• Tidak ada hasil yang ditemukan

QFD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "QFD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PAPER INI DITULIS UNTUK MELENGKAPI

TUGAS MATA KULIAH PENGENDALIAN KUALITAS

Disusun Oleh :

Robby Sepriadi 08/265679/TK/33783

JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA 2009-2010

(2)

Latar belakang

Kesesuaian antara spesifikasi dan parameter mutu produk dengan keinginan pelanggan (Customer), merupakan pertimbangan penting dalam melakukan perancangan produk. Kemampuan desain dan proses produksi merupakan pembatas untuk menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. QFD (Quality Function Deployment ) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menterjemah kebutuhan konsumen kedalam karakteristik produk serta mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk memenuhinya.

Pembahasan

Quality function deployment atau QFD muncul pada tahun 60an di negara jepang, metode ini di kenalkan oleh Dr Yoji Akao.. QFD adalah metode yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk yang kompleks dengan menghubungkan unsur perencanaan dari desain dan proses pembuatan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Dengan menggunakan metode QFD, perusahaan di jepang mengharapkan pengembangan produk mereka lebih efektif pada usaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kepuasan pelanggan. Kemudian metode QFD di pakai oleh perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa di Amerika serikat. Manfaat yang langsung di dapat antara lain : penurunan biaya proyek secara keseluruhan (misalnya 50%), pengurangan dalam waktu siklus proyek (misalnya 33%), dan besar peningkatan produktivitas (misalnya 200%). Selain itu kualitas fungsi penyebaran (QFD) adalah metode membantu mentransformasi kebutuhan pelanggan (dengan suara pelanggan) ke karakteristik teknik dalam bentuk produk atau layanan [Wikipedia, 2010]. Sedangkan menurut buku total quality management, QFD dapat diartikan sebagai alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini termasuk dengan desain produk, keteknikan dan produksi produk.

QFD dapat memberikan beberapa keuntungan jangka pendek seperti mengurangi hambatan lintas-fungsional yang terkait dengan tim pengembangan produk dan membantu perubahan budaya perusahaan. Dalam jangka panjang, QFD telah terbukti manfaat-manfaat nyata seperti lebih mengurangi waktu siklus, mengurangi biaya pembangunan, dan produktivitas meningkat. Manfaat terpenting dari QFD adalah efektivitas dalam menangkap, memprioritaskan dan menstabilkan kebutuhan pelanggan.

Menurut Lou Cohen, manfaat utama yang diperoleh dari penerapan QFD yaitu:

1. Terciptanya rangcangan produk dan jasa berbasis kepuasan pelanggan, karena keinginan pelanggan diketahui.

2. Akan lebih mudah dalam merancang produk yang fokus pada pelanggan

3. Membandingkan produk/jasa terhadap pesaing untuk saling memenuhi kebutuhan pelanggan. 4. Lebih fokus dalam mendesain produk untuk memuaskan pelanggan sehingga waktu pemasaran cepat.

5. Membantu dalam merencanakan desain terbaru untuk di masa depan, biaya tidak terlalu tinggi 6. mendorong terciptanya kerja sama antara departemen

(3)

7. Data terkumpul dengan baik dalam membantu mengambil keputusan. Tahapan QFD

Tahap perencanaan dan pengembangan fase model QFD dapat disebut juga matriks, adapun matriks perencanaan dan pengembangan QFD adalah sebagai berikut:

1. Matriks perencanaan produk (house of quality) .

Menjelaskan tentang customer needs, technical requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assement, dan targets. HOQ terdiri dari tujuh bagian utama tersebut.

2. Matriks perencanaan part (part of deployment) .

Merupakan faktor-faktor teknis yang critical terhadap pengembangan produk. 3. Matriks perencanaan proses (process planning) .

Merupakan matriks proses pembuatan pengembangan suatu produk. 4. Matriks perencanaan produksi (production plannning)

Memaparkan tindakan yang perlu diambil didalam perbaikan kualitas produk.

Menurut Cohen (1992) tahap-tahap dalam menyusun rumah kualitas adalah sebagai berikut: 1. Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan, tahap ini meliputi: 1) Memutuskan siapa

pelanggan, 2) Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan konsumen, 3) Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut, dan 4) Pembuatan diagram afinitas

2. Tahap II Matrik Perencanaan, tahap ini bertujuan untuk mengukur kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan.

3. Tahap III Respon Teknis, pada tahap ini dilakukan transformasi dari kebutuhan-kebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang besifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

4. Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Konsumen. Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (tahap 3) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (tahap 1).

5. Tahap V Korelasi Teknis, tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara karakterisitik kualitas pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat dilihat apabila suatu

(4)

respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis lainnya dalam proses produksi, dan dapat diusahakan agar tidak terjadi bottleneck.

6. Tahap IV Benchmarking dan Penetapan Target, pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan oleh produk sejenis

7. Metode QFD menurut Cohen (1995) memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan yang disebut empat fase model QFD .

