• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

 Inflasi Kota Kendari bulan April tahun 2015, tercatat sebesar -0,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,62. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, 72 kota tercatat inflasi dan 10 kota tercatat deflasi, inflasi tertinggi tercatat di Kota Tual (Provinsi Maluku) 1,31 persen dan Kota Bima (Provinsi NTB) 1,09 persen. Sementara itu deflasi terbesar tercatat di Kota Manokwari (Provinsi Papua Barat) 0,69 persen dan Kota Watampone (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,39 persen.

 Inflasi negatif yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,29 persen; sandang 1,38 persen serta pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09 persen. Sedangkan kelompok yang tercatat positif yaitu, transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,26 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,37 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,21 persen serta kesehatan 0,19 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi negatif terbesar adalah beras; layang; terong panjng; blus; tomat sayur; bayam; telur ayam ras; celana panjang sersin; mie kering instant serta tomat buah.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah bensin, bahan bakar rt; kembung; rambe; bawang merah; kacang panjang; bandeng; cakalang; angkutan udara dan gula pasir.

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, tercatat 8 kota tercatat Inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Baubau (Provinsi Sulawesi Tenggara) 0,72 persen dengan IHK 122,26 dan Inflasi terendah di kota Manado 0,06 persen (Provinsi Sulawesi Utara) dengan IHK 118,20. Sementara Deflasi terbesar tercatat di Kota Watampone (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,39 persen dengan IHK 115,57 dan deflasi terkecil tercatat di Kota Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara) dengan IHK 114,62.

 Tingkat Inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-April) 2015 tercatat -1,33 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2015 terhadap April 2014) tercatat 6,69 persen.

Laju inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-April) 2014 tercatat 0,67 persen dan laju inflasi year on

year (April 2014 terhadap April 2013) tercatat sebesar 5,01 persen.

 Inflasi Nasional April 2015 tercatat 0,36 persen dan laju Inflasi (Januari-April 2015) -0,08 persen serta laju inflasi year on year (April 2015 terhadap April 2014) sebesar 6,79 persen.

No. 01/5/Th. XVIII, 4 Mei 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI KOTA

K

ENDARI

APRIL 2015 INFLASI -0,03 PERSEN

(2)
(3)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada April 2015 tercatat inflasi negatif 0,03 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,65 pada Maret 2015 menjadi 114,62 pada April 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2015 tercatat -1,33 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2015 terhadap April 2014) sebesar 6,69 persen.

Inflasi negatif yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,29 persen; sandang 1,38 persen serta pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09 persen. Sedangkan kelompok yang tercatat positif yaitu, transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,26 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,37 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,21 persen serta kesehatan 0,19 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada April 2015 antara lain kemeja pendek; celana panjang sersin; kemeja pendek katun; kemeja panjang sersin; terong panjang; wortel; tomat sayur; gaun; blus serta daging ayam kampung.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah; bh katun; kacang panjang; celana panjang katun; pepaya; semangka; rambe; solar; bensin serta kembung.

Pada April 2015, kelmpok yang memberikan andil/sumbangan inflasi negatif, yaitu: kelompok bahan makanan 0,295 persen; kelompok sandang 0,102 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,006 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,278 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga 0,053 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,036 persen serta kesehatan 0,008 persen.

(4)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Kendari April 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun 2015, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi/ Deflasi Bulan April 2015 1) Laju Inflasi/ Deflasi Tahun Kalender 2014 2) Inflasi/ Deflasi Tahun Ke Tahun 3) April 2014 Desember 2014 April 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 107,43 116,16 114,62 -0,03 -1,33 6,69 1 Bahan Makanan 102,36 114,30 111,29 -1,29 -2,63 8,72

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 107,04 111,00 113,73 0,37 2,46 6,25

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 111,24 119,80 121,47 0,21 1,39 9,20

4 Sandang 99,06 99,22 98,18 -1,38 -1,05 -0,89

5 Kesehatan 104,90 109,30 111,92 0,19 2,40 6,69

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 101,79 104,14 103,43 -0,09 -0,68 1,61

7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 114,53 128,87 121,69 1,26 -5,57 6,25

1) Persentase perubahan IHK bulan April 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan Aprl 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 3) Persentase perubahan IHK bulan April 2015 terhadap IHK bulan April 2014

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), April 2014 – April 2015

(5)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi/Deflasi dan Laju Inflasi/Deflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan April 2014–April 2015 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%)

Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) April 0,08 -0,02 -0,67 1,39 Mei 0,25 0,16 -0,43 1,56 Juni 0,94 0,43 0,51 1,99 Juli 1,82 0,93 2,34 1,46 Agustus -0,11 0,47 2,23 3,42 September -0,13 0,27 2,10 3,71 Oktober 0,18 0,47 2,28 4,19 November 1,67 1,50 3,99 5,75 Desember 3,27 2,46 7,40 8,38 Januari -0,96 -0,25 -0,96 -0,25 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Maret 0,57 -1,03 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Deflasi di Kota Kendari Maret dan April 2015 (2012=100)

No, Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi/Deflasi (%) Maret April (1) (2) (3) U M U M 0,57 -0,03 1, Bahan Makanan 0,023 -0,295

2, Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,063 0,036

3, Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,103 0,053

4, Sandang 0,088 -0,102

5, Kesehatan 0,074 0,008

6, Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,003 -0,006

(6)

-0.30 -0.20 -0.10 0.00 0.10 0.20 0.30 An d il

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Deflasi Kota Kendari (2012=100) Maret dan April 2015 (Persen)

   

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada April 2015 tercatat Inflasi negatif 1,29 persen atau terjadi penurunan indeks dari 112,75 pada Maret 2015 menjadi 111,29 pada Apil 2015.

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat delapan subkelompok diantaranya Inflasi negtif dan tiga subkelompok tercatat inflasi, Subkelompok yang tercatat Inflasi negtif adalah subkelompok subkelompok ikan diawetkan 7,36 persen; subkelompok sayur-sayuran 3,72 persen; subkelompok kacang-kacangan 3,29 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya 3,10 persen; padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 2,91 persen; subkelompok buah-buahan 2,13 persen; subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya 1,27 persen serta subkelompok lemak dan minyak 0,71 persen. Sedangkan subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 3,15 persen; subkelompok makanan lainnya 1,38 persen serta subkelompok ikan segar 0,90 persen.

Kelompok ini pada April 2015 memberikan sumbangan Inflasi negatif sebesar 0,295 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan Inflasi negatif antara lain: beras 0,147 persen; layang 0,082 persen; terong panjang 0,051 persen; tomat sayur 0,031 persen; bayam 0,025 persen; telur ayam ras 0,023 persen; mie kering instant 0,018 persen; tomat buah dan ayam hidup masing-masing 0,015 persen serta jeruk 0,014 persen.

(7)

2, Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada April 2015 tercatat inflasi 0,37 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 113,31 pada Maret 2015 menjadi 113,73 pada April 2015.

Semua subkelompok tercatat inflasi pada April yaitu, subkelompok minuman yang tidak beralkohol tercatat inflasi 0,89 persen; makanan jadi 0,26 persen serta tembakau dan minuman beralkohol 0,14 persen.

Kelompok ini pada April 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,036 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu gula pasir 0,014 persen; es 0,005 persen; mie dan roti tawar masing-masing 0,004 persen; rokok kretek 0,003 persen; makanan ringan/snack 0,002 persen serta martabak dan ayam goreng masing-masing sebesar 0,001 persen.

3, Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada April 2015 mencatat Inflasi sebesar 0,21 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 121,22 pada Maret 2015 menjadi 121,47 pada April 2015.,

Dua subkelompok tercatat Inflasi yaitu, subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,98 persen sert perlengkapan rumahtangga 0,11 persen. Sedangkan subkelompok yang tercatat inflasi yaitu, subkelompok biaya tempat tinggal 0,18 persen serta penyelenggaraan rumahtangga 0,04 persen.

Pada April 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan Inflasi sebesar 0,053 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan Inflasi yaitu, bahan bakar rumah tangga 0,078 persen; daun pintu, tissue dan sabun detergent bubuk/cair masing-masing 0,002 persen serta panci, piring, meja kursi tamu dan alat-alat istrik masing-masing 0,001 persen..

4, S a n d a n g

Kelompok sandang pada April 2015 mencatat inflasi negatif sebesar 1,38 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 99,55 pada Maret 2015 menjadi 98,18 pada April 2015.

Subkelompok yang mencatat inflasi negatif pada April 2015 yaitu subkelompok sandang wanita 4,10 persen; sandang anak-anak 1,04 persen serta barang pribadi dan sandang lainnya 0,17 persen. Sedangkan subkelompok yang tercatat inflasi yaitu subkelompok sandang laki-laki 0,14 persen.

Kelompok ini pada April 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil Inflasi negatif sebesar 0,102 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi negatif yaitu, blus wanita dewasa 0,031 persen; celana panjang jeans 0,022 persen; kemeja pendek 0,013 persen; kemeja pendek katun 0,009 persen; kemeja pajang sersin dan celana panang sersin masing-masing 0,007 persen; kaos kaki 0,006 persen; blus anak-anak dan daster masing-masing 0,005 persen serta gaun 0,004 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada April 2015 tercatat inflasi 0,19 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 111,71 pada Maret 2015 menjadi 111,92 pada April 2015.

(8)

Subkelompok yang tercatat inflasi pada April 2015 yaitu, subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,39 persen serta obat-obatan 0,07 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan serta jasa perawatan jasmani tidak terjadi perubahan indeks (stabil).

Kelompok ini pada April 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,008 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu: hand body lotion 0,008 persen dan pasta gigi, sabun wajah serta vitamin masing-masing 0,001 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada April 2015 tercatat inflasi negatif 0,09 persen atau terjadi penurunan indeks dari 103,52 persen pada Maret 2015 menjadi 103,43 pada April 2015.

Secara keseluruhan kelompok ini pada April 2015 memberikan sumbangan inflasi negatif sebesar 0,006 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi negatif adalah laptop/notebook 0,007 persen. 7, Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada April 2015 tercatat Inflasi 1,26 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,17 pada Maret 2015 menjadi 121,69 pada April 2015.

Subkelompok yang tercatat Inflasi, adalah subkelompok transpor 1,81 persen serta komunikasi dan pengiriman 0,02 persen. Sedangkan sukkelompok sarana dan penunjang transpor tercatat inflasi negatf 0,11 persen. Sementara subkelompok komunikasi jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada April 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,278 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah bensin 0,250 persen; angkutan udara 0,019 persen; solar 0,010 persen serta telepon seluler 0,001 persen.

(9)

Tabel 3

IHK dan Deflasi/Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan April 2015 (2012 = 100,00)

No, Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi/Deflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 114,62 -0,03

I BAHAN MAKANAN 111,29 -1,29

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 120,86 -2,91

Daging dan Hasil-hasilnya 99,62 -3,10

Ikan Segar 109,14 0,90

Ikan Diawetkan 122,75 -7,36

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 120,08 -1,27

Sayur-sayuran 99,51 -3,72

Kacang – kacangan 116,52 -3,29

Buah – buahan 98,43 -2,13

Bumbu – bumbuan 106,65 3,15

Lemak dan Minyak 120,39 -0,71

Bahan Makanan Lainnya 112,60 1,38

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 113,73 0,37

Makanan Jadi 115,16 0,26

Minuman yang Tidak Beralkohol 108,63 0,89

Tembakau dan Minuman Beralkohol 115,48 0,14

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 121,47 0,21

Biaya Tempat Tinggal 111,38 -0,18

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 160,25 0,98

Perlengkapan Rumahtangga 106,83 0,11 Penyelenggaraan Rumahtangga 114,03 -0,04 IV SANDANG 98,18 -1,38 Sandang Laki-laki 90,28 0,14 Sandang Wanita 103,84 -4,10 Sandang Anak-anak 109,01 -1,04

Barang Pribadi dan Sandang Lain 91,73 -0,17

V KESEHATAN 111,92 0,19

Jasa Kesehatan 104,66 0,00

Obat-obatan 106,13 0,07

Jasa Perawatan Jasmani 112,98 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 119,10 0,39

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 103,43 -0,09

Pendidikan 98,86 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 115,84 0,00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 99,51 -0,46

Rekreasi 109,56 0,05

Olahraga 102,75 0,00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 121,69 1,26

Transpor 133,55 1,81

Komunikasi Dan Pengiriman 95,47 0,02

Sarana dan Penunjang Transpor 116,30 -0,11

(10)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat Inflasi tahun kalender (Januari-April) 2015 tercatat -1,33 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2015 terhadap April 2014) tercatat 6,69 persen, Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender (Januari-April) 2014 tercatat -0,67 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2014 terhadap April 2013) tercatat 5,01 persen,

Tabel 4

Inflasi/Deflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2013- 2015

Inflasi 2013 2014 2015

(1) (2) (3)

1, April 0,20 0,08 -0,03

2, Tahun kalender (Januari-April) 0,99 -0,67 -1,33

3, April terhadap April (year on year)

(tahun n) tahun n-1) 3,26 5,01 6,69

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada April 2015 di Kota Kendari tercatat Inflasi negatif sebesar 0,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,62. Dari 82 kota IHK, tercatat 72 kota Inflasi dan 10 kota tercatat inflasi negatif. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Tual 1,31 persen dengan IHK 132,54 dan Kota Bima 1,09 persen dengan IHK 121,04. Sementara deflasi terbesar tercatat di Kota Manokwari 0,69 persen dengan IHK 112,66.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada April 2015, tercatat semua kota Inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lubuklinggau 0,99 dengan IHK 115,04 dan Medan 0,96 persen dengan IHK 119,77. Sedangkan Inflasi terendah tercatat di Kota Banda Aceh dan Meulaboh masing-masing 0,08 persen dengan IHK 113,31 dan 118,58 (lihat Tabel 5).

(11)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A April IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Lubuklinggau 115,04 0,99 2. Medan 119,77 0,96 3, Pangkal Pinang 118,79 0,87 4, Pekanbaru 118,93 0,81 5, Lhokseumawe 113,92 0,79 6, bukittinggi 115,67 0,77 7, Bandar Lampung 118,77 0,76 8, Tanjung Pinang 119,54 0,63 9, Tembilahan 123,34 0,62 10, Sibolga 117,98 0,58 11. Pematang Siantar 120,43 0,56 12. Padang 121,67 0,56 13. BENGKULU 122,63 0,55 14. Padang Sidempuan 116,82 0,50 15. Palembang 115,96 0,48 16. Batam 116,76 0,46 17. Dumai 118,95 0,38 18. Tanjung Pandan 123,99 0,32 19. Jambi 117,30 0,30 20. Metro 125,90 0,11 21. Bungo 116,17 0,09 22. Meulaboh 118,58 0,08 23. Banda Aceh 113,31 0,08 NASIONAL 118,91 0,36

(12)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada April 2015 dari 26 kota IHK di wilayah Pulau Jawa tercatat 23 kota Inflasi dan 3 kota deflasi, Inflasi tertinggi tercatat di Kota Serang 0,94 persen dengan IHK 123,31 dan inflasi terendah tercatat di Kota Cilacap 0,02 persen dengan IHK 120,76. Sedangkan deflasi terbesr tercatat di Kota Depok 0,20 persen dengan IHK 117,56 (lihat Tabel 6),

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A April IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Serang 123,31 0,94 2. Tangerang 125,00 0,73 3. Bogor 118,93 0,71 4. Malang 119,51 0,49 5. Bandung 117,84 0,43 6. Surabaya 118,69 0,41 7. Cirebon 116,46 0,40 8. Madiun 116,95 0,39 9. Yogyakarta 117,13 0,38 10. Banyuwangi 117,10 0,36 11. Probolinggo 118,43 0,36 12. Surakarta 116,10 0,35 13. Cilegon 121,03 0,33 14. Kediri 118,45 0,31 15. Tasikmalaya 117,08 0,29 16. DKI Jakarta 119,75 0,27 17. Kudus 123,47 0,21 18. Semarang 117,86 0,17 19. Jember 116,99 0,17 20. Purwokerto 116,66 0,15 21. Bekasi 116,91 0,10 22. Sumenep 116,78 0,05 23. Cilacap 120,76 0,02 24. Sukabumi 119,06 -0,03 25. Tegal 114,30 -0,10 26. Depok 117,56 -0,20 NASIONAL 118,91 0,36

(13)

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada April 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi yang berjumlah 22, tercatat 18 kota mengalami Inflasi dan 4 kota deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Tual 1,31 persen dengan IHK 132,54 dan inflasi terendah tercatat di Kota Palangkaraya dan Singkawang masing-masing 0,08 persen dengan IHK 116,06 dan 119,25 (lihat Tabel 7),

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A April IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Tual 132,54 1,31 2. Bima 121,04 1,09 3. Singaraja 126,46 0,64 4. Ternate 121,79 0,62 5. Pontianak 125,11 0,55 6. Sampit 118,04 0,52 7. Maumere 113,29 0,43 8. Denpasar 116,81 0,40 9. Tanjung 117,40 0,40 10. Banjarmasin 116,26 0,38 11. Ambon 119,90 0,33 12. Sorong 117,24 0,33 13. Samarinda 120,70 0,24 14. Tarakan 126,70 0,21 15. Kupang 119,69 0,18 16. Merauke 123,73 0,11 17. Singkawang 119,25 0,08 18. Palangkaraya 116,06 0,08 19. Jayapura 120,38 -0,09 20. Mataram 117,63 -0,20 21. Balikpapan 120,54 -0,32 22. Manokwari 112,66 -0,69 NASIONAL 118,91 0,36

(14)

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada April 2015 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi yang berjumlah 11, tercatat 8 kota mengalami Inflasi dan 3 kota deflasi, Inflasi tertinggi tercatat di Kota Bubau 0,72 persen dengan IHK 122,26 dan Inflasi terendah di kota Manado 0,06 persen dengan IHK 118,20 (lihat Tabel 8),

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2015 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) April IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Baubau 122,26 0,72 2. Pare-Pare 115,88 0,45 3. Palopo 116,90 0,43 4. Makassar 117,38 0,38 5. Palu 117,78 0,37 6. Gorontalo 114,13 0,15 7. Mamuju 116,31 0,09 8. Manado 118,20 0,06 9. Kendari 114,62 -0,03 10. Bulukumba 124,42 -0,06 11. Watampone 115,57 -0,39 NASIONAL 118,91 0,36

                             

(15)

                                             

Badan

 

Pusat

 

Statistik

 

Provinsi

 

Sulawesi

 

Tenggara

 

        Email: Zalima@bps,go,id         

Informasi lebih lanjut hubungi: 

Wa Zalima, S, Si 

Referensi

Dokumen terkait

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Perilaku merokok seseorang menurut Mu’tadin (2003) sangat dipengaruhi oleh seberapa faktor antara lain: Faktor ekstrinsik yaitu Pengaruh orang tua salah satu penyebab tentang

Semakin tinggi EPS suatu perusahaan berarti semakin besar earning yang akan diterima investor dari investasinya tersebut, sehingga bagi perusahaan peningkatan

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAITb. TOTAL LABA (RUGI)

Didalam ekosistem mangrove keberadaan siput bakau sangat tergantung kepada kondisi lingkungan mangrove itu sendiri, siput bakau yang hidup dengan cara menempel

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, susu kacang tanah, susu kacang hijau dan susu kacang kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku dalam fermentasi kefir; kadar asam

Penyusunan laporan ini selain untuk menginformasikan mengenai proses dan hasil pencapaian tujuan serta sasaran, jua menjelaskan tingkat keberhasilan atau kegagalan

[r]