HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT(PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA
DI DESA MARINDAL KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN
DELI SERDANG
DEWI HARAHAP
145102050
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Abstrak
Latar belakang : Diare menempati peringkat ke – 2 penyebab kematian anak di bawah lima tahun, lebih dari setengah kejadian diare di asia dan afrika. Di Indonesia khusus nya di sumatera utara angka kematian yang diakibatkan oleh diare pada balita dari keseluruhan kabupaten dan kecamatan pada tahun 2012 berjumlah 200 – 300 per 1000 penduduk, yang di sebabkan oleh Pengetahuan Dan Perilaku kesehatan limgkungan yang buruk masyarakat Kabupaten Deli Serdang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2013 hanya 36 %
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian Diare di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Metodologi : Penelitian ini bersifat deskriftif analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sample menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan jumlah sample 100 orang pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan chi Square dengan Continuity correction.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari uju Statistik Chi squaer memperoleh nilai p = 0,001 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara pengetahuan Ibu dengan kejadian Diare pada balita di Desa Marindal. Hasil uju statistikChi Squaer memperoleh nilai p = 0,001 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian Diare pada balita di Desa Marindal
2
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT(PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA MARINDAL KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG Abstrak
Latar belakang : Diare menempati peringkat ke – 2 penyebab kematian anak di bawah lima tahun, lebih dari setengah kejadian diare di asia dan afrika. Di Indonesia khusus nya di sumatera utara angka kematian yang diakibatkan oleh diare pada balita dari keseluruhan kabupaten dan kecamatan pada tahun 2012 berjumlah 200 – 300 per 1000 penduduk, yang di sebabkan oleh Pengetahuan Dan Perilaku kesehatan limgkungan yang buruk masyarakat Kabupaten Deli Serdang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2013 hanya 36 %
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian Diare di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Metodologi : Penelitian ini bersifat deskriftif analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sample menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan jumlah sample 100 orang pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan chi Square dengan Continuity correction.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari uju Statistik Chi squaer memperoleh nilai p = 0,001 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara pengetahuan Ibu dengan kejadian Diare pada balita di Desa Marindal. Hasil uju statistikChi Squaer memperoleh nilai p = 0,001 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian Diare pada balita di Desa Marindal
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan KTI ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup
bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang”.
Penyusunan KTI ini telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep. Selaku Ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Juliandi Harahap, MA. Selaku pembimbing KTI yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis.
4. Ibu Farida Linda Sari Siregar S.kep Ns.M.kep selaku dosen penguji I 5. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp. M.Ns selaku dosen penguji II
6. Seluruh dosen dan staf pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
7. Orang Tua dan saudara yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat KTI ini.
8. Seluruh teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan KTI ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga KTI ini bermanfaat bagi kita semua.
4
DEWI HARAHAP
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR SKEMA ... ... iii
DAFTAR TABEL ... ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Pengertian Diare ... 7
B. Pengertian PHBS ... ... 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... ... 23
B. Hipotesis ... ... 24 C. Defenisi Operasional ... ... 24
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... ... 26
6
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 39
A. Hasil Penelitian ... ... 39 B. Pembahasan ... ... 55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...
... 69 A. Kesimpulan ... ... 69 B. Saran ... ... 70
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka konsep hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada
8
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 25
Tabel 4.1 Jumlah sampel yang diambil diDesa ... 29
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Ibu di Desa Marindal ... 38
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu ... 40
Tabel 5.3 Distribusi Responden berdasarkan perilaku ... 42
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare ... 42
Tabel 5.5 Distribusi hubungan pengetahuan dengan kejadian Diare pada balita ... 43
Abstrak
Latar belakang : Diare menempati peringkat ke – 2 penyebab kematian anak di bawah lima tahun, lebih dari setengah kejadian diare di asia dan afrika. Di Indonesia khusus nya di sumatera utara angka kematian yang diakibatkan oleh diare pada balita dari keseluruhan kabupaten dan kecamatan pada tahun 2012 berjumlah 200 – 300 per 1000 penduduk, yang di sebabkan oleh Pengetahuan Dan Perilaku kesehatan limgkungan yang buruk masyarakat Kabupaten Deli Serdang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2013 hanya 36 %
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian Diare di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Metodologi : Penelitian ini bersifat deskriftif analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sample menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan jumlah sample 100 orang pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan chi Square dengan Continuity correction.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari uju Statistik Chi squaer memperoleh nilai p = 0,001 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara pengetahuan Ibu dengan kejadian Diare pada balita di Desa Marindal. Hasil uju statistikChi Squaer memperoleh nilai p = 0,001 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian Diare pada balita di Desa Marindal
2
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT(PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA MARINDAL KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG Abstrak
Latar belakang : Diare menempati peringkat ke – 2 penyebab kematian anak di bawah lima tahun, lebih dari setengah kejadian diare di asia dan afrika. Di Indonesia khusus nya di sumatera utara angka kematian yang diakibatkan oleh diare pada balita dari keseluruhan kabupaten dan kecamatan pada tahun 2012 berjumlah 200 – 300 per 1000 penduduk, yang di sebabkan oleh Pengetahuan Dan Perilaku kesehatan limgkungan yang buruk masyarakat Kabupaten Deli Serdang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2013 hanya 36 %
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian Diare di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Metodologi : Penelitian ini bersifat deskriftif analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sample menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan jumlah sample 100 orang pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan chi Square dengan Continuity correction.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari uju Statistik Chi squaer memperoleh nilai p = 0,001 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara pengetahuan Ibu dengan kejadian Diare pada balita di Desa Marindal. Hasil uju statistikChi Squaer memperoleh nilai p = 0,001 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian Diare pada balita di Desa Marindal
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Diare merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang utama untuk
anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia. World Health Organization (WHO)
menyatakan kematian anak di bawah usia 5 tahun mencapai angka 6,9 juta anak
pada tahu 2011 dari 14 % dari kematian tersebut di sebabkan oleh diaita tiap
tahunya di sdere di perkirakan 2,5 miliar anak di bawah umur lima tahun
menderita diare tiap tahunya di seluruh dunia, lebih dari setegah kasus
Kalimantan barat permaslahanya diare di sebebkan oleh lingkungan dan
buruknya perilaku kesehatan masyarakat. peningkatan kualitas anak berperan
penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan bayi, dan
sampai anak balita. Kelangsungan hidup anak adalah anak tidak meninggal pada
awal kehidupanya sampai mencapai usia di atas lima tahun ( Depkes RI, 2011)
Mengingat Indonesia memiliki beban yang sangat berat karena wilayah
yang sangt luas serta jumlah penduduk yang banyak dan sangat heterogen. Upaya
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada balita dengan tujuan
pembagunan millennium atau Millennium development goals (MDGS). nomor 4
yaitu penurunan angka kematian anak sampai dua – pertiganya pada tahun 2015.
Penyebab kematian anak terbanyak saat ini masih di akibatkan oleh diare, dan
pneumonia akibat keterlambatan mengakses pelayanan kesehatan (Widjaja,
10
Angka kematian anak adalah jumlah jumlah kematian anak berusia 1 -
5 tahun selama 1 tahun tertentu per 1.000 anak pada usia yang sama pada
pertengahan tahun. angka kematian anak mencerminkan kondisi kesehatan
lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka
kematian anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk (Anik,
2010)
Menurut data World Health Organization ( WHO ) pada setiap negara
tahun 2009 diare adalah penyebab kematian kedua pada anak di bawah 5 tahun,
data di negara maju seperti Singapore 3 per 1.000, kematian Brunai Darussalam
8 per 1.000 kematian dan di Thailand 1, 3 kali lebih tinggi dari negara
berkembang di Indonesia menduduki rangking ke 6 angka kematian balita jika di
bandingkan dengan negara – negara asean lainya yakni, 3, 4 kali lebih tinggi
permasalahn diare disebabkan oleh lingkungan dan buruknya perilaku kesehatan
masyarakat (Sadikin, 2011)
Angka kejadian diare di Sumatera utara berdasarkan data yang di peroleh
di dinas kesehatan porvinsi Sumatera utara, kasus kejadian diare di kota medan
sepanjang tahun 2011 sebanyak 29, 375 kasus, sedangkan di tahun 2012, kasus
diare di provinsi Sumatera utara sebanyak 215, 651 kasus dengan rincian 212.729
kasus mendapat pelayanan sarana kesehatan sedangkan, tahun 2012 kasus diare
sebanyak 222.682 kasus.dengan rincianya 220,460 kasus di sarana kesehatan dan
2, 222 di temukan di masyarakat. Selain Medan diare tahun 2011 kejadian
terbanyak di Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 17, 529 kasus, Kabupaten
korban meninggal dan di Kabupaten Simalungun sebanyak 29, 769 kasus
(Depkes, 2013)
Tingginya angka kejadian diare pada balita banyak disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah perilaku, dan pengetahuan. Perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat di kabupaten deli serdang kurang baik, sebab pada
tahun 2011 angka kejadian diare hasil pemantauan sebanyak dari 129 412 rumah
tangga yang di pantau hanya 3,6 07% rumah yang berperilaku hidup bersih dan
sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat yang baik di puskesmas patumbak hanya
di lakukan sebanyak 37, 07% keluarga. Tingkat pengetahuan mengenai perilaku
yang buruk dapat mempengaruhi kejadian diare. Hubungan antara pengetahuan
dan perilaku hidup bersih dan sehat , oleh karena itu semakin meningkatnya
pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat juga dapat semakin baik
dengan demikian resiko diare menurun ( Ramdiati, 2012)
Survai awal 30 desember 2014 di dinas kesehatan provinsi Sumatera utara
angka kematian yang di akibatkan oleh diare pada balita dari keseluruhan
Kabupaten dan Kecamatan 200 – 320 per 1000 penduduk (Dinkes, 2012) faktor –
faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah pngetahuan dan perilaku,
lingkungan, praktik penyapihan yang buruk, dan malnutrisi. Diare dapat menyebar
melalui praktik – praktik yang tidak higienis seperti penyiapan makanan dengan
tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar atau membersihkan tinja
seorang anak serta memberikan seorang anak bermain di daerah mana ada tinja
yang terkontaminasi bakteri penyebab diare (Depkes, 2010)
Berdasarkan uraian di atas maka penulis perlu untuk mengadakan
12
( PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang tahun 2015
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan
perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita usia 1 – 5
tahun di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang tahun
2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan dengan
kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten
Deli Serdang tahun 2015
2.Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang penyakit
diare di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
tahun 2015
b. Mengidentifikasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dengan
kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang tahun 2015
c. Mengidentifikasi kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
a. Sebagai salah satu sumber informasi tentang hubungan antara pengetahuan
dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian dan upaya
pencegahan penyakit diare pada balita.
b. Sebagai pengembangan ilmu kesehatan khususnya tenaga kesehatan yang
di bagian kebidanan yang berhubungan dengan pengetahuan dan
perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita, upaya
pencegahan dan penaggulangan penyakit diare.
2. Bagi Dinas Kesehatan Dan Puskesmas
a. Memberikan masukan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan di masyarakat.
b. Sebagai bahan masukan dalam merencanakan program untuk upaya
pencegahan penyakit diare khususnya pada balita
c. Bagi Masyarakat / Keluarga
Menimbulkan kesadaran bagi keluarga atau masyarakat akan pentingnya
upaya pencegahan penyakit diare, serta kecepatan dan ketepatan dalam
memberikan pertolongan baik secara mandiri maupun dengan
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia.
3. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dan sebagai sumber
informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya, yang berhubungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare 1. Pengertian
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak nomal dan cair. Atau buang
air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak
dari biasanya. Bisa di artikan diare adalah sebuah penyakit dimana tinja atau
feses berubah menjadi lembek atau cairan yang biasanya terjadi paling sedikit
tiga kali dalam 24 jam. kematian balita, dan juga membunuh lebih dari normal
frekuensi buang air besar pada bayi usia 0- 6 bulan adalah 1- 7 kali atau bahkan
hanya 1 - 2 kali dalam sehari. Bayi usia 0 -6 bulan (Non Asi) adalah sehari 3 - 4
kali atau sampai hanya 1 - 2 kali dalam sehari. Usia di atas 6 bulan Biasanya 3- 4
kali dalam sehari sama seperti orang dewasa. jika frekuensi orang BAB bayi
masih dalam rentang di atas berarti normal dengan catatan tidak di sertai
penurunan berat badan atau gejala lain. Oleh karena itu, Penyakit diare biasanya
berlangsung beberapa hari, dan akan hilang tanpa pengobatan. Akan tetapi
adapula penyakit diare yang berlangsung selama berminggu 2,atau lebih. Atas
dasar itulah penyakit diare digolongkan menjadi diare akut dan diare kronis
(Nanny, 2011)
Diare adalalah penyakit yang muncul secara sporadiasi, musiman, yang
terjadi pada bayi dan balita yang ditandai dengan muntah, demam, dan diare
Rotavirus adalah penyebab utama diare nosokomial bada bayi yang terdapat
adanya infeksi (Ronal, 2010)
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air
besar yang tidak normal dalam bentuk tinja cair dalam frekuensi yang lebih
banyak dari biasanya. Bayi atau balita dikatakan diare apabila sudah lebih dari 3
x buang air besar, sedangkan neonates dikatakan diare lebih dari 4x buang air
besar (Yongky, 2012)
Diare adalah defeksi encer dan berwarna hijau lebih dari 4 x dalam sehari,
konsistensi kadang – kadang disertai dengan darah dan lendir atau lender saja
(Anik, 2010)
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari dua minggu,
sedangkan diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari dua minggu.diare
terjadi ketika makanan dan cairan yang dimakan atau diminum berlalu terlalu
cepatatau terlalu besar jumlahnya pada saluran pencernaan( usus). Secara normal
usus besar akan menyerap cairan dari makan yang di konsumsi dan akan
meninggalkan kotoran ( tinja). Yang setengah padat, akan tetapi kmetika cairan
dari makana yhang dikonsumsi tidak di serap, maka hasilnya adalah kotoran (
feses) yang cair atau encer. Penyakit diare mugkin berhubungan dengan infeksi
firus atau bakteri atau terkadang efek dari keracuna makanan. diare pada anak
dapat menyebabkan dehidrasi, dan juga demam di atas 38,5 C diare dengan tinja
berdarah warna merah atau hitam, mulutnya kering atau menagis tanpa air mata,
terlihat sering mengantuk dan mata cekung, pipi, tugor kulit menurun. Inilah yang
16
Pada dasarnya semua diare adalah gangguan trasportasi larutan usus ,
adanya perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal
ini di tentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium ,
klorida, dan glukosa.
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau yang
tidak seperti biasanya, di tandai dengan peningkatan volume keenceran, serta
frekwensi lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender darah (Depkes, 2010)
Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali sehari
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer, dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir, dan darah ( Ngastiyah, 2005)
2. P enyebab diare
Banyak faktor penyebab yang berhubungan dengan kejadian diare,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Faktor infeksi
Infeksi enternal adalah infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama yang mengakibatkan diare pada anak. Rotavirus
merupakan penyebab utama infeksi sekitar (70% - 80%), sedangkan
bakteri, virus dan parasit penyebab diare ada beberapa golongan bakteri
yaitu :
1) Aeromonas hidrophilia
2) Bacill cereus
3) Campylobacter jejuni
4) Clostridium perfringens
6) Salmonella sp
7) Shingella sp
8) Vibrio parahaemoliticus
9) Yersinia enterocolitica
10)Staphylococcus aureus
Sedangkan golongan virus diantaranya adalah :
1)Adenovirus
2)Rotavirus
3)Virus Norwalk
4)Astovirus
5)Calicivirus
6)Coronavirus
7)Minirotavirus
8)Virus bulat kecil
Sedangkan dari golongan parasit diantaranya adalah :
1)Blantidium
2)Capillaria
3)Cryptosporidium
4)Entamoeba histolytica
5)Giardia lambia
b. Infeksi parasit, adalah cacing, sedangkan infeksi jamur adalah radang
tonsil, dan radang teggorokan, dan keracunan makanan
c. Faktor malabsorbsi adalah (gangguan penyerapan zat gizi) artinya,
18
terjadi kejadian tersebut tanpa ada toleransii laktosa, lemak dan
protein.gejalnya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit di
daerah perut. Sedangkan malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam makanan
terdapat lemak yang disebut dengan triglyserdia, dengan bantuan kelenjar
lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap di salurkan ke usus.
Jika tidak ada lipase yang terjadi adalah kerusakan mukosa usus, diare
dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik
d. Faktor makanan
Faktor makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan basi,tercemar,
beracun,terlalu banyak lemak,mentah ( sayuran) yang kurang matang.
Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada
anak, dan balita.
e. Faktor psikologis
Di antaranya adalah, rasa takut, cemas, dan tegang,jika terjadi pada anak
dapat mengakibatkan diare kronis. Tetapi jarang terjadi pada balita,
umumnya terjadi pada anak d i atas 5 tahun.
f. Faktor lingkungan dan perilaku penyakit diare
Merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.Dua faktor yang
dominan,yaitu sarana air bersih, dan pembuangan tinja akan bereaksi
dengan perilaku manusia, apabila faktor lingkungan tidak sehat akan
tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku tidak sehat pula
yaitu melalui makanan dan minuman, yang dapt menimbulkan kejadian
diare pada balita.
3. Jenis – jenis diare
a. Diare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, (umumnya
kurang dari 7 hari) akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi
merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare
b. Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinja, akibatnya anoreksia
penurunan berat badan dengan cepat, kemugkinan terjadinya komplikasi
pada mukosa.
c. Diare persisten adalah, diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
– menerus. Akibat dari persisten ini bisa di sertai dengan penyakit lain
seperti, demam, gangguan gizi atau penyakit lainya.
4. Patofisiologis diare
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan terjadinya diare adalah sebagi
berikut :
a. Gangguan Osmotik
Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan
menyebabkan tekanan ostomik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isinya sehingga
timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan
menyebabkan penigkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam
rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi dari rongga usus yang
akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus dan akhirnya timbul
20
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus
untuk menyerap makana yang masuk, sehingga akan timbul diare. Akan
tetapi, apabila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari
peristaltic usus maka akan menyebabkan diare juga.
d. Muntah
Muntah pada anak merupakakan keadaan yang amat cukup merisaukan orang
tua dan mendorong mereka segaera mungkin menacari pertolongan untuk
mengatasinya. Muntah dapat menimbulkan beberapa akibat yang serius
seperti pendarahan pada lambung, lambung diartikan dengan pengeluaran isi
lambung melalui mulut secara terpaksa.
5. Patogenesis diare akut
a. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung.
b. Jasad rening tersebut akan berkembang biak (Multiplikasi) di dalam usus
halus.
c. Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin ( toksin diaregenik)
d. Toksin diaregenik akan menyebabkan hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
6. Tanda dan gejala
a.Cengeng, dan rewel
b. Gelisah
c.Suhu meningkat
e.Feses cair, dan berlindir, kadang juga di sertai dengan darah, kelamamaan
feses ini akan berwarna hijau dan asam
f.Anus lecet
g. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat, akan terjadi penurunan volume
dan tekanan darah, nadi cepat dan kecil, peningkatan denyut jantung,
penurunan kesadaran, dan di akhiri dengan syok.
h. Berat badan menurun
i.Turgor kulit menurun.
j.Mata dan ubun – ubun cekung.
k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering (Ngastiyah, 2005)
7. Epidemiologi penyakit diare
Penyebaran kuman yang menyebabkan diare menyebar melalui oral
antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan kontak
langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat mengakibatkan
penyebaran kuman entrik, dan menigkatkan resiko terjadinya diare, antara
lain tidak memberikan ASI secara penuh 4 – 6 bulan pada pertama
kehidupan,menggunakan botol susu yang kotor, menyimpan makanan masak
pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci
tangan setelah buang air besar atau sesudah membuang tinja anak atau
sebelum makan menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan benar.
Faktor penjamu meningkatkan kerentanan lamanya terkena diare
diantaranya adalah dengan tidak memeberikan ASI sampai umur 2 tahun,
kurang gizi, campak,lebih banyak terjadi pada golongan balita.faktor
22
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku
manusia, apabila faktor lingkungan tidak sehat karena cemaran kuman diare
serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula, yaitu melalui
makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare.
8. Komplikasi
1).Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, terdiri dari :
a.Dehidrasi ringan, apabila terjadi kehilangan cairan < 5% BB
b.Dehidrasi sedang,apabila terjadi kehilangan cairan 5-10% BB
c.Dehidrasi berat,apabila terjadi kehilangan cairan >10-15% BB
2).Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila
penurunan volume darah mencapai 15 – 25 % BB maka akan menyebabkan
penurunan tekanan darah.
3). Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meteorismus, hipotonik otot,
kelemahan, bradikardia, dan perubahan pada pemeriksaan EKG.
4). Hipoglikemia.
5). Intoleransi laktosa skunder sebagi akibat defisiensi enzim laktosa karena
kerusakanvili mukosa usus halus.
6). Kejang
7). Malnutrisi Energi protein karena selain diare dan muntah , biasanya penderita
mengalami kelaparan
9. Penatalaksanaan
A.Prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut :
1.Pemberian cairan ( dehidrasi awal dan rumatan)
3.Cara pemberian obat-obatan antara lain :
a. Jumlah cairan yang diberikan adalah 100 ml/ kg BB / hari sebanyak 1 kali
setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi, Sebanyak 50% cairan ini
diberikan dalam 4 jam pertama dan sisinya adlibitum.
b. Sesuaikan dengan umur anak < 2 tahun di berikan ½ gelas; 2 -6 tahun di
berikan 1 gelas; > 6 tahun diberikan 400 cc ( 2 gelas).
c. Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka di berikan
cairan 25 – 100 ml / kg / BB dalam sehari atau setiap jam 2 kali.
d. Oralit di berikan sebanyak kurang lebih 100 ml / kg / BB setiap 4 - 6 jam
pada kasus dehidrasi ringan sampai berat.
4.Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya tubuh
anak.
10. Pencegahan diare terhadap balita diantaranya dengan :
a. Memberikan ASI turut memberikan perlindungan terhadap terjadinya diare
pada balita karena antibodi dan zat – zat yang terkandung di dalamnya
memberikan perlindungan pada balita
b. Memperbaiki makanan pendamping ASI perilaku yang salah dalam
pemberian makanan pendamping dapat mengakibatkan resiko terjadinya
diare sehingga dalam pemberianya harus memperhatikan waktu dan jenis
makanan yang diberikan. Pemberian makan pendamping ASI sebaiknya
diberikan setelah berumur 6 bulan, dimulai dengan pemberian makanan
lunak. Dan diteruskan pemberian ASI sampai anak berusia 9 bulan atau
lebih, tambahkan macam – makanan lain dan frekuensi, memberikan
24
makanan yang dimasak dengan baik dengan frekuwensi pemberianya 4 – 6
sehari.
c. Menggunakan air bersih yang cukup agar resiko untuk diare dapat
dikurangi dengan mengguanakan air yang bersih dan melindungi air
tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpananya di
rumah.
d. Mencuci tangan kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan
perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah dengan
mencuci tangan.
e. Menggunakan jamban upaya penggunaan jamban mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun
f. Makan buah dan sayur setiap hari
g. Tidak merokok di dalam rumah
A. Konsep pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tau dan ini terjadi melalui panca
indra terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang ( overt behavior) ( Notoatmodjo, 2005)
1. Tahu (know) tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah
mengingat kembali ( racall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tau tentangapa yang di pelajari menyebutkan,
menguraikan,mendefenisikan.
2. Memahami ( comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut dengan benar.Menyebutkan,menjelaskan,
menyimpulkan,meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajarinya.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat
diartikan terhadap pengguna hokum – hokum rumus,metode,prinsip dan
sebagainya. Dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis ( Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen – komponen, tetapi tetapi masih dalam
struktur organisasi tersebut dan masih banyak kaitanya satu sama lain
kemampuan analisis dapat dilihat penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan membedakan memisahkan dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Menujukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan suatu bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
26
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menayakan tentang isi materi yang akan di ukur dari subjek penelitian
atau responden
B. Cara memperoleh pengetahuan
1. Cara tradisional atau non ilmiah
2. Cara coba salah
3. Cara coba – coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemugkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemugkinan
tersebut tidak berhasil di coba kemugkinan yang lain. Metode ini
masih digunakan sampai sekarang terutama oleh mereka yang
belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam pemecahan
masalah yang dihadapi
C. Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS)
1. Pengertian (PHBS)
Merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa
memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar ksesadaran hingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan
kesehatan di masyarakat merupakan pengertian dari (PHBS). Pola
hidup bersih dan sehat harus diterapkan sedini mugkin agar menjadi
jumlahnya sangat banyak, misalanya (PHBS) tentang diare : makan-
makanan yang beragam jenisnya, member balita kapsul vitamin A,
membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan lingkungan.
Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanankan semua perilaku
kesehatan.
