HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEMBARAN DAN DESA
LINGGASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMBARAN I
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Mencapai Derajat Sarjana S- 1
Disusun Oleh:
SUSANTO
NIM : 1311020145
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEMBARAN DAN DESA
LINGGASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMBARAN I
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2015
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Disusun Oleh :
Susanto
NIM : 1311020145
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEMBARAN DAN DESA
LINGGASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMBARAN I
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2015
SUSANTO
1311020145
Diperiksa dan disetujui:
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing I
Bunyamin Muchtasjar, ST., MT
NIK.2160137
Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEMBARAN DAN DESA
LINGGASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMBARAN I
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2015
SUSANTO
1311020145
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi
pada hari Kamis tanggal 26 Februari 2015
SUSUNAN PANITIA UJIAN
Ketua
Sekretaris
Penguji I
Penguji II
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Ns. Jebul Suroso S. Kp., M. Kep
Bunyamin Muchtasjar,ST.,MT
NIK.2160137
Yuliarti, S.KM., M.Kes
NIK.2160080
Kris linggardini, S.Kp., M.Kep
NIK. 2160195
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama
: Susanto
NIM
: 1311020145
Program Studi
: Sarjana Keperawatan
Fakultas/Universitas : Ilmu Kesehatan/Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya
saya dan bukan hasil penjiplakan hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini, dan apabila kelak dikemudian hari terbukti ada
unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Purwokerto, 26 Februari 2015
Yang membuat pernyataan,
MOTTO
Hidup merupakan sebuah kegelapan jika
tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua
hasrat keinginan adalah buta, jika tidak
disertai pengetahuan. Dan pengetahuan
adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran.
Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak
disertai cinta.
PERSEMBAHAN
Syukur alhamdulilah hamba panjatkan kehadirat-Mu Ya ALLah
S.W.T yang maha pengasih lagi maha penyayang karena atas
Ridhomu sebuah karya besar ini akhirnya berhasil terselesaikan.
Sebuah karya tulis ini saya persembahkan untuk:
Ibu Lamini dan bapak Boman, tercinta
Terimakasih atas kasih sayang dan pengorbanan untuk
membesarkan saya sampai sekarang ini dan seterusnya,
saya akan berusaha membalas semua pengorbanan itu,
berusaha membahagiakan, mewujudkan keinginan, harapan
dan cita-cita Ibu dan bapak.
Kakak-kakak dan Adik-adikku tersayang
Buat kakak-kakakku terimakasih atas saran-saran dan
nasehat mu selama ini.
Buat adik-adikku terimakasih atas dukungan dan selalu
memberi semangat. Semoga kalian menjadi orang yg pintar
dan sukses dalam meraih cita-cita.
Keluarga Besarku
Untuk semuanya terimakasih untuk do’a Restunya yang
selalu di berikan pada ku.
My love
Untuk Calon istriku ”Amika Puspita Rini” Makasih sayang,
untuk do’a dan dukungannya selama ini, semoga
“harapan-harapan Kita” dapat segera terwujud. Aminnn...
Semua keluarga penghuni E 6 perumahan Leduk Lestari
yang aku sayangi, Ayo semangat terus untuk berjuang
menyongsong hari esok lebih baik dan mengejar cita-cita
kita. Semoga Lekas Tercapai. Amin..
Semua sahabat dan teman-teman seangkatan dan
seperjuangan yang aku banggakan.
Tim sukses skripsiku
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEMBARAN DAN DESA
LINGGASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMBARAN I
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015
Susanto1, Bunyamin Muchtasjar2, Yuliarti3
1
Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2
Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto
3
Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Latar Belakang:
tingginya angka penyakit diare di Kecamatan Kembaran salah
satunya disebabkan oleh faktor PHBS. Faktor lingkungan juga mepengaruhi
penyebab terjadinya penyakit diare oleh karena itu PHBS harus ditekankan
kepada setiap anggota keluarga..
Tujuan:
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara PHBS dengan kejadian
diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015.
Metode Penelitian:
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
pendekatan
Cross Sectional
. Sampel yang digunakan adalah
purposive sampling,
sampel penelitian ini adalah semua balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari
sebanyak 90 responden. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat
.
Hasil Penelitian:
Terdapat hubungan yang signifikan antara PHBS dengan
kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari. Tingkat PHBS
menunjukan 68,9% dengan kategori cukup dan angka kejadian diare terjadi pada 2
bulan yang lalu sebesar 46,7%.
Kesimpulan:
Ada hubungan antara PHBS dengan kejadian diare pada balita di
Desa Kembaran dan Desa Linggasari dengan
p value
adalah 0,000
.KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabbarakatuh
Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kepada Allah
Subbhanahu
wataalla
, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya serta berbagai
kenikmatan yang tidak ternilai harganya berupa iman, Islam dan kesehatan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih Sehat Dengan Kejadian Diare Pada
Balita Di Desa Kembaran Dan Desa Linggasari Wilayah Kerja Puskesmas 1
Kembaran Kabupaten Banyumas”
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan dari banyak
pihak. Oleh karena itu, penulis berkenan untuk menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1.
Dr. H. Syamsuhadi Irsyad, SH., M.Hum., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Purwokerto yang telah membuat keputusan dalam penulisan
skripsi ini.
2.
Ns. Jebul Suroso S.Kp.,M. Kep., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis dan telah menyetujui penulisan skripsi ini.
4.
Bunyamin Muchtasjar, ST.,MT., Selaku Dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menulis skripsi ini.
5.
Yuliarti, S.KM.,M.Kes., Selaku Dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menulis skripsi ini.
6.
Kris Linggardini, S.Kp.,M.Kep., Selaku Dosen Penguji I yang banyak
memberikan kritik dan saran – saran yang membangun guna kesempurnaan
skripsi ini.
7.
Ns. Diyah Yulistika, S.Kep.,M.Kep., Selaku Dosen Penguji II yank
banyak memberikan kritik saran – saran yang membangun guna
kesempurnaan skripsi ini.
8.
Seluruh Dosen dan Staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan SI
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah
memberikan bekal ilmu, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.
9.
Kepala Puskesmas Kembaran I yang sudah memberikan izin untuk penelitian
di Desa Kembaran Dan Desa Linggasari.
10.
Kepada kedua orang tua, kakak, dan adik beserta keluarga yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa, semangat dan dukungan yang
sudah diberikan.
11.
Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2013 SI Keperawatan semuanya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu, tetap semangat, sukses dan tetap menjaga
tali silaturahmi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis mencari kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya usulan penelitian ini. Semoga Allah
Subbhanahu wataalla
memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Wassalamua’laikum warrahmatullahi wabbarakatuh.
Purwokerto, 26 Februari 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...
i
HALAMAN PERSETUJUAN
...
ii
HALAMAN PENGESAHAN
...
iii
SURAT PERNYATAAN
...
iv
MOTTO
...
v
PERSEMBAHAN
...
vi
ABSTRAK
...
vii
ABCTRACT
...
viii
KATA PENGANTAR
...
ix
DAFTAR ISI
...
xii
DAFTAR TABEL
...
xiv
DAFTAR GAMBAR
...
xv
DAFTAR LAMPIRAN
...
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
...
1
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Rumusan Masalah ...
4
C.
Tujuan Penelitian ...
5
D.
Manfaat Penelitian ...
6
E.
Keaslian Penelitian ...
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
...
9
A.
Pengetahuan ...
9
C.
Diare ... ...
14
D.
Perilaku hidup bersih sehat ...
27
E.
Kerangka teori ...
33
F.
Kerangka konsep penelitian ...
34
G.
Hipotesis Penelitian ...
34
BAB III METODE PENELITIAN
...
35
A.
Rancangan Penelitian ...
35
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ...
35
C.
Populasi dan sampel ...
35
D.
Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ...
39
E.
Instrumen penelitian ...
41
F.
Teknik pengumpulan data ...
44
G.
Pengolahan Data dan Analisa Data ...
45
H.
Etika Penelitian ...
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN HASIL
...
52
A.
Hasil penelitian ...
52
B.
Pembahasan ...
55
C.
Keterbatasan penelitian ...
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
...
62
A.
Kesimpulan ...
62
B.
Saran ...
62
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Definisi Operasional
40
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner
42
Tabel 4.1
Karakteristik ibu balita
52
Tabel 4.2
Perilaku hidup bersih sehat
53
Tabel 4.3
Kejadian diare
53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka teori
33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
kuesioner penelitian
Lampiran 2
Lembar Persetujuan (
Informed Consent
)
Lampiran 3
Lembar konsultasi
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEMBARAN DAN DESA
LINGGASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMBARAN I
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015
Latar Belakang:
tingginya angka penyakit diare di Kecamatan Kembaran salah
satunya disebabkan oleh faktor PHBS. Faktor lingkungan juga mepengaruhi
penyebab terjadinya penyakit diare oleh karena itu PHBS harus ditekankan
kepada setiap anggota keluarga..
Tujuan:
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara PHBS dengan kejadian
diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015.
Metode Penelitian:
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan
pendekatan
Cross Sectional
. Sampel yang digunakan adalah
purposive sampling,
sampel penelitian ini adalah semua balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari
sebanyak 90 responden. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat
.
Hasil Penelitian:
Terdapat hubungan yang signifikan antara PHBS dengan
kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari. Tingkat PHBS
menunjukan 68,9% dengan kategori cukup dan angka kejadian diare terjadi pada 2
bulan yang lalu sebesar 46,7%.
Kesimpulan:
Ada hubungan antara PHBS dengan kejadian diare pada balita di
Desa Kembaran dan Desa Linggasari dengan
p value
adalah 0,000
.Latar Belakang
Diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, dan sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Meskipun diare membunuh sekitar 4 juta orang/tahun di negara berkembang, ternyata diare juga masih merupakan masalah utama di negara maju. Di Amerika, setiap anak mengalami 7-15 episode diare dengan rata-rata usia 5 tahun. Di negara berkembang rata-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun mengalami episode diare 3 kali pertahun (WHO, 2009).
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Laporan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa penyakit Diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%) (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan data Dinkes Jateng tahun 2013 diketahui bahwa angka kejadian diare pada tahun 2013 sebesar 3,3% dengan karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%), tinggal di daerah pedesaan (5,3%) dan kelompok kuintil indeks kepemilikan terbawah (6,2%). Berdasarkan program Surveilance Terpadu Penyakit (STP) berbasis Puskesmas tahun 2013 di Kabupaten Banyumas, diare merupakan penyakit terbanyak yang diderita oleh balita, yaitu sebanyak 56,2 %. Adapun data kasus baru penderita rawat inap penyakit menular berbasis rumah sakit tahun 2013 menunjukkan bahwa diare masuk ke dalam urutan tiga teratas penyakit terbanyak. Sedangkan pada tahun 2012, tiga penyakit rawat inap terbanyak yang diderita balita adalah diare, DBD, dan tifus perut klinis (Dinkes Banyumas, 2013).
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, dua faktor yang sangat dominan adalah sarana
faktor ini akan berinteraksi bersama perilaku manusia, apabila faktor lingkungan yang tidak sehat karena tercemar bakteri atau virus serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare (Depkes RI, 2005).
Menurut Sucipto (2003), penyebab diare pada anak balita adalah ketersediaan air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut penelitian Nilton, dkk (2008) faktor-faktor penyebab diare adalah menggunakan air sumur, minum air yang tidak dimasak, sumur < 10 meter, tidak mempunyai jamban, tidak menggunakan jamban, tidak mempunyai tempat sampah dan tidak cuci tangan.
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2011). PHBS di tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan data Riskesdas (2013), proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS baik pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2007. Proporsi nasional rumah tangga PHBS baik pada tahun 2007 adalah sebesar 38,7% dan proporsi nasional rumah tangga PHBS baik pada tahun 2013 adalah sebesar 32,2%, dengan proporsi tertinggi pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%). Proporsi rumah tangga dengan PHBS baik lebih tinggi di perkotaan (41,5%) dibandingkan di perdesaan (22,8%). Terdapat 20 dari 33 provinsi yang masih memiliki rumah tangga PHBS baik di bawah proporsi nasional.
2012).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara PHBS dengan kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015?”.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara PHBS dengan kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu balita meliputi umur, pendidikan, pekerjaan di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015. b. Untuk mengetahui PHBS di Desa
Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015.
c. Untuk mengetahui kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015. d. Menganalisis hubungan antara
PHBS dengan kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015.
Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran secara nyata, memperkuat dan mengembangkan teori yang ada serta menambah wawasan ilmu pengetahuan berkenaan dengan pelaksanaan PHBS dan kejadian diare pada balita.
2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang metode penelitian serta dapat memberikan informasi yang cukup jelas bagi peneliti mengenai hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan kejadian diare pada balita dan pengalaman khususnya dalam mengadakan
digunakan sebagai data masyarakat yang melakukan PHBS serta bahan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah kesehatan mengenai pencegahan penyakit dan sebagai bahan informasi dalam mengoptimalkan program-program PHBS.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya dalam memperbanyak referensi tentang PHBS dengan kejadian diare dan sebagai acuan penelitian selanjutnya.
d. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dalam upaya peningkatan pelayanan keperawatan pada keluarga tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya untuk pencegahan penyakit dan diharapkan perawat menjadi change agent dalam masyarakat untuk merubah paradigma sakit menjadi paradigma sehat.
Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling, sampel penelitian ini adalah semua balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari sebanyak 90 responden. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat
Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Karakteristik ibu balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015
Karakteristik (f) (%)
Umur
a. < 20 tahun 25 27,8
b. 20-30 tahun c. 30-40 tahun
42 23
46,6 25,6 Pendidikan
a. SD 9 10
b. SMP-SMA 39 43,3
c. PT 42 46,7
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui karakteristik responden, berdasarkan umur sebagian besar umur responden adalah 20-30 tahun (46,6%) dan sebagian kecil umur responden adalah 30-40 tahun (25,6%), berdasarkan pendidikan sebagian besar pendidikan responden adalah SMP-SMA sebanyak (43,3%) dan sebagian kecil pendidikan responden adalah SD (10%), berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden tidak bekerja (50%) dan sebagian kecil bekerja tetap (23,3%).
2. Perlaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015
PHBS (f) (%)
Baik 17 18,9
Cukup 62 68,9
Kurang 11 12,2
Jumlah 90 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar Perlaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) responden adalah cukup (68,9%) dan sebagian kecil adalah kurang (12,2%). 3. Kejadian diare pada balita di Desa
Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015
Diare (f) (%)
1 Bulan yang Lalu 26 28,9
2 Bulan yang Lalu 42 46,7
3 Bulan yang Lalu 22 24,4
Total 90 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar kejadian diare pada balita adalah 2 bulan yang lalu (46,7%) dan sebagian kecil adalah 3 bulan yang lalu (24,4%).
4. Hubungan antara Perlaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan PHBS baik sebagian besar kejadian diare adalah 3 bulan yang lalu (64,7%), responden dengan PHBS cukup sebagian besar kejadian diare adalah 2 bulan yang lalu (56,5%) dan responden dengan PHBS kurang sebagian besar kejadian diare adalah 1 bulan yang lalu (54,5%).
nilai p value adalah 0,000, yang artinya p value< α (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara PHBS dengan kejadian diare pada balita.
Pembahasan
1. Karakteristik ibu balita meliputi umur, pendidikan, pekerjaan di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui karakteristik responden, berdasarkan umur sebagian besar umur responden adalah 20-30 tahun (46,6%) dan sebagian kecil umur responden adalah 30-40 tahun (25,6%), berdasarkan pendidikan sebagian besar pendidikan responden adalah SMP-SMA sebanyak (43,3%) dan sebagian kecil pendidikan responden adalah SD (10%), berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden tidak bekerja (50%) dan sebagian kecil bekerja tetap (23,3%).
Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar umur responden adalah 20-30 tahun. Menurut Fikri Ahzul (2008) golongan umur dibedakan menjadi 3 golongan antara lain: 20-30 tahun yaitu golongan dewasa awal 30-59 tahun yaitu golongan dewasa madya dan umur 60 tahun ke atas adalah golongan dewasa akhir.
Hasil penelitian diketahui bahwa PHBS responden lebih baik dengan meningkatkanya umur responden, hal ini sejalan dengan teori oleh Notoatmodjo (2007), bahwa semakin bertambahnya umur seseorang maka akan semakin matang cara mereka berpikir dan akan semakin banyak pula pengetahuan yang mereka dapatkan dari berbagai sumber, dengan banyaknya pengetahuan yang mereka dapat, maka mereka akan memiliki pengetahuan yang baik.
cair (fluid intelligence) yaitu kemampuan seseorang untuk bernalar secara abstrak mulai mengalami penurunan (King, 2010).
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah SMP-SMA (43,3%), berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula perilaku masyarakat yang melakukan terapan hidup bersih dan sehat. Hal ini sejalan dengan teori oleh Yuwono (2008) bahwa pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang bahwa pendidikan untuk hidup bersih dan sehat tidak hanya diajarkan di sekolah, tetapi juga suda diajarkan sejak kecil di rumah. Sehingga akan tebentuk perilaku atau kebiasaan untuk peilaku hidup bersih dan sehat.
Hasil penelitian juga didapatkan responden dengan pendidikan terakhir SD (10%), menurut Yuwono (2008) tingkat pendidikan yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan untuk mengubah suatu perilaku tersebut maka perlu dilakukannya proses pendidikan atau penyuluhan yang berujuan untuk mengubah kesadaran dan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik untuk tercapainya masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui pekerjaan masyarakat adalah tidak bekerja (50%), dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pengaruh minimnya tingkat pekerjaan masyarakat tersebut yakni karena dapat dilihat dari tingkat pendidikan terakhir masyarakat adalah SD.
Hasil penelitian juga didapatkan sebanyak 23,3% responden memiliki pekerjaan yang tetap antara lain sebagai pegawai pabrik atau berdagang. Dengan memiliki pekerjaan yang tetap akan membuat responden memiliki status sosial ekonomi yang mencukupi hal ini
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zaahara yang dilakukan di Bekasi (2001) dimana Zaahara mengatakan bahwa status sosial ekonomi mempunyai huungan yang positif dan signifikan dengan perilaku hidup sehat, semakin tinggi status sosial ekonomi keluarga, maka makin tinggi pula atau semakin baik pula perilaku hidup sehat keluarga dan sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi keluarga makin buruk pula perilaku hidup sehatnya
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulhareni (2004), hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap seseorang yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain dari pengalaman seseorang berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi, media massa, petugas kesehatan, orang tua, teman, maupun orang yang dianggap penting.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar PHBS responden adalah cukup (68,9%) dan sebagian kecil adalah kurang (12,2%).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam penelitian ini dilihat tentang penggunaan air bersih, penggunaan jamban dan cuci tangan pakai sabun. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat responden di Desa Kembaran dan Desa Linggasari adalah cukup dan baik. Hal ini menunjukkan tindakan responden yang baik terhadap kebersihan diharapkan dapat mengurangi atau bahkan mencegah kejadian diare. Hal ini menunjukkan responden mempunyai perhatian khusus pada penggunaan air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, penggunaan jamban sehat seperti jamban tidak bau, mudah dibersihkan, ada ventilasi dan selalu cuci tangan sebelum makan dan sesudah dari WC.
minum, memasak, mandi, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya haruslah air bersih, agar tidak terkena atau terhindar dari penyakit dan menggunakan jamban sehat adalah setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir serta cuci tangan pakai sabun selain membantu singkatnya waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari dengan sabun dapat menghilangkan bakteri yang tidak tampak, minyak/ lemak/ kotoran di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan, bau wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh setelah menggunakan sabun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Napu (2012), bahwa kurangnya praktik atau tindakan responden melakukan PHBS, dimana hanya 12,5% responden dari 100% responden yang melakukan 10 indikator PHBS.
3. Kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015
Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar kejadian diare pada balita adalah 2 bulan yang lalu (46,7%) dan sebagian kecil adalah 3 bulan yang lalu (24,4%).
Kejadian diare dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Soegijanto (2009), banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor tidak langsung yang menyebabkan diare. Perilaku sehat seseorang berhubungan dengan tindakanya dalam memelihara dan meningkatkan status kesehatan antara lain pencegahan penyakit, kebersihan diri, pemilihan makanan sehat dan bergizi serta kebersihan lingkungan. Keadaan kesehatan yang tidak baik mempengaruhi terhadap terjadinya penyakit diare dibandingkan dalam kesehatan yang baik (Suriadi, 2010).
Hal tersebut didukung oleh
penelitian kejadian diare pada sampel yang tidak PHBS sebanyak 17 sampel, sedangkan untuk sampel yang PHBS dengan kejadian diare hanya 1 sampel. Hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara PHBS dengan kejadian diare. Faktor lingkungan yang paling dominan menyebabkan diare yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Soegijanto, 2009).
4. Hubungan antara PHBS dengan kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar PHBS responden adalah cukup dengan kejadian diare sebagian besar adalah 2 bulan yang lalu sebanyak 35 responden (56,5%). Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai p value adalah 0,000, yang artinya p value< α (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara PHBS dengan kejadian diare pada balita.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara PHBS dengan kejadian diare, perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor tidak langsung yang menyebabkan diare. Perilaku sehat seseorang berhubungan dengan tindakanya dalam memelihara dan meningkatkan status kesehatan antara lain pencegahan penyakit, kebersihan diri, pemilihan makanan sehat dan bergizi serta kebersihan lingkungan.
Hal ini didukung hasil penelitian Utari (2008) bahwa terdapat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare. Besar kekuatan korelasi antara perilaku hidup bersih dan sehat adalah sebesar 0,540 yang menunjukkan korelasi sedang.
tindakan-kebersihan diri, pemilihan makanan sehat dan bergizi, hygiene pribadi dan sanitasi lingkungan. Menurut penelitian Subagijo (2006) orang yang memiliki perilaku hidup yang tidak baik memiliki resiko 3,500 kali lebih besar menderita diare dibandingkan pada orang yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat. Penelitian ini sejalan dengan yang didapatkan oleh Endri Budy Kalista (2012) menyatakan bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) memiliki hubungan yang siginifikan terhadap kejadian diare pada balita.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara PHBS dengan kejadian diare pada balita di Desa Kembaran dan Desa Linggasari dengan nilai p value adalah 0,000. Dengan perilaku hidup bersih dan sehat responden sebagian besar adalah cukup (68,9%) dan kejadian diare sebagian besar adalah 2 bulan yang lalu (46,7%).
Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan untuk dapat mengajarkan kepada keluarga tentang cara perilaku hidup bersih dan sehat sehingga akan dapat mengurangi tingkat kejadian diare yang akhirnya juga dapat meningkatkan kesehatan anak dan keluarga.
2. Bagi Responden
Diharapkan agar dapat meningkatkan perilaku keluarga untuk melakukan PHBS dan menjaga kebersihan lingkungan sehingga akan dapat mengurnagi kejadia diare pada balita. 3. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian dapat dijadikan materi dalam pembelajaran khususnya dalam pemberian materi tentang hubungan PHBS dengan kejadian diare.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya