BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi primer di Indonesia kini meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi. Hal ini menyebabkan peningkatan pada kebutuhan energi primer dan listrik. Kebutuhan energi primer tersebut sebagian disuplai oleh energi fosil, yang pada tahun 2003 terdiri dari 54,4% minyak bumi, 26,5% gas alam, 14,1 % batubara dan sisanya adalah energi baru dan terbarukan.
Saat ini panas bumi (Geotermal) mulai menjadi perhatian dunia. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi sudah dimanfaatkan di banyak negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, Jepang. Bahkan, sejak tahun 2005 AS sudah sibuk melakukan riset di bidang geotermal, yaitu Enhanced Geothermal Systems (EGS). Saat harga minyak bumi melambung seperti saat ini, panas bumi menjadi salah satu energi alternatif yang tepat bagi pembangkit listrik di Indonesia. Panas bumi di Indonesia mudah didapat secara berkelanjutan dalam jumlah besar, tidak terpengaruh cuaca dan jauh lebih murah biaya produksinya dibandingkan minyak bumi atau batu bara. Untuk menghasilkan 330 megawatt (MW), pembangkit listrik berbahan dasar minyak bumi memerlukan 105 juta barel minyak bumi, sementara Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hanya mengolah sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi.
Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, negara ini memiliki potensi energi panas
bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di dunia. Namun, hanya sekitar kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisis energi nasional, pemerintah melalui PLN akan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energi-nya adalah panas bumi (Geothermal).
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana bentuk energi panas bumi atau geothermal?
b. Bagaimana prinsip kerja pembangkit listrik tenaga geothermal? c. Bagaimana pemanfaatan energy geothermal?
d. Bagaimana dampak dari pembangkit listrik tenaga geothermal di Indonesia?
1.3 Pembatasan Makalah
Dalam penyusunan makalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini di berikan batasan masalah yang dibahas agar tidak terjadi pembahasan masalah diluar konteks judul atau tidak berhubungan sama sekali. Hal ini dilaksanakan agar penyusunan makalah dapat secara sistematis, lebih terarah dan mudah di mengerti dengan baik. Penulis membatasi masalah pada ruang lingkup sebagai berikut : a. Energi Panas Bumi di bumi dan Indonesia
b. Sistem Hidrothermal c. Jenis Energi Panas Bumi
d. Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
BAB II
PERALATAN UTAMA
2.1.1. Separator
Sumur-sumur panas bumi umumnya memproduksikan fluida campuran, uap dan air, sedangkan turbin di PLTP digerakkan oleh fluida kerja berupa uap kering atau hampir superheated (uap air). Pemisahan uap dan air ini dilakukan di separator. Karakteristik operasional separator yang harus dicapai pada pemisahan fluida panas bumi yang paling penting adalah efisiensi pemisahan fluida yang harus tinggi dan penurunan tekanan yang kecil selama di separator untuk mencegah terjadi endapan (scaling) dan korosi di sudu turbin (blade) serta menghasilkan output listrik yang tinggi.
2.1.2. Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang pada umumnya berukuran 14.5 m3 yang didalamnya terdapat kisi-kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas bumi. Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit.
2.1.3. Turbin Generator
Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam hal ini adalah uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak didalam rumah turbin. Roda turbin memutar poros yang menggerakan atau memutar bebannya, yang dalam hal ini adalah generator listrik. Generator disini berfungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
2.1.4. Kondenser
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap dari turbin dengan kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari
sisi atas kondensor, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Ada dua jenis kondensor, yaitu direct contact or jet condenser dan surface condenser. Pada direct contact condenser, uap yang keluar dari turbin langsung bersentuhan dengan fluida pendingin. Sedangkan pada surface condenser, uap yang keluar dari turbin tidak bersentuhan langsung dengan fluida pendingin. Proses pendinginannya terjadi pada alat penukar kalor (heat exchanger) yang umumnya berupa Shell and Tube Heat Exchanger.
2.1.5. Gas Removal System
Uap panas bumi mengandung kotoran seperti zat padat yang terlarut dan non-condensable gases (NCG). Kandungan NCG di dalam uap panas bumi bervariasi dari hampir nol hingga 15 % berat tergantung lokasi dari sumur. Pada suatu PLTP, setelah diekspansi di dalam turbin, uap panas bumi dikondensasi oleh air pendingin di dalam kondensor, sementara NCG tetap dalam kondisi gas. Akumulasi dari NCG di dalam kondensor menyebabkan tekanan kondensor naik, yang pada gilirannya mengurangi output power dari turbin. Untuk menjaga tekanan kondensor tetap rendah, NCG harus dikeluarkan secara terus menerus dari kondensor dengan menggunakan gas removal system. Dengan demikian, gas removal system merupakan peralatan penting pada sistem PLTP, karena berfungsi untuk mempertahankan kondisi vakum di dalam kondensor dengan cara mengeluarkan NCG dan kondenser dan membuangnya langsung ke atmosfir.
A. Steam Jet Ejector
Steam jet ejector pertama kali ditemukan oleh Le Blance dan Charles Parsons. Steam ejector bekerja dengan memanfaatkan panas buang dari
sistem pembangkit daya, ruang pembakaran dan pada mesin industri untuk menghasilkan proses refrigerasi. Steam jet ejector secara umum terdiri empat bagian yaitu: divergen nosel (primary nozzle), ruang hisap (suction chamber), constan area duct atau throat section atau mixing tube dan diffuser.
B. Liquid ring Vacuum pump (LRVP)
LRVP merupakan kelompok pompa positive displacement. Karakteristik pompa ini adalah menyalurkan energi dari impeler ke fluida yang dipompakan melalui cincin cairan.
C. Intercondenser dan Aftercondenser
Intercondenser merupakan kondenser yang dipasang setelah stage pertama steam jet ejector, sementara aftercondenser dipasang setelah stage kedua steam jet ejector untuk ejector system. Tujuan dari pemasangan intercondenser dan aftercondenser ini adalah untuk mengkondensasi motive steam dan steam yang terikut dengan NCG pada proses pembuangan NCG. Kondensat yang dihasilkan lalu dialirkan ke kondenser utama sedangkan NCG dibuang melalui cooling tower stack.
2.1.6. Hot Well Pump (HWP)
Hot Well Pump adalah pompa pendingin utama yang berfungsi untuk memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian didinginkan. Jenis pompa yang sering digunakan adalah Vertical Barriel type 1 Stage Double Suction Centrifugal Pump, dengan jumlah dua buah pompa untuk setiap unit.
2.1.7. Cooling tower
Cooling tower berfungsi untuk mendinginkan kondensat dari pompa HWP agar selanjutnya kondesat ini dapat disirkulasikan sebagai air pendingin. Cooling tower yang biasa digunakan adalah di PLTP adalah jenis mechanical draft cross flow tower . Cooling tower ini menggunakan kipas
untuk mengalirkan udara sebagai pendingin. Pada mechanical draft cooling tower air panas dari kondensor disemprotkan pada struktur kayu yang berlapis-lapis yang disebut fill. Pada saat air mengalir melalui fill, perpindahan panas akan terjadi dari air panas ke udara (dibagian atas dari cooling tower ini terdapat kipas angin/fan). Air kemudian dipompakan kembali ke kondensor.
2.2 Pengertian Energi Panas Bumi
Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berasal dari bahasa Yunani dimana kata “geo”, berarti bumi dan “thermos”, berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.
Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Ada cukup energi geothermal di dalam inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia saat ini. Namun, sangat sedikit dari total energi panas bumi yang dimanfaatkan pada skala global karena dengan teknologi saat ini hanya daerah di dekat batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk dieksploitasi.
Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di Dunia.
BAB III
PRINSIP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI / BLOK DIAGRAM
Pada prinsipnya PLTP merupakan Pembangkit listrik tenaga uap seperti pada umumnya. Hanya untuk PLTP ini uap yang digunakan bukan berasal dari boiler tetapi uap berasal dari dapur di dalam perut bumi.
Secara sederhana cara kerja PLTP dapat digambarkan sebagai berikut Air disuntikan kedalam perut bumi dimana terdapat sumber panas
alami melalui injektor.
Air akan mengalami pemanasan dan menjadi uap bertekanan dan keluar melalui sumur produksi.
Uap yang keluar masih mengandung air sehingga harus dilakukan pemisahan antara uap dan air pada separator.
Dari sini uap kering akan menuju turbin dan selanjutnya menjalankan generator untuk digunakan sebagai pembangkit listrik, sedangkan airnya akan menuju kembali kedalam injektor.
Setelah uap menyelesaikan tugasnya menggerakan turbin maka akan menuju kondensor untuk dijadikan air kembali. Air dari kondensor akan didinginkan pada tangki pendingin melalui sistim pendinginan udara untuk selanjutnya air dapat di injeksikan kembali pada sumur injeksi.
Terdapat tiga macam teknologi yang digunakan untuk mengkonversi panas yang bertemperatur tinggi menjadi listrik, yaitu:
a. Flash Steam Power Plant
Pada tipe ini cairan panas merupakan energi utama untuk menggerakan turbin. Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat celcius) dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Teknologi ini merupakan teknologi tertua yang telah digunakan di Lardarello, Italia pada tahun 1904. Pada umumnya cairan ini berupa cairan asin yang disebut brine dan megandung banyak mineral. Cairan ini tidak bisa langsung disalurkan melalui pipa karena dapat menyebabkan korosi. Cairan ini harus dipisahkan antara air dan uap. Uap yang telah dipisahkan disalurkan ke pembangkit melalui pipa. Uap dikumpulkan pada suatu wadah dan kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap yang meninggalkan turbin dikondensasikan untuk memaksimalkan kinerja turbin. Pada umumnya uap tersebut dikondensasi dengan cara direct contact condenser.
Jenis ini sesuai untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi. Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 200. Jika uap kering yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar, dapat dipergunakan PLTP jenis Condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapannya yang seperti menara pendingin dan pompa. Tipe ini sesuai untuk kapasitas yang lebih besar. Seperti contohnya adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW. b. Dry Steam Power Plant
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Tipe ini menggunakan uap basah sebagai sumber energinya. Uap ini perlu dipisahkan antara air dan uapnya. Pada awalnya uap basah yang keluar berasal dari cairan bertemperatur tinggi yang ada di perut bumi. Uap basah biasanya mengandung 20% uap dan 80% air. Berdasarkan hal ini diperlukan separator untuk proses pemisahannya. Uap yang sudah dipisahkan diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam perut bumi. Proses penyuntikan air ini selain untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah, air yang sudah diinjeksi akan mengalami proses pemanasan lagi yang nantinya dapat dimanfaatkan. Tipe ini merupakan tipe yang sering digunakan di Indonesia. Contohnya adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.
Gambar 3.2 Dry Steam Power Plant c. Binary Cycle Power Plant
Pada tipe ini batuan panas merupakan sumber energinya. Batuan panas pada perut bumi merupakan akibat dari kontak dengan sumber panas bumi yaitu magma. Teknologi ini dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu antara 90o - 175o C. Pada proses pemanfaatannya, air disuntikan ke dalam batuan panas dan nantinya akan diambil uap panas dari proses tersebut. Uap panas ini digunakan sebagai penggerak turbin karena letak sumber batuan panas ini jauh di dalam perut bumi. Untuk pemanfaatannya diperlukan teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya yang relatif tinggi. Keuntungan dari teknologi binary-cycle ini adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi, karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa yang akan datang. Sedangkan kedua teknologi yang dijelaskan sebelumnya menghasilkan emisi karbon dioksida, nitritoksida dan sulfur, namun
50x lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.
Gambar 3.3 Binary Cycle Power Plant
Dari sedikit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia yang telah beroperasi dan menghasilkan listrik antara lain:
1) PLTP Kamojang
PLTP Kamojang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tertua di Indonesia yang pertama kali dibuat pada tahun 1982. PLTP ini dioperasikan oleh PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang mampu memproduksi hingga 235 MW listrik. PLTP Kamojang terdiri atas lima unit yaitu PLTP Kamojang I, Kamojang II, Kamojang III, Kamojang IV, dan Kamojang V.
2) PLTP Kahendong
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong terletak di Sulawesi Utara. Beroperasi pertama kali pada tahun 2004. Dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan
mampu memproduksi listrik hingga 80 MW. Terdiri atas empat unit yaitu PLTP Lahendong I, PLTP Lahendong II, PLTP Lahendong III, dan PLTP Lahendong IV.
3) PLTP Sibayak
PLTP Sibayak terletak di Gunung Sibayak – Gunung Sinabung, Provinsi Sumatera Utara. Pembangkit yang mampu menghasilkan listrik sebesar 12 MW ini terdiri atas tiga unit yaitu PLTP Sibayak Unit 1, Sibayak Unit 2, dan Sibayak Unit 3.
4) PLTP Ulubelu
PLTP Ulubelu terletak di Kecamatan Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung. Pembangkit listrik yang mulai beroperasi pada tahun 2012 ini mampu menghasilkan listrik sebesar 110 MW. PLTP Ulubelu terdiri atas dua unit yakni PLTP Ulubelu Unit 1 dan PLTP Ulubelu Unit 2. 5) PLTP Gunung Salak
PLTP Gunung Salak terletak di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat. Memulai beroperasi pada tahun 1994. Pembangkit yang dioperasikan bersama oleh Chevron Geothermal Indonesia dan PT Pertamina ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 375 MW.
6) PLTP Darajat
PLTP Darajat terletak di Gunung Papandayan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pembangkit yang dioperasikan bersama oleh Chevron Geothermal Indonesia dan PT Pertamina ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 259 MW dan terdiri atas 3 unit.
PLTP Wayang Windu terletak di Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat. Beroperasi semenjak tahun 1999. Pembangkit yang dioperasikan oleh Star Energy ini menghasilkan energi listrik sebesar 227 MW.
Gambar 2.2.4 PLTPB Sibayak
Gambar 2.2.5 PLTPB Lahendong
Gambar 2.2.7 PLTPB Ulubelu 2.1 Pemanfaatan Energi Panas Bumi
Secara umum pemanfaatan energi panas bumi dapat dibagi menjadi 3 yaitu, untuk menghasilkan energi listrik, penggunaan geothermal secara langsung dan pemanfaatan geothermal untuk pompa panas. Air dan uap panas yang keluar ke permukaan bumi dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai pemanas. Selain bermanfaat sebagai pemanas, panas bumi dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Air panas alami bila bercampur dengan udara akan menimbulkan uap panas (steam). Berikut adalah beberapa pemanfaatan energi panas bumi bagi kehidupan manusia:
a. Menempatkan panas untuk bekerja
Maksudnya adalah sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara geothermal yang digunakan untuk air panas, menghangatkan rumah, untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan. Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini dapat bekerja dimana saja karena temperatur di bawah tanah tetap konstan selama bertahun tahun. Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di musim dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
b. Pemanfaatan Di Sektor Pariwisata
Di sektor pariwisata, energi panas bumi dapat dimanfaatkan karena menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk menikmati energi panas dari dalam bumi. Keberadaan panas bumi seperti air panas maupun uap panas menjadi daya tarik tersendiri untuk
mendatangkan orang. Tempat pemandian air panas di Cipanas, Ciateur, mapun Hutan Taman Wisata Cagar Alam Kamojang menjadi tempat tujuan bagi orang untuk berwisata.
c. Pemanfaatan Secara Langsung Di Sektor Pertanian
Energi panas bumi dapat digunakan secara langsung (teknologi sederhana) untuk proses pengeringan terhadap hasil pertanian, perkebunan dan perikanan dengan proses yang tidak terlalu sulit. Air panas yang berasal dari mata air panas atau sumur produksi panas bumi pada suhu yang cukup tinggi dialirkan melalui suatu heat exchanger yang kemudian dapat memanaskan ruangan pengering yang dibuat khusus untuk pengeringan hasil pertanian.
d. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Berdasarkan data kementerian ESDM, potensi panas bumi di dunia yang bisa dimanfaatkan untuk sumber listrik mencapai 113 Giga Watt (GW), dimana 40%-nya dimiliki oleh Indonesia, yaitu sebesar 28 GW. Akan tetapi enenrgi panas bumi yang dimanfaatkan di Indonesia baru hanya 4% dari total yang tersedia.Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan dengan cara melihat sumber dari panas bumi tersebut. Apabila suatu daerah memiliki panas bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut dapat langsung digunakan. Steam tersebut secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik untuk menghasilkan energi listrik. Setelah selesai steam tersebut diarahkan menuju kondenser sehingga terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi uap lagi secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka air panas tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger,
dimana air panas dialirkan menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap air.
BAB IV PERMASALAHAN
Pembangkit listrik tenaga geothermal memiliki dampak positif dan dampak negatif yaitu:
A. Dampak Positif
1. Bersih, pembangkit listrik ini tidak menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya. Jadi tidak melepas emisi gas juga tidak merusak atmosfer dan menimbulkan polusi atau emisi gas rumah kaca.
2. Pembangkit listrik ini dapat beroperasi 24 jam. Dikarenakan pembangkit listrik ini terletak di sekitar sumber energi sehingga sumber energi tersebut terus menerus terpenuhi untuk memutar turbin.
3. Lokasi pembangkit listrik ini biasanya terletak di lokasi terpencil. Dengan dibangunnya pembangkit ini kebutuhan listrik di daerah sekitar pembangkit akan terpenuhi.
4. Geothermal merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan habis. Sumber energi ini terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif mineral.
5. Energi Geothermal ramah lingkungan yang tidak menyebabkan pencemaran (pencemaran udara, pencemaran suara, serta tidak menghasilkan emisi karbon dan tidak menghasilkan gas, cairan, maupun material beracun lainnya). Panas bumi (geothermal energy), dibandingkan dengan energi alternatif lainnya seperti tenaga surya dan angin, bersifat konstan sepanjang musim juga dapat dihasilkan sepanjang waktu.
6. Untuk memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang minimal, tidak seperti, misalnya pada energi surya yang
membutuhkan area yang luas dan banyak air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi hanya memerlukan lahan seluas 3,5 km2 per gigawatt untuk produksi listrik. Air yang dibutuhkan hanya sebesar 20 liter air tawar per MW / jam.
B. Dampak Negatif
1. Biaya modal yang tinggi. Pembangunan pembangkit listrik geothermal memerlukan biaya yang besar terutama pada eksploitasi dan pengeboran.
2. Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan.
3. Pembangkit listrik ini dibangun disekitar sumber energi geothermal. Disekitar daerah itu terdapat banyak sumber air panas yang mengeluarkan gas yang bersifat korosif. Sehingga menyebabkan peralatan mesin maupun listrik mudah berkarat. 4. Penurunan stabilitas tanah yang menyebabkan bahaya erosi
mengancam. Ini dikarenakan beberapa teknologi yang digunakan berupa pengeboran.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga geothermal merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan (energi geothermal merupakan salah satu energi terbarukan yang dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar). Selain itu pembangkit listrik ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Sehingga pembangkit ini
tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, energi geothermal juga merupakan energi yang tidak akan habis dan bisa didaur ulang. Teknologi yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga geothermal ialah flash steam power plant, dry steam power plant, dan binary cycle power plant. Di Indonesia teknologi yang sering digunakan ialah dry steam power plant dikarenakan sumber energi di Indonesia kebanyakan berupa cairan. Selain itu teknologi ini juga paling cocok pada kondisi air di Indonesia karena limbah yang dihasilkan dari teknologi ini berupa air yang bisa diinjeksikan ke bumi sebagai sumber air tanah.Permasalahan yang dihadapi pembangkit listrik ini ialah besarnya dana yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit disekitar sumber geothermal. Dan juga perlu waktu yang relatif lama untuk mengeksplorasi dan eksploitasi sumber geothermal itu sendiri, serta penggunaan teknologinya harus tepat karena menyangkut efesiensi energi listrik yang dihasilkan.
Namun, banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari pembangkit listrik tenaga geothermal. Pada sektor lingkungan, lingkungan disekitar pembangkit tidak akan tercemar karena limbah yang dihasilkan berupaair. Pada sektor ekonomi, penggunaan energi geothermal akan menghemat anggaran negara untuk import minyak. Pada sektor energi, penggunaan energi geothermal mampu mengurangi krisis energy. Pada energi listrik, energi listrik yang dihasilkan oleh energi geothermal sekitar 1.197 MW.
5.2 Saran
Penggunaan energi geothermal patut dicoba karena merupakan energi yang ramah lingkungan dan merupakan sumber energi yang tidak akan habis serta dapat di daur ulang. Sosialisasi dan dukungan perlu dilakukan pemerintah agar semua masyarakat tahu akan
manfaat energi geothermal dan diharapkan mampu mengembangkan serta memanfaatkan teknologi ini.