Penentuan Chemicals Kritis pada Industri Migas Menggunakan Analisis ABC
(Studi Kasus pada Petro China Internatioal Jabung Ltd.)
Eka Febriani
1*dan Nur Indrianti
21,2*Program Studi Teknik Industri, FTI, UPN ”Veteran” Yogyakarta, Jl. Babarsari 2, Tambakbayan, Yogyakarta 55281
*E-mail: ekafebriani_s@yahoo.co.id
Abstract
Chemicals are key supporting items for production processes in the oil and gas industry. One of the strategies to control the supply of the chemicals is identifying them based on their critical level. This study deals with the identification of critical chemicals in a private oil and gas company. Currently there are 47 chemicals that are declared by the company as critical items. The company determined critical itemsmainly based on theirdemand. In this study we identified the critical level of the chemicals using ABC analysis. We used the last five-year data and considered the total inventory costs of each item. The study shows different result from the one that is currently done by the company. The analysis indicates that there are 14 chemicals that are classified as critical items. The result of the study can be used as the basis for the company to control the inventory of the critical chemicals. In addition to inventory costs, future study can be done to develop method for classifying critical itemsby taking into accountmultiple criteria such as expired date, ordering lot size, and delivery time of the materials.
Keywords : critical items, chemicals, oil and gas company, ABC analysis
Pendahuluan
Persediaan (inventory) adalah semua jenis barang ataupun bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi dan distribusi (Forgarty, 1992). Di industry minyak dan gas (migas), bahan-bahan k imia atau chemicals merupakan persediaan yang sangat penting. Ketidaktersediaan chemicals pada saat dibutuhkan akan berdampak terhadap pendapatan perusahaan karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Oleh karena itu chemicals merupakan material kritis yang harus selalu tersedia saat dibutuhkan dan dengan demikian diperlukan strategi pengendalian persediaan yang tepat.
Pentingnya chemicals telah menjadi perhatian bagi Petro China International Jabung Ltd. (PCJL). PCJL merupakan anak perusahaan Petro China International Companies yang bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas. PCJL menangani wilayah operasi di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Barat,Jambi, Indonesia atau sering disebut sebagai Blok Jabung. PCJL memproduksi crude oil, sales gas, propane, butane, dan
condensate sebagai hasil utama. Dengan produksi sales gas yang mencapai hingga 20.000 BOPD, PCJL dapat
membantu memenuhi kebutuhan tenaga listrik bertenaga gas untuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Pulau Batam, dan Singapura.
Penanganan chemicals di PCJL dilakukan oleh Departemen Logistik. Departemen tersebut menggolongkan
chemicals sebagai material kritis berdasarkan frekuensi penggunaannya. Pada kenyataannya, penentuan tingkat
kekritisan material sebenarnya tidak hanya didasarkan pada frekuensi penggunaannya, namun juga dapat didasarkan pada nilai uang yang dibutuhkan dalam pengadaan material tersebut. Memperhatikan hal tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan klasifikasi tingkat kekritisan chemicals di PCJL berdasarkan nilai uang dari material tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan akan digunakan pendekatan Analisis ABC. Metode tersebut merupakan aplikasi persediaan berdasarkan prinsip pareto. Tujuannya adalah membuat kebijakan persediaan yang memusatkan sumberdaya pada komponen persediaan penting meski sedikit dan bukan pada yang banyak tetapi tidak penting (Heizerdan Render, 2001).
Metode Penelitian
Chemicals yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah chemicals yang dikelola oleh Lagan Warehouse dan
BGP Warehouse PCJL. Data yang digunakand alam penelitian ini merupakan data sekunder 47 item pada tahun 2012 hingga tahun 2015 yang diperoleh dari Departemen Logistik PCJL. Saat ini keempat puluh tujuh item tersebut oleh PCJL semuanya dianggap kritis.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Analisis ABC dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung biaya simpan setiap chemicals.
Sesuai kebijakan perusahaan, biaya simpan adalah sebesar 5% dari harga beli.
2. Menghitung total biaya persediaan tahunan masing-masing chemicals, yang terdiri dari biaya pembelian dan biaya simpan.
3. Mengurutkan material berdasarkan total biaya persediaan dari yang paling besar hingga yang paling kecil. 4. Menghitung persentase total biaya persediaan setiap chemicals.
5. Menghitung persentase kumulatif biaya persediaan chemicals yang telah diurutkan.
6. Mengklasifikasikan chemicals berdasarkan nilai biaya kumulatif relative terhadap seluruh modal yang disediakan. Mengacuke Heizer dan Render (2001), chemicals diklasifikasikan kedalam tiga golongan, sebagai berikut :
a. Kategori A, merupakan chemicals yang menyerap dana sekitar 80%dariseluruh modal yang disediakan b. Kategori B, merupakan chemicals yang menyerap dana sekitar 15% (sesudah kategori A).
c. Kategori C,merupakan chemical yang menyerap dana sekitar 5% (yang bukan kategori A dan B). 7. Membuat diagram pareto berdasarkan persentase kumulatif total biaya persediaan.
Diagram pareto memperlihatkan kategori terpenting dari berbagai kategori dengan pronsip bahwa terdapat “sedikit hal yang penting dan banyakhal yang tidak penting” (Hakim, 2001).
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1 menunjukkan chemicals yang digunakan di PCJL beserta biayanya setelah diurutkan dari yang terbesar. Hasil klasifikasi chemicals berdasarkan analisis ABC dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Urutan Chemicals Berdasarkan Total Biaya Persediaan
No Kode Nama Chemicals Total Biaya
($/unit) Proporsi No Kode Nama Chemicals
Total Biaya
($/unit) Proporsi
1 M44 Prodchem champion Defoamer SV-4439, Antifoam
3230073 18,83% 25 M23 Oxygen Scavenger, PH: 4,5 - 7 69840 0%
2 M39 Prodchem MIPC EB-8132 Demulsifier 2403270 14,01% 26 M22 Corroison Inhibitor , PH: 8.0-10.0 66030 0%
3 M42 Prodchem Champion Chemical, Pour Point Depresant (PPD) Flexoil SFM-4289
1884326 10,99% 27 M33 Cogulant Alumn (KZ-1207), Alumina (AL2O3): 8%
62803 0%
4 M43 Prodchem Nalco, EC 6509A, Pour Point Depressant
1490971 8,69% 28 M13 OR-527, Oxygen Scavenger 47502 0%
5 M40 Prodchem MIPC PI-7142 Parafin Solvent 1489320 8,68% 29 M10 Soda ASH KZ 3048 47025 0%
6 M18 Prodchem, MIPC, EB-8142 Demulsifier 1341360 7,82% 30 M37 Prodchem, MIPC KI-3015 (Corroison Inhibitor)
32400 0%
7 M36 Amdea Hicap Amine pH valueL 11-12 597665 3,48% 31 M04 Sodium Hypochloride 25445 0%
8 M11 Monoethylene Glycol 208 538083 3,14% 32 M01 Prodchem, Inhibitor, Nalco-2000, 55
Gal/Dr, HTR
23436 0%
9 M35 Chemical Oase Enriched 512505 2,99% 33 M21 Potasium Permanganate (KMNO4),
Purity: 99,04%
4740 0%
10 M14 Prodchem, MIPC, T-500-165 508800 2,97% 34 M26 Calcium Hypoclorite KZ-428 2784 0%
11 M19 Prodchem, MIPC, KI-3940, Corroison Inhibitor
357435 2,08% 35 M28 Sodium Bisulphite (KZ-408) 891 0%
12 M15 Prodchem, MIPC, KI-5331, Corroison Inhibitor
311273 1,82% 36 M02 Corroison Inhibitor S-9682J 0 0%
13 M16 Prodchem, MIPC, SI-475, Scale Inhibitor 305760 1,78% 37 M05 Calcium Hypochloride, Powder 0 0%
14 M17 Prodchem, MIPC, MB-5529, 200 LTR/Drum
285413 1,66% 38 M07 Poly Alumunium Chloride (PAC) Chemical
0 0%
15 M41 Prodchem MIPC PI-7018 Parafin Solvent 279030 1,63% 39 M08 Calcium Hypochlorite 60-65% 0 0%
16 M25 Polydimethulsiloxane Emulsion 239538 1,40% 40 M09 Sodium Carbonate, Anhydrous 0 0%
17 M12 Prodchem, Methanol for Dehydrating Agent
233249 1,36% 41 M20 Emulsion Breaker S-9536 XP 0 0%
18 M38 Prodchem MIPC SI-475 Scale Inhibitor 150540 0,88% 42 M27 Chemical Calcium Hypochlorite 0 0%
19 M06 Poly Alumunium Chloride (PAC) Chemical For Plant
124740 0,73% 43 M30 Chemical Sodium Hypochlorite (NaOCl2)
0 0%
20 M31 Caustic Soda, KZ-3028 113687 0,66% 44 M32 Caustic Soda (NaOH) 0 0%
21 M24 Scale Inhibitor, PH: 5-6 108900 0,63% 45 M34 Alumina (Al2O3) 0 0%
22 M47 Fyrewash F2 Turbine Engine Cleaner 104063 0,61% 46 M45 Defoamer S-6132 XP MFG.: Starborn 0 0%
23 M29 Sodium Hypochlorite (KZ-404) 85278 0% 47 M46 Chemical Emulsion Breaker S-9536 XP
MFG: Starborn
0 0%
24 M03 Compound Cleaner, Multi Purpose Cleaner Ups
71548 0% Total 17.149.721,91 100%
Tabel 2.Klasifikasi Chemicals Hasil Analisis ABC Basis Data Tahun 2012-2015 No Kode Kumulatif Persentase (%) No Kode Kumulatif Persentase (%) 1 M44 18,83% 25 M23 98,17% 2 M39 32,85% 26 M22 98,56% 3 M42 43,84% 27 M33 98,93% 4 M43 52,53% 28 M13 99,20% 5 M40 61,21% 29 M10 99,48% 6 M18 69,04% 30 M37 99,67% 7 M36 72,52% 31 M04 99,81% 8 M11 75,66% 32 M01 99,95% 9 M35 78,65% 33 M21 99,98% 10 M14 81,61% 34 M26 99,99% 11 M19 83,70% 35 M28 100% 12 M15 85,51% 36 M02 100% 13 M16 87,29% 37 M05 100% 14 M17 88,96% 38 M07 100% 15 M41 90,59% 39 M08 100% 16 M25 91,98% 40 M09 100% 17 M12 93,34% 41 M20 100% 18 M38 94,22% 42 M27 100% 19 M06 94,95% 43 M30 100% 20 M31 95,61% 44 M32 100% 21 M24 96,25% 45 M34 100% 22 M47 96,85% 46 M45 100% 23 M29 97,35% 47 M46 100% 24 M03 97,77% Klasifikasi Klasifikasi C A B C
Diagram pareto dari biaya persediaan chemicals tahun 2012-2015 dapat dilihat pada Gambar 1. Sedangkan kondisi tahunan ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3. Gambar 2 memperlihatkan frekuensi permintaan dan biaya persedian setiap tahun. Gambar 3 menunjukkan diagram pareto yang menunjukkan klasifikasi chemicals setiap tahun.
0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% M 44 M 39 M 42 M 43 M 40 M 18 M 36 M 11 M 35 M 14 M 19 M 15 M 16 M 17 M 41 M 25 M 12 M 38 M 06 M 31 M 24 M 47 M 29 M 03 M 23 M 22 M 33 M 13 M 10 M 37 M 04 M 01 M 21 M 26 M 28 M 02 M 05 M 07 M 08 M 09 M 20 M 27 M 30 M 32 M 34 M 45 M 46 A B C Chemicals
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 0 100 200 300 400 500 600 700 M 4 4 M 4 2 M 4 0 M 3 6 M 4 3 M 3 9 M 3 5 M 1 1 M 1 4 M 4 1 M 1 2 M 1 6 M 1 9 M 1 7 M 1 5 M 3 8 M 2 5 M 0 6 M 2 4 M 3 1 M 0 3 M 2 9 M 1 0 M 1 3 M 2 2 M 3 3 M 0 4 M 2 3 M 3 7 M 0 1 M 2 8 M 0 2 M 0 5 M 0 7 M 0 8 M 0 9 M 1 8 M 2 0 M 2 1 M 2 6 M 2 7 M 3 0 M 3 2 M 3 4 M 4 5 M 4 6 M 4 7 D ol la rs U ni t Chemicals B C A 0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 0 50 100 150 200 250 300 350 M 4 4 M 3 9 M 4 3 M 4 2 M 4 0 M 1 8 M 1 1 M 1 4 M 3 6 M 1 9 M 1 6 M 4 1 M 3 5 M 2 5 M 1 2 M 1 7 M 1 5 M 2 4 M 3 1 M 3 8 M 2 9 M 4 7 M 0 6 M 3 3 M 2 3 M 2 2 M 0 3 M 1 3 M 1 0 M 0 1 M 3 7 M 0 4 M 2 1 M 2 6 M 2 8 M 0 2 M 0 5 M 0 7 M 0 8 M 0 9 M 2 0 M 2 7 M 3 0 M 3 2 M 3 4 M 4 5 M 4 6 D o ll a rs U ni t Chemicals A B C (a) (b) 0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 0 100 200 300 400 500 600 M 3 9 M 4 4 M 1 8 M 4 2 M 4 0 M 4 3 M 1 1 M 1 4 M 1 5 M 1 9 M 1 6 M 1 7 M 4 1 M 1 2 M 2 5 M 3 6 M 3 8 M 3 1 M 0 6 M 2 4 M 2 9 M 2 3 M 3 3 M 2 2 M 0 3 M 1 3 M 1 0 M 4 7 M 3 7 M 0 1 M 0 4 M 2 6 M 2 8 M 0 2 M 0 5 M 0 7 M 0 8 M 0 9 M 2 0 M 2 1 M 2 7 M 3 0 M 3 2 M 3 4 M 3 5 M 4 5 M 4 6 D ol la rs U ni t Chemicals A B C 0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 0 100 200 300 400 500 600 700 M 44 M 39 M 1 8 M 4 2 M 4 0 M 43 M 14 M 19 M 1 7 M 1 5 M 1 1 M 16 M 35 M 47 M 2 5 M 1 2 M 4 1 M 38 M 06 M 31 M 2 4 M 2 9 M 2 3 M 22 M 03 M 33 M 3 7 M 1 3 M 1 0 M 04 M 01 M 2 1 M 2 6 M 2 8 M 0 2 M 05 M 07 M 0 8 M 0 9 M 2 0 M 2 7 M 30 M 32 M 3 4 M 3 6 M 4 5 M 4 6 D ol la rs U ni t Chemicals A B C (c) (d)
Gambar 2. Frekuensi permintaan dan biaya tahun(a) 2012, (b) 2013, (c) 2014, (d) 2015. Note: ▓ : % biaya, ▬:
kumulatif% biaya 0% 20% 40% 60% 80% 100% M 44 M 42 M 40 M 36 M 43 M 39 M 35 M 11 M 14 M 41 M 12 M 16 M 19 M 17 M 15 M 38 M 25 M 06 M 24 M 31 M 03 M 29 M 10 M 13 M 22 M 33 M 04 M 23 M 37 M 01 M 28 M 02 M 05 M 07 M 08 M 09 M 18 M 20 M 21 M 26 M 27 M 30 M 32 M 34 M 45 M 46 M 47 A B C 0% 20% 40% 60% 80% 100% M 4 4 M 3 9 M 4 3 M 4 2 M 4 0 M 1 8 M 1 1 M 1 4 M 3 6 M 1 9 M 1 6 M 4 1 M 3 5 M 2 5 M 1 2 M 1 7 M 1 5 M 2 4 M 3 1 M 3 8 M 2 9 M 4 7 M 0 6 M 3 3 M 2 3 M 2 2 M 0 3 M 1 3 M 1 0 M 0 1 M 3 7 M 0 4 M 2 1 M 2 6 M 2 8 M 0 2 M 0 5 M 0 7 M 0 8 M 0 9 M 2 0 M 2 7 M 3 0 M 3 2 M 3 4 M 4 5 M 4 6 A B C (a) (b) 0% 20% 40% 60% 80% 100% M 3 9 M 4 4 M 1 8 M 4 2 M 4 0 M 4 3 M 1 1 M 1 4 M 1 5 M 1 9 M 1 6 M 1 7 M 4 1 M 1 2 M 2 5 M 3 6 M 3 8 M 3 1 M 0 6 M 2 4 M 2 9 M 2 3 M 3 3 M 2 2 M 0 3 M 1 3 M 1 0 M 4 7 M 3 7 M 0 1 M 0 4 M 2 6 M 2 8 M 0 2 M 0 5 M 0 7 M 0 8 M 0 9 M 2 0 M 2 1 M 2 7 M 3 0 M 3 2 M 3 4 M 3 5 M 4 5 M 4 6 A B C 0% 20% 40% 60% 80% 100% M 4 4 M 3 9 M 1 8 M 4 2 M 4 0 M 4 3 M 1 4 M 1 9 M 1 7 M 1 5 M 1 1 M 1 6 M 3 5 M 4 7 M 2 5 M 1 2 M 4 1 M 3 8 M 0 6 M 3 1 M 2 4 M 2 9 M 2 3 M 2 2 M 0 3 M 3 3 M 3 7 M 1 3 M 1 0 M 0 4 M 0 1 M 2 1 M 2 6 M 2 8 M 0 2 M 0 5 M 0 7 M 0 8 M 0 9 M 2 0 M 2 7 M 3 0 M 3 2 M 3 4 M 3 6 M 4 5 M 4 6 A B C (c) (d)
Gambar 3. Diagram pareto biaya persediaan chemicals tahun(a) 2012, (b) 2013, (c) 2014, (d) 2015. Note : ▓ :
% biaya, ▬: kumulatif % biaya
Tabel 3 menggambarkan pola chemicals dalam klasifikasi A dan B atau kritis sepanjang tahun 2012 hingga 2015. Pada table tersebut chemicals dengan huruf tebal (bold) dan lingkaran menunjukkan chemicals yang konsisen berada pada klasifikasi A atau paling kritis. Chemicals dengan huruf tebal dengan segiempat menunjukkan chemicals yang konsisen berada pada klasifikasi B atau kritis. Sedangkan chemicals dengan huruf tebal dan dihubungkan dengan garis putus-putus menunjukkan bahwa chemicals tersebut tidak selalu masuk dalam kategori yang sama, chemicals kadang-kadang berada di klasifikasi A dan kadang-kadang-kadang-kadang di B.
pengendalian persediaan chemicals M44,M39, M42, M43, dan M40 perlu mendapatkan perhatian yang serius. Pada kategori B, terdapat 6 chemicals yang selalu ada pada kategori tersebut yakni chemicals M17, M16, M15, M41, M12, dan M38. Sedangkan 3 chemicals yang kritis namun posisinya kadang-kadang ada di A, kadang-kadang di B adalah
chemicals M11, M14, dan M19.
Tabel 3.ChemicalsKategori A dan B
Klasifikasi No 2012 2013 2014 2015 1 M44 M44 M39 M44 2 M42 M39 M44 M39 3 M40 M43 M18 M18 4 M36 M42 M42 M42 5 M43 M40 M40 M40 6 M39 M18 M43 M43 7 M11 M11 M14 8 M14 M19 9 M36 1 M35 M19 M14 M17 2 M11 M16 M15 M15 3 M14 M41 M19 M11 4 M41 M35 M16 M16 5 M12 M25 M17 M35 6 M16 M12 M41 M47 7 M19 M17 M12 M25 8 M17 M15 M25 M12 9 M15 M24 M36 M41 10 M38 M31 M38 M38 11 M38 M31 A B
Berdasarkan Tabel 3 dapat dikatakan bahwa chemicals M44 adalah item yang paling kritis karena selalu berada pada posisiatas. Dari Gambar 2 terlihat bahwa M44 memiliki rata-rata frekuensi penggunaan lebih rendah dari pada chemicals yang lain, misalnya M11. Namun harga yang relative mahal menjadikan M44 tergolong sebagai chemicals yang sangat kritis (Klasifikasi A) setiap tahunnya. Sebaliknya, berdasarkan Gambar 2, M06 memiliki frekuensi permintaan yang paling tinggi setiap tahun. Namun karena harga M06 relatif murah, maka setiap tahun M06 selalu dikategorikan sebagai item tidak kritis (klasifikasi C).