2. Indikator yang digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakan pola hidup bersih dan sehat adalah sebagai berikut :
a. Semua balita harus diimunisasi lengkap sebelum berusia 1
tahun. yang tujannya dari imunisasi itu ada lah dapat memberikan
kekebalan tubuh bagi bayi sehingga tidak mudah terserang penyakit
setelah berusia 1 tahun ke atas.
b. Semua bayi harus di timbang berat badany sejak lahir
sampai usia 5 tahun di posyandu atau sarana kesehatan lainya.
c. Setiap ibu agar memberikan makanan yang mengandung
unsur zat tenaga, zat pembagunan, zat pengatur sesuai dengan
pedoman umum gizi seimbang. Unsur zat gizi sangat di butuhkan
balita. Kebutuhan akan gizi seimbang bagi balita banyak orang tidak
mengerti sehingga sering pula terjadi sakit pada saat yang tidak
terduga dan tidak tau penyebabnya. Karena orang sering berprinsip
makan yang penting perut terisi/ kenyang tetapi daya tahan tubuh
tidak di perhatikan. Pemberiaan makanan seperti sayuran dan buah
sangat baik bagi kesehatan karena vitamin terdapat berbagai macam
28
d. Semua orang agar membuang air besar atau tinja di jamban
atau WC. Adanya sungai di sekitar rumah biasanya digunakan untuk
membuang limbah sampah oleh masyarakat. Banyak masyarakat
berpikir tidak akan rugi appapun saat membuang limbah di sungai
karena sungai itu mengalir, tetapi tidak berpiakir jika warga yang
ada di hulu juga berfikiran yang sama maka limbah itu juga akan
sampai juga kepadanya. Limbah tubuh manusia banyak sekali
kandungan zat yang berbahaya dari bau ataupun unsure senyawa di
dalamnya. Kebersihan sebagaian dari imam itulah yang mugkin
diterapkan agar kesehatan dan kebersihan lingkungan tetap di jaga.
e. Semua orang agar menggunakan air bersih dan untuk minum
agar di masak terlebih dahulu.
f. Semua orang agar mencuci tangan dengan sabun setelah
buang air besar dan waktu akan makan appun. Mencuci tangan
dengan sabun setelah memengang atau menyentuh kotoran, perlu
dilakukan karena selain dari segi jijik kuman dapat menempel pada
tubuh kita. Bila memegang hidung, mulut, dan lain sebagainya
terlebih sebelum makan harus mencuci tangan dengan sabun agar
terhidar dari kuman penyakit masuk ke tubuh lewat makanan yang
kita makan.
g. Setiap pekarangan rumah bebas dari sampah usahakan selalu
bersih, bebas dari sarang nyamuk atau lain sebagainya.
3. Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) di rumah tangga
( pengasuh anak)
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat terutama yang memeiliki balita kerena balita sangat mudah/
rentan terserang penyakit. Ada 10 (PHBS) dalam rumah tangga atau
pengasuh yaitu:
a. Memberikan ASI eksklusif penuh
b. Menimbang balita setiap 6 bulan untuk mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan balita dan dapat mengetahui deteksi
dini penyakit balita
c. Menggunakan air bersih setiap kali yang berhubungan
dengan kebutuhan balita dan tidak berbau, tidak keruh,bebas dar
pasir,debu, lumpur,sampah dan busa.
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun
agar terhindar dari kuman yang dapat membawa penyakit bagi
balitadi cuci pada saat, setiap kali tangan kotor, setelah buang air
besar, setelh menceboki balita, sebelum makan dan menyuapi anak,
sebelum memegang makanan, setelah bersin, batuk.
e. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu seperti,
menguras dan menyikat penampungan air, menutup rapat
penampungan air minum
f. Cukupi makanan buah dan sayur setiap hari seperti, sayuran
30
kelor.di dalam buah dan sayur terdapat vitamin dan antioksida yang
berfungsi mampu melindungi tubuh agar tetap sehat dan terhindar
dari berbagai macam penyakit.
g. Menggunakan jamban apabila daerah yang sulit air,dan
harus di pelihara supaya tetap sehat. Selalu bersih tidak ada
genangan air seperti, serangga, kecoa, lalat, dan tikus yang
berkeliaran
h. Mencuci botol, dan merebus botol susu sebelum di isi susu
dan di berikan ke balita
i. Tidak memberikan makanan basi atau yang sudah bermalam
ke pada balita
j. Merebus botol susu hingga mendidih
4. Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi rumah
tangga atau yang memiliki balita antara lain:
a. Setiap anggota rumah tangga menjadi tidak mudah sakit
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas
c. Anggota keluarga dapat mengenali tanda – tanda penyakit
d. Keluarga dapat memenuhi kecukupan gizi balita dan pemenuhan
vitamin – vitamin dalm pencegahan penyakit
e. Keluraga dapat meninggkatkan nafsu makan balita
f. Biaya dalam rumah tangga bisa lebih irit jika tidak terserang
A. Kerangka konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini berjudul hubungan pengetahuan dan
perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) dengan kejadian diare pada balita yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan variabel independen pengetahuan, dan
perilaku penyebab kejadian diare, pada balita yang merupakan variabel dependen
Kerangka konsep
Variable Independen Variable Dependen
Skema 1
Hipotesis
1. Ha : Ada hubungan antara Pengetahuan dengan kejadian diare pada balita di
Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Pengetahuan
Diare pada balita
32
2. Ha : Ada hubungan antara Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang
fenisi operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional
berdasarakan karakteristik yang diamati. Memugkinkan peneliti untuk
melakukan observasi dalam pengukuran secara cermat terhadap objek atau
fenomena ( aziz, 2007) adapun defenisi operasional variable adalah hubungan
pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian
diare pada balita adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
ibu untuk menjawab 20
jamban
6. Jarak dengan air
ke jamban 10
meter
7. Apakah air
yang diminum
di masak
terlebih dahulu?
3 Dependen
Kejadian
diare pada
balita
1. Apakah anak ibu
Buang air besar
lebih dari 3 – 4 per
hari, dan
mengalami adanya
keluar cairan encer
dan berlendir?
Kuesione
r
wawanc
ara Dikatakan
tidak diare
=1
dikatakan
diare = 0
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penyusunan karya tulis ini Peneliti menggunakan desain penelitian kuantitatif
yang berjenis penelitian analitik deskriptif penelitian dengan pendekatan penelitian cross
sectional, yaitu untuk mempelajari dinamika korelasi antara pengetahuan dan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) , ibu dengan kejadian diare pada balita di Desa Marindal Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
B. Populasi dan Sample 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan di teliti dalam penelitian ini (
Notoatdmojo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu yang memiliki
balita di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah
150 orang.
2. Sample
Sample adalah bagian dari populasi yang akan di teliti atau bagian jumlah karakteristik
yang di miliki oleh populasi ( Hidayat, 2007). Sample dalam sample ini yang digunakan
adalah orang. Sample dalam penelitian ini adalah 100 orang Ibu yang memiliki balita.
Pengambilan sample dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
anggota populasinya tidak homogeny yang terdiri dari kelompok atau berstrata secara
propesional.
Penentuan jumlah sample dilakukan dengan menggunakan rumus Solvin menurut
(Nursalam, 2011)
Keterangan :
n : besar sample
N : besar populasi
d : tingkat kepercayaan ketepatan yang diinginkan ( 0, 05)
n = 85
n=100
38
Jadi sample yang di ambil peneliti adalah sebanyak 100 orang. Kemudian untuk
mengambil sample tiap – tiap lingkungan Desa dengan jumlah sample 100 orang adalah
dilakukan secara proporsional. :
Table 4.1
Jumlah Sample yang di Ambil di Desa Desa /Lingkungan Jumlah Sample
L1 42 orang 23 orang L2 41 orang 25 orang L3 34 orang 28 orang
L 4 33 orang 24 orang
Jumlah 150 orang 100 orang
Kriteria inklusi sample yang digunakan yaitu :
1. Ibu yang memiliki balita di Desa dan lingkungan.
2. Berada pada tempat penelitian
3. Bersedia dijadikan sebagai responden dan menandatangani informet consent.
Kriteria eksklusif sample yang digunakan yaitu :
1. tidak hadir pada saat penelitian
2. tidak bersedia dijadikan responden.
Setelah dibuat proporsi pengambilan sample pada setiap kelas yang sudah diwakili kelas tersebut
di ambil secara acak dengan pakaian undian sampai jumlah sample kelas terpenuhi.
C.Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli
1.Dilokasi ini belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan perilaku
hidup bersih dan sehat( PHBS).
2. Terdapatdi Desa ini Ibu yang memiliki balita riwayat Diare
E.Waktu
Waktu penelitian ini dilaksanankan yang dimulai dari perencanaan (penyusunan proposal)
November 2014 sampai dengan penyusunan laporan akhir, 20 Maret yang di laksanakan
sejak bulan oktober sampai dengan bulan juni 2015.
F. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyerahkan surat permohonan izin melakukan
penelitian kepada kepala desa tempat penelitian tersebut. Setelah mendapat data rekam medik
dari dinas kesehatan kaupaten, dan dinas kesehatan provinsi. Peneliti menjumpai kepala
desa dan meminta ijin untuk melakukan penelitian di desa tersebut. Bila sudah di beri izin dari
kepala desa peneliti langsung menemui responden jika mereka bersedia maka penelitian ini
akan memberikan selembar kuesioner untuk para responden. Setelah itu peneliti menjelaskan
pada kuesioner tidak perlu dicantumkan nama terang, cukup dengan inisial atau kode.
Kemudian kerahasian informasi yang telah diberikan melalui kuesioner akan dijamin
kerahasiaanya oleh peneliti. Etika Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menekankan pada
masalah etika yang meliputi: Informed consent Subjek harus mendapatkan informasi secara
lengkap tentang tujuan penelitian, mempunyai hak untuk bersedia atau menolak menjadi
responden. Pada informed concent juga perlu dicantumkan untuk mengembangkan ilmu.
Lembar persetujuan menjadi responden diedarkan sebelum riset dilakukan. Tujuannya agar
subyek mengetahui maksud dan tujuan riset. Serta mengetahui dampak yang akan terjadi
40
menghormati hak-hak reponden. Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan
identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan identitas subyek pada lembar
pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi nomor
kode tertentu. Confidentiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh
peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
penelitian. Keterbatasan Aziz Alimul (2002) menyebutkan bahwa keterbatasan, merupakan
bagian riset peneliti yang menjelaskan keterbatasan dalam penulisan riset, dalam setiap
penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan yang ada, kelemahan tersebut ditulis dalam
keterbatasan. Adapun keterbatasan yang ada dalam penelitian meliputi, Sampel dan jumlah
sampel Banyaknya jumlah Ibu-ibu yang memiliki anak balita yang tinggal di Desa Marindal
Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang sehingga peneliti hanya mengambil sebagian
responden yang terpilih sebagai sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
penelitian ini.
D. Alat pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Yaitu data yang di peroleh secara langsung dari objek penelitian yang dilakukan dengan
cara kuesioner yaitu : memberkan konseoner pertanyaan pada variable hubungan
pengetahuan.
2. Data Sekunder
Data skunder dalam penelitian ini meliputi : Data Ibu yang memiliki balita.
Uji Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang di
susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak di ukur, maka perlu di uji dengan uji korelasi
antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. Bila semua
pertanyaan mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity). Apabila kuesioner tersebut
telah memilki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner
itu mengukur
konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2010). Apabila r hitung > r tabel atau p value < 0,05 maka
data valid.
Untuk menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari harga korelasi antara
bagian-bagian dari alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir, dimana nilai
rtabel = 0,361.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPPS versi 17.00 untuk
menguji keshahihan butir. Kriteria yang digunakan untuk menguji keshahihan butir yaitu sebagai
berikut:
1. Jika rhitung > rtabel, dengan taraf signifikan α = 0,05 maka pertanyaan dikatakan valid.
2. Jikarhitung< rtabel, dengan taraf signifikan α = 0,05 maka pertanyaan dikatakan tidak valid.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan instrumen penelitian, artinya
seberapa sering pun instrumen yang sama digunakan pada sampel yang sama maka hasilnya akan
tetap sama. Kuesioner dikatakan reliabel jika mempunyai nilai alpa cronbach > 0,6. Jika nilai
alpha cronbach < 0,6 maka kuesioner dikatakan tidak reliable.
42
Alat yang digunakan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Hidup
Bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita adalah dengan menggunakan
kuisioner yang diberikan peneliti kepada responden yang kemudian diisi oleh responden. Jenis
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner tertutup atau
berstruktur dengan metode checklist yaitu dimana responden diberikan kebebasan untuk memilih
jawaban yang sesuai dengan apa yang dilakukannya (Notoatmojo, 2010).
Bentuk kuisioner yang diberikan peneliti adalah bentuk skala Guttman. Skala Guttman
merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten berupa jawaban Ya dan Tidak, dengan
interprestasi penilaian apabila jawaban benar nilainya 1 dan jawaban salah nilainya 0.Untuk
memperoleh ukuran nilai di ukur dari jawaban> 50% dari total score dan < 50% dari total score.
H.Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu meminta surat
rekomendasi dari bagian pendidikan bidan pendidik DIV Keperawatan USU. Setelah mendapat
surat izin dari kampus surat diantar ke kantor kepala Desa meminta izin persetujuan penelitian.
Di lokasi penelitian, Peneliti melakukan pengumpulan data penelitian dengan terlebih dahulu
meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat
dan prosedur pengisian kuisioner pada responden. Responden yang bersedia diminta untuk
menandatangani surat persetujuan. Selanjutnya peneliti akan meminta responden untuk mengisi
kuisioner dengan tetap didampingi oleh peneliti. Penelitian dilakukan tidak boleh mengganggu
aktifitas ibu yang memiliki balita jadi penelitian dilakukan ketika ibu tidak ada kegiatan.
Pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan pengolahan data
menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution), data yang didapat lalu diolah
dengan langkah – langkah berikut:
1. Pengeditan data (editing)
Editing adalah memerikasa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan,
apakah data tersebut sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
2. Pemberian kode (coding)
Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa
kategori.
3. Memasukan data (data entry)
Kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam kolom atau kotak lembar
kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
4. Tabulasi (Tabulating)
Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh
peneliti.
J. Analisa Data
Analisa data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing responden, lalu
ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi. Metode statistik untuk analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah statistik univariat dan bivariat. Pada statistik univariat
analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan statistik bivariat analisa data
dilakukan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih dan
sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita dengan menggunakan uji statistik “Chi Square
44
1. Analisis Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi baik
dari variabel independen maupun variabel dependen. Tujuan analisa ini adalah untuk
mencari distribusi frekuensi dan presentase hasil dari masing–masing varibel. Analisa
dalam perhitungan ini menggunakan komputerisasi.
2. Analisis Bivariat
Data hasil penelitian dianalisis secara bivariat yaitu analisis data digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel Pengetahuan secara keseluruhan dengan kejadian diare, dan
melihat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS), dengan kejadian diare.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai “Hubungan
Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita, Penelitian ini
telah dilaksanakan mulai November 2014 sampai dengan 20 Maret 2015 di Desa Marindal
Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah responden sebanyak 100 orang.
Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan
dan pernyataan Diare, Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu
pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada balita.
Distribusi Karakteristik Responden
Pada penelitian pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan
kejadian diare pada balita.yang mempunyai karakteristik responden umur dan pendidikan,
pekerjaan dimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel .51
Distribusi Karakteristik responden Ibu
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Umur
Berdasarkan Tabel di atas dapat di interprestasikan bahwa dari 100 responden mayoritas
responden memiliki kelompok umur 20 – 35 tahun sebanyak 42 orang (42%) di susul kelompok
umur < 20 tahun sebanyak 41 orang ( 41%) kelompok > sebanyak 17 orang (17%). Berdasarkan
46
menamatkan pendidikan pada jenjang pendidikan SD sebanyak 34 orang ( 34%) menamatkan
pendidikan pada jenjang tidak sekolah sebanyak 27 orang ( 27%) yang menamatkan jenjang
pendidikan SMP 23 orang (23 %) yang menamatkan pada jenjang SMA sebanyak 10 orang ( 10
%) yang menamatkan pada jenjang PT sebanyak 6 orang ( 6 %). Pada Table di atas
berdasarakan pekerjaan dapat di interprestasikan bahwa dari 100 responden mayoritas
responden bekerja sebagai buruh sebanyak 48 orang (48%) yang tidak bekerja sebanyak 25
orang, yang wiraswasta sebanyak 23 orang ( 23%) yang PNS sebanyak 3 orang ( 3%)
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
Kategori Frekuensi Persentase
Pengetahuan
pengetahuan baik, sebanyak 25 orang, (25%) yang berpengetahuan cukup sebanyak 48 ( 48%)
orang yang berpengetahuan kurang sebanyak 28 orang (28 %) .
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi frekuensi responden berdasarkan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) dengan kejadian diare ibu di Desa
Marindal kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
Kategori Frekuensi Persentase
PHBS
Baik 14 14
Kurang Baik 86 86
Berdasarkan Table 5.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
perilaku baik terhadap kejadian diare yaitu sebanyak 14 orang (14% ) yang berperilaku kurang
baik sebanyak 86 orang (86%)
Tabel. 5.4
Distribusi frekuensi kejadian diare pada balita berdasarkan pengetahuan ibu di Desa Marindal kecamatanPatumbak Kabupaten Deli Serdang.
Kategori Frekuensi Persentase
Kejadian diare
Tidak diare 54 54%
Diare 46 46%
Total 100 100
Berdasarkan Tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa kejadian tidak diare sebanyak 54 orang
(54%) yang mengalami diare sebanyak 46 orang (46%)
2.Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan adanya hubungan antara variabel independen
dengan varibel dependen. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi Hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian Diare di Desa Marindal
Pengetahuan Kejadian diare Total
P
Tidak diare Diare
f % f % f %
Berdasarkan Tabel 5.6 Menunjukkan bahwa dari 100 responden dengan pengetahuan
baik yang mengalami diare sebanyak 5 orang (18,5%) yang tidak diare sebanyak 29 orang (
48
tidak diare sebanyak 22 orang( 81,3) % yang berpengetahuan kurang yang mengalami diare
sebanyak 22 orang ( 88%) yang tidak diare sebanyak 3 orang ( 12%).
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dengan Kejadiaan Diare pada balita
Pengetahuan Kejadian diare Total
P
Tidak diare Diare
f % f % f %
Baik 0 0% 14 0% 14 100
0,001 Kurang baik 54 62,8% 32 37,2% 86 100
Total 54 54 46 46 100 100
*uji fisher’s exact test
Dari Tabel 5.7 Menunjukkan bahwa dari 100 responden dengan berperilaku baik yaitu yang
tidak diare sebanyak 0 ( 0%) dan yang mengalami diare sebanyak 14 orang yang berperilaku
kurang baik yang mengalami diare sebanyak 32, ( 37,2%) yang tidak diare sebanyak 54 orang (
62,8%)
B.Pembahasan
1. Hubungan antara antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 100 responden yang
berpengetahuan baik terdapat 25 orang (25%) responden yang memiliki pengetahuan yang cukup
sebanyak 48 orang ( 48%) dan yang berpengetahuan kurang terdapat 27 orang ( 27%) dan dari
data tersebut yang berpengetahuan baik mengalami diare sebanyak 5 orang (18,5%) dan yang
yang mengalami diare sebanyak 19, (39,6 %) dan yang tidak diare sebanyak 22 orang (81%) dan
yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang ( 12%) yang diare 22 (88%)
Hasil menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan diare pada kategori baik
dengan kejadian diare lebih sedikit dari pada ibu yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang
member indikasi bahwa ibu yang memiliki pemahaman dan pengetahuan akan menjadi dasar
terhadap terbentuknya perilaku dalam tiap – tiap ibu dalam mencegah dan penaggulangan diare
pada balitanya sehingga tidak mengalami kejadian diare berulang. Sedangkan kurangnya
pemahaman penanggulangan diare pada balitanya sehingga tidak mengalami dehidrasi
sedangkan kurangnya pemahaman yang dimiliki ibu tentu akan memenuhi kesulitan dalam
rangka mencegah dampak lebih lanjut terhadap diare yang tidak mendapatkan penanganan secara
lengkap yaitu dehidrasi dan dampak lanjut lagi adalah kematian balita. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 27 (27%)
orang .
2.Hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare
pada Balita
Perilaku ibu dengan kejadian diare Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa
dari 100 orang responden terdapat 14 orang (14%) responden memiliki perilaku yang baik
terhadap kejadian diare dan dari data tersebut terdapat 0% orang (0%) responden yang
mengalami diare dan 14 (14%) respon yang tidak mengalami diare. Sedangkan responden yang
memiliki perilaku kurang baik 86 orang (86%) baik terhadap kejadian diare 54 orang (62,8%)
yang diare sebanyak 32 orang (37,2%) responden. Hasil ini memberi indikasi bahwa adanya
50
diare pada balita sedangkan ibu yang memiliki kemampuan/perilaku kurang baik untuk bertindak
akan berdampak pada kurangnya penanganan pertolongan pertama terhadap kejadian diare pada
balita sehingga karena tidak adanya penanganan yang cepat dan tepat.Berdasarkan analisis Chi
square koreksi Fisher’s exacttest diproleh p = 0,000 sedangkan nilai α = 0,05. Terlihat
probabilitas dibawah 0,05 (0,000 < 0,05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima yang dapat
diinterpretasi bahwa terdapat yang bermakna antara perilaku ibu dengan kejadian diare dimana
ibu dengan perilaku yang kurang baik terhadap diare mempunyai kontribusi terhadap kejadian
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarka hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan dan perilaku
hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Desa Marindal dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hubungan Pengetahuan dengan kejadian diare pada balita di Desa Marindal yaitu ibu
terhadap kejadian diare yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
kejadian diare pada balita dengan nilai p< 0,05 nilai p = 0,001
2. Hubungan Perilaku dengan kejadian diare pada balita di Desa Marindal yaitu terdapat hubungan yang signifikan antaraPerilaku dengan kejadian diare pada balita nilai p < 0,05 =
0,001
3. B. Saran
52
2. Disarankan tenaga kesehatan memberikan penyuluhan teutama materi tertentang hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) dengan kejadian
diare pada balita. Diharapkan tenaga kesehatan untuk memperhatikan perilaku dalam
perwatan adanya balita
dalam wilayah
3. Bagi Insitusi Pendidikan
Diharapkan bisa menjadi bahan kajian atau yang dapat memperkaya ilmu pengetahuan
tentang Kejadian Diare pada balita.
4. Bagi Ibu / Masyarakat yang memiliki balita
a. Disarankan kepada Ibu yang memiliki balita untuk memperhatikan pengetahuan,
tentang penyakit diare yang bisa terkena pada balita dalam sehari dalam merawat
balita agar kejadian diare tidak semakin meningkat.
b. Diharapkan kepada Ibu yang memiliki balita untuk memperhatikan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat seperti bayi di beri ASI sampai 6 bulan, balita di timbang dalam 3
bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, air yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, ( 2005). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, ( 2007). Pedoman pelaksanaan p;rogram P2 Diare. Jakarta : Rineka Cipta
Azwar, s.( 2008). Metode dalam Penelitian, Jogyakarta : Pustaka Pelajar
Depkes RI, ( 2013). Rumah tangga sehat dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Jakarta
Hidayat. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Nelson ,( 2010). Ilmu kesehatan anak volume 2. Jakarta : EGC
Nanny, T. ( 2011) Perawatan pada balita. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo, soekidjo. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ngatiyah, ( 2005). P[erawatan anak sakit Jakarta : EGC
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Ronal, ( 2010). Epidemiologi penyakit diare. Bandung: Cv Nuansa Aulia
Widjaja, ( 2002). Mengatasi diare dan keracunan pada Balita. Jakarta: Salemba Medika
Widoyono, (2008).Penyakit tropis ( epidemiologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasan).
Jakarta : Salemba Medika
54
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM, D – IV BIDAN PENDIDIK FK USU
Nama : Dewi Harahap Nama Pembimbing : Dr. dr Juliandi Harahap, MA
NIP : 197007021998021001
NIM : 1415102
Judul KTI : Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap kejadian diare pada balita Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Tanggal Materi Anjuran / Saran Paraf Pembimbing
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Asslammualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera
Nama saya Dewi Harahap, sedang menjalani pendidikan di program D- IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU.Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Hidup Bersih Dan sehat ( PHBS) Terhadap Kejadian Diare Pada Balita”
Diare adalah penyakit yang muncul secara sporadiasi, musiman, yang kadang – kadang menyebabkan dihidrasi berat dan kematian pada balita. Rotavirus adalah penyebab utama kejadian diare nosokomial pada balita yang terdapat adanya infeksi (Ronal, 2010, hlm 80)
Pada dasarnya pengertian diare adalah ganguan transportasi larutan usus adanya perpindahan air melalui membrane usus berlangsung secara pasif.( Depkes, 2010)
Diare pada balita dapat menyebabkan kehilangan air, dan juga demam diatas 38,5 dengan tinja berdarah, mulutnya kering dan sering menagis tanpa air mata. Terlihat sering mengantuk dan mata cekung. Inilah yang mengakibatkan kematian pada balita (Nanny,2011hlm. 20)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), berhubungan dengan kejadian diare pada balita
Kami akan melakukan wawancara tersruktur kepada Ibu / Sdra / Sdri tentang :
a. Data demogarfi seperti orang tua, nama, usia, pekerjaan, pendidikan
b. Serta memberikan penyuluhan atau informasi tentang cara menghindari diare, pengobatanya diare, dan tanda dan gejala dari diare yang terjadi pada balita, Agar ibu yang memiliki balita paham cara penaganan pertama bila balita terkena diare
Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan guna untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu /Sdra.Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Dewi Harahap
Alamat : Jln Kedongdong
56
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSET)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp /HP :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “ Hubungan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS)”. Maka dengan ini saya sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2015