• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESKRIPSI STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR

Arie Asnaldi1, Arie Prima Richi2

1Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Indonesia

2UPT SDN 10 Sungai Jambu, Jorong Batur, Kecamatan Pariangan, Batu Sangkar, Sumatera Barat, Indonesia

Abstrak

Peneliti bertujuan mendeskripsikan status gizi dan tingkat kesegaran jasmani siswa, karena didasari kenyataan bahwa siswa di Sekolah Dasar Negeri dalam melakukan aktifitas olahraga, cepat lelah, kurang bersemangat, sering mengantuk pada jam pelajaran dan ada yang mukanya pucat seperti kurang sehat. Metode penelitian menggunakan deskriptif. Sampel dalam penelitian sebanyak 36 orang. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan pengukuran status gizi untuk anak remaja sekolah yang berusia 10-12 dan untuk kesegaran jasmani dengan menggunakan tes kesegaran jasmani Indonesia. Teknik analisa data dengan analisis statistik deskripsi tabulasi distribusi frekuensi. Disimpulkan hasil penelitian ini bahwa status gizi siswa putra dan putri termasuk kategori buruk dan tingkat kesegaran jasmani siswa putra dan putri termasuk kategori kurang. Kata kunci: status gizi, tingkat kesegaran jasmani, sekolah dasar

DESCRIPTION OF NUTRITIONAL STATUS AND PHYSICAL FRESHNESS LEVEL OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Arie Asnaldi1, Arie Prima Richi2

1Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Indonesia

2UPT SDN 10 Sungai Jambu, Jorong Batur, Kecamatan Pariangan, Batu Sangkar, Sumatera Barat, Indonesia

Abstract

The researcher aims to describe the nutritional status and physical fitness level the students, because it is based on the fact that students at Elementary School in doing sports activities, got tired quickly, lack of enthusiasm, often sleepy during class and some have unhealthy faces. The research method uses descriptive. The sample in this research was 36 people. The research instrument used in the study used nutritional status measurement for school adolescents aged 10-12 and for physical fitness using Indonesian physical fitness test. Data analysis techniques with statistical analysis of frequency distribution tabulation descriptions. It was concluded from the results of this research that the nutritional status of male and female students was in the bad category and the physical fitness level of male and female students was in the poor category.

(2)

Pendahuluan

Melihat pentingnya pendidikan dan kesegaran jasmani maka usaha-usaha yang perlu dilaksanakan adalah dengan melakukan pembinaan olahraga serta melaksanakan kegiatan olahraga secara rutin dan teratur. Pembinaan dan pengem-bangan olahraga merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya dan diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani, mental, dan kerohanian masyarakat (Asnaldi, 2019).

Untuk meningkatkan kesegaran jasmani yang baik diperlukan suatu lembaga, salah satu diantaranya adalah melalui Sekolah Dasar (SD) (Yulifri, Nurinni, Asnaldi, & Umar, 2019). Kegiatan yang dilakukan sekolah harus terarah dan terencana guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Salah satu bidang studi yang cukup penting di sekolah untuk meningkatkan kecukupan gizi dan tingkat kesegaran jasmani adalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) (Sepriani, Rosmaneli, Asnaldi, 2016), Keadaan seperti ini dapat juga dipengaruhi oleh kecukupan gizi siswa tersebut.

Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terha-dap siswa SD Negeri 05 Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terlihat siswa dalam melakukan aktifitas olahraga, cepat lelah, kurang bersemangat, sering mengantuk pada jam pelajaran dan ada yang mukanya pucat seperti kurang sehat.

Kelompok usia sekolah termasuk golongan penduduk berada yang pada masa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam hal ini, anak harus mendapatkan masukan gizi yang secara kuantitas dan kualitas dalam keadaan cukup serta baik

dan kesegaran jasmani yang mantap. Status gizi anak sebagai cerminan kecu-kupan gizi, merupakan salah satu tolak ukur yang penting untuk menilai keadaan pertumbuhan dan status kesehatannya (Asnaldi, Zulman, & Madri, 2018).

Peneliti beranggapan hal ini disebabkan oleh tingkat kesegaran jasmani dan status gizi siswa yang masih rendah. Menurut Susilowati (2008, hlm. 27) untuk mengetahui baik atau buruknya status gizi seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian status gizi, dimana penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung seperti: 1) antropometri, klinis, biokimia. Secara tidak langsung seperti: survey konsumsi makanan, statistik vital, faktor ekologi.

Rendahnya tingkat kesegaran jasmani dan status gizi siswa, mungkin disebabkan oleh pengetahuan gizi yang kurang, tingkat ekonomi, faktor anggota keluarga, faktor lingkungan, ketersediaan bahan pangan, kebiasaan siswa dalam beraktivitas fisik, sarana dan prasarana yang kurang, kondisi fisik siswa, serta kemampuan guru Penjasorkes dalam mengajar.

Kesegaran jasmani merupakan suatu hal yang dipengaruhi oleh aktifitas fisik dan latihan olahraga yang dilakukan sehari-hari. Semakin banyak aktivitas dan latihan yang dilakukan seseorang, maka semakin baik pula tingkat kesegaran jasmaninya (Asnaldi et al., 2018; Zulman, & Asnaldi, 2019).

Hal ini disebabkan dengan melakukan aktivitas fisik dan latihan olahraga akan meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengkonsumsi oksigen secara maksimal, maka secara otomatis akan berpengaruh terhadap kesegaran jasmaninya.

Kesegaran jasmani merupakan suatu yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan latihan olahraga yang dilakukan seseorang, akan semakin baik pula tingkat kesegaran jasmaninya (Budi, Listiandi,

(3)

Festiawan, & Widanita, 2020; Asnaldi, 2006). Hal ini disebabkan dengan melakukan aktivitas fisik dan olahraga akan meningkatkan kemampuan tubuh dalam mengkonsumsi oksigen secara optimal, maka secara otomatis akan berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani.

Menurut Irianto (2004, hlm. 27-83) ada beberapa cara untuk meningkat-kan kesegaran jasmani yaitu dapat dilakukan dengan beberapa latihan seperti: 1) dengan cara jogging; 2) latihan daya tahan paru jantung; 3) latihan kekuatan; 4) latihan kekuatan ; 5) latihan komposisi tubuh.

Status gizi yang baik dapat membantu seseorang dalam melakukan dan menjalankan tugas dan segala aktivi-tasnya sehari-hari termasuk dalam melaksanakan kegiatan belajar Penjasor-kes tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Asnaldi et al., 2018; Budi et al., 2020).

Karena setiap orang yang memiliki status gizi yang baik pasti mampu untuk menjalankan tugas dan segala aktivitasnya dengan baik sebagai akibat dari mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.

Kesegaran Jasmani adalah kemam-puan tubuh seseorang melakukan tugas/ pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Selain itu dia akan merasa cepat lelah, kurang semangat, sukar konsentrasi, akan mudah mengantuk jika kondisi badannya dalam keadaan lemah, letih, lesu, kurang darah, tekanan darahnya rendah ataupun terjadi gang-guan-gangguan pada fungsi tubuh dan alat-alat inderanya.

Semua itu diakibatkan status gizi dan rendahnya tingkat kesegaran jasmani siswa tersebut. Apabila status gizi seorang siswa tercukupi dan tingkat kesegaran jasmani yang baik akan berpengaruh baik terhadap hasil belajar, karena memiliki “kesegaran fisik, memiliki tubuh yang

sehat, dan juga memiliki dasar aktivitas intelektual yang dinamis dan kreatif (Redawati & Asnaldi, 2017).

Mengingat hal diatas dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui status gizi dan sejauhmana tingkat kesegaran jasmani siswa SDN 05 Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan suatu keadaan pada saat penelitian dilakukan. Adapun penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 05 Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jumlahnya 270 orang siswa. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas V di SDN 05 Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 36 orang yang diambil menggunakan sampel sistematis dengan kelipatan delapan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pengukuran status gizi untuk anak remaja sekolah yang berusia 10-12 tahun yang dengan mengukur berat badan dan mengukur tinggi badan dengan melihat penilaian status gizi dari berat badan dan tinggi badan pada Tabel 1 (Irianto, 2004). Untuk kesegaran jasmani dengan menggu-nakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) seperti: lari cepat 40 meter, gantung angkat tubuh untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri, tes baring duduk, tes loncat tegak, dan lari jarak menengah 40 meter untuk putra dan lari jarak menengah 35 meter untuk putri dengan melihat norma TKJI pada Tabel 2 (Arsil, 2010). Teknik analisis data menggunakan statistik deskripsi tabulasi distribusi frekuensi.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian yang merupakan gambaran tentang status gizi dan tingkat kesegaran jasmani Siswa SD Negeri 05

(4)

Tabel 1. Penilaian Status Gizi

% Standar Status Gizi

> 90 % Baik

81 – 90% Kurang

≤ 80% Buruk

Tabel 2. Norma TKJI

Nilai Kalsifikasi Kesegaran Jasmani

22 – 25 Baik Sekali

18 – 21 Baik

14 – 17 Sedang

10 – 13 Kurang

5 – 9 Kurang Sekali

Gambar 1. Status Gizi Putra

Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif status gizi putra dari 17 responden penelitian diperoleh rata-rata = 81,99, simpangan baku = 10,3, nilai terendah = 62,15 dan tertinggi = 99,72. dari 17 sampel putra, 5 orang (29%) memiliki hasil status gizi dengan standar nilai > 90 pada kategori gizi baik, 4 orang (24%) memiliki hasil status gizi dengan standar nilai 81-90 pada kategori gizi kurang, dan 8 orang (47%) memiliki status gizi pada standar < 80 yaitu pada kategori buruk

yang dapat di lihat pada Gambar 1. Artinya masih banyak siswa putra yang memiliki status gizi buruk.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif status gizi putri dari 19 responden penelitian diperoleh rata-rata = 93,18, simpangan baku = 30,63, nilai terendah = 68,06 dan tertinggi = 169,72. Dari 19 sampel putri, 5 orang (26%) memiliki hasil status gizi dengan standar nilai > 90 pada kategori Gizi Baik, 3 orang (16%) memiliki hasil status gizi dengan standar nilai 81-90 pada kategori Gizi Kurang, dan 11 (58%) memiliki status gizi pada

(5)

standar < 80 yaitu pada kategori buruk yang dapat di lihat pada Gambar 2. Artinya masih banyak siswa putri memiliki status gizi buruk.

Hasil analisis deskriptif dari hasil tes kesegaran jasmani yang dilakukan terhadap 17 orang siswa putera, diperoleh

nilai tertinggi 12 dan nilai terendah 9. Berdasarkan data kelompok tersebut rata-rata 10,23 dan simpangan baku 0,83. Disimpulkan bahwa dari 17 orang siswa putra yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini, tidak ada satu orangpun siswa yang memiliki kesegaran

Gambar 2. Status Gizi Putri

(6)

jasmani kategori baik sekali, baik maupun sedang, 14 orang (82%) siswa yang memiliki kesegaran jasmani pada kategori kurang, 3 orang (18%) siswa yang memiliki kesegaran jasmani dalam ketegori kurang sekali yang dapat di lihat pada Gambar 3. Dapat disimpulkan bahwa rata–rata tingkat kesegaran jasmani siswa putra 10,23 termasuk kategori kurang.

Hasil analisis deskriptif dari hasil tes kesegaran jasmani yang dilakukan pada 19 orang siswa putri diperoleh nilai tertinggi 12 dan nilai terendah 9. Berdasarkan data kelompok tersebut rata-rata 10,16 dan simpangan baku 0,96. Berdasarkan hasil data dari 19 orang siswa putri, tidak ada satu orangpun siswa yang memiliki kesegaran jasmani kategori baik sekali, baik, dan sedang , 14 orang (74%) siswa yang memiliki kesegaran jasmani kategori kurang, dan 5 orang (26%) siswa yang memiliki kategori kurang sekali yang dapat di lihat pada Gambar 1. Disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kesegaran jasmani siswa putri 10,16 termasuk kategori kurang.

Dari hasil yang didapat berkaitan dengan status gizi, manusia perlu memakan makanan agar kesehatan tubuh dapat tercapai secara optimal. Tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Jenis zat gizi yang terkandung dalam makanan kita adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat merupakan jenis zat gizi yang memegang peranan penting dalam kehi-dupan karena merupakan sumber energi utama. Selain karbohidrat, lemak juga penghasil energi yang memberikan kontribusi terhadap tubuh. Selain zat yang membangun sel–sel tubuh, protein meru-pakan zat gizi penting lain yang harus terdapat dalam konsumsi makanan sehari– hari, disamping vitamin dan mineral yang berperan dalam zat pengatur metabolisme. Merujuk pada hasil penelitian yang menyatakan bahwa masih ada beberapa orang siswa putra maupun putri yang mempunyai status gizi kurang dan buruk.

(7)

Selanjutnya dapat dipahami bahwa gizi berperan penting dalam kesehatan tubuh, tanpa gizi yang cukup akan mengakibatkan berbagai penyakit, busung lapar dan maramus yang serring terjadi pada anak-anak yang kelebihan gizi akan menyebabkan berbagai penyakit

degene-rative, seperti hipertensi atau darah tinggi

dan jantung koroner, kekurangan energi berasal dari makanan, yang menyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk berge-rak, bekerja, dan melakukan aktivitas.

Orang menjadi malas, merasa lemah dan produktifitas kerja menurun. Selain itu kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkem-bangan mental, termasuk kemampuan berpikirnya. Otak mencapai bentuk maksi-mal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen. Maka jelaslah bahwa gizi merupakan unsur yang sangat penting untuk modal bagi pengembangan sumber daya manusia. Siswa yang memiliki status gizi yang baik tentunya siswa tersebut telah mengkonsumsi makanan yang sesu-ai dengan kebutuhan zat yang dibutuhkan tubuh mereka.

Sedangkan siswa yang memiliki status gizi kurang tentunya siswa ini belum mengkonsumsi makanan yang tidak memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh mereka. Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya status gizi siswa ini, salah satunya adalah: 1) tingkat ekonomi atau pendapatan orang tua; 2) tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi; 3) faktor anggota keluarga; 4) faktor lingkungan; 5) ketersediaan bahan pangan dan lainnya.

Untuk itu diharapkan kepada: 1) guru Penjasorkes SD Negeri 05 Pasar baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat meningkatkan pengetahuan dan manfaat gizi bagi bagi tubuh kepada siswanya melalui pelajaran disekolah maupun melalui program-program khsu-sus tentang gizi. Gizi yang baik merupakan modal dasar dalam kehidupan

manusia untuk melakukan aktivitas, termasuk belajar, misalnya dalam melaku-kan aktivitas olahraga; 2) untuk siswa dapat memperhatikan dan mengkonsumsi makanan yang bergizi baik saat jajan didalam maupun di luar sekolah; 3) untuk orang tua siswa-siswi dapat hendaknya memberikan makanan yang bergizi bagi anaknya, seperti makanan yang banyak mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral dan lain sebagainya, sehingga dengan demikian kebutuhan gizi anak mereka dapat dipenuhi.

Dari hasil yang didapat berkaitan dengan kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani merupakan aspek kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan siswa dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengakibat-kan kelelahan yang berarti.

Begitu juga halnya dengan siswa SD mereka sebaiknya memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik agar bisa melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan efisien tanpa merasakan kele-lahan dalam tubuh dan masih memiliki tenaga cadangan baik untuk mengatasi keadaan darurat maupun untuk menikmati waktu sengang dengan rekreasi yang aktif (Mulyawati, Umar, & Suwirman, 2020). Pada dasarnya kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan olahraga yang dilakukan sehari-hari (Richi & Asnaldi, 2017). Semakin baik aktivitas fisik yang dilakukan seseorang maka semakin baik pula tingkat kebugaran jasmaninya.

Berdasarkan uraian hasil temuan penelitian tentang kesegaran jasmani sis-wa, baik siswa putra maupun siswa putri dapat diambil suatu kesimpulan bahwa gambaran nyata siswa tersebut masih rendah tingkat kesegaran jasmaninya. Secara garis besar kesegaran jasmani siswa berada pada kategori kurang dan kurang sekali dan tidak ada siswa putra yang memiliki tingkat kesegaran jasmani baik sekali, baik dan sedang.

(8)

Siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani baik tentunya siswa yang terbiasa melakukan aktivitas fisik, misalnya saja olahraga permainan, seperti bermain sepabola, kejar-kejaran, lari, lompat dan sebagainya (Asnaldi et al., 2018). Dari kebiasaan mereka untuk beraktivitas bermain itu dapat memper-kaya komponen-komponen kesegaran jasmani anak tersebut. Dalam bermain tersebut mereka akan berlari, melompat, melempar dan sebagainya.

Dengan demikian dapat disimpul-kan siswa yang mempunyai kesegaran jasmani baik tentunya mereka mampu dan tidak kesulitan dalam melakukan berbagai aktivitas yang yang diberikan guru dalam pembelajaran Penjasorkes. Selanjutnya siswa yang memiliki kesegaran jasmani kurang dan kurang sekali adalah anak-anak yang malas atau tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik, seperti bermain. Mungkin untuk mengisi waktu luangnya sering nonton TV, main game, internetan dan mungkin juga ada faktor lain yang menyebabkannya. Sehingga dengan kebia-saan seperti itu menyebabkan unsur-unsur atau komponen-kompenen kesegaran jas-mani mereka tidak berkembang sehingga mengakibatkan tingkat kesegaran jasmani mereka menjadi rendah. Akibatnya siswa kurang mampu atau kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik dalam pembela-jaran Penjasorkes.

Kesegaran jasmani sangat penting artinya bagi siswa dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, karena kesegaran jasmani tersebut merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik maka akan mampu melakukan suatu aktivitas dalam waktu yang relative lama. Kesegaran jasmani yang dimaksud tidak hanya mencakup ranah fisik, tetapi juga mental, sosial dan emosional sehingga merupakan kesegaran atau kebugaran total

(total fitness) (Budi, Kusuma, Syafei, & Stephani, 2019).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kesegaran jasmani yang tinggi, diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas. Karena kesegaran jasmani yang baik dapat menjadikan kondisi tubuh yang sehat dan kuat serta otak yang cerdas. Kesegaran jasmani tersebut dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan yang diberikan dalam proses pembelajaran Penjasorkes di sekolah, dan bisa juga ditingkatkan dalam aktivitas bermain, baik yang dilakukan di sekolah maupun aktivitas bermain setelah pulang sekolah dengan teman sebaya dilingkungan tempat tinggal siswa (Asnaldi et al., 2018).

Permasalahan yang ditimbulkan oleh zaman tehnologi informasi sekarang berdampak terhadap rendahnya tingkat kesegaran jasmani para siswa. Kebiasaan siswa duduk di depan komputer dan internet bermain games, face book dan lainnya. Semua kebiasaan ini akan mem-buat para siswa kurang bergerak yang berakibat rendahnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik para siswa. Keadaan tingkat kesegaran jasmani atau kebugaran fisik yang rendah akan mengakibatkan berbagai dampak negatif terhadap para siswa. Dampak negatif dapat terjadi terhadap hasil belajar siswa akan rendah, karena siswa tidak memiliki semangat dan daya tahan dalam belajar (Mulyawati et al., 2020).

Pada hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa putra maupun siswa putri termasuk pada kategori kurang, maka dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen kesegaran jasmani sangat berperan dalam aktivitas fisik siswa dalam peningkatan kesegaran jasmani.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa status gizi siswa putra dan putri termasuk kategori buruk dan tingkat

(9)

kesegaran jasmani siswa putra dan putri termasuk kategori kurang. Mengingat pentingnya kesegaran jasmani atau kebugaran fisik bagi para siswa SD khususnya siswa SD Negeri 05 Pasar baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, maka upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa SD tersebut sangatlah penting diperhatikan.

Sebagai seorang guru Penjasorkes agar lebih memperhatikan lagi tentang faktor aktivitas fisik anak dalam proses belajar mengajar, disamping faktor-faktor lain yang ikut menunjang kesegaran jasmani, serta memberikan pengetahuan mengenai pentingnya kebugaran jasmani. Untuk kepala sekolah agar menambah dan melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes. Selanjutnya siswa agar menjaga lebih giat melakukan berbagai aktivitas fisik agar dapat mencapai kesegaran jasmani yang lebih baik dan memperhatikan makanan yang yang dikonsumsi. Sehingga diharapkan kepada orang tua, memberikan arahan kepada anak untuk hidup teratur, sehat dan melakukan kegiatan olahraga untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan memperhatikan kebutuhan gizi anak. Daftar Pustaka

Arsil. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK-UNP.

Asnaldi, A. (2006). Pemberian Latihan

Kata Jion Melalui Metode Latihan

Global dan Metode Latihan

Elementer Terhadap Penguasaan Teknik Kata Jion bagi Karateka.

(Project Report). FIK Universitas Negeri Padang. [Online]. Diakses dari

http://repository.unp.ac.id/15883/ Asnaldi, A. (2019). Kontribusi Motor

Ability Dan Konsentrasi Terhadap Kemampuan Penguasaan Kata Heian Yodan Karateka Lemkari Dojo Angkasa Lanud Padang. Jurnal

Menssana, 4(1), 17-29.

https://doi.org/10.24036/jm.v4i1.30 Asnaldi, A., Zulman., & Madri. (2018).

Hubungan Motivasi Olahraga Dan Kemampuan Motorik Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Siswa Sekolah Dasar Negeri 16 Sintoga Kecamatan Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal MensSana, 3(2), 16–27.

https://doi.org/10.24036/jm.v3i2.75 Budi, D. R., Kusuma, M. N. H., Syafei,

M., & Stephani, M. R. (2019). The Analysis of Fundamental Movement Skill in Primary School Student in Mountain Range. 3rd International

Conference on Sport Science, Health, and Physical Education. Bandung:

FPOK UPI Bandung

Budi, D. R., Listiandi, A. D., Festiawan, R., Widanita. W., & Anggraeni, D. (2020). Indeks Masa Tubuh (IMT): Kajian Analisis Pada Atlet Renang Junior Usia Sekolah Dasar. Journal

of Teaching Physical Education in Elementary School, 3(2), 46–53.

https://doi.org/https://doi.org/10.1750 9/tegar.v3i2.24452

Irianto, D. (2004). Pedoman Praktis

Berolahraga Untuk Kebugaran dan

Kesehatan. Yogyakarta : Andi

Offset.

Mulyawati., Umar, A., Suwirman., & Asnaldi. A. (2020). Tinjauan VO2Max Karate-Ka Dojo Forki Kota Sungai Penuh. Jurnal Pendidikan

dan Olahraga, 3(2), 46–53.

Redawati, R., & Asnaldi, A. (2017). Persepsi Guru-Guru Non Penjas terhadap Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi Gugus IV Sungai Jambu Kecamatan Pariangan. Sport Science,

17(1), 10–18.

https://doi.org/10.24036/JSS.V17I1.1 Richi, A. P., & Asnaldi, A. (2017). Studi Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan. Sport Science, 17(2), 92–

(10)

100.

https://doi.org/10.24036/jss.v17i2.11 Sepriani, R., Rosmaneli, R., & Asnaldi, A.

(2016). Efektivitas Minuman Energi Terhadap Daya Tahan Aerobik.

Sporta Saintika, 1(2), 175–188.

https://doi.org/10.24036/sporta.v1i2. 40

Susilowati. (2008). Pengukuran Status

Gizi dengan Antropometri Gizi.

(Skripsi). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani. Yulifri, Y., Nurini, N., Asnaldi, A., &

Umar, A. (2019). Studi Kemampuan Motorik Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah. Jurnal

MensSana, 4(2), 148–155.

https://doi.org/10.24036/jm.v4i2.98 Zulman., & Asnaldi, A. (2019). Explosion

of limb muscles on the ability of Mae Geri Chudan Karateka Lemkari Dojo Bato Pariaman City. Jurnal

Performa, 4(2), 71–76.

Gambar

Tabel 1. Penilaian Status Gizi
Gambar 3. Kesegaran Jasmani Putra
Gambar 4. Kesegaran Jasmani Putri

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa peristiwa yang terjadi atas penggulingan kepala negara, baik itu penggulingan secara parlemen maupun langsung dari tangan rakyat, membuat adanya wacana konsep

Pada sistem berbasis aturan mesin inferensi menentukan bagian anteseden yang cocok dengan fakta dengan cara memanipulasi dan mengarahkan kaidah dan fakta yang

Hasil uji hipotesis menggunakan statistik non perametrik Friedman test menunjukkan bahwa ada pengaruh pelatihan mendengarkan musik klasik Mozart terhadap penurunan tingkat

Oleh karenanya, apa yang terjadi pada rata-rata harga saham perusahaan subsektor pertambangan batubara perlu untuk diketahui lebih jauh, karena disinyalir menjadi penyebab

Pada penelitian ini “Infeksi virus dengue” didefinisikan sebagai keberadaan virus dengue berdasarkan hasil uji imuno- logi dengan hasil positif; “tanpa gejala”

Oleh itu, kajian ini akan mengenal pasti faktor-faktor yang mendefinisikan kemiskinan multi dimensi kemudian membentuk kategori kemiskinan yang bertujuan untuk memperoleh

Sebanyak empat persoalan kajian telah dikemukakan iaitu: mengapa perlaksanaan projek bekalan air di kawasan luar bandar di Kedah begitu penting kepada British?;

menjadi masalah utama terutama daerah yang tata ruangnya tidak konsisten sehingga terjadi pencemaran lingkungan dan dapat membawa dampak terhadap kesehatan masyarakat. Pada tahun