• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords:Motivation, self-achievement, risk tolerance, work freedom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords:Motivation, self-achievement, risk tolerance, work freedom"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMOTIVASI MAHASISWA BERKEINGINAN MENJADI WIRAUSAHA

Cokorda Istri Sri Widhari I Ketut Suarta

Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali Kampus Bukit Jimbaran- Bali Telp. +62 361 701981

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis factor-faktor yang memotivasi mahasiswa berkeinginan menjadi wirausaha.Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa D III Semester V Jurusan Pariwisata Politeknik negeri Bali dengan 100 responden. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner. Metode Analisis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu Analisis Regresi Berganda. Berdasarkan hasil uji parsial (uji signifikansi t) yang dilakukan variable keberhasilan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa berwirausaha, variable toleransi akan risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa berwirausaha dan kebebasan bekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa berwirausaha.

Kata Kunci : Motivasi, keberhasilan diri, toleransi akan resiko, kebebasan bekerja

Abstract: This study aims to analyse the factor are motivating of student to be entrepreneur. Respondent this research is student level V of Torism mayor of Bali State Polyithecnic with 100 respondents. Data were collected using questionnaire. Analysis applied is regression analysis. Base on the results of partial regression test (t significance tes) shows are : 1) variable of self- achievement have an effect on positive and significant to motivation of student to be entrepreneur, variable of risk tolerance will have an effect on positive and significant to motivation of student to be entrepreneur and freedom work to have an effect on positive and significant to motivation of student to be entrepreneur

Keywords:Motivation, self-achievement, risk tolerance, work freedom

PENDAHULUAN

Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausaha Indonesia masih sedikit sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan, karena sebagian besar pendorong perubahan ,inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan. Dewasa ini banyak kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap orang yang jeli melihat peluang bisnis tersebut. Karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat yaitu menghasilkan imbalan finansial yang nyata. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kewirausahaan ini perlu dilakukan khususnya generasi muda, terutama pada saat mereka menempuh pendidikan. Penumbuhkembangan motivasi wirausaha dalam pendidikan perguruan tinggi menjanjikan harapan cerah bagi terciptanya sumber daya manusia yang mandiri dalam berfikir dan bertindak, mampu menerapkan ilmu yang dipahaminya untuk kesejahteraan diri dan masyarakatnya.

Oleh karena itu pemerintah mengharapkan para generasi muda atau para mahasiswa yang baru lulus mempunyai kemampuan dan keberanian untuk mendirikan bisnis baru meskipun secara ukuran bisnis termasuk kecil tetapi membuka kesempatan pekerjaan bagi banyak orang. Jiwa wirausaha perlu dimiliki oleh semua mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, yang mana untuk pemanfaatan dan memajukan kegiatan pada bidang disiplin ilmu

(2)

masing-masing semua memerlukan adanya jiwa wirausaha agar dapat diperoleh kemajuan (inovasi).

Saat ini negara kita mulai telah menyebarluaskan pengetahuan kewirausahaan. Perguruan tinggi mewajibkan semua jurusan untuk memberikan mata kuliah kewirausahaan yang bertujuan agar lulusan perguruan tinggi tidak bingung dan canggung terjun ke masyarakat, mereka memiliki mental seorang wirausaha dan dapat mengenal pepohonan wirausaha yang akan dirintis, tidak gelap lagi seperti melihat hutan rimba, tidak tahu arah tujuan.

Hasil pendidikan yang dikuasainya diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, bukan menambah jumlah pengangguran setelah ia lulus dari sebuah perguruan tinggi dan diharapkan mampu bekerja dengan baik, dilihat dari segi ilmu maupun teknis lapangan. Hal ini tidak terlepas juga dari peran perguruan tinggi agar para mahasiswanya mempunyai keinginan untuk berwirausaha. Program Pengembangan Kewirausahaan dengan memberikan motivasi di Perguruan Tinggi dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi untuk mendorong terciptanya wirausaha baru dengan menerapkan ilmu yang dipelajari dalam berwirausaha. Agar mereka termotivasi dan mempunyai keinginan berwirausaha dirasakan perlu untuk menganalisis factor yang mempengaruhi mahasiswa berkeinginan untuk berwirausaha dengan harapan nantinya dapat menjadi pertimbangan perguruan tinggi dalam mengembangkan mata kuliah khususnya kewirausahaan. Factor-faktor tersebut yang pertama yaitu motivasi merasakan pekerjaan bebas, kedua yaitu motivasi toleransi akan resiko, dan yang ketiga yaitu motivasi keberhasilan diri menjadi seorang wirausaha

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

(1) Untuk menemukan pengaruh motivasi keberhasilan diri terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi wirausaha. (2) Untuk mengetahui pengaruh motivasi toleransi akan resiko seorang mahasiswa terhadap keinginan mahasiswa tersebut untuk menjadi wirausaha. (3) Untuk menemukan pengaruh motivasi merasakan kebebasan dalam bekerja terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi wirausaha.

KAJIAN PUSTAKA. Motivasi

Menurut Masrukhin dan Waridin (2006) motivasi merupakan factor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggungjawab terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan Yohanas (2006) menyatakan motivasi adalah faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja dan meningkatkan produktivitas atau hasil kerja dan menimbulkan berbagai perilaku manusia. Dorongan untuk berwirausaha sebagai pilihan karir

Gilad dan Levine (dalam Segal,Borgia and Schoenfeld, 2005) mengemukakan dua teori berkenaan tentang dorongan untuk berwirausaha, “push” theory dan “pull” theory. Menurut “push” theory, individu di dorong (push) untuk menjadi wirausaha dikarenankan dorongan lingkungan yang bersifat negatif, misalnya ketidakpuasan pada pekerjaan, kesulitan mencari pekerjaan, ketidak lenturan jam kerja atau gaji yang tidak cukup. Sebaliknya, “pull” theory berpendapat bahwa individu tertarik untuk menjadi wirausaha karena memang mencari hal-hal berkaitan dengan karakteristik wirausaha itu sendiri, seperti kemandirian atau memang karena yakin berwirausaha dapat memberikan kemakmuran. Beberapa penelitian (Keeble et al.,; Orhan and Scott, dalam Segal, Borgia and

Schoenfeld, 2005) mengindikasi bahwa kebanyakan individu menjadi wirausaha terutama disebabkan “pull” factors, daripada “push” factors.

(3)

Karakteristik Wirausaha

Menurut Izedonmi dan Okafor (2007),individu berkarakteristik wirausaha memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi peluang dan menggerakkan sumber daya untukmencapai tujuannya. Menurut Koh (1996)sebagaimana dikutip dalam Izedonmi danOkafor (2007), karakteristik wirausaha diidentifikasi sebagai inti utama perilaku dan kinerja seorang wirausaha. Kedua pakar tersebut kemudian mencatat pula beberapa pendapat para ahli terdahulu mengenai karakteristik yang dimiliki oleh seoranng wirausaha, sebagai berikut: 1. Kebutuhan (motivasi) berprestasi (McClelland, 1961),

2. Lokus kendali (Rotter, 1966),

3. Pengambilan Risiko (Brockhaus,1980), 4. Proaktif (Crant, 1996),

5. Toleransi terhadap ketidakpastian (Betaman and Grant, 1993), 6. Kreativitas (Drucker, 1985)

Menurut Suryana (2003) seorang entrepreneur harus mampu mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung komitmen yang kuat, akan mendorong seorang entrepreneur untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatanya. Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam berwirausaha. Entrepreneur yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Yuyun Wirasasmita (2003) seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini ini dilakukan pada Mahasiswa D III Semester V Program Studi UPW dan Perhotelan Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali.

Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan berpedoman pada skala likert dimana setiap alternatif jawaban diberikan skor dengan kriteria 4-3-2-1. Responden diminta tanggapannya atas pernyataan-pernyataan yang diberikan.

Hipotesis penelitian adalah :

H 1 : Terdapat hubungan positif antara keberhasilan diri dari wirausaha dengan motivasi untuk menjadi seorang wirausaha.

H 2 : Terdapat hubungan positif antara toleransi akan resiko terhadap motivasi untuk menjadi seorang wirausaha.

H 3 : Terdapat hubungan positif antara keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja dengan motivasi untuk menjadi seorang wirausaha..

Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1.Variabel terikat (dependent variable) yaitu keinginan untuk menjadi wirausaha (Y). 2.Variable bebas (independent) yaitu (X) yang meliputi:

a. Keberhasilan diri (X1) b. Toleransi akan resiko (X2)

(4)

Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian Keinginan menjadi wirausaha (Y) Percaya diri

Inovatif dan kreatif

Memiliki jiwa kepemimpinan Efektif dan efisien

Berorientasi pada masa depan Keberhasilan diri (X1) Semangat dalam bekerja

Orientasi pada tujuan Optimis

Tekun atau ulet Kompeten Toleransi akan resiko (X2) Kolektif

Tanggungjawab Menyukai tantangan Sabar

Kontrol diri Kebebasan dalam bekerja (X3) Tidak suka diatur

Suka mengambil inisiatif Keras kepala

Kebebasan pribadi Bersifat intuisi Kerangka Konsep Penelitian

Pengujian Asumsi Klasik

Dalam persamaan regresi berganda ada beberapa asumsi klasik mendasari persamaan regresi tersebut dengan tujuan agar model yang disajikan dapat di analisis dan memberikan hasil yang representatif

Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh keberhasilan diri, toleransi akan resiko, dan kebebasan dalam bekerja terhadap keinginan mahasiswa berwirausaha adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Keberhasilan Diri (X1) . Toleransi akan Resiko (X2) Kebebasan dalam Bekerja (X3) Keinginan menjadi Wirausaha (Y)

(5)

Regeresi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variable bebas mempengaruhi variable terikat. Pada regresi berganda terdapat satu variable terikat dan lebih dari satu variable bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah keinginan mahasiswa untuk menjadi entrepreneur, sedangkan yang menjadi variable bebas adalah keberhasilan diri, toleransi akan resiko, dan keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja.

Model hubungan varibel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai Model hubungan varibel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut:

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 +e Dimana:

Y : Motivasi menjadi wirausaha;

b : Koefisien Regresi Variabel Bebas;

X1 : Keberhasilan diri

X2 : Toleransi akan resiko ;

X3 : kebebasan dalam bekerja; e : Error

Uji t (Pengujian Signifikansi Secara Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variable X dan variable Y, apakah variable X1, X2, X3 benar-benar berpengaruh terhadap variable Y.

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah suatu parameter (β) sama dengan nol atau H0 : β= 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol atau : Ha : β ≠ 0

Artinya variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel penjelas. Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara masing-masing variabel X dengan Variabel Y. Apabila t hitung>t tabel, maka H0 ditolak yang berarti ada pengaruh antara masing-masing variabel X dengan Y

Uji F (Pengujian Signifikansi Secara Simultan)

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variable-variabel independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variable dependent dilakukan dengan menggunakan uji F test yaitu dengan cara membandingkan antara F hitung dengan F table. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol atau

H0 : β= 0

Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol.

Ha : β≠ 0

Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Bila f hitung < F tabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh simultan. Bila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima berarti terdapat pengaruh simultan.

Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinan (R²) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Koefisien determinasi (R²) nol variable independent sama sekali tidak berpengaruh terhadap variable dependen. Apabila koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variable independent berpengaruh terhadap varibel dependen. Selain itu koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui presentase perubahan variable terikat (Y) yang disebabkan oleh variable bebas (X).

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari variable independen tidak melebihi nilai 10 yaitu keberhasilan diri sebesar 1,462; toleransi risiko sebesar 1,461 dan kebebesan bekerja sebesar 1,117, jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolonieritas antar varibel independen dan Tolerance-nya lebih besar dari 0,10 yaitu untuk keberhasilan diri sebesar 0,68; untuk toleransi risiko sebesar 0,68 dan untuk kebebesan bekerja sebesar 0,895. Nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas (Singgih Santoso, 2000).

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan cara melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variable terikat dan nilai residualnya.

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik heterokedastisitas antara nilai prediksi variabel dependen dengan variabel indepeden. Dari scatterplots dibawah ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam melakukan pengujian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Uji Normalitas Data

Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan grafik histogram.

Dari grafik histogram tampak bahwa residual berdistribusi normal dan berbentuk simetris tidak menceng kekiri maupun kekanan.

(7)

Nilai Durbin Watson sebesar 2,055 yang berada diatas nilai table du (upper) 1,73 dan kurang 4- 1,73 (4-du) yaitu sebesar 2,27 yang berarti tidak ada autokorelasi positif dan negatif atau disimpulkan tidak ada autokorelasi.

Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh keberhasilan diri, toleransi akan resiko, dan kebebasan dalam bekerja terhadap keinginan mahasiswa berwirausaha adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Regeresi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variable bebas mempengaruhi variable terikat. Pada regresi berganda terdapat satu variable terikat dan lebih dari satu variable bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah keinginan mahasiswa untuk menjadi wirausaha, sedangkan yang menjadi variable bebas adalah keberhasilan diri, toleransi akan resiko, dan keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja.

Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 17. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS sebagai berikut :

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.532 1.693 1.496 .138 keberhasilan diri .377 .108 .328 3.498 .001 toleransi resiko .317 .095 .315 3.355 .001 kebebas bekerja .179 .080 .185 2.252 .027

Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut

Y = 0,328 X1 + 0,315 X2 + 0,185 X3

Diperoleh bahwa ketiga variable tersebut memiliki koefisien regresi dengan arah positif. Hal ini berarti bahwa peningkatan keberhasilan diri, semakin toleran teradap risiko dan semakin tinggi kebebasan dalam bekerja akan meningkatkan jiwa seorang wirausaha dalam diri mahasiswa.

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan uji F adalah sebagai berikut:

(8)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 182.726 3 60.909 23.311 .000a

Residual 250.834 96 2.613

Total 433.560 99

Hasil pengujian berdasarkan uji ANOVA atau uji statistik F, model menunjukkan nilai F sebesar 23,311 dengan proibabilitas sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,050. Hal ini berarti bahwa keinginan menjadi wirausaha dapat dijelaskan oleh variabel keberhasilan diri, toleransi akan risiko dan kebebasan dalam bekerja.

Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.532 1.693 1.496 .138 keberhasilan diri .377 .108 .328 3.498 .001 toleransi resiko .317 .095 .315 3.355 .001 kebebas bekerja .179 .080 .185 2.252 .027

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan Tabel coefficients dapat diketahui bahwa masing-masing variabel independen memiliki tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Analisis Koefisien Determinasi (R²) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini Tabel koefisien determinasi yang dihasilkan dalam penelitian: Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .649a .421 .403 1.61643

Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,403. Hal ini berarti 40,3 % variabel dependent yaitu keinginan menjadi wirausaha dapat dijelaskan oleh variabel independentnya yaitu keberhasilan diri, toleransi akan risiko dan kebebasan dalam bekerja dan 59,7% keinginan menjadi wirausaha dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

(9)

Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis 1

Berdasarkan pengujian dengan SPSS diperoleh hasil pengujian pengaruh keberhasilan diri terhadap keinginan menjadi wirausaha menunjukkan nilai t sebesar 3,498 dengan probabilitas sebesar 0,001. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,050. Hal ini berarti bahwa keberhasilan diri memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keinginan mahisiswa untuk menjadi seorang wirausaha. Hal ini berarti bahwa Hipotesis 1 diterima. Hal ini menunjukkan mahasiswa memiliki semangat bekerja yang tinggi dan mempunyai jiwa yang optimis untuk tujuan yang diharapkan untuk masa depan mereka.

Pengujian Hipotesis 2

Berdasarkan pengujian dengan SPSS diperoleh hasil pengujian pengaruh Toleransi akan risiko terhadap keinginan menjadi entrepreneur menunjukkan nilai t sebesar 3,355 dengan probabilitas sebesar 0,001. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,050. Hal ini berarti bahwa toleransi akan risiko memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha. Hal ini berarti bahwa Hipotesis 2 diterima. Motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha di pengaruhi oleh karakteristik individu dimana harus rasa tanggung jawab yang tinggi, berani menghadapi risiko dan suka tantangan.

Pengujian Hipotesis 3

Berdasarkan pengujian dengan SPSS diperoleh hasil pengujian pengaruh kebebasan dalam bekerja terhadap keinginan menjadi wirausaha menunjukkan nilai t sebesar 2,252 dengan probabilitas sebesar 0,027. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,050. Hal ini berarti bahwa kebebasan dalam bekerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha. Hal ini berarti bahwa Hipotesis 3 diterima. Dengan berwirausaha, mahasiswa nantinya setelah lulus akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mempunyai kebebasan dalam memilih pekerjaan yang diinginkan. PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Keberhasilan diri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa

berwirausaha. Keberhasilan diri yang lebih besar yang diperoleh mahasiswa dapat meningkatkan jiwa wirausaha dalam diri mahasiswa.

2. Toleransi akan resiko memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa berwirausaha Toleransi yang lebih besar terhadap risiko akan memberikan jiwa wirausaha yang lebih besar dalam diri mahasiswa.

3. Kebebasan melakukan pekerjaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa berwirausaha. Kebebasan yang lebih besar dalam pemilihan pekerjaan akan memberikan jiwa wirausaha yang lebih besar dalam diri mahasiswa.

4. Keberhasilan diri, toleransi akan resiko dan kebebasan dalam pekerjaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha dengan seluruh variabel memberikan kontribusi sebesar 40,3 %.

Saran

Saran-saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

erkaitan dengan faktor- faktor yang mempempengaruhi motivasi mahasiswa berkeinginan berwirausaha yaitu keberhasilan diri, toleransi akan risiko dan kebebasan dalam bekerja

(10)

berpengaruh sebesar 40,3% masih ada factor lain sebesar 59,7 %. Dari hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi institusi khususnya Jurusan Pariwisata, untuk penelitian lebih lanjut dapat menemukan factor lain yang memotivasi mahasiswa untuk berwirausaha sebagai masukan dalam pengembangan mata kuliah kewirausahaan. Di samping itu peranan institusi sangat menetukan tercetaknya wirausaha muda yang handal dengan sering memberikan informasi kepada para mahasiswa bahwa menjadi wirausahawan akan mendapatkan beberapa kesempatan , kebebasan dan kepuasan hidup sehingga mahasiswa semakin termotivasi untuk memulai berwirausaha. Dengan semakin banyaknya mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah maka besar kemungkinan setelah lulus tidak bingung lagi mencari pekerjaan tapi akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan : Alfa Beta. Bandung.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Izedonmi , Famous and Chinonye Okafor,2007, Assessment Of The Entrepreneurial

Characteristics And Intentions Among Academics

Longenecker, Justin.G , Moore, Carlos W and Petty, J.William. 2001 . Kewirausahaan:

Manajemen Usaha Kecil: Penerbit Salemba Empat. Edisi Pertama.

Segal, Gerry, Borgia, Dan and Jerry Schoenfeld, 2005,”The motivation to become an

entrepreneur”,International Journal of Entrepreneurial Behaviour &Research, Vol.

11 No. 1, 2005 pp.42-57

Suryana, 2003, “Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses” Jakarta: penerbit: Salemba Empat.

Susanto, Adi. 2000. Kewirausahaan : Ghalia Indonesia. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Review Rencana Program Investasi Sistem Penyediaan Air Minum Check Terhadap RIS Air Minum Semua aspek sesuai dengan Buku Pedoman Penyusunan RPIJM Sesuai dengan

belum adanya penerapan Green IT di Kantor Dishub Kominfo Pemerintah Kota Prabumulih dimana salah satunya adalah masih ada perangkat komputer yang masih menggunakan monitor

Proses pembuatan Magnesium Sulfat dengan bahan baku Magnesium Oksida dan Asam Sulfat secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:.. Tahap penyiapan bahan baku

Hasil penelitian pada tikus yang diberikan diet fruktosa menunjukkan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kontrol, sedangkan

Sehingga keluar kata-kata yang menghina dan merendahkan, seperti, jawara adalah Jago wadon dan rahul ( artinya: yang sering mempermainkan perempuan dan pembohong). Maka

(3) Bagan Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII a yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bidang Planologi

Mushola memiliki hierarki paling tinggi untuk menunjukan kesan sacral, area bermain anak memiliki hierarki selevel dengan area hunian disekitarnya sedangkan balai

Riqabah (Pengawasan dakwah) meliputi, pengawasan langsung dan ketepatan waktu. Adapun peluangnya yaitu, terciptanya disiplin kerja dan sumber daya manusia dengan