Tabel 3 menunjukkan bahwa meskipun permintaan chemicals M14 naik dari tahun ke tahun sepanjang kurun waktu 2012-2015, namun setiap tahun terjadi perubahan kategori kekritisan dari A ke B atau sebaliknya. Hal ini berarti bahwa kekritisan chemicals tidak dapat ditentukan secara parsial namun harus dianalisis berdasarkan kebutuhan keseluruhan
chemicals.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis ABC, 47 chemicals yang saat ini digolongkan sebagai material kritis yang oleh Departemen Logistik PCJL namun tidak semuanya digolongkan sebagai chemicals kritis. Berdasarkan hasil analisis ABC, yang didasarkan pada total biaya persediaan, menyimpulkan bahwa M44, M39, M42, M43, dan M40 cenderung menjadi chemicals yang sangat kritis (kategori A). Sedangkan M17, M16, M15, M41, M12, dan M38 termasuk chemicals kritis (kategori B). Selain itu, M11, M14, dan M19 terkadang masuk kategori A dan terkadang B. Artinya, perusahaan perlu memberikan perhatian serius terhadap pengendalian persediaan keempat belas
chemicals tersebut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini dapat diterapkan pada industri lain pada umumnya dan industry migas pada khususnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya di bidang manajemen persediaan, khususnya terkait dengan persediaan pengaman chemicals dengan memperhatikan tingkat kekritisan material. Selain itu, metode penentuan tingkat kekritisan material dapat dikembangkan dengan menambahkan kriteria lain seperti masa kadaluarsa, lot size pemesanan, dan delivery time.
Daftar Pustaka
Forgarty DW, Blackstone JH, Hoffman TR. Production and inventory management.Ohio: South Western Publishing Co.1994.
Hakim A.Statistik deskriptif untuk ekonomi dan bisnis. Yogyakarta : Ekonisia. 2001.
PetroChina International Jabung Ltd. Laporan akhir pemantauan kualitas lingkungan Petrochina International Jabung Ltd. 2016
Lembar Tanya Jawab
Moderator : MF Sri Mulyaningsih (Teknik Kimia Universitas 17 Agustus 1945,
Semarang)
1. Penyaran : Dwi Suheryanto (Badan Penelitian dan Pengembangan Industri - Kementrian Perindustrian RI)
Saran : - Coba dipertegas bias disimulasikan dengan cost-nya
2. Penanya : Sri Mulyaningsih ( Teknik Kimia Universitas 17 Agustus 1945, Semarang) Pertanyaan : - Apakah sampelnya itu di suatu industry benar-benar dibutuhkan ? Misalkan zat
A dengan pilihan-pilihan lainnya itu bagaimana?
- Kalau suatu industry lebih senang kekelas A, B dan C bagaimana?
Jawaban : - Semuanya memang digunakan dan belumada alternative lainnya mengingat dalam migas chemicals berfungsi sangat penting.
- PadakelasAinimemilikifungsi yang lebihtinggi. Untuk yang lebihdiperhatikanada di kelas A dan B, karena pada kelas A dan B lebih urgent.
3. Penanya : Robertinus
Pertanyaan : - Apakah hal ini dipakai di unit proses atau produksi?
Jawaban : - Kalau untuk materialnya hanya untuk di prosesnya, kalau untuk memprediksi itu dari lapangannya, kalau saya meneliti ini dari sisilogistiknya.