• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Audit Lingkungan.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Audit Lingkungan.docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Audit Lingkungan Makalah Audit Lingkungan

Pabrik Gula Pabrik Gula

Oleh : Oleh : Adilia

Adilia Putri Putri Galuh Galuh (111810401048)(111810401048) Putri

Putri Sultan Sultan Maredh Maredh Jawi Jawi (121810401023)(121810401023)

Muslimatin (121810401035) Muslimatin (121810401035)  Nur Hayati  Nur Hayati (121810401071)(121810401071) JURUSAN BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER UNIVERSITAS JEMBER

2014 2014

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.

1. Latar BelakangLatar Belakang

Industri gula di Indonesia telah ada sejak tahun ’30

Industri gula di Indonesia telah ada sejak tahun ’30-an, kebanyakan pabrik-an, kebanyakan pabrik gula tersebar di wilayah Pulau Jawa. Pabrik-pabrik gula di Indonesia sering gula tersebar di wilayah Pulau Jawa. Pabrik-pabrik gula di Indonesia sering mengalami pasang surut dalam usahanya. Hal tersebut dikarenakan berbagai macam mengalami pasang surut dalam usahanya. Hal tersebut dikarenakan berbagai macam masalah seperti : teknologi dan peralatan yang sudah lama, penetapan kuota impor, masalah seperti : teknologi dan peralatan yang sudah lama, penetapan kuota impor,  produktivitas

 produktivitas tebu tebu dan dan rendemen rendemen yang yang menurun menurun dari dari tahun tahun ke ke tahun. tahun. Masalah- Masalah-masalah yang timbul dalam kelemahan sistem pengendalian internal tersebut masalah yang timbul dalam kelemahan sistem pengendalian internal tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai keefektifan sistem pengendalian internal di dalam menimbulkan pertanyaan mengenai keefektifan sistem pengendalian internal di dalam  pabrik tersebut (Kosasih, 1995).

 pabrik tersebut (Kosasih, 1995).

Tingginya perkembangan dunia usaha mendorong perusahaan-perusahaan Tingginya perkembangan dunia usaha mendorong perusahaan-perusahaan seperti Pabrik Gula Kebon Agung Malang untuk bersaing dengan perusahaan lain. seperti Pabrik Gula Kebon Agung Malang untuk bersaing dengan perusahaan lain. Semakin besar daya saing, manajemen pabrik dituntut ntuk mengembangkan diri agar Semakin besar daya saing, manajemen pabrik dituntut ntuk mengembangkan diri agar mencapai operasi yang efektif dan efisien guna mewujudkan tujuan perusahaan mencapai operasi yang efektif dan efisien guna mewujudkan tujuan perusahaan secara maksimal. Guna mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus memiliki garis secara maksimal. Guna mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus memiliki garis kebijakan dan manajemen yang baik (Sasongko, 2002).

kebijakan dan manajemen yang baik (Sasongko, 2002).

Terlepas dari itu, manajemen harus melakukan berbagai kegiatan untuk Terlepas dari itu, manajemen harus melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan yang meliputi perencanaan dan pengendalian. Salah satu mencapai tujuan perusahaan yang meliputi perencanaan dan pengendalian. Salah satu cara pengendalian adalah dengan memberikan posisi dan wewenang bagi auditor cara pengendalian adalah dengan memberikan posisi dan wewenang bagi auditor untuk menjalankan operasi independen. Posisi auditor adalah untuk mengaudit untuk menjalankan operasi independen. Posisi auditor adalah untuk mengaudit  perusahaan.

 perusahaan. Audit Audit pada pada pabrik pabrik gula gula dilakukan dilakukan guna guna menelaah menelaah atau atau memeriksa memeriksa dandan menilai serta menetapkan prosedur operasi dan sistem pengendalian pada perusahaan menilai serta menetapkan prosedur operasi dan sistem pengendalian pada perusahaan sehingga dapat mengatasi masalah yang timbul di perusahaan (Anthony, et all.,1995). sehingga dapat mengatasi masalah yang timbul di perusahaan (Anthony, et all.,1995).

1.2. Tujuan 1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini ialah sebgai berikut: Adapun tujuan dari makalah ini ialah sebgai berikut:

1.

1. Mengetahui evaluasi dari pelaksanaan sistem manajemen lingkungan PabrikMengetahui evaluasi dari pelaksanaan sistem manajemen lingkungan Pabrik Gula di Indonesia.

(3)

2.

2. Mengetahui proses pengelolaan kembali limbah pada Pabrik Gula diMengetahui proses pengelolaan kembali limbah pada Pabrik Gula di Indonesia

Indonesia 3.

(4)

BAB II BAB II ISI ISI 2.1. Pabrik Gula 2.1. Pabrik Gula

Pabrik gula merupakan salah satu industri yang menggunakan behan-bahan Pabrik gula merupakan salah satu industri yang menggunakan behan-bahan sisa

sisa industrinya industrinya sebagai bahan sebagai bahan bakar bakar ketel ketel dalam dalam menghasilkan menghasilkan uap sebagaiuap sebagai  pembangkit dan

 pembangkit dan pendukung proses pendukung proses produksinya. Bahan produksinya. Bahan bakar bakar yang digunakan yang digunakan adalahadalah ampas tebu (bagasse) yang merupakan sisa dari penggilingan gula. Bagasse pada ampas tebu (bagasse) yang merupakan sisa dari penggilingan gula. Bagasse pada  proses penggilingan adalah sebesar 30% dari berat tebu yang akan digiling setiap jam.  proses penggilingan adalah sebesar 30% dari berat tebu yang akan digiling setiap jam. Bagasse hasil dari penggilingan terdiri dari fiber, moisture dan dissolved solid Bagasse hasil dari penggilingan terdiri dari fiber, moisture dan dissolved solid (Widodo, 2007).

(Widodo, 2007).

Penanaman tebu di Indonesia pertama kali terjadi pada abad ke-17 di sekitar Penanaman tebu di Indonesia pertama kali terjadi pada abad ke-17 di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur. Penanaman tebu salah satunya dilembagakan Batavia, lalu berkembang ke arah timur. Penanaman tebu salah satunya dilembagakan oleh

oleh culturstelselculturstelsel untuk memacu produksi Gula yang dimulai tahun 1830. Daerahuntuk memacu produksi Gula yang dimulai tahun 1830. Daerah  perkebunan

 perkebunan tebu tebu selanjutnya selanjutnya tumbuh tumbuh sejak sejak tahun tahun 1840an 1840an dan dan berkembang berkembang sampaisampai abad berikutnya adalah daerah pesisir utara dari Cirebon hingga Semarang, di sebelah abad berikutnya adalah daerah pesisir utara dari Cirebon hingga Semarang, di sebelah selatan Gunung Muria hingga Juwana, daerah kerajaan (

selatan Gunung Muria hingga Juwana, daerah kerajaan (Vorstenlanden)Vorstenlanden), Madiun,, Madiun, Kediri, Besuki, di sepanjang Probolinggo hingga Malang melalui Pasuruan, dari Kediri, Besuki, di sepanjang Probolinggo hingga Malang melalui Pasuruan, dari Surabaya Barat

Surabaya Barat Daya Daya sampai ke sampai ke Jombang (Novrasilofa, Jombang (Novrasilofa, 2009).2009). Pabrik gula

Pabrik gula partikulir partikulir dan milik negara ddan milik negara diIndonesiaiIndonesia mulai bermunculanmulai bermunculan setelah dimulainya er 

setelah dimulainya er aliberalismealiberalisme pada  pada masa masa penjajahapenjajahanHindia Belanda(nHindia Belanda(1870),1870), dengan diperkenalkannya Hak Sewa Tanah untuk penggunaan selama 70 tahun. dengan diperkenalkannya Hak Sewa Tanah untuk penggunaan selama 70 tahun. Sebelumnya, telah berdiri sejumlah pabrik gula sederhana untuk mengolah panenan Sebelumnya, telah berdiri sejumlah pabrik gula sederhana untuk mengolah panenan tebu, yang termasuk dalam komoditi yang diikutsertakan dalam program tebu, yang termasuk dalam komoditi yang diikutsertakan dalam program Cultuurstelsel 

Cultuurstelsel (Novrasilofa, 2009).(Novrasilofa, 2009).

Pabrik-pabrik gula di Indonesia sendiri dipegang oleg BUMN yang bergerak Pabrik-pabrik gula di Indonesia sendiri dipegang oleg BUMN yang bergerak  pada

 pada bidang bidang agribisnis agribisnis perkebunan, perkebunan, yakni yakni PTPN PTPN XI XI (PERSERO). (PERSERO). PTPN PTPN XIXI (PERSERO) memiliki beberapa unit usaha Pabrik Gula yang tersebar di beberapa (PERSERO) memiliki beberapa unit usaha Pabrik Gula yang tersebar di beberapa tempat, antara lain : PG Soedhono di Ngawi, PG Semboro di Jember, PG tempat, antara lain : PG Soedhono di Ngawi, PG Semboro di Jember, PG Assembagoes di Situbondo, serta PG Kedawoeng di Pasuruan (Novrasilofa, 2009). Assembagoes di Situbondo, serta PG Kedawoeng di Pasuruan (Novrasilofa, 2009).

(5)

2.2. Hasil Olahan 2.2. Hasil Olahan

Hasil produk akhir dari pabrik gula adalah gula yang berbentuk kristal-kristal Hasil produk akhir dari pabrik gula adalah gula yang berbentuk kristal-kristal  putih (bulir).

 putih (bulir). Proses menghasilkan Proses menghasilkan produk bproduk berupa gula erupa gula melewati beberapa melewati beberapa tahap, dantahap, dan  beberapa tahap

 beberapa tahap tersebut pada tersebut pada akhirnya mengahsilkan akhirnya mengahsilkan limbah. Adapun limbah. Adapun tahap-tahapnyatahap-tahapnya yaitu :

yaitu : 1.

1. Proses Pemerahan Tebu (Ekstraksi) diProses Pemerahan Tebu (Ekstraksi) di stasiun gilingan stasiun gilingan

Tebu yang sudah ditimbang dipindahkan dari lori atau truk ke meja tebu dengan Tebu yang sudah ditimbang dipindahkan dari lori atau truk ke meja tebu dengan menggunakan travelling cane yang digerakkan oleh motor listrik. Pada ujung meja menggunakan travelling cane yang digerakkan oleh motor listrik. Pada ujung meja tebu, tebu diratakan dengan pisau perata agar permukaan tumpukan tebu tidak terlalu tebu, tebu diratakan dengan pisau perata agar permukaan tumpukan tebu tidak terlalu tebal sehingga tidak memberatkan kerja pisau perata (Kosasih, 1995).

tebal sehingga tidak memberatkan kerja pisau perata (Kosasih, 1995). 2.

2. Proses Pemurnian Nira diProses Pemurnian Nira di stasiun pemurnian stasiun pemurnian  Nira

 Nira mentah mentah yang yang berasal berasal dari dari stasiun stasiun gilingan gilingan ditimbang ditimbang dahulu dahulu dengandengan timbangan boulogne. Fungsi dari penimbangan ini adalah untuk mengetahui berat timbangan boulogne. Fungsi dari penimbangan ini adalah untuk mengetahui berat nira yang diperoleh dari berat tebu yang digiling dan menentukan jumlah zat-zat yang nira yang diperoleh dari berat tebu yang digiling dan menentukan jumlah zat-zat yang ditambahkan dalam proses selanjutnya (Kosasih, 1995).

ditambahkan dalam proses selanjutnya (Kosasih, 1995). 3.

3. Proses Penguapan (Evaporasi) diProses Penguapan (Evaporasi) di stasiun penguapan stasiun penguapan Untuk menguapkan sebagian besar air 

Untuk menguapkan sebagian besar air  yang terkadung di dalam nira enceryang terkadung di dalam nira encer dengan kadar brix 13-14%, sehingga didapat nira kental dengan kadar brix 60-65%. dengan kadar brix 13-14%, sehingga didapat nira kental dengan kadar brix 60-65%. 4.

4. Proses Kristalisasi diProses Kristalisasi di stasiun Masakan stasiun Masakan

Pada stasiun masakan di pabrik gula dilakukan penguapan kedua, yaitu Pada stasiun masakan di pabrik gula dilakukan penguapan kedua, yaitu memasak nira kental atau kristalisasi. Dapat dilakukan pemasakan ke masakan A, memasak nira kental atau kristalisasi. Dapat dilakukan pemasakan ke masakan A, masakan D, masakan C (Kosasih, 1995).

masakan D, masakan C (Kosasih, 1995). 5.

5. Proses Pemisahan Kristal diProses Pemisahan Kristal di stasiun puteran. stasiun puteran.

Prinsip proses puteran adalah memisahkan kristal-kristal dari larutan induknya Prinsip proses puteran adalah memisahkan kristal-kristal dari larutan induknya dengan menggunakan centrifugal. Didalam centrifugal bahan padat (kristal) akan dengan menggunakan centrifugal. Didalam centrifugal bahan padat (kristal) akan tertahan di tempat dan cairan keluar melalui saluran pipa centrifuge dan berputar tertahan di tempat dan cairan keluar melalui saluran pipa centrifuge dan berputar didalamnya (Kosasih, 1995).

didalamnya (Kosasih, 1995).

6. Proses Pengeringan dan Pembungkusan di

(6)

a. Pengeringan alamiah : Gula SHS yang keluar dari puteran SHS dibawa menuju a. Pengeringan alamiah : Gula SHS yang keluar dari puteran SHS dibawa menuju talang goyang.

talang goyang.  b. Pengayakan :

 b. Pengayakan : Gula kering yang dikeluarkan Gula kering yang dikeluarkan dari tromol puteran SHS akan dari tromol puteran SHS akan turun keturun ke ayakan getar yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu :

ayakan getar yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu : o

o Ayakan kasar menghasilkan gula kasar/gula kerikil.Ayakan kasar menghasilkan gula kasar/gula kerikil. o

o Ayakan normal menghasilkan gula normal/gula produk.Ayakan normal menghasilkan gula normal/gula produk. o

o Ayakan halus menghasilkan gula halus.Ayakan halus menghasilkan gula halus.

c. Penimbangan : Hasil produksi yang berupa gula normal dimasukkan dalam karung c. Penimbangan : Hasil produksi yang berupa gula normal dimasukkan dalam karung  plastik. Tiap karung berisi gula seberat 50 Kg (Anthony,1995).

 plastik. Tiap karung berisi gula seberat 50 Kg (Anthony,1995).

2.3. Limbah Pabrik Gula 2.3. Limbah Pabrik Gula

Dari masing-masing proses yang dilewati sehingga menghasilkan sebuah Dari masing-masing proses yang dilewati sehingga menghasilkan sebuah  produk

 produk gula gula tersebut tersebut pasti pasti menghasilkan menghasilkan limbah, limbah, baik baik itu itu limbah limbah padat, padat, cair cair bahkanbahkan gas. Berikut ini adalah kategori limbah yang dihasilkan pabrik gula :

gas. Berikut ini adalah kategori limbah yang dihasilkan pabrik gula : A.

A.  Limbah padat Limbah padat o

o Blotong hasil filtrasi vacum filter selanjutnya digunakan masyarakat untukBlotong hasil filtrasi vacum filter selanjutnya digunakan masyarakat untuk  pupuk tanaman.

 pupuk tanaman. o

o Ampas hasil pemerahan nira pada stasiun gilingan dapat digunakan sebagaiAmpas hasil pemerahan nira pada stasiun gilingan dapat digunakan sebagai  bahan baku kertas, kampas rem dan sebagai bahan bakar ketel.

 bahan baku kertas, kampas rem dan sebagai bahan bakar ketel. o

o Abu ketel, merupakan sisa pembakaran ampas di stasiun ketel (Kosasih,Abu ketel, merupakan sisa pembakaran ampas di stasiun ketel (Kosasih, 1995).

1995). B.

B.  Limbah cair Limbah cair o

o Air pendingin mesin, didinginkan untuk mendinginkan mesin atau peralatanAir pendingin mesin, didinginkan untuk mendinginkan mesin atau peralatan  pabrik antara

 pabrik antara lain lain meliputi meliputi peralatan mesin peralatan mesin giling, giling, stasiun penguapstasiun penguapan, an, stasiunstasiun masakan, stasiun puteran dan pendingin pada unit pembangkit listrik.

masakan, stasiun puteran dan pendingin pada unit pembangkit listrik. o

o Blow down dari ketel, akan tercampur bersama air buangan dari air pendinginBlow down dari ketel, akan tercampur bersama air buangan dari air pendingin mesin (Kosasih, 1995).

mesin (Kosasih, 1995). C.

C.  Limbah gas Limbah gas o

(7)

2.4. Pencemaran Limbah Pabrik Gula 2.4. Pencemaran Limbah Pabrik Gula

Dengan semakin meningkatnya perkembangan sektor industri, baik di bidang Dengan semakin meningkatnya perkembangan sektor industri, baik di bidang  pertanian,

 pertanian, industri industri kimia, kimia, industri industri logam logam dasar, dasar, industri industri jasa, jasa, dan dan jenis jenis aktifitasaktifitas manusia maka semakin meningkat pula pencemaran tanah, udara, air akibat dari manusia maka semakin meningkat pula pencemaran tanah, udara, air akibat dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya pencemaran kegiatan tersebut. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat dari aktifitas tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian terhadap lingkungan akibat dari aktifitas tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian terhadap  pencemaran

 pencemaran lingkungan lingkungan salah salah satunya satunya dengan dengan menetapkan menetapkan baku baku mutu mutu lingkunganlingkungan yang mencakup keseluruhan, mulai dari baku mutu air, limbah cair, baku mutu udara yang mencakup keseluruhan, mulai dari baku mutu air, limbah cair, baku mutu udara emisi, dan sebagainya. Baku mutu air dalam hal ini adalah batas kadar yang emisi, dan sebagainya. Baku mutu air dalam hal ini adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air, tetapi air diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air, tetapi air tersebut masih dapat digunakan sesuai dengan kriterianya. Sedangkan baku mutu tersebut masih dapat digunakan sesuai dengan kriterianya. Sedangkan baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar limbah cair adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemar ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak untuk dibuang dari sumber pencemar ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air. Dan dalam hal ini pencemaran yang bisa mengakibatkan dilampauinya baku mutu air. Dan dalam hal ini pencemaran yang bisa ditimbulkan terdiri dari pencemaran limbah cair, padat maupun gas (Unus, 2002). ditimbulkan terdiri dari pencemaran limbah cair, padat maupun gas (Unus, 2002).

Pencemaran dalam bentuk asap dan debu merugikan masyarakat dalam segi Pencemaran dalam bentuk asap dan debu merugikan masyarakat dalam segi kesehatan, baik itu kesehatan paru-paru dan sitem pernapasan serta bagi indra yang kesehatan, baik itu kesehatan paru-paru dan sitem pernapasan serta bagi indra yang lain seperti kulit, mata, dan lain sebagainya. Abu tebu merugikan masyarakat dalam lain seperti kulit, mata, dan lain sebagainya. Abu tebu merugikan masyarakat dalam segi pertanian, hal ini dapat di lihat dari keberadaan abu tebu yang menurunkan segi pertanian, hal ini dapat di lihat dari keberadaan abu tebu yang menurunkan tingkat kesuburan tanah (Unus, 2002).

tingkat kesuburan tanah (Unus, 2002).

Pencemaran air sungai dapat berupa bau yang menusuk dan pengurangan Pencemaran air sungai dapat berupa bau yang menusuk dan pengurangan oksigen dalam air, sedang blotong yang ditumpuk dalam keadaan basah dapat oksigen dalam air, sedang blotong yang ditumpuk dalam keadaan basah dapat menimbulkan bau yang menusuk dan sangat mengganggu masyarakat sekitar. Dalam menimbulkan bau yang menusuk dan sangat mengganggu masyarakat sekitar. Dalam  bentuk cairan,

 bentuk cairan, limbah industri ini limbah industri ini berbahaya karena berbahaya karena merusak ekosistem air. merusak ekosistem air. Untuk ituUntuk itu  perlu

 perlu diadakannya diadakannya pemanfaatan pemanfaatan dari dari pada pada limbah limbah cair cair itu itu sendiri sendiri untuk untuk mengurangimengurangi dampak yang dirasakan oleh masyarakat (Unus, 2002).

dampak yang dirasakan oleh masyarakat (Unus, 2002). 2.5. Penanggulangan Limbah Pabrik Gula

2.5. Penanggulangan Limbah Pabrik Gula

Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan limbah atau hasil samping, Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan limbah atau hasil samping, antara lain ampas, blotong dan tetes. Ampas berasal dari tebu yang digiling dan antara lain ampas, blotong dan tetes. Ampas berasal dari tebu yang digiling dan

(8)

digunakan sebagai bahan bakar ketel uap. Blotong atau filter cake adalah endapan digunakan sebagai bahan bakar ketel uap. Blotong atau filter cake adalah endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa dari nira kotor yang di tapis di rotary vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa sirup terakhir dari masakan yang telah dipisahkan gulanya melalui kristalisasi sirup terakhir dari masakan yang telah dipisahkan gulanya melalui kristalisasi  berulangkali

 berulangkali sehingga sehingga tak tak mungkin mungkin lagi lagi menghasilkan menghasilkan Kristal Kristal (Riswan, (Riswan, 2009). 2009). CaraCara mengatasinya sebagai berikut :

mengatasinya sebagai berikut : 1.

1. Limbah Bagasse (Ampas)Limbah Bagasse (Ampas)

Satu diantara energi alternatif yang relatif murah ditinjau aspek produksinya Satu diantara energi alternatif yang relatif murah ditinjau aspek produksinya dan

dan relatif relatif ramah lingkungan ramah lingkungan adalah pengembangan adalah pengembangan bioetanol dari bioetanol dari limbah-limbahlimbah-limbah  pertanian

 pertanian (biomassa) (biomassa) yang yang mengandung mengandung banyak banyak lignocellulose lignocellulose seperti seperti bagas bagas (limbah(limbah  padat

 padat industri industri gula). gula). Indonesia Indonesia memiliki memiliki potensi potensi limbah limbah biomassa biomassa yang yang sangatsangat melimpah seperti bagasse. Selain itu bagasse semula banyak dimanfaatkan oleh melimpah seperti bagasse. Selain itu bagasse semula banyak dimanfaatkan oleh  pabrik

 pabrik kertas, kertas, namun namun karena karena tuntutan tuntutan dari dari kualitas kualitas kertas kertas dan dan sudah sudah banyak banyak tersediatersedia  bahan

 bahan baku baku kertas kertas lain lain yang yang lebih lebih berkualitas, berkualitas, sehingga sehingga pabrik pabrik kertas kertas mulai mulai jarangjarang menggunakannya (Riswan, 2009).

menggunakannya (Riswan, 2009).

Limbah padat pabrik gula (PG) berpotensi besar sebagai sumber bahan Limbah padat pabrik gula (PG) berpotensi besar sebagai sumber bahan organik yang berguna untuk kesuburan tanah. Ampas (bagasse) tebu mengandung organik yang berguna untuk kesuburan tanah. Ampas (bagasse) tebu mengandung 52,67% kadar air; 55,89% C-organik; N-total 0,25%; 0,16% P2O5; dan 0,38% K2O. 52,67% kadar air; 55,89% C-organik; N-total 0,25%; 0,16% P2O5; dan 0,38% K2O. Kompos dapat dibuat dari campuran blotong, ampas (bagasse) dan abu ketel Kompos dapat dibuat dari campuran blotong, ampas (bagasse) dan abu ketel (Widodo, 2007).

(Widodo, 2007). 2.

2. Limbah Blotong (Padat)Limbah Blotong (Padat)

Salah satu limbah yang dihasilkan PG dalam proses pembuatan gula adalah Salah satu limbah yang dihasilkan PG dalam proses pembuatan gula adalah  blotong, limbah

 blotong, limbah ini keluar dari proses dalam bentuk padat mengandung air dan ini keluar dari proses dalam bentuk padat mengandung air dan masihmasih  ber temperatur cukup

 ber temperatur cukup tinggi (panas), berbentuk tinggi (panas), berbentuk seperti tanah, sebenarnseperti tanah, sebenarnya adalah ya adalah seratserat tebu yang bercampur kotoran yang dipisahkan. Komposisi blotong terdiri dari sabut, tebu yang bercampur kotoran yang dipisahkan. Komposisi blotong terdiri dari sabut, wax dan fat kasar, protein kasar,gula, total abu,SiO2, CaO, P2O5 dan MgO. Selama wax dan fat kasar, protein kasar,gula, total abu,SiO2, CaO, P2O5 dan MgO. Selama ini pemanfaatan blotong umumnya adalah sebagai pupuk organik, dibeberapa PG ini pemanfaatan blotong umumnya adalah sebagai pupuk organik, dibeberapa PG daur ulang blotong menjadi pupuk yang kemudian digunakan untuk produksi tebu di daur ulang blotong menjadi pupuk yang kemudian digunakan untuk produksi tebu di wilayah-wilayah tanam para petani tebu. Blotong dapat digunakan langsung sebagai wilayah-wilayah tanam para petani tebu. Blotong dapat digunakan langsung sebagai

(9)

 pupuk,

 pupuk, karena karena mengandung mengandung unsur unsur hara hara yang yang dibutuhkan dibutuhkan tanah. tanah. Untuk Untuk memperkayamemperkaya unsur N blotong dikompos dengan ampas tebu dan abu ketel (Santoso, 2008).

unsur N blotong dikompos dengan ampas tebu dan abu ketel (Santoso, 2008).

Upaya lain untuk menangani limbah blotong adalah pemanfaatannya sebagai Upaya lain untuk menangani limbah blotong adalah pemanfaatannya sebagai  pengganti

 pengganti kayu kayu bakar bakar dengan dengan cara cara menghilangkan menghilangkan kadar kadar air air yang yang terkandungterkandung didalamnya. Untuk memudahkan dalam penggunaanya sebagai kayu bakar, blotong didalamnya. Untuk memudahkan dalam penggunaanya sebagai kayu bakar, blotong dicetak dalam ukuran yang mudah diangkut dan sesuai dengan ukuran mulut kompor dicetak dalam ukuran yang mudah diangkut dan sesuai dengan ukuran mulut kompor dapur. blotong dapat juga digunakan sebagai pakan ternak dengan cara dikeringkan dapur. blotong dapat juga digunakan sebagai pakan ternak dengan cara dikeringkan dan dipisahkan partikel tanah yang terdapat didalamnya (Santoso, 2008).

dan dipisahkan partikel tanah yang terdapat didalamnya (Santoso, 2008). 3. Limbah Tetes (Cair)

3. Limbah Tetes (Cair)

Tetes atau molasses merupakan produk sisa (by product) pada proses Tetes atau molasses merupakan produk sisa (by product) pada proses  pembuatan

 pembuatan gula. gula. Tetes Tetes diperoleh diperoleh dari dari hasil hasil pemisahan pemisahan sirop sirop low low grade grade dimana dimana gulagula dalam sirop tersebut tidak dapat dikristalkan lagi. Tetes merupakan bahan yang kaya dalam sirop tersebut tidak dapat dikristalkan lagi. Tetes merupakan bahan yang kaya akan karbohidrat yang mudah larut (48-68)%, kandungan mineral yang cukup dan akan karbohidrat yang mudah larut (48-68)%, kandungan mineral yang cukup dan disukai ternak karena baunya manis. Selain itu tetes juga mengandung vitamin B disukai ternak karena baunya manis. Selain itu tetes juga mengandung vitamin B komplek (Santoso, 2008).

komplek (Santoso, 2008).

Pada pemrosesan gula tetes yang dihasilkan sekitar 5

Pada pemrosesan gula tetes yang dihasilkan sekitar 5 –  –  6 % tebu, sehingga 6 % tebu, sehingga untuk pabrik dengan kapasitas 6000 ton tebu per hari menghasilkan tetes sekitar 300 untuk pabrik dengan kapasitas 6000 ton tebu per hari menghasilkan tetes sekitar 300 ton sampai 360 ton tetes per hari. Walaupun masih mengandung gula, tetes sangat ton sampai 360 ton tetes per hari. Walaupun masih mengandung gula, tetes sangat tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung kotoran-kotoran bukan gula yang tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung kotoran-kotoran bukan gula yang membahayakan kesehatan. Penggunaan tetes sebagian besar untuk industri fermentasi membahayakan kesehatan. Penggunaan tetes sebagian besar untuk industri fermentasi seperti alcohol, pabrik MSG, serta pabrik pakan ternak (Santoso, 2008).

seperti alcohol, pabrik MSG, serta pabrik pakan ternak (Santoso, 2008).

Tetes mengandung mineral kalium yang sangat tinggi sehingga Tetes mengandung mineral kalium yang sangat tinggi sehingga  pemakaiannya

 pemakaiannya pada pada sapi sapi harus harus dibatasi dibatasi maksimal maksimal 1,5-2 1,5-2 Kg/ekor/hari. Kg/ekor/hari. PenggunaanPenggunaan tetes sebagai pakan ternak sebagai sumber energi dan meningkatkan nafsu makan, tetes sebagai pakan ternak sebagai sumber energi dan meningkatkan nafsu makan, selain itu juga untuk meningkatkan kualitas bahan pakan dengan peningkatan daya selain itu juga untuk meningkatkan kualitas bahan pakan dengan peningkatan daya cernanya (Martoyo, 1994).

cernanya (Martoyo, 1994). 2.6.

2.6. Dampak Pabrik GulaDampak Pabrik Gula

Perindustrian yang saat ini berkembang di pasaran ternyata memberikan Perindustrian yang saat ini berkembang di pasaran ternyata memberikan dampak negatif bagi masyarakat di sekitarnya. Dampak negatif tersebut ditimbulkan dampak negatif bagi masyarakat di sekitarnya. Dampak negatif tersebut ditimbulkan

(10)

oleh berbagai macam jenis pencemar yang ada. Pencemar-pencemar tersebut terbagi oleh berbagai macam jenis pencemar yang ada. Pencemar-pencemar tersebut terbagi menjadi beberapa pokok bahasan, seperti pencemar dalam bentuk asap atau gas, menjadi beberapa pokok bahasan, seperti pencemar dalam bentuk asap atau gas, dalam bentuk padatan dan dalam bentuk cairan (Widjaja, 2005).

dalam bentuk padatan dan dalam bentuk cairan (Widjaja, 2005).

Pencemaran dalam bentuk asap dan debu merugikan masyarakat dalam segi Pencemaran dalam bentuk asap dan debu merugikan masyarakat dalam segi kesehatan, baik itu kesehatan paru-paru dan sitem pernapasan serta bagi indra yang kesehatan, baik itu kesehatan paru-paru dan sitem pernapasan serta bagi indra yang lain seperti kulit, mata, dan lain sebagainya. Abu tebu merugikan masyarakat dalam lain seperti kulit, mata, dan lain sebagainya. Abu tebu merugikan masyarakat dalam segi pertanian, hal ini dapat di lihat dari keberadaan abu tebu yang menurunkan segi pertanian, hal ini dapat di lihat dari keberadaan abu tebu yang menurunkan tingkat

tingkat kesuburan tanah kesuburan tanah (Widjaja, (Widjaja, 2005).2005).

Pencemaran air sungai dapat berupa bau yang menusuk dan pengurangan Pencemaran air sungai dapat berupa bau yang menusuk dan pengurangan oksigen dalam air, sedang blotong yang ditumpuk dalam keadaan basah dapat oksigen dalam air, sedang blotong yang ditumpuk dalam keadaan basah dapat menimbulkan bau yang menusuk dan sangat mengganggu masyarakat sekitar. Dalam menimbulkan bau yang menusuk dan sangat mengganggu masyarakat sekitar. Dalam  bentuk cairan,

 bentuk cairan, limbah industri ini limbah industri ini berbahaya karena berbahaya karena merusak ekosistem air. merusak ekosistem air. Untuk ituUntuk itu  perlu

 perlu diadakannya diadakannya pemanfaatan pemanfaatan dari dari pada pada limbah limbah cair cair itu itu sendiri sendiri untuk untuk mengurangimengurangi dampak yang dirasakan oleh masyarakat (Widjaja, 2005).

(11)

Tabel 2.1. Contoh audit lingkungan Pabrik Gula dengan metode

Tabel 2.1. Contoh audit lingkungan Pabrik Gula dengan metodechecklistchecklist

NO PERTANYAAN

NO PERTANYAAN JAWABANJAWABAN

YA TIDAK

YA TIDAK

1.

1. Apakah Apakah pabrik pabrik tempat tempat anda anda bekerja bekerja telahtelah memiliki ijin pembangunan pabrik? memiliki ijin pembangunan pabrik? 2.

2. Apakah Apakah pabrik pabrik anda anda telah telah memiliki memiliki kebijakan,kebijakan,  baik kebijakan untuk karyawan, kebijakan  baik kebijakan untuk karyawan, kebijakan

untuk manager, dan kebijakan untuk untuk manager, dan kebijakan untuk administrasi?

administrasi? 3.

3. Apakah Apakah penyediaan penyediaan bahan bahan baku baku sudahsudah memenuhi standart mutu?

memenuhi standart mutu? 4.

4. Apakah Apakah penyediaan penyediaan alat alat sudah sudah memenuhimemenuhi standart operasional?

standart operasional? 5.

5. Apakah Apakah proses proses pengolahan pengolahan bahan bahan baku baku sudahsudah memenuhi standart mutu?

memenuhi standart mutu? 6.

6. Apakah Apakah gedung gedung pabrik pabrik tempat tempat anda anda bekerjabekerja telah terjamin kebersihannya?

telah terjamin kebersihannya? 7.

7. Apakah Apakah anda anda memperhatikan memperhatikan dampakdampak

keberadaan pabrik terhadan lingkungan sekitar? keberadaan pabrik terhadan lingkungan sekitar? 8.

8. Apakah pengolahan limbah Apakah pengolahan limbah di di pabrik pabrik andaanda sudah maksimal?

sudah maksimal? 9.

9. Apakah Apakah pabrik pabrik anda anda memiliki memiliki pedomanpedoman  pengendalian bahaya dan resiko?

 pengendalian bahaya dan resiko? 10.

10. Apakah Apakah setiap setiap pekerja pekerja telah telah memiliki memiliki jaminanjaminan keselamatan kerja?

(12)

BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP 3.1. Kesimpulan 3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini yang telah didapat dan dihimpun Berdasarkan pembahasan pada makalah ini yang telah didapat dan dihimpun dari berbagai sumber, diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata pabrik gula di Indonesia dari berbagai sumber, diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata pabrik gula di Indonesia memiliki dan menggunakan bahan dasar yang telah memenuhi standart, begitu juga memiliki dan menggunakan bahan dasar yang telah memenuhi standart, begitu juga dalam hal operasional alat hingga pengetahuan tentang pengolahan dan dalam hal operasional alat hingga pengetahuan tentang pengolahan dan  penanggulangan

 penanggulangan limbah dari limbah dari hasil olahan hasil olahan produk. Namun, produk. Namun, pada pelaksaanpada pelaksaannya kurangnya kurang optimal. Masih banyak pabrik yang membuang limbah ke sungai-sungai, dan kurang optimal. Masih banyak pabrik yang membuang limbah ke sungai-sungai, dan kurang memperhatikan dampak dan keselamatan baik bagi pekerja maupun lingkungan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., John, Dearden., and Norton M, Bedford. 1995.

Anthony, Robert N., John, Dearden., and Norton M, Bedford. 1995. SistemSistem  Pengendalian Manajemen, Edisi Kelima

 Pengendalian Manajemen, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. Jakarta : Erlangga Kosasih, Ruchyat. 1995.

Kosasih, Ruchyat. 1995. Auditing:  Auditing: Prinsip Prinsip dan dan Prosedur, Prosedur, Buku Buku SatuSatu. Yogyakarata :. Yogyakarata : Ananda

Ananda

Martoyo, T., B. E. Santoso dan M. Mochtar. 1994.

Martoyo, T., B. E. Santoso dan M. Mochtar. 1994. Bahan  Bahan penjernih penjernih alternatif alternatif untukuntuk analisis pol nira dan bahan alur proses di pabrik gula

analisis pol nira dan bahan alur proses di pabrik gula.. Majalah  Majalah PenelitianPenelitian Gula

Gula Vol 30 (3Vol 30 (3 –  –  4). P3GI. Pasuruan. pp: 1 4). P3GI. Pasuruan. pp: 1 –  –  5. 5.  Novrasilofa, S. 2009.

 Novrasilofa, S. 2009. Museum Gula Gondang Baru di Klaten Museum Gula Gondang Baru di Klaten. Semarang : Universitas. Semarang : Universitas Diponegoro

Diponegoro

Riswan. 2009. Blotong Filter Cake. http://www.risvank.com/?p=307. Diakses 7 Riswan. 2009. Blotong Filter Cake. http://www.risvank.com/?p=307. Diakses 7

Oktober 2014 Oktober 2014 Santoso.B.E., 2008.

Santoso.B.E., 2008.  Limbah  Limbah Pabrik Pabrik Gula: Gula: Penanganan, Penanganan, Pencegahan Pencegahan DanDan  Pemanfaatannya

 Pemanfaatannya  Dalam  Dalam Upaya Upaya Program Program Langit Langit Biru Biru Dan Dan Bumi Bumi HijauHijau.. Pasuruan : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. p: 1-6.

Pasuruan : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. p: 1-6. Sasongko, Totok. 2002.

Sasongko, Totok. 2002. Indepedensi  Indepedensi Internal Internal Auditor Auditor dalam dalam Usaha Usaha PengendalianPengendalian Operasi Perusahaan Guna Mencapai Efisiensi dan Efektivitas

Operasi Perusahaan Guna Mencapai Efisiensi dan Efektivitas. Malang :. Malang : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Unus, Suriawiria.2002. Pupuk Organik Kompos dari Sampah, Bioteknologi Unus, Suriawiria.2002. Pupuk Organik Kompos dari Sampah, Bioteknologi

Agroindustri. Bandung: Humaniora Utama Press. Agroindustri. Bandung: Humaniora Utama Press. Widodo. Yusuf. 2007.

Widodo. Yusuf. 2007.  Pemanfaatan  Pemanfaatan Limbah Limbah Industri Industri Gula Gula Melalui Melalui PengolahanPengolahan  Biologis

 Biologis Dan Dan Kimiawi Kimiawi Dalam Dalam Upaya Upaya Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya KecernaannyaKecernaannya Secara Invitro

Secara Invitro. Lampung : Lampung University Library. Lampung : Lampung University Library

Widjaja, Tri (2005), Kursus Pengolahan Limbah Cair Industri. Suraba

Widjaja, Tri (2005), Kursus Pengolahan Limbah Cair Industri. Suraba ya : Jurusanya : Jurusan Teknik Kimia, ITS.

Gambar

Tabel 2.1. Contoh audit lingkungan Pabrik Gula dengan metode

Referensi

Dokumen terkait

Disamping baku mutu udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak

Disamping baku mutu udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak

Baku mutu air limbah pemanfaatan adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang

Baku Mutu Limbah (an adalah batas kadar atau cilra mutu yang diperbolehkan bagi /at atau bahan pencemar yang dapat dibuang dari sumber pencemar ke dalam air pada badan air dan alau

Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya

Baku mutu air pada sumber air adalah batas yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat didalam air, tetapi air tersebut tetap dapat digunakan

“Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat ,energi, atau komponen yang ada dan harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya

Disamping baku mutu udara ambien, juga diatur batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga