• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH FISIK DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA N 2 SIJUNJUNG DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH FISIK DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA N 2 SIJUNJUNG DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING JURNAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH FISIK DAN KOMPETENSI GURU

TERHADAP KINERJA GURU SMA N 2 SIJUNJUNG DENGAN

MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING

JURNAL

Oleh:

MILZA YULIANDA

NPM. 12090227

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH FISIK DAN KOMPETENSI GURU

TERHADAP KINERJA GURU SMA N 2 SIJUNJUNG DENGAN MOTIVASI KERJA

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Oleh

Milza Yulianda

1

,Mareta Kemala Sari

2

,Jimi Ronald

3

Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751)

7053826 Email: milzayulianda@yahoo.com.id , Maretakemalasari@yahoo.com,

jimironal@gmail.com

1

Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi

2.3

Dosen STKIP PGRI Sumbar

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the physical school environment and competence of teachers on teacher performance SMA N Sijunjung with motivation to work as moderatingJenis variable research is a descriptive and associative. The population in this study were all students of a high school teacher N 2 Sijunjung enrolled in the academic year 2015/2016 as many as 67 people.

This study found that: First the physical school environment positive and significant effect on work motivation. This can be seen in the table which states that the value of regression coefficient of 0.505 and the value thitung 5,799> ttable 1,505 whereas significant value 0.001 <α0,05, means Ha accepted and H0 can thus be said that there is positive and significant correlation between the environment physical school on work motivation. Both teacher competence and significant positive effect on work motivation high school teacher N Sijunjung.Hal can be seen in Table stating bahwadiperoleh coefficient value of 0.294 and 7.079 thitung value> ttable 1,505 with significant value 0.022 <0.05, means Ha accepted and H0 can thus be said that there is positive and significant correlation between teacher competence on work motivation high school teacher N 2 Sijunjung .. Third physical school environment positive and significant impact on teacher performance SMA N 2 Sijunjung.Hal this can be seen in the table which states bahwadiperoleh the coefficient value of 0,197dan tcount of 2.878> ttable 1,505 with significant value 0.005 <0.05, means Ha accepted and H0 can thus be said that there is positive and significant correlation between the physical school environment on teacher performance SMA N 2 Sijunjung. fourth teacher competency positive and significant effect on the performance of a high school teacher N Sijunjung.Hal can be seen in Table stating bahwadiperoleh coefficient value of 0.294 and 7.079 thitung value> ttable 1,505 with significant value 0.022 <0.05, means Ha accepted and H0 rejected can thus be said that there is positive and significant correlation between teacher competence on teacher performance SMA N 2 Sijunjung. The fifth work motivation positive and significant impact on teacher performance SMA N 2 Sijunjung.Hal This can be seen in the table which states bahwadiperoleh coefficient value of 0,515dan tcount of 6.259> ttable 1,505 with significant value 0.000 <0.05, means Ha accepted and H0 rejected.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah fisik dan kompetensi guru terhadap kinerja guru SMA N Sijunjung dengan motivasi kerja sebagai variabel moderatingJenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa guru SMA N 2 Sijunjung yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 67 orang.

Penelitian ini menemukan bahwa : Pertama lingkungan sekolah fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,505 dan nilai thitung

sebesar 5,799> ttabel sebesar 1,505 sedangkan nilai signifikan 0,001<α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan sekolah fisik terhadap motivasi kerja. Kedua kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru SMA N Sijunjung.Hal ini dapat dilihat pada Tabel yang menyatakan bahwadiperoleh nilai koefisien sebesar 0,294 dan nilai thitung sebesar 7,079> ttabel sebesar 1,505 dengan

nilai signifikan 0,022<0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif

dan signifikan antara kompetensi guru terhadap motivasi kerja guru SMA N 2 Sijunjung.. Ketiga lingkungan sekolah fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA N 2 Sijunjung.Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwadiperoleh nilai koefisien sebesar 0,197dan nilai thitung sebesar 2,878> ttabel sebesar 1,505 dengan nilai signifikan

0,005<0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara lingkungan sekolah fisik terhadap kinerja guru SMA N 2 Sijunjung.Keempat kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA N Sijunjung.Hal ini dapat dilihat pada Tabel yang menyatakan bahwadiperoleh nilai koefisien sebesar 0,294 dan nilai thitung sebesar 7,079> ttabel sebesar 1,505 dengan nilai signifikan 0,022<0,05, berarti Ha diterima

dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kompetensi guru

terhadap kinerja guru SMA N 2 Sijunjung. Kelima motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA N 2 Sijunjung.Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwadiperoleh nilai koefisien sebesar 0,515dan nilai thitung

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha agar

manusia dapat mengembangkan potensi

dirinya melalui proses pembelajaran atau

cara lain yang dikenal dan diakui oleh

masyarakat.

Undang-undang

Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945

pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa setiap

warga Negara berhak mendapatkan

pendidikan, didalam buku pengatar

pendidikan adapun tujuan pendidikan

Nasional

yaitu

bertujuan

untuk

mencerdaskan kehidupan berbangsa dan

mengembangkan

manusia

Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dan berbudi pekerti yang

luhur,

memiliki

pengetahuan

dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan (Tim

penyusun pengantar pendidikan, 2002 :

21).

perpaduan

antara

kemampuan

personal, keilmuan dan sosial yang

mampu membentuk kompetensi standar

profesi

guru,

yang

mencangkup

penguasaan materi, pemahaman terhadap

peserta

didik,

pembelajaran

yang

mendidik serta pengembangan pribadi

dan profesionalitas.

Sesuai

dengan

Undang-Undang

Republik Indonesia No 20 tahun 2003 (

Murwati,

2013:13)

tentang

sistem

pendidikan nasional pasal 7 menjelaskan

bahwa pendidikan merupakan usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran

agar

peserta

didik

secara

aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kecerdasan, akhlak

mulia,

serta

keterampilan

yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

Pendidikan merupakan kegiatan

yang melibatkan pendidik yaitu tenaga

kependidikan yang berkualitas sebagai

guru, dosen, tutor, instruktur, pamong

belajar, fasilitator atau sebutan lainnya.

Pendidik yang profesional mampu

melibatkan peserta didiknya sehingga

dapat menggali dan mengembangkan

potensi yang dimiliki peserta didiknya.

Untuk mencapai tujuan pendidikannya

pendidik

merencanakan

kegiatan

pembelajaran

yang

melibatkan

instrumen-instrumen pendidikan seperti

materi pembelajaran, metode, media dan

sumber belajar sehingga terciptanya

proses

pembelajaran

yang

dapat

mengembangkan potensi peserta didik

itu sendiri.

Fenomena yang terjadi saat di

sekolah adalah masih adanya guru yang

Masih berhalangan hadir kesekolah

dengan alasan sakit, izin dan alfa.

Keadaan seperti ini mengakibatkan

menurunnya kinerja guru sehingga siswa

dapat memilih untuk keluar dari kelas,

tidak memperhatikan guru piket ataupun

tugas yang diberikan. Semua prilaku ini

akan berdampak kepada hasil akhir yang

akan diperoleh oleh siswa dan juga

kinerja guru menurun.

Hal ini dapat dilihat dari data

absensi

guru

pada

tahun

ajaran

2015/2016 sebagai berikut:

(5)

Tabel 1. Absensi Guru SMA N 2 Sijunjung Tahun Pelajaran 2015/2016

No

Bulan

Keterangan Guru

Jumlah

Sakit

Izin

Alfa

Terlambat

1

Agustus

4

17

20

11

52

2

September

10

22

-

78

110

3

Oktober

-

19

-

95

114

4

Januari

25

23

-

169

217

5

Fabruari

18

8

-

178

204

Sumber : Tata Usaha SMA N 2 Sijunjung, 2016

Dari tabel 1 diatas masih kita

jumpai banyak guru yang tidak hadir

kesekolah dikarenakan beberapa alasan,

seperti sakit, izin, alfa. Yang paling

mencengangkan

dari

data

tersebut

adalah jumlah keterlambatan guru yang

masih tergolong tinggi dari bulan ke

bulannya. Dilihat dari bulan agustus

keterlambatan guru di SMA 2 Sijunjung

mencapai

11

kali,

namun

bulan

berikutnya

yaitu

september

keterlambatan

guru

mengalami

kenaikkan yang signifikan dimana

keterlamabatan guru menjadi 78 kali

atau 7 kali lebih banyak dari bulan

sebelumnya, begitu pula untuk

bulan-bulan selanjutnya keterlambatan guru

semakin mengalami peningkatan.

Hal itu patut ditindak serius karena

guru merupakan cerminan bagi para

siswanya, apabila hal itu dibiarkan

berlarut-larut maka lama kelamaan

kinerja guru SMA 2 Sijunjung akan

mengalami penurunan. Untuk mencegah

hal

yang

demikian

seharusnya

pemberian sanksi yang tegas terhadap

guru wajib untuk dilakukan, agar

kedepannya kinerja guru di SMA 2

Sijunjung menjadi lebih baik.

interaksi dengan guru dan lingkungan

masyarakat sekitar. Faktor lingkungan

non sosial, seperti gedung sekolah,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu

belajar yang tersedia. Faktor yang

berasal

dari

dalam

diri,

yaitu:

kemampuan dalam menyerap informasi

dan

pengetahuan, khususnya

yang

disajikan di lokal. Faktor Psikologi,

yakni

keadaan

yang

dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan belajar seseorang, seperti

tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat,

disiplin dan motivasi.

Adapun rumusan masalah dari

penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)

Bagaimana

pengaruh

lingkungan

sekolah fisik terhadap motivasi kerja

guru SMA 2 Sijunjung? (2) Bagaimana

pengaruh kompetensi guru terhadap

motivasi kerja guru SMA 2 Sijunjung?

(3)

Apakah

terdapat

pengaruh

lingkungan

sekolah

fisik

terhadap

kinerja guru SMA 2 Sijunjung? (4)

Apakah terdapat pengaruh kompetensi

guru terhadap kinerja guru SMA 2

Sijunjung?

(5)

Apakah

terdapat

pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja

guru SMA N 2 Sijunjung?

Tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah terdapat: (1) Untuk mengetahui

bagaimana

manakah

pengaruh

lingkungan kerja fisik terhadap motivasi

kerja SMA 2 Sijunjung. (2) Untuk

mengetahui

bagaimana

manakah

pengaruh kompetensi guru terhadap

motivasi kerja SMA 2 Sijunjung. (3)

Untuk mengetahui pengaruh lingkungan

kerja fisik terhadap kinerja guru SMA 2

Sijunjung.

(4)

Untuk

mengetahui

bagaimana manakah pengaruh kopetensi

guru terhadap kinerja guru SMA 2

(6)

Sijunjung.

(5)

Untuk

mengetahui

bagaimana manakah pengaruh motivasi

kerja terhadap kinerja guru SMA 2

Sijunjung.

KAJIAN PUSTAKA

Teori Kinerja Guru

Menurut Mangkunegara, (2004 :

67) mengungkapkan bahwa kinerja guru

berasal dari kata job performance

(prestasi

kerja).

Sehingga

dapat

didefenisikan bahwa kinerja adalah

kualitas dan kuantitas yang ingi dicapai

dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab

yang

diberikan

kepadanya.

Menurut

Mulyasa

(2004:136)

mendefenisikan kinerja adalah sebagai

prestasi

kerja,

pelaksanaan

kerja,

pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk

kerja.

Teori Lingkungan Sekolah Fisik

Menurut

Djamarah

(2011:176)

lingkungan merupakan bagian dari

kehidupan

anak

didik.

Sedangkan

menurut Sartain (dalam Purwanto,

2007:72)

yang

dimaksud

dengan

lingkungan ialah meliputi semua kondisi

dalam dunia ini yang dengan cara-cara

tertentu mempengaruhi tingkah laku

kita, pertumbuhan, perkembangan, atau

life procesess

kita kecuali gen-gen.

Selanjutnya,

menurut

Hamalik

(2011:195), “Lingkungan adalah sesuatu

yang ada di alam sekitar yang memiliki

makna

dan/atau

pengaruh

tertentu

kepada individu”.

Teori Kompetensi Guru

Menurut

Musfah

(2011:27),

kompetensi

adalah

kumpulan

pengetahuan, perilaku, dan keterampilan

yang

harus

dimiliki

guru

untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan

pendidikan, sedangkan kompetensi guru

merupakan prpaduan antara kemampuan

personal, keilmuan, teknologi, sosial dan

spiritual

yang

membentuk

standar

kompetensi

profesi

guru,

yang

mencakup

penguasaan

materi,

pemahaman terhadap pesrta

didik,

pembelajaran

yang

mendidik,

pengembangan

pribadi

dan

profesionalitas”.

Teori Motivasi Kerja

(

Dhermawan,

2012:174)

menyatakan bahwa motivasi adalah

seluruh proses gerakan, termasuk situasi

yang mendorong timbulnya kekuatan

pada

diri

individu,

sikap

yang

dipengaruhi untuk pencapaian suatu

tujuan. Sementara itu Tabarani (dalam

anak agung nguraha bagus dhermawan,

2012:174) berpendapat bahwa motivasi

adalah suatu perbuatan energi dalam diri

seseorang

yang

ditandai

dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan.

HIPOTESIS

1.

Lingkungan

sekolah

fisik

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja

guru

di

SMA

2

Sijunjung

2.

Kompetensi guru berpengaruh

signifikan terhadap kinerja guru

di SMA 2 Sijunjung

3.

Motivasi

kerja

berpengaruh

signifikan terhadap kinerja guru

di SMA 2 Sijunjung

4.

Motivasi kerja guru memoderasi

pengaruh lingkungan sekolah

fisik terhadap kinerja guru SMA

2 Sijunjung

5.

Motivasi

kerja

memoderasi

pengaruh

kompetensi

guru

terhadap kinerja guru SMA 2

Sijunjung

(7)

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan

adalah penelitian yang bersifat deskriptif

dan

asosiatif.

Penelitian

deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan

atau

menjelaskan

sesuatu hal apa adanya. Sedangkan

penelitian asosiatif adalah penelitian

yang

bertujuan

untuk

mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih.

Menurut Sugiyono (2009:56) hubungan

yang terbentuk bersifat sebab akibat

dimana

adanya

variabel

yang

mempengaruhi

(independen)

dan

variabel yang dipengaruhi (dependen).

1.

Lingkungan sekolah fisik

(X

1

)

Lingkungan kerja fisik yang di

maksud dalam penelitian ini adalah

segala sesuatu yang berada di luar

individu yang dapat mendukung

terlaksananya pengajaran atau dapat

dijadikan sumber pengajaran.

2.

Kompetensi Guru (X

2

)

Kompetensi

guru

adalah

suatu

kemampuan tenaga kerja seorang

guru yang dapat membentu standar

komptensi profesi pada guru yang

mencakup

penguasaan

materi,

pemahaman terhadap peserta didik

dan profesinalitas. Kompetensi guru

dapat di bagi menjadi 4 indikator

yaitu; 1) kompetensi pedagogik 2)

kompetensi

kepribadian

3)

kompentensi sosial 4) kompetensi

profesional

3.

Motivasi Kerja Guru

(

Z

)

Motivasi adalah segala sesuatu yang

mempunyai daya gerak atau faktor

yang mendorong seseorang yang

dapat

membangkitkan

semangat

seseorang untuk mencapai tujuan

tertentu.

Motivasi

guru

dapat

digambarkan

dalam

beberapa

indikator: (1) Motivasi kerja internal:

a) tanggung jawab guru dalam

melaksanakan

tugas,

b)

melaksanakan tugas dengan target

yang jelas, c) memiliki tujuan yang

jelas dan menantang, d) ada umpan

balik atas hasil pekerjaannya, e)

memiliki perasaan senang dalam

bekerja, f) selalu berusaha untuk

mengungguli

orang

lain,

g)

diutamakan prestasi dari apa yang

dikerjakannya, (2) Motiasi eksternal:

a) selalu berusaha untuk memenuhi

kebutuhan hidup dan kebutuhan

kerjanya, b) senang memperoleh

pujian dari apa yang dikerjakannya,

c) bekerja dengan harapan ingin

memperoleh insentif, d) bekerja

dengan

harapan

mendapatkan

perhatian dari teman atau atasan.

4.

Kinerja guru

(Y)

Kinerja guru yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah merupakan

tampilan

kerja

guru

d

alam

melaksanakan

tugas

atau

pekerjaannya sesuai dengan tanggung

jawab sebagai pengajar. Dalam hal

ini kinerja guru diukur berhubungan

dengan pelaksanaan dengan tugas

guru dalam pembelajaran dengan

indicator: (1) membuat rencana

pembelajaran,

(2)

melaksanakan

pembelajaran, (3) menilai hasil

pembelajaran, (4) membimbin dan

melatih peserta didik, (5) dan

melaksanakan tugas tambahan.

(8)

KISI INSTRUMEN

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.

Variabel

Indikator

Sumber

Lingkungan

sekolah fisik (X1)

a.

Kondisi fisik ruangan

b.

Kondisi alat-alat belajar atau

fasilitas belajar

c.

Aturan dan displin sekolah

d.

Suasana tempat belajar

Setyadi(2015:2)

Kompetensi Guru

(X2)

a.

kompetensi pedagogik

b.

kompetensi kepribadian

c.

kompentensi sosial

d.

kompetensi profesional.

Kunandar(20009)

Motivasi Kerja (Z)

a.

Penghargaan

b.

Tantangan

c.

Tanggung jawab

d.

Pengembangan

e.

Keterlibatan

Barnawi dan Arifin

(2012:14)

Kinerja Guru (Y)

a.

membuat

rencana

pembelajaran,

b.

melaksanakan pembelajaran

c.

menilai hasil pembelajaran,

d.

membimbin

dan

melatih

peserta didik

e.

dan

melaksanakan

tugas

tambahan.

Uno dalam

Muwarti(2013:16)

HASIL ANALISIS DATA

Deskriptif

Variabel

Lingkungan

Sekolah Fisik (Y)

Dapat

diperoleh

informasi

bahwa skor rata-rata variabel kinerja

guru adalah variabel kinerja guru

memiliki

rata-rata

skor

sebesar

3,11dengan tingkat pencapaian (TCR)

62,22%

yang

berada

pada

kategorirendah. Hal ini menunjukan

bahwa kinerja guru dalam kategori baik.

Tanggapan responden yang terendah

terdapat pada indikator melaksanakan

pembelajaran skor sebesar 2,29 dengan

TCR 59,24% berada pada kategori

sedang, artinya guru belum merasa

bahwa

kinerjanyakurang

baik

dan

berada pada kategori rendah.

Deskripsi Variabel Lingkungan

Sekolah Fisik (X1)

Dapat diperoleh informasi bahwa

variabel lingkungan sekolah fisik skor

rata-rata sebesar 3,40 dengan tingkat

pencapaian 69,39% yang berada pada

kategori

baik,

artinya

lingkungan

sekolah fisik berada pada kategori baik.

Tanggapan yang terendah berada pada

indikator kondisi alat-alat dan fasilitas

sekolahrata-rata skor sebesar 3,26 dan

TCR sebesar 65,15% berada pada

ketegori baik, artinya kondisi alat-alat

dan fasilitas sekolah cukup baik.

(9)

Deskriptif Variabel Kompetensi Guru

(X2)

Dapat diperoleh informasi bahwa

skor rata-rata variabel kompetensi guru

bahwa total rata-ratasebesar 2,96 dengan

tingkat pencapaian 59,19% yang berada

pada

kategori

sedang,

artinya

kompetensi guru berada pada kategori

rendah. Tanggapan responden yang

terendah pada indikator kompetensi

social dengan rata-rata skor sebesar

2,81dan TCR sebesar 55,16% berada

pada kategori sangat sedang, artinya

guru masih rendah dalam menguasai

kompetensi sosial,

Deskriptif Variabel Motivasi Kerja

(Z)

Dapat diperoleh informasi bahwa

skor rata-rata variabel motivasi kerja

bahwa total rata-rata sebesar 3,39

dengan tingkat pencapaian 56,09% yang

berada pada kategori sedang, artinya

motivasi kerja guru dengan berada pada

kategori sedang. Tanggapan responden

yang terendah berada pada indikator

pengembanganrata-rata

skor

sebesar

2,10dan TCR sebesar 41,97% berada

pada kategori sedang, artinya guru

masih kurang dalam pengembangan

dalam hal yang berkaitan dengan

sekolah.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Moderasi

Model

B

Std. Error

Beta

t

Sig

(Constant)

Kompetensi

Guru

Motivasi

kerja

-1.354

1.469

-.922

.360

.449

.117

.414

3.852

000

.512

.060

.392

8.576

.000

Sumber: Olahan Data Primer (Peneliti) SPSS, 2016

Dari hasil analisis Model persamaan

regresi moderasi yang dapat dituliskan

dari hasil tersebut adalah sebagai

berikut:

Y= a + bı X + b2 Z + b3 XZ + e

Y= -1,354+ 0,449X + 0,512Z +

0,003XZ+ e

Dari model persamaan regresi

moderasi di atas dapat diketahui bahwa:

1.

Nilai konstanta sebesar -1,354

berarti tanpa adanya pengaruh

dari variabel bebas maka nilai

variabel terikat nilainya hanya

sebesar -1,354 satuan. Hal ini

berarti bahwa apabila variabel

bebas nilainya nol (lingkungan

sekolah fisik, kompetensi guru,

dan motivasi kerja) maka nilai

variabel

kinerjaguru

hanya

sebesar-1,354.

2.

Koefisien

regresi

variabel

kompetensi guru (X

2

) sebesar

0,449 dengan nilai t hitung

3,852 dengan t table df(0,05;63)

sebesar, sedangkan nilai sig

sebesar 0,000. Karena nilai t

hitung (3,852 ) < t table

(1.6694) atau nilai sig (0,000) <

alpha (0,05), maka variable

kompetensi guru berpengaruh

signifikan terhadap kinerja guru.

3.

Besa

koefisien

pengaruh

variabel lain terlihat dari nilai

koefisien

Koefisien

regresi

variabel motivasi kerja (Z)

sebesar 0,512dengan nilai t

hitung 8,576 dengan t table

df(0,05;63) sebesar, sedangkan

nilai sig sebesar 0,000. Karena

nilai t hitung (8,576) < t table

(10)

(1.6694) atau nilai sig (0,000) <

alpha (0,05), maka variable

motivasi

kerja

berpengaruh

signifikan terhadap kinerja guru.

4.

Koefisien

regresi

variabel

interaksi sebesar 0,003 dengan

nilai t hitung 2,142dengan t

table

df(0,05;63)

sebesar,

sedangkan nilai sig sebesar

0,000. Karena nilai t hitung

(2,142) < t table (1.6694) atau

nilai sig (0,000) < alpha (0,05),

maka

variable

interaksi

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja guru.

Uji Hipotesis

a.Pengaruh

Lingkungan

Sekolah

Fisik, Kompetensi Guru dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Guru

1.

Hasil

analisis regresi pada

hipotesis pertama yang dapat

kita lihata pada tabel 21,

menunjukan

bahwa

variabel

lingkungan sekolah fisik secara

signifikan

mempengaruhi

kinerja guru dengan koefisien

regresi sebesar 0,390 pada

tingkat signifikasi 0,00<0,05

dengan t

hitung

5,971> t

tabel

1,669.

Berati terdapat hubungan antara

variabel

lingkungan

sekolah

fisik terhadap kinerja guru.

Dengan demikian hipotesis 1

diterima.

2.

Variabel kompetensi guru secara

signifikan

mempengaruhi

kinerja guru dengan koefisien

regresi sebesar 0,419 pada

tingkat signifikasi 0,00<0,05.

dengan t

hitung

7,079> t

tabel

1,669.

Berati terdapat hubungan antara

variabel

kompetensi

guru

terhadap kinerja guru. Dengan

demikian hipotesis 2 diterima.

3.

Variabel motivasi kerja secara

signifikan

mempengaruhi

kinerja guru dengan koefisien

regresi sebesar 0,336 pada

tingkat signifikasi 0,00<0,05.

dengan t

hitung

6,022> t

tabel

1,669.

Berati terdapat hubungan antara

variabel motivasi kerja terhadap

kinerja guru. Dengan demikian

hipotesis 3 diterima.0,00<0,05.

dengan t

hitung

6,022> t

tabel

1,669.

Berati terdapat hubungan antara

variabel motivasi kerja terhadap

kinerja guru. Dengan demikian

hipotesis 3 diterima.

b.

Pengaruh lingkungan sekolah

fisik terhadap kinerja Guru dengan

motivasi

kerja

sebagai

variabel

moderating

1.

Pada analisis tahap 1 lingkungan

sekolah

fisik

berpengaruh

signifikan terhadap kinerja guru

dengan koefisien regresi sebesar

0,390 dengan nilai t

hitung

5,967

>2,994

dan

sig

sebesar

0,000<0,05

2.

Pada analisis tahap 1 motivasi

kerja berpengaruh signifikan

terhadap kinerja guru dengan

koefisien regresi sebesar 0,336

dengan nilai t

hitung

6,022 >2,994

dan sig sebesar 0,000<0,05

3.

Pada analisis tahap II diketahui

bahwa

motivasi

kerja

memoderasi lingkungan sekolah

fisik terhadap kinerja guru

dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,414 dengan nilai t

hitung

sebesar 3,659>2,994 dan sig

sebesar 0,001<0,05

4.

Berdasarkan analisis tahap I dan

II dikethui motivasi kerja pada

persamaan

peertama

(tanpa

memasukkan variabel interaksi)

(11)

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja

guru,

dan

pada

persamaan

ke

II

variabel

interaksi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja guru dengan

demikian dapat dikatakan bahwa

variabel

motivasi

kerja

merupakan

variabel

quasi

moderator antara lingkungan

sekolah fisik terhadap kinerja

guru.

Dengan

demikian

hipotesis ke 4 diterima yaitu

motivasi

kerja

memoderasi

pengaruh lingkungan kerja fisik

terhadap kinerja guru.

c.

Pengaruh Kompetensi Guru

terhadap

kinerja

Guru

dengan

motivasi

kerja

sebagai

variabel

moderating

1.

Pada

analisis

tahap

1

kompetensi guru berpengaruh

signifikan terhadap kinerja guru

dengan koefisien regresi sebesar

0,267dengan

nilai

t

hitung

2,684>2,994 dan sig sebesar

0,009<0,05

2.

Pada analisis tahap 1 motivasi

kerja berpengaruh signifikan

terhadap kinerja guru dengan

koefisien regresi sebesar 0,354

dengan nilai t

hitung

6,380>2,994

dan sig sebesar 0,000<0,05

3.

Pada analisis tahap II diketahui

bahwa

motivasi

kerja

memoderasi kompetensi guru

terhadap kinerja guru dengan

nilai koefisien regresi sebesar

0,449 dengan nilai t

hitung

sebesar

3,852>2,994 dan sig sebesar

0,000<0,05

4.

Berdasarkan analisis tahap I dan

II dikethui motivasi kerja pada

persamaan

peertama

(tanpa

memasukkan variabel interaksi)

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja

guru,

dan

pada

persamaan

ke

II

variabel

interaksi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja guru dengan

demikian dapat dikatakan bahwa

variabel

motivasi

kerja

merupakan

variabel

quasi

moderator

antara kompetensi

guru terhadap kinerja guru.

Dengan demikian hipotesis ke 5

diterima yaitu motivasi kerja

memoderasi

pengaruh

kompetensi

guru

terhadap

kinerja guru.

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang

telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1.

Lingkungan

sekolah

fisik

berpengaruh

positif

dan

signifikan terhadap kinerja guru

SMA N 2 Sijunjung yang

ditunjukkan oleh nilai koefisien

regresi sebesar 0,198. Nilai

koefisien ini signifikan, karena

nilai t

hitung

sebesar 3,502 lebih

besar dari nilai t

tabel

sebesar

1,982.

Artinya

apabila

lingkungan

sekolah

fisik

meningkat sebesar 1%. Maka

kinerja guru akan meningkat

pula sebesar 0,198 satuan.

2.

Kompetensi guru berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

kinerja guru SMA N 2 Sijunjung

yang ditunjukkan oleh nilai

koefisien regresi sebesar 0,294.

Nilai koefisien ini signifikan,

karena nilai t

hitung

sebesar 2,319

lebih besar dari nilai t

tabel

sebesar

1,982.

Artinya

apabila

(12)

sebesar

1%.

Maka

kinerja

guruakan

meningkat

pula

sebesar 0,294 satuan.

3.

motivasi

kerja

berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

kinerja guru SMA N 2 Sijunjung

yang ditunjukkan oleh nilai

koefisien regresi sebesar 0,197.

Nilai koefisien ini signifikan,

karena nilai t

hitung

sebesar 2,878

lebih besar dari nilai t

tabel

sebesar

1,982. Artinya apabila motivasi

kerja guru guru meningkat

sebesar 1%. Maka kinerja guru

akan meningkat pula sebesar

0,197 satuan.

4.

Lingkungan

sekolah

fisik,

kompetensi guru, dan motivasi

kerja,

secara

simultan

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja

guru

SMA

N

2

Sijunjung.

Hasil

analisis

menunjukkan bahwa nilai F

hitung

regresi lingkungan sekolah fisik,

kompetensi guru, , dan motivasi

kerja terhadap kinerjasebesar

73,595 > dari nilai

Ftabel

2,45,

sehingga hipotesis nol

ditolak

dan hipotesis alternatif diterima

5.

Motivasi

kerja

berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

kinerja

guru

SMA

N

2

Sijunjung.Hal ini dapat dilihat

pada tabel yang menyatakan

bahwadiperoleh nilai koefisien

sebesar 0,515dan nilai t

hitung

sebesar 6,259 > t

tabel

sebesar

1,505 dengan nilai signifikan

0,000 <0,05, berarti H

a

diterima

dan H

0

ditolak dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan

antara

motivasi

kerja

berpengaruh

positif

dan

signifikan terhadap kinerja guru

SMA N 2 Sijunjung.Hal ini

berarti bahwa semakin baik

motivasi kerja guru maka akan

semakin baik pula kinerja guru

yang diperoleh oleh SMA N 2

Sijunjung,

begitu

juga

sebaliknya

apabila

motivasi

kerja guru tidak baik maka

kinerja guru yang diperoleh oleh

SMA N 2 Sijunjung juga tidak

akan baik.

