• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Remaja menurut bahasa adalah mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Remaja adalah anak yang ada pada masa peralihan di antara masa anak-anak dan masa dewasa, di mana anak-anak mengalami perubahan-perubahan cepat di segala bidang (Darajat, 2001). WHO mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi yaitu: Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Batasan usia remaja adalah masa diantara 12 – 21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 12-15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir ( Monsk, 1999 ). Remaja awal adalah masa yang ditandai dengan berbagai pertumbuhan perubahan tubuh yang cepat dan sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri. Remaja pertengahan ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa. Remaja akhir ditandai dengan pertumbuhan biologis sudah melambat.

Ciri remaja menurut Hurlock (1999) yaitu: Masa remaja adalah masa peralihan yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya secara berkesinambungan. Masa remaja adalah masa terjadi

perubahan. Ada 4 perubahan pada remaja yaitu perubahan emosi, perubahan peran dan minat, perubahan pola perilaku dan perubahan sikap menjadi ambivalen. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah. Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan masalahnya tanpa meminta bantun orang lain. Masa remaja adalah masa mencari identitas. Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya dan apa peran dirinya di masyarakat. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Masa remaja adalah ambang masa dewasa.

B. Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoadmojo,

(2)

2003). Katakteristik perilaku ada dua yaitu perilaku terbuka dan perilaku tertutup. Perilaku terbuka adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu. Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut.

a. Perubahan perilaku

Perubahan perilaku adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama (Notoadjomo, 2003). Secara teori perubahan perilaku dalam kehidupan ada tiga tahapan yaitu :

a. Pengatahuan ( knowledge )

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

b. Sikap ( attitude )

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau obyek.

c. Praktik Tindakan ( practice )

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Tiga faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu keturunan, lingkungan, pengaruh keturunan dan lingkungan terhadap ciri-ciri perilaku individu. Keturunan diartikan sebagai pembawaan yang merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu dalam berperilaku.

c. Macam-macam perilaku

Perilaku terdapat banyak macamnya yaitu perilaku refleks, perilaku refleks bersyarat dan perilaku yang mempunyai tujuan. Perilaku refleks bersyarat adalah merupakan perilaku yang muncul karena adanya perangsang tertentu. Perilaku yang mempunyai tujuan disebut perilaku naluri. Perilaku naluri adalah gerak refleks yang kompleks atau merupakan rangkaian tahap-tahap yang banyak,

(3)

masing-masing tahap merupakan perilaku refleks yang sederhana (Purwanto, 1999).

C. Perilaku merokok pada remaja

Merokok pada hakekatnya adalah menghisap gabungan pengaruh yang merugikan dari nikotin, karbon monoksida, tar dan racun lainnya. Semakin banyak merokok dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru, impotensi dan lain-lain.

Banyak hal yang dapat menjadi resiko timbulnya perilaku merokok pada remaja, Subanada dalam (Soetjiningsih, 2004) mengungkapkan bahwa faktor resiko munculnya perilaku merokok pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:

a. Faktor psikologis atau kepribadian yang terdiri dari faktor psikososial yang meliputi stress, rasa ingin tau, rasa bosan, ingin terlihat gagah, rendah diri dan perilaku yang menunjukan pemberontakan menjadi hal yang mengkontribusi remaja untuk mulai merokok. Selain itu, secara psikologis perilaku merokok pada remaja diasosiasikan juga dengan gangguan psikiatrik. b. Faktor biologis, meliputi fungsi kognisi, etnik, genetik dan jenis kelamin. c. Faktor lingkungan yakni orang tua, saudara kandung, teman sebaya dan

reklame atau iklan menampilkan sang idola remaja.

d. Faktor regulatori yakni adanya pajak atau bea cukai yang tinggi terhadap rokok dengan maksud untuk menurunkan daya beli masyarakat terhadap rokok, dan pembatasan fasilitas atau lokasi untuk merokok.

e. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh “ Perasaan negatif” banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia sedang marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.

f. Perilaku merokok yang “Adiktif” disebut sebagai psychological

addiction mereka yang sudah adiksi akan menambah dosis rokok yang

akan digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

(4)

g. Perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar- benar sudah menjadi kebiasaan rutin. Dapat dikatakan pada orang- orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari.

D. Tipe perokok

Tipe perokok ada dua jenis yaitu perokok aktif (active smooke ) dan perokok pasif (pasive smooke ). Perokok aktif ialah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasnya tidak enak kalau sehari tidak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya. Perokok pasif yaitu individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap rokok yang dihembuskan orang lain yang kebetulan di dekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak berminat dan tidak mempunyai kebiasaan merokok.

Kalau tidak merokok, mereka tidak merasakan apa-apa dan tidak terganggu aktifitasnya. Jadi, perokok pasif dianggap sebagai korban dari perokok aktif. Baik perokok aktif maupun pasif akan dapat menanggung risiko terganggunya kondisi kesehatan mereka.

E. Penyakit yang diakibatkan oleh merokok Penyakit yang diakibatkan oleh merokok antara lain: a. Penyakit kardiovaskuler

Perokok lebih rentan menderita aterosklerosis pembuluh darah besar dibandingkan bukan perokok. Terdapat interaksi multiplikatif antara merokok dan faktor risiko penyakit jantung lebih tinggi pada perokok dengan hipertensi dan peningkatan serum lipid. Merokok juga meningkatkan kejadian infark miokard dan sudden cardiac death melalui agregasi platelet dan oklusi vaskuler.

b. Kanker

Merokok menyebabkan kanker paru-paru, mulut, naso-oro dan hipofaring, lubang hidung dan sinus paranasal, laring, esofagus, perut, pankreas, liver, ginjal,

(5)

uterus, kandung kemih dan serviks uterin dan juga menyebabkan leukimia mieloid. Risiko kanker meningkat berdasarkan meningkatnya jumlah rokok perhari dan meningkatnya durasi merokok, dan minum alkohol dengan kanker mulut, esofagus dan paru-paru. Berhenti merokok menurunkan risiko terjadinya kanker.

c. Penyakit pernapasan

Merokok merupakan sebab utama penyakit paru obstruksi kronik. Dalam 1-2 tahun merokok, seorang perokok muda akan terjadi perubahan inflamasi di jalur pernapasan kecil. Inflamasi kronik dan penyempitan jalur napas kecil dan digestif enzimatik dinding alveolar pada empisema pulmonal menyebabkan pengurangan aliran napas ekspirasi sehingga terjadi gejala klinis napas terhambat pada 15 % perokok. Seorang perokok muda yang mengalami perubahan pada jalur pernapasan kecil akan kembali normal setelah berhenti merokok selama 1-2 tahun.

d. Kehamilan

Merokok berhubungan dengan beberapa komplikasi maternal selama kehamilan. Janin pada seorang ibu yang merokok akan lebih berisiko mengalami kelahiran sebelum waktunya, mortalitas perinatal yang lebih tinggi, ukuran janin yang lebih kecil dari ukuran normal yang sesuai usia kandungan, berisiko lebih tinggi mengalami infart respiratory distress syndrome, kemungkinan mengalami kematian akibat sudden infart death syndrome, dan mengalami pertumbuhan yang terhambat setidaknya pada tahun-tahun pertama.

F. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

Perilaku merokok seseorang menurut Mu’tadin (2003) sangat dipengaruhi oleh seberapa faktor antara lain: Faktor ekstrinsik yaitu Pengaruh orang tua salah satu penyebab tentang remaja merokok adalah bahwa remaja yang berasal dari rumah tangga yang kurang bahagia, dimana orang tua tidak memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik secara keras maka remaja tersebut nantinya akan lebih mudah untuk menjadi seorang perokok dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Seseorang

(6)

yang berasal dari keluarga konservif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dan tujuan hidup yang baik akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok atau obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari pada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri.

Pengaruh teman berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja yang merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikan sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi akan terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut di pengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87 % mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok, begitu pula dengan remaja non perokok.

Pengaruh iklan melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada tersebut.

Faktor intrinsik yang mempengaruhi perilaku merokok adalah kepribadian. Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri khas dan perilaku seseorang. Menurut William Marston, tipe kepribadian seseorang dapat diketahui berdasarkan observasi terhadap pola perilaku yang ditampilkannya. Tipe kepribadian tersebut terdiri atas tipe dominant (dominan), inspiring (pengaruh), supportive (pendukung), dan cautious.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tau atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada penggunakan obat-obatan termasuk rokok ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor rendah.

(7)

G. Alasan-alasan merokok

Tomkins (Sarafino, 1994) menyatakan beberapa alasan individu memiliki perilaku merokok antara lain: (a) Pengaruh positif yakni individu mau merokok karena merokok memberi manfaat positif bagi dirinya. Ia menjadi senang, tenang, dan nyaman karena memperoleh kenikmatan dengan merokok. (b) Pengaruh negatif yaitu merokok dapat meredakan emosi-emosi negatif yang dihadapi dalam hidupnya. Misalnya, ketika dalam keadaan cemas,individu merokok sehingga akan membuat kondisi fisiknya menjadi rileks, tenang dan santai. Dengan demikan, ia merasa tak tegang atau tidak merasa cemas lagi. (c) Habitual (ketergantungan fisiologis) ialah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan. Secara fisik, individu merasa ketagihan untuk merokok dan ia tidak dapat menghindar atau menolak permintaan yang berasal dari dalam diri (internal ).

Akibatnya, ia harus merokok, jadi dengan terus-menerus merokok baik dalam keadaan menghadapi suatu masalah maupun dalam keadaan santai, hal itu akan menjadi suatu kebiasaan. Bahwa menjadi gaya hidup. (d) Ketergantungan psikologis yaitu kondisi ketika individu selalu merasakan, memikirkan, dan memutuskan untuk merokok terus-menerus. Dalam keadaan apa saja dan di mana saja, ia selalu cenderung untuk merokok.

(8)

H. KERANGKA TEORI

Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja : 1. Genetik

2. Karakteristik (Jenis keamin, Usia, Pendidikan)

3. Ekonomi 4. Sikap

5. Kepercayaan tentang rokok Perilaku Merokok 1. Kepribadian

2. Perilaku orang tua 3. Perilaku teman 4. Iklan

Keterangan:

Faktor perilaku merokok : Sumber : Al- Bachri 1999, Purwanto 1999 I. KERANGKA KONSEP PENELITIAN:

Kepribadian

Perilaku orang tua Perilaku Merokok

Perilaku teman Iklan

J. Variabel penelitian

Variabel depedent (Variabel terikat): Perilaku merokok

Variabel independent (Variabel bebas) : Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja yaitu: kepribadian, perilaku orangtua, perilaku teman, pengaruh iklan.

(9)

K. Hipotesis

a. Ada hubungan antara faktor kepribadian dengan perilaku merokok b. Ada hubungan antara faktor orang tua dengan perilaku merokok c. Ada hubungan antara faktor teman dengan perilaku merokok d. Antara hubungan antara faktor iklan dengan perilaku merokok

Referensi

Dokumen terkait

Adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 100/PUU-XI/2014 tentang Pembatalan Empat Pilar Berbangsa Dan Bernegara menganulir istilah empat pilar berbangsa dan ber- negara

Para user bisa melakukan login untuk mulai mengakses data yang ada didalam sistem tersebut, adapun hak akses yang dapat dikelola oleh para user adalah Bagian

Dengan mengelaborasi teori Dominant Party Authoritarian Regimes dan konsep pengawas pemilu internasional, artikel ini me- lihat tiga kondisi penting yang terjadi di Kamboja

Alvin Saputra 11623143154 Asian Medical Student's Conference 2016 Poster Ilmiah Asian Medical Student's Association (AMSA) - Phillipines 2016 Delegates Internasional

Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag.,M.Phil. Kata Kunci : Nilai, Pendidikan Karakter, Nadzhom Mistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Menurut Chai dan Liu (2010), jika nominal pajak yang dibayar telalu tinggi biasanya akan memaksa perusahaan untuk melakukan penggelapan pajak, maka semakin berkualitas audit suatu

kehidupan keluarga berjalan dengan teratur dan harmoni, Islam menggariskan dengan terperinci peranan dan tanggungjawab seseorang sebagai ahli keluarga.Dengan adanya program ini,

Objek studi terpilih adalah bangunan pusat administrasi Gedung Rektorat UB, karena konsep green building tampak sangat minim diterapkan, terlihat dari jendela yang