QFD Iterasi 1

QFD iterasi 1 mengkombinasikan voice of customer atau kebutuhan pelanggan dengan karakteristik teknis yang dibuat tim pengembang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengolahan QFD iterasi pada 1 menggunakan bagan house of quality seperti di bawah ini:

Bagian A. Matriks kebutuhan pelanggan/ customer needs and benefits

Matriks ini berisi daftar kebutuhan pelanggan secara terstruktur yang langsung diterjemahkan dari kata-kata pelanggan, sering disebut juga voice of customers Langkah-langkah mendapatkan voice of customers:

1. Mendapatkan suara pelanggan melalui wawancara, kuisioner terbuka, komplain pelanggan. 2. Sortir Voice of Customer ke dalam beberapa kategori (need/benefit, dimensi kualitas, dll) 3. Masukkan ke dalam matriks kebutuhan pelanggan.

Bagian B. Matriks perencanaan/ planning matrix

Menurut Cohen,1995 matriks perencanaan merupakan alat yang dapat membantu tim pengembangan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan. Matriks ini mencatat seberapa penting masing-masing kebutuhan atau keuntungan dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berdasarkan interpretasi tim pengembang dan data hasil penelitian. Kondisi ini mempengaruhi keseimbangan antara prioritas perusahaan dan prioritas pelanggan. Adapun bagian- bagian dari Matriks Perencanaan adalah sebagai berikut:

(5)

1. Tingkat kepentingan pelanggan(Important to Customer)

Kolom tingkat kepentingan pelanggan merupakan tempat dimana hasil pengambilan data mengemai seberapa penting yang suatu atribut kebutuhan.

2. Tingkat kepuasan pelanggan(Customer Satisfaction Performance)

Tingkat kepuasan pelanggan merupakan persepsi pelanggan mengenai seberapa baik suatu produk atau layanan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

3. Tingkat kepuasan pelanggan pesaing(Competitive Satisfaction Performance)

Tingkat kepuasan pelanggan merupakan persepsi pelanggan mengenai seberapa baik suatu produk atau layanan kompetitor dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

4. Goal

Goal merupakan target kepuasan pelanggan yang ingin dicapai oleh perusahaan berdasarkan kondisi tingkat kepuasan sebenarnya. Penentuan Goal kepuasan pelanggan dalam matriks perencanaan memberikan efek yang besar dalam prioritas sepanjang proyek pengembangan. 5. Improvement ratio

Kombinasi dari Customer Satisfaction Performance dan Goal menghasilkan sebuah nilai yang disebut Improvement ratio. Improvement ratio merupakan perkalian faktor Goal dan tingkat kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Performance).

6. Sales point

Sales point adalah daya jual yang dimiliki oleh sebuah produk berdasarkan seberapa baik kebutuhan pelanggan terpenuhi. Sales point mempunyai nilai dari salah satu diantara tiga nilai berikut: 1.0, 1.2, dan 1.5. Arti dari ketiga nilai tersebut adalah sebagai berikut:

7. Raw weight

Kolom Raw weight berisi nilai dari data dan keputusan yang diambil dari kolom-kolom bagian matriks perencanaan sebelumnya. Nilai raw weight adalah sebagai berikut:

Raw weight = (important to customer)x(improvement ratio)x(sales point) 8. Normalized raw weight

(6)

Normalized raw weight merupakan presentase nilai raw weigh dari masing masing atribut kebutuhan

9. Cumulative normalized raw weight.

Bagian C. Matriks karakteristik teknis/ substitute quality characteristics

Matriks ini memuat karakteristik teknis yang merupakan bagian dimana perusahaan melakukan penerapan metode yang mungkin untuk direalisasikan dalam usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dalam technical response, perusahaan mentranslasikan

kebutuhan konsumen menjadi substitute quality characteristics

Perlu ditentukan arah peningkatan atau target terbaik yang dapat dicapai, yaitu: 1. ↑ semakin besar nilainya, semakin baik

2. ↓ semakin kecil nilainya, semakin baik

3. ○ nilai target yang ditentukan adalah yang terbaik

Bagian D. Matriks hubungan/ relationship

Matriks ini menentukan hubungan antara VOC dengan SQC dan kemudian menerjemahkannya menjadi suatu nilai yang menyatakan kekuatan hubungan tersebut (impact). Dari hubungan ini ada 4 kemungkinan yang terjadi, yaitu :

1. Tidak berhubungan (nilai=0) 2. Sedikit hubungan = ∆ (nilai=1) 3. Hubungan biasa = ○ (nilai=3)

4. Sangat berhubungan = © (nilai 5,7,9 atau 10 tergantung pemilihan tim perancang)

Bagian E. Matriks korelasi karakteristik teknis / technical correlation Matriks ini menggambarkan peta saling ketergantungan (independancy) dan saling berhubungan (interrelationship) antara SQC.

Ada 5 tingkat pengaruh teknis pada bagian ini, yaitu : 1. √√ pengaruh positif kuat

2. √ pengaruh positif sedang 3. tidak ada hubungan

(7)

5. XX pengaruh negatif kuat Bagian F. Matriks teknis

Matriks ini berisi tiga jenis informasi, yaitu :

1. Kontribusi karakteristik teknis kepada performansi produk atau jasa secara keseluruhan. Kontribusi ini didapat dengan mengurutkan peringkat karakteristik teknis, berdasarkan bobot kepentingan dan kebutuhan pelanggan pada bagian B serta hubungan antara karakteristik teknis dan kebutuhan pelanggan pada bagian D.

2.. Technical benchmark yang menguraikan informasi pengetahuan mengenai keunggulan karakteristik pesaing. Dilakukan dengan membandingkan masing-masing SQC

3. Target untuk SQC diekspresikan sebagai ukuran performansi fungsi dari SQC, yang selanjutnya akan menjadi target aktivitas pengembangan. [ittelkom,2010]

Dalam sumber lain, pembuatan House of Quality dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut;

• Langkah 1. Mengidentifikasi semua kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

•Langkah 2. Menterjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam upaya perbaikan teknis atau karakteristik desain perusahaan (hows) yang menunjukan bagaimana perusahaan memenuhi keinginan pelanggan.

•Langkah 3. Mencari hubungan antara setiap kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan setiap usaha perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen (karakteristik desain).

•Langkah 4. Upaya perusahaan untuk memenuhi setiap karakteristik desain yang ditujukan untuk memenuhi keinginan kebutuhan pelanggan yang diberi nilai target berdasarkan tingkat kemudahan pelaksanaannya.

•Langkah 5. Menentukan hubungan antara setiap karakteristik desain dan disusun menjadi matriks korelasi yang terletak pada bagian atap ( bagian 4) dari HoQ.

•Langkah 6. Menentukan tingkat kesulitan dari sudut pandang perusahaan, penerapan setiap karakteristik desain dapat dijabarkan dalam skala.

•Langkah 7. Membandingkan karakteristik desain dengan produk pesaing berdasarkan hasil identifikasi karakteristik pelanggan untuk menentukan karakteristik desain yang tepat, berdasarkan informasi langsung dari pelanggan.

•Langkah 8. Lakukan penilaian karakteristik produk yang telah dicapai oleh perusahaan juga bandingkan dengan pesaing.

• Langkah 9. Menghitung tingkat kepentingan dari setiap karakteristik pelanggan yang dinilai dalam angka dan tingkat kesulitan perusahaan menerapkan karakteristik desain untuk menentukan tingkat kepentingan relatif dan absolut.

(8)

Berikut ini adalah contoh HoQ secara langkap.

Kesimpulan

Kualitas fungsi penyebaran (QFD) khususnya rumah kualitas adalah suatu metode efektif dimana harapan pelanggan menjadi dasar penentuan proses desain atau untuk pengembangan di industri jasa. Beberapa manfaat dari penggunaan QFD antara lain : cara untuk mendapatkan informasi dan menggunakan informasi tersebut, memperpendek aliran pengembangan produk,

(9)

mengurangi biaya, mengembangkan pekerja, menciptakan suasana kerja sama, tepat mengambil keputusan, segala sesuatu dapat disimpan dalam bentuk data tulisan. QFD didasarkan oleh keinginan dari pelanggan. Yang terpenting, implementasi QFD adalah untuk memuaskan pelanggan. Tahapan QFD yaitu Matriks perencanaan produk (house of quality) , matriks perencanaan part (part of deployment), matriks perencanaan proses (process planning), matriks perencanaan produksi (production plannning)

Referensi http://qualitycenter.wordpress.com/about/qfd/ http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php? view=article&catid=25%3Aindustri&id=454%3Aquality-function-deployment-qfd&option=com_content&Itemid=15

(10)

http://qualityengineering.wordpress.com/2008/06/29/tahapan-qfd/

besterfield, Dale H., et al. Total Quality Management.Englewood Cliffs, N.J. Prentice-Hall Internasional, 1995.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah desain produk lampu sudut dengan metode Quality Function Deployment (QFD) dengan memanfaatkan limbah dari bonggol

Pada proses perancangan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) merupakan metode perancangan produk yang berisikan kriteria berasal dari Customer Needs

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, desain pispot baru melalu pendekatan QFD dan analisis SWOT membuktikan hasil desain sesuai kebutuhan konsumen yang ditunjang oleh

Model Kano digunakan untuk mengkategorikan atribut pada produk berdasarkan kebutuhan pelanggan, sedangkan Metode QFD digunakan untuk memastikan bahwa keinginan

Metode QFD digunakan untuk meningkatkan kualitas produk dari segi prioritas melalui tingkat hubungan antara kebutuhan konsumen dengan karakteristik teknis produk, sedangkan metode

Metode QFD merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam karakteristik teknis produk dengan mempertimbangkan

QFD adalah metodologi yang terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Karakteristik produk atau jasa yang dimaksud adalah karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, yang meliputi antara lain desain, komposisi, proses