• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - IIS RISNAWATI BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - IIS RISNAWATI BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara

terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Masih

menurut WHO pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker

payudara dan lebih dari 700.000 telah meninggal. Data yang terkumpul dari

beberapa rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa kanker payudara pada

wanita menduduki ranking pertama diantara kanker lainnya (Anonim, 2007).

Pada tahun 2007, the American Cancer Society (ACS) memperkirakan hampir 178.000 perempuan di perkirakan terdiagnosis kanker payudara. Jumlah

ini ditambah dengan dua juta perempuan yang memiliki riwayat penyakit ini. Di

Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah

kanker mulut rahim.

Dari penelitian membuktikan bahwa kanker payudara baik di Indonesia

maupun AS memperlihatkan kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke

tahun. Satu di antara delapan wanita berisiko terkena kanker payudara. Secara

keseluruhan, hampir satu juta wanita mengalami kanker payudara setiap

tahunnya. Di AS, jumlah pasien yang terdiagnosis kanker payudara tahun lalu

(2)

Di Indonesia, kurva angka kejadian meningkat pada usia di atas 30 tahun dan

yang paling tinggi pada kelompok usia 45-66 tahun.

Pada permulaan diketahui diagnosa kanker payudara akan timbul

kecemasan, kesedihan marah dan depresi. Walaupun demikian, klien tetap

mempunyai hasrat seperti orang normal (seperti ingin merasa bahagia, ingin

hidup dengan santai, hidup dengan penuh harapan dan dicintai) namun hal

tersebut akan sulit terwujudkan, bahkan yang terjadi adalah keadaan yang penuh

penderitaan (seperti kecemasan dan depresi). Perubahan status psikologis

tersebut mempunyai pengaruh kuat terhadap timbulnya perubahan aspek fisiologi,

sosial dan ekonomi (Women's Health, 2008).

Konginan (n.d), menyatakan kejadian depresi dan cemas banyak ditemui

pada klien kanker payudara stadium lanjut, hal tersebut dibuktikan dengan

banyaknya literatur yang menyatakan bahwa setengah dari populasi klien kanker

payudara baik yang dirawat inap maupun rawat jalan ditemui adanya gangguan

kejiwaan, 85 % mereka mempunyai tanda-tanda kecemasan dan depresi. Depresi

pada penderita kanker secara substansial tidak jauh berbeda dengan kondisi medis

lainnya, tetapi penanganannya membutuhkan penyesuaian atau pemilihan metoda

yang tepat pada penderita kanker karena depresi pada penderita kanker bisa hanya

merupakan reaksi normal yang terjadi ketika seseorang menghadapi saat kritis,

maupun sudah merupakan gangguan pasikiatrik derajat yang ringan sampai berat.

(3)

kemajuan penyakit dan akan berpengaruh pada daya tahan tubuh klien. Oleh

karena itu, penyesuaian terhadap cemas dan depresi sangat diperlukan bagi klien.

Penyesuaian diri atau mekanisme koping adalah perubahan kognitif dan

perilaku dari seseorang yang berlangsung secara terus-menerus untuk mengatasi

tuntutan eksternal atau internal yang dinilai sebagai beban atau melampaui

sumber daya individu. Mekanisme koping dikategorikan dalam dua bentuk,

koping yang berorientasi pada tugas dan koping yang berorientasi pada ego.

Penggunaan mekanisme koping yang efektif adalah penting klien karena sangat

berperan dalam mempercepat proses penyembuhan (Stuart dan Sundeen, 1995).

Untuk menciptakan koping yang efektif, perawat dapat membantu klien

dalam menangani depresi yang dialaminya, maka penting bagi perawat untuk

mengetahui perubahan psikososial yang terjadi pada klien. Upaya apa saja yang

telah dilakukan klien untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan depresi

akibat kanker payudara yang dideritanya, dan sumber koping apa yang dimiliki

klien untuk mengatasi masalahnya. Karena efektifitas penggunaan koping yang

digunakan klien maka diharapkan perawat dapat melaksanakan peran fungsinya

dengan lebih baik dalam memberikan asuhan keperawatan dan dapat lebih

memfasilitasi klien dalam proses penyesuaian dirinya dengan menggunakan

koping yang konstruktif. Peran dan fungsi perawat ini tidak hanya pada perawat

di ruang inap tapi juga di Poliklinik.

(4)

tempat berbagai penyakit menjalani pengobatan dan pemeriksaan. Klien kanker

payudara akan dirawat di sana. Peran perawat adalah membantu dalam

menciptakan penilaian yang lebih tepat terhadap masalah yang dihadapinya

seperti masalah kecemasan dan depresi akibat timbulnya kanker payudara dan

juga membantu untuk menggunakan koping yang efektif sehingga klien akan

mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya.

Data yang diperoleh dari Rekam Medis RSUD Tasikmalaya pada tahun

2006, jumlah kunjungan pasien yang mengalami kanker payudara sejumlah 221

orang, tahun 2007 jumlah pasien mengalami peningkatan sebanyak 324 orang dan

untuk data tahun 2008 sudah mencapai 448 orang. Dari data ini diketahui bahwa

ada beberapa klien yang melakukan kunjungan lebih dari satu kali karena

pengobatan kanker payudara harus dilakukan secara terus menerus, sehingga

klien harus berulang kali datang ke rumah sakit untuk menjalankan pengobatan.

Berdasarkan data tersebut di atas maka peneliti ingin mengetahui

”Efektifitas Mekanisme Koping Klien Kanker Payudara terhadap Depresi di

RSUD Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Pada permulaan diketahui diagnosa kanker payudara akan timbul

kecemasan, kesedihan, marah, dan depresi. Klien kanker payudara akan

menghadapi masalah emosional yang sangat besar dalam proses yang lama dan

(5)

penyesuaian dirinya. Upaya apa saja yang telah dilakukan klien untuk mengatasi

masalah yang berkaitan dengan depresi akibat kanker payudara yang dideritanya,

dan sumber koping apa yang dimiliki klien untuk mengatasi masalahnya.

Identifikasi masalah dapat dirumuskan dengan pertanyaan sebagai

berikut: ”Bagaimana efektifitas mekanisme koping terhadap depresi pada klien

kanker payudara di Poliklinik Bedah RSUD Tasikmalaya?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas mekanisme koping terhadap depresi klien

kanker payudara di Poliklinik Bedah RSUD Tasikmalaya.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui mekanisme koping yang digunakan oleh klien kanker

payudara di RSUD Tasikmalaya.

b. Mengetahui depresi pada klien kanker payudara di Poliklinik Bedah

RSUD Tasikmalaya.

c. Mengetahui efektifitas mekanisme koping terhadap depresi klien

kanker payudara. di RSUD Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit:

a. Sebagai masukan terhadap mutu pelayanan keperawatan di Rumah

(6)

b. Sebagai masukan kepada penentu kebijakan di RSUD Tasikmalaya

tentang hal-hal yang diperlukan untuk lebih meningkatkan

keperawatan jiwa terhadap klien kanker payudara.

2. Bagi Perawat

Sebagai bahan acuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan

bagi pelayanan keperawatan, khususnya bagi perawat dalam mengembangkan

ilmu mengenai keperawatan jiwa.

3. Bagi responden

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden (klien

kanker payudara) untuk mengetahui mekanisme koping yang efektif dalam

mencegah depresi karena kanker payudara yang dideritanya.

4. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan

penelitian menemukan hal-hal baru dari hasil penelitian dan sekaligus

mengaplikasikan teori dan ilmu yang telah diterima dari bangku kuliah

(7)

E. Penelitian Terkait

No. Peneliti Metode Penelitian Hasil

1. Hubungan antara

penerimaan diri dengan stres pada penderita kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

(Ellyya, 2008)

Subyek dalam penelitian ini adalah para penderita kanker payudara, yang berusia 20-80 tahun yang berobat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi sebesar r = -0,486 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,01) untuk variabel bebas penerimaan diri dengan variabel tergantung stres. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang sangat signifikan antara penerimaan diri dengan stres pada penderita kanker

payudara yang sehingga hipotesis yang diajukan diterima.

2. Hubungan Antara

Acceptance of Disability dengan Tingkat Depresi Wanita Pasca Mastektomi di RSU. Dr. Soetomo, Surabaya

(Chantialina, 2008)

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien wanita yang menderita kanker payudara di Unit Rawat Jalan POSA RSU. Dr. Soetomo. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling non probability

sampling secara purposive, yaitu peneliti

menentukan kriteria tertentu untuk menentukan sampel. Kriteria untuk sampel penelitian adalah wanita, telah menjalani operasi mastektomi 0-5 tahun, dan berusia di bawah 50 tahun. Dari kriteria tersebut didapatkan 32 subyek penelitian.

Adanya acceptance of disability yang rendah disertai dengan tingkat depresi yang rendah pula, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu penyangkalan (denial) dan amarah (anger), kesalahan alat ukur, penampilan dan kemampuan fisik, dan level pendidikan. Sedangkan pada subyek dengan acceptance of disability yang tinggi dan tingkat depresi yang rendah, dipengaruhi oleh faktor adanya dukungan keluarga dan sosial, dan faktor kepribadian matang dan religiusitas subyek.

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada judul, waktu, tempat,

tujuan dan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross

sectional, jumlah sampel tidak ditentukan ketentuan jumlah sampelnya, sampel

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kajian yang dilakukan di Indonesia, rata-rata tingkat efisiensi teknis petani kentang dalam penelitian ini lebih kecil daripada yang ditemukan oleh Tanjung (2003) untuk

Dari kedua pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa media promosi cetak merupakan media yang digunakan oleh produsen, yang mana dalam media tersebut

Proses ini akan menghasilkan hasil dari sebuah klasifikasi pada dokumen rekam medis untuk digunakan proses informasi ekstraksi teks kedalam database yang akan

Jadi, yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah suatu penelitian dalam mengukur perbedaan hasil belajar antara pembelajaran geometri dengan menggunakan

Melalui terminal yang sama pengguna juga dapat mengetahui berbagai jenis informasi yang berkaitan dengan perpustakaan antara lain buku-buku baru minggu atau bulan terakhir, status

[r]

Alhamdulilah setelah mengerjakan sesuatu sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT tentu dengan bimbingan terapis pada saat terapi kerja atas kesepakatan kerja sama

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk