DESTILASI AIR ENERGI SURYA
JENIS VERTIKAL DENGAN MENGGUNAKAN
EFEK KAPILARITAS ABSORBER KAIN TUNGGAL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan oleh
CHARISTCA EKAPUTRA BUDIONO
NIM: 125214015
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
DESTILASI AIR ENERGI SURYA
JENIS VERTIKAL DENGAN MENGGUNAKAN
EFEK KAPILARITAS ABSORBER KAIN TUNGGAL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan oleh
CHARISTCA EKAPUTRA BUDIONO
NIM: 125214015
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
VERTICAL SOLAR WATER DISTILATION
WITH CAPILLARIES EFFECT
OF SINGLE FABRIC ABSORBER
FINAL PROJECT
Presented as partitial fulfillment of the requirement
To Obtain The Sarjana Teknik Degree
In Mechanical Engineering
By
CHARISTCA EKAPUTRA BUDIONO
NIM: 125214015
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
INTISARI
Permasalahan yang ada pada destilasi air energi surya saat ini adalah masih rendahnya efisiens. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada rendahnya efisiensi penyerapan air untuk mempertahankan air di dalam bak penampung. Air dalam bak penampung biasanya tidak terpapar matahari dan menguap secara merata dan menyeluruh pada bagian bak penampung. Sehingga diperlukan absorber sebagai media meratakan air secara menyeluruh pada bagian bak penampung. Destilasi vertikal dalam hal ini khususnya sangat memerlukan adanya absorber yang berguna untuk mempertahankan air dalam bak supaya dapat terpapar matahari. Publikasi tentang alat destilasi air energi surya jenis vertikal yang ada sangat sedikit, sejauh ini dari penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penulis belum menemukan penelitian mengenai alat destilasi air energi surya jenis vertikal di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah membuat model alat destilasi air energi surya jenis vertikal, menganalisis pengaruh jumlah energi surya yang didapat terhadap efisiensi yang dihasilkan alat destilasi air energi surya jenis vertikal. Alat destilasi air energi surya pada penelitian ini terdiri dari tiga konfigurasi yaitu alat destilasi berpendingin udara tanpa reflektor dengan aliran kapilaritas alami, alat destilasi berpendingin air tanpa reflektor dengan aliran kapilaritas alami, alat destilasi berpendingin air dengan reflektor dengan aliran kapilaritas alami. Parameter dari alat ini adalah temperatur air (TW), temperatur kaca penutup
(TC), temperatur udara (TA), temperatur pendingin air (TS), jumlah massa air
destilasi yang dihasilkan alat destilasi (mD), energi surya yang datang (G) dan
lama waktu pencatatan data (t).
Hasil penulis menunjukan destilasi model vertikal dengan absober kain tunggal dapat menghasilkan 0.22 liter rata rata per hari dengan pendigin udara, sedangkan dengan pendingin air diperoleh 0.52 liter. Penambahan reflektor menghasilkan 0.51 liter tiap harinya dengan luas penampang pada alat 0.82705 m2. Sedangkan model destilasi konvensional dapat menghasilkan rata rata 0.83 liter perharinya dengan luas penampang alat 0.856 m2. Alat destilasi vertikal dengan pendingin udara dapat mencapai efisiensi teoritis rata rata perharinya sebesar 21.35 % dan aktual sebesar 17.65%. Destilasi vertikal dengan pendingin air dapat mencapai efisiensi teoritis rata rata perharinya sebesar 23,05 % dan aktual sebesar 14.63%. Destilasi vertikal dengan pendingin air dan penamahan reflektor kaca mencapai efisiensi teoritis rata rata perharinya sebesar 35 % dan aktual sebesar 13.4%. Destilasi konvensional dapat mencapai efisiensi teoritis sebesar 49.17% dan 22.47%
Abstract
The matters do exist of solar water distillation is the result of the efficiency of the distillation still very low. This efficiency is one of the factors that really affected of low produces. Water in container usually kept it away from the sun and it should be evaporating in the container and spread all over inside the container. Which absorber needed as a media to spread all the water in the container. In this case vertical distillation need an absorber for keeping the water inside the container even be in touched with the sun. Information about this solar water distillation is still slightly . As far as this search for the reference, the writer hasn’t yet found any research about this vertical solar water distillation in Indonesia.
The purpose of this project is to make vertical solar water distillation, analyzing the affect of glass temperature and the amount of solar that can be obtain toward with this efficiency’s result which can be produce using vertical solar distillation. Solar water distillation in this project consist of three configuration such as air cooler distillation without reflector with natural capillary flow, water cooler distillation without reflector with natural capillary flow, and water cooler distillation with reflector with natural capillary flow. The parameter that need to be recorded is water temperature (Tw), glass closure temperature (Tc), air temperature (Ta),water cooler temperature (Ts),the amount of distillated water that has been produced with distillation (m),the amount of solar (G) and time (t)
The result of this project showing that this vertical distillation with a lot of air cooler variation product 0.22 litre average per day, water cooler variation product until 0.52 litre average per day, reflector additional produce 0.51 litre average per day with 0.82705 m2 broad of board. Whereas conventional distillation can produce until 0.83 litre average per day with 0.8656 m2 broad of board . Conventional distillation be able average theoretic efficient per week is 49.17 % and actually is 22.47%. Vertical distillation with air cooler process be able theoretic efficient until 21.35% and actually until 17.65 % , vertical distillation with water cooler be able theoretic efficient until 23.05% and actually until 14.63 %. Vertical distillation with air cooler process and additional reflector be able theoretic efficient until 35% and actually until 13.4 %
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah Bapa di Surga atas segala berkah dan
anugerah-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Tugas akhir ini merupakan salah
satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Destilasi Air
Energi Surya Jenis Vertikal Dengan Menggunakan Efek Kapilaritas
Absorber Kain Tunggal” ini karena adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin.
3. I Gusti Ketut Puja, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
yang telah mendampingi dan memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir
4. A. Prasetyadi S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknik Mesin yang telah
memberikan materi selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
6. Ag. Rony Windaryawan selaku Laboran yang telah membantu
memberikan izin dalam penggunaan fasilitas yang diperlukan dalam
7. Orang tua penulis, Yohanes Anandh Sunar Budiono dan Phoa Kiki
Felisa yang telah memberi motivasi dan dukungan kepada penulis.
8. Prima Nugroho Aji Purnomo, Selaku tim yang membantu dalam
perancangan, pembuatan, perbaikan alat dan pengambilan data.
9. Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan dan bantuan dalam wujud apapun selama
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
laporan ini karena keterbatasan pengetahuan yang belum diperoleh, oleh karena
itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak yang
bersifat membangun dalam penyempurnaan laporan ini. Semoga karya tulis ini
berguna bagi mahasiswa pembaca. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
naskah ini penulis mohon maaf. Terima Kasih.
Yogyakarta,18 Agustus 2014
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ... i
Title Page ... iii
Halaman Pengesahan ... iv
Daftar Dewan Penguji ... .v
Pernyataan Keaslian Karya ... vi
Lembar Publikasi ... vii
Intisari ... viii
Abstract ... ix
Kata Pengantar ... xi
Daftar Isi... xiii
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ... xvi
BAB 1 Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Manfaat Penelitian ... 3
1.4 Batasan Masalah... 3
BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 4
2.1 Landasan Teori ... 4
2.2 Jenis Destilasi ... 5
BAB 3 Metode Penelitian ... 10
3.1 Alat Penelitian ... 10
3.2 Parameter Yang Divariasikan ... 10
3.3 Variabel Yang Diukur ... 11
3.4 Langkah Penelitian ... 14
BAB 4 Hasil dan Pembahasan ... 15
4.1Hasil Penelitian ... 15
4.2 Pembahasan ... 15
BAB 5 Kesimpulan dan Saran ... 27
5.1 Kesimpulan ... 27
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal
absorber kain tunggal dengan pendinginan udara hari pertama ... 17
Tabel 2 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal
absorber kain tunggal dengan pendinginan air hari kedua ... 17
Tabel 3 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal
absorber kain tunggal dengan pendinginan air dan reflektor hari
ketiga ... 18
Tabel 4 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal
absorber kain tunggal dengan pendinginan air dan reflektor hari
keempat ... 18
Tabel 5 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal
absorber kain tunggal dengan pendinginan air hari kelima... 18
Tabel 6 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal
absorber kain tunggal dengan pendinginan udara hari ke enam ... 19
Tabel 7 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi
konvensional hari pertama ... 19
Tabel 8 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi
konvensional hari kedua ... 19
Tabel 9 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi
Tabel 10 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi
konvensional hari keempat ... 20
Tabel 11 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi
konvensional hari kelima ... 20
Tabel 12 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema alat destilasi air energi surya jenis vertikal ... 7
Gambar 2. Skema alat destilasi air energi surya dengan pendingin udara tanpa
reflektor dengan kapilaritas alami ... 11
Gambar 3. Mekanisme aliran kapilaritas alami... 12
Gambar 4. Skema alat destilasi air energi surya dengan pendingin air tanpa
reflektor dengan kapilaritas alami ... 12
Gambar 5. Skema alat destilasi air energi surya dengan pendingin air dengan
reflektor dengan kapilaritas alami ... 13
Gambar 6. Grafik perbandingan ketinggian air hasil destilasi yang didapat antara
destilasi konvensional dan vertikal ... 21
Gambar 7. Grafik efisiensi teoritis dan aktual terhadap penambahan variasi
pendingin air pada destilasi vertikal ... 22
Gambar 8. Grafik efisiensi teoritis dan aktual terhadap penambahan variasi
pendingin air pada destilasi vertikal ... 23
Gambar 9. Grafik efisiensi teoritis dan aktual terhadap penambahan variasi
pendingin air dan reflektor pada destilasi vertikal ... 24
Gambar 10. Grafik perbandingan antara efisiensi teoritis dan aktual tiap harinya
pada destilasi vertikal ... 25
Gambar 11. Grafik perbandingan antara efisiensi teoritis dan aktual tiap harinya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan hidup bagi setiap makhluk hidup. Beberapa
daerah di indonesia sering mengalami kesulitan penyediaan air bersih,
terutama pada musim kemarau. Kelangkaan air sungguh ironis dengan
predikat bumi sebagai "Planet Air" sebab 70% permukaan bumi tertutup air.
Sebagian besar air di bumi merupakan air asin (yaitu lautan dan samudra)
sehingga tidak bisa digunakan untuk air minum serta kebutuhan lainnya dan
hanya sekitar 2,5% saja yang berupa air tawar. Dengan melihat wilayah
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan memiliki luas wilayah
5.193.252 km2, dan dua pertiga wilayah Indonesia merupakan lautan, yaitu
sekitar 3.288.683 km2. Melihat bahwa Indonesia terletak di garis khatulistiwa,
sehingga Indonesia mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan
intensitas radiasi matahari rata rata sekitar 4.8 kWh/m2 tiap harinya di seluruh
wilayah Indonesia.
Melihat Potensi Indonesia akan ketersediaan cahaya matahari dan air laut
yang melimpah penulis ingin menyalurkan ketrampilan dan keahlian yang
dimiliki untuk mengabdi pada masyarakat dengan membuat aplikasi model
penjernihan air. Salah satu alternatif yang ditawarkan untuk pengadaan air
bersih adalah dengan menggunakan teknologi destilasi. Teknologi destilasi
memanfaatkan pemisahan komponen suatu bahan berdasarkan perbedaan
dengan teknologi destilasi sederhana yang dapat memanfaatkan energi radiasi
matahari tersebut berupa destilasi tenaga surya.
Keuntungan alat destilasi air energi surya diantaranya adalah murah dalam
pembuatan dan pengoperasian serta perawatan yang mudah (Kunze, 2001).
Penulis tertarik memilih model destilasi jenis vertikal. Dikarenakan alat
destilasi air energi surya jenis vertikal mempunyai keunggulan dalam hal
konstruksi yang sederhana dibandingkan beberapa jenis alat destilasi air energi
surya lain.
Permasalahan umum pada alat destilasi air energi surya jenis vertikal saat
ini adalah masih rendahnya efisiensi yang dihasilkan. Banyak faktor yang
mempengaruhi efisiensi alat destilasi air energi surya diantaranya adalah sifat
kapilaritas absorber. Penelitian ini akan meneliti pengaruh sifat kapilaritas
absorber terhadap efisiensi yang dihasilkan. Selain pengaruh sifat kapilaritas
penelitian ini juga akan meneliti beberapa faktor lain yang mempengaruhi
efisiensi alat destilasi air energi surya jenis vertikal yakni temperatur kaca
penutup dan jumlah energi surya yang diterima.
1.1Tujuan Penelitian
1. Membuat model alat destilasi air energi surya jenis vertikal dengan
metode kapilaritas.
2. Membandingkan hasil air destilasi antara alat destilasi konvensional
dengan alat destilasi vertikal menggunakan absober kain tunggal
3. Membandingkan hasil efisiensi relatif teoritis dan aktual antara alat
destilasi konvensional dengan alat destilasi vertikal menggunakan
absober kain tunggal dengan aliran alami
1.2Manfaat Penelitian
1. Menambah kepustakaan teknologi destilasi air energi surya jenis
vertikal sehingga hasil penelitian ini dapat dikembangkan menjadi alat
destilasi air energi surya bagi masyarakat.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk membuat
prototipe dan produk teknologi alat destilasi energi surya.
1.3 Batasan Masalah
Agar topik tidak meluas penulis membatasi penelitian khusus untuk alat
destilasi surya jenis vertikal dengan menggunakan arbsorber kain tunggal
dengan kapilaritas alami. Membandingkan ada tidaknya reflektor pada alat
yang akan di bangun. Penulis juga akan menambahkan beberapa jenis model
pendingin dengan media air dan udara yang akan di aplikasikan pada variasi
alat.
Penulis juga menambahkan satu variasi alat lagi berupa destilasi horizontal
sederhana. Dimana destilasi horizontal sederhana ini dapat dijadikan sebagai
pembanding sehingga diperoleh hasil pemodelan mana yang lebih efektif untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Landasan Teori
Destilasi adalah metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Suatu
campuran dapat dipisahkan dengan cara destilasi untuk memeroleh
senyawa murninya. Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran
akan menguap pada saat mencapai titik didih masing – masing (Atmojo,
2011).
Prinsip kerja alat destilasi air energi surya adalah evaporasi dan
kondensasi. Dalam proses destilasi air kotor masuk akan menguap karena
mendapat kalor dari bak penampung yang melewati kaca transparan,
bagian yang menguap hanya air sedangkan bahan kontaminasi yang
terkandung dalam air tertinggal di absorber. Absober dalam hal ini berupa
kain jenis spandex yang telah di rendam kaporit selama 5 menit, guna
meningkatkan ukuran lubang pada pori pori permukaan kain.
Proses yang terjadi di dalam absorber adalah menguapnya air karena
temperatur bagian luar kaca lebih rendah dari temperatur bagian dalam
absorber. Air yang menguap bergerak ke atas dan bersentuhan dengan
dinding kaca. Air yang telah menguap dan menempel di kaca akan
mengembun dan jatuh di bak penampungan air bersih.
Dalam proses destilasi khususnya menggunakan energy surya,
Perpindahan panas atau alih bahang (heat transfer) ialah ilmu untuk
meramalkan perpindahan energy yang terjadi karena adanya perpindahan
suhu diantara benda atau material.
2.2Jenis Destilasi
Menurut jenis pemisahnya terdapat 4 jenis destilasi yaitu :
1. Destilasi Sederhana
Pada dasarnya destilasi ini memiliki pemisah yang jelas
beruapa perbedaan titik didih yang jauh. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
lebih menguap lebih dahulu. Destilasi ini dilakukan pada tekanan
atmosfer. Aplikasi ini sering dignakan untuk memisahkan air dan
alkohol.
2. Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destikasi fraksionasi adalah memisahkan
komponen–komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan
berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang
dari 200 C dan bekerja pada tekanan atmosfer dan tekanan rendah.
Aplikasi dari destilasi jenis ini biasa digunakan pada industri
minyak mentah, untuk memisahkan komponen–komponen dalam
minyak mentah. Perbedaan destilasi fraksionisasi dengan destilasi
terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu berbeda – beda
pada setiap pelatnya.
3. Destiliasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa – senyawa
yang memiliki titik didih mencapai 2000C atau lebih. Destilasi
uap dapat menguapkan uap atau air mendidih. Sifat yang
fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi
campuran senyawa dibawah titih didih dari masing – masing
senyawa campurannya. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk
mengenstrak beberapa produk alam seperti eucalyptus, minyak
sitrus, lemon dan jeruk, dan untuk mengekstrraksi minyak parfum
dari tumbuhan
4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang
ingin didestilasi dalam kondisi tidak stabil, dengan pengertian
dapat terdekomposis sebelum atau mendekati titik didihnya atau
Gambar 1. Skema alat destilasi air energi surya jenis vertikal
Komponen utama yang terdapat pada sebuah alat destilasi air
energi surya jenis vertikal (Gambar 1) adalah (1) absorber dan (2) kaca
penutup (3) kotak destilasi, (4) saluran buang air kotor yang tidak
menguap, (5) konstruksi pendukung, (6) keran pengatur aliran air kotor,
(7) kotak air kotor, (8) bak pengatur ketinggian air, (9) pipa
pendistribusi air kotor ke absorber, (10) saluran suplai air kotor dan (11)
bak penampung air bersih. Absorber berfungsi sebagai penyerap energi
surya untuk memanasi air yang akan diuapkan (didestilasi). Kaca
penutup berfungsi sebagai tempat mengembunnya uap air sehingga
dihasilkan air bersih yang dapat langsung dikonsumsi. Absorber
terbuat dari bahan yang memiliki sifat kapilaritas seperti kain atau
Efisiensi alat destilasi energi surya didefinisikan sebagai
perbandingan antara jumlah energi yang digunakan dalam proses
penguapan air dengan jumlah energi surya yang datang selama waktu
pemanasan (Arismunandar, 1995):
∫
dengan adalah luas alat destilasi ( , dt adalah lama waktu
pemanasan (detik), G adalah energi surya yang datang (W/ ), adalah
panas laten air (J/(kg)) dan adalah massa uap air (kg). Massa uap
air ( ) dapat diperkirakan dengan persamaan matematis berikut
(Arismunandar, 1995):
= 16,27. . ( )
. * +
⁄
dengan adalah bagian energi matahari yang digunakan
untuk proses penguapan (W/ ), bagian energi matahari yang
hilang karena konveksi (W/ ), adalah adalah tekanan parsial uap air
pada temperatur air (N/ ), adalah tekanan parsial uap air pada temperatur kaca penutup ((N/ ), adalah temperatur air (OC) dan
adalah temperatur kaca penutup (OC).
2.3Peneltian yang Pernah dilakukan
Publikasi tentang alat destilasi air energi surya jenis vertikal yang
ada sangat sedikit (Kiatsiriroat, 1989). Hanya terdapat empat alat destilasi (1)
air energi surya jenis vertikal yang dibuat sampai saat ini. Pertama kali di
buat di Florida (Bloemer,1965). Penelitian disain Australia (Coffey, 1975).
Di Thailand (KMITT) sebuah alat destilasi yang mempunyai absorber
silinder vertikal telah dibuat dan diuji (Wibulswas, 1981). Sejauh ini
dari penelusuran pustaka yang telah dilakukan, penulis belum menemukan
penelitian mengenai alat destilasi air energi surya jenis vertikal di
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Alat Penelitian
Skema alat penelitian alat destilasi air energi surya jenis vertikal pada
penelitian ini terdiri dari tiga konfigurasi sebagai berikut:
1. Alat destilasi berpendingin udara tanpa reflektor dengan aliran
kapilaritas alami (Gambar 3)
2. Alat destilasi berpendingin air tanpa reflektor dengan aliran
kapilaritas alami (Gambar 5)
3. Alat destilasi berpendingin air dengan reflektor dengan aliran
kapilaritas alami (Gambar 6)
3.2Parameter yang Divariasiakan
Terdapat beberapa jenis parameter yang akan divariasikan diantaranya
sebagai berikut :
1. Jenis aliran kapilaritas sebanyak 1 variasi yaitu secara alami
2. Pendinginan kaca penutup sebanyak 2 variasi (dengan udara dan air)
3. Jumlah energi surya yang diterima sebanyak 2 variasi (dengan
menggunakan dan tidak menggunakan reflektor)
3.3Variabel yang Diukur
Terdapat beberapa jenis variabel yang akan diukur diantaranya sebagai
1. Temperatur air ( )
2. Temperatur air pendingin (
3. Temperatur kaca penutup ( )
4. Temperatur udara sekitar ( )
5. Kelembaban udara sekitar ( )
6. Jumlah massa air destilasi yang dihasilkan ( )
7. Energi surya yang datang (G)
8. Lama waktu pencatatan data (t)
Gambar 2. Skema Alat destilasi berpendingin udara
tanpa reflektor dengan aliran kapilaritas alami
Komponen alat destilasi berpendingin udara tanpa reflektor dengan aliran
kapilaritas alami terdiri dari (1) absorber, (2) kaca penutup, (3) kotak destilasi, (4)
saluran buang air kotor yang tidak menguap, (5) konstruksi pendukung, (6) keran
air, (9) pipa pendistribusi air kotor ke absorber, (10) saluran suplai air kotor dan
(11) bak penampung air bersih.
Gambar 3. Mekanisme aliran kapilaritas alami
Pada aliran alami, air dari bak pendistribusi mengalir ke arah atas
terlebih dahulu sebelum ke arah bawah. Mengalirnya air hanya disebabkan
sifat kapilaritas.
Gambar 4. Skema Alat destilasi berpendingin air
tanpa reflektor dengan aliran kapilaritas alami
Komponen alat destilasi berpendingin air tanpa reflektor dengan aliran
kapilaritas alami terdiri dari (1) absorber, (2) kaca penutup, (3) kotak destilasi, (4)
pengatur aliran air kotor, (7) kotak air kotor, (8) bak pengatur ketinggian
air, (9) pipa pendistribusi air kotor ke absorber, (10) saluran suplai air kotor dan
(11) bak penampung air bersih, (12) pipa pendingin kaca
Gambar 5. Alat destilasi berpendingin air
dengan reflektor dengan aliran kapilaritas alami
Komponen alat destilasi berpendingin air dengan reflektor dengan aliran
kapilaritas alami terdiri dari (1) absorber, (2) kaca penutup, (3) kotak destilasi, (4)
saluran buang air kotor yang tidak menguap, (5) konstruksi pendukung, (6) keran
pengatur aliran air kotor, (7) kotak air kotor, (8) bak pengatur ketinggian
air, (9) pipa pendistribusi air kotor ke absorber, (10) saluran suplai air kotor, (11)
bak penampung air bersih, (12) reflektor dan (13) pipa pendingin kaca.
Untuk pengukuran temperatur digunakan sensor temperatur DS18B20,
untuk pengukuran kelembaban digunakan sensor kelembaban DHT22 dan
untuk pengukuran intensitas energi surya yang datang digunakan photovoltaic
yang dikalibrasi dengan pyranometer. Untuk pengukuran air bersih yang
diperlukan juga beberapa peralatan penunjang dalam pengambilan data yakni
WSN, Xbee dan Stalker. WSN berfungsi untuk memonitor pengambilan data,
Xbee untuk mentransfer data dari Stalker ke WSN. Stalker berfungsi untuk
mengatur pengambilan data dan menyimpan data untuk keperluan analisis.
Sensor dan peralatan penunjang merupakan komponen penting dalam penelitian
ini.
Kegiatan penelitian dimulai dengan survey dan pembelian bahan untuk
pembuatan alat destilasi. Konfigurasi alat destilasi yang diteliti berjumlah 2
(dua) konfigurasi seperti pada Gambar 3, 5 dan 6. Setelah pembuatan alat perlu
dilakukan uji coba. Tujuan uji coba adalah untuk mengevaluasi apakah alat
destilasi yang dibuat dapat bekerja dengan baik atau tidak. Jika dari uji coba
diperoleh data yang menyatakan alat destilasi dapat bekerja dengan baik maka
langkah selanjutnya adalah pengambilan data tetapi jika tidak maka dilakukan
perbaikan dan uji coba kembali.
3.4Langkah Penelitian
Secara rinci langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti Gambar 3, 5, dan 6
2. Ketiga konfigurasi alat di panasi dengan energi surya secara bersamaan.
Pengambilan data diperkirakan akan dimulai pada akhir Juli, pada bulan
tersebut matahari berada dibelahan bumi utara maka kedua alat
dihadapkan ke arah utara.
3. Pengambilan data dilakukan tiap 10 detik selama 6 jam dari jam 10.00
selama 2 hari sehingga memerlukan waktu 6 hari dalam melakukan
pengambilan data setiap variasinya
4. Data yang dicatat adalah temperatur air ( ), temperatur kaca penutup
( ), temperatur udara sekitar ( ), kelembaban udara sekitar ( ), jumlah massa air destilasi yang dihasilkan ( ), energi surya yang
datang (G) dan lama waktu pencatatan data (t)
5. Sebelum melanjutkan pengambilan data untuk hari berikutnya kondisi alat
destilasi harus diperiksa untuk memastikan ketinggian air saat awal dan
tidak ada masalah seperti kebocoran atau alat ukur yang terlepas.
Pengolahan dan analisa data diawali dengan melakukan perhitungan pada
parameter-parameter yang diperlukan dengan menggunakan persamaan (1)
sampai dengan (3). Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik
hubungan parameter-parameter yang berpengaruh pada efisiensi dengan efisiensi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berikut ini adalah data keseluruhan hasil penelitian dari tiga variasi,
yaitu:
1. Destilasi vertikal dengan absorber kain tunggal dengan pendingin udara
dibandingakan dengan destilasi konvensional di uji secara bersamaan
pada dua hari pertama
2. Destilasi vertikal dengan absorber kain tunggal dengan pendingin air
dibandingakan dengan destilasi konvensional di uji secara bersamaan
pada dua hari berikutnya
3. Destilasi vertikal dengan absorber kain tunggal dengan pendingin air dann
reflektor dibandingkan dengan destilasi konvensional di uji secara
bersamaan pada dua terakhir
Secara lengkap data dari tiga variasi tersebut dapat dilihat secara berurutan
pada tabel 1 sampai tabel 12
4.2 Pembahasan
Setelah mendapatkan data penulis terlebih dahulu melakukan perhitungan
dengan menggunakan persamaan (1) sampai (3) untuk menentukan besar efisiensi
dari data yang telah diperoleh. Sebagai contoh perhitungan penulis mengambil
diketahui:
Tc pada jam pertama = 50.84°C = 323.84°K
Tw pada jam pertama = 64.10°C = 337.10°K
vair jam pertama =0.029 liter
jam pertama = 529.19 ⁄ alat destilasi vertikal =0.82075
Bagian energi matahari ke kaca penutup karena konvensi: (pers. 2)
* +
⁄
( )
= [ ⁄
⁄
] ⁄ ( )
⁄
Bagian energi matahari yang digunakan untuk proses penguapan: (Pers. 3)
( )
( ⁄ )
⁄
Massa uap air perjamnya pada proses destilasi vertikal: (pers. 2)
Proses perhitungan efisiensi teoritis dan aktual alat destilasi: (pers. 1)
Dengan cara yang sama hasil penelitian disajikan selengkapnya pada tabel 1
sampai tabel 12
Tabel 1 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal absorber kain tunggal dengan pendinginan udara hari pertama
Tabel 2 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal absorber kain tunggal dengan pendinginan air hari kedua
Hari
Rata Rata G 428.95 Hasil Destilasi dan Rata Rata Efisiensi 0.27 22.3 13.2
Hari
Tabel 3 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal absorber kain tunggal dengan pendinginan air dan penambahan reflektor hari pertama
Tabel 4 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal absorber kain tunggal dengan pendinginan air dan penambahan reflektor hari kedua
Tabel 5 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal absorber kain tunggal dengan pendinginan air reflektor hari kelima
Hari
Rata Rata G 607.06 Hasil Destilasi dan Rata Rata Efisiensi 0.698 14.5 16.1
Hari
Rata Rata G 487.60 Hasil Destilasi dan Rata Rata Efisiensi 0.053 40.9 18.6
Hari
Tabel 6 Data hasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi vertikal absorber kain tunggal dengan pendinginan udara reflektor hari keenam
Tabel 7 Datahasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi konvensional hari pertama
Tabel 8 Datahasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi konvensional hari kedua
Hari
Rata Rata G 236.86 Hasil Destilasi dan Rata Rata Efisiensi 0.18 20.4 22.1
Hari
Rata Rata G 481.53 Hasil Destilasi dan Rata Rata Efisiensi 0.27 55.2 10.3
Hari
Tabel 9 Datahasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi konvensional hari ketiga
Tabel 10 Datahasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi konvensional hari keempat
Tabel 11 Datahasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi konvensional hari kelima
Hari
Rata Rata G 728.81 Hasil Destilasi dan Rata Rata Efisiensi 0.608 42.30 8.905
Hari
Rata Rata G 602.19 Hasil Destilasi dan Rata Rata Efisiensi 1.103 39.07 18.34
Hari
Tabel 12 Datahasil perhitungan efisiensi aktual dan teoritis destilasi konvensional hari keenam
Dari hasil perhitungan tabel 1 sampai 12 perhitungan teoritis terkadang
menjadi lebih besar terhadap perhitungan aktual dikarenakan ada air kotor yang
masuk ke kotak air bersih dan hasil perhitungan G horizontal berbeda dengan G
vertikal. Sinar matahari yang masuk kedalam kotak melalui kaca pada destilasi
vertikal lebih sedikit karene sudut pencahayaan matahari lebih optimal pada
destilasi konvensional yang dapat menyerap lebih banyak
Gambar 6. Grafik perbandingan air hasil destilasi yang didapat antara destilasi konvensional dan vertikal
0
Melihat grafik di halaman sebelumya destilasi vertikal belum bisa menyamai
hasil dari destilasi konvensional, Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan selisih
temperatur pada kedua konfigurasi alat tersebut yang dapat kita lihat pada tabel 1
sampai 12, dimana temperatur tersebut sangat berpengaruh pada intensitas
matahari tiap harinya. Setiap batang hijau yang menunjukan intensitas cahaya
matahari (G) yang di rata-rata dalam sehari. Hasil menunjukan setiap batang
merah dan biru mengalami kenaikan maka instensitas matahari mengalami
kenaikan.
Gambar 7. Grafik efisiensi teoritis dan aktual terhadap pendingin udara pada destilasi vertikal
Grafik diatas menunjukan bahwa pendingin udara memang belum mampu
meningkatkan kerja alat destilasi. Hasil tersebut terlihat pada efisiensi actual yang
hasil yang sangat rendah terlihat pada tabel 1 destilasi dengan pendingin udara ini
hanya dapat menghasilkan 0.27 liter perhari selama 6 jam. Sedangkan intensitas
cahaya matahari pada saat itu lumayan tinggi yaitu sekitar 700 Watt/m2 – 800 Watt/m2, tapi alat destilasi dengan konfigurasi pendingin udara ini belum dapat
menghasilkan secara maksimal
Gambar 8. Grafik efisiensi teoritis dan aktual terhadap penambahan variasi pendingin air dan reflektor pada destilasi vertikal
.
Gambar diatas menunjukan hasil yang lebih baik dibandinkan gambar 7
terjadinya kenaikan efisiensi actual menunjukan adanya kenaikan beda temperatur
yang cukup tunggu pada alat dengan variasi pendingin air. Terbukti pada tabel 1
dan 2 hasil dari air destilasi pun meningkat menjadi 0.65 liter dengan intesitas
Gambar 9. Grafik efisiensi teoritis dan aktual terhadap penambahan variasi pendingin air pada destilasi vertikal
Penambahan variasi reflektor dan pendingin air menjadi variasi yang paling
baik diantara variasi lainnya. Meningkatnya temperatur air sangat berpengaruh
pada selisih hasil temperatur kerja alat destilasi vertikal dan berkaitan erat dengan
penambahan hasil kerja destilasi. Meskipun hasil efisiensi yang tidak menunjukan
hasil yang begitu bagus dan melihat intesitas cahaya matahari yang kurang
maksimal pada hari itu ( hanya menyampai kisaran 800 watt/m2 ) tetapi alat
destilasi dengan penambahan reflector dan pendingin air ini dapat menghasilkan
air destilasi yang hampir sama dengan destilasi air dengan variasi pendingin air
yang pada saat itu mendapatkan intensitas matahari yang lebih banyak yaitu
sekitar 0.34 liter dalam sehari
Gambar 10. Grafik perbandingan antara efisiensi teoritis dan aktual tiap harinya pada destilasi vertikal
Pada grafik diatas terlihat perhitungan teoritis yang kurang dapat
memprediksi hasil yang di dapat. Terbukti pada hari pertama efisiesnsi yang
teoritis yang tinggi dan actual yang rendah. Diprediksi terjadinya kebocoran pada
pipa sambungan air sehingga menambah hasil pada hasil teoritis. Hal lain yang
cukup berpengaruh adalah cuaca yang cenderung panas pada hari 3 dan ke 4.
Penambahan reflektor pada kondisi cuaca ini menjadi sangat membantu
menambah hasil kerja alat destilasi yang sangat bergantung intensitas sinar
matahari. Tabel 1 dan 2 menunjukan hasil terbanyak dalam keseluruhan
penganmbilan data selam seminggu, yaitu sekitar 0.6 liter perharinya.
Penambahan variasi pada pendingin air dan reflector menjadi varian yang sangat
Gambar 11. Grafik perbandingan antara efisiensi teoritis dan aktual tiap harinya pada destilasi konvensional
Grafik yang terlihat pada destilasi konvensional menunjukan hasil yang lebih
stabil daripada grafik pada destilasi vertikal. Secara teoritis kita dapat melihat
pada hari hari awal dan selanjutnya pencatatan efisiensi dapat sesuai antara teori
dan hasil yang di dapat. Selama melakukan pengujian ini dan melihat efisiensi
berupa grarik alat destilasi vertikal memang belum dapat mengungguli alat
destilasi konvensional yang sudah ada. Semoga penelitian selanjutnya dapat
mendapatkan lebih baik pada destilasi vertikal dan dapat menimalisir
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Alat destilasi air energi surya jenis vertikal dengan metode kapilaritas
telah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik.
2. Destilasi model vertikal dengan absober kain tunggal dapat
menghasilkan 0.22 liter rata rata per hari dengan pendigin udara,
sedangkan dengan pendingin air diperoleh 0.52 liter. Penambahan
reflektor menghasilkan 0.51 liter tiap harinya dengan luas penampang
pada alat 0.82705 m2. Sedangkan model destilasi konvensional dapat
menghasilkan rata rata 0.83 liter perharinya dengan luas penampang
alat 0.856 m2.
3. Alat destilasi vertikal dengan pendingin udara dapat mencapai
efisiensi teoritis rata rata perharinya sebesar 21.35 % dan aktual
sebesar 17.65%. Destilasi vertikal dengan pendingin air dapat
mencapai efisiensi teoritis rata rata perharinya sebesar 23,05 % dan
aktual sebesar 14.63%. Destilasi vertikal dengan pendingin air dan
penamahan reflektor kaca mencapai efisiensi teoritis rata rata
perharinya sebesar 35 % dan aktual sebesar 13.4%. Destilasi
konvensional dapat mencapai efisiensi teoritis sebesar 49.17% dan
5.2 Saran
1. Pada penelitian berikutnya untuk mengurangi jumlah sambungan pipa
serta mengurangi dan memeriksa kebocoran sehingga meminimalisir
kerugian-kerugian.
2. Pada Penelitian berikutnya hendaknya benar benar mencari absorber
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, Wiranto, 1995. Teknologi Rekayasa Surya, Jakarta : Pradnaya Paramita.
Badran, O.O., 2007. Experimental Study Of The Enhancement Parameters On A Single Slope Solar Still Productivity, Desalination, 209, pp 136–143 Cengel, Yunus A.,1998. Heat Transfer: A Practical Approach,
WCB/McGraw-Hill: Boston
Fath, H.E.S; Elsherbiny, S.M.,; Ghazy, A., 2004. A Naturally Circulated Humidifying/Dehumidifying Solar Still With A Built-In Passive Condenser, Desalination, 169, pp 129–149
Kapita, Mayang, 2014. Unjuk Kerja Destilasi Air Energi Surya Dengan Penambahan Kondesor Pasif Pada Posisi di Belakang Bak Destilator,
Yogyakarta
Kunze, H.H.,(2001),A New Approach To Solar Desalination For Small- And Medium-Size Use In Remote Areas, Desalination, 139, pp 35–41
Malick, M.A.S., Tiwari, G.N., Sodha, M.S., 1982, Solar Distillation. Pergamon Press.
Mardiyanto, Markos Totok, 2011. Peningkatan Unjuk Kerja Destilasi Air Energi Surya Menggunakan Kolektor Pelat Datar Pipa Paralel,
Yogyakarta
Naim, M.M.; Mervat, A.; Kawi, A. E., 2002a. Non-Conventional Solar Stills Part 1. Non-Conventional Solar Stills With Charcoal Particles As Absorber Medium, Desalination, 153, pp 55–64
Naim, M.M.; Mervat, A.; Kawi, A. E., 2002b. Non-Conventional Solar Stills Part 2. Non-Conventional Solar Stills With Energy Storage Element, Desalination, 153, pp 71–80
Nijmeh, S.; Odeh, S.; Akash, B., 2005. Experimental And Theoretical Study Of A Single-Basin Solar Still In Jordan, International Communications in Heat and Mass Transfer, 32, pp 565–572
Ramli, M., Wibulswas, P., 1984, Solar stills with vertical and flat absorbing surface, Regional seminar on simulation and design in solar energy applications, UNESCO-USAID, Bangkok.
Singh, S.K., Bhatnan, V.P., Tiwari, G.N., 1996, Design parameters for concentrator assisted solar distillation system, Energy Conves. Mgmt.,
37(2), 242–252.
Tanaka, K., Yamashita, A., Watanabe, K., 1982, Experimental and analytical study of the tilted wick type solar still, in: Solar World Forum, Vol. 2,
Pergamon Press, Oxford.
Tiwari, G.N., 1992, Recent advances in solar distillation. In R. Kamal, K.P. Maheshwari and R.L. Sawhney, eds., Solar Energy and Energy Conservation. Chapter 2, Wiley Eastern Limited.
Wibulswas, P., 1982, Development of solar stills having acrylic plastic covers in Thailand, Alternative Energy Sources IV, Ann Arbor Science, Michigan, pp. 13–393.
Wibulswas, P., Tadtiam, S., 1984, Improvement of a basin type solar still by means of vertical back wall. Internat. Symp. Workshop on Renewable Energy Sources, Lahore.