• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

103 A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hambatan Kepolisian Resor Purbalingga dalam Mewujudkan Zero Street Crime

a. Hambatan dalam menjalankan fungsi preemtif

Polres Purbalingga dalam menjalankan fungsi preemtif terhadap penanggulangan kejahatan jalanan masih mengalami hambatan yaitu belum lengkapnya sarana-prasarana untuk kegiatan pembinaan terhadap PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). Dalam pelaksanaan Zero Street Crime salah satu kendalanya adalah adanya Anjal (Anak Jalanan) dan PGOT (Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar). Anjal dan PGOT ini menganggu kenyamanan dan ketertiban lalu lintas. Seharusnya ada saranan-prasarana untuk pembinaan PMKS tersebut, akan tetapi kenyataan di lapangan masih minimnya sarana-prasarana dalam pembinaan PMKS ini. Oleh karena itu, pelaksanaan Zero Street Crime ini masih terkendala adanya Anjal dan PGOT.

b. Hambatan dalam menjalankan fungsi preventif

Untuk fungsi preventif, hambatan yang dihadapi Polres Purbalingga dalam penanggulangan kejahatan jalanan adalah

(2)

keterbatasan personil dan tenaga polisi yang ada di Polres Purbalingga. Wilayah Kabupaten Purbalingga yang cukup luas, yakni 77.764.112 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 926.404 jiwa tidak didukung dengan jumlah personil keamanan yang memadai. Berdasarkan data rekap personil Polres Purbalingga tahun 2013, jumlah total keseluruhan personil yang ada di Polres Purbalingga, baik di Polresnya sendiri maupun di Polsek-Polseknya, yakni sebanyak 832 personil. Kenyataan tersebut masih jauh dari ideal yang seharusnya, yaitu 1 : 400, jadi tiap 400 orang dijaga oleh satu personil polisi.

c. Hambatan dalam menjalankan fungsi represif

Hambatan yang dihadapi Polres Purbalingga dalam menjalankan fungsi represif penanggulangan kejahatan jalanan meliputi:

1) Kesulitan saksi dalam pengungkapan kejahatan jalanan

Terkait dengan saksi, dalam penanggulanan kejahatan jalanan pada praktiknya kebanyakan orang-orang yang melihat kejadian di TKP tidak mau dijadikan sebagai saksi. Kebanyakan orang kurang peduli dan tidak mau dikait-kaitkan dengan masalah orang lain, sehingga enggan dijadikan saksi untuk diambil keterangannya. Orang-orang tidak mau terkait dengan masalah-masalah kejahatan apalagi terlibat urusan dengan polisi.

(3)

2) Vonis yang diterima pelaku terlalu ringan

Hambatan berikutnya dalam mewujudkan Zero Street Crime adalah masih ringannya vonis yang diterima oleh para pelaku kejahatan jalanan. Misalnya contoh perkara tindak pidana pencurian dengan pemberatan (penjambretan) yang terjadi di Jalan Raya Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan Surat Putusan Pengadian Negeri Purbalingga Nomor: 90/Pid.B/2012/PN Pbg., hakim hanya memutus para terdakwa, yaitu Misyoto dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 7 (tujuh) bulan dan Solekhan dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 2 (dua) bulan. Berdasarkan putusan yang ditetapkan oleh hakim tersebut menunjukkan bahwa vonis yang diterima para terdakwa terbilang ringan karena sangat jauh dari tuntutan maksimal yang bisa diberikan kepada para terdakwa, yaitu 7 (tujuh) tahun pidana penjara.

3) Lembaga-lembaga yang terkait dengan program Zero Street Crime belum bisa menjalankan fungsinya secara maksimal

Pelaksanaannya seringkali instansi-instansi tersebut tidak bisa menjalankan fungsinya secara maksimal. Misalnya, LP sebagai wadah pembinaan narapidana diharapkan bisa merubah seorang penjahat menjadi orang yang lebih baik setelah bebas dari tahanan. Namun, yang sering terjadi justru setelah keluar

(4)

dari LP malah menjadi lebih pintar dalam melakukan tindak kejahatan.

2. Upaya Kepolisian Resor Purbalingga mengatasi hambatan dalam mewujudkan Zero Street Crime antara lain:

a. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam menjalankan fungsi preemtif

Untuk mengatasi hambatan belum lengkapnya sarana-prasarana untuk kegiatan pembinaan terhadap PMKS, yakni tidak adanya panti rehabilitasi di Kabupaten Purbalingga, maka Anjal dan PGOT yang berhasil terjaring razia dan diarahkan ke dinas sosial, akan dikirim ke Banjarnegara karena di sana sudah memiliki panti rehabilitasi untuk penanganan PMKS. Pihak Polres Purbalingga sendiri sudah memberikan masukan terkait dengan masalah PMKS ini, termasuk agar dibangunnya panti rehabilitasi.

b. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam menjalankan fungsi preventif

Kemudian untuk masalah keterbatasan personil dan tenaga yang dimiliki Polres Purbalingga adalah dengan mengadakan terobosan kreatif yang merupakan kebijakan dari Kapolres, yakni berupa program Police Goes to School. Melalui program tersebut, polisi melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk melakukan penyuluhan, pembinaan langsung, dan himbauan-himbauan

(5)

kamtibmas. Untuk SDM-nya sendiri pihak Polres Purbalingga seringkali melakukan pelatihan, seminar, maupun sosialisasi hukum.

Upaya lain yang dilakukan oleh Polres Purbalingga untuk mengatasi hambatan dalam mewujudkan Zero Street Crime melalui fungsi preventif adalah dengan mengikutsertakan masyarakat dalam penanggulangan kejahatan jalanan. Secara sinergis Polri dan masyarakat ikut serta dalam kegiatan swakarsa dan peduli lingkungan. Selain keikutsertaan masyarakat, dalam menanggulangi kejahatan jalanan Polres Purbalingga juga meningkatkan kerjasama dengan instansi lain, seperti Satpol PP dan Dinas Sosial Kabupaten Purbalingga.

c. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam menjalankan fungsi represif Untuk mengatasi hambatan dalam menjalankan fungsi represif, Polres Purbalingga melakukan berbagai upaya, yaitu dalam hal kesulitan saksi, pihak Polres Purbalingga melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan kesadaran hukum masyarakat. Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan penyuluhan tersebut dapat menumbuhkan kesadaran hukum dan kepercayaan masyarakat kepada pihak kepolisian, sehingga masyarakat bisa bekerjasama dengan aparat kepolisian dalam menanggulangi kejahatan jalanan, termasuk bersedia menjadi saksi jika terlibat dalam suatu kasus kejahatan jalanan. Kemudian, untuk masalah vonis bagi pelaku kejahatan jalanan yang masih terlalu ringan dan

(6)

masalah lembaga-lembaga yang terkait dengan program Zero Street Crime belum bisa menjalankan fungsinya secara maksimal, pihak Polres Purbalingga tidak bisa melakukan upaya lebih karena sudah bukan merupakan kewenangan dari pihak kepolisian.

3. Sebagai tindak lanjut terhadap program Zero Street Crime, Polres Purbalingga tetap menjalankan program tersebut, karena personil Polres Purbalingga berkomitmen bahwa perintah atau kebijakan pimpinan itu harus dilaksanakan walaupun dengan berbagai hambatan-hambatan yang pasti akan muncul dalam pelaksanaannya. Selain itu, pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program Zero Street Crime merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh polisi dalam menjalankan tugasnya sebagai pengayom dan pelayan masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Kepolisian Resor Purbalingga

a. Kepolisian Resor Purbalingga hendaknya merefleksikan diri terkait dengan adanya hambatan dalam mewujudkan Zero Street Crime, karena segala permasalahan seringkali muncul tidak hanya dari orang/instansi lain, tetapi juga dari diri/instansi itu sendiri.

(7)

b. Meningkatkan program sosialisasi kepada masyarakat mengenai program Zero Street Crime, sehingga masyarakat bisa bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menanggulangi kejahatan jalanan. c. Mengintensifkan kegiatan Turjawali, terutama untuk daerah-daerah

rawan kejahatan.

d. Penambahan personil maupun pos pemantauan di daerah-daerah rawan kejahatan.

e. Kepolisian Resor Purbalingga benar-benar melakukan tindakan tegas berupa sanksi hukum terhadap para pelaku tindak kejahatan, khususnya kejahatan jalanan.

2. Bagi Masyarakat

a. Hendaknya masyarakat turut membantu dan bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menanggulangi kejahatan jalanan yang seringkali terjadi di tengah-tengah masyarakat.

b. Diharapkan kesadaran dan kerjasama yang baik pada waktu terjadi tindak kejahatan agar segera melapor kepada pihak yang berwajib.

(8)

110

DAFTAR PUSTAKA

Barda Nawawi Arief. (2011). Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru). Ed. 2, Cet. 3. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bonger, W.A. (1982). Pengantar Tentang Kriminologi. Terjemahan: R.A. Koesnoen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Burhan Bungin. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Grafindo Persada.

C.S.T. Kansil. (1989). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Ed. 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Djoko Prakoso. (1987). Polri Sebagai Penyidik Dalam Penegakan Hukum. Jakarta: PT. Bina Aksara.

G.W. Bawengan. (1974). Pengantar Psychologi Kriminil. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Haris Herdiansyah. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Lexy J. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. rev.ed. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moh Kemal Dermawan. (1994). Strategi Pencegahan Kejahatan. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita. (1987). Kejahatan dalam Masyarakat dan Pencegahannya. Jakarta: Bina Aksara.

Pudi Rahadi. (2007). Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformasi Polri). Surabaya: Laksbang Mediatama.

Rena Yulia. (2010). Viktimologi (Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan). Yogyakarta: Graha Ilmu.

(9)

Sanapiah Faisal. (2008). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press.

Sat Reskrim Polres Purbalingga. (2013). Data Kasus Kejahatan Jalanan Polres Purbalingga Tahun 2012.

. . Data Tunggakan Kasus Tahun 2007-2012 Sat Reskrim Polres Purbalingga.

Soejono Dirdjosisworo. (1984). Ruang Lingkup Kriminologi. Bandung: Remaja Karya.

Soerjono Soekanto. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: PT. RajaRafindo Persada.

Sudikno Mertokusumo. (2007). Mengenal Hukum (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Liberty.

Suhartono W. Pranoto. (2008). Bandit Berdasi Korupsi Berjamaah (Merangkai Hasil Kejahatan Pasca-Reformasi). Yogyakarta: Kanisius.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (2009). Bandung: Nuansa Aulia.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja.

Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Kabupaten Purbalingga.

(10)

INTERNET

Agus M. (2010). Street Crime, Sebagai Problematika Sosial di Negara Berkembang. Diakses dari http://www.gudangmateri.com/2010/08/street-crime-sebagai-problematika.html, pada Tanggal 28 Desember 2012, Jam 06.00 WIB.

Arbi Anugrah. (2012). Perampok Gasak Dana BOS Rp 60 Juta di Purbalingga. Diakses dari http://news.detik.com/read/2012/07/17/125653/1967225/10/ perampok-gasak-dana-bos-rp-60-juta-di-purbalingga, pada Tanggal 30 Maret 2013, Jam 15.11 WIB.

Arief Noegroho. (2010). Kompolotan Jambret Nasabah Bank Diringkus. Diakses dari http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/07/22/60368/ Komplotan-Jambret-Nasabah-Bank-Diringkus, pada Tanggal 1 April 2013, Jam 11.03 WIB.

Budhi Masturi. (2013). Polisi dan Harapan Masyarakat dalam Pelayanan Publik (1). Diakses dari http://www.ombudsman.go.id/beritaartikel/berita/437-polisi-dan-harapan-masyarakat-dalam-pelayanan-publik1.html, pada Tanggal 2 September 2013, Jam 14.50 WIB.

Dody Pratama Wahab. (2013). Rendahnya Hukuman Peyebab Meningkatnya

Kriminalitas. Diakses dari http://rri.co.id/index.php/berita/41128/

Rendahnya-Hukuman-Peyebab-Meningkatnya-Kriminalitas#.UW49g1Zto Y0, pada Tanggal 17 April 2013, Jam 13.16 WIB.

Icha Rastika. (2012). Setiap 91 Detik, Terjadi Satu Kejahatan di Indonesia. Diakses dari http://nasional.kompas.com/read/2012/12/26/15260465/ Setiap.91.Detik.Terjadi.Satu.Kejahatan.di.Indonesia, pada Tanggal 26 Maret 2013, Jam 12. 29 WIB.

Jurnal Srigunting. (2011). Peran Polri Menanggulangi Kejahatan Jalanan dan Premanisme guna Memberikan Pelayanan Rasa Aman kepada Masyarakat. Diakses dari http://jurnalsrigunting.wordpress.com/2011/10/ 12/penanggulangan-masalah-terorisme/, pada Tanggal 13 April 2013, Jam 15.28 WIB.

. (2012). Kejahatan Jalanan dan Premanisme Latar Belakang dan Penanggulangannya. Diakses dari http://jurnalsrigunting.wordpress. com/2012/02/29/kejahatan-jalanan-dan-premanisme-latar-belakang-dan-penanggulangannya-oleh-prof-dr-sarlito-wirawan-s/, pada Tanggal 16 April 2013, Jam 20.33 WIB.

Kotaperwira.com. (2012). Komplotan Perampas Motor Todong dan Setrum Korban. Diakses dari

(11)

http://kotaperwira.com/komplotan-perampas-motor-todong-dan-setrum-korban#ixzz2P11pUhIt, pada Tanggal 30 Maret 2013, Jam 16.56 WIB.

. . Siswi SMP di Kecamatan Rembang Diperkosa saat Berangkat Sekolah. Diakses dari http://kotaperwira.com/siswi-smp-di-kecamatan-rembang-diperkosa-saat-berangkat-sekolah#ixzz2PBgNiQiz. Pada Tanggal 1 April 2013, Jam 12.40 WIB.

Nila Galih Roosanti. (2009). Pelaksanaan Program “Zero Street Crime” Sebagai Usaha Penanggulangan Kejahatan Jalanan oleh Kepolisian Resor Kota Kediri”. Diakses dari http://digilib.uns.ac.id/down_file.php?f_id=MjMw MTI=, pada tanggal 27 Desember 2012, Jam 05.55 WIB.

Pesat News. (2013). Kaca Mobil Dipecah, Rp 30 Juta Dibawa Kabur Penjahat. Diakses dari http://pesatnews.com/read/2013/01/16/20097/kaca-mobil-dipecah-rp-30-juta-dibawa-kabur-penjahat, pada Tanggal 9 Februari 2013, Jam 13.00 WIB.

Seruu.com. (2012). Dua Penjambret Dihakimi Masa, Motor Dibakar dan Digantung. Diakses dari http://city.seruu.com/read/2012/03/30/91022/-dua-penjambret-dihakimi-massa-motor-dibakar-dan-digantung, pada Tanggal 30 Maret 2013, Jam 15.25 WIB.

Tendy. (2011). Polres Purbalingga Siapkan “Zero Street Crime”. Diakses dari http://m.tubasmedia.com/berita/polres-purbalingga-siapkan-zero-street-crime/, pada Tanggal 28 November 2012, Jam 13.10 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Penajalaran gelombang pada musim Timur (Gambar 23), Peralihan I (Gambar 22), dan Peralihan II (Gambar 24) arah datang gelombang dominan berasal dari arah Timur, dari gambar tersebut

Pemahaman bahwa semakin sulitnya mencari bahan baku bambu Hitam berpengaruh pada kesadaran masyarakat (pengguna) untuk melakukan konservasi dengan cara penanaman

Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Diploma III Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu

Adapun perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa fokus penelitian ini pada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yag telah bekerja melebihi masa

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan pembelajaran dengan menggunakan modul kimia inovatif berbasis model pembelajaran Problem Based Learning bertujuan untuk

9 sifat seperti ini tidak hanya terdapat pada Bani Israil saja, akan tetapi, ini merupakan sifat semua golongan manusia yang belum matang pendidikan imannya,