• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baku Mutu Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Baku Mutu Lingkungan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAKU MUTU LINGKUNGAN

Standarisasi Lingkungan

Pada tahun 1993, ISO membentuk TC 207 (Technical committee) yang khusus bertugas mengembangkan baku-mutu (standar) lingkungan yang dikenal sebagai ISO seri 14000. Standar yang dikembangkan mencakup rangkaian enam aspek, yaitu:

1. Environmental Management System (EMS). 2. Environmental Auditing (EA).

3. Environmental Labelling (EL).

4. Environmental Performance Evaluation (EPE). 5. Life Cycle Analysis (LCA).

6. Term and Definitions (TD).

Arti dari ISO seri 14000 adalah Sistem Pengelolaan Lingkungan, yang dalam pelaksanaannya didukung oleh beberapa alat bantu (support tools) tentang:

1. Kajian pelaksanaan program lingkungan dan Sistem Pengelolaan Lingkungan: "Environmental Audits",

2. Evaluasi kinerja lingkungan yang dicapai organisasi: "EnvironmentaI Performance Evaluation",

3. Pemberian label lingkungan terhadap produk: "Environmental Labelling", dan

4. Kajian tentang daur hidup produk dari bahan mentah, proses (limbah) hingga pada produk yang tak dapat dimanfaatkan kembali (sampah), ini disebut dengan Life Cycle Assessment.

Beberapa keuntungan yang dapat dari pelaksanaan Sistem Pengelolaan Lingkungan adalah: 1. Optimisasi penghematan biaya dan efisiensi.

2. Mengurangi risiko lingkungan.

3. Meningkatkan citra (image) organisasi.

4. Meningkatkan kepekaan terhadap perhatian publik. 5. Memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan

pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Menurut pengertian secara pokok, baku mutu adalah peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada dalam media ambien. Secara objektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu pengelolaan lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu kualitas air atau udara yang ada dapat digunakan sesuai objektif

(2)

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi: 1. Pencemaran air

2. Pencemaran udara 3. Pencemaran tanah

Baku mutu untuk mencegah berlimpahnya limbah sehingga mengakibatkan baku mutu lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia. Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya toleransi dan daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity.Sehubungan dengan batu mutu lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi atau terendah dari kandungan zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas (batas maksimum dan minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut

telah tercemar.

Adanya peraturan perundangan (nasional maupun daerah) yang mengatur baku mutu serta peruntukan lingkungan memungkinkan pengendalian pencemaran lebih efektif karena toleransi dan atau keberadaan unsur pencemar dalam media (maupun limbah) dapat ditentukan apakah masih dalam batas toleransi di bawah nilai ambang batas (NAB) atau telah melampaui. Dasar hukum baku mutu lingkungan terdapat dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 15 yang berbunyi sebagai berikut: “Perlindungan lingkungan hidup dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan yang diatur dengan peraturan perundang-undangan.” Adapun penjelasannya sebagai berikut:“Agar dapat ditentukan telah terjadi kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan baku mutu lingkungan, baik penetapan kriteria kualitas lingkungan hidup maupun kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan pembakuan ini dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktu mengingat akan perbedaan tata gunanya. Perubahan keadaan lingkungan setempat serta perkembangan teknologi akan mempengaruhi

kriteria dan pembakuan yang telah ditetapkan.”

Apabila pada suatu saat ada industri yang membuang limbahnya ke lingkungan dan telah memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi kualitas lingkungan tersebut mengganggu kehidupan manusia, maka yang dipersalahkan bukan industrinya. Apabila hal tersebut terjadi, maka baku mutu lingkungannya yang perlu dilihat kembali, hal ini mengingat penjelasan dari Undang-undang No. 4 Tahun 1984 Pasal 15, seperti tersebut di atas.

(3)

Adapun langkah-langkah penyusunan baku mutu lingkungan:

1. Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang harus dilindungi (objektif sumber daya tersebut tercapai).

2. Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan pengolahan dari berbagai informasi ilmiah.

3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.

4. Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan yang akan menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telah ditetapkan.

5. Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan untuk menilai apakah objektif yang telah ditetapkan tercapai.

Jenis-Jenis Baku Mutu Lingkungan

Sehubungan dengan fungsi baku mutu lingkungan maka dalam hal menentukan apakah telah terjadi pencemaran dari kegiatan industri atau pabrik dipergunakan dua buah sistem baku mutu lingkungan yaitu:

a. Effluent Standard

Effluent Standard merupakan kadar maksimum limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan.

b. Stream Standard

Stream Standard merupakan batas kadar untuk sumberdaya tertentu, seperti sungai, waduk, dan danau. Kadar yang diterapkan ini didasarkan pada kemampuan sumberdaya beserta sifat

peruntukannya. Misalnya batas kadar badan air untuk air minum akan berlainan dengan batas kadar bagi badan air untuk pertanian.

Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam keputusannya No. KEP-03/MENKLH/II/1991 telah menetapkan baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi dan baku mutu air laut. Dalam keputusan tersebut yang dimaksud dengan:

1. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan

peruntukannya;

2. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak

menyebabkan dilampauinya baku mutu air;

3. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,

(4)

4. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan

dilampauinya baku mutu udara ambien;

5. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut.

1. Baku Mutu Air dan Limbah Cair

Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan kebijaksanaan perlindungan sumberdaya air dalam jangka panjang, sedangkan baku mutu air limbah (effluent standard) dipergunakan untuk perencanaan, perizinan, dan pengawasan mutu air limbah dan pelbagai sektor seperti

pertambangan dan lain-lain.

Kriteria kualitas sumber air di Indonesia ditetapkan berdasarkan pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan mutu yang ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air penampungan tersebut dan pemanfaatannya.

Badan air dapat digolongkan menjadi 5, yaitu:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air baku yang baik untuk air minum dan rumah tangga dan dapat

dimanfaatkan untuk keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk golongan A.

3. Golongan C, yaitu air yang baik untuk keperluan perikanan dan peternakan, dan dapat

dipergunakan untuk keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk keperluan tersebut pada golongan A dan B.

4. Golongan D, yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat dipergunakan untuk

perkantoran, industri, listrik tenaga air, dan untuk keperluan lainnya, tetapi tidak sesuai untuk keperluan A, B, dan C.

5. Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut dalam golongan A, B, C,

dan D.

Untuk melindungi sumber air sesuai dengan kegunaannya, maka perlu ditetapkan baku mutu limbah cair dengan berpedoman kepada alternatif baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENKLH/II/1991. Baku mutu limbah cair tersebut ditetapkan oleh gubernur dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat diterima air pada sumber air.

(5)

Baku mutu air dan baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan oleh gubernur dimaksudkan untuk melindungi peruntukan air di daerahnya. Dengan demikian harus diperhatikan dalam setiap kegiatan yang menghasilkan limbah cair dan yang membuang limbah cair tersebut ke dalam air pada sumber air. Limbah cair harus memenuhi persyaratan:

1. Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak boleh melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.

2. Tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air penerima limbah.

BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI

Air limbah merupakan air yang keluar dan tidak terpakai lagi dari suatu aktivitas (Industri, rumah tangga, supermarket, hotel dan sebagainya). Air limbah ini biasanya mengandung berbagai zat pencemar (kontaminan) seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, logam berat, bahan organik, bahan beracun, dan dapat bertemperatur tinggi. Air limbah ini umumnya akan dibuang ke badan air penerima seperti sungai, laut dan kedalam tanah. Pembuangan air limbah dengan kandungan berbagai zat pencemar mengakibatkan terjadinya pencemaran pada sungai, laut, tanah dan bahkan mencemari udara.

Dalam rangka mengendalikan pencemaran air limbah oleh pelaku usaha, pemerintah pusat dan daerah telah menetapkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan kualitas air limbah, debit air limbah, dan beban maksimum air limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air. Peraturan tersebut dikenal dengan peraturan BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI.

Penetapan baku mutu air limbah didasarkan pada dua (2) aspek yaitu

Berdasarkan air limbah yang dihasilkan oleh setiap industri disebut sebagai standar air limbah (Fffluent Standard)

Berdasarkan peruntukan dari badan air penerima disebut sebagai standar air badan penerima (Stream Standard)

(6)

Dalam penentuan baku mutu air limbah diperkenalkan berbagai istilah diantaranya

Limbah cair, merupakan limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan suatu aktifitas yang dibuang ke lingkungan hidup dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup

Baku mutu air limbah, adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan

Mutu air limbah, merupakan keadaan air limbah yang dinyatakan dengan debit, kadar dan beban pencemar.

Debit maksimum, merupakan debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup

Kadar maksimum, merupakan kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup

Beban pencemaran maksimum, merupakan beban pencemaran tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup

Baku mutu air limbah berdasarkan stadar air limbah (Effluent Standard) seperti tercantum dalam tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1. Model Baku mutu air limbah industri

Parameter Kadar Maksiumum (mg/L) Beban Pencemaran Maksimum (gram/satuan produk) BOD5 75 22,5 COD 125 37,5 TSS 50 15 Fenol 0,25 0,08

Amonia total (sebagai N) 4 1,2

pH 6-9

(7)

Perhitungan beban pencemaran maksimum dengan persamaan berikut

BPM = (Cm)j x Dm x f Keterangan :

BPM : Beban Pencemaran maksimum yang diperbolehkan, dinyatakan dalam kg parameter per hari.

(Cm)j : Kadar maksimum parameter j dinyatakan dalam mg/l.

Dm : Debit Limbah cair maksimum dinyatakan dalam L limbah cair per detik f : Faktor konversi [ 1m3 x {mg/L} x (1/1000 kg)]

Baku mutu air limbah berdasarkan stadar peruntukan badan air penerima (Stream Standard) seperti tercantum dalam tabel 2.2 berikut ini

Tabel 2.2. Model Baku mutu berdasarkan peruntukan badan air penerima (Stream Standard)

BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR

(TERMASUK PENGOLAH LIMBAH CAIR TERPUSAT (KAWASAN) Parameter Satuan Golongan Baku Mutu Limbah Cair

(Golongan Sungai)

I II III IV A.FISIKA

Temperatur oC 35 38 40 45

Zat padat terlarut mg/L 1500 2000 4000 5000

Zat padat tersuspensi mg/L 100 200 200 500

B. KIMIA pH 6-9 6-9 6-9 6-9 Besi (Fe) mg/L 5 10 15 20 Mangan (Mn) mg/L 0,5 2 5 10 Barium (Ba) mg/L 1 2 3 5 Tembaga (Cu) mg/L 1 2 3 5 Seng (Zn) mg/L 5 10 15 20 Kromium heksavalen(Cr+6) mg/L 0,05 0,1 0,5 2

(8)

Kromium total (Cr tot) mg/L 0,1 0,5 1 2 Kadmium (Cd) mg/L 0,01 0,05 0,1 1 Raksa (Hg) mg/L 0,001 0,002 0,005 0,01 Timbal (Pb) mg/L 0,1 0,5 1 3 Timah putih (Sn) mg/L 2 3 4 5 Arsen (As) mg/L 0,05 0,1 0,5 1 Selenium (Se) mg/L 0,01 0,05 0,1 1 Nikel (Ni) mg/L 0,1 0,2 0,5 1 Kobal (Co) mg/L 0,2 0,4 0,6 1 Sianida (CN) mg/L 0,05 0,1 0,5 1 Sulfida (H2S) mg/L 0,01 0,06 0,1 1 Flourida (F) mg/L 1,5 15 20 30 Klorin bebas (Cl2) mg/L 0,02 0,03 0,04 0,05 Amonia bebas (NH3-N) mg/L 0,5 1 5 20 Nitrat (NO3-N) mg/L 10 20 30 50 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,06 1 3 5 BOD5 mg/L 30 50 150 300 COD mg/L 80 100 300 600 Detergen anionik mg/L 0,5 1 10 15 Phenol mg/L 0,01 0,05 1 2

Minyak & Lemak mg/L 1 5 15 20

PCB mg/L NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL

C. BIOLOGI Coliform Group MPN / 100 ml 100 1000 2000 2000 Coliform tinja MPN / 100 ml 1000 5000 10000 10000

Baku mutu air limbah umumnya akan mengalami peninjauan setelah lima (5) tahun.

Berbagai jenis industri mempunyai indikator baku mutu air limbah yang berbeda-beda seperti tercantum dalam tabel 2.3.

(9)

Tabel 2.3. Indikator baku mutu air limbah untuk industri

No Jenis Industri Indikator Baku Mutu

1 Industri Soda Kostik COD, TSS, Raksa (Hg), Timbal (Pb); Tembaga (Cu); Seng (Zn), pH

2 Industri Pelapisan Logam (pelapisan Tembaga, Nikel, Galvanisasi Seng)

TSS, Kadmium (Cd), Sianida (CN); Logam Total, Tembaga (Cu), Nikel (Ni), Krom Total (Cr); Krom Heksavalen (Cr+6)

3 Industri Penyamakan Kulit BOD5, COD, TSS, Sulfida (sebagai H2S); Krom Total (Cr); Minyak dan Lemak, Amonia Total, pH 4 Industri Minyak Sawit BOD5, COD, TSS, Minyak dan Lemak; AmoniaTotal

(sebagai NH3-N); pH 5 Industri Pulp dan Kertas BOD5, COD; TSS; pH

6 Industri Karet BOD5, COD; TSS; Amonia Total (sebagai NH3-N); pH

7 Industri Gula BOD5; COD; TSS; Sulfida (sebagai H2S); pH 8 Industri Tapioka BOD5; COD; TSS; Sianida (CN); pH

9 Industri Tekstil BOD5; COD; TSS; Fenol Total; Krom Total (Cr); Minyak dan Lemak; pH

10 Industri Pupuk Area BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak; pH 11 Industri Mono Sodium

Glutamate (MSG)

BOD5; COD; TSS; pH

12 Industri Kayu Lapis BOD5; COD; TSS; Fenol Total; pH 13 Industri susu dan makanan

yang terbuat dari susu

BOD5; COD; TSS; pH

14 Industri Minuman Ringan BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak; pH 15 Industri Sabun, Deterjen dan

produk-produk MinyakNabati

BOD5; COD; TSS; Minyak dan Lemak; Fosfat (sebagai PO4); MBAS, pH

16 Industri Bir BOD5; COD; TSS; pH

17 Industri Baterai Kering COD; TSS; NH3-N Total; Minyak dan Lemak, Seng (Zn); Merkuri (Hg), Mangan (Mn), Krom (Cr); Nikel (Ni); pH

18 Industri Cat BOD5; TSS; Merkuri (Hg), Seng (Zn), Timbal (Pb); Tembaga (Cu); Krom Heksavalen (Cr+6); Titanium (Ti), Kadmium (Cd), Fenol; Minyak dan lemak

19 Industri Farmasi BOD5, COD, TSS, Total-N, Fenol, pH

20 Industri Pestisida BOD5, COD, TSS, Fenol, Total-CN, Tembaga(Cn), Krom Aktif Total, pH

(10)

21 Hotel BOD5, COD, TSS, pH

22 Kegiatan Rumah Sakit BOD5, COD, TSS, pH, Mikrobiologik

(golongankoli); dapat ditambahkan radioaktivitas 23 Limbah Rumah

Tangga(Domestik)

BOD5, COD, TSS, pH, Deterjen, Mikrobiologik(golongan koli)

Besaran nilai dan jenis indikator setiap industri dalam baku mutu air limbah akan selalu mengalami perubahan hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah pusat dan daerah.

(11)

Daftar Pustaka:

http://ruditayasa.blogspot.com/2012/09/baku-mutu-lingkungan.html

http://kesehatanlingkungankudus.blogspot.com/2010/02/baku-mutu-limbah.html

(12)

TUGAS 2

“Baku Mutu Lingkungan dan Baku Mutu Limbah”

Disusun Oleh :

Elis Ajiansyah

A1A4 11 074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

(13)

TUGAS 2

“Baku Mutu Lingkungan dan Baku Mutu Limbah”

Disusun Oleh :

Lali Rahwan

A1A4 11 071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

Gambar

Tabel 2.2. Model Baku mutu berdasarkan peruntukan badan air penerima (Stream Standard)  BAKU MUTU AIR LIMBAH CAIR
Tabel 2.3. Indikator baku mutu air limbah untuk industri

Referensi

Dokumen terkait

Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemar ke udara sehingga

Disamping baku mutu udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak

Disamping baku mutu udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak

Limbah cair industri tahu yang dibuang ke badan air penerima tanpa pengolahan merupakan salah satu sumber pencemar terhadap perairan yang menyebabkan kematian biota aquatik

Baku mutu limbah cair, yaitu batas kadar jumlah unsure pencemar yang dapt.. ditenggang keberadaanya didalam limbah cair dari suatu

*) Untuk memenuhi baku mutu limbah cair tersebut, kadar parameter limbah tidak diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan air secara langsung diambil dari sumber

Telah  beroperasi  sebelum  dikeluarkannya  keputusan  ini,  berlaku  Baku  Mutu  Limbah  Cair sebagaimana  dimaksud  dalam  Lampiran  A  dan  wajib  memenuhi  Baku 

Baku mutu air pada sumber air adalah batas yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat didalam air, tetapi air tersebut tetap dapat digunakan