• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TERAPI INHALASI UNTUK MENGURANGI GEJALA SESAK NAFAS PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN TERAPI INHALASI UNTUK MENGURANGI GEJALA SESAK NAFAS PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TERAPI INHALASI UNTUK MENGURANGI GEJALA SESAK NAFAS PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

DI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:

Andrearretha Anggita Putri A01401855

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penerapan Terapi Inhalasi Untuk Mengurangi Gejala Sesak Nafas Pada Anak Dengan Bronkopneumonia Di RSUD Kebumen”.

Adapun maksud penulis membuat laporan ini adalah untuk melaporkan hasil ujian komprehensif dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong.

Terwujudnya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada 1. Kedua orang tuaku Bapak Mohammad Arbani dan Ibu Retno Handayani,

yang selalu menjadi inspirasi, memberikan semangat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

2. Kekasihku Febriyan Tri Atmaja, yang senantiasa memberikan semangat dan setia menemani penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

3. Kedua adikku Puspita Ratri Wiji Trinasih dan Dyah Aprilia Suryaningsih yang selalu menghibur penulis ketika penulis merasa lelah dalam menyelesaikan laporan ini

4. Embah kakung dan putri yang senantiasa memberikan semangat yang tak pernah lupa ketika penulis akan berangkat kuliah.

5. Ibu Nurlaila S. Kep. Ns. M. Kep. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan dan sekaligus Dosen Pembimbing dan Penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan – masukan inspirasi, perasaan nyaman dalam memberikan bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

(6)

vi

7. Semua dosen Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.

Penulis menyadari betul bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan dikemudian hari. Harapan penulis semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Allahuma Aamiin.

Gombong, 31 Juli 2017

(7)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ...iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

B. Kerangka Konsep Studi Kasus ... 24

BAB III METODE STUDI KASUS ... 25

A. Rancangan Studi Kasus ... 25

B. Subjek Studi Kasus ... 25

C. Fokus Studi Kasus ... 26

D. Definisi Operasional ... 26

E. Instrument Studi Kasus ... 28

F. Metode Pengumpulan Data ... 28

G. Lokasi & Waktu Studi Kasus ... 29

H. Analisis Data dan Penyajian Data ... 29

(8)

viii

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Studi Kasus ... 31

B. Pembahasan ... 34

C. Keterbatasan Studi Kasus ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Sebelum dan Sesudah

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Agustus 2017

Andrearretha Anggita Putri¹, Nurlaila, S. Kep. Ns. M. Kep²

PENERAPAN TERAPI INHALASI UNTUK MENGURANGI GEJALA SESAK NAFAS PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

xiii + 40 halaman + 1 gambar + 1 tabel + 10 lampiran

ABSTRAK

Latar belakang: Bronkopneumonia adalah salah satu penyebab kematian anak usia balita di dunia. Tatalaksana pasien anak dengan bronkopneumonia di rumah sakit secara farmakologi biasanya menggunakan terapi inhalasi. Terapi ini dilakukan dengan memberikan obat secara langsung pada saluran nafas melalui hirupan uap. Tujuan Penulisan: Untuk mengetahui gambaran penerapan terapi inhalasi dapat mengurangi gejala sesak nafas pada anak dengan bronkopneumonia.

Metode Penulisan: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian adalah pasien anak yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosa medis Bronkopneumonia. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Analisis dan penyajian data menggunakan teknik naratif dan distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian: Sesudah diberikan terapi suara nafas yang tadinya ronkhi basah menjadi vesikuler, nafas cepat lebih dari 50 x/menit menjadi 30-50 x/menit, tidak ada pernafasan cuping hidung dan tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

Pembahasan: Pemberian terapi inhalasi menggunakan obat combivent yang dapat melebarkan saluran pernafasan bagian bronkus, sehingga membuat keluhan seperti sesak nafas dan adanya bunyi saat bernafas menjadi menghilang.

Kesimpulan: Terapi inhalasi dapat mengurangi gejala sesak nafas pada anak dengan bronkopneumonia.

Kata kunci : bronkopneumonia, sesak nafas, terapi inhalasi

(13)

D III Program of Nursing Departement

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017

Andrearretha Anggita Putri¹, Nurlaila, S. Kep. Ns. M. Kep²

ABSTRACT

THE APPLICATION OF INHALATION THERAPY TO REDUCE SHORT OF BREATH SYMPTOMS OF A CHILD WITH BRONCHOPNEUMONIA

IN MELATI WARD OF DR. SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN

Background: Bronchopneumonia is one of the causes of mortality of children under five years old in the world. Management of bronchopneumonia of pediatric patients in hospital is pharmacological therapy. This is usually done by inhalation, i.e. by giving drugs directly to the respiratory tract through steam inhalation. Objective: To describe the application of inhalation therapy to reduce the symptoms of short of breath of a child with bronchopneumonia.

Method: This study is an analytical descriptive with case study approach. The subject was a child being hospitalized with a medical diagnosis of bronchopneumonia. Data was collected through interviews, observation, physical examination and documentation. Analysis and presentation of data were conducted by using narrative techniques and frequency distribution.

Result: After having inhalation therapy, the audible respiratory sound in wet ronchi became vesicular, the rapid breathing over 50 x/minute became 30-50 x/minute, no nostrils breathing, and no chest wall pulling inside.

Discussion: Inhalation therapy by consuming combivent drugs can widen the bronchial respiratory tract. Therefore no more complaints, such as short of breath and no sound when breathing.

Conclusion: Inhalation therapy can decrease short of breath of a client with bronchopneumonia.

Keywords: Bronchopneumonia, short of breath, inhalation therapy

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan terhadap penyakit. Salah satu penyebab terbesar kematian pada anak usia balita di dunia adalah pneumonia ataupun bronkopneumonia. Pneumonia menjadi target dalam Millenium Development Goals (MDGs), sebagai upaya untuk mengurangi angka kematian anak. Sampai saat ini, penyakit pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia. Diperkirakan ada 20% kematian anak diakibatkan oleh pneumonia, melebihi kematian akibat AIDS, malaria dan tuberkulosis. Di Indonesia, pneumonia juga merupakan urutan kedua penyebab kematian pada balita setelah diare (WHO 2013).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 angka kejadian penderita pneumonia maupun bronkopneumonia di Indonesia sebanyak 13,6% pada usia 0 – 11 bulan, 21,7% pada usia 12 – 23 bulan 21,0%. Riskesdas melaporkan kejadian pneumonia pada sebulan terakhir mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 sebesar 2,1% menjadi 2,7% pada tahun 2013. Kematian balita yang disebabkan oleh pneumonia tahun 2007 yaitu sebesar 15,5%, jumlah tersebut cukup tinggi.

Demikian juga hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), yang melaporkan bahwa prevalensi pneumonia dari tahun ke tahun terus meningkat, yaitu 7,6% pada tahun 2002 menjadi 11,2% pada tahun 2007, pada tahun 2010 sebesar 17,5%, dan pada tahun 2013 sebesar 18,5%.

(15)

2

tubuh mengalami kekurangan oksigen. Bahkan pada kasus yang parah, pasien akan menunjukan gejala menggigil, mengeluarkan lendir hijau saat batuk, serta nyeri pada dada (Misnadiarly, 2008)

Bronkopneumonia yang disebabkan oleh virus umumnya dapat sembuh dengan pengobatan diberikan hanya bersifat mengurangi gejala, seperti obat untuk batuk dan demam. Pengobatan dan perawatan pada pasien bronkopneumonia di rumah sakit antara lain dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya pemberian terapi simptomatik untuk meringankan gejala bronkopneumonia seperti batuk, demam, dahak produktif dan obstruksi saluran nafas. Bila terdapat obstruksi jalan nafas dan lendir serta ada febris, diberikan obat bronkodilator. Pada umumnya faktor penyebab obstruksi jalan nafas atas atau bawah pada anak dengan pneumonia yaitu karena peningkatan produksi sekret sebagai salah satu manifestasi adanya inflamasi pada saluran nafas (Hockenberry & Wilson, 2009).

Ketidakmampuan mengeluarkan sekret merupakan kendala yang sering dijumpai pada anak usia bayi sampai anak usia pra sekolah. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut reflek batuk masih sangat lemah. Tatalaksana pasien anak di rumah sakit secara farmakologi biasanya menggunakan terapi inhalasi yang memberikan obat secara langsung pada saluran nafas melalui hirupan uap untuk mengurangi gejala sesak nafas pada jalan nafas akibat sekret yang berlebihan (Potter & Perry, 2006).

(16)

3

Pentingnya pengobatan dan perawatan terhadap penyakit bronkopnemonia, maka penulis akan membahas tentang pemberian terapi inhalasi terhadap pasien bronkopneumonia untuk mengurangi gejala sesak nafas.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengambil kasus dengan judul “Penerapan Terapi Inhalasi Untuk Mengurangi Gejala Sesak Nafas Pada Pasien Anak Dengan Bronkopneumonia di RSUD Kebumen”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan penerapan terapi inhalasi dapat mengurangi gejala sesak nafas pada anak dengan bronkopneumonia?

C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum

Menggambarkan penerapan terapi inhalasi dapat mengurangi gejala sesak nafas pada anak.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan adanya suara nafas tambahan, frekuensi nafas, irama nafas, tarikan dinding dada ke dalam, dan adanya pernafasan cuping hidung sebelum diberikan terapi inhalasi. b. Menggambarkan adanya suara nafas tambahan, frekuensi nafas,

(17)

4

D. Manfaat Studi Kasus

Karya tulis ini, diharapkan memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara meredakan sesak nafas pada pasien Bronkopneumonia dengan menggunakan terapi inhalasi.

2. Bagi Pengembangan Ilmu Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan tentang cara meredakan sesak nafas pada pasien Bronkopneumonia dengan menggunakan terapi inhalasi.

3. Penulis

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer. (2010). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius.

A. Aziz. Alimul Hidayat. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Arifin Zainul, Ratnawati Mamik. (2015). Asuhan Keperawatan Padea Pasien Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Pola Nafas di Paviliun Cempaka RSUD Jombang. Jurnal Ilmiah Keperawatan Volume 1 nomer 2.

Athena Anwar, Ika Dharmayanti. (2014). Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014. Hal: 359 – 365.

Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan. (2013). Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan.

Bambang Supriyatno, Heda Melinda D Nataprawira. (2002), Terapi Inhalasi Pada Asma Anak. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September (2002: 67 – 73).

Bulechek, G, M, Butche, H, K, Dochterman, J, M & Wagner, C, M. (2015). Nursing Intervention Classification (NIC) edisi keenam, Nurjanah, I & York Tumanggor, R, D (2015) (alih Bahasa), CV Mocomedia.

Christian T. Kaunang, Ari L. Runtunuwu, Audrey M. I. Wahani. (2016). Gambaran Karakteristik Pneumonia Pada Anak Yang Dirawat Di Ruang Perawatan Intensif Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2013 – 2015. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016.

Djaharrudin, dkk. (2015). Pegangan Mahasiswa: Ketrampilan Klinis Terapi Inhalasi Nebulisasi. Makassar: Fakultas Kedokteran Unniversitas Hasanuddin 2015.

Herdman, T, H. (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014. Jakarta: EGC.

Herdman, T, H. (2015). NANDA International Inc. Nursing Diagnosa: Definitions & Classification 2015 – 2017, Keliat, , A, et al (Alih Bahasa). Jakarta: EGC. http://www.kapukonline.com/2011/10/oscaperawatinhalasinebulizer.html.

(19)

Indri Savitri Idrus, Faisal Yunus, Sita Laksmi Andarini, Arini Setiawati. (2012). Perbandingan Efek Salbutamol dengan Salbutamol yang Diencerkan dengan NaCl 0,9% pada Pasien Dewasa dengan Asma Akut Sedang di RS Persahabatan. Jurnal Respirasi Indonesia. Vol. 32. No. 3 Juli 2012.

Kartasasmita, CB. (2010). Pneumonia Pembunuh Balita. Buletin jendela Epidemiologi; 3; 22-26

Katzung, B.G. (2006), Farmakologi Dasar & Klinik, Ed.I, Salemba Medika, Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (2013). Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.

Lumbantobing, Valentina B. M. Efektivitas Terapi Nebulizer Dengan Ipratropium Dan Fenoterol Terhadap Saturasi Oksigen. Universitas Padjajaran.

Misnadiarly. (2008). Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Orang Dewasa, Usia Lanjut Edisi 1, Jakarta, Pustaka Obor Populer.

Ngastiah (2008). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC Speirs, A.L. (1992). Pediatrics for nurses, (Terj. Dr, Sidhartani Zain). Semarang: IKIP Semarang Press.

Nur Rochmah Kurnianti. (2015). Perbedaan Efektivitas Pemberian Nebulizer Dengan Menggunakan Mouthpiece Dibandingkan Dengan Masker Pada Penderita Asma Akut Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (Bbkpm) Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Potter P. A & Perry A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.

Raharjoe, N.N. (2008). Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Rahayu, Puji. (2015). Etika Penelitian Kesehatan. Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD Dr. Saiful Anwar, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

(20)

Rihiantoro, Tori. (2014). Pengaruh Pemberian Bronkodilator Inhalasi Dengan Pengenceran Dan Tanpa Pengenceran Nacl 0,9% Terhadap Fungsi Paru Pada Pasien Asma. Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014.

Riyadi, Sujono & Sukarmin. (2009), Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rr. Shintya Dewi Paramanindi. (2014). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada Pasien Bronkopneumonia Di Ruang Rawat Inap Anak Lantai III Selatan RSUD Fatmawati Jakarta. Karya Ilmiah Akhir Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesi Ilmu Keperawatan Depok 2014.

Sedayu, Vera Wilis. (2012). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada An. K Dengan Bronkopneumonia Di Ruang Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Surakarta.

Sejati, Galih Adi Patria, Dion Kunto Fatkhurianto. (2013). Pemberian Terapi Nebulizer Sebagai Intervensi Bersihan Jalan Nafas Pada Anak Dengan Bronkopneumonia. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol 2, No 3 (2013).

Soemarno,dkk. (2013). Perbedaan Postural Drainase dan Latihan Batuk Efektif pada Interverensi Nebulizer terhadap Penurunan Frekuensi Batuk pada Asma Bronchiale anak usia 3-5 Tahun. Jurnal Fisioterapi. Vol.13. No.1: April 2013.

Soemarno, Yulsefni Slamet. (2005). Perbedaan Pengaruh Pemberian MWD, Inhalasi, Postural Drainage Satu Kali Sehari Dan Dua Kali Sehari Terhadap Penuruan Sesak Pada Penderita Asma Bronchiale. Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 5 No. 2, Oktober 2005.

Somantri, Irman. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Supriyanto Bambang, Nastiti Kuswandani. (2008). Buku Ajar Respirologi. Edisi 1. EGC: Jakarta.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.

Sulistyaningsih, (2012). Metodelogi Penelitian Kebidanan Kebidanan Kuantatif-Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(21)

Unicef/WHO. (2006). Pneumonia: The Forgotten Killer of Children. Geneva: The United Nations Children’s Fund/World Health Organization.

Utomo, Rezky Putro. (2017). Upaya Memperbaiki Kebersihan Jalan Nafas Pada Pasien Pneumonia. Surakarta.

Wahyuni, Lutfi. (2015). Pengaruh Pemberian Nebulizer dan Batuk Efektif Terhadap Status Pernafasan Pasien COPD. Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Wong. Donna. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 6 Vol. 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

World Health Organization. (2009). Buku Saku Pelayanan Anak Di Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama Di Kabupaten. WHO: alih bahasa, Tim Adaptasi Indonesia. Jakarta: 2009.

World Health Organization. (2013). Pneumonia. Fact sheet N°331 [cited 2013 Nov 13]. Available from:

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Sebelum dan Sesudah

Referensi

Dokumen terkait

Forum Anak Jebres (FANBRES) menjadi salah satu upaya Pemerintah Kelurahan Jebres untuk mewujudkan Kelurahan Layak Anak yang turut melibatkan anak untuk berpartisipasi

Perintah ps dapat digunakan untuk menunjukkan semua proses yang sedang.. berjalan pada mesin (bukan hanya proses pada shell saat ini) dengan

Bandeng Juwana tidak hanya mengolah kreatifitas dalam pembuatan ikan bandeng menjadi berbagai macam produk olahan, tetapi juga sangat memperhatikan mutu ikan bandeng

Data jumlah kumulatif geliat mencit dan hasil analisis statistik pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat terhadap ekstrak etanol daun kepel. Data jumlah geliat mencit

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Perancangan Proyek Akhir periode 06

Berdasarkan tabel 7 di atas, hasil penelitian tingkat disiplin diri para siswa kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 terhadap peraturan sekolah secara

Data Kadar Gula Darah dan Berat Badan Tikus Treatment Sonde Sorbet Buah Naga Merah dengan Penambahan Isolat Protein 50

IKA DEWI MERHANINGSIH, D1514051, “ PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) USAHA PERORANGAN TOKO PENJUALAN BARANG DI DINAS PENANAMAN MODAL