• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SPP PNPM-MP DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ISTRI PETANI DI DESA GUNONG NAGAN KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN SPP PNPM-MP DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ISTRI PETANI DI DESA GUNONG NAGAN KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH

ASMADI HAMID

09C10404082

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

(2)

SKRIPSI

OLEH

ASMADI HAMID

09C10404082

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh

Kabupaten Aceh Barat

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan kemiskinan masih menjadi persoalan bagi negara

berkembang termasuk Indonesia. Penanggulangan kemiskinan cenderung parsial

dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat belum dioptimalkan.

Oleh karena itu diperlukan suatu upaya yang bersifat sistemik dan menyeluruh

untuk mengurangi angka kemiskinan. Salah satu pendekatan yang dilakukan

adalah pemberdayaan masyarakat dalam berbagai sektor dan tingkatan wilayah.

Hal inilah yang melatarbelakangi dibentuknya Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) sehingga diharapkan dapat terjadi

harmonisasi prinsip-prinsip dasar, pendekatan, strategi serta berbagai mekanisme

dan prosedur pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat sehingga proses

peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan lebih efektif dan efisien

(PNPM, 2008).

PNPM-MP diluncurkan pemerintah guna peningkatan efektifitas

penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Melalui PNPM-MP

dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang

melibatkan unsur masyarakat mulai tahap perencanaan, pelaksanaan hingga

pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran

kritis dan kemandirian masyarakat terutama masyarakat miskin dapat ditumbuh

kembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek

(4)

Kondisi kesejahteraan sosial dewasa ini dibuktikan dengan tingginya

angka kemiskinan, angka pengangguran, angka putus sekolah, dan meningkatnya

jumlah anak kurang gizi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

pada bulan Maret 2009, tingkat kemiskinan sebesar 14,15 %, dengan Indeks

Kedalaman Kemiskinan sebesar 2,50% dan Indeks Keparahan Kemiskinan

sebesar 0,68. Kondisi ini menunjukkan bahwa warga negara yang mengalami

kemiskinan sebesar 14,15%, hal ini menunjukkan bahwa pembanguan ekonomi di

Indonesia selama ini mengalami distorsi (distorted development), (BPS Hasil

Sensus Penduduk 2009).

Menurut Midgley (2005) pembangunan yang terdistorsi adalah

pembanguan ekonomi yang tidak sejalan dengan atau kurang berdampak pada

peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat secara luas. Atau dengan perkataan

lain pembanguam ekonomi yang mengalami distorsi apabila keuntungan dari

pembangunan tidak mampu menyentuh dan meningkatkan taraf kesejahteraan

masyarakat secara menyeluruh dan menurunkan jumlah angka kemiskinan secara

bermakna.

Program penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, dengan melibatkan

koordinasi Bank Indonesia melalui program keuangan mikro bersama Bank

Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bekerja sama

dengan lembaga-lembaga keuangan milik masyarakat seperti Lembaga Dana dan

Kredit Pedesaan (LDKP) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Program

(5)

telah mengedepankan aspek pemberdayaan, meskipun keberasilannya belum

sesuai harapan.

Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi

semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati

masyarakat meliputi: (1) Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan

permukiman, sosial, dan ekonomi secara padat karya; (2) Penyediaan sumber daya

keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan

ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi

kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini; (3) Kegiatan terkait

peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang bertujuan mempercepat

pencapaian target MDGs. Dana bergulir yang diberikan kepada setiap kelompok

perempuan pada PNPM-Mandiri, sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi rumah

tangga baik di desa maupun perkotaan (kelurahan). Dana bergulir yang diberikan

kepada kelompokkelompok masyarakat (terutama kaum perempuan) diharapkan

dapat digulirkan kembali kepada kelompok lain sehingga perputaran uang

semakin cepat dan banyak kaum perempuan yang tersentuh program tersebut.

Selama pelaksanaan pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bentuk dana

bergulir (simpan pinjam) yang dirasa kurang adalah manajemen pengelolaan

keuangan, serta pembinaan pada kecakapan hidup atau keterampilan (skill) yang

bersifat bisa mendukung usaha kelompok kaum perempuan (PNPM. 2010)

Upaya pendukung pengembangan lembaga keuangan mikro adalah :

1. Adanya perundang-undangan atau aturan dan kebijakan yang kurang

memadai

(6)

3. Tidak ada ketegasan atau keberanian untuk melakukan pinalti terhadap

Koperasi simpan pinjam atau usaha simpan pinjam yang melanggar

4. Adanya ketidak jelasan tanggung jawab pembinaan dan pengembangan

koperasi simpan pinjam selama masa transisi pada penerapan UU

No.25/1999 mengenai otonomi daerah.

Oleh karena itu diperlukan kerjasama antar pihak yang terkait dalam

memperbaiki kelemahan yang ada dalam mengembangkan SPP PNPM-MP .

Dimana simpanan anggota akan disalurkan kembali dalam bentuk pinjaman

kepada anggota yang memerlukan. Keanggotaan SPP PNPM-MP pada

prinsipnya bebas bagi semua orang yang memenuhi untuk menjadi anggota dan

orang-orang dimaksud mempunyai kegiatan usaha atau mempunyai kepentingan

ekonomi yang sama, misalnya SPP PNPM-MP dengan anggotanya pedagang,

SPP PNPM-MP dengan anggotanya petani, dan SPP PNPM-MP dengan

anggotanya nelayan. Dengan melihat peranan penting SPP PNPM-MP dalam

pembangunan pertanian dan perekonomian nasional seperti yang telah di ketahui

bahwa manfaat dari koperasi ini sangat banyak antara lain yaitu membantu

orang–orang yang kurang mampu, dengan tujuan untuk mensejahterakan

masyarakat luas.

Peranan SPP PNPM-MP disini untuk dapat membantu para petani yang

ada di Desa Gunong Nagan, dalam hal ini PNPM-MP bertindak membeli semua

hasil panen para petani untuk di jual kembali dengan harga yang sesuai dengan

harga pasar. Biasanya saat panen tiba, para pedagang masuk ke Desa untuk

memonopoli semua hasil pertanian. Para pedagang membeli hasil pertanian

(7)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan suatu

penelitian dalam bentuk skripsi yang diberi judul: “Peran SPP PNPM-MP Dalam Meningkatkan Pendapatan Istri Petani di Desa Gunong Nagan

Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya”

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan Latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana rata-rata pendapatan Istri Petani

sebelum dan sesudah menjadi anggota SPP PNPM-MP Desa Gunong Nagan

Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan

tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata pendapatan Istri

Petani sebelum dan sesudah menjadi anggota SPP PNPM-MP Desa Gunong

Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, manfaat yang akan diperoleh

dengan diadakannya penelitian ini:

1. Bagi Petani

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

informasi bagi seluruh Istri petani dalam hal pengambilan keputusan untuk

(8)

2. Penulis

Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang

telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan berdasarkan hasil data dari

Kantor di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

dan hasil pengamatan dilapangan.

3. Bagi Pemerintah Daerah

Hasil penelitian dan analisis yang didapat diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk menentukan kebijaksanaan

dalam memberikan bantuan modal usaha bagi petani di Desa Gunong Nagan

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PNPM Mandiri Pedesaan

PNPM merupakan program penanggulangan kemiskinan yang

melibatkan koordinasi Bank Indonesia melalui program keuangan mikro bersama

Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bekerja

sama dengan lembaga-lembaga keuangan milik masyarakat seperti Lembaga Dana

dan Kredit Pedesaan (LDKP) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Program pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan pemerintah secara

konseptual telah mengedepankan aspek pemberdayaan, sayang hasil yang

diharapkan belum sesuai dengan tujuan yang ditetapkan (Sri Widayati. 2013).

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program

pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam pelaksanaannya, program

ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah

perdesaan. Program ini menyediakan fasilitasi pemberdayaan masyarakat atau

kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana Bantuan Langsung untuk

Masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung. Besaran dana BLM yang

dialokasikan sebesar Rp 750 juta sampai Rp 3 miliar per kecamatan, tergantung

jumlah penduduk (Pedoman Umum PNPM Mandiri), (Sri Widayati. 2013).

Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak

terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses

perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana

(10)

dan pelestariannya. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah

binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen

Dalam Negeri. Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari

alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga

pemberi bantuan di bawah koordinasi Bank Dunia (Sri Widayati. 2013).

Sri Widayati (2013) menjelaskan bahwa pengelolaan dana bergulir pada

PNPM pada hakekatnya melibatkan 3 (tiga) unsur dalam hal ini yaitu :

1. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pengelola dan penyalur seluruh

dana bergulir di tingkat kecamatan.

2. Kelompok peminjam sebagai pengelola dan sekaligus penyalur dana

bergulir kepada anggotanya pada tingkat desa.

3. Tim pengelola kegiatan di desa sebagai fasilisator antara kelompok

peminjam dan UPK di tingkat kecamatan

Perguliran dana diberikan kepada kelompok-kelompok yang ada di desa

yang bersangkutan, dalam arti individu masyarakat yang belum tergabung dalam

kelompok tidak dapat memanfaatkan dana bergulir. Adapun mekanisme

pelaksanaan dana bergulir diawali oleh kelompok peminjam sebagai

pemanfaat dana bergulir, dengan cara pengajuan proposal pinjaman kepada

Penganggungjawab Operasional Kegiatan (PJOK). Proposal tersebut pemaparkan

tentang data anggota kelompok. Besarnya jumlah pinjaman paling sedikit Rp

1.500.000.- sampai dengan Rp 2.000.000.- dan terbesar adalah diatas 2.000.00,-

(menggunakan jaminan surat) dengan tingkat suku bunga sebesar 1,5% perbulan

(11)

UPK menjalankan kegiatan simpan pinjam pada kelompok SPP layaknya

lembaga keuangan, dengan menjalankan salah satu peran yaitu memberikan kredit

pada masyarakat. Masyarakat dalam hal ini Kelompok SPP bila ingin melakukan

pinjaman maka prosedur/mekanisme yang ditempuh sama halnya bila mengajukan

pinjaman di lembaga keuangan, yaitu persyaratan yang harus dipenuhi (tanpa

jaminan), tingkat suku bunga pinjaman, dan kewajiban angsuran dalam waktu satu

bulan. Sedangkan sanksi terhadap peminjam yang wanprestasi dikenakan pada

kelompok (Sri Widayati. 2013).

Di tingkat desa UPK dibantu oleh TPK, dalam hal ini TPK tidak

memiliki kewenangan untuk pengambilan kebijakan, akan tetapi lebih

menjalankan funsifungsi administratif keuangan. Dan dalam pelaksanaan

fungsi-fungsi administratif tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan. TPK menerima

(termasuk menagih) angsuran dari kelompok SPP kemudian menyetorkan kepada

UPK. Penyaluran dana bergulir pada PNPM oleh UPK kepada kelompok SPP

layaknya lembaga keuangan, dengan menjalankan salah satu peran yaitu

memberikan kredit pada masyarakat. Masyarakat dalam hal ini Kelompok SPP

bila ingin melakukan pinjaman maka prosedur/mekanisme yang ditempuh sama

halnya bila Kelembagaan ekonomi memiliki peran strategis dalam upaya

pemenuhan kebutuhan pencairan, pengaturan kegiatan produksi, menimbun atau

mendistribusikan kekayaan yang ada. Kelembagaan ekonomi lokal (bank lokal

dan lembaga keuangan mikro) merupakan lembaga yang harus dapat bertahan dan

dapat meningkatkan peran dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan

yang ada, oleh karena itu harus ada satu upaya yang sistematis dalam melakukan

(12)

masyarakat dengan kontek pemenuhan kebutuhan masyarakat (Haeruman dan

Eriyatno. 2001).

Haeruman dan Eriyatno (2001) mengemukakan sebagian peran dari

kelembagaan ekonomi lokal adalah sebagai lembaga pembiayaan

usaha/perbankan. Salah satu peran dari bank dan atau lembaga non bank adalah

menyalurkan dana kepada masyarakat (lending) dalam bentuk kredit. Bila dilihat

dari kegiatan dari UPK adalah menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada

masyarakat (usaha ekonomi mikro), maka UPK dapat dikatakan sebagai lembaga

pembiayaan (walaupun terbatas). Pada lembaga keuangan mikro ini dapat

menumbuhkan minat masyarakat di pedesaan untuk berusaha atau menumbuhkan

pengusaha-pengusaha kecil di perdesaan, yang pada akhirnya dapat membantu

program pemerintah yaitu untuk:

1. Meningkatkan produktifitas usaha masyarakat kecil di pedesaan.

2. Meningkatkan pendapatan penduduk desa.

3. Menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan, sehingga dapat memperkecil

keinginan masyarakat pedesaan melakukan urbanisasi.

4. Menunjang program pemerintah dalam mengupayakan pemerataan

pendapatan penduduk desa dan upaya pengentasan kemiskinan.

2.1.1 Prinsip PNPM Mandiri Perdesaan

Menurut Sri Widayati (2013) Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan yaitu

(13)

a. Bertumpu pada pembangunan manusia. PNPM Mandiri Perdesaan memiliki

prinsip bahwa setiap kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia seutuhnya.

b. Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk

berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan

secara mandiri.

c. Desentralisasi. PNPM Mandiri Perdesaan memberikan kewenangan

pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan mengenai kewilayahan

dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat sesuai dengan

kapasitasnya.

d. Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilakukan harus

mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin serta

kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

e. Partisipasi atau keterlibatan masyarakat. masyarakat terlibat secara aktif

dalam setiap proses pengambilan keputusan prencanaan, pemantauan, dan

pelaksanaan pembangunan serta secara gotong royong melaksanakan

pembangunan.

f. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai

kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam

menikmati manfaat kegiatan pembangunan secara adil.

g. Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan di dalam semua

kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dilakukan secara musyawarah dan

(14)

h. Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat harus memiliki akses atas

segala informasi proses pengambilan keputusan pembangunan, sehingga

pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan, baik secara moral, legal, teknis dan administratif.

i. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan untuk

pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak, dan yang memberikan

manfaat sebanyak-banyaknya kepada masyarakat dengan mendayagunakan

secara optimal berbagai sumber daya yang terbatas.

j. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan

kemiskinan diarahkan untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar

pelaku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

k. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan pembangunan harus

mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat,

yang tidak hanya untuk saat ini tetapi juga di masa depan dengan tetap

menjaga kelestarian lingkungan.

2.1.2 Konsep Pengelolaan PNPM Mandiri Perdesaan

Menurut Ismawan (2001) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perdesaan berada dibawah binaan Departemen Dalam Negeri

(Depdagri), Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Ditjen

PMD) sebagai instansi pelaksana. PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan di

tingkat kecamatan. Dalam membantu pengelolaan program secara nasional,

dibentuk Tim Koordinasi yang terdiri dari Menko Kesra, Bappenas, Depdagri,

Departemen Keuangan, dan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah di

(15)

Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) bertindak sebagai Pimpinan

Proyek (Pimpro) atau sebagai Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK).

2.1.3 Konsep Cara Kerja PNPM Mandiri Perdesaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perdesaan memiliki tujuan, yakni meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan melalui berbagai tahapan kegiatan dalam sebuah siklus kegiatan

(Suman, 2007). Tahap-tahapan tersebut adalah:

a. Informasi dan sosialisasi. Tahapan ini dilakukan dalam beberapa cara,

diantaranya lokakarya di berbagai tingkat pemerintahan, dan forum-forum

musyawarah masyarakat. Setiap desa dilengkapi papan informasi sebagai

salah satu media penyebaran informasi dan membuka kerjasama dengan

berbagai pihak (media massa, akademisi, dan anggota dewan).

b. Proses Perencanaan Partisipatif. Dilaksanakan mulai dari tingkat dusun,

desa dan kecamatan. Masyarakat memilih Fasilitator Desa (FD) untuk

mendampingi proses sosialisasi dan perencanaan. FD mengatur pertemuan

kelompok, termasuk pertemuan khusus perempuan untuk kegiatan Simpan

Pinjam Perempuan (SPP), untuk membahas kebutuhan dan prioritas usulan.

c. Seleksi Proyek di Tingkat Desa dan Kecamatan. Masyarakat melakukan

musyawarah di tingkat desa dan antardesa (kecamatan) untuk memutuskan

usulan prioritas dan layak didanai. Musyawarah terbuka bagi segenap

anggota masyarakat untuk menghadiri dan memutuskan jenis kegiatan.

d. Masyarakat Melaksanakan Proyek. Dalam forum musyawarah, masyarakat

(16)

desa-desa yang terdanai. Fasilitator teknis program akan mendampingi TPK

dalam mendisain prasarana dan penganggaran kegiatan.

2.1.4 Konsep Perguliran Dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Tingkat keberdayaan kaum perempuan harus dipertimbangkan dalam

upaya mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan (Suman, 2007). Hal ini

disebabkan karena kaum perempuan dari sudut pandang budaya lokal dalam

masyarakat pertanian, lebih banyak tinggal di rumah dan memiliki banyak waktu

luang. Keterlibatan perempuan di dalam sektor pertanian hanya pada waktu

tertentu, yaitu seperti masa tanam dan masa panen.

Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan salah satu kegiatan

program dari PNPM Mandiri Perdesaan yang berupa kegiatan perguliran dana

untuk menjadikan masyarakat miskin perdesaan khususnya kaum perempuan

lebih berdaya. Pemberdayaan yang dimaksud merupakan ketersediaan pilihan

bagi masyarakat miskin untuk memanfaatkan peluang usaha sehingga

mendapatkan tambahan pendapatan. Pengambilan keputusan untuk menentukan

jumlah alokasidana untuk SPP dikendalai oleh jumlah alokasi dana untuk

pembangunan sarana/prasarana. Semakin besar proporsi dana untuk fasilitas

sarana dan prasarana, maka semakin kecil ketersediaan dana untuk kegiatan SPP.

Sedangkan keputusan pembiayaan kegiatan SPP ditentukan oleh kelayakan

proposal yang diajukan oleh kelompok SPP.

Pengorganisasian kelompok SPP dapat dilakukan dengan memanfaatkan

organisasi-organisasi lokal baik formal maupu informal yang sudah ada dalam

lingkungan masyarakat, seperti kelompok dasa wisma atau kelompok pengajian.

(17)

keperluan keluarga, seperti untuk biaya pendidikan. Kredit yang disalurkan

kepada kelompok diharapkan menjadi penggerak aktivitas-aktivitas produktif

yang mampu memberikan nilai tambah bagi anggota kelompok. Kredit

berkelompok memiliki akses yang relatif lebih besar dibandingkan kredit individu

karena berkaitan dengan besarnya posisi tawar kelompok (Ismawan, 2001).

Penyaluran kredit kepada pelaku UMKM secara kelompok merupakan

salah satu cara untuk mengurangi kesalahan penggunaan dana kredit (moral

hazard) dan mengurangi resiko kredit bermasalah.

2.2 Pengertian Petani

Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah

pertanian. Definisi petani menurut Adiwilaga (2000) mengemukakan bahwa

petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau

memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.

Pengertian petani tersebut tidak terlepas dari pengertian pertanian dimana

pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud

memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan

kerusakan alam.

Uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan petani

asli adalah petani yang memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun

penyakap-terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun digarap

oleh buruh tani.Bertolak dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa antara

petani dan pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh

(18)

Petani asli adalah petani yang memiliki lahan sendiri, istilah petani asli

dapat ditafsirkan sebagai konstruksi masyarakat desa paling tidak konstruksinya

tentang sosok petani yang ”sebenarnya” (the real peasant). Penambahan

kata”asli”dalam kata”petani”menunjukkan, bahwa petani yang memiliki tanah

sendiri adalah gambaran ideal sosok petani yang hidup dalam konstruksi persepsi

masyarakat. Di sini kita tidak bisa mendikotomikan ”asli” dan ”palsu“,

melainkan”citra ideal” dan ”kenyataan empiri”. Ideal dalam konteks ini tidak

berarti hanya hidup dalam dunia ide dan harapan, karena bisa juga lahir dari

sebuah kenyataan yang pernah ada. Persepsi tersebut lahir dari sebuah pandangan

historis tentang petani yang pernah dikenal masyarakat di waktu lampau, dengan

kalimat lain, penambahan kata ”asli” dalam kata”petani” menandakan bahwa

secara historis apa yang disebut petani itu adalah orang yang menggarap dan

mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine

adalah orang yang memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri (Margono,

2000)

Konseptualisasi petani asli menunjukkan, bahwa tanah merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya

terletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan

bahwa alat produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak

memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi

politisnya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya

atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli

(19)

2.3 Penerimaan, Biaya dan Pendapatan 2.3.1 Biaya

Menurut Nicholson (2002), Biaya secara garis besarnya terdiri dari dua,

yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya dilihat dari segi waktu terbagi menjadi

dua, yaitu biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Jangka pendek

merupakan periode waktu dimana sebuah perusahan harus mempertimbangkan

beberapa inputnya secara absolut bersifat tetap dalam membuat keputusannya.

Jangka panjang merupakan periode waktu dimana sebuah perusahan

mempertimbangkan seluruh inputnya bersifat variabel dalam membuat

keputusannya. Total biaya terdiri dari beberapa biaya yang tergabung didalamnya

diantaranya adalah:

a. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan

tenaga kerja per orang per satuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya

(per jam atau per hari).

b. Biaya barang modal

Biaya barang modal merupakan biaya ekonomi penggunaan barang modal,

bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk

menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila

mesin disewakan kepada pengusaha lain, karena itu biaya barang modal

diukur dengan harga sewa mesin.

c. Biaya kewirausahawanan

Wirausaha (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai

(20)

dalam upaya tersebut, pengusaha harus menanggung resiko kegagalan atas

keberanian menanggung resiko tersebut. Pengusaha akan mendapat balas

jasa berupa laba. Makin besar resiko yang dihadapi maka laba yang

diharapkan juga akan semakin besar. Laba disini merupakan laba ekonomi,

yaitu 31 kelebihan pendapatan yang diperoleh dibandingkan jika dia

memilih alternatif lain.

Menurut Dumairy (2004) total biaya dapat di hitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = FC + VC Keterangan:

TC = Biaya Total Produksi (Rp)

FC = Biaya Tetap (Rp)

VC = Biaya Variabel (Rp)

2.3.2 Penerimaan

Penerimaan usaha didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari

penjualan semua produk. Penerimaan usaha meliputi jumlah penambahan

inventaris, nilai penjualan hasil, nilai pengguna rumah dan yang dikonsumsi.

Ketentuan yang harus berlaku ialah tiap unit tempat, kerja dan modal harus

digunakan sehingga memberikan tambahan sebesar-besarnya kepada pendapatan,

apapun ukuran yang dipakai untuk pendapatan tersebut.

Penerimaan tunai usaha didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima

dari penjualan produk atau jasa usaha. Pengeluaran tunai usaha didefinisikan

sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa untuk

(21)

keperluan usaha, sedangkan pengeluaran tunai usaha tidak mencakup bunga

pinjaman dan jumlah pinjaman pokok. Jadi, penerimaan tunai dan pengeluaran

tunai usaha tidak mencakup yang berbentuk benda. Makin besar resiko, maka

profit (laba) yang diperoleh harus semakin besar. Profit atau keuntungan adalah

penerimaan total pedagang setelah dikurangi total biaya-biayanya, jika total

penerimaan dinotasikan sebagai (TR), output dinotasikan sebagai (q), total output

dinotasikan sebagai (Q), dan harga jual per output dinotasikan sebagai (P), maka

total penerimaan sama dengan total output dikalikan dengan harga jual per output.

Menurut Dumairy (2004) total penerimaan dapat di hitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

TR = Q X P

Keterangan :

TR = Total Penerimaan (Rp)

Q = Jumlah Unit Produksi (Kg)

P = Total Harga (Rp/Kg)

2.3.3 Pendapatan

Alokasi sumberdaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam

memilih jenis usaha, karena itu pula penting dalam menyusun pola organisasi

usaha yang efisien. Jenis usaha dipertimbangkan dalam perencanaan usaha selama

sumbangan yang diharapkan terhadap pendapatan bersih usaha melebihi biaya

yang diluangkan sumberdaya yang digunakan. Menurut Ibrahim (2009),

keuntungan (profit) merupakan tujuan utama dalam melakukan usaha, semakin

(22)

didasarkan pada perkiraan dan perencanaan jumlah produk yang dijual. Hal ini

dapat diketahui dari hasil penjualan produk kapan pedagang mendapatkan

keuntungan maksimal (terbanyak).

Menurut Nicholson (2002) pendapatan usaha ada dua yaitu pendapatan

total dan pendapatan tunai. Pendapatan total merupakan selisih antara penerimaan

total (total revenue) dengan biaya total (total cost). Pendapatan tunai dihitung dari

selisih antara penerimaan total dengan biaya tunai. Analisis pendapatan usaha

memerlukan dua keterangan pokok, yaitu penerimaan usaha dan penerimaan

tunai.

Menurut Dumairy (2004) total pendapatan dapat di hitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

ח = TR – TC

Keterangan :

ח = Pendapatan (Profit)

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya Produksi

2.4 Perumusan Hipotesis

Hipotesis atau dugaan sementara dalam penelitian ini adalah: diduga

bahwa tingkat pendapatan Istri Petani mengalami peningkatan sesudah menjadi

anggota SPP PNPM-MP di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten

Nagan Raya dibandingkan dengan tingkat pendapatan istri petani sebelum

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SPP PNPM-MP yang terletak, di Desa

Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Penentuan lokasi

tersebut dilakukan dengan cara sengaja (Purporsive). Objek penelitian adalah

seluruh istri petani yang menggunakan SPP PNPM-MP Tahun 2012 di Desa

Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Ruang lingkup

penelitian terbatas melihat Peran SPP PNPM-MP dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Istri Petani di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten

Nagan Raya.

3.2 Teknik Pengambilan Sampel dan jumlah Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh istri petani yang

bergabung SPP PNPM-MP Tahun 2012 di Desa Gunong Nagan Kecamatan

Beutong Kabupaten Nagan Raya yaitu sebanyak 15 KK istri petani yang

bergabung dalam kelompok Beusabe Mangat. Dikarenakan jumlah populasi yang

sedikit maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu sebanyak

15 KK istri petani yang menggunakan Koperasi Simpan Pinjam Tahun 2012 di

Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Daftar nama

(24)

Tabel 1. Daftar Kelompok SPP PNPM-MP Beusabe Mangat.

NO NAMA Dusun KETERANGAN

1 Nur Hayati Alue Nagan Ternak bebek

2 Nur Ainsyah Alue Nagan Menanam sayur-sayuran

3 Ruhul Aflah Alue Nagan Dagang

9 Nurmala Sari Alue Nagan Menanam sayur-sayuran

10 Nusri Alue Raya Kolam perikanan

11 Syarifah Alue Raya Ternak bebek

12 Asmanidar Alue Nagan Ternak Ayam

13 Sarian Putri Alue Raya Membuat kue

14 Nireun Alue Nagan Dagang

15 Nurma Alue Nagan Menanam

Kacang-kacangan

Sumber : Ketua Kelompok Simpan Pinjam Desa Gunong Nagan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Data Primer (Riset Lapangan)

Data ini di peroleh dari hasil wawancara/tanya jawab secara langsung

kepada petani sebagai sampel dan pihak-pihak yang dapat memberikan

keterangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara langsung

dengan 15 responden (Istri petani sebagai sampel) di Desa Gunong Nagan

(25)

b. Data Sekunder (Riset Kepustakaan)

Data ini di peroleh dari sumber-sumber tidak langsung seperti: buku-buku

dan kantor-kantor pemerintahan seperti; BPS, Kantor Camat, Kantor

Koperasi, dll.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data yang dipreroleh, penulis menggunakan metode:

1. Analisis deskriptif yaitu lewat kuisioner yang disebarkan kepada petani

yang menjadi sampel dalam penelitian ini, kemudian hasil dari jawaban para

petani tersebut akan ditabulasikan dan di jelaskan sehingga menggambarkan

sebuah kesimpulan.

2. Analisis Pendapatan dilakukan untuk menghitung pendapatan istri petani

sebelum dan setelah menjadi anggota SPP PNPM-MP Desa Gunong Nagan

Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Untuk menghitung

pendapatan petani digunakan rumus sebagai berikut:

a. Biaya total yaitu seluruh jumlah biaya produksi yang di keluarkan.

Biaya ini didapat dari menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel.

Untuk mengetahui total biaya produksi dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

TC = FC + VC ... (Dumairy, 2004) Keterangan:

TC = Biaya Total Produksi (Rp)

FC = Biaya Tetap (Rp)

(26)

b. Total penerimaan dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai

c. Untuk melihat pendapatan petani sebelum dan sesudah menjadi anggota

koperasi digunakan rumus sebagai berikut:

mengetahui beda nyata atau tidak nyata antara pendapatan sebelum dan setelah menjadi

anggota SPP PNPM-MP. Uji t yang digunakan menurut pendapat (Hasan. 2009).

Dimana persamaan Uji t adalah sebagai berikut:

(27)

3.5 Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H0; β = 0, Faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama tidak memiliki

peran yang signifikan dalam dalam meningkatkan pendapatan

istri petani di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong

Kabupaten Nagan Raya

H1; β ≠ 0, Faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama memiliki peran

yang signifikan dalam dalam meningkatkan pendapatan istri

petani di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten

Nagan Raya

Kriteria Uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Apabila th>tt , maka H0 ditolak H1 diterima, artinya SPP PNPM-MP

memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan istri petani

di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

b. Apabila th< tt , maka H0 diterima H1 ditolak, artinya SPP PNPM-MP tidak

memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan istri petani

(28)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis dan Luas Daerah

Desa Bumi Sari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Beutong yang merupakan salah satu kecamatan dalam wilayah Kabupaten Nagan

Raya yang terletak di arah Timur dari Ibukota Kabupaten (Jeuram). Jarak lokasi

penelitian dengan Ibukota Kabupaten (Jeuram) 28 km. Luas Daerah Kecamatan

Beutong seluruhnya 25.608,90 Ha. Melihat dari data penggunaan tanah di daerah

ini terdapat hampir 10,85% tanah bangunan dan halaman.

Berdasarkan data monografi Kecamatan Beutong Tahun 2012, jenis tanah di

Kecamatan ini terdiri dari tanah alluvial, latosol dan podsolid. Dengan keadaan

geografinya mempunyai 40 persen datar dan 60 persen berbukit dan juga

bergelombang. Dengan perbedaan kemiringan tajam, wilayah datar mempunyai

areal persawahan, perumahan, perkebunan dan perikanan. Wilayah berbukit dan

bergelombang berupa padang rumput, perkebunan rakyat dan hutan.

Keadaan curah hujan di Kecamatan Beutong tidak banyak berbeda dengan

daerah lain yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Nagan Raya. Curah hujan

rata-rata 2.96 mm per tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 1.819 hari per

tahun.

Adapun batas-batas wilayah Desa Gunong Nagan adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasn dengan Blang Seuneng dan Tuwi Bunta

(29)

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Blang Seumot dan Desa Babah

Krueng

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kulam Jeureuneh dan Desa

Blang Masjid.

4.1.2 Keadaan Penduduk Desa Gunong Nagan

Jumlah penduduk Desa Gunong Nagan adalah sebanyak 158 jiwa dengan

jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 85 jiwa dan penduduk

berjenis kelamin perempuan sebanyak 73 jiwa. Jumlah KK di Desa Gunong

Nagan sebanyak 44 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. berikut di

bawah ini:

Tabel 2. Keadaan penduduk Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

Jumlah Penduduk Pendidikan Pekerjaan

Jenis

Sumber: Kantor Desa Gunong Nagan Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa

Gunong Nagan secara keseluruhan berjumlah 158 jiwa, dengan total KK

keseluruhan adalah 44 KK. Jumlah penduduk Desa gunong Nagan dilihat dari

pendidikan terbanyak adalah lulusan SD yaitu sebanyak 22 orang, kemudian

disusul dengan pendidikan SMP sebanyak 8 orang, yang berpendidikan SMA

(30)

jumlah penduduk dilihat dari jenis pekerjaannya adalah sebagian besar penduduk

Desa Gunong Nagan bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 95 orang, disusul

dengan penduduk yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 8 orang, kemudian

penduduk yang bekerja sebagai nelayan sebanyak 7 orang dan terakhir yang

bekerja sebagai honorer sebanyak 5 orang.

4.2 Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah gambaran/ keadaan atau

ciri-ciri para responden yang menjadi anggota SPP PNPM-MP di Desa Gunong

Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Adapun karakteristik sampel

meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan, dan jenis pekerjaan.

1. Umur

Karakteristik responden atau sampel yang pertama dilihat dari umur sampel.

Jumlah responden secara keseluruhan adalah 15 orang responden atau sampel,

dimana sebanyak 12 orang atau 80 persen sampel berumur antara 31-40 tahun dan

sebanyak 3 orang sampel atau 20 persen sampel berumur 41-50 tahun. Sedangkan

rata-rata umur responden keseluruhan adalah 39 tahun. Untuk lebih jelasnya

tentang karakteristik responden dari segi umur dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Pendidikan

Pendidikan sampel adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh

setiap sampel yang mana di buktikan dengan ijazah. Karakteristik sampel dari segi

pendidikan dapat dilihat bahwa sebanyak 4 orang sampel atau 27 persen sampel

yang berpendidikan SD , kemudian sampel yang berpendidikan SMP adalah

(31)

persen yang berpendidikan SMA. Untuk lebih jelasnya tentang karakteristik

sampel dari segi pendidikan dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Jumlah Tanggungan

Jumlah keluarga adalah jumlah keseluruhan anggota keluarga yang

berada dalam satu kepala keluarga dan dibuktikan dengan KK. Dari hasil

penelitian ini dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah keluarga dalam setiap KK

sampel adalah sebanyak 4 orang. Dimana jumlah keluarga setiap KK nya berbeda

tergantung jumlah anak dan anggota keluarga lainnya yang tinggal dalam satu

KK. Untuk lebih jelasnya tentang karakteristik sampel dari segi jumlah keluarga

dapat dilihat pada lampiran 2.

4. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah gambaran tentang pekerjaan yang di tekuni oleg

para ibu dalam hal ini adalah para sampel, dimana jenis pekerjaan sampel ada

yang berbeda-beda. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebanyak 6

orang sampel atau 40 persen yang bekerja sebagai peternak ayam. Sebanyak 3

orang sampel atau 20 persen yang berkerja sebagai penanam sayuran, sebanyak 2

orang sampel atau 13 persen yang bekerja sebagai pedagang kios, dan sebanyak 2

orang atau 13 persen yang bekerja sebagai pembuat kue dan sebanyak 2 orang

sampel atau 13 persen yang bekerja sebagai pemelihara ikan di kolam. Untuk

lebih jelasnya tentang karakteristik sampel dari segi pengalaman usaha dapat

(32)

4.3 Rekapitulasi Jawaban Quisioner dari beberapa Variabel Penelitian 4.3.1 Variabel Modal

Pada variabel modal diuraikan jumlah modal yang dimiliki oleh sampel,

jenis pengeluaran modal tersebut serta melihat tanggapan sampel terhadap jumlah

modal yang ada sebelum menjadi anggota SPP PNPM-MP dan modal yang ada

pada sampel setelah menjadi anggota SPP PNPM-MP. Dari hasil penelitian di

ketahui bahwa rata-rata jumlah modal yang dimiliki oleh para anggota SPP

PNPM-MP pada usaha dagang adalah sebesar Rp. 2.250.000,- sedangkan rata-rata

modal yang dimiliki setelah menjadi anggota adalah Rp.5.050.000,- modal ini

adalah hasil tambahan dari modal awal dengan jumlah pinjaman yang di berikan

yaitu sebesar Rp. 2.800.000,- per orangnya.

Pada usaha ternak ayam rata-rata modal yang dimiliki sebelum menjadi

anggota adalah sebesar Rp. 1.833.333,- sedangkan rata-rata modal yang dimiliki

setelah menjadi anggota adalah Rp.4.633.333,- modal ini adalah hasil tambahan

dari modal awal dengan jumlah pinjaman yang di berikan yaitu sebesar Rp.

2.800.000,- per orangnya. Selanjutnya pada usaha sayur-sayuran rata-rata modal

yang dimiliki sebelum menjadi anggota adalah sebesar Rp. 1.400.000,- sedangkan

rata-rata modal yang dimiliki setelah menjadi anggota adalah Rp.4.200.000,-

modal ini adalah hasil tambahan dari modal awal dengan jumlah pinjaman yang di

berikan yaitu sebesar Rp. 2.800.000,- per orangnya.

Pada usaha kolam ikan rata-rata modal yang dimiliki sebelum menjadi

anggota adalah sebesar Rp. 1.750.000,- sedangkan rata-rata modal yang dimiliki

setelah menjadi anggota adalah Rp.4.550.000,- modal ini adalah hasil tambahan

(33)

2.800.000,- per orangnya. Kemudian pada usaha kue rata-rata modal yang dimiliki

sebelum menjadi anggota adalah sebesar Rp. 1.750.000,- sedangkan rata-rata

modal yang dimiliki setelah menjadi anggota adalah Rp.4.550.000,- modal ini

adalah hasil tambahan dari modal awal dengan jumlah pinjaman yang di berikan

yaitu sebesar Rp. 2.800.000,- per orangnya. Untuk lebih jelasnya tentang Variabel

biaya pada penelitian ini dapat di lihat pada lampiran 3.

4.3.2 Variabel Biaya

Pada variabel biaya menguraikan tentang jumlah biaya yang dikeluarkan

oleh setiap sampel dalam penelitian ini menurut usaha yang dijalani oleh para

sampel sebelum menjadi anggota SPP PNPM-MP dan setelah menjadi anggota

SPP PNPM-MP. Dari hasil penelitian di ketahui bahwa rata-rata jumlah biaya

yang dikeluarkan oleh para sampel sebelum menjadi anggota SPP PNPM-MP

pada usaha dagang adalah sebesar Rp. 2.230.500,- sedangkan rata-rata biaya yang

dikeluarkan oleh sampel yang berusaha dagang setelah menjadi anggota adalah

Rp.4.238.500,- biaya ini dikeluarkan untuk membeli semua kebutuhan kios seperti

beras, minyak, rokok, gula dan barang-barang lainnya yang akan di jual.

Pada usaha ternak ayam rata-rata biaya yang di keluarkan sebelum

menjadi anggota adalah sebesar Rp. 1.716.526,- sedangkan rata-rata biaya yang

keluarkan oleh sampel setelah menjadi anggota adalah Rp. 4.263.118,- biaya ini

dikeluarkan untuk membeli semua kebutuhan ternak ayam seperti bibit ayam,

pakan, obat-obatan dan lain sebagainya. Selanjutnya pada usaha sayur-sayuran

rata-rata biaya yang dikeluarkan sebelum menjadi anggota adalah sebesar

Rp. 1.266.667,- sedangkan rata-rata biaya yang di keluarkan setelah menjadi

(34)

kebutuhan pertanian dalam menanam sayuran seperti bibit sayuran, pupuk dan

lain sebagainya.

Pada usaha kolam ikan rata-rata biaya yang di keluarkan sebelum

menjadi anggota adalah sebesar Rp. 1.600.000,- sedangkan rata-rata biaya yang di

keluarkan setelah menjadi anggota adalah Rp. 5.265.000,- biaya ini dikeluarkan

untuk membeli semua kebutuhan pemeliharaan ikan seperti bibit, umpan ikan,

jaring dan lain sebagainya. Kemudian pada usaha kue rata-rata rata-rata biaya

yang di sebelum menjadi anggota adalah sebesar Rp. 1.725.000,- sedangkan

rata-rata biaya yang di setelah menjadi anggota adalah Rp. 3.555.000,- biaya ini

dikeluarkan untuk membeli semua kebutuhan pembuatan kue seperti cetakan,

tepung dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya tentang Variabel biaya pada

penelitian ini dapat di lihat pada lampiran 3.

4.3.3 Variabel Penerimaan

Pada variabel penerimaan menguraikan tentang jumlah penerimaan yang

disapatkan oleh para sampel dalam menjalankan usahanya baik sebelum menjadi

anggota SPP PNPM-MP dan setelah menjadi anggota SPP PNPM-MP. Dari hasil

penelitian di ketahui bahwa rata-rata jumlah penerimaan yang didapatkan oleh

para sampel sebelum menjadi anggota SPP PNPM-MP pada usaha dagang adalah

sebesar Rp. 2.619.750,- sedangkan rata-rata penerimaan yang didapatkan oleh

sampel yang berusaha dagang setelah menjadi anggota adalah Rp. 4.969.250,-

penerimaan ini diperoleh dari hasil penjualan barang-barang di kios yang

kemudian di akumulasikan total keseluruhannya.

Pada usaha ternak ayam rata-rata penerimaan yang didapatkan sebelum

(35)

yang didapatkan oleh sampel setelah menjadi anggota adalah Rp. 5.287.500,-

pendapatan ini diperoleh dari hasil penjualan ayam yang sudah dapat di dijual.

Selanjutnya pada usaha sayur-sayuran rata- rata penerimaan yang didapatkan

sebelum menjadi anggota adalah sebesar Rp. 2.200.000,- sedangkan rata- rata

penerimaan yang didapatkan setelah menjadi anggota adalah Rp. 6.800.000,-

penerimaan ini diperoleh dari hasil penjualan sayur-sayuran yang sudah dapat

panen.

Pada usaha kolam ikan rata-rata penerimaan yang didapatkan sebelum

menjadi anggota adalah sebesar Rp. 2.975.000,- sedangkan rata-rata penerimaan

yang didapatkan setelah menjadi anggota adalah Rp.6.787.500,- penerimaan ini

diperoleh dari hasil penjualan ikan yang sudah dapat panen. Kemudian pada usaha

kue rata-rata penerimaan yang didapatkan sebelum menjadi anggota adalah

sebesar Rp. 2.100.000,- sedangkan rata-rata penerimaan yang didapatkan di

setelah menjadi anggota adalah Rp. 6.550.000,- penerimaan ini diperoleh dari

hasil penjualan kue yang dibuat. Untuk lebih jelasnya tentang Variabel

penerimaan pada penelitian ini dapat di lihat pada lampiran 4.

4.3.4 Variabel Pendapatan

Pada variabel jumlah pendapatan yang di dapatkan oleh para sampel

dalam menjalankan usahanya baik sebelum menjadi anggota SPP PNPM-MP dan

setelah menjadi anggota SPP PNPM-MP. Dari hasil penelitian di ketahui bahwa

rata-rata jumlah pendapatan yang didapatkan oleh para sampel sebelum menjadi

anggota SPP PNPM-MP pada usaha dagang adalah sebesar Rp. 389.250,-

sedangkan rata-rata pendapatan yang didapatkan oleh sampel yang berusaha

(36)

dari hasil penjualan barang-barang di kios yang kemudian di akumulasikan dari

penguranagn antara penerimaan yang dikurangi dengam modal yang dikeluarkan.

Pada usaha ternak ayam rata-rata pendapatan yang didapatkan sebelum

menjadi anggota adalah sebesar Rp. 521.974 sedangkan rata-rata pendapatan yang

didapatkan oleh sampel setelah menjadi anggota adalah Rp. 1.024.383,-

pendapatan ini diperoleh dari hasil pengurangan antara penerimaan dari penjualan

ayam dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak ayam.

Selanjutnya pada usaha sayur-sayuran rata- rata pendapatan yang didapatkan

sebelum menjadi anggota adalah sebesar Rp. 933.333,- sedangkan rata- rata

pendapatan yang didapatkan setelah menjadi anggota adalah Rp. 4.235.000,-

pendapatan ini diperoleh dari hasil pengurangan antara jumlah penerimaan dari

usaha sayuran dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha sayuran.

Pada usaha kolam ikan rata-rata pendapatan yang didapatkan sebelum

menjadi anggota adalah sebesar Rp. 1.375.000,- sedangkan rata-rata pendapatan

yang didapatkan setelah menjadi anggota adalah Rp. 1.522.500,- pendapatan ini

diperoleh dari hasil pengurangan antara jumlah penerimaan dari usaha kolam ikan

dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha kolam ikan. Kemudian pada usaha

pembuatan kue rata-rata pendapatan yang didapatkan di sebelum menjadi anggota

adalah sebesar Rp. 375.000,- sedangkan rata-rata pendapatan yang didapatkan di

setelah menjadi anggota adalah Rp. 2.995.000,- pendapatan ini diperoleh dari

hasil pengurangan antara jumlah penerimaan dari usaha pembuatan kue dengan

biaya yang dikeluarkan dalam usaha pembuatan kue.. Untuk lebih jelasnya

(37)

4.4 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Dapat juga dikatakan jika t hitung > t tabel maka hasilnya signifikan dan berarti

H0ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika t hitung < t tabel maka hasilnya tidak

signifikan dan berarti H0 terima dan H1 ditolak.

Dengan menggunakan bantuan perangkat komputer di peroleh hasil t

hitung yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the Difference

T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

Pendapatan 5.881 14 .000 1725919.667 1096456.75 2355382.58 Modal 50.548 14 .000 4580000.000 4385668.55 4774331.45 Biaya 16.355 14 .000 3847380.333 3342824.83 4351935.84 Penerimaan 19.102 14 .000 5915900.000 5251668.86 6580131.14

Sumber: Data Primer diolah, 2014.

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil sebagai berikut :

 Uji t antara X1 (modal) dengan Y (pendapatan) menunjukkan t hitung =

50,548. Sedangkan t tabel (a = 0.05 ; db residual = 14) adalah sebesar 2,145.

Karena t hitung > t tabel yaitu 50,548 > 2,145 maka pengaruh X1 adalah

signifikan pada tingkat kesalahan a = 5%. Hal ini berarti H0 di tolak dan H1

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa SPP PNPM-MP memiliki

peran yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan istri petani di Desa

Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

 Uji t antara X2 (biaya) dengan Y (pendapatan) menunjukkan t hitung =

(38)

Karena t hitung > t tabel yaitu 16,355 > 2,145 maka pengaruh X2 adalah

signifikan pada tingkat kesalahan a = 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel biaya pada SPP

PNPM-MP memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan

istri petani di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan

Raya.

 Uji t antara X3 (penerimaan) dengan Y (pendapatan) menunjukkan t hitung

= 19,102. Sedangkan t tabel (a = 0.05 ; db residual = 14) adalah sebesar

2,145. Karena t hitung > t tabel yaitu 19.102 > 2,145 maka pengaruh X3

adalah signifikan pada tingkat kesalahan a = 5%. Hal ini berarti H0 di tolah

dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan

pada SPP PNPM-MP memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan

pendapatan istri petani di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong

Kabupaten Nagan Raya.

Berdasarkan uji t test dapat diketahui bahwa variabel bebas yang

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (pendapatan)

adalah modal, sumber daya alam dan tekhnologi secara signifikan pada alpha 5%.

Dan dari ketiga variabel bebas tersebut yang memiliki pengaruh paling kuat dalam

meningkatkan pendapatan adalah modal, karena tekhnologi memiliki nilai t hitung

(39)

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa SPP

PNPM-MP memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan pendapatan istri

petani di Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Hal

ini dapat dilihat dari hasil uji t terhadap keseluruhan variabe yaitu: pada variabel

modal t hitung > t tabel yaitu 50,548 > 2,145, pada variabel biaya t hitung > t

tabel yaitu 16,355 > 2,145, dan pada variabel penerimaan t hitung > t tabel yaitu

19.102 > 2,145 Hal ini berarti H0 di tolak dan H1 diterima.

Rata-rata pendapatan terbesar istri petani setelah menjadi anggota

SPP PNPM-MP adalah berada pada jenis usahatani Sayur-sayuran sebesar

Rp. 4.235.000,-, sedangkan rata-rata pendapatan terendah istri petani jenis usaha

dagang kios sebesar Rp. 730.750,-,

Sehingga dapat disimpulkan bahwa SPP PNPM-MP memiliki peran yang

signifikan dalam meningkatkan pendapatan istri petani di Desa Gunong Nagan

Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Jumlah pendapatan mengalami

peningkatan setelah menjadi anggota SPP PNPM-MP dibandingkan dengan

sebelum menjadi anggota SPP PNPM-MP di Desa Gunong Nagan Kecamatan

(40)

5.2 Saran

Diharapkan bagi para anggota SPP PNPM-MP agar dapat memanfaatkan

pinjaman yang telah di berikan dengan sebaik-baiknya untuk menjalankan usaha

sehingga akan membantu perekonomian keluarga dan menjalankan usaha dengan

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga. A. 2000, Pengantar Ilmu Pertanian, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta. BPS RI. 2009. Hail Sensus Penduduk. Jakarta.

Diswandi. N, Irvan S, Uswatun H, Sufyan A, Yayuk E, TM. Azis P, dan Nellis M. 2013.Pedoman penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Meulaboh; Universitas Teuku Umar.

Dumairy. 2004. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta; BPFE.

Haeruman. Dan Heriyanto. 2001. Kajian Pembangunan Ekonomi Desa Untuk Mengatasi Kemiskinan. Bappenas.

Igbal. H. 2009. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Cetakan Keempat. Penerbit: PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Ismawan,B. 2001. Keuangan Mikro Dalam Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Jakarta: Gema PKM.

Kantor Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014.

Margono. S. 2001. Menata Sistem Pertanian Di Era Otonomi Daerah. Bogor. IPB.

Midgley,james. 2005. Pembangunan Sosial, perspektif pembangunan dalam kesejahteraan sosial. Jakarta : Ditperta Islam.

Nicholson W. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya edisi kedelapan. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

PNPM. 2008. Pedoman umum program nasional PNPM Mandiri. Jakarta : Sekretariat Tim Pengendali PNPM mandiri.

_________. 2010. Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Pedesaan (PTO PNPM-MP). Jakarta : Tim Pengendali PNPM Mandiri Pedesaan.

_________. 2012. Kelompok SPP PNPM MP Beusabee Mangat desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

Sadikin M. 2001, Pengembangan Sektor Pertanian (Penanganan Komoditi Unggul), UGM Press, Jakarta.

(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

Gambar

Tabel 1. Daftar Kelompok SPP PNPM-MP Beusabe Mangat.
Tabel 2. Keadaan penduduk Desa Gunong Nagan Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

(4) Penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 9 Makassar yang mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Penelitian ini merupakan

Beberapa serangga bisa berjalan di bawah sebuah batang kayu tipis (seperti ranting) dengan cara menggantung di batang itu. Andaikan seekor serangga memiliki massa m dan

Ada lagi ulama yang serius dalam berda’wah, namun tidak berjalan di atas manhaj Allah, manhaj yang shahih, mereka serius mengajak kepada bid’ah, mengajak untuk membunuh Sunnah

Ukuran Al yang lebih besar dari Si akan menyebabkan peningkatan ukuran pori MCM-41 apabila adanya proses subtitusi isomorfis silika dengan alumina (Tabel

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji-t ternyata Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Berikut adalah beberapa catatan penting berkaitan dengan hasil pengujian lapangan yang telah dilakukan pada ruas jalan Simpang Medang-Nanga Mau, kabupaten Sintang,

Menurut Baharudin (2011: 26) lingkungan sosial pembelajaran seperti: teman sebaya, pendidik, dan administrasi dapat berpengaruh dalam proses belajar. Hubungan antara tiga

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur-galur murni padi berumur sangat genjah (90- 104 HSS) melalui kultur antera F 1 hasil persilangan indica / japonica dan indica