Saran

Berdasarkan

hasil

dari

penelitian,

penulis mengemukakan saran yang

diharapkan dapat bermanfaat dalam

meningkatkan

kinerjanya

yang

ditunjukan kepada:

1.

Variabel lingkungan sekolah

fisik, dimana tingkat capaian

responden paling rendah yaitu

pada indikator suasana tempat

belajar, sebaiknya sekola lebih

menyediakan tempat belajar

yang aman untuk gurunya

ketika dalam mngajar lebih

bersemangat

lagi.

mempengaruhi hasil belajar.

2.

Variabel

kompetensi

guru,

dimana

tingkat

capaian

responden paling rendah yaitu

pada

indikator

kompetensi

sosial,

sebaiknya

sekolah

memberikan pelatihan kepada

guru bidang studi agar lebih

bisa

bersoasilisasi

dengan

lingkungannya.

3.

Variabel motivasi kerja, dimana

tingkat

capaian

responden

paling

rendah

yaitu

pada

indikator

tanggung

jawab,

sebaiknya guru harus lebih

bertanggung jawab lagi akan

profesi dan jabatannya agar

(13)

tujuan dalam pembelajran dapat

tercapai dengan baik

4.

Penelitian

selanjutnya,

diharapkan kinerja guru ini

dapat menjadi referensi bagi

peneliti selanjutnya yang akan

membahas hal yang sama pada

tempat lain. Selanjutnya, bagi

peneliti yang ingin meneliti

tentang kinerja guru pada

tempat yang sama disarankan

mengaitkan variabel, yang lain

dari

variabel

lingkungan

sekolah fisik, kompetensi guru,

dan motivasi kerja.

Daftar Pustaka

Arikunto.(2010).

Prosedur

Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik

. Jakarta:

Rineka Cipta.

Siregar, S. (2014).

Stastistika Deskriptif

Untuk

Penelitian:

Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi

SPSS Versi 17

. Jakarta: Rajawali

Pers.

Slameto. (2013).

Belajar dan

Faktor-faktor

Yang

Mempengaruhinya

.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2005).

Metode Statistik

.

Bandung: Transit.

Sudjana, N. (2009).

Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar

. Bandung:

Remaja Rodaskarya

Sugiyono. (2014).

Metode Penelitian

Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif

dan

R&D

.

Bandung:

Alfabeta.

.

(2014).

Stastiska Untuk

Penelitian

. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto.

(2011).

Ekonometrika

Terapan: Teori dan Aplikasi dengan

SPSS

. Yogyakarta: Andi Offset.

Suryabrata,

S.

(2005).

Psikologi

Pendidikan

. Jakarta: Rajawali Pers.

Syah, M. (2010).

Psikologi Pendidikan:

Dengan Pendekatan Baru

. Bandung:

Remaja Rodaskannrya.

Gambar

Tabel 1. Absensi Guru SMA N 2 Sijunjung Tahun Pelajaran 2015/2016
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas hidup terkait kesehatan pasien KSSLGFG yang diukur dengan instrumen kuesioner EQ5D menunjukkan bahwa skor pada kelompok interdisiplin (6,67 [+0,67]) memang berbeda

Dari adanya pengaruh demokrasi terpimpinnya Soekarno dalam pendidikan, pengaruh dibubarkannya PKI terhadap dunia pendidikan, serta mulai adanya dualisme

kepada siswa kelas 2 dan 3 sekolah dasar melalui media origami ini telah dilakukan sebagai kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan

You may have already noticed that some of these scans can be quite lengthy. For example, if you do a detailed scan of all ports on an entire network of 253 hosts, you may not be able

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat menjadi pengembang khasanah ilmu, referensi, dan informasi baru berkait dengan Pengembangan Buku Cerita Anak Islami

Berdasarkan wawancara dengan Rahmad Rudianto atau Wak Mad seseorang yang termasuk orang-orang penggerak gerakan Bangbang Wetan pertama kali, menurutnya Bangbang Wetan

selain dapat memotivasi dan mengarahkan hidup nilai memiliki peranan paling penting yaitu dapat menjadi pedoman disaat menyelesaikan konflik atau masalah dalam

Jumlahnya adalah 31 tulang, karena anggota gerak atas manusia terdiri 2 bagian, kanan dan kiri maka jumlah keseluruhannya adalah 62 tulang. • Tulang leher yang dibentuk oleh