BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Diare merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang utama untuk
anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia. World Health Organization (WHO)
menyatakan kematian anak di bawah usia 5 tahun mencapai angka 6,9 juta anak
pada tahu 2011 dari 14 % dari kematian tersebut di sebabkan oleh diaita tiap
tahunya di sdere di perkirakan 2,5 miliar anak di bawah umur lima tahun
menderita diare tiap tahunya di seluruh dunia, lebih dari setegah kasus
Kalimantan barat permaslahanya diare di sebebkan oleh lingkungan dan
buruknya perilaku kesehatan masyarakat. peningkatan kualitas anak berperan
penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan bayi, dan
sampai anak balita. Kelangsungan hidup anak adalah anak tidak meninggal pada
awal kehidupanya sampai mencapai usia di atas lima tahun ( Depkes RI, 2011)
Mengingat Indonesia memiliki beban yang sangat berat karena wilayah
yang sangt luas serta jumlah penduduk yang banyak dan sangat heterogen. Upaya
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada balita dengan tujuan
pembagunan millennium atau Millennium development goals (MDGS). nomor 4
yaitu penurunan angka kematian anak sampai dua – pertiganya pada tahun 2015.
Penyebab kematian anak terbanyak saat ini masih di akibatkan oleh diare, dan
pneumonia akibat keterlambatan mengakses pelayanan kesehatan (Widjaja,
Angka kematian anak adalah jumlah jumlah kematian anak berusia 1 -
5 tahun selama 1 tahun tertentu per 1.000 anak pada usia yang sama pada
pertengahan tahun. angka kematian anak mencerminkan kondisi kesehatan
lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka
kematian anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk (Anik,
2010)
Menurut data World Health Organization ( WHO ) pada setiap negara
tahun 2009 diare adalah penyebab kematian kedua pada anak di bawah 5 tahun,
data di negara maju seperti Singapore 3 per 1.000, kematian Brunai Darussalam
8 per 1.000 kematian dan di Thailand 1, 3 kali lebih tinggi dari negara
berkembang di Indonesia menduduki rangking ke 6 angka kematian balita jika di
bandingkan dengan negara – negara asean lainya yakni, 3, 4 kali lebih tinggi
permasalahn diare disebabkan oleh lingkungan dan buruknya perilaku kesehatan
masyarakat (Sadikin, 2011)
Angka kejadian diare di Sumatera utara berdasarkan data yang di peroleh
di dinas kesehatan porvinsi Sumatera utara, kasus kejadian diare di kota medan
sepanjang tahun 2011 sebanyak 29, 375 kasus, sedangkan di tahun 2012, kasus
diare di provinsi Sumatera utara sebanyak 215, 651 kasus dengan rincian 212.729
kasus mendapat pelayanan sarana kesehatan sedangkan, tahun 2012 kasus diare
sebanyak 222.682 kasus.dengan rincianya 220,460 kasus di sarana kesehatan dan
2, 222 di temukan di masyarakat. Selain Medan diare tahun 2011 kejadian
terbanyak di Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 17, 529 kasus, Kabupaten
korban meninggal dan di Kabupaten Simalungun sebanyak 29, 769 kasus
(Depkes, 2013)
Tingginya angka kejadian diare pada balita banyak disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah perilaku, dan pengetahuan. Perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat di kabupaten deli serdang kurang baik, sebab pada
tahun 2011 angka kejadian diare hasil pemantauan sebanyak dari 129 412 rumah
tangga yang di pantau hanya 3,6 07% rumah yang berperilaku hidup bersih dan
sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat yang baik di puskesmas patumbak hanya
di lakukan sebanyak 37, 07% keluarga. Tingkat pengetahuan mengenai perilaku
yang buruk dapat mempengaruhi kejadian diare. Hubungan antara pengetahuan
dan perilaku hidup bersih dan sehat , oleh karena itu semakin meningkatnya
pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat juga dapat semakin baik
dengan demikian resiko diare menurun ( Ramdiati, 2012)
Survai awal 30 desember 2014 di dinas kesehatan provinsi Sumatera utara
angka kematian yang di akibatkan oleh diare pada balita dari keseluruhan
Kabupaten dan Kecamatan 200 – 320 per 1000 penduduk (Dinkes, 2012) faktor –
faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah pngetahuan dan perilaku,
lingkungan, praktik penyapihan yang buruk, dan malnutrisi. Diare dapat menyebar
melalui praktik – praktik yang tidak higienis seperti penyiapan makanan dengan
tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar atau membersihkan tinja
seorang anak serta memberikan seorang anak bermain di daerah mana ada tinja
yang terkontaminasi bakteri penyebab diare (Depkes, 2010)
Berdasarkan uraian di atas maka penulis perlu untuk mengadakan
( PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang tahun 2015
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan
perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita usia 1 – 5
tahun di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang tahun
2015?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan dengan
kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten
Deli Serdang tahun 2015
2.Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang penyakit
diare di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
tahun 2015
b. Mengidentifikasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dengan
kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang tahun 2015
c. Mengidentifikasi kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan
D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis
a. Sebagai salah satu sumber informasi tentang hubungan antara pengetahuan
dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian dan upaya
pencegahan penyakit diare pada balita.
b. Sebagai pengembangan ilmu kesehatan khususnya tenaga kesehatan yang
di bagian kebidanan yang berhubungan dengan pengetahuan dan
perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita, upaya
pencegahan dan penaggulangan penyakit diare.
2. Bagi Dinas Kesehatan Dan Puskesmas
a. Memberikan masukan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan di masyarakat.
b. Sebagai bahan masukan dalam merencanakan program untuk upaya
pencegahan penyakit diare khususnya pada balita
c. Bagi Masyarakat / Keluarga
Menimbulkan kesadaran bagi keluarga atau masyarakat akan pentingnya
upaya pencegahan penyakit diare, serta kecepatan dan ketepatan dalam
memberikan pertolongan baik secara mandiri maupun dengan
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia.
3. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan sebagai sumber
informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya, yang berhubungan