BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa
polutan sama sekali. Beberapa gas seperti sulfur dioksida vulkanik, hidrogen
sulfida, dan karbon monoksida selalu dibebaskan ke udara sebagai produk
sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan
sampah tanaman, kebakaran hutan, dan sebagainya (Fardiaz,1992).
Udara tidak tampak, sehingga sering kita anggap tidak ada. Di
sekitar kita ada 5,8 miliar ton udara, sehingga makin jauh dari bumi
kerapatan udara makin kecil. Makhluk hidup bergantung kepada selapis
udara setebal 900 km. Jika bumi dikecilkan sampai garis tengahnya 5 cm,
maka lapisan udara tempat kita hidup akan lebih tipis dari sehelai kertas.
Ilmuwan menduga bahwa 95 % makhluk hidup di bumi didukung oleh
lapisan udara setebal 3 km dari permukaan bumi (Sastrawijaya, 1991).
Keberadaan udara peranannya sangat penting bagi kehidupan di
permukaan bumi, tanpa adanya udara kehidupan di muka bumi tidak dapat
berlangsung. Udara yang dibutuhkan semua makhluk hidup berupa
campuran berbagai gas. Gas ialah suatu substansi yang terdiri atas
molekul-molekul yang bergerak cepat ke arah yang tidak beraturan, sehingga
menekan ke segala arah dan selalu mengisi penuh ruang yang diberikan
2.2 Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah jika udara di atmosfer dicampuri dengan zat
atau radiasi yang dapat berpengaruh jelek terhadap organisme hidup. Jumlah
pengotoran ini cukup banyak sehingga tidak dapat diabsorbsi atau
dihilangkan. Pengotoran ini umumnya bersifat alamiah misalnya gas
pembusukan, debu akibat erosi dan serbuk tepung sari yang terbawa angin
(Fardiaz, 1992).
Menurut Prawiro (1983), penyebab pencemaran udara dapat dibagi
menjadi tiga kategori antara lain:
1. Pergesekan permukaaan : pencemaran akibat pergesekan permukaan
menjadi penyebab utama pencemaran partikel padat di udara dan
ukurannya dapat bemacam-macam., misalnya penggergajian dan
pengeboran.
2. Penguapan : Perubahan fase cairan menjadi gas . penyubliman juga dapat
menambah uap di udara . Polusi udara banyak disebabkan oleh zat-zat
yang mudah menguap, seperti pelarut cair dan perekat, demikian pula
terjadi uap pencemar jika ada reaksi kimia pada suhu tinggi atau tekanan
rendah.
3. Pembakaran : Pada pembakaran menghasilkan senyawa karbondioksida
dan air disamping itu arang dan jelaga. Campuran berbagai hidrokarbon ini
mempunyai suhu penguapan yang berbeda-beda dan digunakan untuk
keperluan manusia yang berbeda-beda. Misalnya bahan bakar pesawat jet,
dan solar, sisanya dapat berupa aspal atau parafin. Jika berbagai
hidrokarbon di atas mengalami pembakaran sempurna maka akan
diperoleh karbondioksida, uap air, dan energi. Gas yang panas itu akan
digunakan untuk menekan piston berbagai mesin yang dimanfaatkan oleh
manusia.
Menurut Ryadi (1982), berdasarkan asal mula dan kelanjutan
perkembangan maka pencemar udara dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
1. Pencemar primer
Yaitu semua pencemar yang berbeda di udara dalam bentuk yang
hampir tidak berubah, sama seperti saat ia dibebaskan dari sumbernya
semula sebagai hasil dari suatu proses tertentu misalnya CO, NOx, CH4
dan lain-lain yang dikeluarkan dari tempat-tempat/industri-industri yang
melakukan pembakaran bahan bakar. Pencemaran primer umumnya
berasal dari sumber-sumber yang diakibatkan oleh aktivitas manusia,
antara lain sumber-sumber industri (cerobong-cerobong industri). Dalam
industri tersebut terdapat proses pembakaran yang menggunakan bahan
bakar/batubara atau proses-proses peleburan/pemurnian logam.
2. Pencemar sekunder
Yaitu semua pencemar di udara yang sudah berubah karena hasil
reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/polutan, umumnya
pencemar sekunder itu merupakan hasil antara pencemar primer dengan
kontaminan/polutan lain yang ada di dalam udara. Pencemar sekunder
pembentukan ozon, yang terjadi antara zat-zat hidrokarbon yang ada di
udara dengan NOx melalui pengaruh sinar ultra violet yang ada pada sinar
matahari.
Polutan dapat berbentuk bermacam-macam, ada yang natural dan
ada yang buatan manusia. Polutan ada yang berbentuk gas dan ada pula
yang berbentuk partikel-partikel, baik padat maupun cair.
Menurut Prawiro (1983), berdasarkan bentuknya pencemar udara dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pencemar udara berbentuk gas, misalnya CO, CO2, H2S, SO2, NO2 dan
lain sebagainya
2. Pencemar udara berbentuk partikel
Partikel atau benda-benda kecil yang beterbangan melayang-layang
di udara ada dua macam, yaitu:
a. Partikel cair
Terdiri dari uap air yang mengembun sebagai titik-titik air
dengan diameter lebih dari 1 mikron. Perwujudannya sebagai awan
yang tinggi letaknya atau kabut yang dekat dengan permukaan tanah.
b. Partikel Padat
Merupakan partikel yang sangat halus dan sering mencemari
yang berasal dari benda-benda yang dibakar, berupa asap hitam atau
asap putih.
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam.
Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum dan logam ini disimbolkan
dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok logam golongan IV-A
pada tabel Periodik unsur kimia. Timbal (Pb) mempunyai nomor atom (NA)
82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2 (Palar, 1994).
Timah hitam atau Pb merupakan bahan beracun yang sangat dikenal
dan lebih diteliti dalam jangka waktu yang lama. Timah hitam atau Pb dapat
mempengaruhi pembentukan sel-sel darah dalam sumsum tulang belakang dan
menghambat sintesis hemoglobin. Mekanisme kimiawi untuk menghambat
sintesis hemoglobin sangat mirip dengan mekanisme yang diberikan untuk
menghambat pembentukan klorofil di dalam tanaman (Connell & Miller,
1995).
Polusi timbal (Pb) dapat terjadi di udara, air maupun tanah.
Kandungan timbal di dalam tanah rata-rata adalah 16 ppm, tetapi pada
daerah-daerah tertentu mungkin dapat mencapai beberapa ribu ppm. Kandungan
timbal di dalam udara seharusnya rendah karena nilai tekanan uapnya rendah.
Penyebaran logam timbal di bumi sangat sedikit, jumlah timbal yang terdapat
di seluruh lapisan bumi hanyalah 0,0002% dari jumlah seluruh kerak bumi.
Jumlah ini sangat sedikit jika di bandingkan dengan jumlah kandungan logam
berat lainnya yang ada di bumi (Fardiaz, 1992).
Logam timbal atau Pb mempunyai sifat-sifat yang khusus antara lain
merupakan logam lunak, logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau
dibandingkan dengan logam-logam biasa dan sebagai penghantar listrik yang
tidak baik (Palar, 1994).
Tabel 2.1 Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya (Palar, 1994).
Bentuk persenyawaan Kegunaan
Pb + Sb Kabel telepon
Pb + As + Sn +Bi Kabel lisrik
Pb + Ni Senyawa azida untuk bahan peledak
Pb + Cr + Mo + Cl Untuk pewarnaan pada cat
Pb – asetat Pengkilapan keramik & Bahan anti api
Pb + Te Pembangkit listrik tenaga panas
Tetra metil –Pb & Tetraetil - Pb Aditive untuk bahan bakar kendaraan bermotor
2.4. Tanaman Mahoni ( Swietenia mahagoni)
Pohon mahoni (Swietenia mahagoni) banyak ditemukan di
pinggir-pinggir jalan sebagai pohon pelindung. Pohonnya besar cocok untuk berteduh.
Menurut van Steenis (2005), klasifikasi pohon mahoni (Swietenia mahagoni)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
Spesies : Swietenia mahagoni
Tanaman mahoni (Swietenia mahagoni) merupakan tanaman tahunan,
kayunya bergetah. Daunnya berupa daun majemuk, pangkal daun runcing, tepi
daun rata, tulang daun menyirip dengan panjang daun 3-15 cm. Daun yang
masih muda berwarna merah tapi kalau sudah tua berwarna hijau (van Steenis,
2005).
Bunga tanaman mahoni adalah bunga majemuk, tersusun dari
karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris, berwarna
coklat muda. Kelopak bunganya saling lepas satu sama lain dengan bentuk
menyerupai sendok, berwarna hijau. Mahkota bunga silindris, berwarna
kuning kecoklatan. Benang sari melekat pada mahkota. Kepala sari berwarna
putih/ kuning kecoklatan. Tanaman mahoni akan berbunga setelah umur 7
atau 8 tahun. Setelah berbunga tahap selanjutnya akan berbuah. Buah mahoni
merupakan buah kotak dengan bentuk bulat telur berlekuk lima. Ketika buah
masih kecil berwarna hijau dan setelah besar berwarna coklat. Di dalam buah
terdapat biji berbentuk pipih (van Steenis, 2005).
Tanaman mahoni tumbuh pada tipe iklim A sampai D, yaitu daerah
bermusim kering atau basah. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman