mencapai Rp 2.782 milyar, atau justru mengalami penurunan sebesar 25,56%(yoy).

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan yang positif mencapai 8,70% atau melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2010 yang tumbuh sebesar 10,64%. Faktor penyebab melambatnya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan ini adalah menurunnya permintaan masyarakat terutama terhadap kamar terjual (hotel) dan omset restoran akibat faktor musiman berakhirnya masa liburan dan hari raya Idul Fitri. Perlambatan permintaan kamar terjual dan omset restoran ini terlihat dari Indeks Sektor Perdagangan yang melambat di triwulan IV-2010 (Grafik 1.22).

Faktor positif pendorong pertumbuhan pada sektor perdagangan adalah peningkatan kredit lokasi proyek perbankan yang disalurkan di Kalimantan Timur pada triwulan IV-2010 yang mencapai Rp 7.401 milyar, mengalami pertumbuhan sebesar

90 100 110 120 130 140 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010

Indeks Harga Perdagangan Besar Malam Kamar Terjual (Hotel) Omzet Restoran

Grafik 1.22 Indeks Sektor Perdagangan Sumber : Prompt Indicator BPS

90 95 100 105 110 115 120 125 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010

Nilai Bangunan Tempat Tinggal Nilai Bangunan Campuran

Grafik 1.21 Indeks Nilai Bangunan Sumber : Prompt Indicator BPS

0% 20% 40% 60% 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

(yoy) (Rp milyar) Kredit Perdagangan g (yoy)

Grafik 1.23 Kredit Perdagangan Sumber : LBU Bank Indonesia

(26)

16

18,20%(yoy) atau sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 17,46% secara tahunan (Grafik 1.23).

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan

komunikasi pada triwulan IV-2010

mengalami pertumbuhan sebesar 8,15% (yoy), lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

III-2010 yang sebesar 9,24%. Faktor

pendorong melambatnya pertumbuhan sektor ini dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas perjalanan masyarakat yang

disebabkan oleh berakhirnya faktor

musiman liburan hari raya pada triwulan sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari perkembangan Indeks Jumlah Penumpang Angkutan Laut, Darat, dan Udara yang menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan periode sebelumnya (Grafik 1.24).

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2010

ini mengalami pertumbuhan positif

sebesar 7,44% (yoy), mengalami

perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2010

sebesar 8,51%. Perlambatan

pertumbuhan sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan ini pada triwulan IV-2010 ini ditunjukkan oleh penyaluran kredit perbankan yang mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu mencapai Rp 46.301 milyar, tumbuh sebesar 27,13%(yoy) atau lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 36,65%(yoy) (Grafik 1.25).

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 6,59%(yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan III-2010 sebesar 8,19%. Perlambatan pada sektor jasa ini salah satunya dipengaruhi oleh pelaksanaan beberapa proyek pembangunan yang masih tertunda.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 10000 20000 30000 40000 50000

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

(% yoy) (Rp milyar) Kredit g Kredit

Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Kaltim Sumber : LBU Bank Indonesia

80 90 100 110 120 130 140 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010

Grafik.11 Indeks Sektor Angkutan Jumlah Penumpang Angkutan Laut Jumlah Penumpang Angkutan Darat Jumlah Penumpang Angkutan Udara

Grafik 1.24 Indeks Jumlah Penumpang Sumber : Prompt Indicator BPS

(27)

17

Boks 1. ANALISIS EFISIENSI SEKTORAL PEREKONOMIAN KALIMANTAN TIMUR

Tujuan Analisis

Para pemangku kebijakan di daerah perlu untuk mengetahui tingkat efisiensi sektoral dari perekonomian daerahnya yang kemudian dibandingkan dengan peran masing-masing sektor tersebut dalam pertumbuhan ekonomi. Sebagai faktor pendukung analisis efisensi sektoral dibutuhkan informasi mengenai siklus bisnis masing-masing sektor, khususnya untuk melihat ketahanan masing-masing sektor yang terjadi selama kurun waktu 2000–2009. Berbagai informasi ini akan bermanfaat untuk memahami karakteristik ekonomi daerah dari sisi sektoral sebagai referensi dalam menyusun kebijakan dan pemberian insentif pada salah satu sektor utama di daerah. Pemahaman yang tepat tentang efektivitas sektoral di daerah dapat membantu para pengambil kebijakan dalam membangun perekonomian daerah yang berkualitas. Analisis efisiensi sektoral ini secara spesifik bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi sektoral pada perekonomian daerah serta memperkirakan business cycle masing-masing sektor ekonomi. Dari hasil analisis ini juga berupaya merumuskan implikasi kebijakan pemerintah daerah untuk memelihara dan mencapai pertumbuhan sektor ekonomi daerah yang sustainable.

Teori Efisiensi Sektoral

Tingkat efisiensi Sektoral dalam suatu perekonomian dapat diukur dengan menggunakan fungsi stochastic frontier production karena memiliki kelebihan dalam

memperbolehkan adanya perbedaan teknologi antar sektor dan permasalahan

heteroskedastisitas yang dapat muncul pada jenis data panel. Sejak fungsi dari stochastic frontier production ditemukan oleh Aigner, Lovell dan Schmidt (1977) dan Meusen and van den Broeck (1977), model ini telah banyak berkembang sampai dengan saat ini. Fungsi ini memperhitungkan faktor teknik inefisiensi yang turut mempengaruhi tingkat output pada proses produksi. Pada perkembangan selanjutnya Schmidt dan Sickles (1984) mengembangkan model stochastic frontier production function dengan panel data:

... (1) Keterangan: yit = ouput

x = input

v = statistical noise

u > 0 adalah firm effect mewakili technical inefficiency Model tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut:

... (2) dimana, αi = α - uit

Model Stochastic Frontier dikembangkan juga oleh Limam dan Miller (2003) dengan memasukan faktor produktifitas dari faktor input, seperti capital dan labor. Model Limam dan Millar menggunakan asumsi fungsi produksi Cobb Douglas, dimana aggregat output

(28)

18

diproduksi dengan menggunakan aggregat kapital stok secara fisik dan labor. Persamaannya sebagai berikut:

... (3) dimana, Yit = output perusahaan/sektor ke i pada waktu t

K it = Kapital perusahaan/sektor ke i pada waktu t

L it = Labor perusahaan/sektor ke i pada waktu t

At = Aeξ t, dimana ξ mengukur rate technical progress

b1it = elastisitas output terhadap kapital

b2it = elastisitas output terhadap labor

Hasil Analisis Efisiensi Sektoral

Apabila dilihat perekonomian Kalimantan Timur selama periode 2001-2010, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (growth PDRB Kaltim) mayoritas bergerak secara fluktuatif pada pertumbuhan antara 0 sampai dengan 5%. Mayoritas pertumbuhan ekonomi tersebut berada dibawah pertumbuhan nasional yang relatif lebih stabil bergerak di sekitar 5%. Akan tetapi apabila dilihat pertumbuhan ekonomi non migas Kaltim yang cukup didominasi oleh perkembangan pertambangan batubara selama periode tersebut, pertumbuhan bergerak diantara 5% sampai dengan 15% yang berarti mayoritas berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional (Grafik 4.1)

(5) -5 10 15 20 25 30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

PDRB Kaltim PDRB Kaltim non Migas PDB Nasional

Grafik B1.1 Pertumbuhan Kaltim-Migas-Nasional

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Stata versi 10 menggunakan panel data 9 sektor selama tahun 2002–2008, hasil yang didapatkan (Tabel 5.1) faktor produksi (kapital dan tenaga kerja) memberikan kontribusi positif pada output. Dengan melihat t-ratio keduanya, faktor kapital memberikan kontribusi yang signifikan pada α 5%, sedangkan faktor tenaga kerja tidak signifikan. Koefisien kapital memiliki nilai 0.79 berarti penambahan 1% kapital akan meningkatkan output sebesar 0.79%. Kontribusi pengaruh kapital yang tinggi diduga disebabkan oleh dominasi sektor pertambangan dan industri pengolahan yang sifatnya padat modal dalam struktur perekonomian Kaltim.

(29)

19

Tabel B1.1 Hasil Pengolahan Data Panel dengan Stata 10

Hasil pengolahan data juga mencatatkan nilai efisiensi dari masing-masing sektor sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.2. Sektor pertambangan dan industri pengolahan memiliki nilai efisiensi yang paling tinggi dibandingkan sektor lainnya. Selanjutnya adalah sektor bangunan dan perdagangan yang berada di peringkat ketiga dan keempat.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Angkutan, Komunikasi Keuangan

Jasa

Grafik B1.2 Efisiensi Sektoral Hasil Running Stata v.10

Sektor pertambangan dan industri pengolahan (didominasi industri pengolahan migas) memiliki nilai efisiensi yang tinggi karena dalam perekonomian Kalimantan Timur disebabkan sektor ini menghasilkan output yang sangat besar. Besarnya output pada kedua sektor ini disebabkan semakin meningkatnya perekonomian dunia terutama di beberapa negara berkembang di Asia seperti China, Korea Selatan, dan India, yang berimplikasi terhadap kenaikan permintaan bahan baku energi seperti minyak, gas, dan batubara. Dari sisi input sektor-sektor tersebut menggunakan input yang relatif kecil khususnya input tenaga kerja karena kedua sektro tersebut merupakan sektor yang padat modal. Selain itu kebanyakan pertambangan batubara di Kaltim saat ini masih berupa pertambangan terbuka sehingga modal yang diperlukan untuk kegiatan eksplorasi juga belum terlalu besar dibandingkan dengan pertambangan tertutup.

(30)

20

Hasil Analisis Siklus Bisnis

Siklus pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur secara keseluruhan memiliki periode fase ekspansi yang lebih lama dibandingkan fase kontraksinya yaitu secara rata-rata selama 16 bulan dibanding 9 bulan fase kontraksi. Fase ekspansi perekonomian terjadi pada bulan Januari 2003 sampai dengan Maret 2005 selama 26 bulan, pada bulan Desember 2005 sampai dengan Oktober 2006 selama 10 bulan, dan pada bulan Maret 2007 sampai dengan April 2008 selama 13 bulan (Tabel 5.3).

Grafik B1.3 Growth cycle Perekonomian Kalimantan Timur

Tabel B1.2 Data Growth cycle Perekonomian Kalimantan Timur

Trough Peak Trough Fase Cycle Ekspansi Jan-03 Mar-05 26

Kontraksi Mar-05 Des-05 9

Cycl e Jan-03 Des-05 35

Ekspansi Des-05 Okt-06 10 Kontraksi Okt-06 Mar-07 5

Cycl e Des-05 Mar-07 15

Ekspansi Mar-07 Apr-08 13 Kontraksi Apr-08 Apr-09 12

Cycl e Mar-07 Apr-09 25

16 9

25 Fase/Siklus Titik Balik (Periode) Durasi (Bulan)

Ekspansi Kontraksi Cycl e

Perekonomian Kalimantan Timur berada pada fase kontraksi pada bulan Maret 2005 sampai dengan Desember 2005 selama 9 bulan, pada bulan Oktober 2006 sampai dengan Maret 2007 selama 5 bulan dan pada bulan April 2008 sampai dengan April 2009 selama 12 bulan. Durasi dari siklus pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur secara keseluruhan mengalami penurunan, hal ini terlihat dari periode ekspansi yang semakin menurun (26 ke 10 ke 13) dan periode kontraksi yang semakin meningkat (9 ke 5 ke 12). Kinerja pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur yang kurang baik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kondisi prasarana fisik dan nonfisik yang belum dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mempunyai dua sektor pendorong perekonomian yaitu sektor Pertambangan dan sektor Industri Pengolahan. Sektor selanjutnya disusul oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran (PHR) dan sektor

Gambar

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy)      Sumber : BPS Kaltim, diolah
Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen  Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen      Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim  Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah         *)periode Okt-Nov  0%10%20%30% 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 1 2 3 4* 2007 2008 2009 2010Share
+7

Referensi

Dokumen terkait

In situ hybridization data also showed AS and nif H transcripts were strongly detected in infected cells of root nodule (Fig. 4), unlike AS expression pattern in alfalfa root nod-

The paper aims to revisit the concept of knowledge governance and epistemic landscape as subject matter of research carried out by a research group in the Center for

Based on the results of the analysis carried out in the previous chapter, then from this study can be summarized as following : (1) Variable of aggressive working

Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan produksi bahan pakan penyusun ransum ayam broiler yang dihasilkan oleh wilayah Kabupaten Majalengka dan mengetahui jumlah

dalam Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada tahun 2013. sebesar

Menunjukkan bahwa, Intellectual Capital (IC) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, semakin baik perusahaan dalam mengelola intellectual capital

4ompetensi yang berkaitan erat dengan guru sebagai sebuah pro$esi yakni kompetensi pro$essional. 4ompetensi pro$essional yang diharapkan dapat terpenuhi yakni guru

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari Sugiyono yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain